Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

“APLIKASI BIOTEKNOLOGI DI BIDANG


KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

IRMAWATI (F201801146)
TRIINCE KURNIATI (F201801137)
ASWAR ZAINAL (F201801155)
SIRMA (F201801129)
ICHA YASTRI (F201801120)
HIKMAWATI (F201801112)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa
kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat,
serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan yang
kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya
makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan
serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah ini menjadi lebih baik lagi
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan,
baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan.
Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami
membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun
untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Kendari, 20 Oktober 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
I.1 Latar Belakang....................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
I.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
II.1 Pengertian Bioteknologi....................................................................................3
II.2 Bioteknologi Di Bidang Kesehatan...................................................................4
BAB III.......................................................................................................................13
PENUTUP..................................................................................................................13
III.1 Kesimpulan....................................................................................................13
III.2 Saran..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat memberi
pengaruh kepada pola kehidupan manusia. Bagaimanapun tidak dapat dipungkiri
bahwasanya sebagian besar aspek kehidupan manusia telah memanfaatkan
teknologi. Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, jamur, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Pada akhir tahun 1970-an, bioteknologi mulai dikenal sebagai salah satu
revolusi teknologi yang sangat menjanjikan. Pentingnya bioteknologi secara strategis
dan potensinya untuk kontribusi dalam bidang pertanian, pangan, kesehatan, sumber
daya alam dan lingkungan mulai menjadi kenyataan yang semakin berkembang.
Secara tidak langsung bioteknologi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia juga. Akan tetapi, perlu kita sadari bahwa perkembangan bioteknologi
yang bervariasi ini belum dapat menjamin peningkatan kesejahteraan hidup manusia.
Karena masih banyak masyarakat yang tingkat perekonomiannya rendah sehingga
penggunaan bioteknologi belum dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.
Namun demikian, banyaknya penggunaan hasil-hasil bioteknologi belum diimbangi
dengan pengetahuan masyarakat
Bioteknologi telah berkembang di Indonesia sejak lama namun cenderung
lambat dikarenakan oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah minimnya dana
penelitian dalam bidang bioteknologi. Penelitian bioteknologi dibutuhkan untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas produk serta pengetahuan tentang bioteknologi.
Faktor lain yaitu rendahnya sumber daya manusia, fasilitas dan kebijakan pemerintah
yang terkesan memperpanjang proses pemasaran produk rekayasa genetika.
Bioteknologi memiliki peranan positif bagi dunia pertanian, kesehatan serta

1
lingkungan. Dalam dunia pertanian, bioteknologi membantu untuk mengurangi krisis
pangan, memperbaiki kualitas pangan dan meningkatkan jumlah produksi hasil
pertanian. Di bidang kesehatan, bioteknologi dapat mendiagnosis suatu penyakit
genetis maupun non genetis serta mengobati penyakit tertentu. Dalam bidang
lingkungan, bioteknologi dapat meningkatkan kualitas lingkungan yang telah
tercemar seperti remediasi, bioleaching, mengurangi sampah plastik dengan
memproduksi bioplastik serta memproduksi pupuk hayati yang ramah lingkungan
I.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian dari bioteknologi.?

2. Bagaimana peran dari bioteknologi di bidang kesehatan.?


I.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari bioteknologi

2. Untuk mengetahui peran dari bioteknologi di bidang kesehatan

2
BAB II

PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Bioteknologi

Bioteknologi adalah metode atau proses yang melibatkan makhluk hidup atau
organisme hidup untuk menghasilkan produk baru sehingga dapat bermanfaat bagi
kesejahteraan manusia. Atau dapat dikatakan juga, bioteknologi merupakan suatu
cabang ilmu yang mempelajari cara memanfaatkan organisme hidup dalam
melakukan proses produksi untuk menghasilkan barang maupun jasa yang bermanfaat
bagi manusia.

Bioteknologi berasal dari dua kata yaitu Bio dan Teknologi. Kata Bio berarti
kehidupan sedangkan kata Teknologi memiliki makna sebagai suatu metode ilmiah
yang digunakan untuk mencapai tujuan secara praktis. Pada zaman kini, Bioteknologi
tidak hanya didukung oleh keilmuan biologi saja, tetapi juga dari berbagai macam

3
ilmu terapan, seperti biokimia, biologi molekuler, genetika, mikrobiologi, komputer
dan lain-lain. Sehingga bioteknologi Dapat di definisikan sebagai ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai macam cabang ilmu dalam memproses barang atau jasa
yang bisa bermanfaat bagi manusia dengan menggunakan bantuan makhluk hidup.
Adapun ciri-ciri utama dari bioteknologi adalah adanya 1) jasad biologi/renik seperti
mikroorganisme, tumbuhan maupun hewan, dan 2) teknologi yang dapat
diaplikasikan secara industri, baik dengan menggunakan proses ekstraksi maupun
pemurnian. School of Biotechnology, Dublin College University (2017),
mendefinisikan bioteknologi sebagai teknik manipulasi sistem biologis yang
terkontrol dan disengaja (baik pada sel hidup maupun komponen sel) untuk
pengolahan bahan yang prosesnya berlangsung secara efisien agar dapat diperoleh
produk yang bermanfaat.

II.2 Bioteknologi Di Bidang Kesehatan

Perkembangan kemajuan teknologi biologi sel dalam menunjang perkembangan


dunia kedokteran diawali dengan penemuan kromosom dan sampai saat ini
bioteknologi di bidang kedokteran masih berkembang (Tabel 1). Perkembangan
bioteknologi kedokteran di masa depan akan semakin meningkat sejalan dengan
adanya penemuanpenemuan baru di dunia kedokteran.

4
a. Pemanfaatan Bioteknologi Di Bidang Kesehatan
Sejalan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bioteknologi di bidang
kedokteran juga semakin maju dengan penggunaan biomolekuler untuk
kebutuhan manusia. Bioteknologi modern dalam bidang kedokteran berperan
penting dalam diagnosis, pengobatan, dan rekayasa genetik (Khan, 2014).
1. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika adalah prosedur dasar dalam menghasilkan suatu produk
bioteknologi. Secara umum, rekayasa genetika melakukan modifikasi pada
mahluk hidup melalui transfer gen dari suatu organisme ke organisme lain.
Prosedur rekayasa genetika secara umum meliputi : Isolasi gen,
Memodifikasi gen sehingga fungsi biologisnya lebih baik, Mentrasfer gen
tersebut ke organisme baru dan Membentuk produk organisme transgenic
(Khan, 2014).
2. Pembuatan hormon insulin
Hormon insulin dikeluarkan kelenjar pankreas dan berfungsi mengatur kadar
glukosa darah. Penderita diabetes mellitus tidak mampu memproduksi
insulin. Produk hormon insulin manusia dapat dihasilkan dari teknik

5
rekayasa genetika dengan teknologi Plasmid. Insulin adalah hormon yang
berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Produksi insulin dapat
dilakukan dengan mentransplantasikan gen-gen pengendali hormon tersebut
ke plasmid bakteri. Keberhasilan memindahkan gen insulin manusia ke
dalam bakteri sudah dapat diperoleh, yaitu melalui bakteribakteri yang
tumbuh dengan metode fermentasi (Khan, 2014)
3. Kloning
Kloning adalah proses untuk menghasilkan populasi individu yang identik
secara genetik, yang terjadi di dalam alam ketika organisme seperti bakteri,
insekta, atau tumbuhan bereproduksi secara aseksual. Secara lebih rinci
Bioteknologi menjelaskan kloning sebagai proses untuk menghasilkan
salinan fragmen DNA (kloning molekular), sel (kloning sel), atau organisme
(kloning organisme).
- Sejarah kloning
Pada tahun 1800 Hans Dreisch memelopori melakukan kloning pada sea
urchins dengan dasar pemikiran hewan laut ini mempunyai sel embrio
yang besar dan dapat berkembang tanpa ketergantungan pada induknya.
Dreich melakukan kloning dengan memisahkan sel embrio bersel dua. 3
Selang 20 tahun kemudian yaitu tahun 1902 Hans Spemman berhasil
melakukan pemisahan sel embrio bersel dua dari salamander, yang
selanjutnya berkembang diluar tubuh induk. Perkembangan yang pesat
terjadi pada 1951 oleh tim peneliti di Philadelphia yang melakukan
kloning embrio katak. Inti sel embrio katak dikeluarkan untuk
menggantikan inti sel telur yang belum dibuahi. Percobaan ini merupakan
awal metode nuclear transplant. 1,3 Penerobosan yang bermakna terjadi
pada tahun 1986 dengan dilakukannya koning mamalia oleh dua tim
peneliti di Inggris (kloning biri-biri) dan di Amerika (kloning sapi).
Walaupun demikian, tidak satupun tim yang berpendapat bahwa kloning
mamalia dapat dilakukan dengan menggunakan sel somatik dewasa yang

6
telah berdiferensiasi. Tahun 1996 tim peneliti Wilmut et al dari Roslin
Institute di Scotlandia berhasil melakukan kloning biri-biri dengan
menggunakan sel nonembrionik yaitu sel kelenjar mamma biri-biri
dewasa, yang dikenal dengan ”Dolly the sheep”. Dengan berhasilnya
proses kloning tersebut, maka penelitipeneliti lainnya berlomba-lomba
melakukan kloning dengan menggunakan berbagai spesies hewan.
- Metode Melakukan Kloning
Secara umum dikenal beberapa cara untuk melakukan kloning :
a. Artificial embryo twinning
Cara ini relatif lowtech, yang mencontohi proses alamiah terjadinya
kembar identik. Pada embrio yang masih dini dilakukan separasi
secara manual sehingga menghasilkan sel-sel individu, yang
selanjutnya akan membelah dan berkembang. Embrio ini
diimplantasikan pada inang subtitusi sampai cukup bulan dan
kemudian dilahirkan. Oleh karena embrio-embrio klon ini berasal dari
zigot yang sama maka mereka secara genetik identik.
b. Somatic cell nuclear transfer (SCNT) Cara ini agak berbeda dengan
artificia embryo twinning tetapi memberi hasil yang relatif sama yaitu
salinan genetik yang sama. Sel somatik yang dipakai adalah selsel di
dalam tubuh selain sel sperma dan sel telur. Pada mamalia setiap sel
somatik mempunyai dua set kromosom yang lengkap. Inti sel somatik
ditransfer ke sel telur yang telah dilakukan enukleasi. Sel telur dengan
inti baru ini akan berlaku sebagai zigot, yang kemudian
diimplantasikan ke inang subtitusi. SCNT bertujuan utama untuk
menghasilkan embrio yang akan digunakan pada riset, terutama riset
sel punca. Selsel ini kemudian dipanen untuk digunakan pada riset
bioteknologi dengan harapan dapat diaplikasikan bagi berbagai aspek
yang menunjang kesejahteraan manusia, termasuk aspek kesehatan
dan pengobatan.

7
- Jenis Kloning
Dewasa ini terdapat beberapa jenis kloning yang telah diteliti:
a. Kloning molekul (Molecular cloning) Di dalam alam DNA tersusun
sangat panjang dimana satu molekul tunggal menyandang banyak
gen. Untuk organisme multisel gen menempati hanya sebagian kecil
dari DNA kromosom; sisanya merupakan sekuens nukleotid yang
berulang dan noncoding. Sebagai contoh, gen manusia menyusun
1/100.000 molekul DNA dimana ia terdapat. Kloning DNA bertujuan
menghasilkan sejumlah besar DNA yang identik, termasuk gen,
promotor, sekuens noncoding, dan fragmen DNA, untuk penelitian
lanjut atau menggunakan DNA pada organisme yang intak untuk
menghasilkan protein yang bermanfaat baik bagi penelitian maupun
aplikasi bagi kesehatan manusia. Kloning dilakukan dengan
menggunakan bakteri dan plasmid. Plasmid merupakan molekul DNA
sirkular berukuran kecil, tetapi mempunyai ukuran sama atau bahkan
lebih besar dari ukuran bahan genetik utamanya (kromosom bakteri),
dan bereplikasi di dalam sel bakteri.12,13 Dalam hal melakukan
kloning gen atau potongan DNA, plasmid asal (cloning vector)
diisolasi dari sel bakteri. Gen sel tertentu disisipkan kedalam plasmid,
sehingga terbentuk plasmid dengan DNA rekombinan. Plasmid yang
baru dimasukkan ke dalam sel bakteri, dan terbentuk bakteri
rekombinan yang akan membentuk sel klon. Gen yang disisipkan
akan terikut pada bakteri yang bermitosis. Klon bakteri ini akan
menghasilkan protein yang sesuai dengan gen yang disisipkan.
Produk protein yang dihasilkan dapat digunakan untuk penelitian
lanjut atau diaplikasikan bagi kesehatan manusia ataupun bidang
lainnya. Sebagai contoh perusahaan farmasi menghasilkan berbagai
jenis hormon dengan menggunakan bakteri yang menyandang gen

8
manusia. Gen yang resisten terhadap hama dari satu spesies dapat
diklon dan disisipkan ke spesies yang lain
Secara umum kloning fragmen DNA mencakup lima langkah strategi
kloning :
- Isolasi
Isolasi dan pemurnian DNA sel sampel Fragmentasi Fragmentasi
dengan menggunakan enzim restriksi yang memisahkan untaian DNA
- Ligasi
Ligasi untuk melekatkan potonganpotongan DNA dalam sekuens yang
diinginkan. Fragmen DNA dicampurkan dengan plasmid yang telah
dipotong dengan enzim restriksi yang sama. DNA ligase ditambahkan
untuk mengikatkan fragmen DNA ke plasmid.
- Transfeksi
Transfeksi untuk menyisipkan potongan baru DNA ke dalam sel.
- Seleksi
Skrining/seleksi: seleksi sel-sel yang berhasil ditransfeksi dengan
DNA baru.
- Kloning Sel
Kloning sel bertujuan menghasilkan suatu populasi sel dari satu sel
tunggal. Pada organisme unisel seperti bakteri dan jamur, proses ini
relatif mudah dan hanya memerlukan inokulasi pada media yang
sesuai. Pada kultur sel dari organisme multisel, aik sel dewasa maupun
sel punca, kloning sel merupakan hal yang cukup rumit karena sel-sel
ini tidak dapat tumbuh pada media standar. Tehnik yang diperkenalkan
adalah dengan menggunakan cincin kloning. Suspensi sel tunggal yang
telah dipapar dengan agen mutagenik atau obat tertentu ditempatkan
pada pengenceran tinggi untuk menghasilkan koloni-koloni yang
terisolasi. Setiap koloni tumbuh dari satu sel tunggal. Sel-sel klon

9
dikumpulkan dari dalam cincin dan dipindahkan untuk pertumbuhan
lanjut.
4. Pembuatan antibiotik
Produk bioteknologi sudah banyak digunakan di bidang kedokteran yaitu
pembuatan antibiotik. Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh
berbagai mikroorganisme, misalnya dari bakteri tertentu, fungi, atau
aktinomisetes yang dalam kadar rendah mampu menghambat pertumbuhan
bakteri atau berbagai mikroorganisme yang lain (misalnya penisilin,
streptomisin, eritromisin, dan tetrasiklin).(Ratnakomala et al., 2016).
Macam-macam antibiotika yang dihasilkan oleh mikroorganisme adalah
(Vijayakumar et al., 2015) :

5. Pembuatan vaksin
Untuk pencegahan jenis penyakit tertentu sesuai dengan jenis vaksinnya
seperti; polio, cacar, hepatitis-B, TBC dan sebagaiunya. Vaksin pada
dasarnya adalah persiapan biologis untuk meningkatkan sistem pertahanan
kekebalan tubuh manusia untuk melawan penyakit. Vaksin biasanya
mengandung agen yang berisi bakteri yang dilemahkan. Setelah disuntikkan
ke dalam tubuh manusia, vaksin dapat merangsang sistem kekebalan tubuh
untuk mengenali agen mikroorganisme penyebab penyakit infeksi sebagai
benda asing, dan mengenalinya, sehingga sistem kekebalan tubuh dapat

10
menghancurkan atau membunuh mikroorganisme ini yang menyebabkan
infeksi (Khan, 2014).
6. Teknologi plasmid
Teknologi plasmid memanfaatkan plasmid bakteri sebagai vector dalam
manipulasi DNA atau manipulasi gen makhluk hidup target. Salah satu
contoh teknologi plasmid yang paling terkenal adalah pembuatan hormon
insulin buatan dengan menggunakan bakteri Escherichia coli (Khan, 2014).
7. DNA rekombinasi
Teknologi DNA Rekombinasi dapat menstimulasi pembuatan suatu protein
khusus dalam skala besar dari selubung protein virus, bakteri, dan mikroba
lain. Protein ini akan memicu terbentuknya respon kekebalan untuk melawan
penyakit (Khan, 2014).
8. Fusi sel atau hibridoma
Hibridoma adalah suatu metode untuk menggabungkan dua macam sel
eukariot dengan tujuan mendapatkan sel hibrid yang memiliki kemampuan
kedua sel induknya. Sel ini berfungsi untuk mengatasi penyakit kanker
(Khan, 2014).
9. Antibodi monoklomal
Antibodi merupakan protein yang dihasilkan sel limfosit B atau sel T untuk
melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Tubuh mempunyai
kemampuan alamiah untuk menghasilkan antibodi. Langkah-langkah
pembuatan antibodi monoclonal adalah : 1) imunisasi, 2) isolasi sel imun, 3)
isolasi sel tumor, 4) screening sel hybridoma, 5) perbanyakan klon (Khan,
2014).

10. Sel punca (stem cell)


Sel punca atau stem cell merupakan suatu sel yang mampu memperbarui
diri (self renewal), belum berdiferensiasi tetapi mampu berdiferensiasi
menjadi sel lain. misalnya sel otot jantung, sel lemak, sel turang rawan

11
(kondrosit), atau sel saraf (neuron). Sifat-sifat yang dimiliki sel punca
tersebut menyebabkan sel punca dapat digunakan sebagai sumber
transplantasi pada terapi berbasis sel untuk pengobatan penyakit-penyakit
tertentu, misalnya pada diabetes melitus, penyakit jantung, penyakit
autoimun, penyakit hati, dan penyakit lainnya (Halim, 2010).
Berdasarkan kemampuan berdiferensiasinya, sel punca dapat dibagi
menjadi 4 (Zakrzewski et al., 2019) yaitu :
- Sel punca totipoten
Sel punca totipoten merupakan sel punca yang mampu berdiferensiasi
menjadi semua jenis sel, baik menjadi sel embrionik ataupun sel ekstra
embrionik. Sel punca ini diproduksi dari gabungan sel telur dan sel
sperma. Contoh dari sel punca totipoten adalah telur yang telah
terfertilisasi menjadi zigot.
- Sel punca pluripoten
Sel punca pluripoten merupakan sel punca yang merupakan turunan dari
sel punca totipoten yang mampu berdiferensiasi menjadi hampir seluruh
jenis sel, yaitu menjadi 3 lapisan germinal yaitu ektoderm, mesoderm,
dan endoderm, tetapi tidak dapat menjadi jaringan ekstra embrionik
seperti plasenta dan tali pusat. Contoh dari sel punca pluripotent adalah
sel punca embrionik.
- Sel punca multipoten
Sel punca multipoten merupakan sel punca yang mampu berdiferensiasi
menjadi beberapa jenis sel yang terbatas dalam satu golongan sel saja.
Contoh sel punca multipoten adalah sel punca mesenkim (SPM) dan sel
punca hematopoietik.
- Sel punca unipoten
Sel punca unipoten merupakan sel punca yang hanya dapat
berdiferensiasi menjadi 1 jenis sel saja tetapi masih memiliki sifat dapat

12
memperbarui diri atau meregenerasi dirinya sendiri. Contoh sel punca
unipoten adalah sel punca otot. (Sobhani et al., 2017)

13
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

1. Bioteknologi adalah metode atau proses yang melibatkan makhluk hidup


atau organisme hidup untuk menghasilkan produk baru sehingga dapat
bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Atau dapat dikatakan juga,
bioteknologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari cara
memanfaatkan organisme hidup dalam melakukan proses produksi untuk
menghasilkan barang maupun jasa yang bermanfaat bagi manusia.
2. Perkembangan kemajuan teknologi biologi sel dalam menunjang
perkembangan dunia kedokteran diawali dengan penemuan kromosom dan
sampai saat ini bioteknologi di bidang kedokteran masih berkembang
(Tabel 1). Perkembangan bioteknologi kedokteran di masa depan akan
semakin meningkat sejalan dengan adanya penemuanpenemuan baru di
dunia kedokteran.

III.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan makala di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, B., Bray, D., Hopkin, K., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., &
Walter, P. (2014). Essential Cell Biology (M. Morales (ed.);
Fourth Edi). Garland Science.
Amin, M. (2010). IMPLEMENTASI HASIL-HASIL PENELITIAN BIDANG
BIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN. Seminar Nasional
Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010, 12–18.
Balogh, P., & Engelmann, P. (2011). Transdifferentiation and regenerative medicine.
In P. Balogh, E. Peter, & R. Bognar (Eds.), University of Pecs.
UniversityofPecs.
http://www.tankonyvtar.hu/en/tartalom/tamop425/0011_1A_Trans
zdifferenciation_en_book/ch0 1s06.html Cooper GM, &
Hausman, R. (2013). The Cell - A Molecular Approach. Sixth
Edition. Sinauer Associates, Inc.
Freitas, A. C., Rodrigues, D., Rocha-Santos, T. A. P., Gomes, A. M. P., & Duarte, A.
C. (2012). Marine biotechnology advances towards applications in
new functional foods. Biotechnology Advances, 30(6),1506–1515.
https://doi.org/10.1016/j.biotechadv.2012.03.006
Halim, D. (2010). Stem Cell – Dasar Teori & Aplikasi Klinis. Penerbit Erlangga.
Issoegianti, R., Rahman, A., & Rohmah, Z. (2012). Konsep Dasar
Sel. In Biologi Sel (pp. 1–50). Universitas Terbuka. Khan, F. A.
(2014). Biotechnology in Medical Sciences. CRC Press.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Mader, S. S., Baldwin, A., Roush, R., Songer, S., & Thompson, M. (2014). Biology
(M. Hackett (ed.); Tenth Edit). Mc Graw Hill. Ratnakomala, S.,
Apriliana, P., Fahrurrozi, Lisdiyanti, P., & Wien, K. (2016).
AKTIVITAS ANTIBAKTERI AKTINOMISETES LAUT DARI
PULAU ENGGANO. Berita Biologi, 15(3), 275–283.

15
Sobhani, A., Khaniarkhani, N., Baazm, M., Mohammadzadeh, F., Najafi, A.,
Mehdinejadiani, S., & Aval, F. (2017). Multipotent Stem Cell and
Current Application. Acta Medica Iranica, 55(1), 6– 23. Sutarno,
S. (2016). REKAYASA GENETIK DAN PERKEMBANGAN
BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PETERNAKAN. Proceeding
Biology Education Conference, 13(1), 23–27.
Vijayakumar, R., Vaijayanthi, G., Panneerselvam, A., & Thajuddin, N. (2015).
Actinobacteria: A predominant source of antimicrobial
compounds. In D. Dhanasekaran, N. Thajuddin, & A.
Panneerselvam (Eds.), Antimicrobials: Synthetic and Natural
Compounds (Issue February, pp. 117–141). CRC Press.
https://doi.org/10.1201/b19224 Zakrzewski, W., Dobrzyński, M.,
Szymonowicz, M., & Rybak, Z. (2019). Stem cells: past, present,
and future. Stem Cell Research & Therapy, 10(68), 1–22.
https://doi.org/10.1186/s13287-019- 1165-

16

Anda mungkin juga menyukai