Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN

KEUANGAN PUBLIK

DOSEN PEMBIMBING
Sari Ningsih, S.Sos., M.Si.
DISUSUN OLEH
Shopian Fuad
1836021040

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI ADMINISTRASI PUBLIK
RANGKUMAN KEUANGAN PUBLIK
Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiscal, moneter dan pengelolaan kekayaan
negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik yang berupa, maupun berupa barang.
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Sektor Publik  Untuk layanan masyarakat.
APBN  Merupakan keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui
oleh DPR.

Sumber pendapatan APBN : 1. Sumber dari pajak


2. Sumber dari Non pajak
3. Hibah

Sumber dari pajak : 1. PPh (Pajak Penghasilan)


2. PPn (Pajak Pertambahan nilai)
3. Pajak Penjualan atas Barang – Barang Mewah
(PPnBM)
4. PBB (Pajak Bumi Bangunan)
5. Pajak ekspor
6. Pajak Perdagangan Internasional
7. Bea Masuk & Cukai

Sumber bukan dari pajak (Non Pajak) : 1. Barang milik Negara


2. Barang milik Negara yang disewakan kepada pihak swasta
3. Laba BUMN
4. Barang sitaan
5. Retribusi (Jasa Umum)
6. Jasa Usaha dan perizinan

Hibah  Semua penerimaan pemerintah pusat dalam bentuk uang, barang dan jasa yang berasal
dari dalam negeri maupun luar negeri dan tidak harus mengembalikannya.

Lembaga Internasional yang pernah memberi bantuan antara lain: Bank Dunia (World Bank),
ADB (Asean Development Bank), dan IMF (International Monetary Fund).

Barang – Barang Milik Negara (PP No.71 Tahun 2010) :


1. Tanah.
2. Peralatan dan Mesin.
3. Gedung dan Bangunan.
4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan.
5. Aset tetap lainnya yang di pergunakan untuk kegiatan operasional pemerintah.

Payung Hukum APBN : UUD 45

Pengertian tentang Anggaran Negara :


1. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi (perkiraan) kinerja pemerintah yang
Hendak dicapai selama periode tertentu yang dalam ukuran finansial (rupiah).
2. Penyusunan anggaran negara adalah suatu proses penganggaran, yaitu metode untuk
mempersiapkan suatu anggaran.
3. Anggaran negara harus dikonfirmasikan kepada public (terbuka).
4. Anggaran negara merupakan instrumen pelaksanaan program yang dibiayai negara.
5. Anggaran negara merupakan artikulasi dari perumusan strategi dan perencanaan yang
telah dibuat.
6. Tahap penganggaran.

Tiga tujuan utama dalam penganggaran yaitu, Harus bisa menjaga :


1. Stabilitas fiscal makro (kestabilan harga).
2. Alokasi sumber daya.
3. Instrumen kebijakan ekonomi (menciptakan kestabilan dan pertumbuhan ekonomi).

Fungsi utama Anggaran Sektor Publik :


1. Alat perencanaan (planning tool).
2. Alat pengendalian (control tool).
3. Alat kebijakan fiskal.
4. Alat politik.
5. Alat koordinasi dan komunikasi.
6. Alat penilaian kinerja.
7. Alat motivasi (dorongan / pemberian semangat).
8. Alat menciptakan ruang publik.

Anggaran sebagai alat perencanaan (planning tool) yaitu anggaran sektor publik yang dibuat
untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, yaitu berupa biaya yang
dibutuhkan dan berapa hasil yang di peroleh dari belajar tersebut.

Anggaran sebagai alat pengendalian (control tool) yaitu sebagai alat pengendalian anggaran
memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan
dapat di pertanggung jawabkan kepada publik.

Anggaran publik dapat dinyatakan dengan 4 cara yaitu :


1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan.
2. Menghitung selisih anggaran (favourable, dan unfavourable variances).
3. Menemukan penyebab yang dapet dikendalikan (controlable) dan tidak dapat
dikendalikan (uncontrolable).
4. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.
Kebijakan Fiskal di Indonesia
Dalam suatu negara, kegiatan ekonomi selalu mengalami fluktasi (tidak stabil).
Inflasi : kenaikan harga barang – barang di masyarakat.
Perlunya peranan pemerintah untuk menjaga agar kegiatan ekonomi tetap stabil.

Dua kebijakan yang menjadi instrumen utama pemerintah dalam mempengaruhi jalannya
perekonomian, yaitu :
1. Kebijakan fiskal : kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi
suatu
negara melalui pengeluaran untuk pendapatan (berupa pajak).
2. Kebijakan moneter : kebijakan yang bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara
Mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar.
(dilakukan oleh BI)

Dua prioritas kebijakan fiskal :


1. Mengatasi defisit APBN dan masalah APBN lain.
Defisit APBN : terjadi apabila penerimaan pemerintah lebih kecil dari pengeluaran.
2. Mengatasi stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi dan
tingkat inflasi.

Kesimpulan :
Kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan makro ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah
dengan menggunakan pendapatan dan pengeluaran dengan menggunakan pendapatan dan
pengeluaran negara dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi negara.

Tujuan kebijakan fiskal :


1. Untuk meningkatkan laju investasi.
2. Untuk meningkatkan kesempatan kerja.
3. Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi (ditengah ketidakstabilan internasional).
Harus ditetapkan pajak eksim (ekspor impor)
- Pajak ekspor dapat menyedot dana yang timbul dan kenaikan pasar.
- Pajak impor yang tinngi yaitu dari barang konsumsi dan barang mewah.
4. Untuk mengendalikan inflasi.
Harus di tetapkan pajak langsung, karena pajak langsung cenderung menyedot sebagian
besar tambahan uang yang tercipta dalam proses inflasi.
5. Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional.

Bentuk – bentuk kebijakan fiskal :


1. Kebijakan fiskal menurut sifatnya.
2. Kebijakan fiskal dari segi teori.

3. Kebijakan fiskal dari perbandingan jumlah penerimaan dengan pengeluaran.


4. Kebijakan fiskal dari situasi dan kondisi perekonomian negara.

Kebijakan fiskal menurut sifatnya :


1. Kebijakan fiskal yang disengaja (discretionary), yaitu kebijakan yang diambil pemerintah
dalam menanggapi perubahan dalam perekonomian.
2. Kebijakan fiskal pasif (automatic stabilazers), yaitu kebijakan yang menekankan pada
kebijakan secara otomatis, tanpa campur tangan pemerintah secara langsung.

Kebijakan dari segi teori :


1. Kebijakan pembiayaan fungsional (function finance), pengeluaran pemerintah ditetapkan
dengan memperhatikan akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional.
2. Kebijakan anggaran terkendali (the managet budget approach), konsep ini berdasarkan
pada pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, dan pijaman.
Tujuannya untuk mencapai kestabilan ekonomi dengan penyesuaian dalam anggaran.

Kebijakan fiskal dari perbandingan jumlah penerimaan dengan pengeluaran (kebijakan anggaran
berimbang) :
1. Kebijakan yang menghendaki terjadinya keseimbangan antara pendapatan negara dan
pengeluaran.
2. Mengantisipasi terjadinya inflasi dengan penghematan energy dan BBM,
mengoptimalkan sumber daya yang ada dan program gerakan cinta terhadap produk
dalam negeri.
3. Kebijakan anggaran suplus.
4. Kebijakan anggaran dinamis.

Kebijakan fiskal dari situasi dan kondisi perekonomian negara :


1. Kebijakan fiskal ekspansif : yaitu dengan menaikkan belanja negara dan menurunkan
tingkat pajak.
2. Kebijakan fiskal kontraktif : yaitu dengan menurunkan belanja negara dan menaikkan
tingkat pajak. (mengatasi insflasi)

BUMN (Badan Usaha Milik Negara)


Dalam UU NO 19 Tahun 2003 tentang BUMN, semua BUMN yang berbentuk perjan berubah
menjadi bentuk perum dan perseroan.
Contoh :
 Perusahaan jawatan Kereta Api Indonesia (PJKA) berubah menjadi PT KAI.
(dibawah Departemen Perhubungan)
 Perjan Pegadaian berubah menjadi perum pegadaian. (dibawah Departemen Keuangan)
Ciri – ciri Perjan (Perusahaan Jawatan) :
1. Mempunyai tujuan untuk kepentingan masyarakat.
2. Keuntungan dan kerugian menjadi tanggung jawab pemerintah.
3. Permodalan dan pembiayaan perusahaan termasuk dalam APBN yang menjadi hak dari
departemen yang bersangkutan.
4. Berada di bawah departemen, dirjen atau pemerintah daerah yang terkait.
5. Dipimpin oleh “kepala” yang merupakan bagian dari suatu departemen.
6. Perjan memperoleh fasilitas dari negara.
7. Karyawan perjan berstatus pegawai negeri.

Ciri – ciri Perusahaan Umum (Perum) :


1. Pendirian perum diusulkan oleh menteri kepada presiden.
2. Karyawan berstatus pegawai perusahaan negara.
3. Statusnya adalah suatu badan hukum berbentuk perusahaan negara.
4. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dan masuk kekayaan negara yang dipisahkan dari
APBN.
5. Kepengurusan terdiri dari menteri, direksi dan dewan pengawas.

Dewan Pengawas  Organ perum yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan
nasehat
kepada direksi dalam perjalanan kegiatan pengurusan perum.

Contoh Perum :
1. Perum Pegadaian
2. Perum Damri
3. Perum Jasatirta
4. Perum Peruri
5. Perum Perumnas
6. Perum Balai Pustaka, dll

Perseroan  Perusahaan negara yang modalnya berbentuk saham, dan sebagian modalnya milik
negara.

Contoh :
1. PT PLN
2. PT Pos Indonesia
3. PT Kereta Api Indonesia
4. PT Telkom, dll

Ciri – ciri Perseroan :


1. Berusaha mendapatkan profit.
2. Karyawan berstatus sebagai pegawai swasta.
3. Status hukumnya sebagai hukum perdata, berbentuk perseroan terbatas.
4. Perseroan tidak mendapat fasilitas negara.
5. Dipimpin oleh dewan direksi peranan pemerintah adalah sebagai pemegang sebagian
besar dari seluruh saham.

Menteri  Bertindak selaku pimpinan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan memegang
kekuasaan tertinggi dan segala wewenang dalam perseroan.
Direksi  Diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan RUPS (menteri). Masa jabatan direksi dan
anggota direksi tetapkan 5 tahun dan bisa diangkat satu kali lagi masa jabatan.
Komisaris  Sama kaya direksi.
Tugas Komisaris  Mengawasi dan memberikan nasehat kepada direksi dalam menjalankan
kepengurusan persero (kinerjanya).

Anda mungkin juga menyukai