Anda di halaman 1dari 7

Komunitas DUDUNG.

NET
RUMAHKU SURGAKU => Jodoh & Pernikahan => Topic started by: faritz on June 29, 2007,
05:04:51 pm
Title: Persiapan Penikahan (urusan ke KUA)
Post by: faritz on June 29, 2007, 05:04:51 pm
Pemberitahuan Kehendak Nikah

PPN, Pembantu PPN ataupun BP4 dalam memberikan penasihatan dan bimbingan hendaknya
mendorong kepada masyarakat dalam merencanakan perkawinan agar melakukan persiapan
pendahuluan sebagai berikut.
1. Masing-masing calon mempelai saling mengadakan penelitian tentang apakah mereka saling
cinta/setuju dan apakah kedua orang tua mereka menyetujui/merestui nya. Ini erat hubungannya
dengan surat-surat persetujuan kedua calon mempelai dan surat izin orang tua, surat - surat
tersebut tidak hanya formalitas saja.
2. Masing-masing berusaha meneliti apakah ada halangan perkawinan, baik menurut hukum
munakahat maupun menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini untuk
mencegah terjadinya penolakan atau pembatalan perkawinan.
3. Calon mempelai supaya mempelajari ilmu pengetahuan tentang rumah tangga, hak dan
kewajiban suami istri dan lain-lain sebagainya.
4. Dalam rangka meningkatkan kualitas keturunan yang akan dilahirkan, calon mempelai
supaya memeriksakan kesehatannya dan kepada calon mempelai wanita diberikan suntikan
imunisasi tetanus toxoid.
Setelah persiapan pendahuluan dilakukan secara matang maka orang yang hendak menikah
memberitahukan kehendaknya kepada PPN/Pembantu PPN yang mewilayahi tempat akan
dilangsungkannya akad nikah, sekurang-kurangnya sepuluh hari-kerja sebelum akad nikah
dilangsungkan.

Pemberitahuan kehendak nikah dapat dilakukan oleh calon mempelai atau orang tua atau
wakilnya dengan membawa suratsurat yang diperlukan :

a. Surat persetujuan calon mempelai,

b. Akta kelahiran atau surat kenal lahir atau surat keterangan asal usul. (akta kelahiran atau surat
kenal lahir hanya untuk diperlihatkan dan dicocokkan dengan surat-surat lainnya. Untuk
keperluan administrasi, yang bersangkutan menyerahkan salinan/fotokopinya).

c. Surat keterangan tentang orang tua..

d. Surat keterangan untuk nikah (Model N1).

e. Surat izin kawin bagi calon mempelai anggota ABRI.

f. Akta Cerai Talak / Cerai Gugat atau Kutipan Buku Pendaftaran Talak/Cerai jika calon
mempelai seorang janda/duda.
g. Surat keterangan kematian suami/istri yang dibuat oleh kepala desa yang mewilayahi tempat
tinggal atau tempat matinya suami/ istri menurut contoh model N6, jika calon mempelai seorang
janda/duda karena kematian suami/istri .

h. Surat Izin dan dispensasi, bagi calon mempelai yang belum mencapai umur menurut ketentuan
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 pasal 6 ayat (2) s/d 6 dan pasal 7 ayat (2).

i. Surat dispensasi Camat bagi pernikahan yang akan dilangsungkan kurang dari 10 hari kerja
sejak pengumuman.

k. Surat keterangan tidak mampu dari kepala desanya bagi mereka yang tidak mampu.

Pembantu PPN (di Jawa) yang mewilayahi tempat tinggal calon istri mencatat dengan teliti
kehendak nikah dalam buku Pembantu PPN menurut contoh model N 10, dan selanjutnya dengan
diantar Pembantu PPN tersebut yang bersangkutan memberitahukan kehendaknya kepada PPN
dengan membawa surat yang diperlukan.
PPN/Pembantu PPN (di luar Jawa dan Madura) yang menerima pemberitahuan kehendak nikah
meneliti dan memeriksa calon suami, calon istri dan wali nikah tentang ada atau tidak adanya
halangan pernikahan, baik dari segi hukum munahakat maupun dari segi peraturan perundang-
undangan tentang perkawinan

Title: Re: Persiapan Penikahan (urusan ke KUA)


Post by: faritz on June 29, 2007, 05:09:35 pm
Pemeriksaan Nikah

Pemeriksaan terhadap calon suami, calon istri dan wali nikah sebaiknya dilakukan secara
bersama-sama tetapi tidak ada halangannya jika pemeriksaan itu dilakukan sendiri-sendiri.
Bahkan dalam keadaan yang meragukan, perlu dilakukan pemeriksaan sendiri sendiri.
Pemeriksaan dianggap selesai apabila ketiga-tiganya selesai diperiksa secara benar.

Apabila pemeriksaan calon suami istri dan wali itu terpaksa dilakukan pada hari-hari yang
berlainan, maka kecuali pemeriksaan pada hari pertama, di bawah kolom tanda tangan yang
diperiksa ditulis tanggal dan hari pemeriksaan.
a. Nikah diawasi oleh PPN
1) Pemeriksaan ditulis dalam Daftar pemeriksaan Nikah (Model NB ).
2) Masing-masing calon suami, calon istri dan wali nikah mengisi ruang II, III dan IV dalam
daftar pemeriksaan nikah dan ruang lainnya diisi oleh PPN.
3) Dibaca dan di mana perlu diterjemahkan ke dalam bahasa yang dimengerti oleh yang
bersangkutan.
4) Setelah dibaca kemudian ditandatangani oleh yang diperiksa. Kalau tidak bisa
membubuhkan tanda tangan dapat diganti dengan cap ibu jari tangan kiri.
5) Untuk tertibnya administrasi dan memudahkan ingatan, PPN membuat buku yang diberi
nama "Catatan Pemeriksaan Nikah" (kolomnya ngga bisa dimuat nih)
6) Pada ujung model NB sebelah kiri atas diberi nomor yang sama dengan nomor urut buku di
atas dan kode desa serta tahun. Contoh 16/7/1991 angka 16 adalah angka urut pemeriksaan
dalam tahun itu, angka 7 adalah kode desa tempat dilangsungkan pernikahan dan 1991 adalah
tahun pelaksanaan pemeriksaan.
7) PPN mengumumkan Kehendak nikah.
b. Nikah diawasi oleh Pembantu PPN (di luar Jawa dan Madura)
1) Pemeriksaan ditulis dalam Daftar Pemeriksaan Nikah (model NB) rangkap dua.
2) Masing-masing calon suami, calon istri dan wali nikah mengisi ruang II, III dan IV dalam
Daftar Pemeriksaan Nikah dan ruang lainnya diisi oleh Pembantu PPN.
3) Dibaca dan di mana perlu diterjemahkan ke dalam bahasa yang dimengerti oleh yang
bersangkutan.
4) Setelah dibaca kemudian kedua lembar model NB di atas ditandatangani oleh yang diperiksa
dan Pembantu PPN yang memeriksa. Kalau tidak bisa membubuhkan tanda tangan dapat diganti
dengan cap ibu jari tangan kiri.
5) Untuk tertibnya administrasi dan memudahkan ingatan, Pembantu PPN mencatat dalam
buku yang diberi kolom.
6). Pada ujung Model NB sebelah kiri atas diberi nomor yang sama dengan nomor urut buku
di atas.
7). Pembantu PPN mengumumkan kehendak nikah.
8). Surat-surat yang diperlukan dikumpulkan menjadi satu dengan model NB dan disimpan
dalam sebuah map.
9). Setelah lewat masa pengumuman dan akad nikah telah dilangsungkan, maka nikah itu dicatat
dalam halaman 4 model NB. Kemudian dibaca di hadapan suami, istri, wali nikah dan saksi-
saksi, selanjutnya ditanda tangani. Tanda tangan itu dibubuhkan pada kedua lembar model, NB
di atas.
10). Selambat-lambatnya 15 hari setelah hari akad nikah satu lembar model NB yang dilampiri
surat-surat yang diperlukan dikirimkan kepada PPN yang bersangkutan beserta biayanya.
11). PPN yang menerima model NB dari Pembantu PPN memeriksa dengan teliti, kemudian
mencatat dalam Akta Nikah dan menandatangani.
Kemudian PPN membuat Kutipan Akta Nikah selanjutnya diberikan kepada Pembantu PPN
untuk disampaikan kepada suami dan istri.

untuk kolomnya bisa dilihat di : http://www.depag.go.id/index.php?menu=page&pageid=470

Title: Re: Persiapan Penikahan (urusan ke KUA)


Post by: faritz on June 29, 2007, 05:10:12 pm
Pengumuman Kehendak Nikah

PPN/Pembantu PPN mengumumkan kehendak nikah (dengan model NC) pada papan
pengumuman setelah persyaratan dipenuhi.

Pengumuman dilakukan
a. Oleh PPN di KUA Kecamatan tempat pernikahan akan dilangsungkan dan di KUA
Kecamatan tempat tinggal masing-masing calon mempelai.
b. Oleh Pembantu PPN di luar Jawa di tempat-tempat yang mudah diketahui umum.
PPN/Pembantu PPN tidak boleh melaksanakan akad nikah sebelum lampau sepuluh hari kerja
sejak pengumuman. Kecuali seperti yang diatur dalam pasal 3 ayat (3) PP No. 9 tahun 1975
yaituapabila terdapat alasan yang sangat penting, misalnya salah seorang akan segera bertugas ke
luar negeri, maka dimungkinkan yang bersangkutan memohon dispensasi kepada Camat
selanjutnya Camat atas nama Bupati memberikan dispensasi.
Dalam kesempatan waktu sepuluh hari ini calon suami istri seyogianya mendapat nasihat
perkawinan dari BP4 setempat.

Title: Re: Persiapan Penikahan (urusan ke KUA)


Post by: faritz on June 29, 2007, 05:10:33 pm
Akad Nikah dan Pecatatannya

Akad nikah dilangsungkan di bawah pengawasan/di hadapan PPN. Setelah akad nikah
dilangsungkan, nikah itu dicatat dalam Akta Nikah rangkap dua (model N).
b. Kalau nikah dilangsungkan di luar Balai Nikah, nikah itu dicatat pada halaman 4 model NB
dan ditandatangani oleh suami, istri, wali nikah dan saksi-saksi serta PPN yang mengawasinya.
Kemudian segera dicatat dalam Akta Nikah (model N), dan ditandatangani hanya oleh PPN atau
wakil PPN.
c. Akta Nikah dibaca, kalau perlu diterjemahkan ke dalam bahasa yang dimengerti oleh yang
bersangkutan dan saksi-saksi kemudian ditandatangani oleh suami, istri, wali nikah, saksi-saksi
dan PPN atau wakil PPN.
d. PPN membuatkan Kutipan Akta Nikah (model NA) rangkap dua, dengan kode dan nomor
yang sama. Nomor tersebut ( .../ .../ .../ ... ) menunjukkan nomor urut dalam tahun, nomor unit
dalam bulan, angka romawi bulan dan angka tahun.
e. Kutipan Akta Nikah diberikan kepada suami dan istri.
f. Nomor di tengah pada model NB (Daftar Pemeriksaan Nikah) diberi nomor yang sama
dengan nomor Akta Nikah.
g. Akta Nikah dan Kutipan Akta Nikah harus ditandatangani oleh PPN. Dalam hal Wakil PPN
yang melakukan pemeriksaan dan menghadiri akad nikah di luar Balai Nikah, Wakil PPN hanya
menandatangani daftar pemeriksaan nikah dan pada kolom 5 dan 6 dan menandatangani Akta
Nikah pada kolom 6.
h. PPN berkewajiban mengirimkan Akta Nikah kepada Pengadilan Agama yang
mewilayahinya, apabila folio terakhir pada buku Akta Nikah telah selesai dikerjakan.
i. Jika mempelai seorang janda/duda karena cerai talak atau cerai gugat, PPN memberitahukan
kepada Pengadilan Agama yang mengeluarkan Akta Cerai bahwa duda/janda tersebut telah
menikah dengan menggunakan formulir model ND rangkap 2. Setelah pemberitahuan nikah
tersebut diterima. Pengadilan Agama mengirim kembali lembar II kepada PPN setelah
membubuhkan stempel dan tanda tangan penerima. Selanjutnya PPN menyimpannya bersama
berkas Daftar Pemeriksaan Nikah (model NB).

Dalam hal perceraian itu terjadi sebelum berlakunya Undang undang Nomor 7 tahun 1989
tentang Peradilan Agama:

1). PPN membuat catatan pinggir ("catatan lain-lain") pada Buku Pendaftaran Talak atau Cerai
terdahulu bahwa orang tersebut telah menikah dengan menyebutkan tempat tanggal dan nomor
Kutipan Akta Nikah serta ditandatangani dan dibubuhi tanggal oleh PPN.
2). Dalam hal perceraiannya didaftar di tempat lain, PPN memberitahukan kepada PPN yang
mendaftar perceraian tersebut bahwa duda/janda tersebut telah menikah dengan renggunakan
formulir model ND rangkap 2. PPN penerima pemberitahuan mencatat hal tersebut dalam
catatan lain-lain pada Buku Pendaftaran Talak atau Cerai sebagaimana pada angka 1). Kemudian
mengembalikan lembar II model ND setelah dibubuhi stempel dan tanda tangan penerima
selanjutnya PPN pengirim pemberitahuan setelah menerima kembali, menyimpan model ND
lembar II tersebut bersama berkas Daftar Pemeriksaan Nikah (model NB).

Title: Re: Persiapan Penikahan (urusan ke KUA)


Post by: faritz on June 29, 2007, 05:12:06 pm
Persetujuan, Izin dan Dispensasi

Dalam Undang-undang nomor l tahun 1974 terkandung beberapa prinsip untuk menjamin cita-
cita luhur perkawinan, yaitu asas sukarela, partisipasi keluarga, poligami dibatasi secara ketat,
dan kematangan fisik dan mental calon mempelai.

Sebagai realisasi dari pada asas sukarela maka perkawinan harus berdasarkan atas persetujuan
kedua calon mempelai. Oleh karena itu setiap perkawinan hares mendapat persetujuan kedua
calon mempelai, tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Dengan demikian dapat dihindari
terjadinya kawin paksa Untuk itu diisi Surat Persetujuan Mempelai (model N3).

Perkawinan merupakan peristiwa penting dalam kehidupan seseorang, karena ia akan memasuki
dunia baru, membentuk keluarga sebagai unit terkecil dari keluarga besar bangsa Indonesia yang
religius dan kekeluargaan, maka diperlukan partisipasi keluarga untuk merestui perkawinan itu.
Oleh karena itu, bagi yang berada di bawah umur 21 tahun baik pria maupun wanita diperlukan
izin dari orang tua. Untuk itu perlu diisi Surat Izin orang tua dengan formulir model N5. Dalam
keadaan orang tua tidak ada, maka izin diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga
dalam garis keturunan lurus ke atas. Akhirnya izin dapat diperoleh dari Pengadilan, apabila
karena suatu dan lain sebab izin tidak dapat diperoleh dari wali. orang yang memelihara atau
keluarga tersebut di atas.

Perkawinan menurut Undang-undang No. 1 tahun 1974 menganut asas monogami. Apabila
dikehendaki oleh yang bersangkutan karena hukum dan agamanya mengizinkan seorang suami
dapat beristri lebih dari seorang Namun demikian hal itu, hanya dapat dilakukan apabila dipenuhi
persyaratan tertentu dan memperoleh izin dari pengadilan Agama.

Prinsip kematangan calon mempelai dimaksudkan bahwa calon suami istri harus telah matang
jasmani dan rohani untuk melangsungkan perkawinan, agar supaya dapat memenuhi tujuan luhur
dari perkawinan dan mendapat keturunan yang baik dan sehat. Oleh karena itu harus dicegah
adanya perkawinan di bawah umur. Di samping itu perkawinan mempunyai hubungan erat
dengan masalah kependudukan. Ternyata bahwa batas umur yang lebih rendah bagi wanita untuk
kawin mengakibatkan laju kelahiran yang lebih tinggi. Oleh karena itu ditentukan batas umur
untuk kawin yaitu 19 tahun bagi pria dan 16 tahun bagi wanita. Bahkan dianjurkan perkawinan
itu dilakukan pada usia sekitar 25 tahun bagi pria dan 20 tahun wanita. Namun demikian dalam
keadaan yang sangat memaksa (darurat), perkawinan di bawah batas umur minimum
sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang Perkawinan tersebut dimungkinkan. setelah
memperoleh dispensasi dari Pengadilan atas permintaan orang tua.

taken from : http://www.depag.go.id/index.php?menu=page&pageid=475

Title: Re: Persiapan Penikahan (urusan ke KUA)


Post by: faritz on June 29, 2007, 05:14:35 pm
kasus: Syarat Pernikahan

Pertanyaan: saya berniat melangsungkan pernikahan, saya berasal dari daerah dan calon istri juga
bukan asli jakarta, sementara ini kami berdua belum memiliki KTP jakarta. bagaimana syarat
yang diperlukan untuk melangsungkan pernikahan di Jakarta.

thanks

Tanggapan: Jakarta, 29 Maret 2006

Yth. saudara satriyo


Sesuai dengan informasi yang saudara berikan bahwa saudara dan calon isteri belum memiliki
KTP DKI Jakarta, sehingga status saudara dan calon isteri bukan penduduk DKI Jakarta.
Persyaratan pencatatan perkawinan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI
Jakarta bagi yang bukan penduduk adalah :
- Surat Keterangan dari Lurah sesuai domisili yang bersangkutan
- Bukti pengesahan perkawinan menurut agamanya
- Kutipan Akta Kelahiran kedua mempelai
- KK dan KTP kedua mempelai
- Kutipan Akta perceraian atau kutipan akta kematian suami/isteri bagi mereka yang pernah
kawin
- Dua orang saksi yang memenuhi syarat
- Bagi mempelai yang berusia di bawah 21 tahun harus ada izin dari orang tua, apabila pada saat
pencatatan perkawinan orang tuanya berhalangan hadir harus ada izin resmi diketahui oleh
pejabat yang berwenang
- surat izin pengadilan negeri bagi calon mempelai di bawah 21 tahun, apabila tidak mendapat
persetujuan dari orang tua
- surat izin pengadilan negeri apabila calon mempelai pria di bawah usia 19 tahun dan wanita
dibawah usia 16 tahun
- surat keputusan pengadilan negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti bila ada
sanggahan
- dispensasi camat apabila pelaksanaan pencatatan perkawinan kurang dari sepuluh hari sejak
tanggal pengajuan permohonan
- Kutipan Akta Kelahiran anak yang akan diakui/disahkan dalam perkawinan bila ada
- Hasil pengumuman yang tidak ada sanggahan
- Akta perjanjian harta terpisah dari notaris apabila kedua mempelai menghendaki dan disahkan
oleh pegawai pencatat pada dinas
- bagi mereka yang berusia di bawah 21 tahun harus ada izin dari balai harta peninggalan,
apabila orang tua meninggal dunia dengan melampirkan akta kematian orang tuanya
- bagi anggota TNI dan kepolisian surat izin dari komandan
- akta notaris yang menjelaskan saudara akan melaksanakan pencatatan perkawinan di DKI
Jakarta.

Demikian, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Powered by SMF 1.1.11 | SMF © 2006-2009, Simple Machines LLC

Anda mungkin juga menyukai