Anda di halaman 1dari 107

KETERSEDIAAN SUMBER DAYA AIR BERSIH

UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MASYARAKAT DI DESA LUHULELI


KECAMATAN LETTI KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

SKRIPSI

OLEH
SULCE WIDIAWATY KATLIAU
NIM : 2015 32 031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
Scanned by CamScanner
ABSTRAK
Sulce Widiawaty Katliau, NIM: 2015-32-031 Pembimbing I Prof. Dr. M. Salakory, M.Kes.
Pembimbing II Drs W. S. Pinoa, M.Si. Ketersediaan Sumber Daya Air Bersih Untuk Memenuhi Kebutuhan
Masyarakat Di Desa Luhuleli Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat Daya. Program Studi Pendidikan
Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon.
Air bersih merupakan suatu kebutuhan yang utama bagi manusia, ketersediaannya harus tetap
terjamin dalam waktu, kuantitas dan kualitasnya. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari
masyarakat Desa Luhuleli menggunakan sumur gali dan sumur bor. Yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana ketersediaan sumber daya air bersih untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat di Desa Luhuleli, Tujuan yang di capai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan
sumber daya air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan variabel tunggal yaitu:
Ketersediaan Sumber Daya Air Bersih Untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat di Desa Luhuleli
Kecamatan Letti, Kabupaten Maluku Barat Daya.
Tipe penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan atau
melukiskan fakta yang tampak di Desa Luhuleli dengan 64 Kepala Keluarga sebagai sampel dan teknik
pengumpulan data: 1.Observasi, 2.Kuisioner, 3.Wawancara, 4.Dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian masyarakat Desa Luhuleli memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari
dengan menggunakan 7 sumur gali yang memiliki karakteristik sumur yang berbeda-beda, 5 sumur gali
letaknya di dalam desa, 1 sumur gali letaknya di kaki gunung yorein dan 1 sumur gali letaknya di lapang.
Pemerintah desa sudah memasang mesin sanyo di sumur pertama dan kelima di dalam desa untuk menarik
air sedangkan sumur bor yang sudah di bangn dari tahun 2013 sudah tidak berfungsi. Kebutuhan air bersih
masyarakat Desa Luhuleli belum terpenuhi sepenuhnya, karena persebaran sumur gali yang tidak merata
dan kedalaman sumur gali yang mencapai ±19 meter dan kurangnya perhatian pemerintah desa terhadap
sumber air di dalam desa
Sumber air bersih yang digunakan masyarakat Desa Luhuleli untuk memenuhi kebutuhan air bersih
adalah 7 sumur gali dengan kedalaman rata-rata 19 meter. Masyarakat Desa Luhuleli membutuhkan air
bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (minum, mandi, cuci, kakus), pertanian dan
peternakan.
Kata kunci: Ketersediaan dan kebutuhan sumber air bersih.

ABSTRACT
Sulce Widiawaty Katliau, NIM: 2015-32-031 Advisor I Prof. Dr. M. Salakory, M.Kes. Advisor II
Drs W. S. Pinoa, M.Sc. Availability of Clean Water Resources to Meet the Needs of the Community in
Luhuleli Village, Letti District, Southwest Maluku Regency. Geography Education Study Program,
Teacher Training and Education Faculty, Pattimura University Ambon.
Clean water is a major requirement for humans, its availability must be guaranteed in time, quantity
and quality. To meet the daily needs of clean water, the people of Luhuleli Village use wells and drilled
wells. The problem in this research is how is the availability of clean water resources to meet the needs of
the people in Luhuleli Village. The objective of this study is to find out the availability of clean water
resources to meet the needs of the community, with a single variable: Availability of Water Resources
Clean To Meet Community Needs in Luhuleli Village, Letti District, Southwest Maluku Regency.
This type of research is quantitative descriptive research that aims to describe or describe the facts
seen in Luhuleli Village with 64 heads of families as samples and data collection techniques: 1.
Observations, 2. Questionnaires, 3. Interviews, 4. Documentation.
Based on the research results of the Luhuleli Village community meet their daily clean water needs
by using 7 dug wells that have different well characteristics, 5 dug wells located in the village, 1 dug well
located at the foot of Mount Yorein and 1 dug well located in the field . The village government has installed
a Sanyo machine in the first and fifth wells in the village to draw water while the drill wells that have been
installed in 2013 are not functioning. The clean water needs of the people of Luhuleli Village have not been
fully fulfilled, because the distribution of unearthed wells and the depth of the dug wells reached ± 19
meters and the lack of attention of the village government to water sources in the village
The source of clean water used by the people of Luhuleli Village to meet clean water needs is 7
dug wells with an average depth of 19 meters. The people of Luhuleli Village need clean water to fulfill
their daily needs (drinking, bathing, washing, latrines), agriculture and livestock.
Keywords: Availability and needs of clean water sources.
MOTTO

“Karena Masa Depan sungguh ada


Dan Harapanmu tidak akan hilang”
(Amsal 23:18)

“Hadapilah segala rintangan dan jangan pernah hilang Harapan


Karena ketika kamu masih memiliki Harapan
Disitulah kamu memiliki Masa Depan”
(Merry Riana)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas Berkat dan

pernyataan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

“Ketersediaan Sumber Daya Air Bersih Untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Di Desa

Luhuleli Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat Daya” dapat diselesaikan dengan baik.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah salah satu persyaratan akademik untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Pattimura Ambon. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena kemampuan penulis yang penuh dengan keterbatasan dan kekurangan.

Keberhasilan penulis mulai dari memasuki perkuliahan hingga sekarang ini, bukan karena

atas dasar kemampuan sendiri namun tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta partisipasi dari

berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada

1. Bapak Prof. Dr. M. J. Sapteno, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Pattimura

Ambon.

2. Ibu Prof. Dr. Theresia Laurens, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Pattimura Ambon.

3. Prof. Dr. M. Salakory, M.Kes, selaku Ketua Program Studi dan pembimbing I yang

telah menyediakan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

penulisan skripsi sampai pada tahap ini.

4. Drs. W. S. Pinoa M.Si, selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi sampai pada tahap ini.

i
5. Prof. Dr. Ir. J. Riry, MP, Ibu Susan E. Manakane, S.Pd, M.Pd dan Dr. M. A. Lasaiba,

M.Sc, selaku penguji I, penguji II dan penguji III yang telah menguji dan memberikan

saran kepada penulis untuk memperbaiki dan melengkapi skripsi ini menjadi lebih

baik.

6. Ibu S. E. Manakane, S. Pd, M.Pd dan Dr. J. K. Making, M.Pd, selaku Pembina PMK

yang selalu memberikan nasihat, motivasi kepada penulis serta teman-teman PMK dan

menopang penulis dalam perkulihan sampai pada tahap ini.

7. Dra. E. E. H. Woersok M.Pd, selaku penasehat akademik yang telah membimbing

penulis selama masa perkuliahan sampai pada tahap ini.

8. Seluruh staf Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Pattimura Ambon yang telah mendidik, membina serta

membekali penulis dengan sejumlah pengetahuan selama perkuliahan.

9. Secara khusus penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada orang tuaku

Papa Cada dan Mama Dana tercinta, Nene Leli, Bapa Tua Kos, Mama Tua Opi, Mama

Tua Gita, Bapa Etus, Mama Aca, Bapa Yos, Bapa Nus serta keluarga besar Katliau

dan Petrus yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan dukungan yang besar

kepada penulis baik melalui Doa, Motivasi dan Material bagi penulis hingga penulis

bisa sampai pada tahap ini.

10. Saudara-saudaraku yang selalu memotivasi dan membantuku sampai pada tahap ini:

Kakak Livi, Kakak Wem, Kakak Anto, Kakak Isye, Ade Emi, Ade Ani serta kedua

jagoanku Stenly dan Achung.

11. Sahabat-sahabatku yang selalu mendampingi dalam suka dan duka mulai perkuliahan

sampai saat ini: Ria, Echa, Pieter, Sari, Geri, Ferol, Ikha, Wenda, Endik, Mila, Engki,

Jhosua, Evi, Fenty, Sushi dan teman-teman Geografi angkatan 2015 yang tidak dapat

ii
saya sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan saling memotivasi

selama masa perkulihan sampai pada tahap ini.

Penulis menyadari sungguh bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembaca untuk kesempurnaan penulisan ini

Ambon 6 Mei 2019

Penulis

Sulce Widiawaty Katliau

iii
DAFTAR ISI

Lembaran Judul

Lembaran Pengesahan

Abstak…………………………………………………………………………………….Halaman

Kata pengantar..................................................................................................................... i

Daftar Isi .......................................................................................................................................... iv

Daftar Tabel..................................................................................................................................... vi

Daftar Gambar ................................................................................................................................. viii

Daftar Lampiran .............................................................................................................................. ix

BAB I: Pendahuluan

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 4

E. Penjelasan Istilah ......................................................................................... 6

BAB II: Kajian Pustaka

A. Deskripsi Teoretis ....................................................................................... 7

B. Kerangka Konsep ........................................................................................ 19

BAB III: Metode Penelitian

A. Tipe Penelitian............................................................................................. 20

B. Variabel Penelitian ...................................................................................... 20

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 20

D. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 21

iv
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 21

F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 22

BAB IV : Hasil dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................................ 23

B. Identitas Responden ..................................................................................... 34

C. Deskripsi Hasil penelitian dan pembahasan ................................................ 35

BAB V : Penutup

A. Kesimpulan .................................................................................................. 75

A. Saran ............................................................................................................ 75

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 77

Lampiran

v
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Jumlah curah hujan dan hari hujan..................................................................... 26

Tabel 4.2. Aksesibilitas dari dan ke Desa Luhuleli ............................................................. 28

Tabel 4.3. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin ..................................................... 29

Tabel 4.4. Jumlah penduduk berdasarkan umur .................................................................. 29

Tabel 4.5. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ............................................ 31

Tabel 4.6. Jumlah penduduk berdasarkan agama ................................................................ 32

Tabel 4.7. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian .............................................. 32

Tabel 4.8. Klasifikasi responden berdasarkan umur ........................................................... 34

Tabel 4.9. Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin .............................................. 35

Tabel 4.10. Klasifikasi responden berdasarkan mata pencaharian ...................................... 35

Tabel 4.11. Ketersediaan air bersih ..................................................................................... 36

Tabel 4.12. Waktu mengalami kekurangan air bersih ......................................................... 36

Tabel 4.13. Cara mengatasi kekurangan air bersih ............................................................. 37

Tabel 4.14. Bantuan dari pemerintah .................................................................................. 38

Tabel 4.15. Jenis bantuan dari pemerintah .......................................................................... 39

Tabel 4.16. Sumber air bersih ............................................................................................. 40

Tabel 4.17. Keadaan sumur bor .......................................................................................... 41

Tabel 4.18. Sumber air dari pegunungan ............................................................................ 42

Tabel 4.19. Respon pemerintah desa ................................................................................... 44

Tabel 4.20. Upaya-upaya menjaga sumber air .................................................................... 45

Tabel 4.21. Hasil observasi karakteristik sumur gali .......................................................... 46

Tabel 4.22. Hasil observasi karakteristik sumur bor ........................................................... 47

vi
Tabel 4.23. Hasil observasi karakteristik sumur pegunungan ............................................. 47

Tabel 4.24. Hasil observasi karakteristik sumur di lapang ................................................. 48

Tabel 4.25. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur pertama ................................ 48

Tabel 4.26. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur kedua ................................... 49

Tabel 4.27. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur ketiga ................................... 50

Tabel 4.28. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur keempat ............................... 50

Tabel 4.29. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur kelima .................................. 51

Tabel 4.30. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur keenam ................................ 52

Tabel 4.31. Kebutuhan air minum dan mengolah makanan ................................................ 52

Tabel 4.32. Kebutuhan air untuk kakus dan higiene ........................................................... 54

Tabel 4.33. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan ...................................... 54

Tabel 4.34. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas ... 55

Tabel 4.35. Kebutuhan air untuk peternakan ...................................................................... 55

Tabel 4.36. Jumlah ternak di Desa Luhuleli........................................................................ 57

Tabel 4.37. Kebutuhan air untuk pertanian ......................................................................... 57

Tabel 4.38. Kebutuhan Air bersih ....................................................................................... 59

Tabel 4.39. Pemenuhan Kebutuhan..................................................................................... 60

Tabel 4.40. Pemenuhan kebutuhan untuk minum dan mengolah makanan ........................ 61

Tabel 4.41. Pemenuhan kebutuhan untuk kakus dan higiene ............................................. 63

Tabel 4.42. Pemenuhan kebutuhan untuk mencuci pakaian dan peralatan ......................... 65

Tabel 4.43. Pemenuhan kebutuhan untuk pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas ........ 67

Tabel 4.44. Pemenuhan kebutuhan untuk kebutuhan peternakan ....................................... 69

Tabel 4.45.Pemenuhan kebutuhan untuk pertanian ............................................................ 71

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Sumur gali pertama ........................................................................................ 37

Gambar 4.2. Sumur 1 yang sudah di pasang mesin sanyo .................................................. 40

Gambar 4.3. Sumur 5 yang sudah di pasang mesin sanyo .................................................. 40

Gambar 4.4. Sumur bor ....................................................................................................... 42

Gambar 4.5. Bak penampung untuk sumur bor .................................................................. 42

Gambar 4.6. Sumur di kaki gunung yorein ......................................................................... 43

Gambar 4.7. Bak penampung untuk sumur pegunungan .................................................... 43

Gambar 4.8. Bendungan di kaki gunung yorein.................................................................. 44

Gambar 4.9. Air dari bak penampung ................................................................................. 44

Gambar 4.10. Peran masyarakat untuk membersihkan bak umum ..................................... 45

Gambar 4.11. Air dari sumur 1 di tarik menggunakan mesin sanyo ................................... 53

Gambar 4.12. Air di distribusikan ke dalam bak umum ..................................................... 53

Gambar 4.13. Sumur keenam di lapang khusus untuk peternakan ..................................... 56

Gambar 4.14. Ternak sapi milik masyarakat Desa Luhuleli ............................................... 56

Gambar 4.15. Salah satu kegiatan pertanian ....................................................................... 58

Gambar 4.16. Mesin sanyo .................................................................................................. 59

Gambar 4.17. Katrol ............................................................................................................ 59

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner ........................................................................................................ 79

Lampiran 2: Lembaran observasi sumur gali di dalam Desa Luhuleli ............................... 84

Lampiran 3: Lembaran observasi sumur bor di Desa Luhuleli ........................................... 85

Lampiran 4: Lembaran observasi sumur gali di pegunungan ............................................. 86

Lampiran 5: Lembaran observasi sumur gali di lapang ...................................................... 87

Lampiran 6: Pengamatan ketinggian debit air..................................................................... 88

Lampiran 7: Pengamatan kebutuhan masyarakat ................................................................ 89

Lampiran 8: Dokumentasi ................................................................................................... 90

Lampiran 9: Peta lokasi penelitian ...................................................................................... 96

Lampiran 10: Peta geologi .................................................................................................. 97

Lampiran 11: Peta topografi ................................................................................................ 98

Lampiran 12: Surat selesai penelitian ................................................................................. 99

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah sumber daya alam yang sangat diperlukan dalam kehidupan dan

merupakan unsur utama dalam setiap sistem lingkungan hidup, baik bagi manusia, tanaman

dan hewan (Suripin, 2002:61). Air sangat berperan dalam upaya peningkatan kesejahteraan

masyarakat, sebagai mana ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi:

"Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat" P

Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital dan mutlak diperlukan oleh

semua orang di samping kebutuhan lain misalnya: sandang, pangan dan papan. Air digunakan

untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia sehari-hari seperti mandi, cuci dan kakus

(MCK) untuk pertanian, industri dan kebutuhan air lainnya. Kebutuhan akan air bersih akan

terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Negara berkembang yang

penduduknya terus meningkat tidak terlepas dari permasalahan air bersih termasuk Indonesia

(Sumantri dan Parwiyanto, 2017:129).

Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17508 pulau

besar dan pulau kecil 6000 diantaranya tidak berpenghuni, dengan luas daratan Indonesia

mencapai 1.922.570 Km² (37,1%) dan luas perairan 3.257.483 Km² (62,9%) total luas

Indonesia yaitu 5.180.053 Km² (100%). Berarti permukaan bumi Indonesia di selimuti oleh

air dan sebagian kecil berupa daratan (Kodoatie dan Sjarief, 2010:163).

Indonesia yang mempunyai musim penghujan dan musim kemarau sepanjang tahun,

maka jumlah air yang berada di suatu wilayah tergantung dari kedua musim tersebut. Pada

1
waktu musim penghujan, jumlah air meningkat sangat tajam dan di permukaan bumi air

mengalir dari hulu ke hilir. Air juga akan meresap ke dalam tanah membentuk aliran air tanah,

aliran air tanah sangat tergantung oleh kondisi tata guna lahan di permukaan bumi, bila tidak

ada daerah yang bisa menyerap dan daerah yang bisa menahan laju aliran maka pada musim

penghujan air akan mengalir langsung ke laut. Keberadaan air di suatu tempat tergantung dari

kuantitas dan kualitas resapan dan penahan air pada waktu musim penghujan (Kodoatie dan

Sjarief, 2010:163).

Indonesia tercatat mempunyai sumber daya air 3,22 Triliun meter kubik pertahun,

permasalahan yang terjadi adalah dengan tingginya potensi air yang ada terbuang sia-sia,

akibat yang terjadi adalah masyarakat kesulitan untuk mendapatkan akses terhadap air bersih,

meskipun banyak tersedia, namun air bersih hanya dapat di nikmati oleh golongan-golongan

tertentu saja (Bappenas, 2011:7).

Air bersih merupakan suatu kebutuhan yang utama bagi manusia, ketersediaannya

harus tetap terjamin dalam waktu, kuantitas, dan kualitasnya. Kebutuhan air bersih menjadi

masalah di berbagai negara, terutama negara dengan jumlah penduduk yang tinggi.

Permasalahan ini muncul karena permintaan tidak mampu diimbangi oleh persediaan,

permintaan terus bertambah sedangkan persediaan air cenderung berkurang karena

berkurangnya debit sumber air baku, seperti mata air, sungai, danau dan air tanah sebagai

akibat degradasi lingkungan (Wenten, 2005:65).

Bertambahnya jumlah manusia tidak sebanding dengan kebutuhannya terhadap air,

pada saat ini, ketersediaan air secara kuantitas dan kualitas semakin menurun. Oleh karena

itu, wilayah perkotaan dan pedesaan terancam mengalami krisis air bersih, permasalahan

tersebut salah satunya diakibatkan oleh masuknya limbah ke badan sungai, danau dan atau

air tanah, sungai merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi

2
kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya, bagi manusia sungai dapat digunakan

untuk kegiatan domestik, pertanian, dan industri (Masduki, 2007:79).

Masalah penyediaan air bersih saat ini menjadi perhatian khusus pemerintah pusat dan

juga pemerintah daerah, salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah kurang tersedianya

sumber air bersih, belum merata pelayanan penyediaan air bersih dan sumber air bersih di

pedesaan yang belum dimanfaatkan secara maksimal (Moegijantoro, 1996:114).

Untuk itu perlu upaya yang serius dalam pemeliharaan sumber-sumber air, seperti

perlindungan terhadap hutan, pembuatan waduk untuk menyimpan air pada musim hujan,

dan pencegahan penguapan air, usaha ini dimaksudkan untuk menjaga tersedianya air tanah

secara tetap pada masa-masa yang akan datang (Purworejo, 2015:54)

Pada masyarakat desa air tanah merupakan salah satu sumber air untuk memenuhi

kebutuhan air bersih, mereka menggunakan sarana sumur gali untuk mengambil air tanah ini,

sumur gali merupakan sarana air bersih yang paling sederhana dan sudah lama dikenal

masyarakat, sesuai dengan namanya sumur gali dibuat dengan menggali tanah sampai pada

kedalaman lapisan tanah yang kedap air pertama, air sumur pada umumnya lebih bersih dari

air permukaan karena air yang merembes ke dalam tanah telah disaring oleh lapisan tanah

yang dilewatinya (Dwijosaputro, 1991:41).

Desa Luhuleli terletak Di Kecamatan Letti, Kabupaten Maluku Barat Daya, luas Desa

Luhuleli 47,93 Km², dengan 424 kepala keluarga dan jumlah jiwa mencapai 1.152 jiwa.

Topografi Desa Luhuleli adalah dataran rendah, dengan ketinggian rata-rata 10 Meter di atas

permukaan laut (BPS, 2017:3). Masyarakat Desa Luhuleli memerlukan air bersih untuk

kebutuhan hidup sehari-hari misalnya mandi, cuci, dan kakus (MCK), untuk pertanian,

peternakan.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari masyarakat masyarakat Desa

Luhuleli menggunakan 7 sumur gali dengan kedalaman rata-rata 19 Meter tetapi persebaran

3
sumur gali di dalam desa kurang strategis, sehingga membuat masyarakat desa sulit untuk

memenuhi kebutuhan air bersih setiap hari. Jika di musim penghujan sebagian masyarakat

menggunakan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, ada beberapa sumber air

lainnya namun tidak diperhatikan oleh pemerintah setempat maka sumber air itu tidak dapat

digunakan, yaitu sumur bor yang sudah dibuat jaringan pipa di setiap rumah, namun distribusi

air tidak berjalan dengan baik, sumber air dari pegunungan yang sudah di buat jaringan pipa

ke bak penampung dan di jalankan ke 2 bak di dalam desa namun sekarang ini distribusinya

sudah tidak berjalan dengan baik.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

“Ketersediaan Sumber Daya Air Bersih Untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Di

Desa Luhuleli Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat Daya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi pokok

permasahalan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Ketersediaan Sumber Daya Air Bersih

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Di Desa Luhuleli Kecamatan Letti Kabupaten

Maluku Barat Daya ” ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk

mengetahui Ketersediaan Sumber Daya Air Bersih Untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat

Di Desa Luhuleli Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat Daya”.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yaitu sebagai

berikut:

4
1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengajaran

konsep-konsep bidang kajian ilmu hidrologi dan geografi penduduk. sebagai sumber

bacaan atau dijadikan referensi yang dapat memberikan informasi teoritis dan empiris pada

pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini, serta

dapat menambah sumber pustaka yang telah ada.

2) Manfaat Praktis
(a) Bagi Pemerintah hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi pemerintah

untuk dapat memperhatikan sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

dengan melakukan segala kebijakan dan upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan

sumber air bersih Di Desa Luhuleli.

(b) Bagi masyarakat penelitian ini membantu masyarakat Desa Luhuleli dalam upaya

mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

(c) Bagi peneliti untuk menambah wawasan dalam sumber daya air atau hidrologi,

geografi lingkungan dan geografi penduduk dan sebagai bahan untuk menyelesaikan

studi yang di laporkan dalam bentuk skripsi.

1.5 Penjelasan Istilah


Dalam UU RI NO.7 Tahun 2004 dan keputusan menteri kesehatan Nomor 907 Tahun

2002, disebutkan beberapa pengertian terkait dengan air, yaitu sebagai berikut :

1) Air
Air adalah semua air yang terdapat pada di atas ataupun di bawah permukaan tanah,

termasuk dalam pengertian ini air permukaan.

2) Air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya

memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak.

5
3) Air minum

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengelolaan

yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

4) Air permukaan

Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.

5) Air tanah

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah

permukaan tanah.

6) Sumber air

Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau bantuan yang terdapat di

atas ataupun di bawah permukaan tanah.

7) Sumber daya air

Sumber daya air adalah air, dan daya air yang terkandung didalamnya.

8) Ketersediaan air

Ketersediaan air adalah jumlah air (debit) yang diperkirakan terus menerus ada di

suatu badan air (waduk atau bangunan air lain) di sungai dengan jumlah tertentu dan dalam

periode waktu tertentu (Bambang Triadmodjo, 2002:4)

9) Kebutuhan masyarakat

Kebutuhan masyarakat adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk

mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan (Murray,

1993:123)

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teoritis

2.1.1 Ketersediaan Sumber Air Bersih

Air adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup

manusia dan makhluk hidup lainnya, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi ini. air bersih

adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari dan akan menjadi air minum setelah

dimasak terlebih dahulu. (Sugandy, 1997:1).

Air bersih menjadi sumber daya alam yang paling melimpah di bumi, ketersediaan

akan air bersih tetap menjadi sumber air yang paling penting untuk memenuhi hajat hidup

manusia, dari seluruh ketersediaan air di bumi, hanya sebagian kecil saja yang di manfaatkan

oleh manusia sebagai air bersih sebagian besar air yaitu 97%nya berada di laut dimana kadar

garamnya terlalu tinggi, kurang dari 3% dari total air berada di lapisan kutub yang tersimpan

di dalam tanah, sisanya yaitu 0,003% yang dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi

kebutuhan air bersih (Middleton, 1994:96).

Keberadaan air bersih secara khusus berbeda dengan keberadaan sumber daya air pada

umumnya, pada dasarnya ketersediaan air di bumi tidak pernah bertambah dan tidak tersebar

secara merata (Sugandy, 1997:28). Dalam kurun waktu satu tahun, air bersih yang dapat

diperoleh sejumlah 40.000 kilometer kubik air segar tiap tahunnya dari sungai-sungai di dunia

namun baru 7.000km³ yang baru dapat diperoleh dengan persebaran yang tidak merata, begitu

juga dengan sumber air bersih dari air hujan, sumber air bersih dari air hujan menjadi sumber

air yang sangat sulit untuk diprediksi, dan perhitungannya tidak dapat diukur dengan akurat,

dari keberadaan dan ketersediaan tersebut menjadi faktor pendukung akan kelangkaan air

bersih di dunia (Sanim, 2011:134).

7
Kelangkaan akan air bersih terjadi bukan hanya persebaran air bersih yang tidak tepat,

namun permintaan masyarakat yang terus meningkat dari pada penawaran, pertumbuhan

penduduk semakin meningkat setiap tahunnya akan tetapi air bersih yang diperoleh dari

ketersediaannya jumlahnya relatif tetap. Permintaan akan air bersih disetiap negara akan

meningkat terlebih di kawasan hunian dan perkotaan. Namun, ketersediaan air di Negara

tersebut relatif tetap dan terbatas, Bahkan lebih dari 200 sungai yang mengalir di bumi di

pakai oleh dua negara atau lebih secara bersamaan (Sanim, 2011:134).

Pada umumnya air yang berada pada bumi mengalami beberapa siklus yang di sebut

siklus hidrologi, siklus hidrologi adalah sebuah proses pergerakan air dari bumi ke armosfer

dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara kontinyu (Triadmodjo, 2008,104).

Siklus hidrologi merupakan siklus atau sirkulasi air yang berasal dari bumi kemudian

menuju ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus, karena

bentuknya memutar dan berlangsung secara berkelanjutan inilah yang menyebabkan air

seperti tidak pernah habis.

1) Macam-Macam Siklus Hidrologi

(a) Siklus hidrologi pendek (Short cycle)

Menutut Sugandy, (1997:4) Siklus hidrologi pendek merupakan siklus hidrologi

yang tidak mengalami proses adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus hidrologi

akan diturunkan melalui hujan yang terjadi di daerah sekitar laut tersebut, pada siklus ini

uap air akan diturunkan menuju sekitar laut melalui hujan. Berikut adalah penjelasan

mengenai siklus hidrologi pendek:

1. Air laut mengalami proses penguapan dan berubah menjadi uap air akibat adanya

panas matahari.

2. Uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan.

3. Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut.

8
(b) Siklus hidrologi sedang (medium cycle)

Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia.

Siklus ini terjadi saat air yang berada pada badan air (danau, rawa, laut, sungai) menguap,

terkondensasi menjadi awan, kemudian awan tersebut bergerak ke tempat lain karena

terdorong oleh angin atau karena perbedaan tekanan dan menurunkan hujan di permukaan

tanah.

Berikut ini penjelasan singkat mengenai siklus hidrologi sedang sebagai berikut:

1. Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas

matahari.

2. Uap air mengalami adveksi karena angin sehingga bergerak menuju daratan.

3. Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan.

4. Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju sungai dan kembali

ke laut.

(c) Siklus hidrologi panjang (long cycle)

Siklus hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di daerah

beriklim subtropis atau daerah pegunungan. Siklus hidrologi panjang sebenarnya sama

peristiwanya dengan siklus hidrologi sedang, yang membedakannya adalah siklus ini

memiliki daerah yang sangat luas sehingga perubahannya terjadi menjadi hujan salju dan

mengalir melalui sungai dan akan kembali menuju laut.

Penjelasan mengenai siklus hidrologi panjang ini adalah sebagai berikut:

1. Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami penguapan dan

menjadi uap air

2. Uap air yang telah terbentuk akan mengalami proses sublimasi

3. Kemudian awan terbentuk dengan mengandung kristal-kristal es

4. Awan mengalami proses adveksi dan kemudian bergerak ke daratan

9
5. Awan akan mengalami presipitasi dan kemudian akan turun sebagai salju

6. Salju akan terakumulasi menjadi gletser

7. Gletser tersebut akan mencair karena adanya pengaruh suhu udara dan membentuk

aliran sungai

8. Air yang berasal dari gletser akan mengalir di sungai tersebut kemudian akan kembali

ke laut. (https://moondoggiesmusic.com/siklus-hidrologi/)

2) Sumber Air

Menurut Adiwisastra (1992:84) Di bumi ini ada beberapa sumber air yang sangat

penting bagi kehidupan manusia yang dapat dimanfaatkan untuk penyediaan air bersih.

Peradaban sumber air juga berpengaruh pada perbedaan sifat fisik, kimiawi, dan bakteorologi.

Dalam sistem penyediaan air bersih, sumber air merupakan satu komponen yang mutlak dan

harus ada, karena tanpa sumber air sistem penyediaan air bersih tidak akan berfungsi. Secara

umum sumber air adalah sebagai berikut :

(a) Air Laut

Pencapaian bumi kita sebagian besar terdiri dari perairan laut, yaitu mencapai

70% luas lautnya, dan luas daratan hanya 30% dari luar permukaan bumi. Di Indonesia

perairan laut lebih luas dibandingkan dengan daratannya, yaitu 3 banding 2 dari luas

seluruh Indonesia. Seperti halnya air permukaan yang lain, air laut juga mempunyai arti

yang tinggi bagi kehidupan. Air laut dapat dimanfaatkan oleh manusia, selain air lautnya

sendiri juga lautnya. Manfaat bagi manusia sebagai berikut:

1. Air laut dapat dijadikan garam dapur, yang merupakan salah satu zat yang sangat

diperlukan oleh tubuh manusia.

2. Di dalam air laut dapat dibudidayakan berbagai sumber protein hewani (ikan laut) dan

sebagai lahan tempat pembudidayaan rumput laut sebagai bahan dasar membuat agar-

agar dan kosmetika.

10
(b) Air Permukaan

Air pemukaan adalah air yang ada di permukaan bumi dan dapat terlihat, terdiri dari :

1. Air sungai

Air sungai adalah air yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya

dibatasi oleh tanggul-tanggul dan airnya mengalir ke laut, ke danau, atau ke sungai lain

yang merupakan sungai induk. Sungai banyak terdapat di Indonesia yang berhulu di daerah

pegunungan. Bagi daerah daerah tertentu kegunaan sungai-sungai itu berbeda-beda.

Manfaat air sungai bagi kehidupan sangat besar artinya seperti untuk mengairi pertanian

di pesawahan, perikanan lalu lintas perairan, pembangkit tenaga listrik, dan pariwisata.

Sungai dapat dibagi atas dua jenis:

1) Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari hujan dan mata-mata air. Sungai

seperti ini airnya tidak tetap. Bila musim hujan airnya banyak, adakalanya banjir.

2) Sungai gletser, yaitu sungai yang mendapat airnya dari gletser (es) atau salju yang

mencair. Sungai seperti ini airnya tetap. Baik pada musim hujan maupun pada musim

kemarau.

2. Air Danau

Berasal dari air hujan, air tanah atau mata air. Berkurangnya air danau disebabkan

oleh penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan pengaliran oleh sungai, penguapan dan

pengembunan biasanya seimbang, kecuali di daerah yang sangat lembab dan sangat

kering.

3. Air tanah

Air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah.

Kedalaman air tanah di tiap tempat tidak sama karena dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya

lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah tersebut. Kedalaman air

11
dapat dilihat dari sumur-sumur yang digali oleh penduduk, permukaan bagian atas air itu

lebih praktik.

Kelebihan air tanah dari pada air permukaan yaitu:

1) Lebih steril, karena tidak terkontaminasi oleh organisme penyebab penyakit

2) Tersimpan pada lapisan batuan pada kedalaman tertentu atau di bawah permukaan

tanah

3) Temperaturnya relatif konstan

4) Tersedia di banyak tempat meskipun musim kemarau. Air tanah dibedakan atas letak

kedalamannya, yaitu:

a) Air tanah dangkal

Air tanah dangkal yaitu air tanah yang berada di bawah permukaan tanah dan

berada di atas batuan yang kedap air atau lapisan yang tidak dapat meloloskan air. Air

ini merupakan akuifer atas atau sering disebut air freatis, yang banyak dimanfaatkan oleh

penduduk untuk membuat sumur.

b) Air tanah dalam

Air tanah dalam yaitu air tanah yang berada di bawah lapisan air tanah dangkal,

dan berada di antara lapisan kedap air. Air ini merupakan akuifer bawah, banyak

dimanfaatkan sebagai sumber air minum penduduk kota, untuk industri, perhotelan, dan

sebagainya. Diantara lapisan kedap dan tak kedap air terdapat lapisan peralihan. Air

tanah pada lapisan tak kedap mempengaruhi gerak aliran air. Jika lapisan yang kurang

kedap terletak di atas dan di bawah suatu tubuh air, maka akan menghasilkan lapisan

penyimpanan air yaitu air tanah yang tak bebas. Tekanan dari air tanah tak bebas

bergantung pada keberadaan tinggi suatu tempat dengan daerah tangkapan hujannya.

Pada daerah yang air tanahnya lebih rendah daripada permukaan air di daerah tangkapan

12
hujan, air akan memancar keluar dari sumur yang dibor. Sumur demikian disebut sumur

freatis.

(c) Air Hujan

Air hujan dapat menjadi air minum akan tetapi untuk menjadikan air hujan

sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena

masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif

terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan

mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Air hujan juga mempunyai sifat lunak,

sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun. Sifat-sifat air hujan: bersifat lunak

karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat mineral. Air hujan umumnya bersifat

bersih, bersifat korosif karena mengandung zat – zat yang terdapat di udara seperti NH3,

CO2 Agresif, ataupun SO2 dan adanya konsentrasi SO2 yang tinggi di udara yang

bercampur dengan air hujan akan menyebabkan terjadinya hujan asam. (Adiwisastra

1992:84).

2.1.2 Kebutuhan Air Bersih

Air adalah sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena air

merupakan media penularan penyakit, disamping itu juga pertambahan jumlah penduduk di

dunia ini yang semakin bertambah jumlahnya sehingga menambah aktivitas kehidupan yang

mau tidak mau menambah pencemaran air yang pada hakikatnya dibutuhkan (Sutrisno,

2000:33)

Salah satu faktor penting penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk

kebutuhan air minum. Menurut dokter dan ahli kesehatan manusia wajib minum air putih

minimal 2 (atau 8 gelas) per hari dan maksimum 7 persen kali berat badan. (Robert dan sjarief,

2010:51)

13
Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus bebas

dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari

air bersih tersebut dan air yang dapat diminum setelah dimasak. Air merupakan zat yang

mutlak bagi setiap makhluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya

kesehatan (Purwanto, 1997:123)

Dalam peraturan menteri kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang

persyaratan kualitas air minum, menyatakan bahwa air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Air minum adalah air yang kualitasnya sudah memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum, agar air minum tidak dapat menyebabkan penyakit, air yang sehat harus

mempunyai persyaratan sebagai berikut :

1) Syarat-syarat air

(a) Syarat Fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna) tidak

berasa, tidak berbau, suhu dibawah suhu udara luarnya.

(b) Syarat Bakteriologis

Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari semua bakteri, terutama

bakteri pathogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri

pathogen, adalah dengan memeriksa sampel. Departemen kesehatan RI telah menetapkan

kriteria kualitas air secara mikrobiologis, melalui keputusan menteri kesehatan No 907

tahun 2002 bahwa air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri coliform.

(c) Syarat kimia

Air minum yang mengadung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula

kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan gangguan

fisiologis pada manusia. Standar air minum di Indonesia mengikuti standar WHO (World

14
Health Organization) yang dalam beberapa hal disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.

(Sutrisno, 2000:65)

Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak 90% dari berat badannya, untuk

dapat mempertahankan kondisi badan manusia tetap sehat dan fungsi anggota tubuh dapat

berjalan lancar maka setiap hari dewasa membutuhkan air sebanyak 4-8 gelas sedangkan

anak-anak 4 gelas. Banyaknya air yang diperlukan tergantung pula dengan situasi dan kondisi

setiap harinya, situasi dan kondisi itu dipengaruhi oleh

1) Suhu udara

2) Kelembaban udara

3) Banyaknya air yang dikandung dalam makanan

4) Intensitas gerak atau berat-entengnya pekerjaan.

Pemenuhan kebutuhan air dalam tubuh mencegah timbulnya berbagai gangguan

kesehatan serta membuat tubuh lebih bugar. Air mempunyai multi fungsi dalam tubuh

manusia, sebagai berikut :

1) Menjaga suhu tubuh

2) Memperlancar pencernaan

3) Media transportasi zat gizi dan oksigen lewat peredaraan darah

4) Membantu sistem metabolisme tubuh

5) Memelihara kulit

6) Pelumas sendi

Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dipergunakan secara wajar untuk

keperluan pokok manusia dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air dan juga

banyak yang diperlukan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari

15
Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak, menyiram

tanaman dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari secara

umum harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas.

a) Air bersih untuk kebutuhan manusia

(1) Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter/hari.

(2) Kebutuhan air untuk kakus dan higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya

25-30 liter/hari.

(3) Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25-30 liter/hari.

(4) Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas atau

pembuangan kotoran 4-6 /hari, sehingga total pemakaian peran 60-70 liter/hari.

(5) Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan, selain

pemakaian harian yang tidak tepat, banyaknya keperluan air bagi tiap atau setiap

rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor, diantaranya adalah

pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin.

(Aswicaksana, 2004:67)

b) Air bersih untuk kebutuhan peternakan

Menurut Maswarni dan Nofiar (2014:16) Pada tubuh hewan terdiri dari 60-70%

air. Jumlah tersebut bervariasi pada masing-masing jaringan tubuh. Kehilangan 10% air

dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh dan kehilangan 20% air dapat mengakibatkan

kematian. Kekurangan air dan pangan adalah penyebab utama gangguan pada

pencernaan. Air memiliki peranan yang sangat penting bagi ternak, terutama untuk

proses metabolism tubuh, seperti untuk mengatur suhu tubuh, membantu proses

pencernaan, mengangkat zat-zat pangan dan yang paling penting adalah mengeluarkan

bahan-bahan yang sudah tidak berguna dari dalam tubuh sapi

16
Hewan ternak harus diberikan minum setiap saat baik secara diangkut ke

kandang, pada tempat hewan diikat atau dipadang rumput. Kekurangan air minum

mengakibatkan hewan tidak makan sehingga produks itidak maksimum.pada dasarnya

semua bahan pangan mengandung air, untuk bahan pangan kasar seperti hijauan segar

atau rerumputan tropis kandungan airnya cukup tinggi hingga 85%, oleh karena itu

hewan ternak tropis dapat bertahan hidup tanpa air minum dengan mengandalkan air dari

pangan hijau yang di konsumsinya. Namun, untuk bahan pangan biji-bijian kandungan

airnya lebih sedikit sekitar 10-25% saja.

Kuda membutuhkan air minum 40-45 liter/hari, sapi membutuhkan 35-40

liter/hari, kerbau membutuhkan 30-35 liter/hari dan kambing membutuhkan 15-20

liter/hari. Tetapi patokan ini tidak mutlak kerena tergantung dari cuaca, pergerakan atau

aktifitas ternak, umur dan jenis bahan pangan dari ternak tersebut. Ternak yang berumur

lebih muda cenderung lebih banyak membutuhkan air dibadingkan dengan ternak yang

lebih tua. (Maswarni dan Nofiar, 2014:16).

c) Air bersih untuk kebutuhan pertanian

Menurut Ir. Wahyudi (2017:6) Air merupakan salah satu kebutuhan primer

tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Kandungan air di dalam jaringan

tanaman sayuran berkisar antara 70 – 90 %. Dalam proses fotosintesa di dalam daun, air

merupakan salah satu molekul yang muntlak diperlukan untuk menghasilkan

karbohidrat. Karena air merupakan salah satu sumber unsur hidrogen (H), dan salah satu

sumber unsur oksigen (O), dua diantara unsur-unsur penting yang dibutuhkan tanaman.

Pada siang hari yang cerah akan terjadi proses transpirasi, yaitu penguapan air

melalui permukaan daun dan bagian tanaman yang lain. Dengan adanya laju transpirasi

ini, maka secara otomatis akan diperoleh tenaga hisap air melalui saluran pengangkut di

dalam jaringan tanaman yang berujung di ujung-ujung akar rambut. Air yang terhisap

17
atau terserap oleh akar rambut tersebut merupakan larutan air tanah yang mengandung

unsur hara atau zat makanan tanaman. Dengan kata lain, dalam proses penyerapan air

tersebut akan terserap juga zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.

Fenomena tersebut yang menyebabkan lebih cepatnya pertumbuhan dan

perkembangan satu jenis tanaman yang sama jika ditanam pada musim kemarau (dengan

penyinaran matahari penuh) bila dibandingkan dengan jika ditanam pada musim hujan

(dengan penyinaran matahari rendah). Laju transpirasi pada musim kemarau lebih tinggi

daripada musim hujan, sehingga tenaga hisap air tanah (mengandung unsur hara

tanaman) lebih besar pada musim kemarau. Sebagai contoh kasus, umur panen tomat

akan lebih cepat pada musim kemarau dibandingkan dengan musim hujan, meskipun

ditanam pada tempat dan ketinggian yang sama. Demikian juga tanaman sayuran

lainnya.

Jika kandungan air di dalam tanah kurang (kekeringan), maka besarnya laju

serapan air oleh perakaran terhadap besarnya laju transpirasi melalui permukaan daun

adalah negatif. Pada kondisi seperti ini tanaman akan menunjukkan gejala layu. Apabila

segera dilakukan penyiraman air, maka tanaman akan kembali segar. Sebaliknya jika

kondisi layu tersebut dibiarkan berhari-hari tanpa tindakan penyiraman air, maka

tanaman akan menunjukkan gejala layu permanen yang berakibat mati, meskipun

dilakukan penyiraman air sebanyak-banyaknya.

Besarnya kebutuhan air sangat tergantung pada tekstur dan struktur tanah,

kandungan bahan organik tanah dan jenis tanamannya. Sebagai contoh, tanah dengan

sifat sangat gembur (lempung berpasir) dengan kandungan bahan organik yang rendah

akan memerlukan air lebih banyak daripada tanah dengan sifat agak gembur (lempung)

18
dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Tinggi rendahnya kandungan bahan

organik bisa dilihat dari warna tanahnya.

Semakin gelap warna suatu tanah biasanya kandungan bahan organiknya semakin

tinggi. Tanaman berdaun lebar akan membutuhkan air lebih banyak daripada tanaman

berdaun sempit. Sebagai contoh, tanaman mentimun membutuhkan air lebih banyak

daripada tanaman cabai jika keduanya ditanam pada lahan dengan sifat tanah dan kondisi

cuaca yang sama.

Demikian besarnya kegunaan air bagi tanaman. Oleh karena itu ketersediaan air

yang mencukupi menjadi syarat muntlak dalam proses penanaman sayuran. Sebagai

gambaran, kebutuhan air untuk penyiraman pada musim kemarau (tidak ada hujan)

adalah berkisar antara 10.000 – 15.000 liter per 10.000 m² (1 hektar) lahan per hari. (Ir.

Wahyudi, 2017:6)

2.2 Kerangka konsep

Ketersediaan air bersih Kebutuhan air Pemenuhan Air


1. Minum dan 1. Sumur Gali

mengolah makanan 2. Sumur Bor

Sumber Air 2. Kakus dan hygien 3. Air Hujan

3. Cuci pakaian 4. Air pegunungan

4. Pemeliharaan
Kuantitas
Vegetasi fasilitas  Kurang
5. Peternakan  Cukup
6. Pertanian
 Kelebihan

19
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan fakta atau keadaan

ataupun gejala yang tampak Di Desa Luhuleli Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat

Daya.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel Dalam penelitian ini adalah ketersediaan sumber daya air bersih untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat

Di Desa Luhuleli Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat Daya. Mengacu pada teori

Adiwisastra (1992:?84), Aswicaksana (2004:67), Maswarni dan Nofiar (2014:16) dan Ir.

Wahyudi (2017:6) maka variabel tersebut dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:

1) Ketersediaan sumber air bersih

2) Kebutuhan air bersih

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


1) Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Luhuleli Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat Daya

2) Waktu penelitian

Waktu penelitian ini di mulai dari tanggal 21 Maret sampai 23 April 2019

20
3.4 Populasi dan Sampel
1) Populasi
Ada 2 macam populasi dalam penelitian ini yaitu populasi sumur dan populasi

kepala keluarga. Populasi sumur sebanyak 8 sumur terdiri dari 5 sumur gali di dalam desa,

1 sumur bor, dan 1 sumur gali di pegunungan, 1 sumur gali di lapang dan populasi kepala

keluarga adalah seluruh kepala keluarga yang menggunakan air bersih di Desa Luhuleli,

jumlah populasi kepala keluarga sebanyak 424 kepala keluarga.

2) Sampel
Sampel ditentukan dengan teknik simple random sampling yaitu teknik pengambilan

sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang

ada dalam popolasi itu (Sugiyono,2001:92). Populasi kepala keluarga 424 maka sampel

dalam penelitian ini di ambil dari 15% dari jumlah kepala keluarga Desa Luhuleli yaitu

sebanyak 64 Kepala keluarga.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data-data di lapangan, penulis menggunakan teknik pengumpulan

data sebagai berikut :

1) Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap kebutuhan air dan sumber air yang ada pada tempat

penelitian.

2) Kuesioner

Teknik kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada masyarakat

setempat digunakan untuk memperoleh data primer dari responden. Kuesioner tersebut

akan di sebarkan kepada 64 kepala rumah tangga yang dipilih menjadi sampel dalam

21
penelitian ini, kemudian pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tersebut dijawab dan di

analisis oleh peneliti.

3) Wawancara

Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mengarahkan para responden dalam

mengisi kuesioner dan mendapatkan informasi tambahan dari responden.

4) Dokumentasi

Dalam penelitian ini teknik dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data

sekunder yang akan disajikan dalam penulisan skripsi sebagai bukti bahwa penulis benar-

benar telah melakukan penelitian Di Desa Luhuleli Kecamatan Letti Kabupaten Maluku

Barat Daya.

3.6 Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah teknik analisis persentase,

yaitu dalam bentuk tabulasi sebagai dasar untuk mendeskripsikan data yang telah terkumpul,

data yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam tabel menurut kategori yang kemudian

dipersentasekan menurut frekuensi jawaban, yang dirumuskan sebagai berikut:

n
% = x 100%
N

Keterangan :

% : Persentase yang diperoleh

n : Jumlah nilai yang diperoleh (pada kuesioner)

N : Jumlah sampel penelitian (keseluruhan responden)

100 : Konstanta (Sugiyono 2013:116)

22
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Kondisi Fisik Wilayah

1) Letak dan Luas Lokasi Penelitian

Secara Admistratif, Desa Luhuleli termasuk dalam wilayah Kecamatan Letti Kabupaten

Maluku Barat Daya. Secara Geografis, Desa Luhuleli memiliki batas-batas wilayah sebagai

berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Batumiau

 Sebelah Timur berbatasan dengan Dusun Yoiha

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tutuaru

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut

Secara Astronomis, Wilayah Desa Luhuleli terletak pada koordinat 08°12’27,88’’ LS

dan 127°43’25,69’’ BT yang mencakup areal seluas 47,93 Km². Peta lokasi peneltian dapat

dilihat pada lampiran 9.

2) Topografi

Bentuk wilayah adalah kenampakan bentangan permukaan bumi pada suatu kawasan

yang luas. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk wilayah daerah penelitian dan sekitarnya

hanya terbagi atas dua kategori yaitu bentuk wilayah dataran dengan ketinggian kurang dari

100 meter dari permukaan laut (dpl). Bentuk wilayah dataran didominasi oleh lereng 0-3%,

pada wilayah perbukitan rendah kemiringan lereng berkisar dari 3-8cm (landai), 8-15%

(bergelombang), 15-30% (berbukit) hingga >30% (terjal) dan wilayah pegunungan didominasi

oleh lereng 30-45% dan >45%.

23
3) Geologi

Berdasarkan Peta Geologi lembar Moa, Damer dan Bandanaira, Maluku dari Pusat

Kajian Geologi (P3G) Bandung (1980), maka Pulau Letti tersusun dari satuan geologi:

(a) Qa (Aluvium) Terdiri dari pasir, kerikil dan kerakal mengandung pecahan ganggang, coral

dan molusca, endapan pantai.

(b) Qgp (Batugamping Koral) Yang terdiri dari batugamping terumbu, kompak, setempat

mengandung kuarsa dan membentuk undak-undak, sisipan tufa gampingan berbatuapung,

mudah diremas, tebal 2 meter, mengandung fosil Amphistegine sp, Sphaeroidinelopsis sp,

Globigerina trilobus (reuss), Globoratalia sp, Calcarina sp, terendapkan dalam

lingkungan laut dangkal

(c) PTRgp (Batugamping Merah) Yang terdiri dari batugamping klasika setempat bersisipan

tipis serpih dan batupasir, kompak, hablur, mengandung barik-barik kalsit. Setempat

membentuk struktur seret. Satuan ini disetarakan dengan Formasi maubisse di timor.

(d) pPm (Batuan Malihan) Yang terdiri dari sekis bersisipan genes, filit dan batugamping

malih dapat disertakan dengan kompleks mutis di timor yang berumur pra-perem

(e) Ps (Serpih) Yang terdiri dari serpih dengan sisipan batupasir, berlapis baik, kompak,

sebagian gampingan: tipe endapan “flysch” mengandung fosil Amonit jenis Agathiceras,

Paraligoceras, Propinacoceras, dan Doliolina lepida menunjukan umur Parem awal

terendapkan dalam lingkungan laut dangkal.

4) Tanah

Pengelompokan tanah di lokasi penelitian berdasarkan Sistem Klasifikasi Tanah

Nasional (PPT, 1983) dan pandangannya dengan Sistem Klasifikasi Taksonomi Tanah (USDA,

1999). Jenis tanah yang umumnya dijumpai di lokasi penelitian terdiri dari Regosol

(Psamments), Litosol (Lithic orthents) Kambisol (Tropepts) dan Rensina (Rendoll) dengan

ciri-ciri sebagai berikut :

24
(a) Tanah Regosol adalah tanah yang terbentuk dari bahan endapan baru terutama endapan

pantai (marine deposite) tanpa perkembangan horison, berkembang dari bahan albik.

Kandungan bahan kasar (pasir) 60% atau lebih pada kedalaman di bawah 25-100 cm dalam

penampang tanah. Tanah ini tersebar di daerah datar sepanjang pesisir pantai, dan di

muara-muara sungai yang membentuk delta. Umumnya pada tanah ini dijumpai tanaman

pertanian (tanaman campuran) terutama kelapa dan vegetasi pantai khususnya ketapang

dan waru.

(b) Tanah Litosol adalah tanah yang mempunyai kedalaman solum dangkal <20 cm,

berbatasan langsung dengan bahan induk. Tanah ini tidak mengalami perkembangan

horizon kerena erosi permukaan. Sering dijumpai tanah ini dengan ciri utamanya adalah

terdapat singkapan batuan di atas permukaan pada daerah yang terbuka dengan vegetasi

semak belukar. Vegetasi lain adalah tanaman setahun dan kebun campuran.

(c) Tanah Rensina (Rendoll) adalah tanah lain yang mempunyai horizon A molik dan di

bawahnya langsung batukapur berkadar CaCO3 >40% (Jika horizon A mengandung

pecahan CaCO₃ halus banyak, warna horizon A molik dapat meyimpang) penggunaan

lahan yang umumnya ditentukan pada satuan lahan ini adalah permukiman, kebun

campuran dan tegalan serta semak. Jenis tanah ini berasosiasi dengan jenis tanah kambisol

(Tropepts) dan litosol (Lithic Orthents).

(d) Tanah kambisol adalah tanah dengan tingkat perkembangan sedang, mempunyai horison

B kambik, terbentuk pada berbagai bahan induk yang bersifat basa atau asam yang

menyebar dari daerah datar hingga bergunung pada lereng dan ketinggian yang bervariasi.

Tekstur halus sampai agak kasar, solum sedang sampai dalam dan berdrainase baik.

Vegetasi yang ada umumnya tanaman pertanian dominasi kelapa, tanaman campuran

(tanaman tahunan, kebun, ladang) semak belukar.

25
5) Iklim

Iklim merupakan keadaan udara rata-rata pada suatu daerah yang luas dan waktu yang

cukup lama (±25-30 tahun). Kondisi iklim di Maluku sangat di pengaruhi oleh laut. Di Pulau

Letti terdapat 2 (dua) musim yaitu : 1). Musim timur berlangsung antara bulan mei sampai

dengan bulan oktober (musim kemarau). 2). Musim barat berlangsung antara bulan desember

sampai maret (musim penghujan). Kemudian diselingi oleh 2 (dua) musim pancaroba. Musim

pacaroba adalah fenomena iklim transisi antara musim timur dan

musim barat atau yang terjadi pada bulan april dan bulan november.

Musim barat berlangsung dari bulan desember sampai maret, sedangkan musim timur

berawal dari bulan mei sampai oktober. Terdapat masa peralihan atau pancaroba yang

berlangsung diantara dua musim tersebut, yakni bulan april terjadi peralihan musim barat ke

musim timur dan bulan november terjadi peralihan musim timur ke musim barat.

6) Curah hujan

Jumlah curah hujan dan hari hujan menurut bulan di Kabupaten Maluku Barat Daya

dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1: Jumlah Curah Hujan Dan Hari Hujan.


NO Bulan Curah hujan (mm³) Hari hujan
1 Januari 174.7 20
2 Februari 181.9 23
3 Maret 370.6 22
4 April 564.3 23
5 Mei 222.0 20
6 Juni 477.7 23
7 Juli 218.3 17
8 Agustus 17.9 8
9 September 5.0 4
10 Oktober 18.8 4
11 November 139.2 17
12 Desember 144.5 13
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Saumlaki

26
Berdasarkan Tabel 4.1. Maka jumlah curah hujan tertinggi berada pada bulan april yaitu

564,3 mm³ dengan jumlah hari hujan 23 hari, sedangkan curah hujan terendah berada pada

bulan september yaitu 5,0 mm³ dengan jumlah hari hujan 4 hari dan jumlah rata-rata curah

hujan pada tahun 2017 adalah 211,24 mm³, dengan rata-rata hari hujan 16 hari.

7) Hidrologi

Ketersediaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha pertanian sangat

berkaitan dengan karakteristik geologi yang membentuk Pulau Letti. Sifat karang yang berpori

dan permeable akibat proses pelarutan telah menciptakan akuifer karang dengan sistim

drainase internal (sungai bawah tanah) dan air tanah menjadi agak jauh dari permukaan. Air

yang berasal dari sumur gali (kedalaman ± 19 meter) yaitu air berasal dari mata air yang keluar

dari sisi karang) dan sumur resapan (air hujan dari tiris rumah yang dialirkan masuk ke dalam

tanah) digunakan untuk lahan pertanian. Di Desa Luhuleli sumber air berasal dari sumur gali

kedalaman ± 19 meter) Pada musim hujan, debit air cukup tinggi sedangkan musim panas

aliran air menjadi lemah.

8) Aksesibilitas

Aksesibilitas dimaksudkan sebagai tingkat kemudahan pergerakan atau mobilisasi

penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Faktor-faktor aksesibilitas Di Desa Luhuleli

Kecamatan Letti meliputi sarana prasarana, pencapaian dari dan ke Kota Kecamatan, dari dan

ke Kota Kabupaten (Tiakur) maupun Kota Provinsi (Ambon) sebagaimana terlihat pada tabel

4.2.

27
Tabel 4.2. Aksesibilitas Dari Dan Ke Desa Luhuleli
Sarana Prasarana Rute Perjalanan Biaya (Rp) Lama
Transportasi Perjalanan
KM. Pango Kapal Ambon - Banda – Saumlaki – 375.000,- 3 Hari
PELNI Tepa – Moa – Kisar
KM. Sabuk Kapal Ambon – Damer – Romang – 33.000,- 3 Hari
48 PELNI Kisar – Letti – Moa
KM. Santika Kapal Ambon – Damer – Moa – 400.000,- 1 Hari
Lestari 77 PELNI Letti – Kisar
Wings Pesawat Ambon (Bandara Pattimura) 1.550.000,- 1,5 Jam
Airline terbang – Syota (Bandara Udara Jos
Imsula Orno)
Angkutan Ojek Desa Tomra (Pelabuhan 50.000,- 45 Menit
Darat Tomra) – Luhuleli
Angkutan Spit Letti – Tiakur 50.000,- 30 Menit
Laut
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2019

Data pada tabel 4.2. Menunjukan bahwa jalan dari dan ke Desa Luhuleli berstatus

jalan Kabupaten. Umumnya produksi hasil pertanian dan perikanan di Desa Luhuleli bila

dijual ke pasar kecamatan maupun pasar kabupaten melalui jalan tersebut dan membutuhkan

waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar untuk mendistribusikan barang tersebut. Hal ini

dimungkinkan karena sarana prasarana transportasi belum memadai untuk melakukan

aktifitas perekonomian dari dan ke pusat-pusat pemasaran.

4.1.2 Keadaan penduduk

a) Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

Desa Luhuleli memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.152 jiwa dari jumlah Kepala

Keluarga (KK) 424 KK. Berdasarkan jenis kelamin penduduk Desa Luhuleli memiliki

jumlah penduduk laki-laki sebanyak 508 Jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 644

Jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3.

28
Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
1 Laki-laki 508 44.00
2 Perempuan 644 56.00
Jumlah 1152 100.00
Sumber : Kantor Desa Luhuleli Tahun 2019

Berdasarkan data pada tabel 4.3. Maka dapat di hitung besarnya Sex Rasio (SR) di

Desa Luhuleli sebagai berikut:

Jumlah penduduk laki-laki


Sexrasio =
Jumlah penduduk perempuan X 100%

508
Sexrasio = X 100%
644

Sexrasio = 79

Maka Sex Rasio penduduk Desa Luhuleli adalah 79, yang artinya didalam setiap 100

perempuan terdapat 79 laki-laki.

b) Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur

Berdasarkan data yang di peroleh maka keadaan penduduk Desa Luhuleli menurut

kelompok umur dapat diihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur


No Kelompok umur Jumlah Presentase (%)
1 0 – 4 Tahun 129 11.20
2 5 – 9 Tahun 133 11.54
3 10 – 14 Tahun 152 13.19
4 15 – 19 Tahun 110 9.55
5 20 – 24 Tahun 55 4.77
6 25 – 29 Tahun 87 7.55
7 30 – 34 Tahun 66 5.73
8 35 – 39 Tahun 82 7.12
Lanjutan di halaman berikutnya …

29
9 40 – 44 Tahun 62 5.38
10 45 – 49 Tahun 58 5.04
11 50 – 54 Tahun 53 4.60
12 55 – 59 Tahun 34 2.95
13 60 – 64 Tahun 45 3.91
14 > 65 Tahun 86 7.47
Jumlah 1152 100.00
Sumber : Kantor Desa Luhuleli Tahun 2019

Berdasarkan data pada tabel 4.4. Terlihat jumlah penduduk Desa Luhuleli

berdasarkan umur maka dapat disimpulkan bahwa penduduk yang belum produktif (umur

0 - 14 Tahun) berjumlah 414 jiwa dan jumlah penduduk yang produktif (15 - 64 tahun)

sebanyak 652 serta yang sudah tidak produktif (>65 tahun) berjumlah 86 jiwa.

Berdasarkan data jumlah penduduk Desa Luhuleli berdasarkan kelompok umur

tersebut maka dapat diketahui beban ketergantungan (Dependency Ratio) di Desa

Luhuleli, sebagai berikut:

Jumlah penduduk usia belum produktif + Usia tidak produktif


Dependency Ratio = X 100%
Jumlah penduduk usia produktif (15 – 64 tahun)

Dependency Ratio = 414 + 86


X 100%
652

Dependency Ratio = 500 X 100%


652

Dependency Ratio = 77

Berdasarkan hasil perhitungan Depedency Ratio (DR) dimana angka

ketergantungan penduduk untuk Desa Luhuleli adalah 77 yang berarti setiap 100 usia

produktif harus menanggung 77 usia belum produktif dan yang tidak produktif lagi.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa angka ketergantungan

penduduk pada Desa Luhuleli lebih sedikit dari pada jumlah penduduk produktif.

30
c) Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar, terencana sistematis dan berlangsung terus

menerus dalam suatu proses pembelajaran untuk mengembangkan segenap potensi

manusia baik jasmani maupun rohani. Tingkat pendidikan di Desa Luhuleli sangat

bervariasi Luhuleli sebagai berikut:

Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


No Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase (%)
1 Belum/tidak sekolah 157 13.63
2 TK/PAUD 64 5.56
3 Sekolah dasar 378 32.83
4 SMP/Sederajat 357 31.02
5 SMA/SMK 165 14.33
6 Diploma 9 0.79
7 S1 21 1.84
Jumlah 1152 100.00
Sumber : Kantor Desa Luhuleli Tahun 2019

Berdasarkan data pada tabel 4.5. Menunjukan bahwa tingkat pendidikan pada Desa

Luhuleli adalah sebagai berikut: pada tingkat Sekolah Dasar sebanyak 378 jiwa (32.83%),

pada tingkat SMP/Sederajat sebanyak 357 jiwa (31.02%), pada tingat SMA/SMK

sebanyak 165 jiwa (14.33%), pada tingkat Diploma sebanyak 9 jiwa (0.79%), dan pada

tingkat sarjana sebanyak 21 jiwa (1.84%)

d) Jumlah penduduk berdasarkan agama

Agama merupakan sesuatu yang alamiah dalam kehidupan manusia setiap berhak

menganut dan memeluk agamanya masing-masing. Agama yang dianut oleh masyarakat

Desa Luhuleli adalah sebagai berikut:

31
Tabel 4.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
No Agama yang dianut Jumlah Presentase (%)
1 Kristen Protestan 1152 100
2 Kristen Katolik 0 0
3 Islam 0 0
4 Hindu 0 0
5 Budha 0 0
1152 100
Sumber : Kantor Desa Luhuleli Tahun 2019

Berdasarkan data pada tabel 4.6. Agama yang di anut oleh masyarakat Desa

Luhuleli adalah agama Kristen Protestan yaitu sebanyak 1152 jiwa (100%) dengan jumlah

Gereja atau tempat ibadah yaitu sebanyak 3 Gereja yaitu Gereja Protestan Maluku (GPM),

Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Dan Gereja Bethel Indonesia (GBI)

e) Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian

Mata pencaharian masyarakat Desa lebih mengarah ke sektor pertanian,

perkebunan, peternakan, dan sebagian kecil bekerja sebagai pengusaha, PNS dan lain-lain.

Kondisi seperti ini juga dialami oleh masyarakat di Desa Luhuleli, jumlah masyarakat usia

produktif adalah 652 jiwa, dengan jenis pekerjaan mereka adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian


No Mata Pencaharian Jumlah Presentase (%)
1 Pegawai Negeri Sipil 18 2.76
2 Honorer 13 1.99
3 Petani 476 73.00
4 Pedagang 11 1.69
5 Nelayan 7 1.08
6 Tukang Kayu 5 0.77
7 Yang tidak bekerja 122 18.71
652 100.00
Sumber : Kantor Desa Luhuleli Tahun 2019

32
Berdasarkan pada tabel 4.7. Terlihat bahwa lapangan pekerjaan pada masyarakat

usia produktif di Desa Luhuleli sebagian besar bekerja di sektor pertanian yaitu mencapai

634 jiwa (90.31%) akan tetapi masyarakat yang bekerja sebagai petani juga mempunyai

pekerjaan sampingan yaitu sebagai Nelayan, Peternak, Tukang Tipar pohon koli dan buruh

bangunan.

Para nelayan menangkap ikan di laut dengan menggunakan cara tradisional agar

tidak merusak sumber daya laut yang ada, hasil melaut digunakan memenuhi kebutuhan

pangan keluarga dan juga dapat dijual untuk menambah pendapatan. Sebagian besar

masyarakat Desa Luhuleli juga bekerja di bidang peternakan sebagai pekerjaan

sampingan, bahkan ada beberapa pegawai negeri sipil juga memelihara ternak, ternak yang

di pelihara oleh masyarakat adalah: sapi, kuda, kerbau, babi, kambing, ayam. Hasil

peternakan dapat dijual atau di konsumsi jika ada acara-acara tertentu.

Sedangkan perkerjaan sampingan sebagai tukang tipar pohon koli hanya dilakukan

oleh para petani karena untuk melakukan pekerjaan ini membutuhkan waktu yang cukup

lama dan memerlukan keahlian untuk memanjat pohon koli yang tingginya mencapai 10-

15 meter. Dan pekerjaan ini hanya dapat dilakukan pada musim kemarau (Agustus-

September). hasil dari dari tipar pohon koli berupa sageru yang nantinya di masak dan

menjadi sopi, sopi ini yang nantinya dijual di dalam pulau letti bahkan di luar pulau letti,

dengan harga sopi mencapai Rp.350.000 – 500.000/30 liter tergantung waktu penjualan.

33
4.2 Identitas Responden

4.2.1 Klasifikasi responden berdasarkan umur

Klasifikasi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8. Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur


No Kelompok umur (Tahun) Jumlah Presentase (%)
1 20 – 24 1 1.56
2 25 – 29 8 12.5
3 30 – 34 12 18.75
4 35 – 39 13 20.32
5 40 – 44 9 14.07
6 45 – 49 10 15.62
7 50 – 54 7 10.93
8 >55 4 6.25
64 KK 100.00
Sumber : Hasil penelitian Tahun 2019

Berdasarkan data pada tabel 4.8. Menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah

berada pada kelompok umur 35-39 tahun yaitu sebanyak 13 responden (20.32%), kelompok

umur 30-34 tahun yaitu sebanyak 12 responden (18.75%), kelompok umur 45-49 tahun

yaitu sebanyak 10 responden (15.62%), kelompok umur 40-44 tahun yaitu sebanyak 9

responden (14.07%), kelompok umur 25-29 tahun yaitu sebanyak 8 responden (12.5%),

kelompok umur 50-54 tahun yaitu sebanyak 7 responden (10.93%), kelompok umur >55

tahun yaitu sebanyak 4 responden (6.25%), sedangkan responden terendah adalah berada

pada kelompok umur 20-24 tahun yaitu sebanyak 1 responden (1.56%).

4.2.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut

34
Tabel 4.9. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
No Jenis kelamin Jumlah Presentase (%)
1 Laki-laki 63 98.44
2 Perempuan 1 1.56
64 KK 100.00
Sumber : Hasil penelitian Tahun 2019

Berdasarkan data pada tabel 4.9. Menunjukan bahwa responden laki-laki yaitu

sebanyak 63 responden (98.44%) dan responden perempuan yaitu sebanyak 1 responden

(1.56%)

4.2.3 Klasifikasi responden berdasarkan mata pencaharian

Klasifikasi responden berdasarkan mata pencaharian sebagai berikut:

Tabel 4.10. Klasifikasi Responden Berdasarkan Mata Pencaharian


No Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase (%)
1 Pegawai Negeri Sipil 3 4.69
2 Petani 55 85.94
3 Pedagang 5 7.81
4 Tukang kayu 1 1.56
64 KK 100.00
Sumber : Hasil penelitian Tahun 2019

Berdasarkan data pada 4.10. Jumlah responden terbanyak adalah masyarakat yang

bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 55 responden (85.94%), pedagang 5 responden

(7.81%), PNS 3 Responden (4.69%) dan tukang kayu 1 responden (1.56%).

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.3.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Penduduk Desa Luhuleli mencapai 1152 jiwa dari 424 kepala keluarga. Hasil observasi

pada 7 sumur gali dan 1 sumur bor dan hasil tinjauan data kuisioner yang diperoleh dari 64

kepala keluarga sebagai responden adalah sebagai berikut:

35
1) Ketersediaan air bersih
a) Hasil data kuisioner
b)
(1) Kekurangan air bersih dalam keluarga
Tabel 4.11. Ketersediaan air bersih
No Ketersediaan air bersih Jumlah Presentase (%)
1 Ya pernah mengalami kekurangan air bersih 64 100
Jumlah 64 100
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019

Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.11. Masyarakat Desa Luhuleli pernah

mengalami kekurangan air bersih sebanyak 64 responden (100%).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, 100% masyarakat Desa

Luhuleli pernah mengalami kekurangan air bersih yaitu di musim kemarau pada 11 tahun

yang lalu tepatnya bulan agustus-november. Kekurangan air bersih terjadi sekitar 11 tahun

yang lalu tetapi pada tahun 2019 sekarang sebagian besar masyarakat Desa Luhuleli sudah

mampu memenuhi kebutuhan air bersih walaupun musim kemarau sekarang (bulan agustu-

november) sumur gali di dalam dalam desa tidak akan kering.

(2) Kapan mengalami kekurangan air bersih


Tabel 4.12. Waktu Mengalami Kekurangan Air Bersih
No Waktu Jumlah Presentase (%)
1 Agustus – November 64 100
Jumlah 64 100
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019

Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.12. Masyarakat Desa Luhuleli mengalami

kekurangan air bersih pada bulan Agustus – November sebanyak 64 responden (100%).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, 100% masyarakat Desa

Luhuleli pernah mengalami kekurangan air bersih di musim kemarau pada 11 tahun yang

lalu tepatnya pada bulan Agustus-November.

36
Pada musim kemarau dulu (Agustus – November) sumur di pegunungan kering,

semua masyarakat desa mengambil air di sumur gali pertama (Gambar 4.1) tetapi air di

sumur tersebut tidak kering, walaupun digunakan oleh seluruh masyarakat Desa Luhuleli

namun pada sore hari airnya keruh karena banyak orang yang menimba air di sumur

tersebut.

Tetapi sekarang di dalam desa sudah terdapat 5 sumur gali, 2 sumur sudah

menggunakan mesin sanyo untuk menarik air sedangkan 3 sumur masih menggunakan

katrol. sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan air bersih walaupun di musim

kemarau.

Gambar 4.1. Sumur gali pertama


Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019

(3) Cara untuk mengatasi kekurangan air bersih tersebut


Tabel 4.13. Cara Mengatasi Kekurangan Air Bersih
No Cara mengatasi Jumlah Presentase (%)
1 Menghemat penggunaan air 37 57.82
2 Mengantre di bak umum 6 9.37
3 Mencari sumber air lain 21 32.81
Jumlah 64 100.00
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019

37
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.13. Cara yang dilakukan masyarakat desa

untuk mengatasi air bersih adalah menghemat penggunaan air sebanyak 37 responden

(57.82%), mengantre di bak umum sebanyak 6 responden (9.37%) dan mencari sumber air

lain sebanyak 21 responden (32.81%)

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, jika musim kemarau dulu (11

tahun yang lalu) masyarakat sering mangantri di bak umum dari subuh karena jika sudah

pagi maka akan bertambah banyak, selain mengantri di bak umum, masyarakat juga

menghemat penggunaan air yang dipakai setiap hari.

Tetapi sekarang masyarakat Desa Luhuleli sudah tidak lagi mengantri di bak umum,

karena sumber air sudah bertambah menjadi 5 sumur gali, sehingga masyarakat bisa

mendapatkan air bersih kapan saja.

(4) Bantuan dari pemerintah desa untuk mengatasi ketersediaan air bersih
Tabel 4.14. Bantuan Dari Pemerintah Desa
No Bantuan dari pemerintah Jumlah Presentase (%)
1 Sering mendapat bantuan 8 12.5
2 Kurang mendapat bantuan 32 50
3 Tidak pernah mendapat bantuan 24 37.5
Jumlah 64 100.00
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019

Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.14. Sering mendapat bantuan sebanyak 8

responden (12.5%), kurang mendapat bantuan sebanyak 32 responden (50%) tidak pernah

mendapat bantuan sebanyak 24 responden (37.5).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, masyarakat merasa bahwa

mereka kurang mendapat bantuan dari pemerintah desa untuk mengatasi ketersediaan air

bersih di di dalam desa bantuan dari pemerintah yaitu menggali 4 sumur pada tahun 2017-

2018 untuk menambah sumur yang sudah bangun pada tahun 2008 dan memberikan mesin

38
sanyo untuk menarik air, tetapi pembagian mesin sanyo tidak merata sehingga membuat

masyarakat di bagaian barat merasa kecewa.

(5) Jenis bantuan diberikan pemerintah untuk mengatasi ketersediaan air bersih
Tabel 4.15. Jenis bantuan dari pemerintah
No Jenis bantuan Jumlah Presentase (%)
1 Tidak memberikan bantuan 24 37.5
2 Memberikan mesin sanyo untuk menarik air 40 62.5
Jumlah 64 100.00
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019

Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.15. Memberikan mesin sanyo untuk

menarik air sebanyak 40 responden (62.5%), tidak memberikan bantuan sebanyak 24

responden (37.5).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden yang memilih jawaban

pemerintah desa tidak memberikan bantuan, karena ketidakpedulian dari pemerintah desa

terhadap sumber-sumber air yang mengakibatkan masyarakat desa mengalami kesulitan

dalam mendapatkan air bersih.

Sebagian masyarakat juga merasa pemerintah memberikan bantuan kepada

masyarakat berupa mesin sanyo di sumur 1 (gambar 4.2) dan juga di sumur 5 (gambar 4.3).

Tetapi mesin sanyo yang diberikan juga tidak merata karena hanya di pasang pada sumur

pertama dan sumur kelima yang letaknya di bagian timur sedangkan di bagian barat

menggunakan katrol (jalan raya membagi desa menjadi 2 bagian yang sama besar).

Sehingga membuat masyarakat desa di bagian barat merasa di perlakukan tidak adil, hal ini

menjadi perhatian pemerintah desa yang harus ditindaklanjuti agar masyarakat bisa hidup

sejahterah.

39
Gambar 4.2. Sumur 1 yang sudah di pasang Gambar 4.3. Sumur 5 yang sudah di pasang
mesin sanyo mesin sanyo
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019 Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019

1.1 Sumber air bersih


a) Hasil data kuisioner
(1) Sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari
Tabel 4.16. Sumber air bersih
No Sumber air bersih Jumlah Presentase (%)
1 Sumur gali di dalam desa 61 95.31
2 Sumur gali di pegunungan 3 4.69
Jumlah 64 100
Sumber : Hasil data kuisioner tahun 2019

Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.16. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih

sehari-hari, masyarakat Desa Luhuleli menggunakan sumur gali di dalam desa sebanyak 61

responden (95.31%) dan sumur gali di pegunungan sebanayak 3 responden (4.69%).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden pada musim hujan masyarakat

sering memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehingga

mengakibatkan sumur gali menjadi sepi dan debit air pun bertambah, dan sebagian kecil

40
masyarakat mereka masih menggunakan sumber air dari pegunungan karena kurang adanya

perhatian pemerintah maka air tersebut tidak di distribukan ke dalam desa.

(2) Sumur bor yang sudah di bangun dan sudah dibuat saluran pipa di setiap rumah tetapi sumur

tersebut belum berfungsi dengan baik

Tabel 4.17. Keadaan Sumur Bor


No Sumur bor Jumlah Presentase (%)
1 Kekurangan dana untuk mendistribusikan air ke 3 4.69
dalam desa
2 Mesin tersebut sudah tidak berfungsi atau rusak 15 23.44
3 Kurangnya perhatian pemerintah desa untuk 27 42.18
menjalankan air ke dalam desa
4 Kerena kualitas airnya keruh atau kotor 19 29.68
Jumlah 64 100.00
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019

Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.17. Alasan air dari sumur bor tidak

didisttribusikan adalah kekurangan dana untuk mendistribusikan air ke dalam desa sebanyak

sebanyak 3 responden (4.69%), mesin tersebut sudah tidak berfungi atau rusak sebanyak 15

responden (23.44%), Kurangnya perhatian pemerintah desa untuk menjalankan air ke dalam

desa sebanyak 27 responden (42.18%) dan Karena kualitas airnya keruh atau kotor sebanyak

19 responden (29.68%).

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang pernah memeriksa sumur bor

tersebut, mereka mengatakan bahwa sumur bor (gambar 4.4) yang sudah di bangun dari

tahun 2013 tidak berfungsi karena saringan air dekat pipa yang berfungsi menyaring air dari

kotoran, saringan tersebut tersumbat dengan kotoran-kotoran yang di bawa air dari dalam

tanah dan untuk membersihkannya perlu tenaga khusus. Bak penampung (gambar 4.5)

sudah tidak berfungsi lagi.

41
Gambar 4.4. Sumur bor Gambar 4.5. Bak penampung untuk sumur bor
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019 Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019

(3) Sumber air pegunungan yang telah dibuat saluran pipa dan bak penampung di dalam desa

tetapi sekarang sumber air tersebut tidak berfungsi dengan baik

Tabel 4.18. Sumber air dari pegunungan


No Sumber air dari pegunungan Jumlah Presentase (%)
1 Pipa dan bak penampung sudah tidak 28 43.75
berfungsi
2 Kurangnya perhatian pemerintah desa untuk 36 56.25
menjalankan air ke dalam desa
Jumlah 64 100.00
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019

Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.18. Alasan air dari pegunungan tidak

didistribusikan adalah pipa dan bak penampung sudah tidak berfungsi sebanyak sebanyak

28 responden (43.75%), kurangnya perhatian pemerintah desa untuk menjalankan air ke

dalam desa sebanyak 36 responden (56.25%),

42
Berdasarkan hasil observasi di sumur pegunungan, sekarang ini sumber air

pegunugan melimpah (gambar 4.6) bak penampung dari sumur pegunungan menjadi penuh

dan terbuang sia-sia (gambar 4.7), karena pipa dari bak penampung ke bak dalam desa telah

putus/rusak sehingga air tersebut tidak dapat didistribusikan ke dalam desa untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat Desa Luhuleli.

Gambar 4.6. Sumur di kaki gunung yorein Gambar 4.7. Bak penampung untuk sumur pegunungan
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019 Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019

Masyarakat memperbaiki pipa tersebut agar bisa di gunakan kembali (gambar 4.9),

pipa yang telah diperbaiki tepatnya pada lingkararan merah di gambar 4.9. tetapi air tersebut

hanya dapat digunakan oleh beberapa keluarga yang rumah atau tempat tinggal mereka

dekat dengan pipa yang putus atau rusak.

Masyarakat Desa Luhuleli sangat mengharapkan agar pemerintah Desa Luhuleli

memperhatikan sumber air tersebut, memperbaiki pipa yang telah rusak, agar air dari

pegunungan bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Luhuleli

43
tanpa harus menimba air menggunakan katrol di sumur yang kedalamannya mencapai 19

meter.

Salah satu upaya pemerintah desa luhuleli untuk menjaga persediaan air tanah adalah

dengan cara membangun bendungan di kaki gunung yorein (Gambar 4.8) dekat dengan

sumur pegunungan (gambar 4.6) agar dapat menampung air di daerah sekitarnya.

Gambar 4.8. Bendungan di kaki gunung yorein Gambar 4.9. Air dari bak penampung
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019 Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun
2019

(4) Respon pemerintah desa terhadap sumur bor dan sumber air dari pegunungan
Tabel 4.19. Respon pemerintah Desa
No Respon pemerintah desa Jumlah Presentase (%)
1 Pemerintah desa telah melakukan berbagai 24 37.5
upaya untuk mengatasinya tetapi sia-sia
3 Pemerintah desa membiarkan begitu saja 40 62.5
Jumlah 69 100.00
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019

44
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.19. Pemerintah desa telah melakukan

berbagai upaya untuk mengatasinya tetapi sia-sia sebanyak 24 responden (37.5%),

Pemerintah desa membiarkan begitu saja sebanyak 40 responden (62.5%).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden mereka sangat mengharapkan

pemerintah desa dapat memperbaiki sumur bor yang rusak dan memperbaiki pipa agar air

dari sumur pegunungan bisa didistribusikan dengan baik, dan pemerintah dapat memberikan

mesin sanyo untuk dipasang pada sumur yang masih menggunakan katrol.

(5) Upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga sumber-sumber air bersih yang ada
Tabel 4.20. Upaya-upaya menjaga sumber air
No Upaya menjaga sumber air Jumlah Presentase (%)
1 Melakukan Reboisasi 5 10.87
2 Membersihkan sumur/bak 17 36.96
4 Kerja bakti 42 52.17
Jumlah 69 100.00
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019

Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.20. Upaya-upaya menjaga sumber air yaitu

melakukan reboisasi sebanyak 5 responden (10.87%), Membersihkan sumur/bak sebanyak

17 responden (36.96%) dan kerja bakti sebanyak 42 responden (52.17%).

Gambar 4.10. Peran masyarakat untuk membersihkan


bak umum
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019 45
Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, masyarakat desa sering

membersihkan sumur dan bak umum (gambar 4.10) kegiatan tersebut dilakukan minimal

seminggu sekali, untuk menjaga kebersihan sumber-sumber air tersebut. Sedangkan kerja

bakti dilakukan jika ada pekerjaan yang membutuhkan tenaga, misalnya membersihkan

mata air di dalam sumur atau pekerjaan lainnya.

b) Hasil observasi sumur gali

Observasi dilakukan pada 7 sumur gali dan 1 sumur bor, hasil observasi dari 8 sumber

air tersebut adalah sebagai berikut:

1) Karakteristik Sumur Gali


Tabel 4.21. Hasil observasi karakteristik sumur gali
N Karakteristik Sumur Sumur Sumur Sumur Sumur
o Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima
1 Lantai sumur Dasar kasar Dasar kasar Dasar kasar Dasar kasar Dasar kasar
2 Dinding sumur Parmanen Parmanen Parmanen Parmanen Parmanen
3 Tinggi bibir sumur 80 cm 76 cm 79 cm 80,2 cm 79 cm
4 Diameter sumur 86 cm 1,7 cm 100 cm 99 cm 83 cm
5 Kedalaman sumur 18,6 meter 17.42 meter 21.92 meter 20.34 meter 18,46 meter
6 Ketinggian debit air 65 cm 3,58 meter 7,51 meter 2,65 meter 49 cm
7 Sumber pencemaran Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
8 Saluran limbah Ada Ada Ada Tidak ada Ada
9 Vegetasi Kusambi, Pisang, Pisang, Pisang, Sukun dan
koli, dan sukun dan sukun, sukun, bambu
semak lemon kelapa dan lemon dan
belukar nagka ketapang
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019

Berdasarkan hasil observasi sumur gali pada tabel 4.21. Hasil observasi menunjukan

bahwa sumur pertama dan sumur kelima yang sudah dipasang mesin sanyo jumlah debit air lebih

sedikit jika dibandingkan dengan ketiga sumur lainnya yang masih menggunakan katrol

46
2) Karakteristik Sumur bor
Tabel 4.22. Hasil observasi Karakteristik sumur bor
No Karakteristik Sumur Bor Deskripsi
1 Keadaan sumur bor Sumur bor sudah tidak berfungsi lagi seperti yang
terlihat pada gambar 4.4
2 Keadaan bak penampung bak penampung sudah tidak digunakan dan semak
belukar tumuh di sekitar bak penampung seperti yang
terlihat pada gambar 4.5
3 Debit air (5 /detik) Tidak ada air
4 Pipa ledeng Sebagian besar pipa di rumah masyarakat telah rusak
5 Sumber pencemaran Tidak ada
6 Vegetasi Mangga, kelapa, jambu monyet, pepohonan dan semak.
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019

3) Karakteristik Sumur pegunungan

Tabel 4.23. Hasil observasi Karakteristik sumur pegunungan

No Karakteristik Deskripsi
Sumur pegunungan
1 Lantai sumur Lantai sumur adalah tanah yang lembek dan di sekitar
berhamburan dengan ranting dan daun pohon yang berjatuhan
2 Dinding sumur Dinding terbuat dari semen tetapi lumut-lumut sudah bertumbuh
di dinding tersebut, seperti yang terlihat pada gambar 4.6
3 Keadaan bak Bak penampung masih digunakan sampai sekarang seperti yang
penampung terlihat pada gambar 4.7
4 Tinggi bibir sumur Tinggi 80 cm
5 Panjang bibir sumur Panjang 2,10 meter
6 Lebar bibir sumur Lebar 1,55 meter
7 Kedalaman sumur Kedalaman 2,30 meter
8 Ketinggian debit air 1,30 meter
9 Sumber pencemaran Tidak ada
10 Saluran limbah Tidak ada
11 Vegetasi Pepohonan dan semak belukar
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019

47
4) Karakteristik Sumur di lapang (Khusus untuk peternakan)
Tabel 4.24. Hasil observasi Karakteristik sumur di lapang
No Karakteristik Deskripsi
Sumur pegunungan
1 Jarak sumur dari Sumur di lapang jaraknya ± 5 km, sumur tersebut dapat
Desa ditempuh dengan berjalan, kederaan roda 2 dan kederaan roda 4
2 Lantai sumur Lantai sumur adalah parmanen di buat dari semen
3 Dinding sumur Dinding sumur adalah pamanen di buat dari semen
4 Tinggi bibir sumur Tinggi 85 cm
5 Kedalaman sumur Kedalaman 22 meter
6 Ketinggian debit air 2.51 meter
7 Sumber pencemaran Tidak ada
8 Saluran limbah Tidak ada
9 Vegetasi Pohon koli, kusambi, Pepohonan dan semak belukar
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019

5) Pengamatan ketinggian debit air


(a) Sumur pertama

Tabel 4.25. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur pertama
Hari Ketinggian Debit Sumur Gali (cm)
Tanggal Jam 05:00 Jam 13:00 Jam 17:00 Jam 22:00 Rata-rata
Senin 8 april 2019 60 68 71 47 61.5
Selasa 9 april 2019 61 69 73 52 63.75
Rabu 10 april 2019 63 72 73 54 65.5
Kamis 11 april 2019 65 69 80 82 74
Jumat 12 april 2019 86 48 54 60 62
Sabtu 13 april 2019 69 50 52 59 57.5
Minggu 14 april 2019 65 72 76 67 70
Rata-rata 67 64 68.42 60.14
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019

48
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.25. Maka debit air tertinggi berada pada hari

Jumat 12 april 2019 jam 05:00 yaitu 86 cm dan debit air terendah berada pada hari senin 8 april

2019 jam 22:00 yaitu 47 cm. Pada hari kamis 11 April 2019 terjadinya hujan sehingga pada malam

hari air tidak di tarik ke dalam bak. Debit air pada sumur 1 sangat rendah dan air ditarik

menggunakan mesin sanyo dan ditampung pada bak umum yang jaraknya ± 30 meter dari sumur,

air dapat ditarik pada jam 19:00 – 12:30 dan juga pada pagi hari jam 09-00-13:00 tergantung dari

listrik dan jumlah air di bak. Setiap hari, Sumur pertama setiap malam menarik air sebanayak

14.308.560/hari (1 bak umum)

(b) Sumur kedua

Tabel 4.26. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur kedua
Hari Ketinggian Debit Sumur Gali (Meter)
Tanggal Jam 05:00 Jam 13:00 Jam 17:00 Jam 22:00 Rata-rata
Senin 8 april 2019 3,59 3,44 3,37 3,52 3,48
Selasa 9 april 2019 3,62 3,46 3,40 3,56 3,51
Rabu 10 april 2019 3,65 3,62 3,60 3,59 3,62
Kamis 11 april 2019 3,70 3,71 3,72 3,73 3,72
Jumat 12 april 2019 3,68 3,62 3,64 3,67 3,65
Sabtu 13 april 2019 3,62 3,59 3,53 3,60 3,59
Minggu 14 april 2019 3,56 3,50 3,46 3,61 3.53
Rata-rata 3,63 3,56 3,53 3,61
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019

Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.26. Maka debit air tertinggi berada pada hari

Kamis 11 april 2019 jam 22:00 yaitu 3,73 Meter dan debit air terendah berada pada hari senin 8

april 2019 jam 17:00 yaitu 3.37 Meter. Pada hari kamis 11 April 2019 terjadinya hujan sehingga

masyarakat jarang menimba air.

49
(c) Sumur ketiga

Tabel 4.27. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur ketiga
Hari Ketinggian Debit Sumur Gali (Meter)
Tanggal Jam 05:00 Jam 13:00 Jam 17:00 Jam 22:00 Rata-rata
Senin 8 april 2019 7,48 7,45 7,40 7,46 7,45
Selasa 9 april 2019 7,47 7, 44 7,48 7,40 7,45
Rabu 10 april 2019 7,55 7, 54 7,52 7,55 7,54
Kamis 11 april 2019 7,58 7,59 7,68 7,69 7,64
Jumat 12 april 2019 7,70 7,47 7,43 7,48 7,52
Sabtu 13 april 2019 7,51 7,49 7,46 7,47 7,48
Minggu 14 april 2019 7,53 7,51 7,46 7,50 7,50
Rata-rata 7,55 7,50 7,49 7,51
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019

Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.27. Maka debit air tertinggi berada pada hari

Jumat 12 april 2019 jam 05:00 yaitu 7,70 Meter dan debit air terendah berada pada hari senin 8

april 2019 jam 17:00 yaitu 7,40 Meter. Pada hari kamis 11 April 2019 terjadinya hujan sehingga

pada malam hari air tidak di tarik ke dalam bak.

(d) Sumur keempat

Tabel 4.28. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur keempat
Hari Ketinggian Debit Sumur Gali (Meter)
Tanggal Jam 05:00 Jam 13:00 Jam 17:00 Jam 22:00 Rata-rata
Senin 8 april 2019 2,65 2,58 2,54 2,60 2,59
Selasa 9 april 2019 2,65 2,60 2,56 2,58 2,60
Rabu 10 april 2019 2,62 2,65 2,68 2,70 2,66
Kamis 11 april 2019 2,72 2,70 2,69 2,69 2,70
Jumat 12 april 2019 2,74 2,72 2,69 2,65 2,70
Sabtu 13 april 2019 2,70 2,68 2,64 2,60 2,66
Minggu 14 april 2019 2,66 2,63 2,62 2,68 2,65
Rata-rata 2,68 2,65 2,63 2,64
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019

50
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.28. Maka debit air tertinggi berada pada hari

Jumat 12 april 2019 jam 05:00 yaitu 2,74 Meter dan debit air terendah berada pada hari senin 8

april 2019 jam 17:00 yaitu 2,54 cm. Pada hari kamis 11 April 2019 terjadinya hujan sehingga

pada malam hari air tidak di tarik ke dalam bak.

(e) Sumur kelima

Tabel 4.29. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur kelima
Hari Ketinggian Debit Sumur Gali (cm)
Tanggal Jam 05:00 Jam 13:00 Jam 17:00 Jam 22:00 Rata-rata
Senin 8 april 2019 49 42 47 41 44,8
Selasa 9 april 2019 48 45 48 46 46,8
Rabu 10 april 2019 49 48 50 57 51
Kamis 11 april 2019 54 53 60 56 55,8
Jumat 12 april 2019 62 52 54 53 55,3
Sabtu 13 april 2019 40 48 50 47 46,3
Minggu 14 april 2019 48 45 47 44 46
Rata-rata 50 47,6 50,9 49,1
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019

Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.29. Maka debit air tertinggi berada pada hari

Jumat 12 april 2019 jam 05:00 yaitu 62 cm dan debit air terendah berada pada hari senin 8 april

2019 jam 13:00 yaitu 42 cm. Pada hari kamis 11 April 2019 terjadinya hujan sehingga pada malam

hari air tidak di tarik ke dalam profil. Debit air pada sumur kelima sangat rendah karena air ditarik

menggunakan mesin sanyo dan ditampung pada 3 profil (3.600 liter) jaraknya profil 4 meter dari

sumur, air dapat ditarik pada jam 19:00 – 12:30 dan juga pada pagi hari jam 09-00-13:00

tergantung dari listrik dan jumlah air di profil.

51
(f) Sumur keenam di lapang (khusus peternakan)

Tabel 4.30. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur keenam
Hari Ketinggian Debit Sumur Gali (Meter)
Tanggal Jam 05:00 Jam 13:00 Jam 17:00 Jam 22:00 Rata-rata
Senin 8 april 2019 2,40 2,42 2,26 2,33 2,35
Selasa 9 april 2019 2,39 2,40 2,24 2,34 2,34
Rabu 10 april 2019 2,40 2,41 2,38 2,42 2,40
Kamis 11 april 2019 2,45 2,47 3,49 2,52 2,73
Jumat 12 april 2019 2,56 2,58 3,54 2,55 2,81
Sabtu 13 april 2019 2,53 2,49 2,44 2,48 2,49
Minggu 14 april 2019 2,50 2,48 2,38 2,41 2,44
Rata-rata 2,46 2,46 2,68 2,44
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019

Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.30. Maka debit air tertinggi berada pada hari

Jumat 12 april 2019 jam 05:00 yaitu 2,56 Meter dan debit air terendah berada pada hari selasa 9

april 2019 jam 17:00 yaitu 2,24 cm. Pada hari kamis 11 April 2019 terjadinya hujan sehingga

hewan ternak tidak membutuhkan air untuk diminum.

2) Kebutuhan air bersih

a) Hasil data kuisioner

(1) Kebutuhan air bersih untuk minum dan mengolah makanan setiap hari dalam keluarga

Tabel 4.31. Kebutuhan air minum dan mengolah makanan


No Kebutuhan air bersih Jumlah Presentase (%)
1 < 15liter/hari 23 35.94
2 15 – 30 liter/hari 34 53.12
3 30 – 45 liter/hari 7 10.94
Jumlah 64 KK 100.00
Sumber : Hasil data kuisioner tahun 2019

52
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.31. Masyarakat Desa Luhuleli menggunakan

air bersih untuk minum dan mengolah makanan yaitu <15 liter/hari sebanyak 23 responden

(35.94%), 15–30 liter/hari sebanyak 34 responden (53.12%) dan 30–45 liter/hari sebanyak 7

responden (10.94%).

Gambar 4.11. Air dari sumur 1 di tarik Gambar 4.12. Air tersebut di distribusikan
menggunakan mesin sanyo ke dalam bak umum
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019 Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, air dari sumur 1 di tarik

dengan mesin sanyo (gambar 4.11) dan di distribusikan ke bak umum (gambar 4.12), jumlah

air yang butuhkan setiap hari sangat bervariasi, tergantung kondisi cuaca di hari itu, jika

cuaca panas maka air yang dibutuhkan akan meningkat tetapi jika musim hujan maka

masyarakat akan memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga

mereka.

Air dapat ditarik pada malam atau pagi hari tergantung dari listrik dan jumlah air di

bak. Setiap hari, Sumur pertama menampung air sebanyak 14.308.560/hari (1 bak umum)

53
(2) Kebutuhan air bersih untuk kakus dan higien yaitu untuk mandi dan membersihkan diri

Tabel 4.32. Kebutuhan air untuk kakus dan higien


No Kebutuhan air bersih Jumlah Presentase (%)
1 < 50 liter/hari 25 39.07
2 50 – 100 liter/hari 29 45.31
3 100 – 150 liter/hari 9 14.06
4 > 150 liter/hari 1 1.56
Jumlah 64 KK 100.00
Sumber : Hasil data kuisioner tahun 2019

Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.32. Masyarakat Desa Luhuleli

menggunakan air bersih untuk kakus dan higien yaitu <50 liter/hari sebanyak 25 responden

(39.07%), 50-100 liter/hari sebanyak 29 responden (45.31%), 100–150 liter/hari sebanyak

9 responden (14.06%) dan >150 liter/hari sebanyak 1 responden (1.56%).

Untuk kebutuhan kakus dan higien masyarakat membutuhkan 50 liter – 150

liter/hari, tergantung dari jumlah anggota keluarga, semakin banyak anggota keluarga maka

semakin meningkat kebutuhan air bersih setiap hari

(3) Kebutuhan air bersih untuk mencuci pakaian dan peralatan setiap hari

Tabel 4.33. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan


No Kebutuhan air bersih Jumlah Presentase (%)
1 < 50 liter/hari 42 65.62
2 50 – 100 liter/hari 22 34.37
Jumlah 64 KK 100.00
Sumber : Hasil data kuisioner tahun 2019

Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.33. Masyarakat desa Luhuleli

menggunakan air bersih untuk untuk mencuci pakaian dan peralatan yaitu <50 liter/hari

sebanyak 42 responden (65.62%) dan 50–100 liter/hari sebanyak 22 responden (34.37%)

Untuk kebutuhan mencuci pakaian dan peralatan masyarakat Desa Luhuleli

memanfaatkan air dari sumur gali karena tidak ada sungai yang mengalir di Desa Luhuleli.

54
(4) Kebutuhan air bersih untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas setiap hari

Tabel 4.34. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas
No Kebutuhan air bersih Jumlah Presentase (%)
1 <10 liter/hari 50 78.12
2 10 – 20 liter/hari 14 21.88
Jumlah 64 KK 100.00
Sumber : Hasil data kuisioner tahun 2019

Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.34. Masyarakat desa Luhuleli

menggunakan air bersih untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas yaitu

yaitu <10 liter/hari sebanyak 50 responden (78.12%) dan 10 – 20 liter/hari sebanyak 14

responden (21.88%).

(5) Kebutuhan air untuk kebutuhan peternakan

Tabel 4.35. Kebutuhan air untuk peternakan


No Kebutuhan air bersih Jumlah Presentase (%)
1 <100 liter/hari 36 56.25
2 100 – 200 liter/hari 12 18.75
3 200 – 300 liter/hari 2 3.12
4 Tidak membutuhkan 14 21.88
Jumlah 64 100.00
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.35. Masyarakat Desa Luhuleli

menggunakan air untuk kebutuhan peternakan adalah sebagai berikut: <100 liter/hari

sebanyak 36 responden (56.25%), 100–200 liter/hari sebanyak 12 responden (18.75%),

200–300 liter/hari sebanyak 2 responden (3.12%) dan masyarakat yang tidak membutuhkan

air untuk peternakan sebanyak 14 responden (21.88%).

55
Gambar 4.13. Sumur keenam di lapang khusus Gambar 4.14. Ternak sapi milik masyarakat
untuk peternakan Desa Luhuleli
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019 Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, jumlah air yang di butuhkan

untuk peternakan misalnya sapi, kuda, kerbau dan kambing sangat tergantung pada kondisi

cuaca, jika musim hujan maka binatang peliharaan itu tidak beri minum sampai cuaca

kembali normal. Ketika musim hujan terdapat genangan-genangan air di tanah yang

nantinya diminum oleh ternak-ternak peliharaan tersebut sehingga pemilik ternak tidak

menyiapkan minum bagi ternak.

Sedangkan pada musim kemarau sapi, kuda, kerbau dan kambing harus dikunjungi

oleh pemiliknya minimal sehari sekali untuk diberi makanan dan minuman. Sumur 6

(gambar 4.13) letaknya di lapang, dari Desa ke Lapang ± 5Km, dapat ditempuh dengan

kendaraan beroda dua dan beroda empat. Sumur 6 lebih di khususkan untuk peternakan

(gambar 4.14) karena letaknya di lapang tempat masyarakat desa memelihara ternak.

Mayarakat Desa Luhuleli lebih banyak memelihara ternak di lapang karena,

tempatnya lebih luas dan dekat dengan sumber air, ternak-ternak tersebut dipelihara di

kandang ada juga yang hanya mengikat beberapa induk ternak pada pohon saja.

56
Tabel 4.36. Jumlah ternak di Desa Luhuleli
No Jenis ternak Jumlah
1 Kerbau 64 ekor
2 Kuda 88 ekor
3 Sapi 515 ekor
4 Kambing 114 ekor
Jumlah 781 ekor
Sumber : Kantor Desa Luhulei Tahun 2019

(6) Kebutuhan air untuk kebutuhan petanian

Tabel 4.37. Kebutuhan air untuk pertanian


No Kebutuhan air bersih Jumlah Presentase (%)
1 <5 liter/hari 3 4.69
2 5 – 10 liter/hari 2 3.12
3 10 – 15 liter/hari 3 4.69
4 Tidak membutuhkan 56 87.5
Jumlah 64 100.00
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019

Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.37. Masyarakat Desa Luhuleli

menggunakan air untuk kebutuhan pertanian adalah sebagai berikut: <5 liter/hari sebanyak

3 responden (4.69%), 5–10 liter/hari sebanyak 2 responden (3.12%), dan 10 – 15 liter/hari

sebanyak 3 responden (4.69%) dan masyarakat yang tidak membutuhkan air untuk

kebutuhan pertanian sebanyak 56 responden (87.5%).

57
Gambar 4.15. Salah satu kegiatan pertanian
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, jumlah air yang dibutuhkan

untuk pertanian adalah 25-75 liter/hari untuk menyiram tanaman sayur misalnya kangkung,

sawi, dan juga untuk tanaman hias pekarangan rumah seperti bunga. Karena kondisi tanah

di Desa Luhuleli yang tidak baik untuk pertanian, jumlah curah hujan juga sangat sedikit

sehingga membuat masyarakat tidak menanam sayur dalam jumlah yang banyak.

Kegiatan pertanian yang di lakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup

mereka adalah pada musim hujan, ketika musim timur tiba masyarakat mulai membersihkan

kebun dan menanam jagung, kasbi, kacang-kacangan dan lain-lain, mereka menanam

dengan jumlah yang banyak setelah panen, hasilnya disimpan untuk persediaan makanan

satu tahun dan mereka akan menanam pada musim timur di tahun berikut. Masyarakat lebih

banyak menanam di musim timur dari pada di musim barat di karenakan jumlah curah hujan

di musim barat lebih sedikit

58
(7) Kebutuhan air bersih keluarga yang sudah terpenuhi

Tabel 4.38. Kebutuhan Air bersih


No Kebutuhann air bersih Jumlah Presentase (%)
1 Terpenuhi 43 67.19
2 Cukup terpenuhi 15 23.44
3 Kurang terpenuhi 6 9.37
Jumlah 64 100.00
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.38. Kebutuhan air dalam keluarga adalah

sebagai berikut: Terpenuhi sebanyak 43 responden (67.19%) karena mereka mengambil air

di sumur pertama dan kelima yang sudah menggunakan mesin sanyo.

Cukup terpenuhi sebanyak 15 responden (23.44%), dan kurang terpenuhi sebanyak

6 responden (9.37%), masyarakat yang kebutuhan air bersih dalam keluarga cukup

terpenuhi dan kurang terpenuhi karena kedalaman sumur yang cukup dalam membuat

mereka kelelahan ketika menimba air menggunakan katrol (Gambar 4.17) pemerintah desa

hanya memberikan mesin sanyo (Gambar 4.16) kepada masyarakat di sebelah timur (jalan

raya membagi desa menjadi 2 bagian yang sama besar) sementara 2 sumur di bagian barat

menggunakan katrol.

Gambar 4.16. Mesin sanyo Gambar 4.17. Katrol


Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019 Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019

59
3) Pemenuhan kebutuhan

Berdasarkan hasil obsevasi kebutuhan masyarakat selama 7 hari dari tanggal 8 april –

14 april 2019 di 7 sumur jumlah air yang di gunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya sebanyak 598.468 di rata-ratakan menjadi 85.491/hari

(1) Pemenuhan kebutuhan masyarakat Desa Luhuleli

Tabel 4.39. Pemenuhan Kebutuhan


No Jenis Kebutuhan Kemenuhan/hari Pemenuhan/hari Tidak
(Harapan) (Keadaan terpenuhi
sesungguhnya)
1 Minum dan mengolah 5.760 Liter 5.274 Liter 486 Liter
makanan (6.18%)
2 Kakus dan hygiene 28.800 Liter 26.400 Liter 2.400 Liter
(30.88%)
3 Cuci pakian dan 28.800 Liter 26.400 Liter 2.400 Liter
peralatan (30.88%)
4 Pemeliharaan fasilitas 4.608 Liter 4.223 Liter 385 Liter
(4.94%)
5 Peternakan 25.175 Liter 23.083 Liter 2.092 Liter
(27.00%)
6 Pertanian 110 Liter 102. Liter 8 Liter
(0.12%)
Jumlah 93.253 Liter 85.491 Liter 7.771 Liter
Sumber: Hasil Analisis Data Observasi Tahun 2019

Berdasarkan tabel pemenuhan kebutuhan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kebutuhan air bersih pada masyarakat Desa Luhuleli belum terpenuhi, sesuai dengan teori

Aswicaksana (2004), Maswarni dan Nofiar (2014) dan Ir. Wahyudi, (2017)

Dalam hasil observasi ternak lebih banyak membutuhkan air untuk diminum dari pada

manusia, kondisi cuaca dan aktifitas seseorang juga turut mempengaruhi kebutuhan air bersih,

pada saat observasi hari rabu 10 april cuaca mendung dan kamis 11 april terjadinya hujan sehingga

mengakibatkan sumur sepi dan penggunaan air pun menjadi menurun. Khususnya untuk ternak,

jika hujan maka ternak peliharaan tersebut tidak diberi minum oleh pemiliknya.

60
(2) Pemenuhan kebutuhan responden
Tabel 4.40. Pemenuhan Kebutuhan Untuk Minum dan Mengolah Makanan (Liter)
No Nama Kepala Anggota Kebutuhan Pemenuhan Tidak
Keluarga keluarga per hari (Keadaan terpenuhi
(orang) (Harapan) sesungguhnya)
1 ZK 6 30 40 -
2 KP 7 35 25 10
3 PS 9 45 30 15
4 DP 4 20 10 10
5 PT 5 25 20 5
6 LU 6 30 20 10
7 YD 5 25 20 5
8 MH 6 30 20 10
9 DW 3 15 10 5
10 JU 7 35 25 10
11 AD 6 30 25 5
12 DP 9 45 40 15
13 SW 5 25 20 5
14 IS 4 20 15 5
15 LL 2 10 10 -
16 AS 7 35 25 10
17 LM 4 20 15 5
18 MB 5 25 20 5
19 LR 10 50 45 5
20 LM 4 20 15 5
21 TI 5 25 20 5
22 HK 8 40 35 5
23 JM 4 20 15 5
24 JI 7 35 30 5
25 TR 4 20 15 5
26 YL 5 25 15 10
27 MT 6 30 20 10
28 TT 4 20 15 5
29 FM 4 20 15 5
30 JK 3 15 10 5
31 YT 6 30 20 10
32 AW 4 20 15 5
33 EE 5 25 20 5
34 HS 7 35 25 10
35 AK 5 25 15 10
36 AS 5 25 20 5
Sambungan di halaman berikutnya …

61
37 MY 5 25 20 5
38 SL 7 35 40 10
39 NK 7 35 30 5
40 SR 5 25 20 5
41 KP 4 20 15 5
42 EY 5 25 20 5
43 HU 4 20 20 -
44 MW 6 30 25 5
45 YL 3 15 10 5
46 LM 4 20 15 5
47 YL 4 20 15 5
48 TT 7 35 25 10
49 MK 8 40 25 15
50 EM 7 35 40 10
51 PP 3 15 10 5
52 IA 6 30 25 5
53 OT 4 20 15 5
54 SH 7 35 25 10
55 LL 4 20 15 5
56 AK 7 35 25 10
57 LW 4 20 15 5
58 WS 5 25 20 5
59 MP 7 35 30 5
60 YW 8 40 35 5
61 MP 7 35 25 10
62 MK 5 25 20 5
63 JP 6 30 20 10
64 AL 4 20 15 5
349 1.745 1.355 440
Sumber: Hasil Analisis Data Observasi Tahun 2019

Berdasarkan data pada tabel 4.40. Keluarga yang menggunakan air bersih untuk minum

dan mengolah makanan terbanyak yaitu keluarga LR dengan jumlah anggota keluarga 10 orang

dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu 45 liter/hari. Sedangkan Keluarga yang menggunakan air

bersih untuk minum dan mengolah makanan yang paling sedikit yaitu keluarga LL dengan jumlah

anggota keluarga 2 orang dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu 10 liter/hari. Nilai rata-rata

pemenuhan kebutuhan air bersih untuk untuk minum dan mengolah makanan yaitu 21.17 liter/hari

62
Tabel 4.41. Pemenuhan Kebutuhan Untuk Kakus dan Hygien (Liter)
No Nama Kepala Anggota Kebutuhan Pemenuhan Tidak
Keluarga keluarga per hari (Keadaan terpenuhi
(orang) (Harapan) sesungguhnya)
1 ZK 6 150 150 -
2 KP 7 175 150 25
3 PS 9 225 100 125
4 DP 4 100 50 50
5 PT 5 125 50 75
6 LU 6 150 50 100
7 YD 5 125 100 25
8 MH 6 150 50 100
9 DW 3 75 50 25
10 JU 7 175 75 100
11 AD 6 150 50 100
12 DP 9 225 150 75
13 SW 5 125 100 25
14 IS 4 100 50 50
15 LL 2 50 40 10
16 AS 7 175 100 75
17 LM 4 100 100 -
18 MB 5 125 100 25
19 LR 10 250 200 50
20 LM 4 100 75 25
21 TI 5 125 100 25
22 HK 8 200 100 100
23 JM 4 100 50 50
x24 JI 7 175 150 25
25 TR 4 100 50 50
26 YL 5 125 150 25
27 MT 6 150 150 -
28 TT 4 100 50 50
29 FM 4 100 50 50
30 JK 3 75 50 25
31 YT 6 150 100 50
32 AW 4 100 100 -
33 EE 5 125 100 25
34 HS 7 175 150 25
35 AK 5 125 100 25
36 AS 5 125 50 75
Sambungan di halaman berikutnya …

63
37 MY 5 125 50 75
38 SL 7 175 100 75
39 NK 7 175 150 25
40 SR 5 125 100 25
41 KP 4 100 50 50
42 EY 5 125 100 25
43 HU 4 100 50 50
44 MW 6 150 100 50
45 YL 3 75 50 25
46 LM 4 100 100 -
47 YL 4 100 50 50
48 TT 7 175 100 75
49 MK 8 200 100 100
50 EM 7 175 150 25
51 PP 3 75 50 25
52 IA 6 150 100 50
53 OT 4 100 50 50
54 SH 7 175 100 75
55 LL 4 100 50 50
56 AK 7 175 100 75
57 LW 4 100 50 50
58 WS 5 125 75 50
59 MP 7 175 100 75
60 YW 8 200 100 100
61 MP 7 175 100 75
62 MK 5 125 100 25
63 JP 6 150 100 50
64 AL 4 100 50 50
349 8.725 5.875 3.200
Sumber: Hasil Analisis Data Observasi Tahun 2019

Berdasarkan data pada tabel 4.41. Keluarga yang menggunakan air bersih untuk kakus dan

hygien terbanyak yaitu keluarga LR dengan jumlah anggota keluarga 10 orang dan jumlah air

yang dibutuhkan yaitu 200 liter/hari. Sedangkan Keluarga yang menggunakan air bersih untuk

kakus dan hygien yang paling sedikit yaitu keluarga LL dengan jumlah anggota keluarga 2 orang

dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu 40 liter/hari. Nilai rata-rata pemenuhan kebutuhan air bersih

untuk Minum dan Mengolah Makanan yaitu 91.80 liter/hari

64
Tabel 4.42. Pemenuhan Kebutuhan Untuk Mencuci Pakaian dan Peralatan (Liter)
No Nama Kepala Anggota Kebutuhan Pemenuhan Tidak
Keluarga keluarga per hari (Keadaan terpenuhi
(Harapan) sesungguhnya)
1 ZK 6 150 150 50
2 KP 7 175 100 75
3 PS 9 225 100 125
4 DP 4 100 50 50
5 PT 5 125 50 75
6 LU 6 150 50 100
7 YD 5 125 50 75
8 MH 6 150 50 100
9 DW 3 75 50 25
10 JU 7 175 75 100
11 AD 6 150 50 100
12 DP 9 225 100 125
13 SW 5 125 50 75
14 IS 4 100 50 50
15 LL 2 50 25 25
16 AS 7 175 75 100
17 LM 4 100 50 50
18 MB 5 125 50 75
19 LR 10 250 100 150
20 LM 4 100 50 50
21 TI 5 125 50 75
22 HK 8 200 100 100
23 JM 4 100 50 50
24 JI 7 175 100 75
25 TR 4 100 50 50
26 YL 5 125 50 75
27 MT 6 150 50 100
28 TT 4 100 50 50
29 FM 4 100 50 50
30 JK 3 75 25 50
31 YT 6 150 75 75
32 AW 4 100 50 50
33 EE 5 125 50 75
34 HS 7 175 100 75
35 AK 5 125 50 75
36 AS 5 125 50 75
Sambungan di halaman berikutnya …

65
37 MY 5 125 50 75
38 SL 7 175 100 75
39 NK 7 175 75 100
40 SR 5 125 75 50
41 KP 4 100 50 50
42 EY 5 125 50 75
43 HU 4 100 50 50
44 MW 6 150 50 100
45 YL 3 75 50 25
46 LM 4 100 50 50
47 YL 4 100 50 50
48 TT 7 175 75 100
49 MK 8 200 100 100
50 EM 7 175 100 75
51 PP 3 75 25 50
52 IA 6 150 50 100
53 OT 4 100 50 50
54 SH 7 175 75 100
55 LL 4 100 50 50
56 AK 7 175 75 100
57 LW 4 100 50 50
58 WS 5 125 50 75
59 MP 7 175 75 100
60 YW 8 200 100 100
61 MP 7 175 75 100
62 MK 5 125 50 75
63 JP 6 150 50 100
64 AL 4 100 50 50
349 8.725 3.975 4.750
Sumber: Hasil Analisis Data Observasi Tahun 2019

Berdasarkan data pada tabel 4.42. Keluarga yang menggunakan air bersih untuk mencuci

pakaian dan peralatan terbanyak yaitu keluarga ZK dengan jumlah anggota keluarga 6 orang dan

jumlah air yang dibutuhkan yaitu 150 liter/hari. Sedangkan Keluarga yang menggunakan air

bersih untuk mencuci pakaian dan peralatan yang paling sedikit yaitu keluarga LL dengan jumlah

anggota keluarga 2 orang dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu 25 liter/hari. Nilai rata-rata

pemenuhan kebutuhan air bersih untuk mencuci pakaian dan peralatan yaitu 62.11 liter/hari

66
Tabel 4.43. Pemenuhan Kebutuhan Untuk Menunjang Pengoperasian dan Pemeliharaan (Liter)
No Nama Kepala Anggota Kebutuhan Pemenuhan Tidak
Keluarga keluarga per hari (Keadaan terpenuhi
(Harapan) sesungguhnya)
1 ZK 6 24 20 4
2 KP 7 28 15 13
3 PS 9 36 10 26
4 DP 4 16 10 6
5 PT 5 20 10 10
6 LU 6 24 15 9
7 YD 5 20 10 10
8 MH 6 24 5 19
9 DW 3 12 5 7
10 JU 7 28 15 13
11 AD 6 24 10 14
12 DP 9 36 15 21
13 SW 5 20 10 10
14 IS 4 16 5 11
15 LL 2 8 5 3
16 AS 7 28 10 18
17 LM 4 16 10 6
18 MB 5 20 15 5
19 LR 10 40 20 20
20 LM 4 16 10 6
21 TI 5 20 10 10
22 HK 8 32 10 22
23 JM 4 16 10 6
24 JI 7 28 15 13
25 TR 4 16 5 11
26 YL 5 20 10 10
27 MT 6 24 10 14
28 TT 4 16 5 11
29 FM 4 16 10 6
30 JK 3 12 5 7
31 YT 6 24 10 14
32 AW 4 16 10 6
33 EE 5 20 3 15
34 HS 7 28 10 18
35 AK 5 20 10 10
36 AS 5 20 10 10
Sambungan di halaman berikutnya …

67
37 MY 5 20 10 10
38 SL 7 28 25 8
39 NK 7 28 10 10
40 SR 5 20 10 10
41 KP 4 16 10 6
42 EY 5 20 10 10
43 HU 4 16 5 11
44 MW 6 24 10 14
45 YL 3 12 5 7
46 LM 4 16 5 11
47 YL 4 16 10 6
48 TT 7 28 10 18
49 MK 8 32 15 17
50 EM 7 28 10 18
51 PP 3 12 5 7
52 IA 6 24 10 14
53 OT 4 16 10 6
54 SH 7 28 15 13
55 LL 4 16 10 6
56 AK 7 28 15 13
57 LW 4 16 10 6
58 WS 5 20 10 10
59 MP 7 28 15 13
60 YW 8 32 15 17
61 MP 7 28 10 18
62 MK 5 20 5 15
63 JP 6 24 10 14
64 AL 4 16 5 11
349 1.396 655 733
Sumber: Hasil Analisis Data Observasi Tahun 2019

Berdasarkan data pada tabel 4.43. Keluarga yang menggunakan air bersih untuk

menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas terbanyak yaitu keluarga SL dengan jumlah

anggota keluarga 7 orang dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu 25 liter/hari. Sedangkan Keluarga

yang menggunakan air bersih untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas yang

paling sedikit yaitu keluarga JK dengan jumlah anggota keluarga 3 orang dan jumlah air yang

dibutuhkan yaitu 3 liter/hari. Nilai rata-rata pemenuhan kebutuhan air bersih untuk menunjang

pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas yaitu 10.23 liter/hari

68
Tabel 4.44. Pemenuhan Kebutuhan Untuk Kebutuhan Peternakan (Liter)
No Nama Jumlah ternak (Kerbau, Sapi, Kebutu- Pemenu Tidak
Kepala Kuda, Kambing) Han -han terpenuhi
Keluarga K S Kd Km
1 ZK - - - - - - -
2 KP - 4 - - 120 100 20
3 PS - 6 - - 180 100 80
4 DP - - - - - - -
5 PT 1 3 - 5 200 150 50
6 LU - 6 2 - 160 150 10
7 YD - 5 - - 150 100 50
8 MH - 2 - - 60 50 10
9 DW - - - - - - -
10 JU - 5 - - 150 100 50
11 AD - 2 2 - 140 100 40
12 DP - - - 10 150 150 -
13 SW 1 5 - - 185 150 35
14 IS - 4 - - 120 100 20
15 LL - - - - - - -
16 AS - 7 - 3 255 200 55
17 LM - - - - - - -
18 MB - - - - - - -
19 LR - 9 - - 270 200 70
20 LM - 5 - - 150 100 50
21 TI - 2 - - 60 50 10
22 HK - 8 - - 240 200 40
23 JM - 3 3 - 210 150 60
24 JI - 1 - - 30 20 10
25 TR - 2 - - 60 50 10
26 YL - 3 - - 90 50 40
27 MT 1 5 - - 150 100 50
28 TT - 8 - - 240 150 90
29 FM - 5 - - 150 150 -
30 JK - - - - - - -
31 YT - 4 - - 120 100 20
32 AW - 2 2 - 90 50 40
33 EE - 1 - - 30 50 -
34 HS - 2 - - 60 50 10
35 AK - 2 - 4 120 100 20
36 AS - 5 - - 150 100 50
Sambungan di halaman berikutnya …

69
37 MY - - - - - -
38 SL - 9 - - 270 200 70
39 NK 1 7 - - 210 150 60
40 SR - - - - - - -
41 KP - - - - - - -
42 EY - 3 - - 90 50 40
43 HU - 1 5 - 105 100 5
44 MW - 5 - - 150 100 50
45 YL - 2 - - 60 50 10
46 LM - 2 - - 60 50 10
47 YL - - - - - - -
48 TT - - - - - -
49 MK - 6 - - 180 100 80
50 EM - 3 - - 90 50 40
51 PP - 2 - 2 60 50 10
52 IA - 4 - - 120 100 20
53 OT - 2 - 60 50 10
54 SH - 11 - - 330 250 80
55 LL - 4 - - 120 100 20
56 AK - 6 2 4 320 250 70
57 LW - 1 - - 30 50 -
58 WS - 4 - - 120 100 20
59 MP - 2 - - 60 50 10
60 YW - 4 - - 120 100 20
61 MP - 1 - - 30 50 -
62 MK - - - - - - -
63 JP - 2 - 5 135 100 35
64 AL - - - - - - -
4 197 16 33 6.810 L 5220 L 1.650 L
Sumber: Hasil Analisis Data Observasi Tahun 2019

Berdasarkan data pada tabel 4.44. Keluarga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan

peternakan terbanyak yaitu keluarga AF dengan 12 ternak dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu

250/hari dan keluarga SH dengan 11 ternak dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu 250 liter/hari

Sedangkan Keluarga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan peternakan yang paling

sedikit yaitu keluarga JI dengan 1 ternak dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu 20 liter/hari. Nilai

rata-rata pemenuhan kebutuhan air bersih untuk kebutuhan peternakan yaitu 81.64 liter/hari

70
Tabel 4.45.Pemenuhan Kebutuhan Untuk Pertanian (Liter)
No Nama Kepala Tanaman sayur Kebutu- Pemenu- Tidak
Keluarga han han terpenuhi
Kang Sawi Kacang
kung panjang
1 ZK - - - - - -
2 KP - - - - - -
3 PS - - - - - -
4 DP - - 2 m² 2 10 -
5 PT - - - - - -
6 LU - - - - - -
7 YD - - - - - -
8 MH 5 m² 2 m² - 7 10 -
9 DW - - - - - -
10 JU - - - - - -
11 AD - - - - - -
12 DP - - - - - -
13 SW - - - - - -
14 IS - - - - - -
15 LL - - - - - -
16 AS - - - - - -
17 LM - - - - - -
18 MB - - - - - -
19 LR - - - - - -
20 LM - - - - - -
21 TI - - - - - -
22 HK - - - - - -
23 JM - - - - - -
24 JI - - - - - -
25 TR - - - - - -
26 YL - - - - - -
27 MT - - 5 m² 5 5 -
28 TT - - - - - -
29 FM - - - - - -
30 JK - - - - - -
31 YT - - - - - -
32 AW - - - - - -
33 EE - - - - - -
34 HS - - - - - -
35 AK - 2 m² - 2 5 -
Sambungan di halaman berikutnya …

71
36 AS - - - - - -
37 MY - - - - - -
38 SL - - - - - -
39 NK - - - - - -
40 SR - - - - - -
41 KP - - - - - -
42 EY - - - - - -
43 HU 2 m² - - 2 5 -
44 MW - - - - - -
45 YL - - - - - -
46 LM - - - - - -
47 YL - - - - - -
48 TT - - - - - -
49 MK - - - - - -
50 EM - - - - - -
51 PP - - - - - -
52 IA - - - - - -
53 OT - - - - - -
54 SH - - - - - -
55 LL - - - - - -
56 AK 3 m² - - 3 5 -
57 LW - - - - - -
58 WS - - - - - -
59 MP 5 m² 5 m² - 10 10 -
60 YW - - - - - -
61 MP - - - - - -
62 MK 2 m² - - 2 5 -
63 JP - - - - - -
64 AL - - - - - -
17 m² 9 m² 7 m² 31 55 -
Sumber: Hasil Analisis Data Observasi Tahun 2019

Berdasarkan data pada tabel 4.45. Keluarga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan

petanian terbanyak yaitu keluarga MP jumlah air yang dibutuhkan yaitu 10 liter/hari dengan lahan

seluas 10m². Sedangkan Keluarga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan petanian yang

paling sedikit yaitu keluarga DP, AK, HU dan MK jumlah air yang dibutuhkan yaitu 2 liter/hari

dengan lahan seluas 2m². Nilai rata-rata pemenuhan kebutuhan air bersih untuk kebutuhan

pertanian yaitu 6.87 liter/hari

72
4.3.2 Pembahasan hasil penelitian

A. Ketersediaan sumber air bersih

Menurut Sanim 2011:234, Kelangkaan akan air bersih terjadi bukan hanya

persebaran air bersih yang tidak tepat, namun permintaan masyarakat yang terus

meningkat dari pada penawaran, pertumbuhan penduduk semakin meningkat setiap

tahunnya akan tetapi air bersih yang diperoleh dari ketersediaannya jumlahnya relatif

tetap.

Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau bantuan yang terdapat di

atas ataupun di bawah permukaan tanah. Menurut teori Adiwisastra (1992:84) secara

umum sumber air bersih yaitu: air laut, air hujan, air permukaan (air sungai, air danau, air

tanah dangkal dan air tanah dalam)

Berdasarkan hasil penelitian ketersediaan sumber daya air bersih pada Desa

Luhuleli sangat sedikit yaitu dengan 7 sumur gali (5 sumur di dalam desa 1 sumur di

pegunungan, 1 sumur di lapang) dengan 7 sumur tersebut tersebut masih belum mampu

mencukupi kebutuhan seluruh penduduk Desa Luhuleli.

Sumber air dengan kedalaman rata-rata 19 meter dan memiliki debit air yang

berbeda, sumur 1 dan sumur 5 debit airnya sangat sedikit namun debit air tidak akan kering

walaupun airnya ditarik dengan mesin sanyo dan juga di musim dimusim kemarau airnya

tidak kering.

Sumur gali yang kedalamannya mencapai ±19 meter membuat masyarakat

kelelahan menarik air dengan katrol setiap hari, masyarakat sangat berharap agar

pemerintah dapat memperhatikan sumber-sumber air di dalam desa, memasang mesin

sanyo agar dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sumur bor yang sudah tidak berfungsi lagi perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah

desa agar dapat berguna bagi seluruh masyarakat Desa Luhuleli, begitu juga dengan sumur

73
gali di pegunungan, masyarakat berharap pipa dari bak penampung ke dalam desa

diperhatikan agar air dapat di distribusikan dengan baik ke dalam desa.

B. Kebutuhan Air Bersih

Menurut Aswicaksana 2004:67, Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi,

mencuci, memasak, menyiram tanaman dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk

kebutuhan hidup sehari-hari secara umum harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas.

Berdasarkan hasil penelitian yaitu kebutuhan air bersih masyarakat Desa Luhuleli

belum terpenuhi sepenuhnya, karena persebaran sumur gali yang tidak merata, kedalaman

sumur gali yang mencapai ±19 meter dan kurangnya perhatian pemerintah desa terhadap

sumber air di dalam desa. Masyarakat yang kebutuhan air bersih sudah terpenuhi adalah

mereka yang mengambil air pada sumur 1 dan sumur 5 karena sumur tersebut pemerintah

desa sudah memasang mesin sanyo untuk menarik air sehingga mereka tidak

menghabiskan tenaga untuk menarik katrol.

Masyarakat Desa Luhuleli juga membutuhkan air untuk kegiatan peternakan dan

pertanian, karena sebagian besar masyarakat memelihara ternak baik itu sapi, kuda, kerbau

dan kambing. Sebagian besar masyarakat memelihara ternak di lapang ada yang membuat

kandang untuk ternak, ternak mereka tetapi juga ada yang hanya mengikat beberapa ternak

mereka pada pohon, Ternak – ternak peliharaan tersebut membutuhkan air untuk diminum

dengan jumlah yang banyak, khususnya di musim kemarau pemilik ternak – ternak

tersebut harus menyiapkan tenaga yang lebih untuk memberi minum ternak-ternak

mereka.

74
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada BAB

sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Ketersediaan Sumber air bersih di Desa Luhuleli sangat sedikit yaitu 7 sumur gali dengan

kedalaman rata-rata 19 meter. 2 sumur sudah menggunakan mesin sanyo untuk menarik

air dan 5 sumur masih menggunakan katrol.

2. Masyarakat Desa Luhuleli membutuhkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari (minum, mandi, cuci, kakus), pertanian dan peternakan. Kebutuhan air bersih

di Desa Luhuleli belum terpenuhi sepenuhnya, karena kedalaman sumur, persebaran

sumur dan persebaran mesin sanyo yang tidak merata, sehingga sebagian kecil

masyarakat desa merasa kebutuhan air bersih belum terpenuhi.

B. Saran

Dari beberapa hal yang dikemukakan pada kesimpulan di atas, maka saran yang

disampaikan dalam akhir penulisan ini antara lain:

1. Pemerintah Desa Luhuleli diharapkan agar memasang mesin sanyo untuk menarik air

agar masyarakat dapat lebih mudah mengakses air bersih pada sumur gali tersebut karena

sumur terlalu dalam, pemerintah desa juga dapat memperhatikan sumur gali di

pegunungan agar air dapat di distribusikan ke dalam desa dengan baik, dan sumur bor

yang sudah tidak berfungsi dapat diperbaiki dan digunakan untuk kesejahteraan

masyarakat

75
2. Masyarakat Desa Luhuleli diharapkan agar dapat menjaga dan merawat sumber-sumber

air yang telah ada di dalam desa, dan juga melakukan reboisasi untuk menjaga

persediaan air tanah bagi generasi yang akan datang.

76
DAFTAR PUSTAKA

Adiwisastra. A. 1992:84. Sumber, Bahaya, dan Penanggulangan Air. PT Angkasa Bandung.


Bandung

Aswicaksana, 2004:67. Kajian Sediaan dan Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga yang belum
Terlanyani PDAM di kota bandung. Departemen teknik planologi fakultas teknik sipil dan
perencanaa ITB, Bandung
Bambang Triadmodjo, 2002:4. Siklus hidrologi. Andi, Yogyakarta.

Bappenas, 2011:7. Ironi Air di Indonesia, jurnal sustaining partnership edisi desember 2011. Di
akses tanggal 13 Januari 2019
BPS, 2017:23. Kecamatan Letty Dalam Angka. BPS Kabupaten MBD
Dwijosaputro, 1991:41. Dasar-Dasar Mikrobologi. Djambatan. Jakarta
https://moondoggiesmusic.com/siklus-hidrologi/

https://www.kompasiana.com/yudisahabatpetani/58b6625ce5afbdb00a46a0f0/air-sumber-
kehidupan-tanaman-syarat-tumbuh-tanaman-bagian-3

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 tahun 2002 Tentang Syarat-syarat dan pengawasan
kualitas air minum
Kodoatie J. R. dan Sjarief R:163. 2010. Tata Ruang Air, Andi. Yogyakarta.

Masduki, 2007:79 Teknologi Penyediaan Air Bersih Pedesaan: Studi Kasus di Kabupaten
Mojokerto, Program Pascasarjana Teknik Sipil, FTSP, ITS.

Maswarni dan Nofian. 2014:16 Manajemen pemeliharaan dan pengembanganbiakan ternak.


Penerbit swadaya. Jakarta Timur
Middleton, R, 1994:96. Ketersediaan dan Kelangkaan Air. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Moegijantoro, 1996:114.. Kebutuhan Air, PT Empat Sekawan, Surabaya.
Murray, 1993:123. Kebutuhan pokok, Depdikbud UI FKM, Jakarta

Purworejo, 2015:54. Rencana Pengembangan Pelayanan Air Bersih Cabang PDAM, Kutoarjo.
Purworejo
Purwanto, 1997:123. Modul Penyediaan Air Bersih AKL Purwokorto, Semarang

Peraturan menteri kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang persyaratan kualitas air


minum

PPT, 1983. Tern of Refernces Survei Kapabilitas Tanah. Proyek Penelitian Pertanian Menunjang
Tranmigrasi (P3MT), Pusat Penelitian Tanah, Bogor.

77
Rismunandar, 1984:86. Air Fungsi dan Kegunaannya Bagi Pertanian. Cv sinar baru. Bandung
Sanim, B, 2011:134. Sumber Daya Air dan Kesejahteraan, public bogor ITB Press, bogor

Sumantri. B dan Parwiyanto. H. 2017:129. Kualitas Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Sragen. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta
Suripin, Ir. 2002:61. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi, Yogyakarta.
Sutrisno, C T, 2000:33. Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta, Rineka cipta, Jakarta
Sugandy, A, 1997:28. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan SDA, Prossiding Bappenas, Jakarta
Sugiyono, 2001:92. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono, 2013:116. Metodelogi Penelitian Kuantitaif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Tim Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2016, Paduan penulisan Skripsi dan makalah,
Universitas Pattimura, Ambon
Triadmodjo, 2008:104. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yogyakarta.
UU No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air

UUD 1945 pasal 33 ayat 3 Tentang Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Wenten, I.G, 2005:65. Teknologi Membran Dalam Pengolahan Air dan Limbah, Konferensi
Persatuan Insinyur Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Bandung

78
Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

JUDUL

KETERSEDIAAN SUMBER DAYA AIR BERSIH UNTUK MEMENUHI


KEBUTUHAN MASYARAKAT DI DESA LUHULELI KECAMATAN LETTI
KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

I. Petunjuk

Di bawah ini terdapat lembaran pertanyaan-pertanyaan yang nantinya diisi oleh

bapak/ibu/saudara/i, pertanyaan ini dibuat bukan dengan maksud lain, tetapi sekedar

pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian bagi peneliti untuk penulisan skripsi.

Jawaban yang diberikan oleh bapak/ibu/saudara/i merupakan bantuan yang sangat

bernilai harganya, untuk itu dengan kerendahan hati saya meminta bantuan kepada

bapak/ibu/saudara/I untuk meluangkan waktu dan mengisi pertanyaan-pertanyaan pada

lembaran berikut ini sesuai dengan kondisi yang ada, dengan melingkari salah satu jawaban

yang tepat menurut bapak/ibu/saudara/i.

Atas bantuan dari bapak/ibu/saudara/i mendahuluinya penulis mengucapkan terima

kasih

II. Identitas Responden

Nama Kepala Keluarga :

Umur :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Jumlah Anggota Keluarga :

79
III. Daftar Pertanyaan
1. Dari mana bapak/ibu/sdr/i mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih
sehari-hari,.?
a. Sumur Gali di dalam desa
b. Sumur Bor
c. Air hujan
d. Sumur gali di pegunungan
2. Seberapa besar kebutuhan air bersih untuk minum dan mengolah makanan setiap hari
dalam keluarga.?
a. < 15 liter/hari
b. 15 – 30 liter/hari
c. 30 – 45 liter/hari
d. >45 liter/hari
3. Seberapa besar kebutuhan air bersih untuk kakus dan hygien yaitu untuk mandi dan
membersihkan diri.?
a. < 50 liter/hari
b. 50 – 100 liter/hari
c. 100 – 150 liter/hari
d. > 150 liter/hari
4. Seberapa besar kebutuhan air bersih untuk mencuci pakaian dan peralatan setiap
hari/orang.?
a. < 50 liter/hari
b. 50 – 100 liter/hari
c. 100 – 150 liter/hari
d. > 150 liter/hari
5. Seberapa besar kebutuhan air bersih untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan
fasilitas setiap hari/orang
a. <10 liter/hari
b. 10 – 20 liter/hari
c. 20 – 30 liter/hari
d. >30 liter/hari

80
6. Seberapa besar kebutuhan air untuk kebutuhan peternakan ?
a. < 100 Liter/hari
b. 100 - 200 Liter/hari
c. 200 - 300 Liter/hari
d. Tidak membutuhkan
7. Seberapa besar kebutuhan air untuk kebutuhan pertanian ?
a. < 5 Liter/hari
b. 5 - 10 Liter/hari
c. 10 - 15 Liter/hari
d. Tidak membutuhkan
8. Apakah kebutuhan air bersih keluarga anda sudah terpenuhi.?
a. Terpenuhi
b. Cukup terpenuhi
c. Kurang terpenuhi
d. Tidak terpenuhi
9. Apakah keluarga bpk/ibu/sdr/sdr/i pernah mengalami kekurangan air bersih .?
a. Ya sangat mengalami kekurangan air bersih
b. Sering mengalami kekurangan air bersih
c. Kurang mengalami kekurangan air bersih
d. Tidak pernah mengalami kekurangan air bersih
10. Kapan keluarga bpk/ibu/sdr/i pernah mengalami kekurangan air bersih .?
a. Desember-Maret
b. April-Juli
c. Agustus-November
d. Tidak pernah
11. Cara apa yang dilakukan bpk/ibu/sdr/i untuk mengatasi kekurangan air bersih tersebut.?
a. Menghemat penggunaan air
b. Mengantre di bak umum
c. Membeli air bersih
d. Mencari sumber air yang lain

81
12. Apakah ada bantuan dari pemerintah untuk mengatasi ketersediaan air bersih di daerah
bpk/ibu/sdr/i .?
a. Sangat sering mendapat bantuan
b. Sering mendapatan bantuan
c. Kurang mendapat bantuan
d. Tidak pernah mendapat bantuan
13. Jenis bantuan apakah yang diberikan pemerintah untuk mengatasi ketersediaan air bersih.?
a. Bantuan uang langsung tunai
b. Memberikan tempat penampung air
c. Memberikan mesin sanyo untuk menarik air
d. Mempekerjakan masyarakat untuk menjaga dan merawat sumber air
14. Mengapa sumur bor yang sudah di bangun dan sudah dibuat saluran pipa di setiap rumah
tetapi sumur tersebut belum berfungsi dengan baik .?
a. Kekurangan dana untuk mendistribusikan air ke dalam desa
b. Mesin tersebut sudah tidak berfungsi atau rusak
c. Kurangnya perhatian pemerintah desa untuk menjalankan air ke dalam desa
d. Karena kualitas airnya keruh atau kotor
15. Mengapa sumber air pegunungan yang telah dibuat saluran pipa dan bak penampung di
dalam desa tetapi sekarang sumber air tersebut tidak berfungsi dengan baik ?
a. Pipa dan bak penampung sudah tidak berfungsi
b. Kurangnya perhatian pemerintah desa untuk menjalankan air ke dalam desa
c. Karena kualitas airnya keruh atau kotor
d. Karena debit air sudah berkurang
16. Apa respon pemerintah desa terhadap sumur bor dan sumber air dari pegunungan yang
sudah tidak berfungsi lagi .?
a. Pemerintah desa telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya tetapi sia-sia
b. Pemerintah desa sementara melakukan upaya-upaya untuk mengatasiya
c. Pemerintah desa membiarkan begitu saja
d. Dan lain-lain (sebutkan)

82
17. Upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan oleh bpk/ibu/sdr/i untuk menjaga sumber-
sumber air bersih yang ada .?
a. Melakukan reboisasi
b. Membersihkan sumur/bak
c. Memberikan sumbangan
d. Kerja bakti

83
Lampiran 2

Lembaran Observasi Sumur Gali


Di Dalam Desa Luhuleli

N Karakteristik Sumur Sumur Sumur Sumur Sumur


o Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima
1 Lantai sumur
2 Dinding sumur
3 Tinggi bibir sumur
4 Diameter sumur
5 Kedalaman sumur
6 Ketinggian debit air
7 Sumber pencemaran
8 Saluran limbah
9 Vegetasi

84
Lampiran 3

Lembaran Observasi Sumur Bor


Di Desa Luhuleli

No Karakteristik Sumur Bor Deskripsi


1 Keadaan sumur bor
2 Keadaan bak penampung
3 Debit air (5 Liter/detik)
4 Pipa leding
5 Sumber pencemaran
6 Vegetasi

85
Lampiran 4

Lembaran Observasi Sumur Gali


Di Pegunungan

No Karakteristik Sumur Deskripsi


1 Lantai sumur

2 Dinding sumur
3 Keadaan bak penampung
4 Tinggi bibir sumur
5 Panjang bibir sumur
6 Lebar bibir sumur
7 Kedalaman sumur
8 Ketinggian debit air
9 Sumber pencemaran
10 Saluran limbah
11 Vegetasi

86
Lampiran 5

Lembaran Observasi Sumur Gali


Di Lapang

No Karakteristik Sumur Deskripsi


1 Jarak sumur dari Desa
2 Lantai sumur
3 Dinding sumur
4 Tinggi bibir sumur
5 Kedalaman sumur
6 Ketinggian debit air
7 Sumber pencemaran
8 Saluran limbah
9 Vegetasi

87
Lampiran 6

PENGAMATAN KETINGGIAN DEBIT AIR

Sumur :

Hari/Tanggal Ketinggian Debit Air Di Sumur Gali


Jam 05:00 Jam 13:00 Jam 17:00 Jam 22:00

88
Lampiran 7

PENGAMATAN KEBUTUHAN MASYARAKAT

Hari :
Tanggal :

Pengunjung Jam Volume Nama Pekerjaan Anggota


Sumur Gali Berkunjung Air (Liter) Kepala Orang Tua Keluarga
Keluarga (Orang)

89
Lampiran 8

DOKUMENTASI

1. Ketersediaan Sumber Air Bersih

Gambar 1: Kontruksi sumur gali kedua


\
Sumber: Foto penelitian tahun 2019

Gambar 2: Kontruksi sumur gali ketiga


Sumber: Foto penelitian tahun 2019

90
Gambar 3: Kontruksi sumur gali keempat
Sumber: Foto penelitian tahun 2019

Gambar 4: Wawancara dengan responden untuk mengisi kuisioner


Sumber: Foto penelitian tahun 2019

91
Lampiran 9: Peta Lokasi Penelitian
Lampiran 10: Peta Geologi
Lampiran 11: Peta Topografi

Anda mungkin juga menyukai