SKRIPSI
OLEH
SULCE WIDIAWATY KATLIAU
NIM : 2015 32 031
ABSTRACT
Sulce Widiawaty Katliau, NIM: 2015-32-031 Advisor I Prof. Dr. M. Salakory, M.Kes. Advisor II
Drs W. S. Pinoa, M.Sc. Availability of Clean Water Resources to Meet the Needs of the Community in
Luhuleli Village, Letti District, Southwest Maluku Regency. Geography Education Study Program,
Teacher Training and Education Faculty, Pattimura University Ambon.
Clean water is a major requirement for humans, its availability must be guaranteed in time, quantity
and quality. To meet the daily needs of clean water, the people of Luhuleli Village use wells and drilled
wells. The problem in this research is how is the availability of clean water resources to meet the needs of
the people in Luhuleli Village. The objective of this study is to find out the availability of clean water
resources to meet the needs of the community, with a single variable: Availability of Water Resources
Clean To Meet Community Needs in Luhuleli Village, Letti District, Southwest Maluku Regency.
This type of research is quantitative descriptive research that aims to describe or describe the facts
seen in Luhuleli Village with 64 heads of families as samples and data collection techniques: 1.
Observations, 2. Questionnaires, 3. Interviews, 4. Documentation.
Based on the research results of the Luhuleli Village community meet their daily clean water needs
by using 7 dug wells that have different well characteristics, 5 dug wells located in the village, 1 dug well
located at the foot of Mount Yorein and 1 dug well located in the field . The village government has installed
a Sanyo machine in the first and fifth wells in the village to draw water while the drill wells that have been
installed in 2013 are not functioning. The clean water needs of the people of Luhuleli Village have not been
fully fulfilled, because the distribution of unearthed wells and the depth of the dug wells reached ± 19
meters and the lack of attention of the village government to water sources in the village
The source of clean water used by the people of Luhuleli Village to meet clean water needs is 7
dug wells with an average depth of 19 meters. The people of Luhuleli Village need clean water to fulfill
their daily needs (drinking, bathing, washing, latrines), agriculture and livestock.
Keywords: Availability and needs of clean water sources.
MOTTO
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas Berkat dan
“Ketersediaan Sumber Daya Air Bersih Untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Di Desa
Luhuleli Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat Daya” dapat diselesaikan dengan baik.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah salah satu persyaratan akademik untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Pattimura Ambon. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena kemampuan penulis yang penuh dengan keterbatasan dan kekurangan.
Keberhasilan penulis mulai dari memasuki perkuliahan hingga sekarang ini, bukan karena
atas dasar kemampuan sendiri namun tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta partisipasi dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
1. Bapak Prof. Dr. M. J. Sapteno, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Pattimura
Ambon.
2. Ibu Prof. Dr. Theresia Laurens, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
3. Prof. Dr. M. Salakory, M.Kes, selaku Ketua Program Studi dan pembimbing I yang
4. Drs. W. S. Pinoa M.Si, selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu untuk
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi sampai pada tahap ini.
i
5. Prof. Dr. Ir. J. Riry, MP, Ibu Susan E. Manakane, S.Pd, M.Pd dan Dr. M. A. Lasaiba,
M.Sc, selaku penguji I, penguji II dan penguji III yang telah menguji dan memberikan
saran kepada penulis untuk memperbaiki dan melengkapi skripsi ini menjadi lebih
baik.
6. Ibu S. E. Manakane, S. Pd, M.Pd dan Dr. J. K. Making, M.Pd, selaku Pembina PMK
yang selalu memberikan nasihat, motivasi kepada penulis serta teman-teman PMK dan
8. Seluruh staf Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu
9. Secara khusus penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada orang tuaku
Papa Cada dan Mama Dana tercinta, Nene Leli, Bapa Tua Kos, Mama Tua Opi, Mama
Tua Gita, Bapa Etus, Mama Aca, Bapa Yos, Bapa Nus serta keluarga besar Katliau
dan Petrus yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan dukungan yang besar
kepada penulis baik melalui Doa, Motivasi dan Material bagi penulis hingga penulis
10. Saudara-saudaraku yang selalu memotivasi dan membantuku sampai pada tahap ini:
Kakak Livi, Kakak Wem, Kakak Anto, Kakak Isye, Ade Emi, Ade Ani serta kedua
11. Sahabat-sahabatku yang selalu mendampingi dalam suka dan duka mulai perkuliahan
sampai saat ini: Ria, Echa, Pieter, Sari, Geri, Ferol, Ikha, Wenda, Endik, Mila, Engki,
Jhosua, Evi, Fenty, Sushi dan teman-teman Geografi angkatan 2015 yang tidak dapat
ii
saya sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan saling memotivasi
Penulis menyadari sungguh bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Lembaran Judul
Lembaran Pengesahan
Abstak…………………………………………………………………………………….Halaman
Kata pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Tabel..................................................................................................................................... vi
BAB I: Pendahuluan
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 4
A. Tipe Penelitian............................................................................................. 20
iv
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 21
BAB V : Penutup
A. Kesimpulan .................................................................................................. 75
A. Saran ............................................................................................................ 75
Lampiran
v
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 4.23. Hasil observasi karakteristik sumur pegunungan ............................................. 47
Tabel 4.25. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur pertama ................................ 48
Tabel 4.26. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur kedua ................................... 49
Tabel 4.27. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur ketiga ................................... 50
Tabel 4.28. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur keempat ............................... 50
Tabel 4.29. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur kelima .................................. 51
Tabel 4.30. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur keenam ................................ 52
Tabel 4.33. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan ...................................... 54
Tabel 4.34. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas ... 55
Tabel 4.40. Pemenuhan kebutuhan untuk minum dan mengolah makanan ........................ 61
Tabel 4.42. Pemenuhan kebutuhan untuk mencuci pakaian dan peralatan ......................... 65
Tabel 4.43. Pemenuhan kebutuhan untuk pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas ........ 67
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.11. Air dari sumur 1 di tarik menggunakan mesin sanyo ................................... 53
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah sumber daya alam yang sangat diperlukan dalam kehidupan dan
merupakan unsur utama dalam setiap sistem lingkungan hidup, baik bagi manusia, tanaman
dan hewan (Suripin, 2002:61). Air sangat berperan dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat, sebagai mana ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi:
"Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital dan mutlak diperlukan oleh
semua orang di samping kebutuhan lain misalnya: sandang, pangan dan papan. Air digunakan
untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia sehari-hari seperti mandi, cuci dan kakus
(MCK) untuk pertanian, industri dan kebutuhan air lainnya. Kebutuhan akan air bersih akan
terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Negara berkembang yang
penduduknya terus meningkat tidak terlepas dari permasalahan air bersih termasuk Indonesia
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17508 pulau
besar dan pulau kecil 6000 diantaranya tidak berpenghuni, dengan luas daratan Indonesia
mencapai 1.922.570 Km² (37,1%) dan luas perairan 3.257.483 Km² (62,9%) total luas
Indonesia yaitu 5.180.053 Km² (100%). Berarti permukaan bumi Indonesia di selimuti oleh
air dan sebagian kecil berupa daratan (Kodoatie dan Sjarief, 2010:163).
Indonesia yang mempunyai musim penghujan dan musim kemarau sepanjang tahun,
maka jumlah air yang berada di suatu wilayah tergantung dari kedua musim tersebut. Pada
1
waktu musim penghujan, jumlah air meningkat sangat tajam dan di permukaan bumi air
mengalir dari hulu ke hilir. Air juga akan meresap ke dalam tanah membentuk aliran air tanah,
aliran air tanah sangat tergantung oleh kondisi tata guna lahan di permukaan bumi, bila tidak
ada daerah yang bisa menyerap dan daerah yang bisa menahan laju aliran maka pada musim
penghujan air akan mengalir langsung ke laut. Keberadaan air di suatu tempat tergantung dari
kuantitas dan kualitas resapan dan penahan air pada waktu musim penghujan (Kodoatie dan
Sjarief, 2010:163).
Indonesia tercatat mempunyai sumber daya air 3,22 Triliun meter kubik pertahun,
permasalahan yang terjadi adalah dengan tingginya potensi air yang ada terbuang sia-sia,
akibat yang terjadi adalah masyarakat kesulitan untuk mendapatkan akses terhadap air bersih,
meskipun banyak tersedia, namun air bersih hanya dapat di nikmati oleh golongan-golongan
Air bersih merupakan suatu kebutuhan yang utama bagi manusia, ketersediaannya
harus tetap terjamin dalam waktu, kuantitas, dan kualitasnya. Kebutuhan air bersih menjadi
masalah di berbagai negara, terutama negara dengan jumlah penduduk yang tinggi.
Permasalahan ini muncul karena permintaan tidak mampu diimbangi oleh persediaan,
berkurangnya debit sumber air baku, seperti mata air, sungai, danau dan air tanah sebagai
pada saat ini, ketersediaan air secara kuantitas dan kualitas semakin menurun. Oleh karena
itu, wilayah perkotaan dan pedesaan terancam mengalami krisis air bersih, permasalahan
tersebut salah satunya diakibatkan oleh masuknya limbah ke badan sungai, danau dan atau
air tanah, sungai merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
2
kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya, bagi manusia sungai dapat digunakan
Masalah penyediaan air bersih saat ini menjadi perhatian khusus pemerintah pusat dan
juga pemerintah daerah, salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah kurang tersedianya
sumber air bersih, belum merata pelayanan penyediaan air bersih dan sumber air bersih di
Untuk itu perlu upaya yang serius dalam pemeliharaan sumber-sumber air, seperti
perlindungan terhadap hutan, pembuatan waduk untuk menyimpan air pada musim hujan,
dan pencegahan penguapan air, usaha ini dimaksudkan untuk menjaga tersedianya air tanah
Pada masyarakat desa air tanah merupakan salah satu sumber air untuk memenuhi
kebutuhan air bersih, mereka menggunakan sarana sumur gali untuk mengambil air tanah ini,
sumur gali merupakan sarana air bersih yang paling sederhana dan sudah lama dikenal
masyarakat, sesuai dengan namanya sumur gali dibuat dengan menggali tanah sampai pada
kedalaman lapisan tanah yang kedap air pertama, air sumur pada umumnya lebih bersih dari
air permukaan karena air yang merembes ke dalam tanah telah disaring oleh lapisan tanah
Desa Luhuleli terletak Di Kecamatan Letti, Kabupaten Maluku Barat Daya, luas Desa
Luhuleli 47,93 Km², dengan 424 kepala keluarga dan jumlah jiwa mencapai 1.152 jiwa.
Topografi Desa Luhuleli adalah dataran rendah, dengan ketinggian rata-rata 10 Meter di atas
permukaan laut (BPS, 2017:3). Masyarakat Desa Luhuleli memerlukan air bersih untuk
kebutuhan hidup sehari-hari misalnya mandi, cuci, dan kakus (MCK), untuk pertanian,
peternakan.
Luhuleli menggunakan 7 sumur gali dengan kedalaman rata-rata 19 Meter tetapi persebaran
3
sumur gali di dalam desa kurang strategis, sehingga membuat masyarakat desa sulit untuk
memenuhi kebutuhan air bersih setiap hari. Jika di musim penghujan sebagian masyarakat
menggunakan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, ada beberapa sumber air
lainnya namun tidak diperhatikan oleh pemerintah setempat maka sumber air itu tidak dapat
digunakan, yaitu sumur bor yang sudah dibuat jaringan pipa di setiap rumah, namun distribusi
air tidak berjalan dengan baik, sumber air dari pegunungan yang sudah di buat jaringan pipa
ke bak penampung dan di jalankan ke 2 bak di dalam desa namun sekarang ini distribusinya
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
permasahalan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Ketersediaan Sumber Daya Air Bersih
mengetahui Ketersediaan Sumber Daya Air Bersih Untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
berikut:
4
1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengajaran
konsep-konsep bidang kajian ilmu hidrologi dan geografi penduduk. sebagai sumber
bacaan atau dijadikan referensi yang dapat memberikan informasi teoritis dan empiris pada
pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini, serta
2) Manfaat Praktis
(a) Bagi Pemerintah hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi pemerintah
untuk dapat memperhatikan sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
(b) Bagi masyarakat penelitian ini membantu masyarakat Desa Luhuleli dalam upaya
(c) Bagi peneliti untuk menambah wawasan dalam sumber daya air atau hidrologi,
geografi lingkungan dan geografi penduduk dan sebagai bahan untuk menyelesaikan
2002, disebutkan beberapa pengertian terkait dengan air, yaitu sebagai berikut :
1) Air
Air adalah semua air yang terdapat pada di atas ataupun di bawah permukaan tanah,
2) Air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
5
3) Air minum
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengelolaan
4) Air permukaan
Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
5) Air tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
6) Sumber air
Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau bantuan yang terdapat di
Sumber daya air adalah air, dan daya air yang terkandung didalamnya.
8) Ketersediaan air
Ketersediaan air adalah jumlah air (debit) yang diperkirakan terus menerus ada di
suatu badan air (waduk atau bangunan air lain) di sungai dengan jumlah tertentu dan dalam
9) Kebutuhan masyarakat
1993:123)
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Air adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi ini. air bersih
adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari dan akan menjadi air minum setelah
Air bersih menjadi sumber daya alam yang paling melimpah di bumi, ketersediaan
akan air bersih tetap menjadi sumber air yang paling penting untuk memenuhi hajat hidup
manusia, dari seluruh ketersediaan air di bumi, hanya sebagian kecil saja yang di manfaatkan
oleh manusia sebagai air bersih sebagian besar air yaitu 97%nya berada di laut dimana kadar
garamnya terlalu tinggi, kurang dari 3% dari total air berada di lapisan kutub yang tersimpan
di dalam tanah, sisanya yaitu 0,003% yang dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi
Keberadaan air bersih secara khusus berbeda dengan keberadaan sumber daya air pada
umumnya, pada dasarnya ketersediaan air di bumi tidak pernah bertambah dan tidak tersebar
secara merata (Sugandy, 1997:28). Dalam kurun waktu satu tahun, air bersih yang dapat
diperoleh sejumlah 40.000 kilometer kubik air segar tiap tahunnya dari sungai-sungai di dunia
namun baru 7.000km³ yang baru dapat diperoleh dengan persebaran yang tidak merata, begitu
juga dengan sumber air bersih dari air hujan, sumber air bersih dari air hujan menjadi sumber
air yang sangat sulit untuk diprediksi, dan perhitungannya tidak dapat diukur dengan akurat,
dari keberadaan dan ketersediaan tersebut menjadi faktor pendukung akan kelangkaan air
7
Kelangkaan akan air bersih terjadi bukan hanya persebaran air bersih yang tidak tepat,
namun permintaan masyarakat yang terus meningkat dari pada penawaran, pertumbuhan
penduduk semakin meningkat setiap tahunnya akan tetapi air bersih yang diperoleh dari
ketersediaannya jumlahnya relatif tetap. Permintaan akan air bersih disetiap negara akan
meningkat terlebih di kawasan hunian dan perkotaan. Namun, ketersediaan air di Negara
tersebut relatif tetap dan terbatas, Bahkan lebih dari 200 sungai yang mengalir di bumi di
pakai oleh dua negara atau lebih secara bersamaan (Sanim, 2011:134).
Pada umumnya air yang berada pada bumi mengalami beberapa siklus yang di sebut
siklus hidrologi, siklus hidrologi adalah sebuah proses pergerakan air dari bumi ke armosfer
dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara kontinyu (Triadmodjo, 2008,104).
Siklus hidrologi merupakan siklus atau sirkulasi air yang berasal dari bumi kemudian
menuju ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus, karena
bentuknya memutar dan berlangsung secara berkelanjutan inilah yang menyebabkan air
yang tidak mengalami proses adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus hidrologi
akan diturunkan melalui hujan yang terjadi di daerah sekitar laut tersebut, pada siklus ini
uap air akan diturunkan menuju sekitar laut melalui hujan. Berikut adalah penjelasan
1. Air laut mengalami proses penguapan dan berubah menjadi uap air akibat adanya
panas matahari.
8
(b) Siklus hidrologi sedang (medium cycle)
Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia.
Siklus ini terjadi saat air yang berada pada badan air (danau, rawa, laut, sungai) menguap,
terkondensasi menjadi awan, kemudian awan tersebut bergerak ke tempat lain karena
terdorong oleh angin atau karena perbedaan tekanan dan menurunkan hujan di permukaan
tanah.
Berikut ini penjelasan singkat mengenai siklus hidrologi sedang sebagai berikut:
1. Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
2. Uap air mengalami adveksi karena angin sehingga bergerak menuju daratan.
3. Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan.
4. Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju sungai dan kembali
ke laut.
Siklus hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di daerah
beriklim subtropis atau daerah pegunungan. Siklus hidrologi panjang sebenarnya sama
peristiwanya dengan siklus hidrologi sedang, yang membedakannya adalah siklus ini
memiliki daerah yang sangat luas sehingga perubahannya terjadi menjadi hujan salju dan
1. Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami penguapan dan
9
5. Awan akan mengalami presipitasi dan kemudian akan turun sebagai salju
7. Gletser tersebut akan mencair karena adanya pengaruh suhu udara dan membentuk
aliran sungai
8. Air yang berasal dari gletser akan mengalir di sungai tersebut kemudian akan kembali
ke laut. (https://moondoggiesmusic.com/siklus-hidrologi/)
2) Sumber Air
Menurut Adiwisastra (1992:84) Di bumi ini ada beberapa sumber air yang sangat
penting bagi kehidupan manusia yang dapat dimanfaatkan untuk penyediaan air bersih.
Peradaban sumber air juga berpengaruh pada perbedaan sifat fisik, kimiawi, dan bakteorologi.
Dalam sistem penyediaan air bersih, sumber air merupakan satu komponen yang mutlak dan
harus ada, karena tanpa sumber air sistem penyediaan air bersih tidak akan berfungsi. Secara
Pencapaian bumi kita sebagian besar terdiri dari perairan laut, yaitu mencapai
70% luas lautnya, dan luas daratan hanya 30% dari luar permukaan bumi. Di Indonesia
perairan laut lebih luas dibandingkan dengan daratannya, yaitu 3 banding 2 dari luas
seluruh Indonesia. Seperti halnya air permukaan yang lain, air laut juga mempunyai arti
yang tinggi bagi kehidupan. Air laut dapat dimanfaatkan oleh manusia, selain air lautnya
1. Air laut dapat dijadikan garam dapur, yang merupakan salah satu zat yang sangat
2. Di dalam air laut dapat dibudidayakan berbagai sumber protein hewani (ikan laut) dan
sebagai lahan tempat pembudidayaan rumput laut sebagai bahan dasar membuat agar-
10
(b) Air Permukaan
Air pemukaan adalah air yang ada di permukaan bumi dan dapat terlihat, terdiri dari :
1. Air sungai
Air sungai adalah air yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya
dibatasi oleh tanggul-tanggul dan airnya mengalir ke laut, ke danau, atau ke sungai lain
yang merupakan sungai induk. Sungai banyak terdapat di Indonesia yang berhulu di daerah
Manfaat air sungai bagi kehidupan sangat besar artinya seperti untuk mengairi pertanian
di pesawahan, perikanan lalu lintas perairan, pembangkit tenaga listrik, dan pariwisata.
1) Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari hujan dan mata-mata air. Sungai
seperti ini airnya tidak tetap. Bila musim hujan airnya banyak, adakalanya banjir.
2) Sungai gletser, yaitu sungai yang mendapat airnya dari gletser (es) atau salju yang
mencair. Sungai seperti ini airnya tetap. Baik pada musim hujan maupun pada musim
kemarau.
2. Air Danau
Berasal dari air hujan, air tanah atau mata air. Berkurangnya air danau disebabkan
oleh penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan pengaliran oleh sungai, penguapan dan
pengembunan biasanya seimbang, kecuali di daerah yang sangat lembab dan sangat
kering.
3. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah.
Kedalaman air tanah di tiap tempat tidak sama karena dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya
lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah tersebut. Kedalaman air
11
dapat dilihat dari sumur-sumur yang digali oleh penduduk, permukaan bagian atas air itu
lebih praktik.
2) Tersimpan pada lapisan batuan pada kedalaman tertentu atau di bawah permukaan
tanah
4) Tersedia di banyak tempat meskipun musim kemarau. Air tanah dibedakan atas letak
kedalamannya, yaitu:
Air tanah dangkal yaitu air tanah yang berada di bawah permukaan tanah dan
berada di atas batuan yang kedap air atau lapisan yang tidak dapat meloloskan air. Air
ini merupakan akuifer atas atau sering disebut air freatis, yang banyak dimanfaatkan oleh
Air tanah dalam yaitu air tanah yang berada di bawah lapisan air tanah dangkal,
dan berada di antara lapisan kedap air. Air ini merupakan akuifer bawah, banyak
dimanfaatkan sebagai sumber air minum penduduk kota, untuk industri, perhotelan, dan
sebagainya. Diantara lapisan kedap dan tak kedap air terdapat lapisan peralihan. Air
tanah pada lapisan tak kedap mempengaruhi gerak aliran air. Jika lapisan yang kurang
kedap terletak di atas dan di bawah suatu tubuh air, maka akan menghasilkan lapisan
penyimpanan air yaitu air tanah yang tak bebas. Tekanan dari air tanah tak bebas
bergantung pada keberadaan tinggi suatu tempat dengan daerah tangkapan hujannya.
Pada daerah yang air tanahnya lebih rendah daripada permukaan air di daerah tangkapan
12
hujan, air akan memancar keluar dari sumur yang dibor. Sumur demikian disebut sumur
freatis.
Air hujan dapat menjadi air minum akan tetapi untuk menjadikan air hujan
sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena
masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif
terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan
mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Air hujan juga mempunyai sifat lunak,
sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun. Sifat-sifat air hujan: bersifat lunak
karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat mineral. Air hujan umumnya bersifat
bersih, bersifat korosif karena mengandung zat – zat yang terdapat di udara seperti NH3,
CO2 Agresif, ataupun SO2 dan adanya konsentrasi SO2 yang tinggi di udara yang
bercampur dengan air hujan akan menyebabkan terjadinya hujan asam. (Adiwisastra
1992:84).
Air adalah sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena air
merupakan media penularan penyakit, disamping itu juga pertambahan jumlah penduduk di
dunia ini yang semakin bertambah jumlahnya sehingga menambah aktivitas kehidupan yang
mau tidak mau menambah pencemaran air yang pada hakikatnya dibutuhkan (Sutrisno,
2000:33)
Salah satu faktor penting penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk
kebutuhan air minum. Menurut dokter dan ahli kesehatan manusia wajib minum air putih
minimal 2 (atau 8 gelas) per hari dan maksimum 7 persen kali berat badan. (Robert dan sjarief,
2010:51)
13
Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus bebas
dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari
air bersih tersebut dan air yang dapat diminum setelah dimasak. Air merupakan zat yang
mutlak bagi setiap makhluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya
persyaratan kualitas air minum, menyatakan bahwa air minum adalah air yang melalui proses
Air minum adalah air yang kualitasnya sudah memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum, agar air minum tidak dapat menyebabkan penyakit, air yang sehat harus
1) Syarat-syarat air
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna) tidak
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari semua bakteri, terutama
bakteri pathogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri
kriteria kualitas air secara mikrobiologis, melalui keputusan menteri kesehatan No 907
tahun 2002 bahwa air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri coliform.
Air minum yang mengadung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula
kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan gangguan
fisiologis pada manusia. Standar air minum di Indonesia mengikuti standar WHO (World
14
Health Organization) yang dalam beberapa hal disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
(Sutrisno, 2000:65)
Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak 90% dari berat badannya, untuk
dapat mempertahankan kondisi badan manusia tetap sehat dan fungsi anggota tubuh dapat
berjalan lancar maka setiap hari dewasa membutuhkan air sebanyak 4-8 gelas sedangkan
anak-anak 4 gelas. Banyaknya air yang diperlukan tergantung pula dengan situasi dan kondisi
1) Suhu udara
2) Kelembaban udara
kesehatan serta membuat tubuh lebih bugar. Air mempunyai multi fungsi dalam tubuh
2) Memperlancar pencernaan
5) Memelihara kulit
6) Pelumas sendi
Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dipergunakan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air dan juga
15
Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak, menyiram
tanaman dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari secara
(2) Kebutuhan air untuk kakus dan higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya
25-30 liter/hari.
(3) Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25-30 liter/hari.
(4) Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas atau
pembuangan kotoran 4-6 /hari, sehingga total pemakaian peran 60-70 liter/hari.
(5) Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan, selain
pemakaian harian yang tidak tepat, banyaknya keperluan air bagi tiap atau setiap
rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor, diantaranya adalah
pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin.
(Aswicaksana, 2004:67)
Menurut Maswarni dan Nofiar (2014:16) Pada tubuh hewan terdiri dari 60-70%
air. Jumlah tersebut bervariasi pada masing-masing jaringan tubuh. Kehilangan 10% air
dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh dan kehilangan 20% air dapat mengakibatkan
kematian. Kekurangan air dan pangan adalah penyebab utama gangguan pada
pencernaan. Air memiliki peranan yang sangat penting bagi ternak, terutama untuk
proses metabolism tubuh, seperti untuk mengatur suhu tubuh, membantu proses
pencernaan, mengangkat zat-zat pangan dan yang paling penting adalah mengeluarkan
16
Hewan ternak harus diberikan minum setiap saat baik secara diangkut ke
kandang, pada tempat hewan diikat atau dipadang rumput. Kekurangan air minum
semua bahan pangan mengandung air, untuk bahan pangan kasar seperti hijauan segar
atau rerumputan tropis kandungan airnya cukup tinggi hingga 85%, oleh karena itu
hewan ternak tropis dapat bertahan hidup tanpa air minum dengan mengandalkan air dari
pangan hijau yang di konsumsinya. Namun, untuk bahan pangan biji-bijian kandungan
liter/hari. Tetapi patokan ini tidak mutlak kerena tergantung dari cuaca, pergerakan atau
aktifitas ternak, umur dan jenis bahan pangan dari ternak tersebut. Ternak yang berumur
lebih muda cenderung lebih banyak membutuhkan air dibadingkan dengan ternak yang
Menurut Ir. Wahyudi (2017:6) Air merupakan salah satu kebutuhan primer
tanaman sayuran berkisar antara 70 – 90 %. Dalam proses fotosintesa di dalam daun, air
karbohidrat. Karena air merupakan salah satu sumber unsur hidrogen (H), dan salah satu
sumber unsur oksigen (O), dua diantara unsur-unsur penting yang dibutuhkan tanaman.
Pada siang hari yang cerah akan terjadi proses transpirasi, yaitu penguapan air
melalui permukaan daun dan bagian tanaman yang lain. Dengan adanya laju transpirasi
ini, maka secara otomatis akan diperoleh tenaga hisap air melalui saluran pengangkut di
dalam jaringan tanaman yang berujung di ujung-ujung akar rambut. Air yang terhisap
17
atau terserap oleh akar rambut tersebut merupakan larutan air tanah yang mengandung
unsur hara atau zat makanan tanaman. Dengan kata lain, dalam proses penyerapan air
tersebut akan terserap juga zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
perkembangan satu jenis tanaman yang sama jika ditanam pada musim kemarau (dengan
penyinaran matahari penuh) bila dibandingkan dengan jika ditanam pada musim hujan
(dengan penyinaran matahari rendah). Laju transpirasi pada musim kemarau lebih tinggi
daripada musim hujan, sehingga tenaga hisap air tanah (mengandung unsur hara
tanaman) lebih besar pada musim kemarau. Sebagai contoh kasus, umur panen tomat
akan lebih cepat pada musim kemarau dibandingkan dengan musim hujan, meskipun
ditanam pada tempat dan ketinggian yang sama. Demikian juga tanaman sayuran
lainnya.
Jika kandungan air di dalam tanah kurang (kekeringan), maka besarnya laju
serapan air oleh perakaran terhadap besarnya laju transpirasi melalui permukaan daun
adalah negatif. Pada kondisi seperti ini tanaman akan menunjukkan gejala layu. Apabila
segera dilakukan penyiraman air, maka tanaman akan kembali segar. Sebaliknya jika
kondisi layu tersebut dibiarkan berhari-hari tanpa tindakan penyiraman air, maka
tanaman akan menunjukkan gejala layu permanen yang berakibat mati, meskipun
Besarnya kebutuhan air sangat tergantung pada tekstur dan struktur tanah,
kandungan bahan organik tanah dan jenis tanamannya. Sebagai contoh, tanah dengan
sifat sangat gembur (lempung berpasir) dengan kandungan bahan organik yang rendah
akan memerlukan air lebih banyak daripada tanah dengan sifat agak gembur (lempung)
18
dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Tinggi rendahnya kandungan bahan
Semakin gelap warna suatu tanah biasanya kandungan bahan organiknya semakin
tinggi. Tanaman berdaun lebar akan membutuhkan air lebih banyak daripada tanaman
berdaun sempit. Sebagai contoh, tanaman mentimun membutuhkan air lebih banyak
daripada tanaman cabai jika keduanya ditanam pada lahan dengan sifat tanah dan kondisi
Demikian besarnya kegunaan air bagi tanaman. Oleh karena itu ketersediaan air
yang mencukupi menjadi syarat muntlak dalam proses penanaman sayuran. Sebagai
gambaran, kebutuhan air untuk penyiraman pada musim kemarau (tidak ada hujan)
adalah berkisar antara 10.000 – 15.000 liter per 10.000 m² (1 hektar) lahan per hari. (Ir.
Wahyudi, 2017:6)
4. Pemeliharaan
Kuantitas
Vegetasi fasilitas Kurang
5. Peternakan Cukup
6. Pertanian
Kelebihan
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan fakta atau keadaan
ataupun gejala yang tampak Di Desa Luhuleli Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat
Daya.
Variabel Dalam penelitian ini adalah ketersediaan sumber daya air bersih untuk
Di Desa Luhuleli Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat Daya. Mengacu pada teori
Adiwisastra (1992:?84), Aswicaksana (2004:67), Maswarni dan Nofiar (2014:16) dan Ir.
Wahyudi (2017:6) maka variabel tersebut dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:
Penelitian ini dilakukan di Desa Luhuleli Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat Daya
2) Waktu penelitian
Waktu penelitian ini di mulai dari tanggal 21 Maret sampai 23 April 2019
20
3.4 Populasi dan Sampel
1) Populasi
Ada 2 macam populasi dalam penelitian ini yaitu populasi sumur dan populasi
kepala keluarga. Populasi sumur sebanyak 8 sumur terdiri dari 5 sumur gali di dalam desa,
1 sumur bor, dan 1 sumur gali di pegunungan, 1 sumur gali di lapang dan populasi kepala
keluarga adalah seluruh kepala keluarga yang menggunakan air bersih di Desa Luhuleli,
2) Sampel
Sampel ditentukan dengan teknik simple random sampling yaitu teknik pengambilan
sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam popolasi itu (Sugiyono,2001:92). Populasi kepala keluarga 424 maka sampel
dalam penelitian ini di ambil dari 15% dari jumlah kepala keluarga Desa Luhuleli yaitu
1) Observasi
pencatatan secara sistematis terhadap kebutuhan air dan sumber air yang ada pada tempat
penelitian.
2) Kuesioner
setempat digunakan untuk memperoleh data primer dari responden. Kuesioner tersebut
akan di sebarkan kepada 64 kepala rumah tangga yang dipilih menjadi sampel dalam
21
penelitian ini, kemudian pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tersebut dijawab dan di
3) Wawancara
4) Dokumentasi
sekunder yang akan disajikan dalam penulisan skripsi sebagai bukti bahwa penulis benar-
benar telah melakukan penelitian Di Desa Luhuleli Kecamatan Letti Kabupaten Maluku
Barat Daya.
yaitu dalam bentuk tabulasi sebagai dasar untuk mendeskripsikan data yang telah terkumpul,
data yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam tabel menurut kategori yang kemudian
n
% = x 100%
N
Keterangan :
22
BAB IV
Secara Admistratif, Desa Luhuleli termasuk dalam wilayah Kecamatan Letti Kabupaten
Maluku Barat Daya. Secara Geografis, Desa Luhuleli memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut :
dan 127°43’25,69’’ BT yang mencakup areal seluas 47,93 Km². Peta lokasi peneltian dapat
2) Topografi
Bentuk wilayah adalah kenampakan bentangan permukaan bumi pada suatu kawasan
yang luas. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk wilayah daerah penelitian dan sekitarnya
hanya terbagi atas dua kategori yaitu bentuk wilayah dataran dengan ketinggian kurang dari
100 meter dari permukaan laut (dpl). Bentuk wilayah dataran didominasi oleh lereng 0-3%,
pada wilayah perbukitan rendah kemiringan lereng berkisar dari 3-8cm (landai), 8-15%
(bergelombang), 15-30% (berbukit) hingga >30% (terjal) dan wilayah pegunungan didominasi
23
3) Geologi
Berdasarkan Peta Geologi lembar Moa, Damer dan Bandanaira, Maluku dari Pusat
Kajian Geologi (P3G) Bandung (1980), maka Pulau Letti tersusun dari satuan geologi:
(a) Qa (Aluvium) Terdiri dari pasir, kerikil dan kerakal mengandung pecahan ganggang, coral
(b) Qgp (Batugamping Koral) Yang terdiri dari batugamping terumbu, kompak, setempat
mudah diremas, tebal 2 meter, mengandung fosil Amphistegine sp, Sphaeroidinelopsis sp,
(c) PTRgp (Batugamping Merah) Yang terdiri dari batugamping klasika setempat bersisipan
tipis serpih dan batupasir, kompak, hablur, mengandung barik-barik kalsit. Setempat
membentuk struktur seret. Satuan ini disetarakan dengan Formasi maubisse di timor.
(d) pPm (Batuan Malihan) Yang terdiri dari sekis bersisipan genes, filit dan batugamping
malih dapat disertakan dengan kompleks mutis di timor yang berumur pra-perem
(e) Ps (Serpih) Yang terdiri dari serpih dengan sisipan batupasir, berlapis baik, kompak,
sebagian gampingan: tipe endapan “flysch” mengandung fosil Amonit jenis Agathiceras,
4) Tanah
Nasional (PPT, 1983) dan pandangannya dengan Sistem Klasifikasi Taksonomi Tanah (USDA,
1999). Jenis tanah yang umumnya dijumpai di lokasi penelitian terdiri dari Regosol
(Psamments), Litosol (Lithic orthents) Kambisol (Tropepts) dan Rensina (Rendoll) dengan
24
(a) Tanah Regosol adalah tanah yang terbentuk dari bahan endapan baru terutama endapan
pantai (marine deposite) tanpa perkembangan horison, berkembang dari bahan albik.
Kandungan bahan kasar (pasir) 60% atau lebih pada kedalaman di bawah 25-100 cm dalam
penampang tanah. Tanah ini tersebar di daerah datar sepanjang pesisir pantai, dan di
muara-muara sungai yang membentuk delta. Umumnya pada tanah ini dijumpai tanaman
pertanian (tanaman campuran) terutama kelapa dan vegetasi pantai khususnya ketapang
dan waru.
(b) Tanah Litosol adalah tanah yang mempunyai kedalaman solum dangkal <20 cm,
berbatasan langsung dengan bahan induk. Tanah ini tidak mengalami perkembangan
horizon kerena erosi permukaan. Sering dijumpai tanah ini dengan ciri utamanya adalah
terdapat singkapan batuan di atas permukaan pada daerah yang terbuka dengan vegetasi
semak belukar. Vegetasi lain adalah tanaman setahun dan kebun campuran.
(c) Tanah Rensina (Rendoll) adalah tanah lain yang mempunyai horizon A molik dan di
pecahan CaCO₃ halus banyak, warna horizon A molik dapat meyimpang) penggunaan
lahan yang umumnya ditentukan pada satuan lahan ini adalah permukiman, kebun
campuran dan tegalan serta semak. Jenis tanah ini berasosiasi dengan jenis tanah kambisol
(d) Tanah kambisol adalah tanah dengan tingkat perkembangan sedang, mempunyai horison
B kambik, terbentuk pada berbagai bahan induk yang bersifat basa atau asam yang
menyebar dari daerah datar hingga bergunung pada lereng dan ketinggian yang bervariasi.
Tekstur halus sampai agak kasar, solum sedang sampai dalam dan berdrainase baik.
Vegetasi yang ada umumnya tanaman pertanian dominasi kelapa, tanaman campuran
25
5) Iklim
Iklim merupakan keadaan udara rata-rata pada suatu daerah yang luas dan waktu yang
cukup lama (±25-30 tahun). Kondisi iklim di Maluku sangat di pengaruhi oleh laut. Di Pulau
Letti terdapat 2 (dua) musim yaitu : 1). Musim timur berlangsung antara bulan mei sampai
dengan bulan oktober (musim kemarau). 2). Musim barat berlangsung antara bulan desember
sampai maret (musim penghujan). Kemudian diselingi oleh 2 (dua) musim pancaroba. Musim
musim barat atau yang terjadi pada bulan april dan bulan november.
Musim barat berlangsung dari bulan desember sampai maret, sedangkan musim timur
berawal dari bulan mei sampai oktober. Terdapat masa peralihan atau pancaroba yang
berlangsung diantara dua musim tersebut, yakni bulan april terjadi peralihan musim barat ke
musim timur dan bulan november terjadi peralihan musim timur ke musim barat.
6) Curah hujan
Jumlah curah hujan dan hari hujan menurut bulan di Kabupaten Maluku Barat Daya
26
Berdasarkan Tabel 4.1. Maka jumlah curah hujan tertinggi berada pada bulan april yaitu
564,3 mm³ dengan jumlah hari hujan 23 hari, sedangkan curah hujan terendah berada pada
bulan september yaitu 5,0 mm³ dengan jumlah hari hujan 4 hari dan jumlah rata-rata curah
hujan pada tahun 2017 adalah 211,24 mm³, dengan rata-rata hari hujan 16 hari.
7) Hidrologi
Ketersediaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha pertanian sangat
berkaitan dengan karakteristik geologi yang membentuk Pulau Letti. Sifat karang yang berpori
dan permeable akibat proses pelarutan telah menciptakan akuifer karang dengan sistim
drainase internal (sungai bawah tanah) dan air tanah menjadi agak jauh dari permukaan. Air
yang berasal dari sumur gali (kedalaman ± 19 meter) yaitu air berasal dari mata air yang keluar
dari sisi karang) dan sumur resapan (air hujan dari tiris rumah yang dialirkan masuk ke dalam
tanah) digunakan untuk lahan pertanian. Di Desa Luhuleli sumber air berasal dari sumur gali
kedalaman ± 19 meter) Pada musim hujan, debit air cukup tinggi sedangkan musim panas
8) Aksesibilitas
penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Faktor-faktor aksesibilitas Di Desa Luhuleli
Kecamatan Letti meliputi sarana prasarana, pencapaian dari dan ke Kota Kecamatan, dari dan
ke Kota Kabupaten (Tiakur) maupun Kota Provinsi (Ambon) sebagaimana terlihat pada tabel
4.2.
27
Tabel 4.2. Aksesibilitas Dari Dan Ke Desa Luhuleli
Sarana Prasarana Rute Perjalanan Biaya (Rp) Lama
Transportasi Perjalanan
KM. Pango Kapal Ambon - Banda – Saumlaki – 375.000,- 3 Hari
PELNI Tepa – Moa – Kisar
KM. Sabuk Kapal Ambon – Damer – Romang – 33.000,- 3 Hari
48 PELNI Kisar – Letti – Moa
KM. Santika Kapal Ambon – Damer – Moa – 400.000,- 1 Hari
Lestari 77 PELNI Letti – Kisar
Wings Pesawat Ambon (Bandara Pattimura) 1.550.000,- 1,5 Jam
Airline terbang – Syota (Bandara Udara Jos
Imsula Orno)
Angkutan Ojek Desa Tomra (Pelabuhan 50.000,- 45 Menit
Darat Tomra) – Luhuleli
Angkutan Spit Letti – Tiakur 50.000,- 30 Menit
Laut
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2019
Data pada tabel 4.2. Menunjukan bahwa jalan dari dan ke Desa Luhuleli berstatus
jalan Kabupaten. Umumnya produksi hasil pertanian dan perikanan di Desa Luhuleli bila
dijual ke pasar kecamatan maupun pasar kabupaten melalui jalan tersebut dan membutuhkan
waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar untuk mendistribusikan barang tersebut. Hal ini
Desa Luhuleli memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.152 jiwa dari jumlah Kepala
Keluarga (KK) 424 KK. Berdasarkan jenis kelamin penduduk Desa Luhuleli memiliki
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 508 Jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 644
28
Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
1 Laki-laki 508 44.00
2 Perempuan 644 56.00
Jumlah 1152 100.00
Sumber : Kantor Desa Luhuleli Tahun 2019
Berdasarkan data pada tabel 4.3. Maka dapat di hitung besarnya Sex Rasio (SR) di
508
Sexrasio = X 100%
644
Sexrasio = 79
Maka Sex Rasio penduduk Desa Luhuleli adalah 79, yang artinya didalam setiap 100
Berdasarkan data yang di peroleh maka keadaan penduduk Desa Luhuleli menurut
29
9 40 – 44 Tahun 62 5.38
10 45 – 49 Tahun 58 5.04
11 50 – 54 Tahun 53 4.60
12 55 – 59 Tahun 34 2.95
13 60 – 64 Tahun 45 3.91
14 > 65 Tahun 86 7.47
Jumlah 1152 100.00
Sumber : Kantor Desa Luhuleli Tahun 2019
Berdasarkan data pada tabel 4.4. Terlihat jumlah penduduk Desa Luhuleli
berdasarkan umur maka dapat disimpulkan bahwa penduduk yang belum produktif (umur
0 - 14 Tahun) berjumlah 414 jiwa dan jumlah penduduk yang produktif (15 - 64 tahun)
sebanyak 652 serta yang sudah tidak produktif (>65 tahun) berjumlah 86 jiwa.
Dependency Ratio = 77
ketergantungan penduduk untuk Desa Luhuleli adalah 77 yang berarti setiap 100 usia
produktif harus menanggung 77 usia belum produktif dan yang tidak produktif lagi.
penduduk pada Desa Luhuleli lebih sedikit dari pada jumlah penduduk produktif.
30
c) Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
manusia baik jasmani maupun rohani. Tingkat pendidikan di Desa Luhuleli sangat
Berdasarkan data pada tabel 4.5. Menunjukan bahwa tingkat pendidikan pada Desa
Luhuleli adalah sebagai berikut: pada tingkat Sekolah Dasar sebanyak 378 jiwa (32.83%),
pada tingkat SMP/Sederajat sebanyak 357 jiwa (31.02%), pada tingat SMA/SMK
sebanyak 165 jiwa (14.33%), pada tingkat Diploma sebanyak 9 jiwa (0.79%), dan pada
Agama merupakan sesuatu yang alamiah dalam kehidupan manusia setiap berhak
menganut dan memeluk agamanya masing-masing. Agama yang dianut oleh masyarakat
31
Tabel 4.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
No Agama yang dianut Jumlah Presentase (%)
1 Kristen Protestan 1152 100
2 Kristen Katolik 0 0
3 Islam 0 0
4 Hindu 0 0
5 Budha 0 0
1152 100
Sumber : Kantor Desa Luhuleli Tahun 2019
Berdasarkan data pada tabel 4.6. Agama yang di anut oleh masyarakat Desa
Luhuleli adalah agama Kristen Protestan yaitu sebanyak 1152 jiwa (100%) dengan jumlah
Gereja atau tempat ibadah yaitu sebanyak 3 Gereja yaitu Gereja Protestan Maluku (GPM),
Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Dan Gereja Bethel Indonesia (GBI)
perkebunan, peternakan, dan sebagian kecil bekerja sebagai pengusaha, PNS dan lain-lain.
Kondisi seperti ini juga dialami oleh masyarakat di Desa Luhuleli, jumlah masyarakat usia
produktif adalah 652 jiwa, dengan jenis pekerjaan mereka adalah sebagai berikut:
32
Berdasarkan pada tabel 4.7. Terlihat bahwa lapangan pekerjaan pada masyarakat
usia produktif di Desa Luhuleli sebagian besar bekerja di sektor pertanian yaitu mencapai
634 jiwa (90.31%) akan tetapi masyarakat yang bekerja sebagai petani juga mempunyai
pekerjaan sampingan yaitu sebagai Nelayan, Peternak, Tukang Tipar pohon koli dan buruh
bangunan.
Para nelayan menangkap ikan di laut dengan menggunakan cara tradisional agar
tidak merusak sumber daya laut yang ada, hasil melaut digunakan memenuhi kebutuhan
pangan keluarga dan juga dapat dijual untuk menambah pendapatan. Sebagian besar
sampingan, bahkan ada beberapa pegawai negeri sipil juga memelihara ternak, ternak yang
di pelihara oleh masyarakat adalah: sapi, kuda, kerbau, babi, kambing, ayam. Hasil
Sedangkan perkerjaan sampingan sebagai tukang tipar pohon koli hanya dilakukan
oleh para petani karena untuk melakukan pekerjaan ini membutuhkan waktu yang cukup
lama dan memerlukan keahlian untuk memanjat pohon koli yang tingginya mencapai 10-
15 meter. Dan pekerjaan ini hanya dapat dilakukan pada musim kemarau (Agustus-
September). hasil dari dari tipar pohon koli berupa sageru yang nantinya di masak dan
menjadi sopi, sopi ini yang nantinya dijual di dalam pulau letti bahkan di luar pulau letti,
dengan harga sopi mencapai Rp.350.000 – 500.000/30 liter tergantung waktu penjualan.
33
4.2 Identitas Responden
Berdasarkan data pada tabel 4.8. Menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah
berada pada kelompok umur 35-39 tahun yaitu sebanyak 13 responden (20.32%), kelompok
umur 30-34 tahun yaitu sebanyak 12 responden (18.75%), kelompok umur 45-49 tahun
yaitu sebanyak 10 responden (15.62%), kelompok umur 40-44 tahun yaitu sebanyak 9
responden (14.07%), kelompok umur 25-29 tahun yaitu sebanyak 8 responden (12.5%),
kelompok umur 50-54 tahun yaitu sebanyak 7 responden (10.93%), kelompok umur >55
tahun yaitu sebanyak 4 responden (6.25%), sedangkan responden terendah adalah berada
Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut
34
Tabel 4.9. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
No Jenis kelamin Jumlah Presentase (%)
1 Laki-laki 63 98.44
2 Perempuan 1 1.56
64 KK 100.00
Sumber : Hasil penelitian Tahun 2019
Berdasarkan data pada tabel 4.9. Menunjukan bahwa responden laki-laki yaitu
(1.56%)
Berdasarkan data pada 4.10. Jumlah responden terbanyak adalah masyarakat yang
Penduduk Desa Luhuleli mencapai 1152 jiwa dari 424 kepala keluarga. Hasil observasi
pada 7 sumur gali dan 1 sumur bor dan hasil tinjauan data kuisioner yang diperoleh dari 64
35
1) Ketersediaan air bersih
a) Hasil data kuisioner
b)
(1) Kekurangan air bersih dalam keluarga
Tabel 4.11. Ketersediaan air bersih
No Ketersediaan air bersih Jumlah Presentase (%)
1 Ya pernah mengalami kekurangan air bersih 64 100
Jumlah 64 100
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.11. Masyarakat Desa Luhuleli pernah
Luhuleli pernah mengalami kekurangan air bersih yaitu di musim kemarau pada 11 tahun
yang lalu tepatnya bulan agustus-november. Kekurangan air bersih terjadi sekitar 11 tahun
yang lalu tetapi pada tahun 2019 sekarang sebagian besar masyarakat Desa Luhuleli sudah
mampu memenuhi kebutuhan air bersih walaupun musim kemarau sekarang (bulan agustu-
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.12. Masyarakat Desa Luhuleli mengalami
kekurangan air bersih pada bulan Agustus – November sebanyak 64 responden (100%).
Luhuleli pernah mengalami kekurangan air bersih di musim kemarau pada 11 tahun yang
36
Pada musim kemarau dulu (Agustus – November) sumur di pegunungan kering,
semua masyarakat desa mengambil air di sumur gali pertama (Gambar 4.1) tetapi air di
sumur tersebut tidak kering, walaupun digunakan oleh seluruh masyarakat Desa Luhuleli
namun pada sore hari airnya keruh karena banyak orang yang menimba air di sumur
tersebut.
Tetapi sekarang di dalam desa sudah terdapat 5 sumur gali, 2 sumur sudah
menggunakan mesin sanyo untuk menarik air sedangkan 3 sumur masih menggunakan
katrol. sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan air bersih walaupun di musim
kemarau.
37
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.13. Cara yang dilakukan masyarakat desa
untuk mengatasi air bersih adalah menghemat penggunaan air sebanyak 37 responden
(57.82%), mengantre di bak umum sebanyak 6 responden (9.37%) dan mencari sumber air
Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, jika musim kemarau dulu (11
tahun yang lalu) masyarakat sering mangantri di bak umum dari subuh karena jika sudah
pagi maka akan bertambah banyak, selain mengantri di bak umum, masyarakat juga
Tetapi sekarang masyarakat Desa Luhuleli sudah tidak lagi mengantri di bak umum,
karena sumber air sudah bertambah menjadi 5 sumur gali, sehingga masyarakat bisa
(4) Bantuan dari pemerintah desa untuk mengatasi ketersediaan air bersih
Tabel 4.14. Bantuan Dari Pemerintah Desa
No Bantuan dari pemerintah Jumlah Presentase (%)
1 Sering mendapat bantuan 8 12.5
2 Kurang mendapat bantuan 32 50
3 Tidak pernah mendapat bantuan 24 37.5
Jumlah 64 100.00
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.14. Sering mendapat bantuan sebanyak 8
responden (12.5%), kurang mendapat bantuan sebanyak 32 responden (50%) tidak pernah
mereka kurang mendapat bantuan dari pemerintah desa untuk mengatasi ketersediaan air
bersih di di dalam desa bantuan dari pemerintah yaitu menggali 4 sumur pada tahun 2017-
2018 untuk menambah sumur yang sudah bangun pada tahun 2008 dan memberikan mesin
38
sanyo untuk menarik air, tetapi pembagian mesin sanyo tidak merata sehingga membuat
(5) Jenis bantuan diberikan pemerintah untuk mengatasi ketersediaan air bersih
Tabel 4.15. Jenis bantuan dari pemerintah
No Jenis bantuan Jumlah Presentase (%)
1 Tidak memberikan bantuan 24 37.5
2 Memberikan mesin sanyo untuk menarik air 40 62.5
Jumlah 64 100.00
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.15. Memberikan mesin sanyo untuk
responden (37.5).
pemerintah desa tidak memberikan bantuan, karena ketidakpedulian dari pemerintah desa
masyarakat berupa mesin sanyo di sumur 1 (gambar 4.2) dan juga di sumur 5 (gambar 4.3).
Tetapi mesin sanyo yang diberikan juga tidak merata karena hanya di pasang pada sumur
pertama dan sumur kelima yang letaknya di bagian timur sedangkan di bagian barat
menggunakan katrol (jalan raya membagi desa menjadi 2 bagian yang sama besar).
Sehingga membuat masyarakat desa di bagian barat merasa di perlakukan tidak adil, hal ini
menjadi perhatian pemerintah desa yang harus ditindaklanjuti agar masyarakat bisa hidup
sejahterah.
39
Gambar 4.2. Sumur 1 yang sudah di pasang Gambar 4.3. Sumur 5 yang sudah di pasang
mesin sanyo mesin sanyo
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019 Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.16. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih
sehari-hari, masyarakat Desa Luhuleli menggunakan sumur gali di dalam desa sebanyak 61
Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden pada musim hujan masyarakat
sering memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehingga
mengakibatkan sumur gali menjadi sepi dan debit air pun bertambah, dan sebagian kecil
40
masyarakat mereka masih menggunakan sumber air dari pegunungan karena kurang adanya
(2) Sumur bor yang sudah di bangun dan sudah dibuat saluran pipa di setiap rumah tetapi sumur
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.17. Alasan air dari sumur bor tidak
didisttribusikan adalah kekurangan dana untuk mendistribusikan air ke dalam desa sebanyak
sebanyak 3 responden (4.69%), mesin tersebut sudah tidak berfungi atau rusak sebanyak 15
responden (23.44%), Kurangnya perhatian pemerintah desa untuk menjalankan air ke dalam
desa sebanyak 27 responden (42.18%) dan Karena kualitas airnya keruh atau kotor sebanyak
19 responden (29.68%).
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang pernah memeriksa sumur bor
tersebut, mereka mengatakan bahwa sumur bor (gambar 4.4) yang sudah di bangun dari
tahun 2013 tidak berfungsi karena saringan air dekat pipa yang berfungsi menyaring air dari
kotoran, saringan tersebut tersumbat dengan kotoran-kotoran yang di bawa air dari dalam
tanah dan untuk membersihkannya perlu tenaga khusus. Bak penampung (gambar 4.5)
41
Gambar 4.4. Sumur bor Gambar 4.5. Bak penampung untuk sumur bor
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019 Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019
(3) Sumber air pegunungan yang telah dibuat saluran pipa dan bak penampung di dalam desa
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.18. Alasan air dari pegunungan tidak
didistribusikan adalah pipa dan bak penampung sudah tidak berfungsi sebanyak sebanyak
42
Berdasarkan hasil observasi di sumur pegunungan, sekarang ini sumber air
pegunugan melimpah (gambar 4.6) bak penampung dari sumur pegunungan menjadi penuh
dan terbuang sia-sia (gambar 4.7), karena pipa dari bak penampung ke bak dalam desa telah
putus/rusak sehingga air tersebut tidak dapat didistribusikan ke dalam desa untuk memenuhi
Gambar 4.6. Sumur di kaki gunung yorein Gambar 4.7. Bak penampung untuk sumur pegunungan
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019 Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019
Masyarakat memperbaiki pipa tersebut agar bisa di gunakan kembali (gambar 4.9),
pipa yang telah diperbaiki tepatnya pada lingkararan merah di gambar 4.9. tetapi air tersebut
hanya dapat digunakan oleh beberapa keluarga yang rumah atau tempat tinggal mereka
memperhatikan sumber air tersebut, memperbaiki pipa yang telah rusak, agar air dari
43
tanpa harus menimba air menggunakan katrol di sumur yang kedalamannya mencapai 19
meter.
Salah satu upaya pemerintah desa luhuleli untuk menjaga persediaan air tanah adalah
dengan cara membangun bendungan di kaki gunung yorein (Gambar 4.8) dekat dengan
sumur pegunungan (gambar 4.6) agar dapat menampung air di daerah sekitarnya.
Gambar 4.8. Bendungan di kaki gunung yorein Gambar 4.9. Air dari bak penampung
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019 Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun
2019
(4) Respon pemerintah desa terhadap sumur bor dan sumber air dari pegunungan
Tabel 4.19. Respon pemerintah Desa
No Respon pemerintah desa Jumlah Presentase (%)
1 Pemerintah desa telah melakukan berbagai 24 37.5
upaya untuk mengatasinya tetapi sia-sia
3 Pemerintah desa membiarkan begitu saja 40 62.5
Jumlah 69 100.00
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019
44
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.19. Pemerintah desa telah melakukan
pemerintah desa dapat memperbaiki sumur bor yang rusak dan memperbaiki pipa agar air
dari sumur pegunungan bisa didistribusikan dengan baik, dan pemerintah dapat memberikan
mesin sanyo untuk dipasang pada sumur yang masih menggunakan katrol.
(5) Upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga sumber-sumber air bersih yang ada
Tabel 4.20. Upaya-upaya menjaga sumber air
No Upaya menjaga sumber air Jumlah Presentase (%)
1 Melakukan Reboisasi 5 10.87
2 Membersihkan sumur/bak 17 36.96
4 Kerja bakti 42 52.17
Jumlah 69 100.00
Sumber : Hasil Data Kuisioner Tahun 2019
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.20. Upaya-upaya menjaga sumber air yaitu
membersihkan sumur dan bak umum (gambar 4.10) kegiatan tersebut dilakukan minimal
seminggu sekali, untuk menjaga kebersihan sumber-sumber air tersebut. Sedangkan kerja
bakti dilakukan jika ada pekerjaan yang membutuhkan tenaga, misalnya membersihkan
Observasi dilakukan pada 7 sumur gali dan 1 sumur bor, hasil observasi dari 8 sumber
Berdasarkan hasil observasi sumur gali pada tabel 4.21. Hasil observasi menunjukan
bahwa sumur pertama dan sumur kelima yang sudah dipasang mesin sanyo jumlah debit air lebih
sedikit jika dibandingkan dengan ketiga sumur lainnya yang masih menggunakan katrol
46
2) Karakteristik Sumur bor
Tabel 4.22. Hasil observasi Karakteristik sumur bor
No Karakteristik Sumur Bor Deskripsi
1 Keadaan sumur bor Sumur bor sudah tidak berfungsi lagi seperti yang
terlihat pada gambar 4.4
2 Keadaan bak penampung bak penampung sudah tidak digunakan dan semak
belukar tumuh di sekitar bak penampung seperti yang
terlihat pada gambar 4.5
3 Debit air (5 /detik) Tidak ada air
4 Pipa ledeng Sebagian besar pipa di rumah masyarakat telah rusak
5 Sumber pencemaran Tidak ada
6 Vegetasi Mangga, kelapa, jambu monyet, pepohonan dan semak.
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019
No Karakteristik Deskripsi
Sumur pegunungan
1 Lantai sumur Lantai sumur adalah tanah yang lembek dan di sekitar
berhamburan dengan ranting dan daun pohon yang berjatuhan
2 Dinding sumur Dinding terbuat dari semen tetapi lumut-lumut sudah bertumbuh
di dinding tersebut, seperti yang terlihat pada gambar 4.6
3 Keadaan bak Bak penampung masih digunakan sampai sekarang seperti yang
penampung terlihat pada gambar 4.7
4 Tinggi bibir sumur Tinggi 80 cm
5 Panjang bibir sumur Panjang 2,10 meter
6 Lebar bibir sumur Lebar 1,55 meter
7 Kedalaman sumur Kedalaman 2,30 meter
8 Ketinggian debit air 1,30 meter
9 Sumber pencemaran Tidak ada
10 Saluran limbah Tidak ada
11 Vegetasi Pepohonan dan semak belukar
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019
47
4) Karakteristik Sumur di lapang (Khusus untuk peternakan)
Tabel 4.24. Hasil observasi Karakteristik sumur di lapang
No Karakteristik Deskripsi
Sumur pegunungan
1 Jarak sumur dari Sumur di lapang jaraknya ± 5 km, sumur tersebut dapat
Desa ditempuh dengan berjalan, kederaan roda 2 dan kederaan roda 4
2 Lantai sumur Lantai sumur adalah parmanen di buat dari semen
3 Dinding sumur Dinding sumur adalah pamanen di buat dari semen
4 Tinggi bibir sumur Tinggi 85 cm
5 Kedalaman sumur Kedalaman 22 meter
6 Ketinggian debit air 2.51 meter
7 Sumber pencemaran Tidak ada
8 Saluran limbah Tidak ada
9 Vegetasi Pohon koli, kusambi, Pepohonan dan semak belukar
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019
Tabel 4.25. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur pertama
Hari Ketinggian Debit Sumur Gali (cm)
Tanggal Jam 05:00 Jam 13:00 Jam 17:00 Jam 22:00 Rata-rata
Senin 8 april 2019 60 68 71 47 61.5
Selasa 9 april 2019 61 69 73 52 63.75
Rabu 10 april 2019 63 72 73 54 65.5
Kamis 11 april 2019 65 69 80 82 74
Jumat 12 april 2019 86 48 54 60 62
Sabtu 13 april 2019 69 50 52 59 57.5
Minggu 14 april 2019 65 72 76 67 70
Rata-rata 67 64 68.42 60.14
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019
48
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.25. Maka debit air tertinggi berada pada hari
Jumat 12 april 2019 jam 05:00 yaitu 86 cm dan debit air terendah berada pada hari senin 8 april
2019 jam 22:00 yaitu 47 cm. Pada hari kamis 11 April 2019 terjadinya hujan sehingga pada malam
hari air tidak di tarik ke dalam bak. Debit air pada sumur 1 sangat rendah dan air ditarik
menggunakan mesin sanyo dan ditampung pada bak umum yang jaraknya ± 30 meter dari sumur,
air dapat ditarik pada jam 19:00 – 12:30 dan juga pada pagi hari jam 09-00-13:00 tergantung dari
listrik dan jumlah air di bak. Setiap hari, Sumur pertama setiap malam menarik air sebanayak
Tabel 4.26. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur kedua
Hari Ketinggian Debit Sumur Gali (Meter)
Tanggal Jam 05:00 Jam 13:00 Jam 17:00 Jam 22:00 Rata-rata
Senin 8 april 2019 3,59 3,44 3,37 3,52 3,48
Selasa 9 april 2019 3,62 3,46 3,40 3,56 3,51
Rabu 10 april 2019 3,65 3,62 3,60 3,59 3,62
Kamis 11 april 2019 3,70 3,71 3,72 3,73 3,72
Jumat 12 april 2019 3,68 3,62 3,64 3,67 3,65
Sabtu 13 april 2019 3,62 3,59 3,53 3,60 3,59
Minggu 14 april 2019 3,56 3,50 3,46 3,61 3.53
Rata-rata 3,63 3,56 3,53 3,61
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.26. Maka debit air tertinggi berada pada hari
Kamis 11 april 2019 jam 22:00 yaitu 3,73 Meter dan debit air terendah berada pada hari senin 8
april 2019 jam 17:00 yaitu 3.37 Meter. Pada hari kamis 11 April 2019 terjadinya hujan sehingga
49
(c) Sumur ketiga
Tabel 4.27. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur ketiga
Hari Ketinggian Debit Sumur Gali (Meter)
Tanggal Jam 05:00 Jam 13:00 Jam 17:00 Jam 22:00 Rata-rata
Senin 8 april 2019 7,48 7,45 7,40 7,46 7,45
Selasa 9 april 2019 7,47 7, 44 7,48 7,40 7,45
Rabu 10 april 2019 7,55 7, 54 7,52 7,55 7,54
Kamis 11 april 2019 7,58 7,59 7,68 7,69 7,64
Jumat 12 april 2019 7,70 7,47 7,43 7,48 7,52
Sabtu 13 april 2019 7,51 7,49 7,46 7,47 7,48
Minggu 14 april 2019 7,53 7,51 7,46 7,50 7,50
Rata-rata 7,55 7,50 7,49 7,51
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.27. Maka debit air tertinggi berada pada hari
Jumat 12 april 2019 jam 05:00 yaitu 7,70 Meter dan debit air terendah berada pada hari senin 8
april 2019 jam 17:00 yaitu 7,40 Meter. Pada hari kamis 11 April 2019 terjadinya hujan sehingga
Tabel 4.28. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur keempat
Hari Ketinggian Debit Sumur Gali (Meter)
Tanggal Jam 05:00 Jam 13:00 Jam 17:00 Jam 22:00 Rata-rata
Senin 8 april 2019 2,65 2,58 2,54 2,60 2,59
Selasa 9 april 2019 2,65 2,60 2,56 2,58 2,60
Rabu 10 april 2019 2,62 2,65 2,68 2,70 2,66
Kamis 11 april 2019 2,72 2,70 2,69 2,69 2,70
Jumat 12 april 2019 2,74 2,72 2,69 2,65 2,70
Sabtu 13 april 2019 2,70 2,68 2,64 2,60 2,66
Minggu 14 april 2019 2,66 2,63 2,62 2,68 2,65
Rata-rata 2,68 2,65 2,63 2,64
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019
50
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.28. Maka debit air tertinggi berada pada hari
Jumat 12 april 2019 jam 05:00 yaitu 2,74 Meter dan debit air terendah berada pada hari senin 8
april 2019 jam 17:00 yaitu 2,54 cm. Pada hari kamis 11 April 2019 terjadinya hujan sehingga
Tabel 4.29. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur kelima
Hari Ketinggian Debit Sumur Gali (cm)
Tanggal Jam 05:00 Jam 13:00 Jam 17:00 Jam 22:00 Rata-rata
Senin 8 april 2019 49 42 47 41 44,8
Selasa 9 april 2019 48 45 48 46 46,8
Rabu 10 april 2019 49 48 50 57 51
Kamis 11 april 2019 54 53 60 56 55,8
Jumat 12 april 2019 62 52 54 53 55,3
Sabtu 13 april 2019 40 48 50 47 46,3
Minggu 14 april 2019 48 45 47 44 46
Rata-rata 50 47,6 50,9 49,1
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.29. Maka debit air tertinggi berada pada hari
Jumat 12 april 2019 jam 05:00 yaitu 62 cm dan debit air terendah berada pada hari senin 8 april
2019 jam 13:00 yaitu 42 cm. Pada hari kamis 11 April 2019 terjadinya hujan sehingga pada malam
hari air tidak di tarik ke dalam profil. Debit air pada sumur kelima sangat rendah karena air ditarik
menggunakan mesin sanyo dan ditampung pada 3 profil (3.600 liter) jaraknya profil 4 meter dari
sumur, air dapat ditarik pada jam 19:00 – 12:30 dan juga pada pagi hari jam 09-00-13:00
51
(f) Sumur keenam di lapang (khusus peternakan)
Tabel 4.30. Hasil observasi ketinggian debit air pada sumur keenam
Hari Ketinggian Debit Sumur Gali (Meter)
Tanggal Jam 05:00 Jam 13:00 Jam 17:00 Jam 22:00 Rata-rata
Senin 8 april 2019 2,40 2,42 2,26 2,33 2,35
Selasa 9 april 2019 2,39 2,40 2,24 2,34 2,34
Rabu 10 april 2019 2,40 2,41 2,38 2,42 2,40
Kamis 11 april 2019 2,45 2,47 3,49 2,52 2,73
Jumat 12 april 2019 2,56 2,58 3,54 2,55 2,81
Sabtu 13 april 2019 2,53 2,49 2,44 2,48 2,49
Minggu 14 april 2019 2,50 2,48 2,38 2,41 2,44
Rata-rata 2,46 2,46 2,68 2,44
Sumber: Hasil Observasi Tahun 2019
Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.30. Maka debit air tertinggi berada pada hari
Jumat 12 april 2019 jam 05:00 yaitu 2,56 Meter dan debit air terendah berada pada hari selasa 9
april 2019 jam 17:00 yaitu 2,24 cm. Pada hari kamis 11 April 2019 terjadinya hujan sehingga
(1) Kebutuhan air bersih untuk minum dan mengolah makanan setiap hari dalam keluarga
52
Berdasarkan hasil kuisioner pada tabel 4.31. Masyarakat Desa Luhuleli menggunakan
air bersih untuk minum dan mengolah makanan yaitu <15 liter/hari sebanyak 23 responden
(35.94%), 15–30 liter/hari sebanyak 34 responden (53.12%) dan 30–45 liter/hari sebanyak 7
responden (10.94%).
Gambar 4.11. Air dari sumur 1 di tarik Gambar 4.12. Air tersebut di distribusikan
menggunakan mesin sanyo ke dalam bak umum
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019 Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019
Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, air dari sumur 1 di tarik
dengan mesin sanyo (gambar 4.11) dan di distribusikan ke bak umum (gambar 4.12), jumlah
air yang butuhkan setiap hari sangat bervariasi, tergantung kondisi cuaca di hari itu, jika
cuaca panas maka air yang dibutuhkan akan meningkat tetapi jika musim hujan maka
masyarakat akan memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
mereka.
Air dapat ditarik pada malam atau pagi hari tergantung dari listrik dan jumlah air di
bak. Setiap hari, Sumur pertama menampung air sebanyak 14.308.560/hari (1 bak umum)
53
(2) Kebutuhan air bersih untuk kakus dan higien yaitu untuk mandi dan membersihkan diri
menggunakan air bersih untuk kakus dan higien yaitu <50 liter/hari sebanyak 25 responden
liter/hari, tergantung dari jumlah anggota keluarga, semakin banyak anggota keluarga maka
(3) Kebutuhan air bersih untuk mencuci pakaian dan peralatan setiap hari
menggunakan air bersih untuk untuk mencuci pakaian dan peralatan yaitu <50 liter/hari
memanfaatkan air dari sumur gali karena tidak ada sungai yang mengalir di Desa Luhuleli.
54
(4) Kebutuhan air bersih untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas setiap hari
Tabel 4.34. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas
No Kebutuhan air bersih Jumlah Presentase (%)
1 <10 liter/hari 50 78.12
2 10 – 20 liter/hari 14 21.88
Jumlah 64 KK 100.00
Sumber : Hasil data kuisioner tahun 2019
menggunakan air bersih untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas yaitu
responden (21.88%).
menggunakan air untuk kebutuhan peternakan adalah sebagai berikut: <100 liter/hari
200–300 liter/hari sebanyak 2 responden (3.12%) dan masyarakat yang tidak membutuhkan
55
Gambar 4.13. Sumur keenam di lapang khusus Gambar 4.14. Ternak sapi milik masyarakat
untuk peternakan Desa Luhuleli
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019 Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019
Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, jumlah air yang di butuhkan
untuk peternakan misalnya sapi, kuda, kerbau dan kambing sangat tergantung pada kondisi
cuaca, jika musim hujan maka binatang peliharaan itu tidak beri minum sampai cuaca
kembali normal. Ketika musim hujan terdapat genangan-genangan air di tanah yang
nantinya diminum oleh ternak-ternak peliharaan tersebut sehingga pemilik ternak tidak
Sedangkan pada musim kemarau sapi, kuda, kerbau dan kambing harus dikunjungi
oleh pemiliknya minimal sehari sekali untuk diberi makanan dan minuman. Sumur 6
(gambar 4.13) letaknya di lapang, dari Desa ke Lapang ± 5Km, dapat ditempuh dengan
kendaraan beroda dua dan beroda empat. Sumur 6 lebih di khususkan untuk peternakan
(gambar 4.14) karena letaknya di lapang tempat masyarakat desa memelihara ternak.
tempatnya lebih luas dan dekat dengan sumber air, ternak-ternak tersebut dipelihara di
kandang ada juga yang hanya mengikat beberapa induk ternak pada pohon saja.
56
Tabel 4.36. Jumlah ternak di Desa Luhuleli
No Jenis ternak Jumlah
1 Kerbau 64 ekor
2 Kuda 88 ekor
3 Sapi 515 ekor
4 Kambing 114 ekor
Jumlah 781 ekor
Sumber : Kantor Desa Luhulei Tahun 2019
menggunakan air untuk kebutuhan pertanian adalah sebagai berikut: <5 liter/hari sebanyak
sebanyak 3 responden (4.69%) dan masyarakat yang tidak membutuhkan air untuk
57
Gambar 4.15. Salah satu kegiatan pertanian
Sumber: Dokumentasi Penelitian Tahun 2019
Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, jumlah air yang dibutuhkan
untuk pertanian adalah 25-75 liter/hari untuk menyiram tanaman sayur misalnya kangkung,
sawi, dan juga untuk tanaman hias pekarangan rumah seperti bunga. Karena kondisi tanah
di Desa Luhuleli yang tidak baik untuk pertanian, jumlah curah hujan juga sangat sedikit
sehingga membuat masyarakat tidak menanam sayur dalam jumlah yang banyak.
mereka adalah pada musim hujan, ketika musim timur tiba masyarakat mulai membersihkan
kebun dan menanam jagung, kasbi, kacang-kacangan dan lain-lain, mereka menanam
dengan jumlah yang banyak setelah panen, hasilnya disimpan untuk persediaan makanan
satu tahun dan mereka akan menanam pada musim timur di tahun berikut. Masyarakat lebih
banyak menanam di musim timur dari pada di musim barat di karenakan jumlah curah hujan
58
(7) Kebutuhan air bersih keluarga yang sudah terpenuhi
sebagai berikut: Terpenuhi sebanyak 43 responden (67.19%) karena mereka mengambil air
6 responden (9.37%), masyarakat yang kebutuhan air bersih dalam keluarga cukup
terpenuhi dan kurang terpenuhi karena kedalaman sumur yang cukup dalam membuat
mereka kelelahan ketika menimba air menggunakan katrol (Gambar 4.17) pemerintah desa
hanya memberikan mesin sanyo (Gambar 4.16) kepada masyarakat di sebelah timur (jalan
raya membagi desa menjadi 2 bagian yang sama besar) sementara 2 sumur di bagian barat
menggunakan katrol.
59
3) Pemenuhan kebutuhan
Berdasarkan hasil obsevasi kebutuhan masyarakat selama 7 hari dari tanggal 8 april –
14 april 2019 di 7 sumur jumlah air yang di gunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
kebutuhan air bersih pada masyarakat Desa Luhuleli belum terpenuhi, sesuai dengan teori
Aswicaksana (2004), Maswarni dan Nofiar (2014) dan Ir. Wahyudi, (2017)
Dalam hasil observasi ternak lebih banyak membutuhkan air untuk diminum dari pada
manusia, kondisi cuaca dan aktifitas seseorang juga turut mempengaruhi kebutuhan air bersih,
pada saat observasi hari rabu 10 april cuaca mendung dan kamis 11 april terjadinya hujan sehingga
mengakibatkan sumur sepi dan penggunaan air pun menjadi menurun. Khususnya untuk ternak,
jika hujan maka ternak peliharaan tersebut tidak diberi minum oleh pemiliknya.
60
(2) Pemenuhan kebutuhan responden
Tabel 4.40. Pemenuhan Kebutuhan Untuk Minum dan Mengolah Makanan (Liter)
No Nama Kepala Anggota Kebutuhan Pemenuhan Tidak
Keluarga keluarga per hari (Keadaan terpenuhi
(orang) (Harapan) sesungguhnya)
1 ZK 6 30 40 -
2 KP 7 35 25 10
3 PS 9 45 30 15
4 DP 4 20 10 10
5 PT 5 25 20 5
6 LU 6 30 20 10
7 YD 5 25 20 5
8 MH 6 30 20 10
9 DW 3 15 10 5
10 JU 7 35 25 10
11 AD 6 30 25 5
12 DP 9 45 40 15
13 SW 5 25 20 5
14 IS 4 20 15 5
15 LL 2 10 10 -
16 AS 7 35 25 10
17 LM 4 20 15 5
18 MB 5 25 20 5
19 LR 10 50 45 5
20 LM 4 20 15 5
21 TI 5 25 20 5
22 HK 8 40 35 5
23 JM 4 20 15 5
24 JI 7 35 30 5
25 TR 4 20 15 5
26 YL 5 25 15 10
27 MT 6 30 20 10
28 TT 4 20 15 5
29 FM 4 20 15 5
30 JK 3 15 10 5
31 YT 6 30 20 10
32 AW 4 20 15 5
33 EE 5 25 20 5
34 HS 7 35 25 10
35 AK 5 25 15 10
36 AS 5 25 20 5
Sambungan di halaman berikutnya …
61
37 MY 5 25 20 5
38 SL 7 35 40 10
39 NK 7 35 30 5
40 SR 5 25 20 5
41 KP 4 20 15 5
42 EY 5 25 20 5
43 HU 4 20 20 -
44 MW 6 30 25 5
45 YL 3 15 10 5
46 LM 4 20 15 5
47 YL 4 20 15 5
48 TT 7 35 25 10
49 MK 8 40 25 15
50 EM 7 35 40 10
51 PP 3 15 10 5
52 IA 6 30 25 5
53 OT 4 20 15 5
54 SH 7 35 25 10
55 LL 4 20 15 5
56 AK 7 35 25 10
57 LW 4 20 15 5
58 WS 5 25 20 5
59 MP 7 35 30 5
60 YW 8 40 35 5
61 MP 7 35 25 10
62 MK 5 25 20 5
63 JP 6 30 20 10
64 AL 4 20 15 5
349 1.745 1.355 440
Sumber: Hasil Analisis Data Observasi Tahun 2019
Berdasarkan data pada tabel 4.40. Keluarga yang menggunakan air bersih untuk minum
dan mengolah makanan terbanyak yaitu keluarga LR dengan jumlah anggota keluarga 10 orang
dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu 45 liter/hari. Sedangkan Keluarga yang menggunakan air
bersih untuk minum dan mengolah makanan yang paling sedikit yaitu keluarga LL dengan jumlah
anggota keluarga 2 orang dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu 10 liter/hari. Nilai rata-rata
pemenuhan kebutuhan air bersih untuk untuk minum dan mengolah makanan yaitu 21.17 liter/hari
62
Tabel 4.41. Pemenuhan Kebutuhan Untuk Kakus dan Hygien (Liter)
No Nama Kepala Anggota Kebutuhan Pemenuhan Tidak
Keluarga keluarga per hari (Keadaan terpenuhi
(orang) (Harapan) sesungguhnya)
1 ZK 6 150 150 -
2 KP 7 175 150 25
3 PS 9 225 100 125
4 DP 4 100 50 50
5 PT 5 125 50 75
6 LU 6 150 50 100
7 YD 5 125 100 25
8 MH 6 150 50 100
9 DW 3 75 50 25
10 JU 7 175 75 100
11 AD 6 150 50 100
12 DP 9 225 150 75
13 SW 5 125 100 25
14 IS 4 100 50 50
15 LL 2 50 40 10
16 AS 7 175 100 75
17 LM 4 100 100 -
18 MB 5 125 100 25
19 LR 10 250 200 50
20 LM 4 100 75 25
21 TI 5 125 100 25
22 HK 8 200 100 100
23 JM 4 100 50 50
x24 JI 7 175 150 25
25 TR 4 100 50 50
26 YL 5 125 150 25
27 MT 6 150 150 -
28 TT 4 100 50 50
29 FM 4 100 50 50
30 JK 3 75 50 25
31 YT 6 150 100 50
32 AW 4 100 100 -
33 EE 5 125 100 25
34 HS 7 175 150 25
35 AK 5 125 100 25
36 AS 5 125 50 75
Sambungan di halaman berikutnya …
63
37 MY 5 125 50 75
38 SL 7 175 100 75
39 NK 7 175 150 25
40 SR 5 125 100 25
41 KP 4 100 50 50
42 EY 5 125 100 25
43 HU 4 100 50 50
44 MW 6 150 100 50
45 YL 3 75 50 25
46 LM 4 100 100 -
47 YL 4 100 50 50
48 TT 7 175 100 75
49 MK 8 200 100 100
50 EM 7 175 150 25
51 PP 3 75 50 25
52 IA 6 150 100 50
53 OT 4 100 50 50
54 SH 7 175 100 75
55 LL 4 100 50 50
56 AK 7 175 100 75
57 LW 4 100 50 50
58 WS 5 125 75 50
59 MP 7 175 100 75
60 YW 8 200 100 100
61 MP 7 175 100 75
62 MK 5 125 100 25
63 JP 6 150 100 50
64 AL 4 100 50 50
349 8.725 5.875 3.200
Sumber: Hasil Analisis Data Observasi Tahun 2019
Berdasarkan data pada tabel 4.41. Keluarga yang menggunakan air bersih untuk kakus dan
hygien terbanyak yaitu keluarga LR dengan jumlah anggota keluarga 10 orang dan jumlah air
yang dibutuhkan yaitu 200 liter/hari. Sedangkan Keluarga yang menggunakan air bersih untuk
kakus dan hygien yang paling sedikit yaitu keluarga LL dengan jumlah anggota keluarga 2 orang
dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu 40 liter/hari. Nilai rata-rata pemenuhan kebutuhan air bersih
64
Tabel 4.42. Pemenuhan Kebutuhan Untuk Mencuci Pakaian dan Peralatan (Liter)
No Nama Kepala Anggota Kebutuhan Pemenuhan Tidak
Keluarga keluarga per hari (Keadaan terpenuhi
(Harapan) sesungguhnya)
1 ZK 6 150 150 50
2 KP 7 175 100 75
3 PS 9 225 100 125
4 DP 4 100 50 50
5 PT 5 125 50 75
6 LU 6 150 50 100
7 YD 5 125 50 75
8 MH 6 150 50 100
9 DW 3 75 50 25
10 JU 7 175 75 100
11 AD 6 150 50 100
12 DP 9 225 100 125
13 SW 5 125 50 75
14 IS 4 100 50 50
15 LL 2 50 25 25
16 AS 7 175 75 100
17 LM 4 100 50 50
18 MB 5 125 50 75
19 LR 10 250 100 150
20 LM 4 100 50 50
21 TI 5 125 50 75
22 HK 8 200 100 100
23 JM 4 100 50 50
24 JI 7 175 100 75
25 TR 4 100 50 50
26 YL 5 125 50 75
27 MT 6 150 50 100
28 TT 4 100 50 50
29 FM 4 100 50 50
30 JK 3 75 25 50
31 YT 6 150 75 75
32 AW 4 100 50 50
33 EE 5 125 50 75
34 HS 7 175 100 75
35 AK 5 125 50 75
36 AS 5 125 50 75
Sambungan di halaman berikutnya …
65
37 MY 5 125 50 75
38 SL 7 175 100 75
39 NK 7 175 75 100
40 SR 5 125 75 50
41 KP 4 100 50 50
42 EY 5 125 50 75
43 HU 4 100 50 50
44 MW 6 150 50 100
45 YL 3 75 50 25
46 LM 4 100 50 50
47 YL 4 100 50 50
48 TT 7 175 75 100
49 MK 8 200 100 100
50 EM 7 175 100 75
51 PP 3 75 25 50
52 IA 6 150 50 100
53 OT 4 100 50 50
54 SH 7 175 75 100
55 LL 4 100 50 50
56 AK 7 175 75 100
57 LW 4 100 50 50
58 WS 5 125 50 75
59 MP 7 175 75 100
60 YW 8 200 100 100
61 MP 7 175 75 100
62 MK 5 125 50 75
63 JP 6 150 50 100
64 AL 4 100 50 50
349 8.725 3.975 4.750
Sumber: Hasil Analisis Data Observasi Tahun 2019
Berdasarkan data pada tabel 4.42. Keluarga yang menggunakan air bersih untuk mencuci
pakaian dan peralatan terbanyak yaitu keluarga ZK dengan jumlah anggota keluarga 6 orang dan
jumlah air yang dibutuhkan yaitu 150 liter/hari. Sedangkan Keluarga yang menggunakan air
bersih untuk mencuci pakaian dan peralatan yang paling sedikit yaitu keluarga LL dengan jumlah
anggota keluarga 2 orang dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu 25 liter/hari. Nilai rata-rata
pemenuhan kebutuhan air bersih untuk mencuci pakaian dan peralatan yaitu 62.11 liter/hari
66
Tabel 4.43. Pemenuhan Kebutuhan Untuk Menunjang Pengoperasian dan Pemeliharaan (Liter)
No Nama Kepala Anggota Kebutuhan Pemenuhan Tidak
Keluarga keluarga per hari (Keadaan terpenuhi
(Harapan) sesungguhnya)
1 ZK 6 24 20 4
2 KP 7 28 15 13
3 PS 9 36 10 26
4 DP 4 16 10 6
5 PT 5 20 10 10
6 LU 6 24 15 9
7 YD 5 20 10 10
8 MH 6 24 5 19
9 DW 3 12 5 7
10 JU 7 28 15 13
11 AD 6 24 10 14
12 DP 9 36 15 21
13 SW 5 20 10 10
14 IS 4 16 5 11
15 LL 2 8 5 3
16 AS 7 28 10 18
17 LM 4 16 10 6
18 MB 5 20 15 5
19 LR 10 40 20 20
20 LM 4 16 10 6
21 TI 5 20 10 10
22 HK 8 32 10 22
23 JM 4 16 10 6
24 JI 7 28 15 13
25 TR 4 16 5 11
26 YL 5 20 10 10
27 MT 6 24 10 14
28 TT 4 16 5 11
29 FM 4 16 10 6
30 JK 3 12 5 7
31 YT 6 24 10 14
32 AW 4 16 10 6
33 EE 5 20 3 15
34 HS 7 28 10 18
35 AK 5 20 10 10
36 AS 5 20 10 10
Sambungan di halaman berikutnya …
67
37 MY 5 20 10 10
38 SL 7 28 25 8
39 NK 7 28 10 10
40 SR 5 20 10 10
41 KP 4 16 10 6
42 EY 5 20 10 10
43 HU 4 16 5 11
44 MW 6 24 10 14
45 YL 3 12 5 7
46 LM 4 16 5 11
47 YL 4 16 10 6
48 TT 7 28 10 18
49 MK 8 32 15 17
50 EM 7 28 10 18
51 PP 3 12 5 7
52 IA 6 24 10 14
53 OT 4 16 10 6
54 SH 7 28 15 13
55 LL 4 16 10 6
56 AK 7 28 15 13
57 LW 4 16 10 6
58 WS 5 20 10 10
59 MP 7 28 15 13
60 YW 8 32 15 17
61 MP 7 28 10 18
62 MK 5 20 5 15
63 JP 6 24 10 14
64 AL 4 16 5 11
349 1.396 655 733
Sumber: Hasil Analisis Data Observasi Tahun 2019
Berdasarkan data pada tabel 4.43. Keluarga yang menggunakan air bersih untuk
menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas terbanyak yaitu keluarga SL dengan jumlah
anggota keluarga 7 orang dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu 25 liter/hari. Sedangkan Keluarga
yang menggunakan air bersih untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas yang
paling sedikit yaitu keluarga JK dengan jumlah anggota keluarga 3 orang dan jumlah air yang
dibutuhkan yaitu 3 liter/hari. Nilai rata-rata pemenuhan kebutuhan air bersih untuk menunjang
68
Tabel 4.44. Pemenuhan Kebutuhan Untuk Kebutuhan Peternakan (Liter)
No Nama Jumlah ternak (Kerbau, Sapi, Kebutu- Pemenu Tidak
Kepala Kuda, Kambing) Han -han terpenuhi
Keluarga K S Kd Km
1 ZK - - - - - - -
2 KP - 4 - - 120 100 20
3 PS - 6 - - 180 100 80
4 DP - - - - - - -
5 PT 1 3 - 5 200 150 50
6 LU - 6 2 - 160 150 10
7 YD - 5 - - 150 100 50
8 MH - 2 - - 60 50 10
9 DW - - - - - - -
10 JU - 5 - - 150 100 50
11 AD - 2 2 - 140 100 40
12 DP - - - 10 150 150 -
13 SW 1 5 - - 185 150 35
14 IS - 4 - - 120 100 20
15 LL - - - - - - -
16 AS - 7 - 3 255 200 55
17 LM - - - - - - -
18 MB - - - - - - -
19 LR - 9 - - 270 200 70
20 LM - 5 - - 150 100 50
21 TI - 2 - - 60 50 10
22 HK - 8 - - 240 200 40
23 JM - 3 3 - 210 150 60
24 JI - 1 - - 30 20 10
25 TR - 2 - - 60 50 10
26 YL - 3 - - 90 50 40
27 MT 1 5 - - 150 100 50
28 TT - 8 - - 240 150 90
29 FM - 5 - - 150 150 -
30 JK - - - - - - -
31 YT - 4 - - 120 100 20
32 AW - 2 2 - 90 50 40
33 EE - 1 - - 30 50 -
34 HS - 2 - - 60 50 10
35 AK - 2 - 4 120 100 20
36 AS - 5 - - 150 100 50
Sambungan di halaman berikutnya …
69
37 MY - - - - - -
38 SL - 9 - - 270 200 70
39 NK 1 7 - - 210 150 60
40 SR - - - - - - -
41 KP - - - - - - -
42 EY - 3 - - 90 50 40
43 HU - 1 5 - 105 100 5
44 MW - 5 - - 150 100 50
45 YL - 2 - - 60 50 10
46 LM - 2 - - 60 50 10
47 YL - - - - - - -
48 TT - - - - - -
49 MK - 6 - - 180 100 80
50 EM - 3 - - 90 50 40
51 PP - 2 - 2 60 50 10
52 IA - 4 - - 120 100 20
53 OT - 2 - 60 50 10
54 SH - 11 - - 330 250 80
55 LL - 4 - - 120 100 20
56 AK - 6 2 4 320 250 70
57 LW - 1 - - 30 50 -
58 WS - 4 - - 120 100 20
59 MP - 2 - - 60 50 10
60 YW - 4 - - 120 100 20
61 MP - 1 - - 30 50 -
62 MK - - - - - - -
63 JP - 2 - 5 135 100 35
64 AL - - - - - - -
4 197 16 33 6.810 L 5220 L 1.650 L
Sumber: Hasil Analisis Data Observasi Tahun 2019
Berdasarkan data pada tabel 4.44. Keluarga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan
peternakan terbanyak yaitu keluarga AF dengan 12 ternak dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu
250/hari dan keluarga SH dengan 11 ternak dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu 250 liter/hari
Sedangkan Keluarga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan peternakan yang paling
sedikit yaitu keluarga JI dengan 1 ternak dan jumlah air yang dibutuhkan yaitu 20 liter/hari. Nilai
rata-rata pemenuhan kebutuhan air bersih untuk kebutuhan peternakan yaitu 81.64 liter/hari
70
Tabel 4.45.Pemenuhan Kebutuhan Untuk Pertanian (Liter)
No Nama Kepala Tanaman sayur Kebutu- Pemenu- Tidak
Keluarga han han terpenuhi
Kang Sawi Kacang
kung panjang
1 ZK - - - - - -
2 KP - - - - - -
3 PS - - - - - -
4 DP - - 2 m² 2 10 -
5 PT - - - - - -
6 LU - - - - - -
7 YD - - - - - -
8 MH 5 m² 2 m² - 7 10 -
9 DW - - - - - -
10 JU - - - - - -
11 AD - - - - - -
12 DP - - - - - -
13 SW - - - - - -
14 IS - - - - - -
15 LL - - - - - -
16 AS - - - - - -
17 LM - - - - - -
18 MB - - - - - -
19 LR - - - - - -
20 LM - - - - - -
21 TI - - - - - -
22 HK - - - - - -
23 JM - - - - - -
24 JI - - - - - -
25 TR - - - - - -
26 YL - - - - - -
27 MT - - 5 m² 5 5 -
28 TT - - - - - -
29 FM - - - - - -
30 JK - - - - - -
31 YT - - - - - -
32 AW - - - - - -
33 EE - - - - - -
34 HS - - - - - -
35 AK - 2 m² - 2 5 -
Sambungan di halaman berikutnya …
71
36 AS - - - - - -
37 MY - - - - - -
38 SL - - - - - -
39 NK - - - - - -
40 SR - - - - - -
41 KP - - - - - -
42 EY - - - - - -
43 HU 2 m² - - 2 5 -
44 MW - - - - - -
45 YL - - - - - -
46 LM - - - - - -
47 YL - - - - - -
48 TT - - - - - -
49 MK - - - - - -
50 EM - - - - - -
51 PP - - - - - -
52 IA - - - - - -
53 OT - - - - - -
54 SH - - - - - -
55 LL - - - - - -
56 AK 3 m² - - 3 5 -
57 LW - - - - - -
58 WS - - - - - -
59 MP 5 m² 5 m² - 10 10 -
60 YW - - - - - -
61 MP - - - - - -
62 MK 2 m² - - 2 5 -
63 JP - - - - - -
64 AL - - - - - -
17 m² 9 m² 7 m² 31 55 -
Sumber: Hasil Analisis Data Observasi Tahun 2019
Berdasarkan data pada tabel 4.45. Keluarga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan
petanian terbanyak yaitu keluarga MP jumlah air yang dibutuhkan yaitu 10 liter/hari dengan lahan
seluas 10m². Sedangkan Keluarga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan petanian yang
paling sedikit yaitu keluarga DP, AK, HU dan MK jumlah air yang dibutuhkan yaitu 2 liter/hari
dengan lahan seluas 2m². Nilai rata-rata pemenuhan kebutuhan air bersih untuk kebutuhan
72
4.3.2 Pembahasan hasil penelitian
Menurut Sanim 2011:234, Kelangkaan akan air bersih terjadi bukan hanya
persebaran air bersih yang tidak tepat, namun permintaan masyarakat yang terus
tahunnya akan tetapi air bersih yang diperoleh dari ketersediaannya jumlahnya relatif
tetap.
Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau bantuan yang terdapat di
atas ataupun di bawah permukaan tanah. Menurut teori Adiwisastra (1992:84) secara
umum sumber air bersih yaitu: air laut, air hujan, air permukaan (air sungai, air danau, air
Berdasarkan hasil penelitian ketersediaan sumber daya air bersih pada Desa
Luhuleli sangat sedikit yaitu dengan 7 sumur gali (5 sumur di dalam desa 1 sumur di
pegunungan, 1 sumur di lapang) dengan 7 sumur tersebut tersebut masih belum mampu
Sumber air dengan kedalaman rata-rata 19 meter dan memiliki debit air yang
berbeda, sumur 1 dan sumur 5 debit airnya sangat sedikit namun debit air tidak akan kering
walaupun airnya ditarik dengan mesin sanyo dan juga di musim dimusim kemarau airnya
tidak kering.
kelelahan menarik air dengan katrol setiap hari, masyarakat sangat berharap agar
sanyo agar dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sumur bor yang sudah tidak berfungsi lagi perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah
desa agar dapat berguna bagi seluruh masyarakat Desa Luhuleli, begitu juga dengan sumur
73
gali di pegunungan, masyarakat berharap pipa dari bak penampung ke dalam desa
Menurut Aswicaksana 2004:67, Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi,
mencuci, memasak, menyiram tanaman dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk
kebutuhan hidup sehari-hari secara umum harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas.
Berdasarkan hasil penelitian yaitu kebutuhan air bersih masyarakat Desa Luhuleli
belum terpenuhi sepenuhnya, karena persebaran sumur gali yang tidak merata, kedalaman
sumur gali yang mencapai ±19 meter dan kurangnya perhatian pemerintah desa terhadap
sumber air di dalam desa. Masyarakat yang kebutuhan air bersih sudah terpenuhi adalah
mereka yang mengambil air pada sumur 1 dan sumur 5 karena sumur tersebut pemerintah
desa sudah memasang mesin sanyo untuk menarik air sehingga mereka tidak
Masyarakat Desa Luhuleli juga membutuhkan air untuk kegiatan peternakan dan
pertanian, karena sebagian besar masyarakat memelihara ternak baik itu sapi, kuda, kerbau
dan kambing. Sebagian besar masyarakat memelihara ternak di lapang ada yang membuat
kandang untuk ternak, ternak mereka tetapi juga ada yang hanya mengikat beberapa ternak
mereka pada pohon, Ternak – ternak peliharaan tersebut membutuhkan air untuk diminum
dengan jumlah yang banyak, khususnya di musim kemarau pemilik ternak – ternak
tersebut harus menyiapkan tenaga yang lebih untuk memberi minum ternak-ternak
mereka.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada BAB
1. Ketersediaan Sumber air bersih di Desa Luhuleli sangat sedikit yaitu 7 sumur gali dengan
kedalaman rata-rata 19 meter. 2 sumur sudah menggunakan mesin sanyo untuk menarik
2. Masyarakat Desa Luhuleli membutuhkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari (minum, mandi, cuci, kakus), pertanian dan peternakan. Kebutuhan air bersih
sumur dan persebaran mesin sanyo yang tidak merata, sehingga sebagian kecil
B. Saran
Dari beberapa hal yang dikemukakan pada kesimpulan di atas, maka saran yang
1. Pemerintah Desa Luhuleli diharapkan agar memasang mesin sanyo untuk menarik air
agar masyarakat dapat lebih mudah mengakses air bersih pada sumur gali tersebut karena
sumur terlalu dalam, pemerintah desa juga dapat memperhatikan sumur gali di
pegunungan agar air dapat di distribusikan ke dalam desa dengan baik, dan sumur bor
yang sudah tidak berfungsi dapat diperbaiki dan digunakan untuk kesejahteraan
masyarakat
75
2. Masyarakat Desa Luhuleli diharapkan agar dapat menjaga dan merawat sumber-sumber
air yang telah ada di dalam desa, dan juga melakukan reboisasi untuk menjaga
76
DAFTAR PUSTAKA
Aswicaksana, 2004:67. Kajian Sediaan dan Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga yang belum
Terlanyani PDAM di kota bandung. Departemen teknik planologi fakultas teknik sipil dan
perencanaa ITB, Bandung
Bambang Triadmodjo, 2002:4. Siklus hidrologi. Andi, Yogyakarta.
Bappenas, 2011:7. Ironi Air di Indonesia, jurnal sustaining partnership edisi desember 2011. Di
akses tanggal 13 Januari 2019
BPS, 2017:23. Kecamatan Letty Dalam Angka. BPS Kabupaten MBD
Dwijosaputro, 1991:41. Dasar-Dasar Mikrobologi. Djambatan. Jakarta
https://moondoggiesmusic.com/siklus-hidrologi/
https://www.kompasiana.com/yudisahabatpetani/58b6625ce5afbdb00a46a0f0/air-sumber-
kehidupan-tanaman-syarat-tumbuh-tanaman-bagian-3
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 tahun 2002 Tentang Syarat-syarat dan pengawasan
kualitas air minum
Kodoatie J. R. dan Sjarief R:163. 2010. Tata Ruang Air, Andi. Yogyakarta.
Masduki, 2007:79 Teknologi Penyediaan Air Bersih Pedesaan: Studi Kasus di Kabupaten
Mojokerto, Program Pascasarjana Teknik Sipil, FTSP, ITS.
Purworejo, 2015:54. Rencana Pengembangan Pelayanan Air Bersih Cabang PDAM, Kutoarjo.
Purworejo
Purwanto, 1997:123. Modul Penyediaan Air Bersih AKL Purwokorto, Semarang
PPT, 1983. Tern of Refernces Survei Kapabilitas Tanah. Proyek Penelitian Pertanian Menunjang
Tranmigrasi (P3MT), Pusat Penelitian Tanah, Bogor.
77
Rismunandar, 1984:86. Air Fungsi dan Kegunaannya Bagi Pertanian. Cv sinar baru. Bandung
Sanim, B, 2011:134. Sumber Daya Air dan Kesejahteraan, public bogor ITB Press, bogor
Sumantri. B dan Parwiyanto. H. 2017:129. Kualitas Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Sragen. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta
Suripin, Ir. 2002:61. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi, Yogyakarta.
Sutrisno, C T, 2000:33. Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta, Rineka cipta, Jakarta
Sugandy, A, 1997:28. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan SDA, Prossiding Bappenas, Jakarta
Sugiyono, 2001:92. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono, 2013:116. Metodelogi Penelitian Kuantitaif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Tim Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2016, Paduan penulisan Skripsi dan makalah,
Universitas Pattimura, Ambon
Triadmodjo, 2008:104. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yogyakarta.
UU No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
UUD 1945 pasal 33 ayat 3 Tentang Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
Wenten, I.G, 2005:65. Teknologi Membran Dalam Pengolahan Air dan Limbah, Konferensi
Persatuan Insinyur Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Bandung
78
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
JUDUL
I. Petunjuk
bapak/ibu/saudara/i, pertanyaan ini dibuat bukan dengan maksud lain, tetapi sekedar
pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian bagi peneliti untuk penulisan skripsi.
bernilai harganya, untuk itu dengan kerendahan hati saya meminta bantuan kepada
lembaran berikut ini sesuai dengan kondisi yang ada, dengan melingkari salah satu jawaban
kasih
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
79
III. Daftar Pertanyaan
1. Dari mana bapak/ibu/sdr/i mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih
sehari-hari,.?
a. Sumur Gali di dalam desa
b. Sumur Bor
c. Air hujan
d. Sumur gali di pegunungan
2. Seberapa besar kebutuhan air bersih untuk minum dan mengolah makanan setiap hari
dalam keluarga.?
a. < 15 liter/hari
b. 15 – 30 liter/hari
c. 30 – 45 liter/hari
d. >45 liter/hari
3. Seberapa besar kebutuhan air bersih untuk kakus dan hygien yaitu untuk mandi dan
membersihkan diri.?
a. < 50 liter/hari
b. 50 – 100 liter/hari
c. 100 – 150 liter/hari
d. > 150 liter/hari
4. Seberapa besar kebutuhan air bersih untuk mencuci pakaian dan peralatan setiap
hari/orang.?
a. < 50 liter/hari
b. 50 – 100 liter/hari
c. 100 – 150 liter/hari
d. > 150 liter/hari
5. Seberapa besar kebutuhan air bersih untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan
fasilitas setiap hari/orang
a. <10 liter/hari
b. 10 – 20 liter/hari
c. 20 – 30 liter/hari
d. >30 liter/hari
80
6. Seberapa besar kebutuhan air untuk kebutuhan peternakan ?
a. < 100 Liter/hari
b. 100 - 200 Liter/hari
c. 200 - 300 Liter/hari
d. Tidak membutuhkan
7. Seberapa besar kebutuhan air untuk kebutuhan pertanian ?
a. < 5 Liter/hari
b. 5 - 10 Liter/hari
c. 10 - 15 Liter/hari
d. Tidak membutuhkan
8. Apakah kebutuhan air bersih keluarga anda sudah terpenuhi.?
a. Terpenuhi
b. Cukup terpenuhi
c. Kurang terpenuhi
d. Tidak terpenuhi
9. Apakah keluarga bpk/ibu/sdr/sdr/i pernah mengalami kekurangan air bersih .?
a. Ya sangat mengalami kekurangan air bersih
b. Sering mengalami kekurangan air bersih
c. Kurang mengalami kekurangan air bersih
d. Tidak pernah mengalami kekurangan air bersih
10. Kapan keluarga bpk/ibu/sdr/i pernah mengalami kekurangan air bersih .?
a. Desember-Maret
b. April-Juli
c. Agustus-November
d. Tidak pernah
11. Cara apa yang dilakukan bpk/ibu/sdr/i untuk mengatasi kekurangan air bersih tersebut.?
a. Menghemat penggunaan air
b. Mengantre di bak umum
c. Membeli air bersih
d. Mencari sumber air yang lain
81
12. Apakah ada bantuan dari pemerintah untuk mengatasi ketersediaan air bersih di daerah
bpk/ibu/sdr/i .?
a. Sangat sering mendapat bantuan
b. Sering mendapatan bantuan
c. Kurang mendapat bantuan
d. Tidak pernah mendapat bantuan
13. Jenis bantuan apakah yang diberikan pemerintah untuk mengatasi ketersediaan air bersih.?
a. Bantuan uang langsung tunai
b. Memberikan tempat penampung air
c. Memberikan mesin sanyo untuk menarik air
d. Mempekerjakan masyarakat untuk menjaga dan merawat sumber air
14. Mengapa sumur bor yang sudah di bangun dan sudah dibuat saluran pipa di setiap rumah
tetapi sumur tersebut belum berfungsi dengan baik .?
a. Kekurangan dana untuk mendistribusikan air ke dalam desa
b. Mesin tersebut sudah tidak berfungsi atau rusak
c. Kurangnya perhatian pemerintah desa untuk menjalankan air ke dalam desa
d. Karena kualitas airnya keruh atau kotor
15. Mengapa sumber air pegunungan yang telah dibuat saluran pipa dan bak penampung di
dalam desa tetapi sekarang sumber air tersebut tidak berfungsi dengan baik ?
a. Pipa dan bak penampung sudah tidak berfungsi
b. Kurangnya perhatian pemerintah desa untuk menjalankan air ke dalam desa
c. Karena kualitas airnya keruh atau kotor
d. Karena debit air sudah berkurang
16. Apa respon pemerintah desa terhadap sumur bor dan sumber air dari pegunungan yang
sudah tidak berfungsi lagi .?
a. Pemerintah desa telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya tetapi sia-sia
b. Pemerintah desa sementara melakukan upaya-upaya untuk mengatasiya
c. Pemerintah desa membiarkan begitu saja
d. Dan lain-lain (sebutkan)
82
17. Upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan oleh bpk/ibu/sdr/i untuk menjaga sumber-
sumber air bersih yang ada .?
a. Melakukan reboisasi
b. Membersihkan sumur/bak
c. Memberikan sumbangan
d. Kerja bakti
83
Lampiran 2
84
Lampiran 3
85
Lampiran 4
2 Dinding sumur
3 Keadaan bak penampung
4 Tinggi bibir sumur
5 Panjang bibir sumur
6 Lebar bibir sumur
7 Kedalaman sumur
8 Ketinggian debit air
9 Sumber pencemaran
10 Saluran limbah
11 Vegetasi
86
Lampiran 5
87
Lampiran 6
Sumur :
88
Lampiran 7
Hari :
Tanggal :
89
Lampiran 8
DOKUMENTASI
90
Gambar 3: Kontruksi sumur gali keempat
Sumber: Foto penelitian tahun 2019
91
Lampiran 9: Peta Lokasi Penelitian
Lampiran 10: Peta Geologi
Lampiran 11: Peta Topografi