Oleh
VICKY KURNIAWATI
NIM. 1113011000039
i
ABSTRACT
This study aims to determine the effort to improve the learning results
of worship of worship about the prayer through the application of Role
Playing method on the students of class VII in MTs Assa'adatain Serua.
This research is descriptive that is by collecting data, compiling,
analyzing data about effort to improve learning result about fiqih of
worship about prayer through applying method Role Playing at grade VII
student at MTs Assa'adatain Serua.
The research used is action research class (PTK) with two cycles.
The implementation procedure refers to the Kurt Lewin model in which
each cycle consists of four components, namely planning, implementation,
observation, and reflection. The subjects of the study were grade VII A
MTs Assa'adatain Serua which amounted to 20 people.
The purpose of this research is to know the results of student learning in the
lesson Fiqh Ibadah through Role Playing method. With the results of student
grades tend to rise when viewed after the implementation of this method. This
proved to be cyclical I during pretest with the number 1872, and the average
value of 43.74. While the postest with the number 1390, and the average value of
69.5. Then the second cycle of pretest with a total of 970, and nine on average
48.5. While the postest with a total of 1520, and the average value of 76.0. After
the adoption of this Role Playing method, the lebuh students understand the
explanation from the teacher and feel happy.
ii
KATA PENGANTAR
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Muh Tolkhah dan Ibu Kisminingsih
yang telah merawat dan mendidik putra putrinya dengan penuh ikhlas
dan kesabaran, yang selalu memberikan doa, cinta dan kasih
sayangnya serta dukungan baik moral maupun materil kepada penulis.
2. Prof. Dr. Dede Rosyada MA, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
3. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK).
4. Dr. H. Abdul Majid Khon M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
5. Hj. Marhamah Saleh Lc, MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
6. Drs. Ghufron Ihsan, MA, Selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah bersedia memberikan dan meluamhkan waktu, tenaga, pikiran
serta kesabaran dalam memberikan bi,bingan, arahan, kritik dan saran
serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Muhammad Sholeh Hasan Lc, MA, dosen pembimbing akademik
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan
konsultasi bagi penulis.
8. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan ilmunya sehingga penulis dapat memahami berbagai
materi perkuliahan.
9. Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
menyediakan berbagai referensi yang menunjang dalam penulisan
skripsi ini.
10. Kepada adik tersayang Akmal Muhaimin yang telah menyemangati
dan mendoakan penulis.
11. Seluruh teman PAI angkatan 2013, khususnya PAI A yang telah
memberikan pengalaman berharga kepada penulis tentang indahnya
arti sebuah persahabatan dan kebersamaan.
12. Sahabat dan teman-teman terbaikku, Annisa Apriliyanti, S.Pd, Dian
Pratiwi, Nur Hikmah Wati, Umu Habibah Arsy, Hujaefah Fauzianti,
Indah Cahyani, Budhy Prasetiyo yang telah memberikan semangat,
motivasi, dan nasihat-nasihat yang luar biasa serta mendoakan
kebaikan untuk penulis.
iv
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara
langsung maupun tidak langsung, dari lubuk hati yang paling dalam
penulis ucapan terima kasih.
Vicky Kurniawati
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………….. i
ABSTRACT …………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………………... 5
C. Pembatasan Masalah ………………………………………………….. 5
D. Perumusan Masalah …………………………………………………… 5
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……………………………………… 6
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………. 60
B. Saran ………………………………………………………………... 60
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 61
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
Undang-undang RI NO, 20 Thn 2003, Tentang Sisdiknas, (Bandung: Citra Umbara, 2008)
hlm. 13
1
2
pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi secara sengaja
dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial”.2
Tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diamati dari dua
sisi yaitu tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan oleh
guru. Pemahaman seorang siswa berhubungan dengan daya serap seorang
siswa dalam pembelajaran. Daya serap siswa adalah kemampuan atau
kekuatan untuk melakukan sesuatu, untuk bertindak dalam menyerap
pelajaran oleh setiap siswa. Salah satu kendala dalam proses pembelajaran di
sekolah adalah adanya perbedaan daya serap individual di antara anak yang
satu dengan anak yang lainnya walaupun dalam lingkungan dengan umur
yang sama dan kelas yang sama.
Bagi seorang guru kondisi diatas menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan seperti
menguasai materi pembelajaran dan kemampuan untuk memilih, menata,
mengemas materi pelajaran kedalam cakupan dan kedalaman yang sesuai
dengan sasaran yang mudah dicerna oleh siswa, memiliki penguasaan tentang
teori dan keterampilan belajar dan memiliki pengetahuan tentang masa
pertumbuhan dan perkembangan siswa serta memiliki pemahaman tentang
bagaimana siswa bekerja.
Dalam pendidikan banyak faktor yang mempengaruhi siswa belajar. Dari
sekian banyak faktor yang mempengaruhi itu secara garis besar dapat dibagi
kepada factor internal, meliputi: factor fisiologis dan fisikologis, seperti
keadan panca indera, intelegensi, bakat dan motivasi. Thomas F. Staton yang
dikutip oleh Sardiman mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa adalah motivasi, konsentrasi, reaksi, organisasi,
pemahaman dan ulangan.3 Menurut Muhibin Syah faktor psikologis yang
2
Asep suryana dan Suryadi, Pengelolaan Pendidikan, (Jakarta: Direktoran Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009) hlm. 4
3
Sardiman Am, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT raja grafindo persada,
2004) hlm. 40
3
4
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: remaja rosda
karya, 1995) hlm. 46
5
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011) hlm.
3
6
Pupuh Faturohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2009) hlm. 116
4
Pada bidang study Fiqih ini tentu dalam pengajarannya guru dituntut
untuk memiliki kemampuan mengembangkan system belajar mengajar secara
kreatif, imajinatif, menguasai materi yang akan disampaikan serta mampu
membangkitkan minat belajar siswa dalam KBM agar tercipta suasana belajar
menarik dan menyengangkan sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan
tercapai sesuai dengan harapan. Ketika melaksanakan pengelolaan
pembelajaran guru juga di tuntut untuk membuat perencanaan yang matang
dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dan memperhatikan
taraf perkembangan intelektual serta perkembangan psikologi belajar siswa.
Hal ini biasanya terkait dengan metode pembelajaran karena metode
pembelajaran merupakan komponen yang mempunyai fungsi penting dalam
pembelajaran.
Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh
komponen ini, walaupun komponen-komponen lain itu lengkap jika tidak
dapat diimplementasikan melalui metode yang tepat maka komponen-
komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian
tujuan. Menurut Hamzah B. Uno “Tujuan pembelajaran merupakan salah satu
aspek yang dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran, sebab
segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut.7
Banyak metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam kegiatan
belajar mengajar. Salah satu metode pembelajaran yang dapat memrubah
hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan metode Role Playing. metode
ini merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang dapat mengundang
hasil belajar siswa. Menurut M. Dalyono, “Pembelajaran aktif merupakan
salah satu cara atau strategi pembelajaran yang menuntut keaktifan dan
partisipasi siswa.8
7
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaraan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hlm. 34
8
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005) hlm. 195
5
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar pembelajaran Fiqih itu lebih
menarik, maka perlu upaya pembelajaran yang tepat dan terarah, untuk itulah
peneliti melakukan penelitian tindakan kelas tentang “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Fiqih Ibadah Melalui Penerapan Metode Role Playing
Pada siswa kelas VII di MTs Assa’adatain Serua Tangerang Selatan.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat di identifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Upaya meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Fiqih Ibadah
2. Suasana belajar yang menciptakan kondisi yang kurang menyenangkan
dan menciptakan image buruk terhadap pelajaran Fiqih Ibadah
3. Pembelajaran cenderung dilakukan dengan ceramah dan penugasan
sehingga siswa kurang termotivasi dan aktif dalam proses belajar.
C. Pembatasan Masalah
Agar supaya pembahasan dalam skripsi ini lebih terarah maka
pembahasannya hanya di batasi pada masalah Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Fiqih Ibadah materi shalat berjamah Melalui Penerapan Metode Role
Playing Pada siswa kelas VII A di MTs Assa’adatain Serua Tangerang
Selatan.
D. Perumusan Masalah
Bertolak dari pembatasan masalah di atas, pembahasan dalam skripsi ini
dapat dirumuskan “penerapan metode Role Playing dalam meningkatkan
hasil belajar siswa pada pelajaran Fiqih di MTs Assa’adatain Serua.”
6
1
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011) hlm. 3
2
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999) hlm. 81-
82
7
8
3
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Bandung: rineka cipta, 1999) hlm. 22
4
Ibid, hlm. 23
5
Dirman, Teori Belajar dan Prinsip-prinsip Pembelajar yang Mendidik, (Jakarta: PT
RINEKA CIPTA, 2014) hlm. 5
9
2. Jenis-jenis Belajar
Dalam proses belajar mengajar dikenal adanya bermacam kegiatan
yang memiliki corak yang berbeda antara satu denagn yang lainnya baik
dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan
tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul
dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan manusia yang juga
bermacam-macam.6 Ada delapan jenis-jenis belajar antara lain:
a. Belajar dengan isyarat (signal learning)
Belajar isyarat mirip dengan conditioned respons atau respons
bersyarat. Seperti menutup mulut dengan telunjuk, isyarat mengambil
sikap tidak bicara, lambaian tangan isyarat untung datang mendekat,
diam dan datang adalah respons. Jenis belajar semacam ini dilakukan
dengan merespons suatu isyarat.
b. Belajar dengan stimulus respons (stimulus respons learning)
Berbeda dengan belajar isyarat, respons bersifat umum, kabur dan
emosional. Jenis belajar S-R, respons bersifat spesifik. 2X3=6 adalah
bentuk suatu hubungan S-R. mencium bau masakan sedap itupun
ikatan S-R. jadi belajar stimulus respons sama dengan teori asosiasi
(S-R bond). Setiap respons dapat diperkuat dengan reinforcement. Hal
ini berlaku pula pada jenis belajar stimulus respons.
c. Belajar dengan rangkaian (chaining)
Rangkaian atau rantai dalam chaining adalah semacam rangkaian
antara berbagai S-R yang bersifat segera. Hal ini terjadi dalam
rangkaian motorik, seperti gerakan dalam mengikat sepatu, makan,
minum, atau gerakan verbal seperti selamat tinggal.
6
http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/jenis-jenis-belajar.html?m=1. Di unduh pada
tanggal 01 September 2017 jam 14.00 WIB
10
7
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV WACANA PRIMA, 2009) hlm. 52-
53
8
Dirman, op.cit., hlm. 10
9
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011 ) hlm, 25
12
10
Ibid, hlm. 26-27
13
11
Eveline Siregar, op.cit., hlm. 30
12
Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), Cet ke-17, hlm. 22
13
Ibid, hlm. 23
14
Ibid, hlm. 23
14
15
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999) hlm. 250-
251
16
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2006) hlm. 30
17
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) hlm. 102-103
15
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan dari pada afektif dan
psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan
afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses
pembelajaran di sekolah.
18
Trianto, mendesain model pembelajaran inovatif-progresif, (Jakarta: KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP,2009) hlm. 236
16
INSTRUMENTAL INPUT
ENVIRONMENTAL INPUT
19
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010)
hlm. 15
20
Ngalim Purwanto, op.cit, hlm 106
18
B. Metode Pembelajaran
1. Pengertian dan Fungsi Metode Pengajaran
Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditetapkan.
Menurut Syaiful Bahri Djaramah yang dikutip dalam buku “Profesi
21
Ngalim Purwanto, op.cit., hlm. 107
19
22
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013) hlm. 191
23
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2011), Cet ke-17, hlm. 198
24
Abuddin Nata, Perspektif IslamTentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP, 2009) hlm. 175
25
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Refika Aditama, 2014) hlm. 37
20
26
Ramayulis, op.cit, hlm. 198
21
27
Ramayulis, op.cit, hlm. 199
28
Sumiati dan Asra, op.cit., hlm. 91
22
29
Abuddin Nata, op.cit, hlm. 181-182
30
Ibid, hlm. 183
23
31
martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2007) cet ke 2, hlm. 167
24
32
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Ssistem, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009) hlm. 199
33
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2013) hlm.
207
25
34
Melvin L Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:
PUSTAKA INSAN MADANI, 2009) cet ke 6, hlm. 199-200
26
35
Ibid, hlm. 208
36
Lukman Zain,Pembelajaran Fiqih, (Jakarta: direktorat jenderal pendidikan islam
departemen agama RI, 2009) hlm. 3
27
37
Peraturan Menteri Agama RI No.02 Tahun 2008 tentang standar kelulusan dan standar isi
pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Media Pustama
Mandiri,2009),cet, I, hlm. 91
38
Ibid, hlm. 92
28
39
Ibid, hlm. 38
30
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan identifikasi masalah dapat diambil hipotesa bahwa
penerapan metode Role Playing dengan langkah guru menyuruh
peserta didik untuk mempraktekkan gerakan shalat berjamaah secara
bersama-sama, dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih Ibadah di kelas
VII MTs Assa‟adatain.
31
F. Kerangka Berfikir
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah
dikemukakan sebelumnya maka dapat diambil suatu kerangka
pemikiran sebagai berikut:
Pembelajaran Fiqih Ibadah dilakukan dengan dengan metode
ceramah, Tanya jawab, dan penugasan baik individu maupun
kelompok. Hal tersebut bersifat membosankan dan kurang menarik,
menyebabkan siswa mengantuk dan kurang aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran. Siswa malas mengerjakan tugas dan malas
mendengarkan penjelasan guru. Kondisi tersebut menimbulkan
rendahnya hasil belajar siswa.
Metode pembelajaran yang disampaikan seorang guru dapat
memberikan pengaruh pada prestasi siswa. Sehingga dalam
pengajaran seorang guru harus dapat memilih metode yang tepat
untuk digunakan.
Oleh karena itu diperlukan perubahan proses pembelajaran untuk
lebih meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran Fiqih Ibadah
dapat dilakukan dengan menerapkan metode Role Playing. Proses ini
lebih menyenangkan karena siswa dapat mempraktekkan atau
berperan langsung dalam kegiatan shalat berjamaah.
Pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing
merupakan salah satu pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Jadi, peneliti berharap dengan menggunakan
metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar fiqih Ibadah
pada siswa kelas VII MTs Assa‟adatain Serua.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Keguruan, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010) hlm. 41
32
33
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
2
Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011) hlm. 114
34
c. Refleksi
1) Menganalisis data-data yang diperoleh pada tahap tindakan dan
observasi
2) Mengambil kesimpulan tentang kelebihan dan kelemahan
penggunaan model pembelajaraan dengan menggunakan
metode Role Playing it is pada materi shalat berjamaah, sebagai
acuan/desain untuk menyusun desain siklus selanjutnya.
37
Langkah siklus I
(2) Tindakan
(3) Pengamatan
(1) Rencana Analliis Hasil
(4) Refleksi
Evaluasi
2) Pelaksanaan Tindakan
3) Pengamatan (observasi)
(a) Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan
dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung.
4) Refleksi
Guru menganalisa proses belajar mengajar yang sudah
dilaksanakan sehingga dapat dketahui sejauh mana tingkat ketercapaian
tujuan dari pembelajaran yang sudah direncanakan dengan
menggunakan Role Playing, dalam hal ini dapat dilihat melalui hasil
belajar pada pelajaran Fiqih Ibadah siswa-siswi kelas VII MTs
Assa’datain Serua. Dalam pelaksanaan siklus selanjutnya (Siklus II)
tahapan yang dilakukan harus sudah melalui tahapan revisi/perbaikan
dari siklus sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk dapat meningkatkan
pemahaman siswa-siswi di kelas yang berdampak pada peningkatan
hasil belajar pelajaran Fiqih dengan menggunakan metode Role
Playing.
5
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010)
hlm. 67
40
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan melakukan wawancara biasa,
wawancara dilakukan dengan siswa maupun kolaborator
mengenai baik buruknya proses pembelajaran. Kemudian data
tersebut diolah berdasarkan variable yang dibutuhkan dalam
penelitian dengan merekap seluruh hasil wawancara tersebut dan
memberikan interprestasi yang tepat.
Dalam hal ini yang menjadi narasumber dalam proses
wawancara adalah siswa kelas VII A dengan nilah fiqih tertinggi
di kelas, siswa kelas VII A dengan nilai fiqih terendah di kelas,
dan guru mata pelajaran fiqih di kelas.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mengamati seluruh
kegiatan dalam proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil
pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas,
pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa dan aspek
lainnya yang perlu dicatat.
6
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004)
hlm. 128
42
Dengan kategori:
g tinggi : nilai (g) > 0,70
g sedang : 0,70 > (g) > 0,3
g rendah : nilai (g) < 0,37
7
Suherman, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Penerapan model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah, (Jakarta: UIN, 2008) hlm. 51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
43
44
1
Hasil dokumentasi di MTs Assa’adatain Serua
2
Ibid
45
5. Data Siswa
Siswa-siswa yang sekolah di MTs Assa’adatain ini berasal dari
wilayah seputar Serua, karena letak madrasah ini mudah diakses
untuk transportasi. Dari tahun ke tahun jumlah siswa yang berada
di MTs ini mengalami peningkatan.
3
Ibid
46
4
Hasil wawancara dengan Bapak H. Nahrawi, Lc guru MTs Assa’adatain Serua, pada tanggal
18 September 2017
5
Hasil wawancara dengan salah satu murid kelas VII MTs Assa’adatain Serua, pada tanggal
18 September 2017
6
Hasil Observasi Pra Penelitian di MTs Assa’adatain Serua. Pada tanggal 18 September 2017
48
C. Hasil Analisis
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Adapun kegiatan perencanaan pada siklus I yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
materi pokok, shalat lima waktu
2) Memilih menggunakan metode Role Playing sebagai metode
kegiatan belajar mengajar.
3) Menyiapkan sumber dan alat belajar dalam mendukung
proses pelaksanaan pembelajaran.
4) Menyiapkan pedoman observasi guru dan siswa berupa
lembar observasi serta cacatan lapangan yang telah dibuat
sebelumnya. Dengan ini dapat digunakan untuk mengetahui
bagaimana proses pembelajaran berlangsung serta untuk
mengetahui sejauh mana siswa aktif dalam pembelajaran
Fiqih Ibadah.
5) Menyiapkan alat evalusi berupa tes hasil belajar, instrumen
tesnya dalam bentuk pilihan ganda untuk pretest dan protest
siklus I, soal pretest digunakan untuk mengukur pengetahuan
awal siswa dan soal postest untuk mengetahui hasil belajar
siswa setelah pembelajaran dengan metode Role Playing.
b. Tahap Pelaksanaan
Siklus pertama dilaksanakan di kelas VII pada hari Selasa,, tanggal
26 September 2017. Dengan membahas materi “Shalat Lima Waktu”
Secara sistematis proses pembelajaran siklus I dapat digambarkan
sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan
Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu siswa
melaksanakan pretest untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang belum diajarkan. Selanjutnya guru
49
10- Duduk diantara dua sujud, (posisi kedua kaki dan jari
kaki, bacaan do’a untuk diantara dua sujud).
11- Doa Tasyahud, (posisi ketika duduk tasyahud, bacaan
tahiyat, bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad
SAW).
12- Salam.
13- Tertib.
2) Penutup
Guru menjelaskan kepada siswa apa yang telah dipelajari,
kemudian menyuruh siswa mempraktekkan cara shalat yang
baru saja di praktekkan oleh guru.
c. Tahap Observasi
1) Cacatan Lapangan
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran
pada saat siklus I berlangsung dengan menggunakan metode
RolePlaying diperoleh catatan lapangan sebagai berikut:
Pada saat pembelajaran berlangsung, suasana kelas masih
kurang kondusif. Dari pengamatan penulis, ada beberapa
siswa yang tidak membantu teman yang lainnya, namun
dalam kegiatan, masing-masing siswa telah melaksanakan
sesuai dengan tahapan metode pembelajaran Role Playing.
Pada saat mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan
menggunakan metode pembelajaran Role Playing, siswa
masih terlihar mengandalkan teman yang lainnya dan siswa
masih terlihat pasif dalam pengerjaan Lembar Kerja Siswa
(LKS), siswa juga masih terlihat enggan bertanya kepada guru
(Peneliti) bila mengalami kesulitan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan saat
penelitian siklus I, dapat diketahui bahwa tindakan yang
diberikan dengan menerapkan metode pembelajaran Role
51
2) Wawancara
Wawancara dilakukan kepada dua orang setelah pelaksanaan
tindakan siklus I selesai. Berikut hasil wawancara peneliti
kepada siswa yang terlibat dalam pembelajaran metode Role
Playing :
a) Masih bingung dengan metode Role Playing, tetapi
meskipun awalnya membingungkan, siswa senang karena
ada metode belajar baru yang belum pernah mereka ketahui
sebelumnya.
b) Sebagian besar siswa senang karena mereka menjadi aktif
di dalam kelas.
c) Siswa masih malu-malu memperagakan peran dan saling
tunjuk menunjuk apabila guru (Peneliti) menyuruh
memperagakan di depan.
3) Hasil Belajar
Hasil test pada siklus I materi shalat lima waktu dengan
diikuti oleh 20 siswa dan menggunakan metode Role Playing
terdiri dari data Pretest dan Postest.
Pretest diperoleh dari hasil test sebelum siswa mempelajari
materi tersebut dan belum diterapkannya metode Role
Playing, sedangkan nilai Postest diperoleh dari hasil belajar
siswa setelah diterapkannya metode Role Playing.
52
Table 4.1
Siklus 1
d) Tahap Refleksi
Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus 1 terdapat
peningkatan hasil belajar siswa. Tetapi, peningkatan tersebut
belum maksimal, sehingga perlu adanya revisi pembelajaran
dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil observasi
yang telah dilaksanakan pada siklus I terdapat beberapa kendala
dalam penerapan pembelajaran, diantaranya yaitu:
1) Siswa masih belum terbiasa menerapkan metode
pembelajaran Role Playing.
2) Masih banyak siswa yang kurang mendengarkan dan
memperhatikan ketika penyampaian materi. Untuk
selanjutnya guru harus lebih tegas terhadap siswa,
memperhatikan dan mendengarkan ketika penyampaina
materi.
e) Keputusan Siklus I
Peneliti bersama guru mata pelajaran Fiqih yang bertugas
sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus
54
c) Tahap Observasi
1) Catatan Lapangan
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran
pada saat siklus II berlangsung dengan menggunakan metode
Role Playing, diperoleh catatan lapangan sebagai berikut:
Saat pembelajaran berlangsung suasana kelas sudah kondusif,
hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dan merasa
nyaman dengan pembelajaran Fiqih Ibadah di kelas dengan
menggunakan metode Role Playing. Semua siswa bergantian
dalam memerankan praktek shalat, seluruh siswa terlihat aktif
dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
2) Wawancara
Berdasarkan catatan lapangan pada siklus II dapat diketahui bahwa
tindakan yang diberikan dengan menerapkan metode Role Playing
pada siklus II sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Suasana
pembelajaran dengan menerapkan metode Role Playing sudah
optimal. Hal ini dikarenakan siswa sudah memahami langkah-
langkah metode pembelajaran Role Playing secara utuh, sehingga
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif.
Setelah pelaksanaan siklus II selesai, dilakukan wawancara
diluar kelas. Sama pada halnya siklus I. Wawancara
dilakukan kepada dua orang siswa. Pencatatan dilakukan oleh
peneliti dengan mewawancarai perwakilan dari siswa yang
lainnya.
a) Siswa sudah dapat dengan mudah menerapkan metode
pembelajaran Role Playing, meskupun awalnya masih
membingungkan menurut siswa, tetapi siswa merasa
senang karena ada metode belajar baru yang belum pernah
mereka dapatkan sebelumnya.
56
3) Hasil Belajar
Berdasarkan hasil tes (Pretest dan Postest) tentang shalat
berjamaah yang diperoleh pada siklus II, dengan jumlah siswa
20 orang dalam satu kelas. Data nilai pretest diperoleh dari
hasil tes sebelum siswa mempelajari materi tersebut dan
belum diterapkannya metode Role Playing, serta nilai postest
diperoleh dari hasil belajar siswa setelah diterapkannya
metode Role Playing.
Table 4.2
Siklus II
Berdasarkan table 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa hasil belajar pada
saat Pretest nilai terbesarnya adalah 60, dan nilai terkecil adalah 39
dengan jumlah total 970 dengan nilai rata-rata 48,5. Sedangkan pada
saat Postest, nilai terbesar adalah 80, dan nilai terkecil adalah 70
dengan jumlah total 1520, dengan rata-rata 76,0. Dengan begitu
ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dapat dilihat dari hasil Postest
dengan nilai KKM diatas 70 yang diperoleh pada siklus II adalah
76,0, hal ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode Role Playing mengalami peningkatan.
d) Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus II
diperoleh keterangan bahwa pembelajaran Fiqih Ibadah di kelas
VII sudah mulai efektif. Siswa mulai terbiasa menggunakan
metode Role Playing. Siswa sepertinya lebih aktif saat proses
pembelajaran sehingga menciptakan keadaan pembelajaraan
yang lebih efektif dibandingkan dengan siklus I.
58
e) Keputusan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh dari hasil
belajar dan aktivitas belajar siswa juga respon siswa yang positif
tentang metode yang digunakan dalam belajar yaitu metode Role
Playing. Hal ini menunjukan bahwa pemahaman dan
kemampuan siswa dalam memahami materi hukum islam
tentang Ibadah Shalat sudah mencapai kriteria yang diharapkan.
Hasil dari siklus II mencapai KKM, berarti tindakan sudah dapat
dihentikan dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan dalam
penelitian seperti:
1. Penelitian ini hanya ditunjukkan pada pelajaran Fiqih pada pokok
bahasan Fiqih Ibadah tentang Shalat, sehingga belum bisa
digeneralisir pada pokok bahasan lain.
2. Kondisi siswa sempat bingung dengan proses pembelajaran
menggunakan metode Role Playing, karena siswa belum terbiasa
dengan pembelajaraan seperti itu.
3. Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan kesiapan dan
pengaturan kelas yang baik.
4. Kontrol terhadap subjek penelitian hanya meliputi dua variable,
metode pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwaPelaksanaan metode Role Playing cukup berhasil dengan baik,
hal tersebut ditunjukan bahwa:
B. Saran-saran
1. Untuk meningkatkan pelaksanaan metode Role Playing yang
dilaksanakan di MTs Assa’adatain Serua, hendaknya siswa diberi
rangkuman atau catatan tentang materi yang akan dibahas.
2. Siswa membutuhkan perhatian yang serius dari guru agar mereka
dapat belajar dengan aktif, apabila dalam mmahami pengetahuan
Agama yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, bukan
pengalaman empiris.
3. Hendaknya guru Fiqih terlibat langsung dengan siswa dalam upaya
menciptakan proses pembelajaran. Sehingga dapat memotivasi
belajar pada siswa agar siswa semangat dalam belajar Fiqih.
4. Perpustakaan sekolah hendaknya mempunyai referensi yang lebih
banyak lagi berkenaan dengan materi Fiqih. Sehingga siswa tidak
kesulitan mencari sumber literartur yang lain.
60
DAFTAR PUSTAKA
Nama :
Kelas :
Kunci jawaban
1. A
2. D
3. B
4. C
5. C
6. C
7. B
8. A
9. D
10. D
Hasil Skor Pra Penelitian Kelas VII
Siklus :1
A. Proses Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran diawali dengan melaksanakan pretest dan
postest. Jumlah soal sebanyak 10 butir jenis pilihan ganda masing-
masing pada soal pretest dan postest. Tes berlangsung selama 10 menit
baik pretest maupun postest dan diikuti oleh 20 siswa. Kemudian
dilanjutkan dengan menggunakan Role Playing.
C. Aktivitas Siswa
Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaraan Role Playing.
Ketika melakukan peranan masing-masing masih banyak siswa yang
bingung dan kurang mengerti. Hanya beberapa siswa saja yang aktif.
Setelah selesai setiap siswa melakukan evaluasi sebagai perbaikan
pada pembelajaran berikutnya.
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II
Siklus : II
A. Proses Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran diawali dengan melaksanakan pretest dan
postest. Jumlah soal sebanyak 10 butir jenis pilihan ganda masing-
masing pada soal pretest dan postest. Tes berlangsung selama 10
menit baik pretest maupun postest dan diikuti oleh 20 siswa.
Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan metode Role Playing.
C. Aktivitas Siswa
Siswa sudah mulai terbiasa dengan metode Role Playing. Saat
memerankan yg diberikan oleh guru siswa sudah banyak mengerti
dan paham dengan metode ini. Banyak siswa yang bertanya saat
melaksanakan pembelajaraan. Setelah selesai, siswa melakukan
evaluasi sebelum melaksanakan postest.
WAWANCARA PRA PENELITIAN DENGAN SISWA MTS
ASSA’ADATAIN
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pendapatmu Pembelajaran fiqih Ibadah materinta
tentang pembelajaran Fiqih bagus, tentang ibadah sehari-hari.
Ibadah di kelas ?
2. Apakah kamu senang Ya cukup menyenangkan, tapi kadang
dengan pembelajaran Fiqih biasa saja.
Ibadah ?
3. Apakah kamu puas dengan Kurang puas, dan akan coba lagi
nilai Fiqih Ibadah yang dengan belajar yang sungguh-
kamu peroleh ? sungguh.
4. Bagaimana pendapatmu Santai,, asyik dan tidak menakutkan.
tentang cara guru mengajar
Fiqih Ibadah ?
5. Apakah kamu dapat Dapat memahami materi, karena
memahami materi yang gurunya pun menjelaskan dengan
dijelaskan oleh gurumu ? sangat santai dan tidak terburu-buru.
6. Apakah kamu sudah Pelum pernah dan tidak mengetahui
mengetahui tentang metode sebelumnya.
pembelajaraan Role Playing
?
7. Apakah menurutmu Kadang ada materi yang
pelajaran Fiqih Ibadah membosankan, tetapi kadang ada juga
membosankan ? materi yang menyengankan.
Mengetahui
Responden Peneliti
ASSA’ADATAIN
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana dengan nilai Nilai hasil belajar siswa sebagian
hasil belajar Fiqih Ibadah di besar masih standar KKM tetapi
kelas yang bapak ajarkan ? ada juga yang masih di bawah
KKM.
2. Apa yang akan bapak Mengadakan remedial, dengan
lakukan apabila ada salah memberikan tugas-tugas tambahan.
satu siswa yang nilainya
kurang bagus ?
3. Apakah menurut bapak Saya tidak bisa mengatakan itu,
siswa menyukai mata tergantung kepada kepribadian
pelajaran Fiqih Ibadah ? siswa dan itu tergantung pada guru
yang mengajarkannya juga.
4. Metode apa yang bapak Macam-macam, contohnya metode
terapkan dalam ceramah pemberian tugas, atau
pembelajaran Fiqih Ibadah ? metode pembelajaran yang sudah
diterapkan.
5. Apakah model pembelajaran Belum pernah.
Seeing How It Is pernah
bapak terapkan pada proses
pembelajaran Fiqih Ibadah ?
Mengetahui
Responden Peneliti
Jenis Pendidikan
Jabatan Mata pelajaran
No Nama Sekolah Kelamin Terakhir
L P NIP
Bahasa Arab/
1 H. Nahrawi, Lc L Wakepsek/Guru S1
Fiqih
Wakabid
3 A. Royani, S.Pd L S1 IPA
Kesiswaan/Guru
Wakabid
5 Cecep Solahudin, S.Pd.I L S1 SKI
Kesiswaan/Guru
Wakabid
8 Juju Widiawati, S.Pd P S1 Seni Budaya
Kurikulum/Guru
Bahasa
10 Amelia, S.Pd.I P Guru S1
Indonesia/Qurdits
Jumlah L / P 8 5
JumlahSeluruhnya 13
DATA SISWA MTS ASSA’ADATAIN
1. 2014/2015 38 32 70 23 25 48 32 32 65 93 89 135
2. 2015/2016 35 32 67 36 30 66 22 24 46 93 86 117
Jumlah Luas
1. Ruang Belajar 6 -
2. Laboratorium - -
3. Perpustakaan 1 -
5. Ruang Guru 1 -
6. Ruang TU 1 -
8. Ruang BK - -
9. Ruang OSIS 1 -
11. Kantin 1
12. WC Guru -
13. WC Siswa 2