Kuliah 5 - Manajemen Antrian
Kuliah 5 - Manajemen Antrian
Kuliah 5
Manajemen Antrian
1. Pendahuluan
Antrian terbentuk pada saat arus yang lewat (demand) melebihi kapasitas untuk suatu perioda
tertentu (level makroskopik), atau jika waktu antara kedatangan kendaraan lebih kecil daripada waktu
pelayanan pada suatu lokasi tertentu (level mikroskopik).
Antrian dapat terjadi misalnya pada persimpangan, plaza tol, tempat parkir, penyempitan jalur pada
jalan bebas hambatan, lokasi insiden, lokasi merging, di belakang kendaraan yang berjalan lebih
lambat.
Manajemen antrian merupakan suatu proses mengelola dan mengoptimasi antrian untuk
memperbaiki waktu mengantri dari pengguna.
• Menggunakan sistem yang dapat mengukur dan mengestimasi panjang antrian otomatis
2. Analisis Antrian
Antrian dapat dipelajari dengan menggunakan:
• Teori antrian
Teori antrian dapat digunakan jika proses antrian bersifat deterministik maupun probabilistik, dan
kendaraan yang terlibat dalam antrian disimpan dalam suatu antrian vertikal.
Teori gelombang kejut digunakan hanya untuk proses antrian yang bersifat deterministik, terutama
sesuai untuk mengevaluasi ruang yang digunakan dalam proses mengantri.
Jika distribusi kedatangan kendaraan dan/atau distribusi waktu pelayanan bersifat probabilistik, maka
waktu kedatangan dan/atau waktu pelayanan dari setiap kendaraan tidak diketahui, sehingga
digunakan Analisis Antrian Stokastik.
Jika distribusi kedatangan kendaraan dan/atau distribusi waktu pelayanan bersifat deterministik,
maka waktu kedatangan dan/atau waktu pelayanan dari setiap kendaraan diketahui secara pasti,
sehingga digunakan Analisis Antrian Deterministik.
Analisis antrian deterministik dapat dilakukan pada dua tingkat kedetilan yang berbeda:
• Level makroskopik, ketika tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan tinggi. Pola kedatangan
dan pelayanan dianggap menerus.
• Level mikroskopik, ketika tingkat kedatangan dan pelayanan rendah. Pola kedatangan dan
pelayanan dianggap bersifat diskrit
Analisis antrian stokastik juga dapat dilakukan pada level makroskopik dan level mikroskopik.
Input:
• Mean arrival value, diekspresikan dalam tingkat arus atau waktu antara. Kadang-kadang
disebut sebagai demand atau input.
• Mean service value, diekspresikan dalam tingkat arus atau waktu antara. Kadang-kadang
disebut sebagai kapasitas, keberangkatan, atau ouput.
Notasi antrian: X / Y / N
Tabel Klasifikasi Distribusi Probabilitas yang digunakan untuk Analisis Antrian Stokastik
• D/D/1
• M/D/1
• Kasus umum
Antrian D/D/1
Tingkat pelayanan
Tundaan kendaraan ke-n yang datang
Tingkat kedatangan
Tundaan maksimum
n
t Waktu
1
• Arus kendaraan yang datang lebih kecil daripada kapasitas pendekat simpang.
• Tidak ada kendaraan yang mengantri lebih lama daripada satu siklus.
Tingkat kedatangan kendaraan λ dinyatakan dalam kendaraan/jam, dan nilainya konstan selama
perioda studi.
• Hingga sama dengan arus jenuh (saturation flow) ketika sinyal hijau
Tingkat pelayanan bernilai sama dengan arus jenuh hanya jika terjadi antrian. Jika tidak, tingkat
pelayanan bernilai sama dengan tingkat kedatangan ketika sinyal hijau.
Tingkat kedatangan λ dinyatakan dalam kendaraan per jam, konstan selama perioda studi.
Tingkat pelayanan normal (tanpa adanya insiden) dinyatakan sebagai μ (dalam gambar), dan karena μ
melebihi tingkat kedatangan, maka antrian tidak terjadi.
Adanya insiden mengurangi tingkat pelayanan menjadi μR , yang nilainya berada dibawah tingkat
pelayanan, yang terjadi selama tR jam.
𝑁𝑄 = 𝜆𝑡𝑄
𝑄𝑀 = 𝑡𝑅 (𝜆 − 𝜇𝑅 )
𝑡𝑟(𝜆 − 𝜇𝑟)
𝑄̅𝑄 =
2
2
Q=
2(1 − )
Rata-rata waktu mengantri:
1
w=
2 1 −
Rata-rata waktu di dalam sistem:
1 2−
t=
2 1 −
2.2.2 Analisis Antrian M/M/1
2
Q=
(1 − )
1
w=
−
Rata-rata waktu di dalam sistem:
1
t=
−
2.2.3 Analisis Antrian M/M/N
P0 N +1 1
Q= 2
N! N (1 − N )
+Q 1
w= −
Rata-rata waktu di dalam sistem:
+Q
t=
Probabilitas tidak ada kendaraan di dalam antrian:
1
P0 = N −1
nc
N
n!
nc = 0
+
N !(1 − N )
c
n P0
Pn = for n N
n!
n P0
Pn = for n N
N n− N N!
Probabilitas berada dalam antrian:
P0 N +1
Pn N =
N ! N (1 − N )
Contoh 1
Anda memasuki Gelanggang Olaraga untuk menonton pertandingan bola basket. Hanya ada satu jalur
antrian untuk membeli tiket. Setiap pembelian tiket rata-rata membutuhkan waktu 18 detik. Tingkat
kedatangan rata-rata adalah 3 orang / menit.
Hitung rata-rata panjang antrian dan rata-rata waktu tunggu dalam antrian dengan asumsi antrian
adalah M/M/1.
Jawaban:
• 𝜌 = 3/3.33 = 0.90
• 𝑤
̅ = 3/3.33(3.33-3) = 2.73 menit
Contoh 2
Anda sekarang dalam antrean untuk masuk ke Gelora. Ada 3 pintu putar yang beroperasi dengan
masing-masing satu pengambil tiket. Rata-rata dibutuhkan 3 detik bagi pengambil tiket untuk
memproses tiket Anda dan mengizinkan masuk. Tingkat kedatangan rata-rata adalah 40 orang/menit.
Hitung rata-rata panjang antrian, rata-rata waktu tunggu dalam antrian dengan asumsi antrian adalah
M/M/N.
Jawaban:
• 𝑁=3
• 𝜌 = 40/20 = 2.0
• 𝜌/𝑁 = 2.0/3 = 0.667 < 1 jadi dapat digunakan persamaan yang satunya
• 𝑤
̅ = 0.072 – 1/20 = 0.022 menit = 1.32 detik
Contoh 3
Anda sekarang berada di dalam Gelora. Ada pembagian tas sebagai hadiah gratis. Hanya ada satu
orang yang membagikan tas ini dan antrian telah terbentuk di belakangnya. Dibutuhkan tepat 6 detik
untuk membagikan tas dan tingkat kedatangan rata-rata 9 orang / menit.
Hitung rata-rata panjang antrian, rata-rata waktu tunggu dalam antrian, dan rata-rata waktu yang
dihabiskan dalam sistem dengan asumsi antrian adalah M/D/1.
Jawaban:
• 𝜌 = 9/10 = 0.9
• 𝑤
̅ = 0.9/(2(10)(1 – 0.9)) = 0.45 menit = 27 detik
Contoh:
• Perilaku lalu lintas pada saat memasuki jalan menyempit, sehingga akan memblokir ruas jalan
pada daerah penyempitan.
• Pada daerah penyempitan, kendaraan dipaksa untuk mengurangi kecepatannya. Titik pada
saat kendaraan harus mengurangi kecepatannya ditandai dengan nyala sinyal rem.
• Apabila arus dan kerapatan relatif tinggi, titik tersebut akan bergerak ke arah datangnya lalu
lintas.
• Gerakan dari titik dimana sinyal rem menyala, relatif terhadap jalan adalah gerakan dari
gelombang kejut.
Dua keadaan kerapatan yang jelas berbeda dari suatu arus lalu lintas, yaitu kA dan kB bergerak
sepanjang ruas jalan yang dipisahkan oleh garis S yang mempunyai kecepatan . Kecepatan
mempunyai nilai positif apabila kecepatan tersebut bergerak searah dengan pergerakan arus lalu
lintas.
Contoh fenomena gelombang kejut pada leher botol jalan bebas hambatan:
• Permintaan diasumsikan sebagai ekivalensi 1,5; 2,5; 2,0; dan 1,5 kapasitas lajur (kapasitas
leher botol adalah 2 lajur).
• Selama periode pertama pada saat permintaan ekivalen dengan 1,5 kapasitas lajur, tidak
akan terjadi gelombang kejut (kerapatan 60 kend/mil-lajur atau 37,5 kend/km-lajur).
• Pada saat permintaan berkurang sampai 2 kapasitas lajur, kendaraan masuk sama dengan
keluar dan menyebabkan terjadi gelombang kejut diam belakang.
• Dengan berkurangnya permintaan sampai 1,5 kapasitas lajur, panjang daerah macet
berkurang seperti ditunjukkan oleh gelombang kejut pemulihan maju.
• Gelombang kejut diam muka terjadi di leher botol selama leher botol beroperasi pada
kapasitas.
• Pertemuan antara gelombang kejut diam muka dan pemulihan maju menyatakan akhir dari
periode macet.
• Dalam hal ini diasumsikan bahwa permintaan bervariasi terhadap waktu, kapasitas tetap,
dan hanya ada satu hambatan tunggal dan tanpa kendaraan masuk/keluar dari daerah
macet.
Pada batas gelombang kejut, jumlah kendaraan meninggalkan kondisi arus B (NB) harus tepat sama
dengan jumlah kendaraan masuk kondisi arus A (NA) karena tidak ada kendaraan yang dihilangkan
maupun yang ditambahkan.
Kecepatan kendaraan pada kondisi arus tepat dibagian hulu dari batas gelombang kejut relatif
terhadap kecepatan gelombang kejut adalah (uB - AB).
Kecepatan kendaraan pada kondisi arus A, tepat dibagian hilir dari batas gelombang kejut relatif
terhadap kecepatan gelombang kejut, adalah (uA - AB).
AB
t3 − t 2 = r
BC − AB
r ( AB ) BC r ( BC )( AB )
t4 − t2 = + 1 QM =
BC − AB AC 3600 BC − AB
q − qA q A − qC
DA = D = + A AC = = + A
kD − k A k A − kC
q − qB qD − qC
DB = D =0 DC = = + C
kD − kB k D − kC
q A − qB qA q −q qC
AB = =− BC = B C = −
k A − kB kB − k A k B − kC k B − kC
Aine Kusumawati, ST., MT., Ph.D. 17
SI-4143 Manajemen Lalu Lintas
Suatu insiden terjadi pada jam 4.45 pm pada jalan bebas hambatan empat lajur (dua lajur per arah).
Insiden ini menyebabkan penutupan kedua lajur pada salah satu arah jalan bebas hambatan
tersebut selama 15 menit. Pada jam 5.00 pm, salah satu lajur dibuka untuk lalu lintas.
• Kondisi 1 (sebelum 4.45 pm): kecepatan 60 mph, arus 3000 vph per arah atau 1500 vphpl
• Kondisi 2 (antara 4.45 pm – 5.00 pml: kecepatan 0, jarak antara rata-rata 30 ft, arus 0
• Kondisi 3 (setelah 5.00 pm): kecepatan 12 mph, arus 1125 vphpl
Gunakan analisis gelombang kejut untuk menghitung panjang antrian maksimum, waktu antrian
berakhir, dan jumlah kendaraan yang terpengaruh insiden tersebut.
Jawaban
𝑞1 1500
𝑘1 = = = 25 𝑣𝑝𝑚𝑝𝑙
𝜇1 60
5280
𝑘2 = = 176 𝑣𝑝𝑚𝑝𝑙
30
𝑞1 − 𝑞2 1500 − 0
𝜔12 = = = −9,9 𝑚𝑝ℎ
𝑘1 − 𝑘2 25 − 176
𝑞3 1125
𝑘3 = = = 93,8 𝑣𝑝𝑚𝑝𝑙
𝜇3 12
𝑞2 − 𝑞3 0 − 1125
𝜔23 = = = −13,7 𝑚𝑝ℎ
𝑘2 − 𝑘3 176 − 93,8
Bagian ujung (awal) antrian makin terbentuk ke arah hulu bahkan setelah satu lajur dibuka pada jam
5.00 pm. Karena 𝜔23 lebih besar daripada 𝜔12, maka kedua gelombang kejut tadi akhirnya akan
bertemu dan saat itu terjadi antrian akan hilang.
Jika 𝑡1 adalah waktu antara dimulainya insiden dan pulihnya sebagian kapasitas jalan dan 𝑡2 waktu di
antara pulihnya sebagian kapasitas hingga antrian bersih, maka waktu hilangnya antrian dapat
dihitung sbb:
Jadi,