Anda di halaman 1dari 8

Dasar-dasar P engembangan

Ilmu Pengetahuan di Indonesia

• Sri Soeprapto
Dosen mata kuliah metafisika pada Fakuhas FiLsafat UGM. Sekarang menjabat sebagai
Dekan Fakultas Filsafat UGM.
• Jirzanah
Dosen Fak. FiLsafat UGM pada Matakuliah Ak.$iolagi

Masyarakat, negara dan kehidupan pada umumnya sangat memerlu-


kan ilmu pengetahuan untuk mempercepat proses ke arah tujuan·yang
dicita-citakan. Persoalan-persoalan hidup manusia dalam·' kenyataannya
sangat kompleks, maka pendekatannyadan pemecahannya juga sangat
kompleks.

Pendekatan ilmu pengetahuan juga pengetahuan terlaiu sempit orientasinya,


barus dari berbagai sudut dan berbagai karena corak ilmu pengetahuan dewasa ini
disiplin keilmuan agar pemecahan persoa- yang spesialistik. Illllu pengetahuan
Ian hidup· tetap bersifat manusiawi, artinya memang berkembang sangat cepat sejak
tetap menghormati kenyataan hidup manu- munculnya kecenderungan yangspesialis-
sia yang memang sangat kompleks. tik tersebut., Dampak negatif corakilJDIl
Pendekatan persoalan dari berbagai macam pengetahuan yang spesialistik adalah.':
sudut dan berbagai cabang keilmuan lebih 1) ilmu-ilmu spesialistik akan kUJrana.
dikenal sebagai pendekatan interdisipliner. mengenaljati dirinya.sebagai baJ!ISlllll'IDU
Ilmuwan dalam m'enekuni ilmu pengetahuan, terasing dan ......... i_.. .
@·jurna/ fi/safat Mei'95
hargai cabang ilmu pengetahuan yang lain. dapat menjamin pemecahan persoalan
2) ilmuwan spesialistik lebih bercorak hidup yang bermartabat sekaligus menja-
pragmatik, sehingga kurang memperhati- min perkembangan kemajuan ilmu penge-
kan nilai-nilai hidup selengkapnya, kurang tahuan.
memberi orientasi, pemilihan dan kebe-
basan. DASAR-DASAR PENGEMBANGAN
Pemecahan persoalan-persoalan hidup ILMU PENGETAHUAN
membutuhkan pendekatan interdisipliner A. Pengertian Filsafat 1lmu Pengetahuan
dari ilmu pengetahuan, agar penerapan Istilab epistemologi berasal dari kata
ilmu pengetahuan dan hubungannya episteme dan logos. Episteme berarti
dengan nilai-nilai hidup dan usaha menca- pengetabuan atau tingkat pengetahuan
pai tujuan hidup tetap menjamin keluhuran (khususnya yang bersifat ilmiah), logos
martabat manusia. Pemikiran tentang berarti ilmu pengetahuan. Epistemologi
pendekatan interdisipliner, penerapan Hmu secara singkat berarti suatu ilmu pengeta-
pengetahuan dan hubungannya dengan huan atau cabang Hmu filsafat yang bero-
nilai-nilai hidup secara integral tidak saha menjelaskan cara untuk memperoleh
mungkin dapat dilakukan oleh ilmu-ilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan yang
spesialistik, sehingga diperlukan pemikiran bertingkat ilmiah atau mempunyai sifat
filosofik agar pemikiran (analisis) dapat ilmiah. (Soejono Soemargono, 1983,
sampai pada dasar terdalam bagi landasan hal. I). Epistemologi membahas secara
kerjasama antar cabang:-cabang keilmuan, mendalam segenap proses yang terlibat
penerapannya dan bubungannya dengan dalam usaha untuk memperoleh pengeta-
nilai-nilai hidup. huan. Epistemologi adalab teori pengeta-
Ilmu pengetahuan dan nilai-nilai huan atau filsafat ~ngetahuan.
hidup memiliki ·sistem dan otonomi sen- Filsafat lImn Pengetahuan adalab
diri-sendiri, sehingga tidak mungkin keter- bagian dari Epistemologi yang membahas
libatannya dalam suatu hubungan peme- tentang dasar-dasar pengetahuan ilmiah
cahan persoalan seca~. terpadu dapat diwu atau keilmuan. Secara lebih terinci Filsafat
judkan pada tingkat ilmu spes·ialistik. limn Pengetahuan diterangkan sebagai
Dasar-dasar kerjasama antar cabang- berikut:
cabang ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai "Filsafat ibnu Pengetahuan atau Philoso-
hidup paling tepat kalau dirumuskan oleh phy ojScience, adalahfilsafal atau ilmu
ilmu filsafat. lImn filsafat memiliki sara- pengelahuan yang obyeknya adalah ibnu
pengelahuan itu sendiri. 10 bukan se~edar
nanya, karena mempunyai cabang-cabang
metode alau melodologi penelilian dan
yan"g menganalisis dasar-dasar ilmu yang
lala cara penulisan naskah ibniah. Fi/sa-
sangat teoritik sampai dasar-dasar iImu fat ilmu pengelahuan menunjukkan liang-
yang praktlt, yaitu Metafisika, Episte- liang penyangga bagi eksislensi iimu
mologi, Aksiologi dan Filsafat Ilmu. pengelahuan, yailu ontologi yang
PersoaIannya, dasar-dasar yang menerangkan apa hakikal ilmu pengela-
bagaimanakah agar dapat dipakai bagi huan itu; epistemologi yang menerangkan
kegiatan keilmuan yang terpadu, yang bagaimana cara dan sarana yang dapat
dipergunakan unluk memperoleh penge-

@ juma/ fi/safat Mei'95 2


(knowledge); dan aksiologi yang pengetahuan apa saja pada dasamya memi-
menerangkan ukuran nitai, kemana penge- liki tiga landasan yaitu, ontologik, episte-
tahllan itll kila kembangkan. Hanya mologik dan aksiologik.
denganfilsafat ilmll pengelahuan strategi
pengembangan ilmu pengelahllan dapal
. . On~ologi membah~ tentang apa yang
/rita garlskan, karen;$flengan fiisafat ilmu
Ingln dtketahui atau dengan kata lain
pengelahllan itulah dapaldilacak merupakan suatu pengkaj ian mengenai
perspelaifke masa depannya, kelerjalinan teori tentang ada, dengan demikian lan-
anlar.. (cabang) ilmll pengelahuan yang dasan ontologik dari ilmu pengetahuan
salu dengan ya'!'g lain, kesungguhan berhubungan dengan materi yang menjadi
pembinaan dan pengembangannya, serla objek penelaahan ilmu pengetahuan.
balas-balas validilasnya. (van Peursen,
Berdasarkan objek yang telah ditelaahnya,
1985, hal.87)
ilmu pengetahuan dapat disebut sebagai
pengetahuan empirik, karena obyeknya
B. Pengembangan llmu Pengetahuan yang
adalah sesuatu yang berada dalam jang-
Bertanggungjawab
kauan pengalaman manusia yang men-
Ilmu pengetahuan adalah salah satu
cakup seluruh aspek kehidupan yang dapat
. dari sekian banyak buah pemikiran manu-
diuji oleh panca indera manusia. Ilmu
sia yang diharapkan mampu memberikan
pengetahuan berlainan dengan agama atau
pemahaman mengenai berbagai hal dan
bentuk-bentuk pengetahuan yang lain,
proses yang terjadi di sekelilingnya. Ilmu
karena Hmu pengetahuan membatasi diri
pengetahuan merupakan bagian dari
hanya kepada kejadian-kejadian yang
sekian banyak pengetahuan manusia,
bersifa~ empirik, dengan demikian ilmu
sehingga dapat dikatakan bahwa ilmu
pengetahuan selalu berorientasi terhadap
pengetahuan adalah spesies dari genus
duma empirik.
yang disebut pengetahuan. Ilmu pengeta-
Epistemologi membahas secara
huan·· berbeda dengan pengetahuan lain
mendalam segenap proses yang terlibat
karena ilmu pengetahuan memiliki keter-
dalam usaha untuk memperoleh pengeta-
aturan di dalamnya serta ciri-eiri keilmuan
huan atau dengan kata lain, epistemologi
tertentu.
adalah suatu teori pengetahuan. Ilmu
The New Columbia Encyclopedia,
pengetahuan merupakan pengetahuan yang
ilmupengetahuan dibatasi sebagai "to the
diperoleh melalui proses tertentu yang
organized body of knowledge concerning
dinamakan metode keilmuan. Kegiatan
the physical world, both animate and
dalam mencari pengetahuan tentang apa
inanimate". (Encyclopedia, 1972, vol. VI)
pun selama hal i tu terbatas pada objek
(Kumpulan teratur tentang pengeta-
empirik dan pengetahuan tersebut dipero-
huan alam kodrat, baik bernyawa ataupun
leh··dengan mempergunakan metode keil-
tidak bernyawa).
muan, untuk disebut keilmuan. Kata sifat
Keteraturan di dalam Hmu pengeta-
keilmuan lebih mencerminkan hakikat ilmu
huan dapat dilihat dari landasan yang
pengetahuan daripada istilah ilmu pengeta-
membangunnya. Jujun Suriasumantri
huan sebagai kata benda. Dasar Epistemo-
menjelaskan, bahwa semua pengetahuan
logis ilmu pengetahuan adalah hakikat
apakah itu ilmu pengetahuan, seni atau

@ jurnal filsafat lWei '95 3


keilmuan yang ditentukan oleb cara berfi- pengetahuan mengkaji problem-problem
kir yang dilakukan menurut syarat keil- yang telah diketahui yang tidak t~rselesai­
muan, yaitu bersifat .terbuka dan menjun- kan dalam pengetahuan sehari-b-ari.
jung kebenaran ~i atas segala-galanya. Masalah yang dihadapi ilmu pengetahuan
(Juj~ S. Suriasumantri, 1991, haI.9). adalab masalab Dyata. llmu pengetahuan
Dasar aksiologis ilmu pengetahuan menjelaskan berbagai fenomena yang
membahas tentang manfaat yang diperoleh memungkinkan manusia melakukan tin-
manusia dari pengetahuan yang didapat- dakan untuk menguasai fenomena tersebut
kannya, karena tidak dapat dipungkiri berdasarkan penjelasan yang ada.
bahwa ilmu pengetahuan telah memberikan limn pengetahuan dimulai dari ke-
sumbangan begitu besar bagi kehidupan sangsian atau keragu-raguan hukan dimulai
manusia. Ilmu pengetahuan mampu dari kepastian, sehingga ia berbeda dengan
memberikan kemudahan-kemudahan bagi agama yang mulai dari kepastian" llmu
manusia dalam mengendalikan kekuatan- pengetabuan memulai dari keragu-
kekuatan alam. Manusia d~~gan mempela- raguannya akan objek penelaahannya.
jari atom akan dapat memanfaatkannya Pen~laahan Hmu pengetahuan terbatas pada
untuk sumber energi bagi keselamatan objek yang berada dala~ jangkauan
manusia, meskipun hal ini juga dapat pengalaman manusia. Objek penelaahan
menimbulk·an malapetaka bagi manusia. ilmu mencakup kejadian-kejadian atau
Penciptaan bom ·atom akan meningkatkan seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji
kualitas persenjataan dalam perang,se- oleb pengalaman manusia. The New
hingga jika senjata itu dipergunakan akan Encyclopedia yang diedit oleh William H.
mengailcam keselamatan umat manusia. Harrie dan Judith. S. Leveymenjelaskan
likakita menyelami bahaya dari bahwa "For many the term science refere
penerapan Hmu pengetahuan, maka masa- to the organized body of knowledge con-
lahnya terletak pada hakikat ilmu itu sen- cerning the physical world, both animate
diri. Ilmu pengetahuan sebenamya bersifat and inanimate". (The Liang Gie, 1984,
netral, tidakmengenaI sifat "baik dan haI.38)
buruk, manusialahyang .menjadi penentu; (Bagi b.anyak orang istilah ilmupengeta-
dengan kata lain netralitas ilmu hanya huan menunjuk padakumpulan yang tera-
terl.etak· pada dasar· epistemologiknya.. saja. turdari pengetahuan' tentang alam· kodrat,
Secara ontologi8 dan aksiologis, ilmuwan baik yang bidup maupun' yang tidak
hams mampu menilai antara yang. baik dan hidup). limn pengelahuan mempelajari
buruk, yang pa~a bakikatnyamengharus- kenyataan sebagaimana adanya dim terba-
kiln seorang i1muwanuntuk menentukan tas pada. lingkup pengalaman manusia.
sikap.Seor~ng ilmuwan harus memiliki Kenyataan di luar jangkauan penga-
mora) yang kuat,' agar tidak menjadi laman empirik manusia (pra penga~aman
momok bagikemanusiaan. dan pascapengalaman) bukan' merupakan
Landasan ontologik akan menyebab- telaah ilmu pengetahuan. Bidang ini
kan ilmu pengetahuan berlajnan dengan merupakan telaah ontologi. Aspek kedua
bentuk-bentuk pengetahuan lainnya. Ilmu dari landasan ontologik keilm~an adalab

@: jutnal filsafat Mei'95 4


penafsiran tentang hakikat terdalam dari sungguh-sungguh mengungkapkan Clrl
ob)ek keilmuan. Penafsiran ontologik essensial dari alam sebagaimana alam
terhadap objek keilmuan harns didasarkan tersebut tampil).
pada karakteristik objek iljnu pengetahuan Jadi o,n~ologi ilmu pengetahuan
sebagaimana adanya, yang berarti secara adalah ciri-em. yang essensial yang berlaku
ontologik ilmu pengetahuan yang menda- umum, artinya dapat berlaku juga bagi
sarkan diri pada kenyataan sebagaimana cabang-cabang ilmu pengetahuan yang
adanya, terbebas dari nilai-nilai yang lain.
bersifat dogmatik. Suatu pemyataan akan limn pengetahuan berdasar beberapa
diterima sebagai premis dalam argumentasi asumsi dasar untuk mendapatkan pengeta-
ilmiah jika telah melampaui pengkajian huan tentang fenomena yang menampak.
secara ontologik. Ilmu pengetahuan berda- Asusmsi .dasar ialab anggapan yang
sar landasan ontologik berarti mendasarkan merupakan dasar dan titik tolak bagi kegia-
diri pada kenyataan sebagaimana adanya tan setiap cabang ilmu pengetahuan.
dapat membantu dalam menjelaskan, Asumsi dasar ini menurut Endang Saifudin
meramalkan dan mengontrol gejala yang ada dua macam sumbemya :
"Pertama, mengambil dari postulat, yailu
ada untuk menuju ke ciri-ciri substansial
kebenaran-kebenaran apprio.ri, yailu dalil
dati alam (objek ilmu pengetahuan).
yang dianggap benar walaupun kebena-
Jeuken memberi suatu pengertian rannya tidak dibuktikan; kebenarannya
ontologi ilmu pengetahuan : yang sudah diterima sebelumnya secara
"On the level ofscience there is a close mutlak;
contact with observation and experiment. Kedua, mengambil daTi teoTi sarjanalahli
Scientists try to enunciate a more general yang lain terdahulu, yang kebenarannya
law concerning the phenomena in order tidak disangsikan lagi oleh masyarakat,
to obstain a deeper insight into them. terutama .oleh si penyelidik itu
Such a law isfound by way ofinduction, sendiri". (Endang saifudin A"shari,1987,
which process in typicalfor the level. The hal. 19)
result is not a law which only would Ontologi merupakan kawasan yang
indicate what is most occurring in nature,
tidak termasuk ilmu pengetahuan yang
but a law which indeed expresses an
bersifat otonom, tetapi Ontologi berperan
essential- feature of nature-as-is
appears". (Jeuken, 1958, hal.140) dalam pembicaraan mengenai pengem-
(Pada level ilmu pengetahuan ada bangan ilmu pengetahuan, asumsi dasar
suatu hubungan erat dengan observasi dan ilmu pengetahuan, dan konsekuensinya
eksperimen. Para ilmuwan mencoba. jusa berpengaruh pada pe~erapan ilmu
menyatakan suatu hokum yang lebih umum pengetahuan. Ontologi merupakan sarana
tentang fenomena agar supaya mendapat- ilmiah atau jalan untuk menangani suatu
kan suatu pengertian yang lebih dalam
masalah secara ilmiah. Ontologi mendahu-
tentang fenomena tersebut. Hukum yang
lui ilmu pengetahuan dan bukan pembica-
demikian itu diperoleh melalui induksi,
yang prosesnya khas bagi level ini. Hasil- raan dalam ilmu pengetahaun itu sendiri,
nya bukan suatu hukum yanghanya walaupun begitu Ontologi menj~i penting
menunjuk apa yang betul-betul terjadi bagi pengembangan ilmu. pengetahuan.
dalam alam, tetapi s.uatu hukum yang. Berpikir ontologik mempunyai corak kritik

@ jurna/ fi/safat Mei'95 5


spekulatif, artinya pembahasan di dalam hidup yaitu sistem nilai yang bersumber
Ontologi dimulai tanpa asumsi dasar, dari nilai-niJai abstrak yang diyakini dan
melainkan mengandalkan kreativitas akal dijunjung tinggi segenap kelompok warga
yaitu inspirasi. intuisi dan ilham. Metode bangsa Indonesia. Sistem nilai tersebut
abstraksi pa~ OntoloSi mencari kejelasan sangat diperlukan untuk menentukan dasai,
tentang dunia fakta~~'eluruhnya sampai arab, tujuan bagi pelaksanaan pem-
pada pengertian yang fundamental. Penge- bangunan. termasuk pengembangan ilmu
tahuan fundamental yang dihasilkan oleh pengetahuan di Indonesia.
Ontologi dapat .dijadikan dasar untuk Sukadji Ranuwihardjo berpandangan,
membahas kembali asumsi dasar yang oleh babwa nilai-nilai hakiki dari sila-sila
ilmu pengetahuan telah dianggap mapan Pancasila dapat dijadikan landasan untuk
kebenarannya. memecahkan soal-soa1 pokok ilmu penge-
Persoalan tentang pengembangan tahuan dan pengembangan (mengembang-
ilmu pengetahuan, van Peursen menjelas- kan) ilmu pengetabuannya, termasuk segi
kan, bahwa tidak ada ilmu pengetahuan penerapannya. Sistem Filsafat Pancasila
yang selesai. Para ilmuwan selalu dapat temyata bennanfaat dalam· menjadi dasar
mengembangkan ilmunya lebih lanjut. bagi peranan moral dan kesusilaan dalam
Ilmu pengetahuan bukan ibarat sebuah usaha membina dan mengembangkan ilmu
rumah dengan dasar abadi yang sepanjang pengetahuan. (Sukadji Ranuwihardjo,
banya dilengkapi dengan tingkat-tingkat 1974, hal. 8)
baru. Struktur ilmu pengetahuan bahkan Pandangan Notonagoro tentang
pokok-pokok ilmu pengetahuan mengalami peranan sistem Filsafat Paneasila, bahwa
perubahan. Ontologi menyelidiki dasar- dalam menghadapi pengarub ilmu pengeta-
dasar ilmu pengetahuan. Hasil penelaaJtan huan modern dan latar belakang aliran
Ontologi dapat dijadikan dasar merumus- filsafatnya yang berasaI dari luar ditempuh
kan hipotesis-hipotesis baru untuk mem- eara untuk memanfaatkan, yaitu secara
perbaharui asumsi-asumsi dasar yang eldektik mengambil ilmu pengetah.uan dan
pemah digunakan. (van Peursen, 1985, ajaran kefilsafatan dari luar tersebut, tetapi .
hal. 13) dengan melepaskannya dati dasar sistem
filsafat yang bersangkutan dan selanjutnya
c. Pengembangan llmu Pengetahuan di diincorporasikan dalam struktur Filsafat
Indonesia Pancasila. (Notonagoro, 1974, hal.4)
Masyarakat majemuk seperti Indone- Sistem Paneasila bersifat terbuka
sia ada bahaya besar apabila warga masya- terhadap pengaruh--baru ~engan syarat
rakat berkotak-kotak dalam berbagai ikatan dilepaskan dari dasar filsafatnya dan digan-
primordial. Permasalaban ini memerlukan ti dasar filsafatnya menjadi berdasar
pemikiran koseptual yang sangat menda- Pancasila, kemudiao· dijadikan unsur yang
lam untuk merumuskan suatu sistem nilai serangkai dan memperkaya struktur dati
yang dapat mengatasi pengkotak-kotakan Filsafat Paneasila. Penyerapan uosur dari
tersebut..Suatu sistem nilai diperlukan luar dan penerapan hukum-.hukum ekono-
Untuk menjadi landasan cara memandang mi Barat yang rasional dan individualistik-

~ jurnal fllsafat Me;'95 6


Iibetalistik diharapkan tidak akan menghi- dari keragu-raguan akan kebenaran objek
sifat dasar dari kepribadian bangsa
laII.I!IaIlD penelaahannya. Penelaahan ilmu pengeta-
Indonesia sendiri. Penerapan hukum- huan terbatas pada objek yang berada
hukum ekonomi Barat jUStru barus herda- dalam jangkauan pengalaman manusia.
sat pada sifat individualistik dan sosialistik Objek penelaahan ilmu pengetahuan
dalam keseimbangan monodualistik. mencakup kejadian-kejadian atau seluruh
Pancasila sebarusnya dapat memban- aspek kehidupan yang dapat diuji oleh
tu, bahkan dipakai sebagai dasar etika ilmu pengalaman.
pengetabuan dan teknologi di Indonesia. Filsafat Hmu pengeta\1uan merupakan
Lima prinsip besar yang terkandung di kawasan yang tidak termasuk bidang
dalamnya sebetulnya cukup luas dan menda- keilmuan yang bersifat otonom. Filsafat
sar untuk meneakup segala persoalan" etik ilmu pengetahuan berperan dalam pembi-
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, caraan tentang pengembangan ilmu penge-
yaitu: bumanitarianisme atau humanisme; tahuan yaitu terotama pada dimasukkannya
nasionalisme atau solidaritas warganegara; pertimbangan nilai-nilai etik, sehingga
demokrasi dan perwakilan; keadilan sosial; konsekuensinya juga berpengaruh pada
dengan interpretasi dewasa ini (kontem- penerapan ilDiu pengetahuan. Filsafat ilmu
porer). (T. Jacob, 1988, ha1.43). pengetahuan merupakan sarana konseptual
Rumusan landasan etik dalam hal dalam memberikan dasar dan petunjuk
pengembangan ~knologi (Mudji Sutrisno, arah bagi kebijaksanaan pengembangan
1985, hal. 156) ildalah : Hmu pengetahuan.
1) Secara negatif: mutlak tidak membiar- Pengembangan ilmu pengetahuan
kan seorang pun merasa menderita, diper- yang berdasar pada sistem Filsafat Panea-
kosa, dilanggar haknya, karena penerapan sila bersifat terbuka. Penyerapan unsur
Hmu pengetahuandan teknologi. dari luar dan penerapan hukum-hukum
2) Seeara positif: mutlak melaksanakan ilmiah dari luar harus tidak menghilangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi demi sifat dasar dari kepribadian bangsa Indone-
mengusabakan suatu lingkungan masyara- sia. Ilmu pengetahuan dan hukum-hukum
kat dimana tiap anggotanya merasa aman ilmiahnya yang berasal dari luar harus
dan mampu menjadi dirinya sendiri. dijadikan unsur yang serangkai dan
3) a. Penghormatan'hak asasi. b. Menja- memperkaya sistem Filsafat Paneasila.
min keadilan dalam bidang hukum,. so- Pengembangan ilmu pengetahuan dan
sial, politik dan ekonomi. c. Menjamin kerjasama antar bidang hanya dapat di-
pelestarian penggunaan sumber-sumber lakukan apabila didasarkan pada nilai-nilai
daya alam dan manusia. d. Penghormatan hidup kemanusiaa~, khusus di Indonesia
nilai manusia sebagai pribadi.. pada nilai-nilai Pmcasila, agar ilmu penge-
tahuan dapat bermanfaat bagi kesejahte-
KESIMPULAN raan hidup manusia.
Ilmu pengetahuan dimulai dari ke- Rumusan landasan etik dalam hal
sangsian atau keragu-raguan bukan dimulai pengembangan teknologi (Mudji Sutrisno,
dari kepastian. Ilmu pengetab.uan memulai 1985, hal. 156) adalah :

@ jurna/ fi/safat Mei'95 7


1) Secara negatif: mutlak tidak,membiar- Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
kan seorang pun merasa menderita, diper- The Liang Gie, 1984, Konsepsi Tentang
kosa, dilanggar haknya, karena penerapan llmu, Study Ilmu dan Teknologi,
ilmu pengetahuan dan teknologi. Yogyakarta.
2) Secara positif":,,mutlak melaksanakan The New Encyclopedia Britanica, 1972,
ilmu pengetahuan dan teknologi demi Propaedia: Out-line of Knowledge
mengusahakan suatu lingkungan masyara- and Guide to the Britanica, 'Ency-
kat dimana tiap anggotanya merasa aman clopedia Brtitanica, 5th.00., Chica-
dan mampu menjadi dirinya sendiri. go.
3) a. Penghormatan hak asasi. b. Menja- Van Peursen, C.A., 1985, De Opbouw
min keadilan dalam bidang hukum, so- van de Wetenschap een enleiding in
sial, politik dan ekonomi. c. Menjamin de Wetenschapeleer, (Susunan Ilmu
pelestarian penggunaan sumber-sumber Pengetahuan), alih bahasa J.Drost,
daya alam dan manusia. d. Penghormatan Gramedia, Jakarta.
nilai manusia sebagai pribadi.

DAFTAR PUSTAKA
Endang Saifudin Anshari, 1987, llmu~
Filsafat dan Agama, Bina Ilmu,
Surabaya.
Jeuken, M.SJ., 1958, Philosophy and
Theoritical Science, Majelis Il~u
Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Jujun S.Suriasumantri, 1983, llmudalam
Perspektif, Gramedia, Jakarta.,
Mudji Sutrisno, 1985, Perkembangan llmu
Pengetahuan dan'Dimensi Moral,
Basis, Yogyakarta.
Notonagoro, 1974, Pidato Penerimaan
Gelar Doctor Honoris Causa dalam
limu Filsafat, Gadjah MadaPress,
Yogyakarta.
- - - - - - - - - , 1 9 7 5 , Pancasila
Secara llmiahPopuler, Pancuran
Tujuh, Jakarta.
Soejono Soemargono, 1983, Filsafat
Pengetahuan, Nur Cahaya, Yogya-
karta.
Sukadji Ranuwihardjo, 1974, Pidato'
Penganugerahan Gelar Doctor
Honoris Causa dalam lImu Filsafat,

@ jurnal filsafat Mei'95 8

Anda mungkin juga menyukai