Anda di halaman 1dari 17

Accelerat ing t he world's research.

LAPORAN MINGGUAN PRATIKUM


DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK I
ACARA I
Indra nctZEN

Dasar-dasar kimia analitik

Cite this paper Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

ACARA I
Diana Marwat i

IDENT IFIKASI KAT ION GOLONGAN 1 DAN 2


Jazmi Nurfajrina

bab 2 buku ajar analit ik


dariyant o t jandra
LAPORAN MINGGUAN PRATIKUM
DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK I
ACARA I
IDENTIFIKASI KATION

DISUSUN OLEH:
NAMA : INDRA SOFIAN
NIM : G1C019029

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUNA ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2020
ACARA I
IDENTIFIKASI KATION

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Memisahkan dan mengidentifikasi kation-kation (Al3+, Ba2+, Ag+, Co2+ Fe3+,
Cu2+, Pb2+, dan Cr2+) dalam sampel
2. Waktu Praktikum
Senin, 19 Oktober 2020
3. Tempat Praktikum
Lantai I, Laboratorium Oleokimia dan Analitik, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Analisis kualitatif bertujuan untuk mengenali komposisi atau struktur
bahan kimia, sesuai dengan jenis bahan kimia yang terdapat dalam bahan
sempel. Dalam setiap pengamatan kualitatif, pengamatan visual (warna)
merupakan hal yang penting. Hal ini karena beberapa ion anorganik dapat
diketahui dari warnaya yang spesifik walau demikian, kita tidak boleh menarik
kesimpuran secara cepat. Terutama bila yang di analisis berupa larutan yang
terdiri dari campuran beberapa ion agar tidak terjadi kesimpulan yang salah.
Misalnya larutan yan gmengadung Pb2+ berwarna pink dan larutan yang
mengadung Cu2+ berwarna hijau, bila bercampur tidak berwarna. Selain itu
warna- warna yang dihasilkan dari reaksi dalam larutan kadang-kadang
menunjukan identitas dari endapan yang terbentuk (Ibnu :2005 :33)
Istilah kelarutan digunakan untuk mengacu pada kosentrasi larutan jenus
dari sebuah pelarut dan sebuah pelarut pada temperatur tertentu. Dalam sebuah
kelarutan, kesetimbangan kelarutan jenuh hadir antara benda padat dasn ion-
ionnya dalam larutan. Sebuah larutan jenuh dsapat dihasilkan melanjutkan
penambahan zat terlarut tidak ada lagi yang terurai atau dengan meningkatkan
konsentrasi dari ion-ion sampai pengendapan terjadi. Hasil-hasil pengendapan
dalam analin, secara fisik di pisahkan dari zat-zat lainnya dan larutanya, sperti
juga dalam larutan itu sendiri, sampai sekarang, pengedapan merupakan
metode yang paling luas digunakan dalam memisahkan sebuah sempel
komponen (Rivai :2006 :255)
Dalam analisis kualitatif cara memisahkan ion logan tertentu harus
mengikuti prosedur kerja yang khas. Yang diselidiki harus harus disiapkan atau
diubah dalam bentuk satuan kelarutan. Untuk zat padat kita harus memilih
padatan yang cocok. Ion-ion pada golongan-golongan di endapakan satu
persatu lauratan di di[isahkan dari larutan dengan cara di saring atau di putar
dengan serifugasi. Endapan di cucui untuk membebaskan diri dari larutan
pokok atau fitra tiap ion-ion loga yang akan mungkin dipisahkan (Chang: 2005
:155).
Kompleks endapan putih yang terbentuk berupa campuran dari Ag+ ,
Pb2+ , dan Ba2+ yang dkatagorikan sebagai limbah padat. Hal ini membuktikan
bahwa asam-asam (HCl, H2SO3 H2C2O4) dalam efluen proses tersebut dapat
mengendap Ag+, Pb2+ sesuai dengan keadaan kimia kualitatif. Yang
mengatakan bahwa semua golongan I dapat diedapakan oleh asam. Sementara
kelebihan asam yang tak sempat di endapakan oleh kation golongan I tergerak
kation golongan II (Ba2+). Asam tersisa lain seperti HNO3 dan H2SO4. Merukan
kunci pada proses pengamatan uranium dalam anuen proses. Oleh karena itu
kedau jenis asam tersebut di pertahankan dalam efluen dan kadar keasamanya
harus mememenuhi persyaratan (Widodo, dkk, 2017)
Besi dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam pembentukan hemoglobin,
tidak dapat mengekskresikan besi karenanya bagi mereka yang sering
mendapatkan transfusi darah, warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi
besi (Fe). Sekalipun besi (Fe) diperlukan oleh tubuh manusia, tetapi dalam
dosis besar dapat merusak dinding usus, debu besi juga dapat terakumulasi
didalam alveoli dan dapat menyebabkan iritasi kulit, mata dan berkurangnya
fungsi paru-paru Air yang mengandung besi tinggi cenderung akan
menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Hal ini dikarenakan pH
kulit 6-8 sedangkan Fe3+ sulit larut pada pH tersebut sehingga Fe3+ dapat
mengiritasi kulit,s edangkan Fe3+ mudah larut dalam Ph rendah (Nurhaini dan
Affadi, 2016).
Keluarga fasilitator kation diefusi (CoF) adalah salah serta keluarga gen
yang terlibat dalam pengambilan ion logan dan transporasi pada tanaman.
Tetapi pemahaman peran dan mekanisme terbatas dari dari sebagaian besar
dari gen Cof telah terbatas untuk menyelidiki potensi peran Br, TMP semua
gen di bawah tekanan Mg, Fe, CO, Na, dan Cd. Hasil ini menunjukan bahwa
tingkat eksperi dari semua anggota-anggota MR modal diskusi oleh bebrapa
unsur yang menunjukan gen-gen ini mungkin bergubungan dengan toleransi
pengangkatan ion-ion tersebut (Li, dkk, 2018).
Sebuah komplek {Mg2-, (L-Cl)2}2+ kation yang sangat aktif untuk Mg
revesible elektrodeposisi, diindentifikasi untuk pertama kalinya dalam
perkejaan ini. Komplek ini ditemukan hadir dalam elekrolit yang di
formulasikan dalam metoksietona (OME) melalui dehalo dimensi non-
nukleofilik MgCl2 bereaksi dengan garam Mg (IFSI)2 IFSI b, S (Trifluoro
methane sulfonylimide) atau garam asam lewis (AIECl2 atau AlCl3). Itu
struktur molekul kompleks kation dikaraktersasi dengan difragsi sinar-X kristal
tunggal. Speltroskopo romal, dan NMR. Proses sintesis elekrolisis di pelajari
dan rasional pendekatan untuk merumuskan elekrolif yang sangat aktif
diusulkan (Cheng, dkk, 2018).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat praktikum
a. Gelas kimia 250 mL
b. Hot plate
c. Pipet tetes
d. Rak tabung reaksi
e. RubbSentrifugator
f. Tabung reaksi
2. Bahan-bahan praktikum
a. Aquades (H2O(l))
b. Larutan ammonia (NH3) 10%
c. Larutan asam nitrat (HNO3) 1 M
d. Larutan asam sulfat (H2SO4) 2 M
e. Larutan kalium dikromat (K2CrO4) 0,1 N
f. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 2 M
g. Larutan natrium klorida (NaCl) 1 M
h. Larutan sampel garam nitrat
D. SKEMA KERJA
Sampel

 + NaCl 1M
 Disentrifugasi

Endapan I Filtrat B

 H2O Panas • + NaOH 2 M Berlebih


 Disentrifugasi • Disentrifugasi

Endapan 2 Filtrat A Endapan 5 Filtrat C

 Diidentifikasi • Identifikasi
 + K2CrO4 0,1 N • +H2SO4 2M • + HNO3 1M • + NH3 10%
 Disentrifugasi • Disentrifugasi • + NH3 10% • Sentrifugasi
• Disentrifugasi

Endapan 3 Endapan 4 Endapan 6 Endapan 7


 +NH3 10% berlebih
 Disentrifugasi

Endapan 8 Filtrat D
 +HNO3 1M
 NH3 10%
 Disentrifugasi

Endapan
E. HASIL PENGAMATAN
Sampel
(Bening)

 + NaCl 1M
 Disentrifugasi

Endapan I Filtrat B
(Putih) (Bening)
 H2O Panas • + NaOH 2 M Berlebih
 Disentrifugasi • Disentrifugasi

Endapan 2 Filtrat A Endapan 5 Filtrat C


(Putih) (Bening) (Hijau) (Kuning)

 Diidentifikasi • Identifikasi
 + K2CrO4 0,1 N • +H2SO4 2M • + HNO3 1M • + NH3 10%
 Disentrifugasi • Disentrifugasi • + NH3 10% • Sentrifugasi
• Disentrifugasi

Endapan 3 Endapan 4 Endapan 6 Endapan 7


(Kuning) (Hitam) (Putih-hijau) (Putih)

 +NH3 10% berlebih


 Disentrifugasi
Endapan 8 Filtrat D
(Hijau pekat) (Biru Bening)

 +HNO3 1M
 NH3 10%
 Disentrifugasi
Endapan 9
(Cokelat-hijauan)
F. ANALISIS DATA
Sampel

 + NaCl 1M
 Disentrifugasi

Endapan I Filtrat B
Ag+ + Cl-  AgCl↓ Al3+, Ba2+,Co2+, Cr3+, Cu2+, Fe3+
Pb2+ + 2Cl-  PbCl2↓

 H2O Panas • + NaOH 2 M Berlebih


 Disentrifugasi • Disentrifugasi

Endapan 2 Filtrat A Endapan 5 Filtrat C


AgCl↓+ H2O  PbCl2↓+ H2O  Fe3+ + 3OH-Fe(OH)3↓ Al3+ + 3NaOH  Al(OH)3↓ + 3NH4+
AgCl↓+ H2O Pb2+ + 2Cl- +H2O Co2+ + 2OH-Co(OH)2↓ Al(OH)3 + OH-  [Al(OH)3]-
Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2↓ Cr3+ + 3NaOH  Cr(OH)3↓ + 3Na+
Cr(OH)3 + OH-  [Cr(OH)4]-
•Diidentifikasi Ba2+ + 2NaOH  Ba(OH)2 + 2Na+

•Diidentifikasi

 + K2CrO4 0,1 N • +H2SO4 2M • + HNO3 1M • + NH3 10%


 Disentrifugasi • Disentrifugasi • + NH3 10% • Disentrifugasi
• Disentrifugasi

Endapan 3 Endapan 4 Endapan 6 Endapan 7


Pb2+ + K2CrO4 Pb2+ + H2SO4 [Al(OH)4]- + 4H+ Al3+ + 4H2O [Al(OH)4]- +NH4+
PbCrO4↓ + 2K+ PbSO4↓+2H+ Al3+ + 3NH4OH  Al(OH)3↓+3NH4+  Al(OH3)↓+
[Cr(OH)4]- + 4H+  Cr3+ + 4H2O NH3↑ +H2O
Cr + 3NH4OH  Cr(OH)3↓+ 3NH
3+ 4+

Cr3+ + 3NH3 + H2O  Cr(OH)3↓


+3NH4+
 +NH3 10% berlebih
 Disentrifugasi
Endapan 8 Filtrat D
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O  Fe(OH)3↓ + 3NH4+ Co(OH)2↓ + 6NH3  [Co(NH3)6]2+ + 2OH-
Cu(OH)2↓ + 4NH3  [Cu(NH3)4]2+ + 2OH-

 +HNO3 1M
 NH3 10%
 Disentrifugasi
Endapan 9

Fe(OH)3↓+3H+  Fe3+ + 3H2O

Fe3+ + 3NH4OH  Fe(OH)3↓+3NH4+

G. PEMBAHASAN
Analisis kation merukan pendekaan yang sisematis umunya dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan cara pemisahan dan indentifikasi. Pemisahan di
lakukan dengan cara pengendapkan suatu kation dari larutanya. Kelompok
kation yang mengedap di pisahkan dari larutannya dengan cara sentrifugasi dan
menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutanya yang sebagian besar
berisi kation kemudian di endapakan kembali membentuk kation baru. Jika
dalam kelompok kation-kation tersebut di pisahkan lagi menjadi kelompok
kation yang lebih kecil, sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik
untuk satu kation. Kation-kation yang digunakan dalam pecobaan ini, tidak di
tentukan jensi-jenis kation apa saja yang digunakan, sebab kation yang digukan
tergabung dalam larutan sempel tersebut, kita dapat mengidentifikasi jenis-
jenis kation apa yang ada dalam sempel. Pada pecobaan pertama yaitu sempel
garam-garam nitrat ditambah larutan NaCl kemudia disentrifugasi yang
menghasilkan endapan I dan filtrat B. Endapan yang tebentuk berwarna putih,
yang menunjukan adanya kation Ag+ dan Pb2+ yamg merupakan golongan I
dimana katio-kation yang masuk kedalam golongan ini akan mengedapa
sebagai garam klorida yang berwarna putih karena bereaksi dengan NaCl 1 M.
Endapan PbCl2 akan laru dengan kenailan suhu. Kenaikan suhu dapat
memperbesar kelarutan endapan keculai pada beberapa endapan, seperti
Kalsium Sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini
dapat digunakan sebagai pemisahan kation. Oleh karena itu, PbCl2 dapat
dipisahkan dari kation yang lain dengan menambahkan H2O panas kemudian
mensenrifugasi dan memisahkan dari larutan. Adanya filtrat Pb2+ dapat
diidentifikasi dengan penambahan K2CrO4 membenuk endapan kuning yang
menunjukan senyawa PbCrO4 dan endapan H2SO4 membentuk endapan
berwana Hitam yang menunjukan senyawa PbS
Pada pecobaan kedua yaitu filtrat B (bening) yang di tambah dengan larutan
NaOH 1 M berlebih kemudian disentrifugasi menghasilkan endapan berwarna
hijau. Kemungkinan kation pada endapan tersebut yaitu Fe3+ dan Mn2+ saat
larut dalam filtrat B ditambahkan NaOH yang menyebabkan mengendapnya
kation Fe3+ sebagai hidrogsidanya Fe(OH)3↓ hijau. Selanjunya pada
penambahan HNO3 1 M dan NH3 10% mengahasilkan endapan hijau pekat
seperti Fe(OH)3. Apa bila keadaan tersebut di tambah NaOH belebih
menyebabkan endapannya menjadi tidak larut. Hal tersebut dikarenakan NaOH
yang besifat basah kuat sehingga sulit bereaksi dengan Fe(OH)3 dan
mengakibatkan endapan tidak larut. Kelarutan bergatung juga pada sifat dan
konsentrasi bahan lainyang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain itu
dikenal dengan ion sekutu dan ion asing. Umunya kelarutan endapan berkurang
karena adanay ion sekutu yang lebih dalam praktiknya ini dilakukan dengan
pemberian kosentrasi pereaksi yang berlebih. Tapi penambahan pereaksi
berlebih pada beberapa senyawa memberikan efek yang sebaliknya yaitu
melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukkan komplek
yang dapat larut dengan ion asing menyebabkan kelarutan endapan menjadi
sedikit bertambah, kecuali jika terjadi reaksi kimia antara endapan dan ion
asing. Penambahan ion asing seperti penambahan asam atau basah kuat dan
dapat menyebabkan endapan menjadi larut kembal. Sedangkan pada Mn2+
terbentuk endapan Mg(OH)2 dan jika ditambahkan lagi dengan NaOH berlebih,
endapan menjadi tidak larut.
Percobaan ketiga filtrat c, setelah penambahan NaOH berlebi kemungkinan
adanya kation Al3+ daria [al(OH)4] yang kemudia filtranya dibagi dua. Bagian
Kalsium Sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat
digunakan sebagai pemisahan kation. Oleh karena itu, PbCl2 dapat dipisahkan
dari kation yang lain dengan menambahkan H2O panas kemudian
mensenrifugasi dan memisahkan dari larutan. Adanya filtrat Pb2+ dapat
diidentifikasi dengan penambahan K2CrO4 membenuk endapan kuning yang
menunjukan senyawa PbCrO4 dan endapan H2SO4 membentuk endapan
berwana Hitam yang menunjukan senyawa PbS
Pada pecobaan kedua yaitu filtrat B (bening) yang di tambah dengan larutan
NaOH 1 M berlebih kemudian disentrifugasi menghasilkan endapan berwarna
hijau. Kemungkinan kation pada endapan tersebut yaitu Fe3+ dan Mn2+ saat
larut dalam filtrat B ditambahkan NaOH yang menyebabkan mengendapnya
kation Fe3+ sebagai hidrogsidanya Fe(OH)3↓ hijau. Selanjunya pada
penambahan HNO3 1 M dan NH3 10% mengahasilkan endapan hijau pekat
seperti Fe(OH)3. Apa bila keadaan tersebut di tambah NaOH belebih
menyebabkan endapannya menjadi tidak larut. Hal tersebut dikarenakan NaOH
yang besifat basah kuat sehingga sulit bereaksi dengan Fe(OH)3 dan
mengakibatkan endapan tidak larut. Kelarutan bergatung juga pada sifat dan
konsentrasi bahan lainyang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain itu
dikenal dengan ion sekutu dan ion asing. Umunya kelarutan endapan berkurang
karena adanay ion sekutu yang lebih dalam praktiknya ini dilakukan dengan
pemberian kosentrasi pereaksi yang berlebih. Tapi penambahan pereaksi
berlebih pada beberapa senyawa memberikan efek yang sebaliknya yaitu
melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukkan komplek
yang dapat larut dengan ion asing menyebabkan kelarutan endapan menjadi
sedikit bertambah, kecuali jika terjadi reaksi kimia antara endapan dan ion
asing. Penambahan ion asing seperti penambahan asam atau basah kuat dan
dapat menyebabkan endapan menjadi larut kembal. Sedangkan pada Mn2+
terbentuk endapan Mg(OH)2 dan jika ditambahkan lagi dengan NaOH berlebih,
endapan menjadi tidak larut.
Percobaan ketiga filtrat c, setelah penambahan NaOH berlebi kemungkinan
adanya kation Al3+ daria [al(OH)4] yang kemudia filtranya dibagi dua. Bagian
pertama ditambahakan dengan HNO3 dan NH3 yang dilanjutnya dengan
sentrifugasi, yang kemudia mengahsilkan endapan berwana putih hijau, yang
mengidentifikasikan terbentuknya (Al(OH)4-). Kemudia pada filtrat yang kita
tambahkan dengan NH3yang mengahsilkan endapan (Al(OH)4-) berkurnag
karena terbentuknya basah lemah amonia yang dapat berubah menjadi NH3(g)
kembali karean bersifat revesibel, yang kemudai endapanya berwarna putih.
H. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapa disimpulkan bahwa dalam sampel percobaan
garam- garam nitrat yang di tambah NaCl menghasilkan endapan 1 dan filtrat B
dimana pada endapan 1-4 merupakan kation golongan I yaitu Ag+dan Pb2+. Pada
filtrat B menghasilkan endapan Al3+, Co2+, Cr2+, dan Fe3+ yang merupakan kation
golongan III dan endapa Ba2+ yang merupakan kation golongan IV
DAFTAR PUSTAKA

Chang R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.

Cheng, Y., dkk. 2017. Higly Active Electrolytes for Reclytes for Rechargeble Mg
BatteriesbBase on [Mg2 (N-Cl)]2+ Cation Complex In Dimethoxyethame.
Journal of Physical Chemistry 2(3): 1-25.

Ibnu, M. S. 2005. Kimia Analitik I. Malang: Univesitas Negeri Malam.

Li, X., dkk. 2018. Genome-Wide Indentification and Expression Analysis of the
Cation Turnip Under Diversel Metal Ion Stresses. Jourmal of frontiers In
Gonetics. 9(2): 1-12.

Nuhaine, R. dan Arief Affandi. 2016. Analisis Logam Besi (Fe) di Sungai Pasar
Daerah Belangwetan Klaten Dengan Metode Spektrofometri Serapan Atom.
Jurnal Ilmia Manutung. 2(1): 39-43.

Rival, H. 2006. Asas Pemeriksaan Kuantitatif . Jakarta: Universitas Indonesia


Prees.

Widodo, A.G., B. Rahmiati, dan C. Maginem. 2017. Pengaruh pemerataan asam-


Asam terhadap penurunan kadar uranium dan impuritas dalam efluen
Proses. Jurnal Teknologi Bahan Nuklir. 5(2): 24-30.

Anda mungkin juga menyukai