Anda di halaman 1dari 12

BIMBINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNADAKSA

Metode Penelitian Kualitatif


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling dan Anak Berkebutuhan
Khusus
Pengampu : Sri Winarti, M.Pd.I

MAKALAH

Disusun Oleh :

Meri Lastari 4.19.5058

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PALMATAK
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunianyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam tak lupa pula penulis panjatkan kepada nabi besar Muhammad SAW
beserta para keluarga, teman, dan para sahabatnya.
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
dan Anak Berkebutuhan Khusus. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha
untuk dapat memaparkan dan menjelaskan materi ini dengan semaksimal mungkin dan sesuai
dengan harapan pembaca.
Besar harapan penulis bahwa makalah ini dapat bernilai baik dan dapat digunakan
dengan sebaik-baiknya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Sri Winarti,
M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Bimbingan Konseling dan Anak Berkebutuhan Khusus dan
teman-teman yang telah bersedia menerima hasil kerja penulis. Semoga apa yang penulis
sajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat untuk teman-teman dan dapat memudahkan
teman-teman untuk memahami materi pembelajaran ini.

Palmatak, 30 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................................... 1
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.5 Tujuan ........................................................................................................................... 1
1.6 Manfaat ......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Bimbingan untuk Anak Tunadaksa .......................................................... 2
2.1.1 Tujuan Bimbingan untuk Anak Tunadaksa ................................................... 2
2.1.2 Prinsip-prinsip Layanan Bimbingan Anak Tunadaksa.................................. 4
2.1.3 Ruang Lingkup Bimbingan Anak Tunadaksa ................................................ 5
2.1.4 Pendekatan Bimbingan Anak Tunadaksa....................................................... 6
2.1.5 Teknik Layanan Pada Bimbingan Anak Tunadaksa ..................................... 7
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 8
3.1 Simpulan ....................................................................................................................... 8
3.2 Saran ............................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Permendiknas No 70 tahun 2009 pasal 3 disebutkan bahwa setiap peserta
didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi
kecerdasan dan/atau bakat istimewa berhak mengikuti pendidikan secara inklusif pada
satuan pendidikan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Pendidikan
Dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan nasional.
Bimbingan ialah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman
dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaiyan diri secara
maksimal terhadap keluarga, sekolah serta masyarakat. Peranan bimbingan bagi anak
berkebutuhan khusus ialah agar mereka dapat dan mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya sehingga mereka dapat mempersiapkan dan melakukan tugasnya
sebagai salah satu seorang warga masyarakat sekolah dasar yang meliputi bimbingan
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan karir, bimbingan agama dan bimbingan keluarga.
Oleh sebab itu, penulis tertarik menulis karya ilmiah yang berjudul “Bimbingan Anak
Berkebutuhan Khusus Tunadaksa” ini agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kita.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Adanya Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu.
2. Adanya Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita.
3. Adanya Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa.
1.3 Pembatasan Masalah
1. Adanya Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa.
1.4 Rumusan Masalah
1. Jelaskan tentang Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa!
1.5 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa.
1.6 Manfaat
1. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling dan Anak
Berkebutuhan Khusus.
2. Disusun guna dijadikan sebagai bahan rujukan atau referensi pengetahuan.
3. Disusun guna menambah pengetahuan bagi para pembaca.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bimbingan untuk Anak Tunadaksa


Bimbingan merupakan suatu proses, sebagai suatu proses bimbingan merupakan
kegiatan yang berkelanjutan, berlangsung terus menerus dan bukan kegiatan seketika
atau kebetulan. Bimbingan adalah kegiatan yang sistematis yang terarah kepada
pencapaian tujuan. Anak dengan gangguan Gerak Anggota Tubuh (Tunadaksa) adalah
anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada anggota gerak tulang,
sendi, dan otot. Mereka mengalami gangguan gerak karena kelayuan otot, atau
gangguan fungsi syaraf otak.
Bimbingan anak tunadaksa adalah Bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada
anak yang mengalmi ketunadaksaan dalam menumbuhkan rasa percaya diri, harga diri,
dan kemampuan diri untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
dan lingkungannya agar mampu mandiri.
2.1.1 Tujuan Bimbingan untuk Anak Tunadaksa
Tujuan layanan bimbingan bagi anak tunadaksa pada setiap satuan
pendidikan luar biasa, adalah sebagai berikut :
1. Tujuan bimbingan di TKLB
a. Membantu anak didik agar secara sosio emosional dapat memulai masa
transisi dari kehidupan di rumah ke kehidupan di lingkungan sekolah.
b. Membantu anak tunadaksa untuk mengurangi atau menghilangkan
secara bertahap kebiasaan buruk dan memupuk kebiasaan yang baik.
c. Membantu menyiapkan perkembangan mental anak untuk masuk
SD/SDLB.
d. Membantu orang tua untuk mengerti dan memahami anak sebagai
individu.
e. Membantu orang tua dalam mengenali kebutuhan anak.
f. Membantu dalam mengatasi gangguan emosi anak yang ada
hubungannya dengan kelainan anak maupun situasi keluarga di rumah.
g. Membantu orangtua anak khususnya anak tunadaksa dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang timbul sebagai akibat dari
kelainan mereka.

2
3

2. Tujuan bimbingan di SDLB


a. Membantu siswa tunadaksa agar secara sosio emosional dapat melalui
masa transisi dari lingkungan TK/lingkungan keluarga ke lingkungan
SD/SDLB.
b. Membantu siswa mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi, baik
dalam kegiatan belajar maupun kegiatan pendidikan pada umumnya.
c. Membantu siswa dalam memahami dirinya (kelebihan, kekurangan, dan
kelainan yang disandang) maupun lingkungannya.
d. Membantu siswa dalam melakukan pilihan yang tepat untuk melanjutkan
pendidikan pendidikan di SLTP umum/SLTPLB.
e. Membantu orangtua dalam mengambil keputusan untuk memilih jenis
sekolah yang sesuai dengan kemampuan dari kelinan tunadaksa tersebut.
f. Membantu orangtua dalam memahami anak dan kebutuhannya, baik
sebagai makhluk individual maupun sebagai makhluk sosial.
3. Tujuan bimbingan di SLTPLB
a. Membantu siswa agar secara sosio emosional dapat melalui msa trasisi
dari lingkungan SDLB ke lingkungan sekolah lanjutan, dan dari masa
kanak-kanak ke usia remaj awal.
b. Membantu siswa dalam memahami kehidupan di lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat. serta mampu mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dihadapinya.
c. Membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman tentang dirinya
(kelebihan, kekurangan, dan kelainan yang disandang) sehingga
memiliki sikap dan perilaku yang wajar.
d. Membantu menyiapkan perkembangan mental siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke SMPLB.
e. Membantu orangtua untuk mengerti dan memahami anak sebagai
individu yang telah memasuki usia remaja awal, sehingga dapat
memberikan perlakuan yang wajar.
f. Membantu orangtua dalam mengambil keputusan mengenai jenis
sekolah ataupun arah pilihan karier yang sesuai dengan kemampuan dan
kelainannya serta kebutuhan yang diperlukan.
4

4. Tujuan Bimbingan di SMLB


a. Membantu siswa agar secara sosio emosional dapat dapat melalui masa
transisi dari lingkungan SLTPLB ke lingkungan SMLB, serta transisi
pda usia remaja.
b. Membantu siswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya
baik dalam perkembangan pendidikan maupun pilihan karier.
c. Membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman tentang dirinya
(kelebihan, kekurangan, dan kelainan ya g disandang) sehingga memiliki
sikap dan perilaku yang wajar.
d. Membantu menyiapkan perkembangan mental siswa untuk memasuki
dunia kerja yang sesuai dengan kemampuan, keterampilan, serta
kondisinya.
e. Membantu orangtua untuk memahami anak sebagai individu yang telah
memasuki usia remaja dan membantu mengambil keputusan untuk
memilih jenis pekerjaan dan karier.
2.1.2 Prinsip-prinsip Layanan Bimbingan Anak Tunadaksa
1. Sasaran layanan bimbingan
a. Bimbingan ditujukan kepada semua individu yang berkelainan tanpa
memandang umur, suku, agama, dan status sosial ekonomi.
b. Bimbingan berurusan dengan pribadi berkelainan yang unik.
c. Bimbingan memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek
perkembangan individu yang berkelainan.
d. Bimbingan memberikan perhatian utama kepada perbedaan individu
yang berkelainan yang menjadi pokok layanannya.
2. Permasalahan Individu
Permasalahan yang dihadapi oleh individu adalah kompleks, sedapat
mungkin dikecilkan, oleh karena itu dalam pelayanan bimbingan perlu
melibatkan orangtua, sekolah, dan masyarakat.
3. Program layanan bimbingan
Layanan bimbingan merupakan bagian integral dari pendidikan dan
perkembangan individu, oleh karena itu program bimbingan harus
disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta
pengembangan peserta didik. Program bimbingan harus fleksibel,
disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
5

Program bimbingan disusun dari jenjang pendidikan yang terendah


sampai yang tertinggi. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan
perlu ada kegiatan penilaian yang teratur dan terarah.
4. Pelaksanaan layanan bimbingan
Bimbingan harus diarahkan untuk pengembangan individu yang
akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi
permasalahan. Dalam proses bimbingan keputusan yang diambil dan
hendak dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu sendiri,
bukan atas kemauan atau desakan pembimbing.
Kerjasama antar pembimbing, guru, dan orangtua sangat menentukan
hasil pelayanan bimbingan. Pengembangan program pelayanan bimbingan
ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hsil pengukuran dan
penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan
program bimbingan itu sendiri.
2.1.3 Ruang Lingkup Bimbingan Anak Tunadaksa
Ruang lingkup layanan bimbingan pada satuan pendidikan luar biasa,
menekankan pada 4 bidang:
1. Bimbingan pribadi-sosial
Untuk mencapai tujuan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam
mewujudkan pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Untuk anak
tunadaksa yakni membentuk pribadi yang mandiri dan tidak selalu
bergantung pada orang lain.
2. Bimbingan belajar
Untuk mencapai tujuan tugas perkembangan pendidikan dalam
mewujudkan pribadi sebagai pelajar yang efektif. Anak tunadaksa
diharapkan mampu menggunakan waktu yang tersedia secara efektif untuk
kepentingan pendidikan, memilih strategi belajar yang sesuai, dan dapat
mencapai prestasi yang optimal.
3. Bimbingan karier
Untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan karier dalam
mewujudkan pribadi yang produktif. Diharapkan anak tunadaksa mampu
untuk mengenal dan menyadari kekurangan serta kelebihan, minat, bakat,
dan potensinya.
6

4. Bimbingan penggunaan waktu luang


Sebagai upaya untuk membantu peserta didik dalam mengatur waktu
yang tersedia seefektif mungkin. Anak tunadaksa diharapkan dapat
memanfaatkan waktu luang dimanapun mereka berada, baik untuk
kepentingan pengembangan pribadi-sosial, belajar, maupun karier sehingga
tidak banyak waktu yang terbuang sia-sia tanpa digunakan untuk kegiatan
yang bermanfaat.
2.1.4 Pendekatan Bimbingan Anak Tunadaksa
Pendekatan layanan bimbingan yang paling tepat dilaksanakan disekolah
adalah bimbingan yang bersifat mengembangkan. Disamping itu pelaksanaan
layanan bimbingan perlu digunakan pendekatan terpadu, yakni terpadu dengan
seluruh kegiatan pedidikn disekolah baik kurikulum maupun ekstra kulikuler.
Kecacatan yang dialami anak tunadaksa adalah heterogen dan kompleks
sehingga persoalan-persoalan yang muncul pada masing-masing anak selalu
bervarisi bik macam maupun derajat kualitasnaya. Oleh karena itu diperlukan
tehnik pendekatan yang mampu menangani dan mengantisipasi masalah-
masalah yang timbulpada diri anak tunadaksa di sekolah dengan menggunakan
pendekatan tim atau dengan istilah lain pendekatan multidisipliner.
Pendekatan multidisipliner yang dirancang dalam penyelenggaraan
pendidikan, dimaksudkan untuk menigkatkan layanan yang dibutuhkan oleh
anak-anak tunadaksa. Dalam pendekatan multidisipliner ini melibatkan banyak
ahli-ahli yang profesional dalam bidangnya masing-masing. Dalam bekerja
mereka ada yang bersama-sama dan ada pula yang bekerja sendiri-sendiri
sesuai dengan keahliannya.
Untuk mengembangkan kemampuan masing-masing anak tunadaksa
adalah tugas guru pendidikan luar biasa, khususnya yang mengambil bidang
kajian mayor pendidikan untuk anak tunadaksa. Seseorang yang memiliki
tanggung jawab profesional dituntut untuk tampil secara profesional pula.
Jenis kemampuan yang seyogyanya dikuasai guru pendidikan luar biasa,
meliputi :
1. Kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar.
2. Kemampuan melaksanakan bimbingan belajar.
3. Kemampuan menjadi penghubung antara sekolah dan masyarakat.
4. Kemampuan mengelola administrasi kelas.
7

Dengan demikian peran guru kelas atau guru mata pelajaran dapat
membantu program layanan bimbingan yang dipadukandengan kegiatan-
kegiatan pendidikan dan/atau pengajaran yang dilaksanakannya.
2.1.5 Teknik Layanan Pada Bimbingan Anak Tunadaksa
Dilihat dari sumber inisiatif dalam memberikan layanan, maka teknik
bimbingan dapat dibedakan menjadi:
a. Teknik direktif, yaitu layanan bimbingan inisiatif terbesarnya berpusat pada
pihak pembimbing/konselor.
b. Teknik non direktor, yaitu layanan bimbingan yang inisiatif terbesarnya
berpusat pada pihak siswa.
c. Teknik elektik yaitu layanan bimbingan yang memadukan antara teknik
direktif dan non direktif.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Bimbingan ialah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman
dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaiyan diri secara
maksimal terhadap keluarga, sekolah serta masyarakat. Peranan bimbingan bagi anak
berkebutuhan khusus ialah agar mereka dapat dan mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya sehingga mereka dapat mempersiapkan dan melakukan tugasnya
sebagai salah satu seorang warga masyarakat sekolah dasar yang meliputi bimbingan
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan karir, bimbingan agama dan bimbingan keluarga.
Bimbingan anak tunadaksa adalah Bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada
anak yang mengalmi ketunadaksaan dalam menumbuhkan rasa percaya diri, harga diri,
dan kemampuan diri untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
dan lingkungannya agar mampu mandiri.
3.2 Saran
1. Untuk tambahan referensi para dosen-dosen pengajar.
2. Untuk teman-teman sesama mahasiswa.

8
DAFTAR PUSTAKA

17 Desember 2014. “Kertas Pelangi ABK : Bimbingan Untuk Anak Tunadaksa”,


femiliancr.blogspot.com, diakses tanggal 30 Juni 2021 pukul 20:30.
Rofiyah, Hidayati, Nurul. “Bimbingan Belajar untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah
Dasar”, publikasiilmiah.ums.ac.id, diakses tanggal 30 Juni 2021 pukul 20:40.

Anda mungkin juga menyukai