Anda di halaman 1dari 25

ANALISA DATA

PROBLEM ETIOLOGI SYMPTOM


DS : - ISPA(disebabkan oleh HIPERTERMI
DO : - Suhu Tubuh 38,7OC streptococcus,stafillococus,
- TD 100/70 mmHg H. influenza di nasofaring)
- Nadi 90 x/menit
- Pernapasan 18 Tekanan negative telinga
x/menit
Gangguan drainase

Terjadinya refluks dari


faringeal ketuba eustachlus
yang steril

Terjadi gangguan pada sillia


mukosa, tuba eutachius,
enzim dan antibody sebagai
pencegah masuknya refluks

Tuba eustachius tersumbat


atau meradang

Inflamasi telinga tengah

Infeksi sistemik

Fagositosis sel yang


meradang

Merangsang sitokinin

Pengeluaran IL-1

Set point dihipotalamus


meningkat

Suhu meningkat

Demam

HIPERTERMIA

DS : ISPA(disebabkan oleh NYERI AKUT


- Klien mengeluh pusing dan streptococcus,stafillococus,
sakit kepala H. influenza di nasofaring)
- Ibu klien mengatakan
telinga anaknya terasa sakit Tekanan negative telinga
dan mengeluarkan nanah
DO : Gangguan drainase
- Klien merintih kesakitan
sambal memegang Terjadinya refluks dari
telinganya faringeal ketuba eustachlus
- Nyeri telinga skala 5 yang steril
- TD 100/70 mmHg
- Nadi 90 x/menit Terjadi gangguan pada sillia
- Pernapasan 18 x/menit mukosa, tuba eutachius,
- Suhu tubuh 38,6oC enzim dan antibody sebagai
pencegah masuknya refluks

Tuba eustachius tersumbat


atau meradang

Inflamasi telinga tengah

Merangsang serabut saraf


delta A dan C

Radiks dorsalis di medula


spinalis

Fraktus spinothalamikus

Thalamus

Korteks serebri

Persepsi nyeri

Sakit telinga, sakit kepala,


pusing

NYERI AKUT
DS : ISPA(disebabkan oleh NAUSEA
- Ibu klien streptococcus,stafillococus,
mengatakan 1 jam H. influenza di nasofaring)
sebelum ke PKM
klien muntah Tekanan negative telinga
- Klien mengeluh
nafsu makan Gangguan drainase
menurun
DO : Terjadinya refluks dari
- TD 100/70 mmHg faringeal ketuba eustachlus
- Nadi 90 x/menit yang steril
- Pernapasan 18 x/menit
- Suhu tubuh 38,6oC Terjadi gangguan pada sillia
mukosa, tuba eutachius,
enzim dan antibody sebagai
pencegah masuknya refluks

Tuba eustachius tersumbat


atau meradang

Inflamasi telinga tengah

Infeksi sistemik

Fagositosis sel yang


meradang

Merangsang sitokinin

Pengeluaran IL-1

Set point dihipotalamus


meningkat

Suhu meningkat

Demam

Muntah dan nafsu makan


berkurang

NAUSEA
DS : ISPA(disebabkan oleh DEFISIT PENGETAHUAN
- Ibu klien streptococcus,stafillococus,
mengatakan cemas H. influenza di nasofaring)
dan merasa bersalah
karena Tekanan negative telinga
ketidaktahuannya
DO : Gangguan drainase
- TD 100/70 mmHg
- Nadi 90 x/menit Terjadinya refluks dari
- Pernapasan 18 x/menit faringeal ketuba eustachlus
- Suhu tubuh 38,6oC yang steril

Terjadi gangguan pada sillia


mukosa, tuba eutachius,
enzim dan antibody sebagai
pencegah masuknya refluks

Tuba eustachius tersumbat


atau meradang

Inflamasi telinga tengah

Antibody melawan mikroba

Bakteri dan sel darah putih


yang mati menjadi nanah

Nanah menumpuk dan


sering keluar

Setelah 1 bulan ibu


membawa anak ke PKM

Cemas dan merasa bersalah


karena ketidaktahuaannya

Kurang informasi terkait


penyakit

DEFISIT PENGETAHUAN

BAB II KONSEP KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identifikasi kebutuhan dasar yang mengalami gangguan

Kategori dan Subkategori Masalah Normal

Fisiologis Respirasi - Normalnya 16 – 24 x/menit.


Takhipnea :Bila pada
dewasa pernapasan lebih
dari 24 x/menit b.
Bradipnea : Bila kurang
dari 10 x/menit disebut c.
Apnea : Bila tidak bernapas
Sirkulasi - Frekunsi denyut nadi
manusia
bervariasi,tergantung dari
banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada
saat aktivitas normal: 1)
Normal: 60-100 x/mnt 2)
Bradikardi: < 60x/mnt 3)
Takhikardi: > 100x/mnt
Pengukuran denyut nadi
dapat dilakukan pada: 1)
Arteri Radialis. Terletak
sepanjang tulang radialis,
lebih mudah teraba di atas
pergelangan tangan pada
sisi ibu jari. Relatif mudah
dan sering dipakai secara
rutin. 2) Arteri Brachialis.
Terlertak di dalam otot
biceps dari lengan atau
medial di lipatan siku.
Digunakan untuk mengukur
tekanan udara. 3) Arteri
Karotis. Terletak di leher di
bawah lobus telinga, di
mana terdapat arteri karotid
berjalan di antara trakea dan
otot
sternokleidomastoideus.
Nutrisi dan cairan Otitis media akut Nutrien adalah zat gizi yang
merupakan peradangan
dibutuhkan oleh tubuh
yang terjadi pada telinga
bagian tengah. Kondisi ini untuk tumbuh dan
terjadi tiba-tiba dan
berkembang. Setiap anak
biasanya kurang dari tiga
minggu. mempunyai kebutuhan
Telinga bagian tengah
nutrien yang berbeda dan
merupakan organ yang
memiliki penghalang dan karakteristik yang khas
biasanya terbebas dari
dalam mengkonsumsi
kuman, karena terdapat
bulu-bulu halus yang makanan. Perkembangan
melindunginya. Dengan
organik yang dialami anak
kata lain, otitis media akut
terjadi ketika sistem melalui makanan adalah
perlindungan tersebut tidak
pengalaman mendapatkan
berfungsi dengan baik.
beberapa sensoris, spt rasa
Kebanyakan kasus atau pengecapan,
komplikasi pada otitis
media akut terjadi pada penciuman, pergerakan,
anak-anak, di mana sistem perabaan., dan
kekebalan tubuh mereka
masih berkembang dan pendengaran, Pada orang
belum terbentuk sempurna. normal mereka mampu
Khusus pada bayi dan mencukupi kebutuhan
anak-anak, otitis media nutrisi dan cairan seperti
akut juga dapat makan dan minum yang
menyebabkan gangguan teratur.
makan. Hal ini disebabkan
oleh mual dan muntal serta
demam yang tinggi. Pada
usia remaja dan dewasa,
biasanya rasa nyeri pada
telinga diikuti dengan
gangguan pendengaran.
Eliminasi - Kebutuhan eliminasi terdiri
dari atas dua,
yakni eliminasi urine
(kebutuhan buang air kecil)
dan eliminasi alvi
(kebutuhan buang air
besar). Eliminasi alvi
adalah proses pembuangan
atau pengeluaran sisa
metabolisme berupa feses
yang berasal dari saluran
pencernaan melalui
anus. Pada orang normal
mereka dapat melakukan
proses eliminasi dengan
baik.
Aktivitas dan - Pada orang normal dapat
istirahat melakukan aktivitas seperti
bekerja, berkendara, tidur,
dan aktivitas lainnya dan
tidak ada gangguan pada
alat indra dan pemenuhan
nutrisi.
Neurosensori Pada neurosensori adalah Neurosensori Reflex
gangguan pendengaran. . Integration merupakan
Penderita otitis media akut terapi yang berotientasi
tidak dapat mendengar pada peningkatan pola
dengan baik. Khusus pada reflek pada anak-anak
bayi dan anak-anak, otitis dengan gangguan pada
media akut juga perkembangan saraf, hal ini
dapat menyebabkan bermanfaat untuk integrasi
gangguan makan. Hal ini sensori motor mereka,
disebabkan oleh mual dan perencanaan kognitif,
muntal serta demam yang regulasi perilaku dan
tinggi. Pada usia remaja pengendalian diri, serta
dan dewasa, biasanya rasa pertumbuhan emosional.
nyeri pada telinga diikuti Pada orang normal dapat
dengan gangguan memungsikan alat indranya
pendengaran. dengan baik.
Reproduksi dan -
Sistem reproduksi pada
Seksualitas manusia, baik pria maupun
wanita, memiliki struktur
organ internal dan
ekternalnya masing-masing.
Setiap organ dalam sistem
tersebut memiliki fungsi
yang berbeda-beda pula.
Sistem reproduksi pada pria
berfungsi untuk
memproduksi dan
menyimpan, serta
mengantarkan sperma untuk
membuahi sel telur.
Sedangkan, sistem
reproduksi wanita memiliki
fungsi untuk memproduksi
sel telur dan menyediakan
tempat untuk janin selama
kehamilan. Kedua fungsi
tersebut saling melengkapi
dalam proses reproduksi.
Sistem organ reproduksi
pria dan wanita sama-sama
terdiri dari bagian eksternal
dan internal. Sebagian besar
organ sistem reproduksi
pria berada di luar tubuh
berbeda dengan wanita
yang lebih banyak berada di
dalam tubuh.
Psikologis Nyeri dan Penderita otitis media akut Nyeri adalah suatu kondisi
Kenyamanan akan mengalami nyeri pada dimana seseorang
bagian telinga. Otitis media merasakan perasaan yang
adalah infeksi pada telinga tidak nyaman atau tidak
bagian tengah, tepatnya pada menyenangkan yang
rongga di belakang gendang disebabkan oleh kerusakan
telinga. Infeksi telinga jaringan yang telah rusak
bagian tengah ini, sering kali atau yang berpotensi untuk
timbul akibat batuk pilek, rusak, Pada orang normal,
flu, atau alergi sebelumnya. tidak ada nyeri yang terasa
Otitis media bisa dan dapat merasakan
disebabkan oleh infeksi kenyamanan kondisi.
virus maupun infeksi
bakteri. Infeksi tersebut
sering kali dipicu oleh
batuk pilek
atau flu sebelumnya.
Infeksi inilah yang memicu
terkumpulnya cairan di
telinga tengah. Tekanan
yang dihasilkan oleh
kumpulan cairan ini akan
mendorong dan suatu saat
akan merobek gendang
telinga sehingga cairn akan
mengalir keluar dari telinga
akibatnya telinga terasa
sakit.
Integritas ego - Integritas ego adalah istilah
yang diberikan oleh Erik
Erikson pada tahap terakhir
dari delapan tahap
perkembangan
psikososialnya , dan
digunakan olehnya untuk
mewakili 'cinta
post- narsistik dari ego
manusia sebagai
pengalaman yang
menyampaikan beberapa
tatanan dunia dan perasaan
spiritual. Pada orang
normal mereka mempunyai
kondisi intergritas ego yang
terkontrol.
Pertumbuhan dan - Pertumbuhan adalah proses
perkembangan pertambahan jumlah dan
atau ukuran sel dan tidak
dapat kembali kebentuk
semula (irreversible), dapat
diukur (dinyatakan dengan
angka, grafik
dsb). Perkembangan adalah
proses menuju ke tingkat
kedewasaan / pematangan
tidak dapat diukur tetapi
hanya dapat di amati.pada
orang yang normal
pertumbuhan dan
perkembangannya berjalan
sesuai dengan usia
sebagaimana mestinya.
Perilaku Kebersihan diri - Kebersihan adalah keadaan
bebas dari kotoran,
termasuk di antaranya,
debu, sampah, dan bau. Di
zaman modern, setelah
Louis Pasteur menemukan
proses penularan penyakit
atau infeksi disebabkan
oleh mikrob, kebersihan
juga bererti bebas dari
virus, bakteria patogen, dan
bahan kimia berbahaya.
Pada orang yang normal
mereka mampu menjaga
dan mengontrol kebersihan
dirinya dengan baik.
Penyuluhan dan Defisit pengetahuan Seseorang yang memiliki
pembelajaran disebabkan karena pengetahuan tentang
Kurangnya informasi penyakit Otitis media akut
terkait dengan penyakit bisa mencegah, sigap dan
Otitis media akut, Sehingga mencari cara sederhana atau
menyebabkan gejala dari mandiri untuk mengurangi
penyakit otitis media akut gejala yang ditimbulkan
yang sedang dialami dari penyakit Otitis media
semakin memburuk. akut.
Relasional Interaksi social - Interaksi sosial menurut
Macionis adalah proses di
mana orang-orang beraksi
dan bereaksi satu sama lain
dalam suatu relasi atau
hubungan. Pada orang
normal mereka mampu
melakukan interaksi sosial
dengan melibatkan fungsi
dari alat indranya.
Lingkunga Keamanan dan - Pada orang normal, tidak
n proteksi akan mengalami risiko
cedera karena bisa
memproteksikan
keamananya dengan
kenormalan alat indra,

b. Pemeriksaan Laboratorium

No Tes Definisi/Nilai normal Kelainan yang ditemukan

1. - - -

c. Pemeriksaan Penunjang

2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi
b. Nyeri akut
c. Nausea
d. Defisit Pengetahuan
Diagnosa Keperawatan

NO SDKI SLKI SIKI


1 Hipertermi (D.0130) Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia:
Kategori : Lingkungan Definisi : Observasi:
Sub kategori :Keamanan dan Proteksi Pengaturan suhu tubuh agar tetatp berada 1. Identifikasi penyebab hipertermia
Definisi : pada rentang normal. 2. Monitor suhu tubuh
Suhu tubuh meningkat di atas rentang Kriteria hasil : 3. Monitor kadar elektrolit
normal tubuh. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapeutik :
Penyebab 3x24 jam masalah hipertermia teratasi 4. Sediakan lingkungan yang dingin
1. Dehidrasi dengan indikator : Edukasi :
2. Terpapar lingkungan 1. Suhu tubuh membaik dari cukup 5. Anjurkan tirah baring
panas memburuk menjadi cukup Kolaborasi :
3. Proses penyakit (mis. membaik 6. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
Infeksi, kanker) 2. Suhu kulit membaik dari cukup
4. Ketidaksesuaian pakaian memburuk menjadi cukup
dengan suhu lingkungan membaik.
5. Peningkatan laju
metabolism
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan incubator
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Suhu tubuh di atas nilai normal
Gejala dan tanda minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat
Kondisi klinis terkait
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas
Nyeri Akut (D. 0077) Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri
2. Kategori : psikologis Definisi : Observasi :
Subkategori: nyeri dan kenyamanan Pengalaman sensorik atau emosional yang 1. Identifikasi lokasi,
Definisi : pengalaman sensorik atau berkaitan dengan kerusakan jaringan karakteristik, durasi, frekuensi,
emosional yang berkaitan dengan actual dan fungsional, dengan onset kualitas, intensitas nyeri.
kerusasakan jaringan aktual
atau mendadak atau lambat dan berintensitas 2. Identifikasi skala nyeri
fungsional, dengan onset mendadak atau ringan hingga berat dan konstan. 3. Identifikasi faktor yang
lambat dan berintensitas ringan hingga Kriteria hasil ; memperberat dan memperingan
berat yang berlangsung kurang dari 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri
bulan. 3x24 jam masalah nyeri akut teratasi Terapeutik
Penyebab : dengan indikator : 4. Berikan teknik non
1. Agen pencedera fisiologis(mis, 1. Keluhan nyeri menurun dari farmakologi untuk mengurangi
inflamasi, iskemia,neoplasma) meningkat menjadi sedang rasa nyeri (mis. TENS,
2. Agen pencedera kimiawi(mis, 2. Meringis menurun dari meningkat hipnosis, akupresure, terapi
terbakar, bahan kimia iritan) menjadi sedang musik, biofeedback, terapi
3. Agen pencedera fisik(mis. Abses, 3. Gelisah menurun dari meningkat pijat, aromaterapi, teknik
amputasi, terbakar, terpotong, menjadi sedang imajinasi terbimbing, kompres
mengangkat berat, prosedur operasi, 4. Proses berpikir menurun dari hangat atau dingin, terapi
trauma, latihan fisik berlebihan) cukup memburuk menjadi cukup bermain).
Gejala dan tanda mayor membaik 5. Kontrol lingkungan yang
Subjektif : memperberat rasa nyeri (mis.
1. Mengeluh nyeri suhu ruangan, pencahayaan,
Objektif : kebisingan).
1. Tampak meringis 6. Pertimbangkan jenis dan
2. Bersikap protektif (misalnya . sumber nyeri dalam pemilihan
waspada, posisi menghindari strategi meredakan nyeri.
nyeri) Edukasi
3. Gelisah 7. Jelaskan penyebab, periode,
4. Frekuensi nadi meningkat dan pemicu nyeri.
5. Sulit tidur 8. Jelaskan strategi meredakan
Gejala dan tanda minor nyeri.
Subjektif (tidak tersedia) 9. Jelaskan farmakologi untuk
Objektif : mengurangi rasa nyeri.
1. Tekanan darah meningkat Kolaborasi
2. Pola nafas berubah 10. Kolaborasi pemberian analgetik
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
Kondisi klinis terkait
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Syndrom koroner akut
5. Glaukoma
3 Nausea (D.0076) Tingkat nausea (L.08065) Manajemen muntah (I.03118)
Definisi : perasaan tida nyaman pada Definisi : perasaan tidak nyaman pada Definisi : mengidentifikasi, mencegah,
bagian tenggorokan atau ambung yang bagian belakang tenggorok atau lambung dan mengeola ntiem pengeluaran isi
dapat mengakibatkan muntah yang dapat mengakibatkan muntah. lambung
Penyebab : Kriteria hasil : Tindakan :
1. Gangguan biokimiawi (mis. 1. Keluhan mual menurun dari skala Observasi
Uremia, ketoasidosis, diabebetik) 1 (meningkat) menjadi skala 4 1. Identifikasi karakteristik muntah
2. Gangguan pada ntiemeti (cukup menurun) (mis. Warna, konsistensi,
3. Distensi ambung 2. Perasaan ingin muntah menurun adanya darah, waktu, frekuensi,
4. Iritasi ambung dari skala 1 (meningkat) menjadi dan durasi)
5. Gangguan ntiemet skala 4 (cukup menurun) 2. Periksa Volume Muntah
6. Peregangan kapsul impa 3. Frekuensi menelan menurun dari 3. Identifikasi riwayat diet (mis.
7. Tumor terokaslisasi (mis. skala 1 (meningkat) menjadi skala Makanan yang disuka, tidak
Neuroma akustik, tumor otak 4 (cukup menurun) disukai dan budaya)
primer atau sekundr, metasis 4. Monitor keseimbangan cairan
tuang dasar tengkorak) dan elektrolit
8. Peningkatan tekanan Terapeutik
intrabdominal (mis. Keganasan 5. Kurangi atau hilangkan keadaan
intraabdomen) penyebab muntah
9. Peningkatan tekanan intrakrania (mis.kecemasan,ketakutan)
10. Peningkatan tekanan intraorbita 6. bersihkan mulut dan hidung
11. Mabuk perjaanan 7. Berikan dukungan fisik saat
12. Kehamian muntah ( mis.membantu
13. Aroma tidak sedap membungkuk atau
14. Rasa makanan/minuman yang menundukkan kepala)
tidak enak 8. Berikan cairan yang tidak
15. Sti muus pengihatan tidak mengandung karbonasi minimal
menyenangkan 30 menit setelah muntah
16. Faktor psikologis (mis. Edukasi
Kecemasan, kekuatan., ntiem) 9. Ajarkan penggunaan teknik non
17. Efek agen farmakoogis farmakologis untuk mengelola
18. Efek toksin muntah (mis. biofeedback,
Gejala dan tanda mayor hypnosis, relaksasi, terapi
Subjektif musik, akupresur)
1. Mengeuh mua Kolaborasi
2. Merasa ingin muntah 10. Koaborasi pemberian antiemetik
3. Tidak berminat makan
Objektif
(tidak tersedia)
Gejaa dan tanda minor
Subjektif
1. Merasa asam dimulut
2. Sensasi panas/dingin
3. Sering menelan
Objektif
1. Saiva meningkat
2. Pucat
3. Diaforesis
4. Takikardia
5. Pupi diatasi
Kondisi kinis terkait
1. Meningitis
2. Labrinitis
3. Uremia
4. Ketoasidosis ntiemet
5. Ulkus peptikum
6. Penyakit ntiemeti
7. Tumor intraabdomen
8. Penyakit meniere
9. Neuroma akustik
10. Tumor otak
11. Kanker
12. Glaucoma

4 Defisit Pengetahuan (D. 0111) Tingkat Pengetahuan (l.12111) Edukasi kesehatan


Kategori: perilaku Definisi : Kecukupan informasi kognitif Definisi:
Subkategori : penyuluhan dan yang berkaitan dengan topik tertentu Mengajarkan pengelolaan faktor resiko
pembelajaran KriteriaHasil : penyakit dan perilaku hidup bersih serta
Definisi : ketiadaan atau kurangnya Setelah dilakukan tindakan keperawatan sehat
informasi kognitif yang berkaitan dengan selama 3x24 jam masalah Defisit Tindakan
topik tertentu Pengetahuan diharapakan menurun Observasi
Penyebab : dan teratasi dengan indikator: 1. Identifikasi kesiapan dan
1. Keteratasan kognitif 1. Perilaku sesuai anjuran meningkat kemampuan menerima
2. Gangguan fungsi kognitif dari skala 2 (cukup menurun) informasi
3. Kekeliruan mengikuti anjuran menjadi skala 5 (cukup 2. Identifikasi faktor faktor yang
4. Kurang terpapar informasi meningkat). dapat meningkatkan dan
5. Kurang minat dalam belajar 2. Gelisah menurun dari skala 2 menurunkan motivasi perilaku
6. Kurang mampu mengingat (cukup meningkat) menjadi skala 5 hidup bersih dan sehat
7. Ketidaktahuan menemukan (menurun) Terapeutik
sumber informasi 3. Kemampuan menggambarkan 3. Sediakan materi dan media
Gejala dan tanda mayor\ pengalaman sebelumnya yang pendidikan kesehatan
Subjektif sesuai dengan topik meningkat dari 4. Berikan kesempatan untuk
1. Menanyakan masalah yang skala 2 (cukup menurun) menjadi bertanya
dihadapi skala 5 (meningkat) Edukasi
Objektif 4. Perilaku sesuai dengan 5. Jelaskan faktor resiko yang
1. Menunjukan perilaku tidak sesuai pengetahuan meningkat dari skala dapat mempengaruhi kesehatan
anjuran 2 (cukup menurun) menjadi skala 5 6. Ajarkan perilaku hidup bersih
2. Menun jukan presepsi yang keliru (meningkat) dan sehat
terhadap masalah 5. Persepsi yang keliru terhadap
Gejala dan tanda minor masalah menurun dari skala 2
Subektif : tidak tersedia (cukup meningkat) menjadi skala 5
Objektif: (menurun)
1. Menjalani pemeriksaan yang
tidak tepat
2. Menu jukan perilaku berlebihan
(mis. Apatis, bermusughan,
adikasi dan histerria)
Kondisi klinis terkait
1. Kondisi klinis yang baru dihadapi
oleh klien
2. Penyakit akut
3. Penyakit kronis

Implementasi dan Evaluas

N HARI/TANGGAL NAMA DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


O
1 Rabu/23-09-2020 Hipertermia (D.0130) Manajemen Hipertermia: S = - tidak ada keluhan demam
Observasi: O = - SB : 37,50C
A = Masalah teratasi
1. Mengidentifikasi penyebab
P = Hentikan Intervensi
hipertermia
2. Memonitor suhu tubuh
3. Memonitor kadar elektrolit
Terapeutik :
4. Menyediakan lingkungan
yang dingin
Edukasi :
5. Menganjurkan tirah baring
Kolaborasi :
6. Mengkolaborasikan
pemberian cairan dan
elektrolit intravena
2 Kamis/24-09-2020 Nyeri Akut (D.0077) Manajemen Nyeri S = - Keluhan nyeri telinga
berkurang
Observasi :
- Pasien mengatakan tidak
1. Mengidentifikasi lokasi, ada cairan nanah yang
keluar dari telinga
karakteristik, durasi,
- Pasien sudah tidak
frekuensi, kualitas, mengeluh sakit kepala
0 = - Pasien tidak nampak
intensitas nyeri.
merintih kesakitan
2. Mengidentifikasi skala - Nyeri telinga: skala 2
TTV:
nyeri
- TD: 120/80 mmHg
3. Mengidentifikasi faktor - N: 82x/menit
- R: 18x/menit
yang memperberat dan - SB: 37,50C
A = Masalah teratasi sebagian
memperingan nyeri
P = Pertahankan Intervensi
Terapeutik
4. Memberikan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis,
akupresure, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat atau dingin,
terapi bermain).
5. Mengontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan).
6. Mempertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi
7. Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri.
8. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri.
9. Menjelaskan farmakologi
untuk mengurangi rasa
nyeri.
Kolaborasi
10. Mengkolaborasikan
pemberian analgetik
3 Jum’at/25-09-2020 Nausea (D.0076) Manajemen muntah (I.03118) S = - Pasien sudah tidak
Definisi : mengidentifikasi, mengeluh muntah
mencegah, dan mengeola ntiem - Pasien sudah tidak
pengeluaran isi lambung mengeluh pusing
Tindakan : - Pasien mengatakan nafsu
Observasi makan membaik
1. Mengidentifikasi O = - Pasien tidak Nampak
karakteristik muntah (mis. muntah
Warna, konsistensi, adanya - Pasien Nampak
darah, waktu, frekuensi, dan menghabiskan porsi
durasi) makannya
2. Memeriksa Volume Muntah TTV:
3. Mengidentifikasi riwayat - TD: 120/80 mmHg
diet (mis. Makanan yang - N: 82x/menit
disuka, tidak disukai dan - R: 18x/menit
budaya) - SB: 37,50C
4. Memonitor keseimbangan A = Masalah teratasi
cairan dan elektrolit P = Hentikan intervensi
Terapeutik
5. Mengurangi atau hilangkan
keadaan penyebab muntah
(mis.kecemasan,ketakutan)
6. Membersihkan mulut dan
hidung
7. Memberikan dukungan fisik
saat muntah ( mis.membantu
membungkuk atau
menundukkan kepala)
8. Memberikan cairan yang
tidak mengandung karbonasi
minimal 30 menit setelah
muntah
Edukasi
9. Mengajarkan penggunaan
teknik non farmakologis
untuk mengelola muntah
(mis. biofeedback, hypnosis,
relaksasi, terapi musik,
akupresur)
Kolaborasi
10. Mengkolaborasikan
pemberian antiemetik

4 Sabtu/26-09-2020 Defisit Pengetahuan Edukasi kesehatan S = - Kecemasan berkurang


O = - Pasien dan keluarga tidak
(D. 0111) Tindakan
terlihat cemas
Observasi TTV:
- TD: 120/80 mmHg
1. Mengidentifikasi kesiapan
- N: 82x/menit
dan kemampuan menerima - R: 18x/menit
- SB: 37,50C
informasi
2. Mengidentifikasi faktor A = Masalah teratasi
P = Hentikan Intervensi
faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan
sehat
Terapeutik
3. Menyediakan materi dan
media pendidikan kesehatan
4. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
5. Menjelaskan faktor resiko
yang dapat mempengaruhi
kesehatan
6. Mengajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat

Anda mungkin juga menyukai