PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba
menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua.
Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang
terjadi pada semua proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua
orang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap. Manusia
yang muda menjadi tua merupakan proses penuaan secara alamiah yang tidak bisa kita
hindari dan merupakan hukum alam. Akibat dari proses tersebut menimbulkan beberapa
perubahan, meliputi: perubahan fisik, mental, spiritual, psikososial adaptasi stres mulai
menurun (Azizah, 2011). Banyak penyakit yang terjadi pada lansia dipengaruhi oleh
proses penuaan, usia, status pekerjaan, makanan dan aktivitas fisik adalah penyakit
hipertensi, diabetes mellitus, kardiovaskuler dan penyakit rematik. Salah satu golongan
penyakit yang sering menyertai usia lanjut yang dapat menimbulkan gangguan
muskuloskeletal adalah rematik (Prayana, 2015).
Menurut Prayana (2015), penyakit reumatik (rheumatism) merupakan suatu kondisi yang
menyakitkan. Terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik, diantaranya adalah
osteoartritis, rheumatoid arthritis, spondiloartritis, gout, lupus eritematosus sistemik,
skleroderma, fibromialgia, dan lain-lain. Penyakit ini menyebabkan inflamasi, kekuatan,
pembengkakan, dan rasa sakit pada sendi, otot, tendon, ligamen, dan tulang. Sehingga
penyakit rematik ini merupakan penyebab terjadinya keterbatasan aktivitas jika
dibandingkan dengan penyakit jantung, kanker dan diabetes. Junaidi (2013) mengatakan
gout artritis merupakan salah satu penyakit rematik yang menduduki urutan ketiga
setelah artrosis dan rematoid artritis, penderita penyakit rematik di Indonesia di
perkirakan hampir 80% penduduk yang berusia 40 tahun atau lebih. Sedangkan meurut
Fowles, (1990) dalam Maas, (2011) organisasi kesehatan dunia (WHO) merupakan
sekitar 335 juta orang di dunia mengidap penyakit rematik. Jumlah ini sesuai dengan
adanya peningkatan manusia berusia lanjut. Masalah muskuloskeletal merupakan
masalah kronis yang paling lazim terjadi pada lansia, dengan sekitar 49% lansia
mengalami beberapa bentuk artritis (paulina bobaya, 2016).
Dari uraian diatas, perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan pada anggota
keluarga yang sakit, sebagai pendidik kesehatan dan sebagai fasilitator agar pelayanan
kesehatan mudah dijangkau dan perawat dengan mudah dapat menampung permasalahan
yang dihadapi keluarga serta membantu mencarikan jalan pemecahannya, misalnya
mengajarkan kepada keluarga untuk mencegah agar tidak terjadi penyakit Rhematoid
Arthritis. Peran klien dan keluarga lebih difokuskan untuk menjalankan lima tugas
keluarga yang meliputi mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan
kesehatan yang tepat, memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
mempertahanakan atau menciptakan suasana rumah yang sehat, mempertahankan
hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.
III. TUJUAN
Tujuan umum
a. Memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik dengan nyeri akut
pada kasus reumatik, menggunakan pendekatan proses perawatan.
b. Tujuan khusus
Memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik pada kasus
reumatik menggunakan pendekatan proses perawatan pada tahap sebagai berikut. A
Pengkajian keperawatan
Perumusan diagnosa keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan
Pelaksanaan rencana tindakan keperawatan
Evaluasi dan dokumentasi keperawatan
A. KONSEP DASAR REUMATIK
1. Pengertian
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan kemerahan
pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011) Reumatik atau
pegal linu juga merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan
tulang rawan(kartilago) sendi dan tulang di dekatnya, di sertai proliferasi dari
tulang dan jaringan lunak, di dalam dan sekitar daerah yang terkena (priyanto,
2009)
Artritis Rheumatoid adalah penyakit inflamsi sistemik kronis yang tidak diketahui
penyebabnya, koma dikarakteristikkan oleh kerusakan dan proliferasi membran
sinovial, yang menyebabkan pada kerusakan pada tulang sendi, ankilosis dan
deformitas. Mekanisme imunologis tanpa berperan penting dalam memulai dan
mengekalkan dimana remisi spontan dan eksaserbasi tak diperkirakan kejadiannya
(Doengoes, 2002).
2. Jenis Reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
1) Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi
(reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering
ditemukan yaitu:
- Osteoatritis : Kata artritis berasal dari bahasa Yunani arthron (sendi) dan
akhiranitis (radang).disertai keluhan nyeri,bengkak,merah,daerah yang
terkena terasa panas karena kerusakan jaringan atau peradangan
sendi.terdapat lebih dari 100 jenis artritis, dan beberapa penyakit yang
penting akan dibahas di paragraf-paragraf berikut. Osteoartritis. Pada
penyakit ini, rasa kaku biasanya timbul pada pagi hari setelah tidur, dan
sendi terasa nyeri jika digerakan, tetapi dapat menghilang beberap saat
setelah digerakan-gerakan.Rasa nyeri dan kaku dapat timbul secara
bergantian selama beberapa bulan atau tahun. Peradangan ini paling sering
bersifat asimetris.Osteotritis terjadi akibat ausnya sendi, yang merusak
tulang rawan pada lapisan terluar sendi karena penggunaan send berulang-
ulang.tulang yang berdekatan akan saling bergeser sehingga menimbulkan
rasa nyeri.Penyakit ini biasanya mengenai daerah lutut dan punggung.
- Atritis Gout : Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah
(hiperurisemia). Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang
pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat
menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal
monosodium urat di persendian meningkat. Timbunan kristal ini
menimbulkan peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout
akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui
(idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor
hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga
diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan
kadar purin yang tinggi.
2) Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di
luar sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi
(ekstra artikuler rheumatism). Jenis – jenis reumatik yang sering ditemukan
yaitu:
- Fibrosis : Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang
tubuh dan anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh
perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
- Tendonitis dan tenosivitis : Tendonitis adalah peradangan pada
tendon yang menimbulkan nyeri lokal di tempat perlekatannya.
Tenosivitis adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.
- Entesopati : Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat
pada tulang. Entesis ini dapat mengalami peradangan yang disebut
entesopati. Kejadian ini bisa timbul akibat menggunakan lengannya
secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.
- Bursitis : Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan
tendon atau otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh
reumatik gout dan pseudogout.
- Back Pain : Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan
dengan proses degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia
dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah
sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat
proses peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
- Nyeri pinggang : Kelainan ini merupakan keluhan umum karena
semua orang pernah mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang
kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yang dapat menjalar ke tungkai
dan kaki.
- Frozen shoulder syndrome : Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada
daerah persendian di pangkal lengan atas yang bisa menjalar ke lengan
atas bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan
diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi
bahu menjadi terbatas.
- Tenosivitis de quervain: Mengenai otot abductor pollicis longus dan
ekstensor pollicis brevis pada pergelangan tangan yang searah dengan
ibu jari. Tempat yang sakit bisa tampak bengkak, terasa panas dan nyeri
- Jari pelatuk (stenosing tenosynovis) : Pada keadaan ini biasanya
penderita mengeluh jari tanganyang ditekuk sukar diluruskan kembali.
Gerakan jari semakin lama semakin kaku terutama pada malam hari
sewaktu akan tidur. Suatu saat jari tidak bisa ditekuk atau diluruskan
kembali. Keadaan ini bisa timbul spontan akibat trauma berulang pada
telapak tangan ataupun terlalu banyak mengerjakan pekerjaan tangan.
Bisa terkait dengan osteoatritis atau reumatoid atritis pada sendi tersebut
atau disloksi tendon dapat menyebabkan gejala diatas.
- Carpal Tunnel Syndrome : Kelainan ini menyebabkan rasa baal
(parestesia) pada telapak tangan dan jari-jari, tanpa melibatkan jari
kelima (ibu jari). Keadaan ini terjadi akibat penekanan pada saraf
medianus melalui terowongan karpal oseosa-fibrosa.
3. Manifestasi klinis
Merasa tidak sehat berbulan-bulan
Nyeri dan kaku sendi-sendi
Pembengkakan sendi
Kelelahan dan lesu
Panas
Eritema dan gangguan pada sendi merupakan gambaran klinis yang klasik
untuk RA
Cemas dan depresi
Gangguan rasa Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien untuk mandi 1. Membantu dalam menentukan kebutuhan nyeri dan keefektifan
nyaman : nyeri perawatan selama 3 x tindakan kep air hangat, kompres sendi- pogram
akibat proses 24 jam Gangguan rasa selama 3 x 24jam sendi yang sakit menggunakan
inflamasi b.d nyaman : nyeri sendi di harapkan: ny, R air hangat
pegal di seluruh dapat teratasi . dapat melaporkan
tubuh rasa pegal
berkurang 2. Berikan mesase yang lembut. 2. untuk mengrasa sakit
Kurangmya Setelah dilakukan Setelah 1. Kaji tingkat 1. Menambahkan pengetahuan pasien tentangpenyakit yang di
pengetahuan perawatan selama dilakukan pengetahuan klien. derita
tentang 1x24 jam pengetahuan intervensi klien
reumatik b.d reumatik akut dapat:
2. Berikan penkes tentang 2. Mengetahui sejauh mana klien memehami tentang penyakit
kurangnya
1. Menyebutkan mencegah serta mengatasi yang di derita
informasi
penyakit reumatik
reumatiknya
3. Evaluasi tingkat
pengetahuan klien 3. Sejauhmana pengetahuanyang di dapat
2. Klien dapat
mengetahui 4. Lakukan promosi
pencegahan, 4. Untuk mengetahui pengobatan dengan cara herbalselain medis
kesehatan dan obat herbal.
penatalaksanaan
dan pengobatan
tradisonal
3. Pengetahuan
klien bertanya
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. 2002
Donges Marilyn E (2000), Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa, EGC Jakarta
REUMATOID ARTIRITIS
Disusun oleh :
2021