Dosen Pengampu :
Ichwan Nazmi, M.Pd
Kode MK : 104
Oleh Kelompok 4 :
1
Daftar Isi
1 Bab 1 Pendahuluan 5
1.1 Latar Belakang 5
2 Bab 2 Pembahasan 6
2.1 Pengertian Paragraf 6
2.2 Macam-Macam Paragraf 7
2.2.1 Paragraf Pembuka 7
2.2.2 Paragraf penghubung 8
2.2.3 Paragraf penutup 8
2.3 Unsur-unsur Paragraf 9
2.3.1 Ungkapan Transisi 9
2.3.2 Kalimat topik 10
2.3.2.1 Ciri-ciri kalimat topik 10
2.3.2.2 Cara menulis kalimat topik 10
2.3.2.3 Contoh kalimat topik 10
2.3.3 Kalimat pengembang 10
2.3.3.1 Contoh kalimat pengembang 10
2.3.4 Kalimat Penegas 10
2.4 Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf 11
2.4.1 Kesatuan paragraf 12
2.4.2 Kepaduan paragraf 12
2.4.3 Kelengkapan paragraf 12
2.5 Letak kalimat utama 13
2.5.1 Kalimat utama terletak di awal paragraf 13
2.5.2 Kalimat utama terletak di akhir paragraf 13
2.5.3 Kalimat utama terletak di awal dan di akhir paragraf 14
2.5.4 Kalimat Utama Tersirat dalam Keseluruhan Paragraf 14
3 Bab 3 Penutup 15
3.1 Ringkasan 15
3.1.1 Sikap bahasa berhubungan dengan tiga hal, yaitu 15
3.1.2 Kasus-kasus kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai berikut. 15
3.1.3 Berkaitan dengan ejaan, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain, adalah
sebagai berikut. 15
3.1.4 Berkaitan dengan diksi, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain, adalah
sebagai berikut. 15
2
3.1.5 Berkaitan dengan kalimat, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain, adalah
sebagai berikut. 15
3.1.6 Berkaitan dengan paragraf, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain, adalah
sebagai berikut. 15
3.1.7 Berkaitan dengan teknik penyampaian, problem kesalahan yang sering terjadi, antara
lain, adalah sebagai berikut. 16
3.1.8 Berkaitan dengan sistematika penyajian, problem kesalahan yang sering terjadi,
antara lain, adalah sebagai berikut. 16
3
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Penulisan paragraf ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas .
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Penulisan paragraf bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
4
1 Bab 1
Pendahuluan
5
2 Bab 2
Pembahasan
Mari kita periksa beberapa definisi paragraf yang telah dirumuskan oleh para ahli
tersebut!
(1) Gorys Keraf
Menurut Keraf (1989:62), paragraf atau alinea adalah suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi
atau lebih luas daripada kalimat; merupakan kumpulan kalimat yang bertalian satu sama lain
secara kohesif untuk menjelaskan suatu gagasan.
(2) Djago Tarigan
Tarigan (1991:11) mengatakan bahwa paragraf berisi sesuatu, dan penulisan paragraf selalu
dimajukan ke depan atau indentation; merupakan wadah terkecil yang menampung sebagian
dari pengertian yang konkrit. Dengan merujuk kepada ahli bahasa yang lain, dia
menambahkan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang berkaitan erat satu sama
lain yang disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandungnya dapat
dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas. Berdasarkan pandangan tersebut, dia mendefinisikan
bahwa paragraf adalah kalimat yang tersusun logis dan sistematis; merupakan satu kesatuan
ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan
karangan.
6
(3) M. Ramlan
Ramlan (1993:1) memberikan pengertian paragraf sebagai berikut. Dalam bahasa tulis
paragraf merupakan bagian dari satu karangan, dan dalam bahasa lisan paragraf merupakan
bagian dari satu tuturan. Dari segi bentuk pada umumnya paragraf terbentuk dari sejumlah
atau kumpulan kalimat. Kumpulan kalimat tersebut kait-mengait secara padu sehingga
membentuk satu kesatuan. Dari segi makna paragraf merupakan satuan informasi dengan
ide pokok sebagai pengendaliannya.
(4) Soedjito dan Mansur Hasan
Soedjito dan Hasan (1994:23) mengemukakan bahwa paragraf adalah bagian-bagian
karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu;
merupakan satu kesatuan pikiran.
(5) Jos Daniel Parera
Parera (1991:30) mengemukakan bahwa paragraf adalah suatu kalimat dalam karangan yang
merupakan satu kesatuan terkecil, yaitu setingkat lebih tinggi di atas kalimat. Satu paragraf
terdiri atas beberapa kalimat yang saling berhubungan, baik secara tata bahasa maupun
secara logis berpikir atau bernalar.
(6) Sabarti Akhadiah, G. Arsad, dan Sakura H. Ridwan
Akhadiah dkk. (1994:144) mengemukakan bahwa paragraf adalah inti penuangan buah
pikiran dalam sebuah karangan yang terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh
beberapa kalimat, mulai dari kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas, sampai
dengan kalimat penegas (bila ada). Berdasarkan beberapa definisi atau pengertian yang telah
dikemukakan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah satuan gramatik
yang lebih tinggi daripada kelimat, bagian dari karangan atau tuturan yang menampung
sebagian pengertian konkret, terdiri atas satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas
ditambah satu kalimat penegas (bila ada) yang tersusun secara kohesif, logis, dan sistematis
serta memiliki satu ide pokok sebagai pengendalinya.
Secara umum dikenal tiga macam paragraf. Ketiga macam paragraf dimaksud adalah
paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup. Berikut akan dijelaskan
masing-masing paragraf tersebut.
7
Paragraf pembuka sangat penting dan terletak diawal sebuah wacana. Pembuatan
suatu paragraf pembuka itu tidak mudah, harus bisa menentukan kata-kata yang tepat untuk
paragraf pembuka. Karena, jika tidak membuat suatu paragraf pembuka dengan baik itu
akan membuat ketertarikan seseorang untuk membaca paragraf selanjutnya tidak ada.
Paragraf pembuka dalam suatu cerita itu ada yang menarik dan ada yang kurang menarik.
Contoh : Paragraf pembuka dalam suatu cerpen
Paragraf pembuka kurang menarik “matahari bangkit ketika aku baru bangun dari
tidur” sebaiknya kata-kata seperti ini dapat dihindari karena itu kalimat yang melantur-lantur
dan kurang menarik.
Paragraf pembuka menarik “Ketika gregor samsa terbangun pada suatu pagi dari mimpi yang
tidak menyenangkan, dia mendapati dirinya berubah di tempat tidurnya menjadi serangga
raksasa (The Metamorphosis – Franz Kafka) ” dari itu kita disajikan sesuatu yang ganjil
sesuatu yang menarik rasa penasaran sehingga pembaca akan tertarik untuk mencari tahu
alur-alur cerita selanjutnya.
Contoh:
Dari uraian-uraian tersebut, kita bisa simpulkan bahwa limbah rumah tangga bisa
didaur ulang menjadi barang-barang berguna, seperti pot, tempat pensil, bahkan hingga
lemari sekalipun. Pendaurulangan limbah rumah tangga ini harus dilakukan oleh seluruh
pelaku rumah tangga agar pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga bisa
dikurangi.
8
2.3 Unsur-unsur Paragraf
Umumnya, paragraf terdiri dari empat hingga sepuluh kalimat, tergantung pengembangan
gagasan yang diinginkan penulisnya. Alat bantu yang diperlukan untuk membangun sebuah
paragraf yang baik, benar, logis, dan sistematis adalah ungkapan transisi, kalimat topik,
kalimat penjelas atau kalimat pengembang, dan kalimat penegas..
Ungkapan transisi yang berupa kata dan frasa relatif banyak, secara umum transisi ini
dapat diklasifikasikan sebagai berikut; penanda hubungan lanjutan, penanda hubungan
urutan waktu, penanda klimaks, penanda perbandingan, penanda kontras, penanda
hubungan jarak, penanda ilustrasi, penanda sebab akibat, penanda kondisi, dan penanda
kesimpulan. Ungkapan transisi tidak selalu harus ada dalam satu paragraf atau wacana.
Kehadirannya bergantung pada pertimbangan penulis atau pengarang.
9
2.3.2 Kalimat topik
Kalimat topik merupakan kalimat yang mengandung permasalahan yang dapat dirinci
dan diuraikan lebih lanjut. Informasi di dalam kalimat topik bersifat lengkap dan dapat
dipahami tanpa adanya kalimat penjelas.
10
sebagai daya tarik pembaca atau sebagai selingan menghilangkan kejenuhan. Untuk itu,
kalimat penegas ini hendaknya dirangkai dalam bentuk variasi yang menarik.
Pada dasarnya kalimat penegas adalah kalimat topik atau kalimat utama yang diulang
kembali dengan redaksi yang berbeda. Jadi, keberadaannya dalam suatu paragraf tidak
mutlak; boleh ada boleh tidak. Hal tersebut diadakan bila penulis atau pengarang
memerlukannya demi kejelasan informasi yang disampaikan dan tidak diadakan jika
kehadirannya tidak diperlukan atau informasi yang disampaikan sudah cukup jelas tanpa
hadirnya kalimat penjelas.
Keempat hal yang telah dipaparkan di atas (transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas) dalam tinjauan lain disebut juga struktur suatu paragraf. Untuk
menjelaskan uraian di atas, perhatikan contoh berikut!
Contoh :
Sebaliknya, di rumah Pak Ali sering marah-marah. Sarapan pagi terlambat dihidangkan,
apalagi dalam keadaan dingin, ia langsung memukul-mukul meja makan sambil memaki-
maki pelayan dapur. Kamar tidur tidak bersih, giliran pelayan kamar kena omelan. Bila letak
buku atau surat-surat berubah dari semula, ia langsung menegur istri atau anaknya. Kalau
pekarangan dan mobil tidak bersih, alamat pelayan taman kena “semprotan”. Boleh
dikatakan bahwa Pak Ali melampiaskan marahnya setiap ada yang tidak beres di rumah
(Dikutip dari Djago Tarigan, 1991:14).
Contoh tersebut merupakan paragraf yang terdiri atas enam kalimat. Kalimat pertama
merupakan kalimat topik yang mengandung gagasan pokok sebagai pengendali. Kalimat
kedua sampai dengan kelima merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan
gagasan pokok yang terdapat dalam kalimat pertama; menjelaskan mengapa Pak Ali marah-
marah. Kalimat keenam merupakan kalimat penegas. Selain Itu, dalam paragraf di atas juga
digunakan kata-kata transisi sebagai penanda hubungan sehingga kesatuan dan perpaduan
paragraf tersebut dapat terpelihara dengan baik. Kata-kata transisi yang digunakan dalam
paragraf di atas adalah sebaliknya, apalagi, dan boleh dikatakan
Seperti halnya dengan kalimat, paragraf yang baik juga harus memenuhi syarat-syarat
tertentu. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam membangun sebuah paragraf
yang baik adalah sebagai berikut:
● Kesatuan
● Kepaduan (Koherensi)
● Kelengkapan
11
2.4.1 Kesatuan paragraf
kesatuan paragraf adalah semua kalimat yang membangun paragraf itu secara
bersama-sama diarahkan untuk menunjang penguatan menjelaskan satu gagasan utama.
Karena fungsi paragraf adalah tempat mengembangkan sebuah gagasan tunggal, tidak
boleh terdapat unsur-unsur lain yang tidak mempunyai pertalian dengan maksud tunggal
tersebut.
Terkait dengan hal ini, Parera (1991:21) menjelaskan bahwa kesatuan paragraf
berarti kalimat-kalimat dalam satu paragraf harus menggambarkan hubungan dan
menunjukkan ikatan untuk mendukung satu gagasan dan pikiran. Kesatuan berarti ada
hubungan yang dekat mengenai masalah dan tema dalam pengembangan.
12
kalimat-kalimat penjelas yang cukup atau hanya diperluas dengan pengulangan-
pengulangan.
13
2.5.3 Kalimat utama terletak di awal dan di akhir paragraf
kalimat utama terletak di awal dan diakhir paragraf disebut juga paragraf campuran
deduktif - induktif yaitu gagasan utama di akhir berfungsi untuk mempertegas gagasan
utama diawal paragraf.
Contoh:
Hutan mangrove memiliki karakteristik tertentu, tumbuhan di dalam hutan semacam
ini didominasi dengan tumbuhan-tumbuhan bakau, maka orang sering menyebutnya hutan
bakau. Hutan mangrove terdapat di perairan payau, akibat hutan mangrove dipengaruhi
oleh pasang surut air laut. Itulah beberapa ciri yang dimiliki hutan mangrove.
14
3 Bab 3
Penutup
3.1 Ringkasan
3.1.3 Berkaitan dengan ejaan, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain, adalah
sebagai berikut.
Tipe kesalahan pemakaian huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal
Tipe kesalahan penulisan kata berimbuhan, gabungan kata, pemenggalan kata, kata
depan (preposisi), partikel, singkatan dan akronim, dan angka dan bilangan
Tipe kesalahan pemakaian tanda baca, dan
Tipe kesalahan penulisan unsur serapan.
3.1.4 Berkaitan dengan diksi, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain, adalah
sebagai berikut.
Tipe kesalahan pemakaian kata yang tidak baku
Tipe kesalahan pemakaian kata yang tidak lazim
Tipe kesalahan pemakaian kata yang tidak sejajar bentuk
Tipe kesalahan kata yang tidak sesuai dengan kaidah.
3.1.5 Berkaitan dengan kalimat, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain, adalah
sebagai berikut.
Tipe kesalahan pasif persona,
Tipe kesalahan subjek berpreposisi,
Tipe kesalahan pengantar kalimat dan predikat,
Tipe kesalahan pelesapan subjek dalam kalimat majemuk.
3.1.6 Berkaitan dengan paragraf, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain,
adalah sebagai berikut.
Tipe kesalahan kesatuan
Tipe kesalahan kepaduan.
15
3.1.7 Berkaitan dengan teknik penyampaian, problem kesalahan yang sering terjadi,
antara lain, adalah sebagai berikut.
Tipe kesalahan penulisan catatan pustaka (sitasi)
Tipe kesalahan pengutipan.
3.1.8 Berkaitan dengan sistematika penyajian, problem kesalahan yang sering terjadi,
antara lain, adalah sebagai berikut.
Tipe kesalahan penomoran bab, subbab, dan subsubbab
Tipe kesalahan penyusunan daftar pustaka.
16
4 Lampiran
Di susun Oleh:
Nurhasanah.I 1807110092
Ulvia Fadhila 2107110055
Depa Raihan 2107110056
Fina Annisa 2107110057
Muhammad Noval 2107110060
ARIEF FIRMANSYAH PUTRA 2107110065
Nuriati Pagan 2107110076
Athilla Raihan 2107110074
Syarif maulana 2107110091
Syifa Sabila 2107110093
Rahma Helena Mirie 2107110094
17
5 Daftar Pustaka
Azwardi, S.Pd., M.Hum. (2018) Menulis Ilmiah (Edisi Revisi) Banda Aceh: Bina Karya Akademika
18