Anda di halaman 1dari 18

PARAGRAF

Dosen Pengampu :
Ichwan Nazmi, M.Pd

Kode MK : 104

Oleh Kelompok 4 :

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH
2021/2022

1
Daftar Isi
1 Bab 1 Pendahuluan 5
1.1 Latar Belakang 5
2 Bab 2 Pembahasan 6
2.1 Pengertian Paragraf 6
2.2 Macam-Macam Paragraf 7
2.2.1 Paragraf Pembuka 7
2.2.2 Paragraf penghubung 8
2.2.3 Paragraf penutup 8
2.3 Unsur-unsur Paragraf 9
2.3.1 Ungkapan Transisi 9
2.3.2 Kalimat topik 10
2.3.2.1 Ciri-ciri kalimat topik 10
2.3.2.2 Cara menulis kalimat topik 10
2.3.2.3 Contoh kalimat topik 10
2.3.3 Kalimat pengembang 10
2.3.3.1 Contoh kalimat pengembang 10
2.3.4 Kalimat Penegas 10
2.4 Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf 11
2.4.1 Kesatuan paragraf 12
2.4.2 Kepaduan paragraf 12
2.4.3 Kelengkapan paragraf 12
2.5 Letak kalimat utama 13
2.5.1 Kalimat utama terletak di awal paragraf 13
2.5.2 Kalimat utama terletak di akhir paragraf 13
2.5.3 Kalimat utama terletak di awal dan di akhir paragraf 14
2.5.4 Kalimat Utama Tersirat dalam Keseluruhan Paragraf 14
3 Bab 3 Penutup 15
3.1 Ringkasan 15
3.1.1 Sikap bahasa berhubungan dengan tiga hal, yaitu 15
3.1.2 Kasus-kasus kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai berikut. 15
3.1.3 Berkaitan dengan ejaan, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain, adalah
sebagai berikut. 15
3.1.4 Berkaitan dengan diksi, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain, adalah
sebagai berikut. 15

2
3.1.5 Berkaitan dengan kalimat, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain, adalah
sebagai berikut. 15
3.1.6 Berkaitan dengan paragraf, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain, adalah
sebagai berikut. 15
3.1.7 Berkaitan dengan teknik penyampaian, problem kesalahan yang sering terjadi, antara
lain, adalah sebagai berikut. 16
3.1.8 Berkaitan dengan sistematika penyajian, problem kesalahan yang sering terjadi,
antara lain, adalah sebagai berikut. 16

3
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Penulisan paragraf ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas .
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Penulisan paragraf bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

4
1 Bab 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam kehidupan,
baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu
diperhatikan karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki
oleh siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan
atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan
daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.

Dalam menulis paragraf deskripsi dibutuhkan adanya ketelitian, kepaduan,


keruntutan dan kelogisan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain, antara paragraf
dengan paragraf berikutnya sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan
utuh. Pengajaran menulis, khususnya menulis paragraf deskripsi adalah keterampilan
yang bertujuan untuk mengajukan suatu objek atau suatu hal yang sedemikian rupa,
sehingga objek itu seolaholah berada di depan kepala pembaca.

Aktivitas menulis merupakan salah satu manisfestasi kemampuan dan


keterampilan berbahasa paling akhir yang dikuasai pembelajar bahasa setelah
mendengarkan, membaca, dan berbicara (Nurgiyantoro, 2001: 296). Dalam buku yang
sama juga dijelaskan apabila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain,
kemampuan menulis lebih sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa karena kemampuan
menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain di luar bahasa, untuk
menghasilkan paragraf atau wacana yang runtut dan padu.

5
2 Bab 2
Pembahasan

2.1 Pengertian Paragraf

Pada hakikatnya bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,


perasaan, dan pengalaman manusia. Penyampaian pikiran, perasaan, dan pengalaman
tersebut ada yang dilakukan melalui bahasa lisan dan ada juga yang dilakukan melalui bahasa
tulis. Dalam penyampaiannya, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis, diperlukan kompetensi
tentang paragraf sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti atau dipahami dengan
mudah oleh penerima informasi.Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif. Artinya, melalui keterampilan berbahasa ini seseorang
dituntut mampu berkreasi atau berimajinasi.
Dengan perkataan lain, seorang penulis harus mampu mengekspresikan pikiran,
perasaan, dan pengalamannya ke dalam bentuk bahasa tulis sehingga apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dialaminya tentang suatu hal dapat disampaikan dengan baik kepada orang
lain.Dapat menyampaikan dengan baik tentang apa yang diketahui, dialami, dan dirasakan
secara tepat kepada orang lain bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak orang yang
mempunyai gagasan yang cemerlang, perasaan yang menawan, dan pengalaman yang
menarik seringkali terkendala atau merasa susah dalam menyampaikannya kepada orang
lain. Kendala tersebut terjadi akibat dari ketidakmampuannya menuangkan pikiran, perasaan,
dan pengalamannya itu secara benar, baik, benar, logis, dan sistematis ke dalam bahasa tulis.
Tidak ada sebuah definisi yang baku mengenai pengertian paragraf karena masing-
masing para ahli bahasa memberikan definisi yang berbeda-beda. Meskipun demikian,
redaksi definisi yang berbeda-beda tersebut tidak akan mengurangi pemahaman kita
mengenai pengertian paragraf sebab konsep yang mereka sampaikan pada prinsipnya sama.

Mari kita periksa beberapa definisi paragraf yang telah dirumuskan oleh para ahli
tersebut!
(1) Gorys Keraf
Menurut Keraf (1989:62), paragraf atau alinea adalah suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi
atau lebih luas daripada kalimat; merupakan kumpulan kalimat yang bertalian satu sama lain
secara kohesif untuk menjelaskan suatu gagasan.
(2) Djago Tarigan
Tarigan (1991:11) mengatakan bahwa paragraf berisi sesuatu, dan penulisan paragraf selalu
dimajukan ke depan atau indentation; merupakan wadah terkecil yang menampung sebagian
dari pengertian yang konkrit. Dengan merujuk kepada ahli bahasa yang lain, dia
menambahkan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang berkaitan erat satu sama
lain yang disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandungnya dapat
dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas. Berdasarkan pandangan tersebut, dia mendefinisikan
bahwa paragraf adalah kalimat yang tersusun logis dan sistematis; merupakan satu kesatuan
ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan
karangan.

6
(3) M. Ramlan
Ramlan (1993:1) memberikan pengertian paragraf sebagai berikut. Dalam bahasa tulis
paragraf merupakan bagian dari satu karangan, dan dalam bahasa lisan paragraf merupakan
bagian dari satu tuturan. Dari segi bentuk pada umumnya paragraf terbentuk dari sejumlah
atau kumpulan kalimat. Kumpulan kalimat tersebut kait-mengait secara padu sehingga
membentuk satu kesatuan. Dari segi makna paragraf merupakan satuan informasi dengan
ide pokok sebagai pengendaliannya.
(4) Soedjito dan Mansur Hasan
Soedjito dan Hasan (1994:23) mengemukakan bahwa paragraf adalah bagian-bagian
karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu;
merupakan satu kesatuan pikiran.
(5) Jos Daniel Parera
Parera (1991:30) mengemukakan bahwa paragraf adalah suatu kalimat dalam karangan yang
merupakan satu kesatuan terkecil, yaitu setingkat lebih tinggi di atas kalimat. Satu paragraf
terdiri atas beberapa kalimat yang saling berhubungan, baik secara tata bahasa maupun
secara logis berpikir atau bernalar.
(6) Sabarti Akhadiah, G. Arsad, dan Sakura H. Ridwan
Akhadiah dkk. (1994:144) mengemukakan bahwa paragraf adalah inti penuangan buah
pikiran dalam sebuah karangan yang terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh
beberapa kalimat, mulai dari kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas, sampai
dengan kalimat penegas (bila ada). Berdasarkan beberapa definisi atau pengertian yang telah
dikemukakan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah satuan gramatik
yang lebih tinggi daripada kelimat, bagian dari karangan atau tuturan yang menampung
sebagian pengertian konkret, terdiri atas satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas
ditambah satu kalimat penegas (bila ada) yang tersusun secara kohesif, logis, dan sistematis
serta memiliki satu ide pokok sebagai pengendalinya.

2.2 Macam-Macam Paragraf

Secara umum dikenal tiga macam paragraf. Ketiga macam paragraf dimaksud adalah
paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup. Berikut akan dijelaskan
masing-masing paragraf tersebut.

2.2.1 Paragraf Pembuka


Paragraf pembuka adalah paragraf yang substansinya mengantarkan suatu
karangan atau pokok-pokok pikiran dalam bagian-bagian tertentu. Peran paragraf ini
berfungsi mengarahkan pembaca untuk masuk kepada pokok bahasan atau persoalan yang
akan dibicarakan. Paragraf pembuka hendaknya disusun secara ringkas, jelas, dan lugas.
Untuk itu, redaksi paragraf pembuka harus dirangkai semenarik mungkin sehingga
menimbulkan motivasi, minat, dan perhatian pembaca. Paragraf pembuka itulah yang akan
menentukan apakah mereka membacanya atau mengabaikannya.

7
Paragraf pembuka sangat penting dan terletak diawal sebuah wacana. Pembuatan
suatu paragraf pembuka itu tidak mudah, harus bisa menentukan kata-kata yang tepat untuk
paragraf pembuka. Karena, jika tidak membuat suatu paragraf pembuka dengan baik itu
akan membuat ketertarikan seseorang untuk membaca paragraf selanjutnya tidak ada.
Paragraf pembuka dalam suatu cerita itu ada yang menarik dan ada yang kurang menarik.
Contoh : Paragraf pembuka dalam suatu cerpen
Paragraf pembuka kurang menarik “matahari bangkit ketika aku baru bangun dari
tidur” sebaiknya kata-kata seperti ini dapat dihindari karena itu kalimat yang melantur-lantur
dan kurang menarik.
Paragraf pembuka menarik “Ketika gregor samsa terbangun pada suatu pagi dari mimpi yang
tidak menyenangkan, dia mendapati dirinya berubah di tempat tidurnya menjadi serangga
raksasa (The Metamorphosis – Franz Kafka) ” dari itu kita disajikan sesuatu yang ganjil
sesuatu yang menarik rasa penasaran sehingga pembaca akan tertarik untuk mencari tahu
alur-alur cerita selanjutnya.

2.2.2 Paragraf penghubung


Paragraf penghubung adalah paragraf yang berfungsi sebagai penghubung antara satu
paragraf ke paragraf lainnya.
Contoh:
"Maluku memiliki beragam jenis alat musik tradisional,yang menjadi salah satu daya tarik
dari Maluku.beberapa alat musik tradisional yang berasal dari Maluku adalah Tifa,Arababu, dan
masih banyak lagi"

2.2.3 Paragraf penutup


Paragraf penutup adalah paragraf untuk mengakhiri sebuah karangan.paragraf ini
terkandung kesimpulan,saran dan harapan yang telah dibahas dalam paragraf penghubung.

Contoh:
Dari uraian-uraian tersebut, kita bisa simpulkan bahwa limbah rumah tangga bisa
didaur ulang menjadi barang-barang berguna, seperti pot, tempat pensil, bahkan hingga
lemari sekalipun. Pendaurulangan limbah rumah tangga ini harus dilakukan oleh seluruh
pelaku rumah tangga agar pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga bisa
dikurangi.

8
2.3 Unsur-unsur Paragraf

Unsur paragraf merupakan unsur-unsur pembangun di dalam paragraf. Unsur


pembangun paragraf berfungsi membentuk kalimat agar menjadi paragraf yang baik. Paragraf
merupakan rangkaian kalimat atau seperangkat kalimat yang bertalian secara padu;
merupakan satu kesatuan ekspresi yang digunakan oleh pengarang atau penulis sebagai alat
untuk menyampaikan buah pikiran, perasaan, dan pengalaman kepada pembaca.

Umumnya, paragraf terdiri dari empat hingga sepuluh kalimat, tergantung pengembangan
gagasan yang diinginkan penulisnya. Alat bantu yang diperlukan untuk membangun sebuah
paragraf yang baik, benar, logis, dan sistematis adalah ungkapan transisi, kalimat topik,
kalimat penjelas atau kalimat pengembang, dan kalimat penegas..

2.3.1 Ungkapan Transisi


Ungkapan transisi adalah kata, frasa, klausa, atau kalimat yang digunakan sebagai
alat kohesi. Ungkapan transisi berfungsi sebagai penghubung jalan pikiran antara satu kalimat
dan kalimat lainnya dalam paragraf atau antara satu paragraf dan paragraf lainnya dalam
wacana. Transisi yang berupa klausa atau kalimat mempunyai fungsi ganda, yakni sebagai
ungkapan transisi dan juga sebagai pengantar topik utama yang akan dibicarakan. Klausa
atau kalimat itu disebut juga kalimat penuntun.

Ungkapan transisi yang berupa kata dan frasa relatif banyak, secara umum transisi ini
dapat diklasifikasikan sebagai berikut; penanda hubungan lanjutan, penanda hubungan
urutan waktu, penanda klimaks, penanda perbandingan, penanda kontras, penanda
hubungan jarak, penanda ilustrasi, penanda sebab akibat, penanda kondisi, dan penanda
kesimpulan. Ungkapan transisi tidak selalu harus ada dalam satu paragraf atau wacana.
Kehadirannya bergantung pada pertimbangan penulis atau pengarang.

9
2.3.2 Kalimat topik
Kalimat topik merupakan kalimat yang mengandung permasalahan yang dapat dirinci
dan diuraikan lebih lanjut. Informasi di dalam kalimat topik bersifat lengkap dan dapat
dipahami tanpa adanya kalimat penjelas.

2.3.2.1 Ciri-ciri kalimat topik


Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tapi bisa juga pada akhir paragraf.
Suatu kalimat berisikan kalimat utama ditandai oleh kata-kata kunci.

2.3.2.2 Cara menulis kalimat topik


Menulis Kalimat Topik yang Baik dan Benar. Nyatakan ide utama dengan jelas dan
lugas. Kemungkinan besar, kalimat topik merupakan kalimat pertama yang akan dilihat oleh
pembaca dalam setiap paragraf dan oleh karenanya, harus mampu menjelaskan ide utama
Anda dengan bahasa yang jelas dan mudah untuk dipahami.

2.3.2.3 Contoh kalimat topik


Buah merupakan sumber vitamin yang sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan
tubuh manusia.
Kampus merupakan tempat pengembangan intelektual mahasiswa.

2.3.3 Kalimat pengembang


kalimat pengembang adalah kalimat yang berfungsi mengembangkan ide-ide pada
kalimat utama Fungsi dari kalimat pengembang adalah sebagai kalimat pelengkap yang
tugasnya untuk menerangkan kalimat utama.
Kalimat pengembang langsung berhubungan dengan gagasan utama, sedangkan kalimat
pengembang tidak langsung berkaitan dengan gagasan utama melalui kalimat pengembang
langsung.

2.3.3.1 Contoh kalimat pengembang


Ide pokok: Sistem gerak pada manusia dan hewan. Kalimat pengembang: Organ
gerak berguna untuk berjalan, berlari, melompat, meloncat, memegang, menggali,
memanjat, berenang, dan sebagainya.

2.3.4 Kalimat Penegas


Kalimat penegas adalah kalimat yang ada dalam sebuah paragraf yang berfungsi
sebagai pengulangan atau penegasan kembali kalimat topik atau kalimat utama dan

10
sebagai daya tarik pembaca atau sebagai selingan menghilangkan kejenuhan. Untuk itu,
kalimat penegas ini hendaknya dirangkai dalam bentuk variasi yang menarik.
Pada dasarnya kalimat penegas adalah kalimat topik atau kalimat utama yang diulang
kembali dengan redaksi yang berbeda. Jadi, keberadaannya dalam suatu paragraf tidak
mutlak; boleh ada boleh tidak. Hal tersebut diadakan bila penulis atau pengarang
memerlukannya demi kejelasan informasi yang disampaikan dan tidak diadakan jika
kehadirannya tidak diperlukan atau informasi yang disampaikan sudah cukup jelas tanpa
hadirnya kalimat penjelas.
Keempat hal yang telah dipaparkan di atas (transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas) dalam tinjauan lain disebut juga struktur suatu paragraf. Untuk
menjelaskan uraian di atas, perhatikan contoh berikut!
Contoh :
Sebaliknya, di rumah Pak Ali sering marah-marah. Sarapan pagi terlambat dihidangkan,
apalagi dalam keadaan dingin, ia langsung memukul-mukul meja makan sambil memaki-
maki pelayan dapur. Kamar tidur tidak bersih, giliran pelayan kamar kena omelan. Bila letak
buku atau surat-surat berubah dari semula, ia langsung menegur istri atau anaknya. Kalau
pekarangan dan mobil tidak bersih, alamat pelayan taman kena “semprotan”. Boleh
dikatakan bahwa Pak Ali melampiaskan marahnya setiap ada yang tidak beres di rumah
(Dikutip dari Djago Tarigan, 1991:14).

Contoh tersebut merupakan paragraf yang terdiri atas enam kalimat. Kalimat pertama
merupakan kalimat topik yang mengandung gagasan pokok sebagai pengendali. Kalimat
kedua sampai dengan kelima merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan
gagasan pokok yang terdapat dalam kalimat pertama; menjelaskan mengapa Pak Ali marah-
marah. Kalimat keenam merupakan kalimat penegas. Selain Itu, dalam paragraf di atas juga
digunakan kata-kata transisi sebagai penanda hubungan sehingga kesatuan dan perpaduan
paragraf tersebut dapat terpelihara dengan baik. Kata-kata transisi yang digunakan dalam
paragraf di atas adalah sebaliknya, apalagi, dan boleh dikatakan

2.4 Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf

Seperti halnya dengan kalimat, paragraf yang baik juga harus memenuhi syarat-syarat
tertentu. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam membangun sebuah paragraf
yang baik adalah sebagai berikut:
● Kesatuan
● Kepaduan (Koherensi)
● Kelengkapan

11
2.4.1 Kesatuan paragraf

kesatuan paragraf adalah semua kalimat yang membangun paragraf itu secara
bersama-sama diarahkan untuk menunjang penguatan menjelaskan satu gagasan utama.
Karena fungsi paragraf adalah tempat mengembangkan sebuah gagasan tunggal, tidak
boleh terdapat unsur-unsur lain yang tidak mempunyai pertalian dengan maksud tunggal
tersebut.
Terkait dengan hal ini, Parera (1991:21) menjelaskan bahwa kesatuan paragraf
berarti kalimat-kalimat dalam satu paragraf harus menggambarkan hubungan dan
menunjukkan ikatan untuk mendukung satu gagasan dan pikiran. Kesatuan berarti ada
hubungan yang dekat mengenai masalah dan tema dalam pengembangan.

2.4.2 Kepaduan paragraf

Paragraf yang baik adalah paragraf yang kalimat-kalimat yang membentuknya


mempunyai hubungan yang harmonis antara satu kalimat dan kalimat yang lain mempunyai
hubungan yang padu (koheren). Kepaduan merupakan syarat utama suatu paragraf. Tanpa
adanya kepaduan kumpulan informasi atau kalimat-kalimat pembentuknya itu tidak
menghasilkan paragraf yang kohesif.
Kepaduan paragraf dapat terjaga dan terpelihara dengan menggunakan penanda-
penanda hubungan antarkalimat, baik secara implisit maupun secara eksplisit. Penanda
hubungan ini berfungsi memadukan hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat yang
lain dalam paragraf atau antara raragraf yang satu dan paragraf lainnya dalam wacana atau
karangan. Penanda hubungan eksplisit biasanya menggunakan kata atau frasa, seperti
pengulangan kata atau frasa kunci, penggunaan kata ganti, dan pemakaian kata-kata atau
frasa-frasa transisi. Sebaliknya, penanda hubungan implisit tidak menggunakan kata atau
frasa, tetapi ditunjukkan oleh lagu kalimat, situasi pembicaraan, lingkungan, dan
sebagainya. Penanda hubungan secara implisit ini dapat dinyatakan melalui situasi
pembicaraan.

2.4.3 Kelengkapan paragraf


Kelengkapan paragraf adalah penulisan yang sangat tepat, baik, dan lengkap
terhadap paragraf tersebut.
Contohnya :pemerintah menyadari bahwa masih ada pihak-pihak atau sebagian kecil dari
rakyat yang belum dapat menikmati hasil pembangunan. Oleh karena itu, dalam trilogi
pembangunan, pemerataan dijadikan strategi pelaksanaan pembangunan.
Dari contoh tersebut bisa kita bahwa paragraf itu bukanlah suatu paragraf yang
lengkap, karena di dalam paragraf tersebut hanya terdapat kalimat topik dan kalimat
penjelas, sedangkan kalimat-kalimat pengembang sebagai penjelas lebih lanjut tidak ada.
Gagasan pokok sebuah paragraf hanya akan jelas bila diperinci dengan gagasan-
gagasan penunjang. Setiap gagasan penunjang dapat dituang ke dalam satu kalimat
penunjang atau lebih. Suatu paragraf dikatakan lengkap jika memiliki kalimat penunjang
atau kalimat penjelas yang memadai untuk mendukung kejelasan kalimat topik atau kalimat
utama. Sebaliknya, suatu paragraf dikatakan tidak lengkap jika tidak dikembangkan dengan

12
kalimat-kalimat penjelas yang cukup atau hanya diperluas dengan pengulangan-
pengulangan.

2.5 Letak kalimat utama


Kalimat utama merupakan bagian terpenting yang harus diperhatikan saat membaca
maupun menulis. Sebab di kalimat utama terdapat gagasan pokok dari informasi
yang disampaikan. Kalimat utama memiliki beberapa ciri-ciri yakni sebagai berikut.
Ciri-ciri Kalimat Utama :

● Mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanut.


● Biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
● Mempunyai arti atau maksud yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
● Jika terletak di akhir paragraf, biasanya ditandai dengan kata-kata “sebagai
kesimpulan”, “yang penting”, “jadi”, “oleh karena itu”, “dengan demikian”, atau
sejenisnya.
● Kumpulan rangkaian kalimat yang tersusun secara sistematis serta memiliki sebuah
ide yang disampaikan disebut paragraf. Mengenai letak kalimat utama tergantung
dengan jenis-jenis paragraf.

2.5.1 Kalimat utama terletak di awal paragraf


Kalimat utama (deduktif) menjelaskan paragraf yang ide pokok atau gagasan
utamanya terletak di awal paragraf dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas untuk
mendukung gagasan utama. Gagasan utama berupa pernyataan umum yang dikemas
dalam kalimat topik lalu diikuti informasi pengembangan.
Contoh:
Cicak mempunyai perlindungan diri yang unik. Ia mampu mengelabui musuhnya
dengan memutuskan ekornya. Kemampuan ini disebut autotomi. Pemangsa akan dikelabui,
sehingga cicak leluasa melarikan diri.
Kalimat utama pada paragraf di atas yaitu 'Cicak mempunyai perlindungan diri yang
unik.'. Sementara pada kalimat kedua hingga keempat merupakan kalimat penjelas. Hal ini
lantaran ada beberapa kata, yaitu ia, -nya, dan autotomi yang mengacu pada kata cecak.

2.5.2 Kalimat utama terletak di akhir paragraf


Kalimat utama terletak di akhir paragraf disebut juga Kalimat induktif yaitu paragraf
yang ide pokok atau gagasan utamanya terletak di akhir paragraf dan disertai oleh kalimat-
kalimat penjelas sebelumnya untuk mendukung gagasan utama.
Contoh:
Kementerian lingkungan hidup mencatat pada tahun 2017 sebanyak 2.844 ekor,
sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 2.979 ekor, monitoring terus dilakukan setiap tahun,
hal ini agar populasi komodo tidak punah, jumlah populasi komodo dipengaruhi erat oleh
iklim dan perilaku manusia, maka dari itu, meski populasi komodo dapat dikatakan stabil,
namun kita tetap harus menjaga alam dan habitatnya.
Kalimat utama pada paragraf di atas yaitu "meski populasi komodo dapat dikatakan
stabil, namun kita harus tetap menjaga alam dan habitatnya ". Kalimat Sebelumnya
merupakan kalimat penjelas.

13
2.5.3 Kalimat utama terletak di awal dan di akhir paragraf
kalimat utama terletak di awal dan diakhir paragraf disebut juga paragraf campuran
deduktif - induktif yaitu gagasan utama di akhir berfungsi untuk mempertegas gagasan
utama diawal paragraf.
Contoh:
Hutan mangrove memiliki karakteristik tertentu, tumbuhan di dalam hutan semacam
ini didominasi dengan tumbuhan-tumbuhan bakau, maka orang sering menyebutnya hutan
bakau. Hutan mangrove terdapat di perairan payau, akibat hutan mangrove dipengaruhi
oleh pasang surut air laut. Itulah beberapa ciri yang dimiliki hutan mangrove.

2.5.4 Kalimat Utama Tersirat dalam Keseluruhan Paragraf


Paragraf yang kalimat utamanya tersirat dalam keseluruhan paragraf disebut
paragraf deskriptif. Dalam paragraf yang bersifat naratif- deskriptif ini kalimat utama tidak
dinyatakan secara tersurat. Ide pokok dapat tercermin dalam keseluruhan kalimat yang
membangun paragraf tersebut.
Contoh :
Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda cerah
tidak dikenal melayang menyusuri lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitam-
hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di berbagai dusun Siberia
Tengah. Jam menunjukkan pukul 7.00 waktu setempat. Penduduk Desa Vonovara melihat
benda itu menjadi batu api menyilaukan di atas hutan cemara sekitar sungai Tunguska.
Kobaran api membentuk cendawan membumbung tinggi ke angkasa, disusul ledakan
dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan terdengar lebih dari 1000 km jauhnya.

14
3 Bab 3
Penutup
3.1 Ringkasan

3.1.1 Sikap bahasa berhubungan dengan tiga hal, yaitu


 Sikap yang berkaitan dengan kesetiaan terhadap bahasa (language loyality)
 Sikap yang berkaitan dengan kebanggaan terhadap penggunaan bahasa (language
pride)
 Sikap yang berkaitan dengan kesadaran penggunaan bahasa (awareness of the norm).
Yang dimaksud dengan sikap di dalam konteks ini adalah sikap positif terhadap belajar
bahasa Indonesia..
3.1.2 Kasus-kasus kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai berikut.
 Ejaan
 Diksi
 Kalimat
 Paragraf
 Sistematika penyajian dan
 Teknik penyampaian.

3.1.3 Berkaitan dengan ejaan, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain, adalah
sebagai berikut.
 Tipe kesalahan pemakaian huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal
 Tipe kesalahan penulisan kata berimbuhan, gabungan kata, pemenggalan kata, kata
depan (preposisi), partikel, singkatan dan akronim, dan angka dan bilangan
 Tipe kesalahan pemakaian tanda baca, dan
 Tipe kesalahan penulisan unsur serapan.

3.1.4 Berkaitan dengan diksi, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain, adalah
sebagai berikut.
 Tipe kesalahan pemakaian kata yang tidak baku
 Tipe kesalahan pemakaian kata yang tidak lazim
 Tipe kesalahan pemakaian kata yang tidak sejajar bentuk
 Tipe kesalahan kata yang tidak sesuai dengan kaidah.

3.1.5 Berkaitan dengan kalimat, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain, adalah
sebagai berikut.
 Tipe kesalahan pasif persona,
 Tipe kesalahan subjek berpreposisi,
 Tipe kesalahan pengantar kalimat dan predikat,
 Tipe kesalahan pelesapan subjek dalam kalimat majemuk.

3.1.6 Berkaitan dengan paragraf, problem kesalahan yang sering terjadi, antara lain,
adalah sebagai berikut.
 Tipe kesalahan kesatuan
 Tipe kesalahan kepaduan.

15
3.1.7 Berkaitan dengan teknik penyampaian, problem kesalahan yang sering terjadi,
antara lain, adalah sebagai berikut.
 Tipe kesalahan penulisan catatan pustaka (sitasi)
 Tipe kesalahan pengutipan.

3.1.8 Berkaitan dengan sistematika penyajian, problem kesalahan yang sering terjadi,
antara lain, adalah sebagai berikut.
 Tipe kesalahan penomoran bab, subbab, dan subsubbab
 Tipe kesalahan penyusunan daftar pustaka.

16
4 Lampiran

Di susun Oleh:

Nurhasanah.I 1807110092
Ulvia Fadhila 2107110055
Depa Raihan 2107110056
Fina Annisa 2107110057
Muhammad Noval 2107110060
ARIEF FIRMANSYAH PUTRA 2107110065
Nuriati Pagan 2107110076
Athilla Raihan 2107110074
Syarif maulana 2107110091
Syifa Sabila 2107110093
Rahma Helena Mirie 2107110094

17
5 Daftar Pustaka

Sari, R. I. (2020). Menulis Ilmiah. https://doi.org/10.31227/osf.io/jtkxr

Azwardi, S.Pd., M.Hum. (2018) Menulis Ilmiah (Edisi Revisi) Banda Aceh: Bina Karya Akademika

18

Anda mungkin juga menyukai