Anda di halaman 1dari 10

PENDEKATAN MIKIR DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

Dosen Pengampu : Dra. Hj. Susda Heleni, M.Pd

Nama : Raihan Madya Fitra


NIM : 2005112658
Kelas : 3B
Kelompok :4
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Matematika

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pendekatan Pembelajaran MIKIR"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran


Matematika. selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang metode
belajar bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................................3
2.1 Pengertian pendekatan pembelajaran MIKIR................................................................3
2.2 Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran MIKIR .................................................3
2.3 Rancangan Lembar Kerja Peserta Didik ............................................................................4
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................................................7

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik dalam aspek terapan maupun
aspek penalaran, mempunyai peranan yang penting dalam upaya penguasaan ilmu
dan teknologi. Indikasi pentingnya matematika dapat dilihat dari pembelajaran
matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan di setiap jenjang
pendidikan. Matematika yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar (SD dan
SMP) dan pendidikan menengah (SMU dan SMK) dikenal sebagai matematika
sekolah (School Mathematics). Matematika sekolah adalah bagian-bagian
matematika yang dipilih atas dasar makna kependidikan yaitu untuk
mengembangkan kemampuan dan kepribadian siswa serta tuntunan
perkembangan yang nyata dari lingkungan hidup yang senantiasa berkembang
seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Kenyataannya sampai saat ini matematika masih menjadi masalah bagi
sebagian siswa. Hal ini memberikan kesan bahwa kualitas pendidikan matematika
yang ada masih jauh dari harapan. Fakta menyatakan berdasarkan kajian
Programme for International Student Asssessment (PISA) 2003, Sutarto Hadi dalam
majalah PMRI (2007:3) mengemukakan sebanyak 50,5% siswa Indonesia memiliki
kemampuan keberaksaraan matematika di bawah level 1, yaitu hanya mampu
menyelesaikan satu langkah soal matematika (pada situasi ini siswa bahkan tidak
dapat menggunakan prosedur, rumus, dan algoritma sederhana untuk
menyelesaikan soal matematika). Sebanyak 27,6% berada pada level 1, yaitu dapat
menggunakan prosedur, rumus, dan alagoritma dasar, serta mampu melakukan
penafsiran yang bersifat aksara dan penalaran yang bersifat langsung. Sebanyak
14,8% berada pada level 2, yaitu mampu menerapkan pemecahan masalah
sederhana, menafsirkan dan menyampaikannya. Sebanyak 5,5% berada pada level
3, yaitu siswa dapat menyelesaikan persoalan secara efektif untuk situasi konkret
dan dapat menyampaikan penjelasan dan argumentasi dengan baik. Hanya 1,4%
berada pada level selanjutnya.
Kualitas pendidikan matematika yang masih jauh dari harapan tersebut
ternyata dibarengi dengan aktivitas siswa yang kurang terlibat aktif dalam proses
pembelajaran matematika. Pada tahap pengembangan kegiatan inti pembelajaran,
ketika penyajian konsep dan demonstrasi keterampilan matematis melalui
pembahasan contoh soal, hanya segelintir siswa saja yang dapat diajak
berkomunikasi, dalam arti dapat menjawab pertanyaan atau mengajukan
pertanyaan. Sebagian besar siswa takut mengemukakan pendapat atau gagasan di
hadapan guru, padahal guru sudah membuka kesempatan untuk bertanya,
menjawab atau memberi tanggapan atas penjelasan yang sudah disampaikan.
Dengan kata lain, antara guru dan siswa seolah-olah terdapat hambatan psikologis
yang menghalangi siswa untuk belajar secara aktif. Selanjutnya pada tahap
penerapan, ketika tiba saatnya untuk menggunakan konsep, aturan dan rumus

1
dalam menyelesaikan soal, banyak siswa yang hanya menyontek pekerjaan
temannya tanpa mau berpikir sedikitpun atau menanyakan bagaimana proses
memperoleh jawaban penyelesaian soal.
Demikian pula saat ulangan atau ujian, siswa tampak kurang percaya pada
kemampuannya sendiri dalam menyelesaikan soal. Bila didasarkan data tersebut
dapat disimpulkan bahwa prestasi dan aktivitas belajar matematika anak Indonesia
masih sangat rendah. Sejalan dengan paradigma baru pendidikan di Indonesia yang
lebih menekankan pada siswa sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar
dan berkembang, pemerintah mendorong pelaksanaan pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang berorientasi pada pembelajaran
yang dirancang agar mengaktifkan anak mengembangkan kreatifitas sehingga
efektif dan menyenangkan. Pembelajaran matematika sekolah bertujuan
mengkonstruksi pengetahuan dari konteks benda-benda konkrit sebagai titik awal
bagi siswa guna memperoleh konsep matematika. Benda-benda konkret dan objek-
objek lingkungan sekitar dapat digunakan sebagai konteks pembelajaran
matematika dalam membangun keterkaitan matematika melalui interaksi sosial.
Benda-benda konkret dimanipulasi oleh siswa dalam kerangka menunjang usaha
siswa dalam proses matematisasi konkret ke abstrak. Siswa perlu diberi
kesempatan agar dapat mengkontruksi dan menghasilkan matematika dengan cara
dan bahasa mereka sendiri melalui guru sebagai mediator pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud pendekatan pembelajaran MIKIR?
b. Bagaimana langkah-langkah pendekatan pembelajaran MIKIR?
c. Apa saja rancangan lembar kerja peserta didik?

1.3 Tujuan
a. Dapat mengetahui tentang pendekatan pembelajaran MIKIR
b. Dpat mengetahui langkah-langkah pendekatan pembelajaran MIKIR
c. Dapat mengetahui rancangan lembar kerja peserta didik

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pendekatan pembelajaran MIKIR


MIKIR merupakan unsur dari pembelajaran aktif yang dikenalkan oleh Tanoto
Foundation kepada berbagai sekolah mitra Tanoto Foundation. MIKIR merupakan
akronim dari mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi. Pendekatan
berusaha menjawab tantangan abad 21 dan mempraktiskan unsur 5M yang ada
dalam kurtilas (Kurikulum 13). Pendekatan ini diharapkan memampukan peserta
didik untuk lebih kreatif, mampu berkolaborasi dalam tim, dan kritis selama
pembelajaran berlangsung.

2.2 Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran MIKIR


MIKIR merupakan langkah-langkah pembelajaran yang membuat siswa aktif
mengikuti proses pembelajaran, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengalami, yaitu suatu kegiatan melakukan kegiatan dan/atau mengamati
saat proses pembelajaran berlangsung misalnya melakukan pengamatan,
percobaan, berwawancara.
Agar peserta didik bisa merasakan kegiatan yang mengalami ini tenaga
pendidik seyogyanya dapat membuat perencanaan untuk suatu materi
pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai dengan mudah salah
satunya adalah membuat video pembelajaran atau dapat mencari video yang
berhubungan dengan materi sebelum memberikan penugasan kepada peserta
didik, tidak hanya dengan memberikan materi berupa yang berbentuk tulisan
dalam PDF karena untuk saat pandemi ini tenaga pendidik bersaing dengan
konten-konten menarik yang telah diposting oleh masyarakat luas yang
belum ada unsur edukasinya sama sekali atau bersaing dengan game-game
online, atau tenaga pendidik juga dapat memberikan penugasan kepada
peserta didik dengan cara membuat pesrta didik benar-benar mengalami
situasi yang ingin dicapai dalam tujuan pembelajaran tersebut dengan
anggota keluarga di rumah, baik dengan orang tua dan saudara mereka.
2. Interaksi, yaitu proses pertukaran gagasan antar dua orang atau lebih
misalnya bertukar pikiran/ide/gagasan, berdiskusi, menanggapi
ide/pendapat orang lain.
Bagaimana caranya agar peserta didik dapat melakukan kegiatan
interaksi dalam materi pembelajaran yang tenaga pendidik berikan, yaitu
dengan cara memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi
dimana hasil dari mendapatkan jawaban dari pertayaan yang diberikan
sebelumnya peserta didik tersebut terlebih dahulu melakukan interaksi
dengan anggota keluarga mereka dan mintalah mereka merekam semua yang
mereka lakukan dalam menjawab pertanyaan tersebut.
3. Komunikasi, yaitu proses menyampaikan gagasan/pikiran atau perasaan oleh
seseorang kepada orang lain, komunikasi ini bisa berbentuk lisan maupun

3
tulisan, misalnya menyampaikan ide, hasil kerja, hasil percobaan, ataupun
ahasil diskusi kelompok.
Tahapan komunikasi ini juga dapat dilakukan oleh tanga pendidik walau
suasana daring jika pembelajaran yang kita lakukan dengan penyampaian
pesan synchronous atau langsung berhadapan seperti zoom meeting, google
meeting, atau lainnya maka tenaga pendidik bisa meminta peserta didik untuk
menyampaikan gagasan-gagasan atau ide saat terlaksananya meeting
tersebut, tapi jika penyampaian pesan melalui Asynchronous misalnya
melalui whashapp, email, chat dan yang lainnya dimana ada jeda waktu dalam
penyampaian pesan maka tenaga pendidik dapat memberikan tugas kepada
peserta didik juga masih berbentuk video atau rekaman suara saat peserta
didik kita minta menyampaikan jawaban-jawaban atau ide-ide mereka
mengenai materi pembelajaran.
4. Refleksi, yaitu kegiatan melihat kembali pengalaman belajar dan mengambil
pelajaran (lesson learned) agar belajar lebih baik di masa mendatang.
Tahapan dari Refleksi ini juga hampir sama dengan tahapan yang ketiga
atau komunikasi namun yang kita harapkan disini adalah bagaimana siswa
dapat mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh setelah melalui tiga
tahapan tersebut baik itu perasaan mereka dalam belajar daring maupun
tentang materi yang mereka pahami setelah belajar, jawaban yang diharapkan
dari peserta didik tidak hanya dengan video tapi juga bisa melalu chat atau
pesan asynchronous.

2.3 Rancangan Lembar Kerja Peserta Didik


Agar pembelajaran aktif dengan MIKiR ini tenaga pedidik sebagai penggerak
harus merancang lembar kerja bagi siswa yang akan membuat peserta didik MIKiR
dimana lembar kerja tersebut harus berisikan pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1. Pertanyaan Produktif, yaitu gunanya untuk memperoleh jabawannya
mendorong peserta didik melakukan pengamatan, percobaan, dan
penyelidikan/eksplorasi.
Pertanyaan produktif merupakan jenis pertanyaan yang meminta siswa
untuk melakukan sesuatu unjuk kerja atau keterampilan proses tertentu.
Berbeda dengan pertanyaan konsep yang meminta siswa untuk menghapal
atau merecall kembali ingatan pengetahuan yang dimiliki siswa. Pertanyaan
produktif lebih bersifat meminta action dan mengurangi beban kognitif siswa.
2. Pertanyaan Imajinatif, yaitu gunanya untuk mendorong peserta didik
berimajinasi untuk memperoleh jawabannya.
Misalkan kita berikan sebuah gambar orang sedang berdoa dalam sholat
kepada peserta didik, dan kita buat pertanyaan imajinatif, “menurut anak-
anak apa doa yang diminta orang tersebut pada Allah” pastilah jawaban
mereka bermacam-macam. Tapi kalau yang fakta di gambar yang ditanyakan

4
maka pertanyaannya sedang apakah orang dalam gambar tersebut?
Jawabannya apa yang terlihat digambar.
3. Pertanyaan Terbuka, yaitu gunanya mendorong peserta didik berpikir
alternatif/kreatif (memikirkan kemungkinan lain dari sesuatu) terkait
jawabannya.
Tenaga pendidik dapat menggunakan pertanyaan terbuka untuk
mendapatkan jawaban yang bermakna. Salah satu alasan utama penggunaan
pertanyaan terbuka adalah untuk mendapatkan jawaban yang mendalam,
bermakna, dan penuh pertimbangan. Di samping itu pertanyaan terbuka baik
digunakan saat menginginkan penjelasan terperinci.

5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

MIKIR merupakan unsur dari pembelajaran aktif yang dikenalkan oleh Tanoto
Foundation kepada berbagai sekolah mitra Tanoto Foundation. MIKiR merupakan
langkah-langkah pembelajaran yang membuat siswa aktif mengikuti proses
pembelajaran, dengan langkah-langkah yaitu ( Memikir, interaksi, komunikasi.
Refleksi). Adapun juga rancangan lembar kerja peserta didik yang harus berisikan
pertanya produktif, imajinatif, dan terbuka.

6
DAFTAR PUSTAKA

V. Sukarma, “Makalah Pendekatan Pembelajaran (Analisis Pengembangan Kurikulum).”


Accessed: Oct. 01, 2021. [Online]. Available:
https://www.academia.edu/28603412/Makalah_Pendekatan_Pembelajaran_
Analisis_Pengembangan_Kurikulum_.

“Menjadi Guru Inspiratif dengan Konsep MIKIR Tanoto Foundation - Tanoto Foundation.”
https://www.tanotofoundation.org/id/blog/menjadiguru-inspiratif-dengan-
konsep-mikir-tanoto-foundation/ (accessed Oct. 01, 2021).
“PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF MIKiR PADA PEMBELAJARAN DARING MELALUI
PEMBERIAN PERTANYAAN.”
https://bdkpadang.kemenag.go.id/berita/pendekatanpembelajaran-aktif-mikir-
pada-pembelajaran-daring-melalui-pemberianpertanyaan (accessed Oct. 01,
2021).

Separen, “PENGGUNAAN MODEL DAN KONSEP PEMBELAJARAN TEKNIK ‘ MIKiR ’


UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENGANTAR ILMU HUKUM DI
PROGRAM STUDI PPKn FKIP UNRI SEPAREN, S.Pd., M.H.,” J. PPKn Huk., vol. 14, no.
2, pp. 1–17, 2019.

S. Literate and J. I. Indonesia, “View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk,”
pp. 274–282, 2020.

Anda mungkin juga menyukai