A. Ateisme
B. Teisme
Teisme berpendapat bahwa alam diciptakan oleh Tuhan yang tidak terbatas, antara
Tuhan dan makhluk sangat berbeda. Menurut teisme, Tuhan disamping berada di alam
(Imanen), tetapi dia juga jauh dari alam (Transenden). Ciri lain dari teisme menegaskan
bahwa Tuhan setelah menciptakan alam, tetap aktif dan memelihara alam. karena itu,
dalam teisme mukjizat yang menyalai hukum alam diyakini kebenarannya, begitu juga
do’a seorang akan digelar.
Lebih lanjut konsep teisme dalam Islam dijelaskan oleh al-Ghozali. Menurutnya Allah
adalah zat yang Esa dan pencipta alam serta berperan aktif dalam mengendalaikan
alam. Allah menciptakan alam dari tidak ada.
Manusia, menurut Agustinus sama dengan alam, tidak abadi. Manusia terdiri atas jasad
yang fana dan jiwa yang tidak mati. Setelah kematian jiwa menunggu penyatuan, baik
dengan jasad lain maupun dengan keadaan yang lebih tinggi yaitu syurga atau neraka.
Ketika dibangkitkan jiwa manusia akan mencapai kesempurnaan. Karena itu, hakikat
yang sebenarnya dari manusia adalah jiwa, bukan jasadnya. Jiwa yang bersih akan
kembali ke penciptanya yaitu Tuhan.
Ibn maimun seorang filosof Yahudi yang berpaham teisme menyatakan, Tuhan meliputi
semua posisi yang penting, tidak berjasad dan tidak berpotensi dan tidak menyerupai
makhluk. Dalam hal ini Tuhan sama sekali jauh dari pengetahuan dan pemahaman
manusia.
C. Deisme
Deisme merupakan suatu aliran yang mengakui adanya pencipta alam semesta,
tetapi setelah alam semesta selesai diciptakan, Tuham menyerahkan dunia pada
nasibnya sendiri. Sebab, sang Pencipta sudah memasukkan hukum dunia kedalamnya
sehingga manusia dapat menunaikan tugasnya dengan berbakti kepada Tuhan dengan
hidup yang sesuai dengan hukum akalnya.
Alam berjalan sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan ketika proses
penciptaan. Peraturan-peraturan tersebut tidak berubah-ubah dan sangat sempurna.
Dalam paham deisme, Tuhan diibaratkan dengan tukang jam yang sangat ahli, sehingga
setelah jam itu selesai tidak membutuhkan si pembuatnya lagi. Jam itu berjalan sesuai
dengan mekanisme yang telah tersusun dengan rapi.
Para penganut deisme sepakat bahwa Tuhan Esa dan jauh dari alam, serta maha
sempurna. Mereka juga sepakat bahwa Tuhan tidak melakukan interbensi pada alam
lewat kekuatan supernatural. Bagaimanapun, tidak semua penganut deisme setuju
tentang keterlibatan Tuhan dalam alam dan kehidupan sesudah mati. Karena itu, atas
dasar perbedaan tersebut deisme dapat dibagi atas empat tipe yaitu :
1. Pertama, Tuhan tidak terlibat dengan pengaturan alam. Dia menciptakan alam dan
memprogramkan perjalanannya, tetapi dia tidak menghiraukan apa yang telah terjadi
atau apa yang akan terjadi.
2. Kedua, Tuhan terlibat dengan kejadian-kejadian yang sedang terlangsung dialam,
tetapi bukan mengenai perbuatan moral manusia. Manusia memiliki kebebasan
utnuk berbuat baik atau buruk, bermoral atau tidak bermoral, dan jujur atau bohong,
semuanya itu bukan urusan Tuhan.
3. Ketiga, Tuhan mengatur alam dan sekaligus memperhatikan perbuatan moral
manusia. Sesungguhnya Tuhan ingin menegaskan bahwa manusia harus tunduk
pada hukum moral yang telah dia tetapkan dijagad raya. Bagaimanapun, manusia
tidak akan hidup sesudah mati. Ketika seseorang mati, maka babak terakhir
kehidupannya ditutup.
4. Keempat, Tuhan mengatur alam dan mengharapkan manusia mematuhi hokum
moral yang berasal dari alam. Pandanganaini berpendapat bahwa ada kehidupan
setelah mati. Seseorang yang berbuat baik akan dapat pahala dan yang berbuat
jahat akan dapat hukuman. Pandangan tersebut berkembang dan banya dianut di
Amerika dan Inggris.
D. Panteisme
Panteisme terdiri dari tiga kata, yaitu Pan, berarti seluruh, Theo, berarti Tuhan, dan
Ism (Isme), berarti paham. Jadi, Pantheism atau Panteisme adalah Paham bahwa
seluruhnya Tuhan. Panteisme berpendapat bahwa seluruh alam ini adalah Tuhan dan
Tuhan adalah seluruh alam. Tuhan dalam panteisme adalah satu dan sangat dekat
dengan alam (imanen), hanya Tuhan mempunyai penampakan-penampakan atau cara
berada tuhan di alam. Tuhan dalam panteisme, disamping Esa juga Maha Besar, dan
tidak berubah. Alam indrawi adalah ilusi atau khayal belaka karena selalu berubah.
Adapun, yang wujud hakiki hanya satu, yakni Tuhan.
Dalam Panteisme segala sesuatu adalah Tuhan, tidak satu pun yang tidak tercakup
didalam-Nya dan tidak satu pun yang bisa berada tanpa Tuhan.
Kelebihan panteisme adalah:
1. Pertama, Panteisme diakui menyumbangkan suatu pemikiran yang menyeluruh
(holistic) tentang sesuatu, tidak hanya bagian tertentu saja.
2. Kedua, Panteisme menekankan imanensi Tuhan, sehingga seseorang selalu sadar
bahwa Tuhan selalu dekat dengan dirinya. Dengan demikian, dia mampu mengontrol
diri dan berusaha berbuat sesuai dengan ketentuan Tuhan.
3. Ketiga, Panteisme menegaskan bahwa seseorang tidak mampu memberi batasan
terhadap Tuhan dengan bahasa manusia yang terbatas. Jika Tuhan tidak terbatas
dan trasenden, semua pembatasan / pengertian harus ditiadakan karena yang tidak
terbatas tidak bisa ditangkap oleh sesuatu yang terbatas. Oleh karena, keberadaan
Tuhan dalam alam adalah sekaligus untuk memudahkan pemahaman tentang
Tuhan.
TUGAS:AGAMA KRISTEN
KELAS:A1 KAIRATU
SEMESTER:1(GANJIL)
( STIKes MH )