Kelas : IX E Kegiatan 1. Melengkapi Struktur Teks Diskusi
Anti Tawuran
Apabila kita mendengar kata tawuran pasti
yang terpikirkan oleh kita adalah adu hantam dan lempar-lemparan batu antar remaja. Bukan hanya anak sekolah saja, bahkan tawuran antar kampung juga ada. Meskipun tawuran dalam skala kecil namun memberikan efek yang besar, diantaranya rusaknya fasilitas di sekitar tempat tawuran, hingga fasilitas umum. Selain itu menghambat perekonomian karena biasanya terjadi di jalanan sehingga orang orang yang akan bekerja akan ketakutan melewati jalan tersebut. Perpecahan ini biasanya diawali dari permasalahan kecil yang menimbulkan permusuhan dan Pendahuluan dendam. Dapat juga disebabkan karena konflik yang tak kunjung reda seperti perebutan lahan kampung. Atau seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tawuran bisa jadi dikarenakan gengsi dari suatu sekolah terhadap suatu sekolah lain yang sejak dahulu sudah ada. Tawuran sering terjadi pada kalangan remaja karena para remaja masih memiliki emosi yang labil sehingga selalu tergesa- gesa dalam memecahkan masalahnya tanpa dipikirkan terlebih dahulu apa akibat yang akan ditimbulkan. Selain itu, berkembang trend apabila mengikuti tawuran adalah sebuah kebanggaan.
Remaja sedang mengalami fase mencari
jati diri untuk mengembangkan potensi diri yang dimiliki. Dalam prosesnya, mereka butuh lingkungan yang mendukung salah satunya yaitu teman sekolah. Sebagai makhluk sosial, remaja butuh untuk melakukan interaksi dengan berbagai teman. Untuk memperkuat jalinan pertemanannya, mereka kerap kali Isi (Gagasan Utama, Bukti dan berkumpul bersama, entah untuk Alasan Pendukung Satu Sudut Pandang) mengerjakan tugas atau sekedar nongkrong menghabiskan waktu bersama. Diibaratkan menjadi keluarga kedua, maka sekelompok remaja ini memiliki solidaritas serta rasa kekeluargaan yang tinggi yang sekaligus menjadi alasan untuk saling membela dan mendukung satu sama lain. Jalinan pertemanan tersebut yang dapat menentukan arah remaja tersebut menuju hal yang positif atau negatif. Solidaritas ini yang dapat menjadikan awal mula terjadinya tawuran. Apabila dalam kelompok tersebut sesorang mengalami masalah dengan sesorang di kelompok lain. Maka rasa saling mendukung akan muncul dengan alasan membantu teman. Namun sayangnya cara yang dipilih salah, yaitu tawuran, yang dianggap menjadi solusi terakhir dan menjadi kebanggaan tersendiri apabila menang dalam tawuran tersebut.
Masyarakat dan pihak sekolah sudah
menempuh berbagai cara untuk menyelesaikan permasalahan tawuran ini yang sudah menjadi tradisi turun temurun. Hal tersebut ditujukan untuk meningkatkan kualitas para pelajar agar lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran serta tidak merugikan satu sama lain. Pihak sekolah memberikan sanksi tegas kepada para pelaku tawuran tersebut diantaranya dengan memberikan skorsing beberapa hari hingga ynag paling parah (Gagasan Utama, Bukti dan adalah melakukan DO (Drop Out) atau Alasan Pendukung Sudut Pandang Lain) mengeluarkan siswanya dari sekolah tersebut. Sedangkan menurut pihak kepolisian, dalam mengatasi tindak kenakalan remaja ini lebih memilih jalur pembinaan terlebih dahulu dibandingkan dengan melakukan penuntutan di jalur hukum meskipun tawuran masuk dalam ancaman terhadap negara dari dalam negeri, namun anak- anak dan remaja merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dibina agar menjadi insan yang bermanfaat kedepannya.
Solusi dari permasalahan tawuran remaja
ini yaitu dengan cara mengubah cara berpikir para siswa untuk anti terhadap tawuran. Diantaranya adalah dengan membuat peraturan sekolah yang tegas Kesimpulan Teks diskusi anti tawuran agar para pelaku jera, pengajaran agama yang diperdalam, memaksimalkan pendidikan karakter dalam keluarga, menyelenggarakan sosialisasi anti tawuran, perlu dibangun organisasi yang dapat menampung saran dan aspirasi semangat para pemuda, pemilihan pertemanan yang baik, siswa diarahkan ke hal-hal yang positif dengan diberikan tanggungjawab.