Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA – P1

DIODA DAN TRANSISTOR

AKHMAD FAIRUZ ABAADI


5009201148

Asisten
INTAN MEY SETYANINGRUM NRP. 02311940000045

DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021

i
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA – P1

DIODA DAN TRANSISTOR

AKHMAD FAIRUZ ABAADI


5009201148

Asisten
INTAN MEY SETYANINGRUM NRP. 02311940000045

DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021

ii
ABSTRAK

Praktikum dioda dan transistor ini memiliki tujuan untuk memahami


penggunaan dioda dalam rangkaian penyearah, clipper, dan clamper.
Selain itu pada praktikum ini bertujuan untuk memahami karakteristik
transistor BJT dalam daerah aktif, saturasi, dan cut-off. Dioda pada
rangkaian penyearah dilakukan percobaan half wave dan full wave
rectifier. Lalu pada percobaan dioda di rangkaian clipper dan clamper
menggunakan variasi tegangan baterai 5V dan 50V. Masing-masing
percobaan dioda tersebut dapat diketahui pengaruh susunan rangkaian
dioda dan komponen lainnya pada keluaran sinyal yang disimulasikan
menggunakan software Proteus Proffesional. Pada rangkaian
transistor BJT menggunakan variasi Hambatan Rb 5k, 10k, dan 15k
ohm dan pada variasi pada Vcc 10V, 15V dan 20V. Besaran Vce dan
Ic hasil simulasi dan perhitungan manual terlihat sama yang berarti
rangkaian dan perhitungan bersesuaian.

Kata kunci : dioda, rangkaian clamper, rangkaian clipper,transistor


BJT.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi P1
Praktikum Elektronika sesuai yang diharapkan. Adapun tujuan dari penulisan
laporan ini adalah untuk memenuhi kegiatan praktikum pada mata kuliah
Elektronika di semester 3 ini. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang penggunaan dan cara kerja dioda dan transistor bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulisan laporan resmi Praktikum Elektronika P1 ini dapat diselesaikan
karena bantuan berbagai pihak, mulai dari proses berjalannya praktikum,
pengambilan data, asistensi, sampai penulisan laporan. Untuk itu, Kami mengucap
banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan laporan resmi Praktikum Elektronika P1 ini. Kami berharap laporan
resmi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, menambah pengetahuan dan
mempermudah untuk percobaan lain yang hendak dilakukan.
Dengan demikian, Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan laporan praktikum ini, baik dari materi ataupun
teknik penyajian laporan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif demi kesempurnaan laporan praktikum ini untuk ke depannya.

Gresik, 24 Oktober 2021

Akhmad Fairuz Abaadi


5009201148

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.1 Rumusan Masalah ..........................................................................................1
1.1 Tujuan ............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
II.1 Dioda ..............................................................................................................3
II.2 Transistor .......................................................................................................3
II.3 Bipolar Junction Transistor ...........................................................................4
II.4 Resistor ..........................................................................................................5
II.5 Kapasitor ........................................................................................................6
II.6 Transformator ................................................................................................6
II.7 Osiloskop .......................................................................................................6
BAB III METODE PERCOBAAN .......................................................................7
III.1 Alat dan Bahan .............................................................................................7
III.2 Langkah-langkah ..........................................................................................7
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...........................................11
IV.1 Analisis Data ..............................................................................................11
IV.2 Analisis Perhitungan ..................................................................................14
IV.3 Pembahasan ................................................................................................16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................19
V.1 Kesimpulan ..................................................................................................19
V.2 Saran ............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... vi

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Simbol Transistor BJT ........................................................................4


Gambar 3.1 Rangkaian Penyearah Satu Dioda.......................................................7
Gambar 3.2 Rangkaian Penyearah Empat Dioda ..................................................8
Gambar 3.3 Rangkaian Clipper ..............................................................................8
Gambar 3.4 Rangkaian Clamper ...........................................................................9
Gambar 3.5 Rangkaian BJT .................................................................................10
Gambar 4.1 Sinyal Half Wave Rectifier positif ...................................................11
Gambar 4.2 Sinyal Half Wave Rectifier negatif ..................................................11
Gambar 4.3 Grafik Sinyal percobaan Full Wave Recitifier .................................12
Gambar 4.4 Sinyal Rangkaian Clipper dengan Baterai 5V .................................12
Gambar 4.5 Sinyal Rangkaian Clipper dengan Baterai 50V ...............................12
Gambar 4.6 Sinyal Rangkaian Clamper dengan Baterai 5V ...............................13
Gambar 4.7 Sinyal Rangkaian Clamper dengan Baterai 50V .............................13
Gambar 4.8 Rangkaian Percobaan Transistor BJT...............................................13

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Hasil Simulasi Transistor BJT ......................................................11


Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Percobaan Transistor BJT ........................................11

v
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Suatu perangkat elektronika terdapat beberapa komponen yang memiliki
fungsi masing-masing sesuai dengan peruntukannya. Bagi para engineer,
mempelajari fungsi dan penggunaan suatu perangkat elektronika adalah hal yang
penting. Komponen elektronika itu sendiri terdiri atas resistor, diode, transistor,
transformator, dan sebagainya. Beberapa komponen tersebut mayoritas pasti
digunakan dalam rangkaian listrik pada piranti-piranti elektronika yang digunakan
di kehidupan manusia. Setiap komponen tersebut memiliki banyak jenisnya lagi
yang memiliki sifat dan spesifikasi yang nantinya digunakan sesuai dengan
peruntukannya.
Komponen elektronika seperti diode, jika disusun pada rangkaian dengan cara
yang berbeda, maka diode tersebut juga memiliki sifat yang berbeda pada setiap
jenis rangkaian tersebut. Susunan rangkaian diode tersebut di antaranya adalah
rangkaian penyearah, rangkaian clipper, dan rangkaian clamper [1]. Selain itu,
pada transistor juga terdapat jenis dan karakteristiknya masing-masing. di
antaranya adalah transistor FET (Field Effect Transistor) dan transistor BJT
(Bipolar Junction Resistor) [2]. Untuk itu dilakukan percobaan untuk mengetahui
cara kerja dan sifat komponen elektronika pada berbagai rangkaian yang berbeda.

I.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana cara untuk memahami penggunaan dioda dalam rangkaian
penyearah?
2. Bagaimana cara untuk memahami penggunaan dioda dalam rangkaian
clipper?
3. Bagaimana cara untuk memahami penggunaan dioda dalam rangkaian
clamper?
4. Bagaimana cara memahami karakteristik transistor BJT dalam daerah aktif,
saturasi, dan cut-off?

1
I.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat memahami penggunaan dioda dalam rangkaian penyearah.
2. Dapat memahami penggunaan dioda dalam rangkaian clipper.
3. Dapat memahami penggunaan dioda dalam rangkaian clamper.
4. Dapat memahami karakteristik transistor BJT dalam daerah aktif, saturasi, dan
cut-off.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dioda
Pada umumnya, dioda dikenal orang sebagai komponen elektronika yang
dapat mengalirkan arus hanya pada satu arah dan juga dapat berperan sebagai
saklar satu arah. Dioda terbuat dari bahan semikonduktor, ada yang bertipe P dan
ada yang bertipe N dam juga memiliki dua terminal yakni anoda dan katoda.
Komponen ini dapat beroperasi untuk mengontrol tegangan yang diaplikasikan
pada terminal ini [3].
Dioda dapat bekerja sesuai dengan cara pengaplikasiannya pada rangkaian,
di antaranya adalah sebagai rectifier, clipper, dan clamper. Sebagai rectifier,
dioda bekerja sebagai penyearah tegangan AC menjadi DC dan dibagi lagi
menjadi dua yakni sebagai penyearah setengah gelombang dan penyearah
gelombang penuh [2]. Selanjutnya adalah dioda sebagai clipper yang berfungsi
sebagai pemotong sinyal baik positif atau negatif. Selanjutnya dioda bertindak
sebagai clamper yang dapat bekerja sebagai penggeser sinyal tanpa mengubah
bentuk dari sinyal. Diode sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya
adalah diode penyearah, Zener, cahaya, varvactor, dan LED (Light Emmiting
Diode) [2].

II.2 Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika aktif yang banyak digunakan
pada suatu rangkaian elektronika baik analog atau digital. Transistor terbuat dari
bahan semikonduktor yang terdiri atas jenis P dan N. Transistor berfungsi sebagai
komponen yang dapat memperkuat sinyal dari input ke output. Selain itu,
transistor juga dapat berfungsi sebagai saklar ketika berada di daerah jenuh dan
daerah cut off dengan diberi bias [4].
Transistor terbagi menjadi dua jenis, yakni BJT (Bipolar Junction
Transistor) dan FET (Field Effect Transistor). Transistor BJT merupakan
transistor berkaki tiga yang terdiri atas Emiter (E) yang berfungsi untuk
memasukkan elektron ke bagian basis. Lalu basis (B) merupakan bagian untuk

3
meneruskan elektron ke bagian kolektor (C). Lalu kolektor berfungsi untuk
mengumpulkan elektron [2]. Untuk transistor FET merupakan sebuah komponen
yang menyediakan sifat rangkaian dari sumber yang dikontrol, atau transistor ini
bisa disebut JFET (Junction Field Effect transistor). Transistor ini memiliki tiga
kaki atau bagian di antaranya, sumber atau pemancar (source), penyalur (drain),
dan gerbang (gate) [2].

II.3 Bipolar Junction Transistor


BJT merupakan serpihan kristal berelemen tiga yang dibentuk dari dua
sambungan. Ketiga daerah transistor itu memiliki ciri yang berbeda, yang disebut
dengan emiter, kolektor, dan basis. Emiter (E) mengandung ketidakmurnian
sangat tinggi. Tugasnya menginjeksikan elektron kedalam basis. Sedangkan basis
(B) merupakan daerah yang mengandung ketidakmurnian sangat rendah dan
merupakan bagian yang sangat tipis, tugasnya meneruskan sebagian besar dari
elektron suntikan emiter tersebut ke kolektor (C). Tingkat ketidakmurnian
kolektor terletak diantara kadar ketidakmurnian emiter dengan basis. Kolektor
merupakan bagian terbesar dari ketiga bagian tersebut. BJT menurut
sambungannya dibedakan menjadi dua yaitu tipe pnp dan tipe npn. Simbol dari
kedua tipe transistor tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.1 [2].

Gambar 2.1 Simbol Transistor BJT


Ragam operasi BJT yang menghasilkan sebuah sumber daerah aktif yang dapat
dikontrol. Tegangan melalui sambungan dalam daerah aktif akan menghasilkan
bias maju untuk sambungan basis-emiter dan menghasilkan bias balik untuk
sambungan basis- kolektor. Aksi ini berasal dari kontrol arus kolektor oleh
tegangan sambungan basis-emiter. Karena bias emiter maju, maka emiter
menyuntikan sejumlah besar pengangkut ke dalam daerah basis. Kebanyakan

4
pengangkut ini berdifusi melalui basis dan mencapai sambungan basis-kolektor di
mana basis bias balik pada sambungan ini menyapu pengangkut ke dalam
kolektor. Karena penggabungan kembali dalam daerah basis dipertahankan
minimum, maka arus kolektor dan arus emiter hampir sama besarnya [2].
Perbedaan di antara arus emiter dan arus kolektor disebabkan oleh arus basis yang
menyatakan pengangkut yang hilang karena penggabungan kembali. Sambungan
basis- emiter berperilaku seperti dalam dioda sambungan. Suatu perubahan tingkat
bias maju pada sambungan emiter akan menghasilkan suatu perubahan arus
emiter. Sebagai konsekuensinya, maka arus kolektor jika berubah sebanyak
sejumlah yang sama yang menunjukkan kontrol yang dikerahkan oleh tegangan
basis-emiter [2].
Parameter DC merupakan hubungan antara arus kolektor (IC) dan arus
emiter (IE). Besaran DC, merupakan perbandingan antara arus kolektor (IC)
dengan arus basis (IB).
𝑰𝒄 (2.1)
𝜶𝑫𝑪 =
𝑰𝒆
𝑰𝒄 = 𝑫𝑪 × 𝑰𝒃 (2.2)
Dalam operasi aktif.
𝑰𝒄 (2.3)
𝜷𝑫𝑪 =
𝑰𝒃
Arus kolektor menimbulkan penurunan tegangan sebesar Ic x Rc. Tegangan
kolektor menjadi:
𝑽𝒄𝒆 = 𝑽𝒄𝒄 − (𝑰𝒄 × 𝑹𝒄) (2.4)

)
II.4 Resistor
Resistor merupakan komponen elektronika yang memiliki kegunaan untuk
membatasi besar arus yang mengalir pada suatu rangkaian. Komponen ini bersifat
resistif dan kebanyakan terbuat dari bahan dasar karbon. Resistor memiliki nilai
resistansi yang berbanding terbalik dengan nilai arus yang mengalir melewatinya
dan memiliki satuan ohm (Ω) [5].

5
II.5 Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen elektronika yang dapat menyimpan
muatan atau menyimpan elektron-elektron selama beberapa saat. Cara kerja
kapasitor berbeda dengan baterai atau aki dalam menyimpan muatan listrik yakni
tidak terjadi perubahan kimia pada kapasitor. Kemampuan kapasitor dalam
menyimpan muatan biasanya disebut dengan kapasitansi yang dinyatakan dalam
satuan Farad (F) [5].

II.6 Transformator
Transformator atau yang biasa disebut trafo memiliki makna dasar
perubahan. Trafo merupakan komponen elektrik yang dapat mengubah dan
memindah energi listrik antar rangkaian melalui magnet gandeng berdasarkan
dasar elektromagnetik. Besarnya tegangan dan arus pada kumparan primer dan
sekunder dapat diatur sesuai dengan kebutuhan [5].

II.7 Osiloskop
Osiloskop adalah perangkat instrumentasi elektronika yang dapat
menampilkan suatu grafik pada suatu sinyal listrik. Pada umumnya, grafik yang
ditunjukkan adalah bagaimana sinyal tersebut berubah terhadap waktu. Pada
sumbu Y atau vertikal dapat menyatakan tegangan dan pada sumbu X atau
horizontal biasanya menyatakan satuan waktu. Perangkat ini wujudnya seperti
pesawat televisi kecil yang memiliki kisi atau grid pada layar dan memiliki
kontrol yang lebih kompleks dibandingkan dengan televisi biasa [6].

6
BAB III
METODOLOGI

III.1 Alat dan Bahan


Berikut alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini.
1. Multimeter
2. Breadboard
3. Adaptor
4. Resistor
5. Kapasitor
6. Sinyal generator
7. Diode
8. Osiloskop
9. Transistor NPN (contoh : 2N33904
10. Vsource
11. DC Voltmeter
12. DC Ammeter

III.2 Langkah – Langkah


Berikut langkah – langkah kerja untuk melakukan praktikum.
a. Full-wave Rectifier dan Half-wave Rectifier
1. Pada Proteus Professional dibuat rangkaian seperti pada Gambar 3.1 dan
Gambar 3.2.

Gambar 3.1 Rangkaian Penyearah Satu Dioda

7
Gambar 3.2 Ragnkaian Penyearah Empat Dioda
2. Komponen – komponen berikut digunakan dalam langkah ini :
a. Resistor R: 10KΩ
b. Dioda Analog
c. Vin: Vsine 50Hz, dengan Amplitudo 100
d. Tegangan DC: 5 Volt dari Battery
e. Osiloskop
3. Pada Proteus Professional dilakukan simulasi dan hasil sinyal yang keluar
pada osiloskop dilihat lalu perubahan yang terjadi didokumentasi.
4. Perubahan pada osiloskop dianalisis lalu dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh.
b. Rangkaian Clipper
1. Pada Proteus Proffesional dibuat rangkaian seperti pada Gambar 3.3

Gambar 3.3 Rangkaian Clipper


2. Komponen – komponen berikut digunakan pada langkah ini :
a. Resistor R: 10KΩ
b. Dioda analog
c. Real Kapasitor C: 10uF, 16-35 V
d. Vin: Vsine 50Hz, dengan Amplitudo 100
e. Tegangan DC: 5 Volt dari Battery
f. Osiloskop

8
3. Pada Proteus Professional dilakukan simulasi dan hasil sinyal yang keluar
pada osiloskop dilihat lalu perubahan yang terjadi didokumentasi.
4. Sinyal pada poin A dan poin C. diamati pada osiloskop saat dilakukan
simulasi
5. Perilaku perubahan sinyal dianalisis dengan hasil yang diperoleh
dibandingkan dan jalannya sinyal pada rangkaian dianalisis
c. Rangkaian Clamper
1. Komponen – komponen berikut digunakan pada langkah ini.
a. Resistor R: 150KΩ
b. Dioda Analog
c. Real Kapasitor C: uF, 16-35 V
d. Vin: Vsine 50Hz, dengan amplitudo 100
e. Tegangan DC: 5 Volt dari Battery
f. Osiloskop
2. Pada Proteus Proffesional dibuat rangkaian seperti pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Rangkaian Clamper


3. Simulasi dilakukan dan sinyal yang keluar pada osiloskop dilihat. Simulasi
ini dijadikan sebagai kondisi awal.
4. Perubahan yang terjadi didokumentasikan
5. Nilai tegangan pada baterai yang berbeda diubah.
6. Perubahan yang terjadi didokumentasikan.
7. Langkah 5 & 6 dilakukan sebanyak 2 kali.
8. Perubahan yang terjadi dengan kondisi awal dianalisis. Posisi sinyal setiap
percobaan dibandingkan.

9
d. Transistor BJT
1. Pada Proteus Proffesional dibuat rangkaian seperti pada Gambar 3.5

Gambar 3.5 Rangkaian BJT


2. Harga Ib diatur pada harga tertentu dan diusahakan tidak berubah-
ubah, kemudian harga Vcc diubah (3 variasi) dengan masukan dari
adaptor diganti. Harga Ib,Ic, Vce, dan Vcc diukur.
3. Langkah di atas diulang untuk harga Ib (3 variasi). Resistor pada base
diganti untuk diatur Ib. kemudian dimasukkan ke tabel.
4. Grafik antara Ic dan Vce dibuat grafik pada tiap perubahan Ib yang
diset.
5. Grafik tersebut dianalisis dan titik Qpoint ditentukan.
6. Nilai yang seharusnya dihitung dengan perhitungan dan dibandingkan
pada tabel.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Analisis Data


Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data berupa grafik sinyal
input maupun output dari masing-masing percobaan.

IV.1.1 Grafik Percobaan Half Wave Recitifer


Pada percobaan ini didapatkan grafik sinyal input dan output seperti pada
Gambar 4.1 dan 4.2.

Gambar 4.1 Sinyal Half Wave Rectifier positif

Gambar 4.2 Grafik Sinyal Half Wave Rectifier negatif

IV.1.2 Grafik Percobaan Full Wave Recitifier


Pada percobaan ini didapatkan grafik sinyal input dan output pada Gambar
4.3 dengan sinyal input berwarna merah dan sinyal output berwarna hijau.

11
Gambar 4.3 Grafik Sinyal percobaan Full Wave Recitifier

IV.1.3 Grafik Percobaan Rangkaian Clipper


Pada percobaan rangkaian clipper ini digunakan variasi tegangan pada
baterai sebesar 5V dan 50V dengan grafik sinyal output berwarna merah dan
sinyal input berwarna kuning seperti berikut.

Gambar 4.4 Sinyal Rangkaian Clipper dengan Baterai 5V

Gambar 4.5 Sinyal Rangkaian Clipper dengan Baterai 50V

IV.1.4 Grafik Percobaan Rangkaian Clamper


Pada percobaan rangkaian clamper ini digunakan variasi tegangan pada
baterai sebesar 5V dan 50V dengan sinyal output berwarna merah dan sinyal input
berwarna kuning seperti berikut.

12
Gambar 4.6 Sinyal Rangkaian Clamper dengan Baterai 5V

Gambar 4.7 Sinyal Rangkaian Clamper dengan Baterai 50V

IV.1.5 Hasil Running rangkaian Transistor BJT


Pada rangkaian BJT dilakukan running dan akan keluar nilai tegangan dan
arus pada Vce, Ib, dan Ic. Selain itu dilakukan variasi pada Rb dan Vcc pada
rangkaian BJT ini. Pada Gambar 4.8 merupakan contoh keluaran nilai pada Vce
dan Ic.

Gambar 4.8 Rangkaian Percobaan Transistor BJT

13
Untuk hasil simulasi pada rangkaian BJT dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah
ini.
Tabel 4.1 Data Hasil Simulasi Transistor BJT
Rb = 5k ohm, Ib = 0.05mA
No. Vcc (V) Ic (mA) Vce (V)
1 10 8.82 1.18
2 15 9.35 5.65
3 20 9.88 10.1
Rb = 10k, Ib = 0.02mA
No. Vcc (V) Ic (mA) Vce (V)
1 10 4.83 5.17
2 15 5.12 9.88
3 20 5.41 14.6
Rb = 15k, Ib = 0.02mA
No. Vcc (V) Ic (mA) Vce (V)
1 10 3.3 6.7
2 15 3.49 11.5
3 20 3.69 16.3

IV.2 Analisis Perhitungan


Pada percobaan ini dilakukan perhitungan pada percobaan transistor BJT
untuk mencari nilai Vce yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai hasil
simulasi rangkaian pada software Proteus Proffesional.
Berikut perhitungan pada rangkaian transistor BJT. Dengan diketahui
Vbb= 1V, Vbe = 0.7V, Rc = 1k ohm. Rb 10k ohm, Vcc = 15V,
1. Menghitung Ib.
(𝑉𝑏𝑏 − 𝑉𝑏𝑒)
𝐼𝑏 =
𝑅𝑏
(1 − 0.7)
𝐼𝑏 =
10𝑘
𝐼𝑏 = 0.3 × 10−4 𝐴

14
𝑰𝒃 = 𝟎. 𝟎𝟑𝒎𝑨
2. Menghitung β (tingkat penguat)
Ic
β=
Ib
5.12mA
β=
0.03mA
β = 170.67
3. Menghitung Ic
𝐼𝑐 = β × Ib
𝐼𝑐 = 170.67 × 0.03𝑚𝐴
𝐼𝑐 = 5.12𝑚𝐴
4. Menghitung Vce
𝑉𝑐𝑒 = 𝑉𝑐𝑐 − 𝑉𝑐
𝑉𝑐𝑒 = 𝑉𝑐𝑐 − (𝐼𝑐 × 𝑅𝑐)
𝑉𝑐𝑒 = 15𝑉 − (5.12 × 10−3 × 1000 𝑜ℎ𝑚)
𝑉𝑐𝑒 = 15 − 5.12
𝑽𝒄𝒆 = 𝟗. 𝟖𝟖𝑽
Berikut Tabel hasil perhitungan pada percobaan transistor BJT.
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Percobaan Transistor BJT
Rb = 5k ohm, Ib = 0.05mA
No. Vcc (V) Ic (mA) Vce (V)
1 10 8.82 1.18
2 15 9.35 5.65
3 20 9.88 10.1
Rb = 10k, Ib = 0.02mA
No. Vcc (V) Ic (mA) Vce (V)
1 10 4.83 5.17
2 15 5.12 9.88
3 20 5.41 14.6
Rb = 15k, Ib = 0.02mA
No. Vcc (V) Ic (mA) Vce (V)
1 10 3.3 6.7

15
2 15 3.49 11.5
3 20 3.69 16.3

IV.3 Pembahasan
Percobaan yang dilakukan kali ini berjudul Dioda dan Transistor.
Percobaan ini bertujuan untuk memahami penggunaan dioda dalam rangkaian
penyearah, clipper, dan clamper. Selanjutnya untuk memahami karakteristik
Transistor BJT dalam daerah aktif, saturasi dan cut-off. Percobaan pertama yang
dilakukan adalah membuat rangkaian half wave rectifier yang dapat dilihat pada
Gambar 3.1. Untuk arah arus pada rangkaian ini adalah sesuai dengan panah yang
ditunjukkan diode, yaitu searah dengan arah jarum jam melalui wire sisi atas. Hal
tersebut karena menggunakan sumber arus bolak-balik dan harus disearahkan
dengan dioda. Lalu besarnya tegangan pada sesudah diode adalah sebesar Vsine
dikurangi dengan Vbias dari dioda dan terdapat hambatan agar rangkaian tidak
short circuit. Rangkaian pada Gambar 3.1 menghasilkan keluaran sinyal dengan
bagian bawah/lembah terpotong seperti pada Gambar 4.1 dengan sinyal berwarna
biru. Kemudian jika diode diputar 180 derajat, maka sinyal akan berubah, yakni
bagian yang terpotong adalah bagian gunung dan terdapat bagian lembah seperti
pada Gambar 4.2.
Kemudian adalah percobaan rangkaian full wave rectifier yang dapat
dilihat pada Gambar 3.2. Rangkaian tersebut memiliki arah arus siklus positif dari
Vsine sisi wiring atas ke arah dioda kanan atas lalu menuju ke resistor dan
kembali ke dioda kiri bawah dan kembali menuju Vsine sisi wiring bawah.
Kemudian untuk siklus arus negatif, arus mengalir dari Vsine menuju ke dioda
kanan bawah, lalu melewati resistor dan dioda sebelah kiri atas aktif dan
melewatinya sehingga arus kembali ke Vsine melalui sisi wiring atas. Pada
rangkaian tersebut, arus tidak pernah melalui atau menyentuh sisi negatif dioda
sehingga sinyal arus yang dihasilkan akan selalu bernilai positif dan bagian
negatifnya akan terpotong seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.3 sinyal
berwarna hijau. Untuk sinyal berwarna merah merupakan sinyal inputan normal
pada rangkaian.

16
Selanjutnya adalah percobaan rangkaian clipper yang dapat dilihat pada
Gambar 3.3. Untuk arah arus tegangan mula-mula keluar dari Vsine positif
menuju dioda D1 dan selanjutnya melalui baterai 5V. Pada kondisi tersebut
dinamakan sebagai rangkaian clipper positif karena arus sebelum D1 lebih besar
daripada arus setelah D1 dan sinyal positif output akan terpotong. Lalu arus lanjut
mengalir ke dioda D2 yang sebelumnya melalui baterai. Jadi sinyal output akan
terpotong sebesar tegangan yang digunakan pada baterai. Kedua kondisi tersebut
dapat digunakan bersamaan ataupun digunakan salah satu dari rangkaian clipper
positif atau negatif. Untuk keluaran sinyal saat menggunakan batreai 5V dapat
dilihat pada Gambar 4.4 dengan sinyal input berwarna kuning dan sinyal output
berwarna merah. Lalu digunakan variasi dengan mengubah tegangan baterai
menjadi 50V sehingga sinyal yang keluar seperti pada Gambar 5.5. Dengan
demikian, dapat dilihat bahwa semakin besar tegangan baterai, maka jarak antar
ujung atas potongan sinyal dan ujung bawah potongan sinyal akan semakin besar
juga.
Kemudian adalah percobaan rangkaian clamper. Rangkaian clamper
merupakan rangkaian penggeser sinyal tanpa mengubah bentuk asli dari inputan
sinyal. Sinyal dapat digeser naik ataupun turun sesuai dengan keinginan kita
dalam membuat sebuah rangkaian. Rangkaian ini dapat dilihat 3.4 dengan arah
arus keluar dari Vsine menuju ke kapasitor C1 lalu mengalir ke bawah menuju
diode D1. Lalu, arus akan mengenai kutub positif dari baterai 5V dan akhirnya
mengalir kembali menuju Vsine. Pada Gambar 3.4 ini merupakan jenis rangkaian
clamper negatif dan keluaran sinyal dapat dilihat pada Gambar 4.6 dengan sinyal
input berwarna kuning dan sinyal output berwarna merah. Lalu, pada saat
menggunakan tegangan baterai 50V, sinyal akan terlihat pada Gambar 4.7.Hal
tersebut dapat dilihat bahwa sinyal input dan output memiliki bentuk yang sama
akan tetapi sinyal output akan bergeser sebesar nilai tegangan yang digunakan
pada baterai. Jenis rangkaian clamper ini juga banyak, di antaranya clamper
positif, clamper negatif, clamper positif dengan Vr positif, clamper positif
dengan Vr negatif, clamper negatif dengan Vr positif, dan clamper negatif
dengan Vr negatif.

17
Pada rangkaian Transistor BJT dapat dilihat pada Gambar 3.5 dengan
besaran yang sudah diketahui. Pada rangkaian transistor BJT ini menggunakan
Vbb sebesar 1V, Vbe sebesar 0.7 V, variasi rb 5k, 10k, 15k ohm. Dan Vcc sebesar
10V, 15V, dan 20V. Setelah dilakukan simulasi didapatkan besaran seperti Vce
dan Ic. Lalu dilakukan perhitungan manual menggunakan beberapa persamaan
sehingga didapatkan nilai Vce dan Ic yang besarnya sama dengan hasil simulasi.

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Dari Percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan
kesimpulan sebagai berikut.
1. Penggunaan diode dalam rangkaian penyearah terdapat dua
perlakuan pada rangkaian, yakni dengan half wave rectifier dan full
wave rectifier.
2. Penggunaan dioda dalam rangkaian clipper berfungsi untuk
memotong bagian bukit dan/atau lembah pada sinyal
output.besaran potongan tersebut bergantung pada selisih tegangan
sebelum dan sesudah dioda.
3. Pada rangkaian clamper, dioda berguna untuk menggeser sinyal
tanpa mengubah bentuk sinyal input. Rangkaian ini juga terdapat
jenis-jenisnya lagi sesuai dengan penyusunan dioda dan sumber
tegangan di dekat dioda, misalnya baterai pada suatu rangkaian.
4. Pada rangkaian Transistor BJT dapat diketahui karakteristiknya
melalui besaran tegangan pada beberapa titik tertentu sehingga
dapat diketahui daerah kerja transistor BJT meliputi daerah aktif,
saturasi, dan cut-off

V.2 Saran
Adapun saran dalam melakukan percobaan ini adalah:
1. Praktikan harus lebih cermat dan teliti pada saat merangkai suatu
rangkaian agar rangkaian dapat berjalan dengan baik dan data yang
dihasilkan lebih akurat.

19
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Aji Dwi, Pranata Joni, dkk. Laporan Akhir Praktium Elektronika. 2015.
[2]. Lab PKRK Teknik Fisika ITS. Modul Praktikum Elektronika. 2021
[3]. Teja Ravi. Applications of Diodes. 2021.
[4]. Suwarno Pujo, Widodo Thomas, dan Suryono. Simulasi Sistem
Pembayaran Retribusi Gedung Parkir Menggunakan Mikrokontroller
AT89S51. 2009.

vi

Anda mungkin juga menyukai