Anda di halaman 1dari 5

Endokrin batch 32

1. seorang perempuan berusia 65 tahun yang sudah menopause sejak usia 43 tahun, datang
berobat ke poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan nyeri pada daerah punggung bagian
bawah sejak 2 bulan lalu, Pada awalnya nyeri dirasakan sangat hebat setelah terpeleset dari
kamar mandi . 1 bulan terakhir nyeri dirasakan semakin memberat pada posisi tertentu dan
punggung terlihat makin bongkok, kadang disertai dengan rasa kesemutan menjalar pada
paha bagian belakang.Berdasarkan data di atas, 2 pemeriksaan penunjang prioritas untuk
menegakkan diagnosa pada pasien ini adalah :
a. Pemeriksaan kadar kalsium dan PTH
b. Pemeriksaan kadar vitamin D dan kalsium ion serum
c. Rontgen vertebra lumbal – sakral PA – lateral – dan bone scan
d. CT scan vertebra lumbal- sakral dan bone mass Densitometry
e. MRI Vertebrae lumbal sacral dan Bone Mass Densitometry

2. Seorang perempuan berusia 21 tahun datang berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam


karena keluhan tidak pernah haid. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hemodinamik
baik; TB 145 cm; BB 45 kg; bentuk badan proporsional. Pemeriksaan jantung dan
paru dalam batas normal. Payudara belum tumbuh, rambut pubis dan ketiak tak ada.
Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada pasien adalah
A. FSH, TSH, ACTH
B. Estrogen, FSH, LH
C. Progesterone, prolaktin, FSH
D. Growth Hormone, ACTH, kortisol
E. Prolaktin, anti mullerian hormone, LH

3. Seorang pasien lelaki berusia 28 tahun kontrol berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam
dengan keluhan tangan gemetar sehingga mengganggu aktivitas sejak 1 bulan lalu.
Pasien telah didiagnosis dengan Graves’ disease, namun tidak minum obat teratur.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg; frekuensi nadi
120x/menit; jantung dan paru dalam batas normal; terdapat tremor. Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjakkan fT4 3,6 ng/dL; TSHs 0,005 µIU/mL.
Pilihan obat dan dosis yang paling tepat pada pasien adalah:
a. PTU 1x100 mg
b. L-tiroksin 1x100 µg
c. Metimasol 1x30 mg
d. Neomercazole 1x5 mg
e. Solution lugol 1 tetes sehari
4. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang berobat ke poliklinik Penyakit Dalam
dengan benjolan pada leher sejak 3 bulan. Benjolan terasa makin besar tanpa disertai
rasa nyeri. Keluhan penurunan berat badan, berdebar-debar, gemetar, dan banyak
keringat disangka. Pada pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi nadi 80x/menit, tidak
ada eksoftalmus, terlihat benjolan didaerah leher yang ikut bergerak saat menelan,
pada palpasi leher teraba benjolan yang ikut bergerak saat menelan, diameter 3 cm,
batas tegas, kenyal, permukaan rata, tidak nyeri tekan dan terdapat fluktuasi. Tidak
ada tremor.
Prioritas pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada pasien adalah
a. TSHs, fT4, dan sidik tiroid
b. TSHs, fT4, dan USG tiroid
c. CT-scan leher, sidik tiroid, dan FNAB
d. USG tiroid, sidik tiroid, dan tiroglobulin
e. Tiroglobulin, anti-TPO, dan CT-scan leher

5 Seorang perempuan berusia 20 tahun dating berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam


dengan keluhan berdebar-debar disertai rasa sakit di leher sejak 1 minggu yang lalu.
Terdapat demam dan nyeri saat menelan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 112x/menit. Pada leher terlihat massa yang ikut
bergerak saat menelan. Palpasi leher sulit dilakukan karena nyeri. Jantung dan paru
dalam batas normal. Terdapat tremor halus pada kedua tangan. Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan fT4 2,9 ng/dL: TSHs 0,05 µIU/mL.

Dianosis yang paling mungkin pada pasien:

A. Timiditis
B. Graves Disease
C. Struma difusa toksik
D. Struma nodosa toksik
E. Penyakit trofoblas ganas (PTG)

6. Seorang perempuan berusia 33 tahun datang berobat ke Polikilinik Penyakit Dalam


dengan keluhan kesemutan dan sering kram sejak 1 bulan. Pasien menjalani operasi
tiroid 5 tahun yang lalu atas indikasi karsinoma papiler tiroid. Sejak 6 bulan terakhir
pasien tidak mau lagi minum obat. Sejak saat itu berat badan naik sebanyak 5 kg,
gampang mengantuk dan sulit BAB (3-4 hari sekali). Pada pemeriksaan fisik semua
dalam batas normal.

Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk menentukan diagnose pasien adalah:

A. TSHs, PTH, fosfat


B. TSHs, fT4, kalsium
C. TSHs, T3 total, tiroglobulin
D. PTH, kalsium, tiroglobulin
E. Anti-TPO, tiroglobulin, fosfat

6. seorang lelaki berusia 56 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan luka dekat jari
kelingking kaki kanan sejak 1 bulan yang lalu. Luka semakin menjalar ke arah telapak
kaki dan mengeluarkan bau tidak sedap, namun tidak disertai dengan nyeri.
Kadangkala terdapat demam yang tidak terlalu tinggi. Pasien menyandang DM
selama 25 tahun dan sejak 4 tahun terakhir sudah menggunakan insulin kerja cepat 3 x
20 unit, detemir 1x12 unit, ASA 1x 80 mg, dan atorvastatin 1x20 mg.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140.90 mmHg; frekuensi nadi
90x/menit; suhu 36,5°C. Pada status lokalis terlihat luka terbuka ukuran 3x3 cm pada
permukaan dorsal jari kaki kanan, disertai jaringan nekrosis dan nanah. Kaki kanan
teraba hangat; pulsasi arteri dorsalis pedis dan tibialis posterior sulit didapat. Pasien
tidak merasa nyeri saat balutan dibuka.
Pemeriksaan penunjang menunjukkan Hb 10,9 g/dL; leukosit 13.400/µL; trombosit
321.000/ µL; Kadar gula darah sewaktu 411 mg/dL ; ß hidroksi butirat 0,7 mmol/L
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kondisi di atas terjaid pada pasien adalah:
a. Neuropati sensorik, infeksi, hiperglikemia, dan hipertensi
b. Infeksi, hiperglikemia, hipertensi, dan penyakit pembuluh darah perifer
c. Infeksi, hipertensi, neuropati otonom dan penyakit pembuluh darah perifer
d. Neuropati motorik, infeksi, hiperglikemia, dan penyakit pembuluh darah perifer
e. Neuropati otonom, infeksi, hiperglikema, dan penyakit pembuluh darah perifer.

7. Seorang lelaki berusia 21 tahun berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
ukuran penis yang kecil. Pasien lahr cukup bulan dengan berat lahir 3,1 kg dan
panjang badan 51 cm. Sampai pasien berusia 10 tahun, tidak ada perbedaan yang
terlihat pada pertumbuhan fisiknya. Pada usia SMP, pasien mulai merasakan
perbedaan dimana penisnya tidak mengalami pertumbuhan seperti teman-temannya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 160 cm; berat badan 69 kg. Tidak
terlihat adanya kumis dan jambang, sedangkan rambut ketiak dan rambut pubis sangat
tipis. Suara pasien masih terdengar seperti anak kecil. Ukuran penis 2 cm dari dasar
tulang pubis dan tidak teraba adanya testis. Tidak terdapat ginekomastia.
Hasil pemeriksaan penunjang yang saudara harapkan pada kasus di atas selain
penurunan kadar testosteron total :
a. Kenaikan kadar prolaktin dalam darah
b. Penurunan kadar prolaktin dalam darah
c. Penurunan Growth Hormone dalam darah
d. Penurunan kadar FSH dan LH dalam darah
e. Kenaikan kadar FSH dan LH dalam darah

8 Seorang perempuan obese berusia 72 tahun , penyandang diabetes melitus selama 20


tahun, dengan penyakit jantung koroner dan hipertensi sejak 10 tahun yang
lalu,diantar oleh anaknya berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam . Sejak dua tahun
terakhir pasien tidak pernah kontrol namun masih minum metformin 2x500mg , ASA
1x80 mg, Amlodipin 1x10 mg, dan atorvastatin 1x10mg.
Hasil laboratorium saat ini menunjukkan glukosa darah puasa 280 mg/dL dan 2 jam
post prandial 390 mg/dL; HbA1C 11,1 % ; Ureum 35 mg/dL; kreatinin 1,4 mg/dL;
eGFR 26 mL/menit. Pasien tinggal sendiri namun pada siang sampai sore hari
ditunggu oleh asisten rumah tangga. Kedua anak pasien hanya kadang – kadang
mampir pada saat hari libur
Piliham obat DM yang paling tepat pada kondisi pasien di atas adalah :
A. Memberikan kominasi metformin dengan insulin basal
B. Metformin dihentikan ,diganti dengan insulin basal
C. Metformin dihentikan ,diganti dengan kombinasi pioglitazon dan acarbose
D. Metformin dihentikan ,diganti dengan kombinasi pioglitazon dan insulin basal
E. Metformin dihentikan ,diganti dengan golongan pioglitazon dan DPP-4 inhibitor.

9. Seorang perempuan berusia 68 tahunberobat ke poliklinik penyakit dalam karena


dianjurkan oleh anaknya untuk chek up kesehatan. Berat badan pasien 75 kg dan
tinggi badan 150 mg, berdasarkan alat timbangan berat badan dan alat pengukur
tinggi badan yang ada di poliklinik . Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak
kifoskoliosis. Terdapat krepitasi genu dan hallux valgus bilateral. Pemeriksaan
jantung, paru , dan abdomen dalam batas normal.
Status gizi berdasarkan indeks massa tubuh pasien tersebt :
A. Obesitas
B. Overweight
C. Normoweight
D. Underweight
E. Belum dapat ditentukan

10. Seorang perempuan berusia 48 tahun, dirawat sampai 3 kali dalam 1 tahun terakhir
akibat nefrolitiasis. Hasil pemeriksaan ekskresi kalsium urin 24 jam sebanyak 3 kali
berturut-turut menunjukkan peningkatan, dengan kadar kalsium serum berkisar 10,5-
11,5 mg/dL dan kadar ion kalsium 1,34-1,36 mmol/L. Kadar fosfat serum 2,4 mg/dL
dan PTH serum 229 nL eq/mL (normal < 150 nL eq/mL).
Pilihan tatalaksana yang tepat pada pasien saat ini adalah:
a. Bedah eksplorasi daerah leher
b. Terapi simtomatik untuk batu ginjalnya
c. Diberikan tiazid untuk mengurangi ekskresi kalsium yang berlebihan
d. Suplementasi kalsium untuk mencegah kehilangan massa tulang yang
progresif
e. Diberikan prednison mulai dengan dosis 40 mg/hari, kemudian diturunkan
dosisnya perlahan-lahan selama lebih dari 4 minggu

11. Seorang perempuan berusia 48 tahun memiliki riwayat penyakit graves sejak 11
tahun yang lalu,. Pasien pernah mendapatkan obat propiltiourasil dan tiamazol yang
dosisnya sering berubah sesuai dengan hasil pemeriksaan laboratorium,. Sejak 3 tahun
yang lalu obat yang dihemntikamn karena dianggap pasien sudah sembuh. Tiga bulan
yang lalu, muncul kembali keluhan berdebar- debar , banyak berkeringat serta
penurunan berat badan yang drastis sebanyak 5 kg dalam waktu 3 bulan . Pasien
kembali berobat ke dokter yang sebelumnya merawat.

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar TSHs 0,001 mIU/mL; gfree T4


(fT4) 4 ng/dL sehingga dokter memberikan tiamazol 2x20 mg. Namun karena
terdapat keluhan gatal-gatal , obat tiamazol dihentikan dan diganti dengan PTU.
Ternyata pasien juga alergi terhadap PTU sehingga obat PTU dihentikan.

Pilihan tata laksana selanjutnya yang sebaiknya diberikan pada pasien adalah :
A. Diberikan metimazol
B. Dilakukan ablasi tiroid dengan yodium radioaktif
C. Diberikan tiamazol dengan dosis titrasi disertai dengan
lugolisasi
D. Dilakukan operasi tiroidektomi toi\tal dan dilanjutkan ablasi
tiroid dengan yodium radioaktif
E. Dilakukamnn operasi tiroidektomi parsial dan dilanjutkan
ablasi tiroid dengan yodium radioaktif

Anda mungkin juga menyukai