Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KONSEP KEMANDIRIAN

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu:

Nurhayani. M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 9

PAI 1/Semester 4

Khairul Anwar (0301191014)

Fikri Maulana (0301191029)

Maulidah Yuni Nasution (0301191050)

Nurjannah Dalimunte (0301193211)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TABIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan nikmat
kesehatan serta kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Perkembangan Sosial dan Konsep Kemandirian” ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
pula shalawat beriringkan salam kami hadiahkan kepada Rasulullah Saw yang telah
membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang
seperti saat ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Terutama kepada dosen pengampu, Nurhayani, M.Si. yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan makalah ni.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan tidak luput dari
kesalahan dalam penulisannya. Oleh karena itu, kami selaku pemakalah mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna perbaikan makalah ini
kedepannya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Medan, 2 Juli 2021

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Msalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1

C. Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II : PEMBAHASAN ......................................................................................... 2

A. Perkembangan Sosial ........................................................................... 2


B. Konsep Kemandirian............................................................................ 5

BAB III : PENUTUP .................................................................................................. 8

A. Kesimpulan .......................................................................................... 8

B. Saran..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki beberapa unsur. Salah satu unsur tersebut merupakan peserta
didik. Peserta didik sendiri merupakan orang yang berpartisipasi dalm kegiatan
pendidikan yang tugasnya sendiri ialah untuk menerima didikan. Peserta didik atau
manusia pada umumnya selalu mengalami perkembangan. Perkembangan yang
terjadi pada manusia terbagi menjadi beberapa bagian. Diantaraya perkembangan
fisik, emosi, bahasa, ataupun sosial.

Kita sebagai calon guru dan calon orang tua pada umumnya harus mampu melihat
perkembangan yang ada dalam diri peserta didik atau seorang anak. Salah satu
perkembangan pada diri anak yang sangat penting untuk diperhatikan ialah
perkembangan sosial. Karena sejatinya manusia merupakan makhluk sosial. Oleh
karena itu, pada makalah ini kami akan membahas mengenai perkembangan sosial
dan konsep kemandirian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu perkembangan sosial?

2. Bagaimana konsep kemandirian?

C. Tujuan

Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik. Makalah ini juga ditulis agar penulis dan pembaca
dapat mengeatahu tentang perkembangan sosial dan konsep kemandirian.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Sosial

1. Pengertian Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial adalah proses belajar yang dilakukan oleh seseorang untuk
menyesuaikan diri terhadap kehidupan sosial, yaitu norma-norma kelompok, moral,
dan tradisi serta masuk kedalamnya dengan meleburkan diri, saling berkomunikasi,
dan bekerja sama.1

Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman


bergaul dengan orang-orang di lingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang
lain telah muncul sejak usia enam bulan. Saat itu anak telah mampu mengenal
manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu
membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang
mendengar suara keras) dan kasih sayang. 2

Dalam sumber lain perkembanagan aspek sosial diawali pada masa kanak-kanak
usia 3 tahun yang akan berinteraksi dengan teman-teman sepermainannya.
Perkembangan sosial individu akan berkembang seiring dengan pertambahan usia dan
pergaulannya. Faktor perkembangan sosial individu diantaranya adalah orang tua,
pendidikan formal maupun informal, lingkungan sehari-hari, dan teman.3

2. Tingkah Laku Sosial.

Tingkah laku sosial merupakan keterampilan yang memungkinkan sesorang


berpartisipasi secara efektif dalam kelompok atau dalam masyarakat. 4 Ada beberapa
jenis tingkah laku sosial, diantaranya sebagai berikut:5

1
Masganti Sitorus, Perkembangan Peserta Didik, (Medan: Perdana Publishing, 2012), hlm. 105
2
Ibid.
3
Kayyis Fithri Ajhuri, Psikologi Perkembangan: Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan, (Bantul:
Penerbar Media Pustaka, 2019), hlm. 36-37.
4
Rosmawati, Perkembangan Peserta Didik (Psikologi Perkembangan Remaja), (Pekanbaru: UR Press,
2011), hlm. 105
5
Masganti Sitorus, Op.Cit., hlm. 106-110

2
a. Pembangkangan (Negativisme)

Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau
tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan keinginan anak.

b. Agresi (Agression)

Agresi adalah perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-
kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustrasi (rasa
kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk
ini diwujudkan dengan menyerang seperti: mencubit, menggigit, menendang, dan
lain sebagainya.

c. Berselisih (Clashing)

Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau
perilaku anak lain. Anak-anak selalu berselisih pendapat tentang suatu masalah.
Misalnya mereka berselisih dalam peraturan permainan yang sedang mereka
mainkan. Perselisihan kadang-kadang dapat menyebabkan perkelahian.

d. Menggoda (Teasing)

Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan


serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau
cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya. Misalnya
anak-anak memberi gelar tertentu kepada temannya atau saudaranya untuk
membuat mereka marah.

e. Persaingan (Rivaly)

Persaingan adalah Keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong
oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan
prestise dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.
Persaingan berdampak positif jika masih dalam intensitas normal. Agar sikap
bersaing berada pada tataran normal, orang tua atau guru harus selalu menciptakan
suasana yang bersaing yang positif pada diri anak.

3
f. Kerjasama (Cooperation)

Sikap mau bekerja sama dengan orang lain mulai nampak pada usia tiga tahun
atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin
berkembang dengan baik. Sikap dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain
bersama.

g. Tingkah laku berkuasa (Ascendant Behavior)

Tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap boss.
Wujud dari sikap ini adalah memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan
sebagainya. Tingkah laku berkuasa pada anak-anak selalu menimbulkan
perselisihan antar anak. Anak-anak yang bersifat “bossy” dijauhi teman-temannya
atau hanya ditemani karena takut dengan kejahatannya.

h. Mementingkan diri sendiri (selffishness)

Sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya sendiri. Sikap


egosentris sebenarnya berguna dalam mempertahankan diri, tetapi dapat
merugikan orang lain jika dilakukan secara berlebihan.

i. Simpati (Sympaty)

Simpati merupakan sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh


perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.
Mereka rela berbagi apa yang mereka miliki. Pembelajaran yang dilakukan secara
berkelompok dapat membantu mengembangkan sikap empati pada anak.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:6

a. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh


terhadap berbagai aspek perkembangan anak termasuk perkembangan sosialnya.
Bagaiman lingkungan sosial didalam suatu keluarga, apa saja aturan atau norma

6
Osco Parmonangan Sijabat, dkk, Perkembangan Peserta Didik Tingkat Dasar dan Menengah,
(Tasikmalaya: Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia, 2021), hlm. 72-74.

4
yang diterapkan. Hal itu semua dapat mempengaruhi perilaku dan perkembangan
sosial anak

b. Kematangan Anak

Bersosialisasi membutuhkan kematangan fisik dan psikis. Utnuk mampu


mempertimbangkan dalam proses sosial, meminta atau menerima pendapat orang
lain, semua itu perlu kematangan intelektual dan emosional. Disamping itu
kemampuan berbahasa ikut pula menentukan.

c. Status Sosial dan Ekonomi

Realita kehidupan sosial memang banyak yang memandang status atau


kondisi kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat.

d. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Penanaman


perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di
kelembagaan pendidikan (sekolah).

e. Kapasitas Mental, Emosi dan Intelegensi

Kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahsa baik, pengendalian


emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dan proses
perkembangan sosial anak.

B. Konsep Kemandirian

1. Pengertian Kemandirian

Kemandirian dapat juga disebut dengan autonomy atau dalam bahasa Indonesia
disebut otonomi. Menurut Chaplin, otonomi adalah kebebasan individu untuk
memilih, untuk menjadi kesatuan, yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan
dirinya sendiri. Seiffert dan Hoffnung mendefinisikan otonomi atau kemandirian
sebagai kemampuan untuk memerintah dan mengatur diri sendiri, pikiran, perasaan,
dan tindakan secara bebas serta bertanggung jawab dalam mengatasi perasaan malu
dan ragu.

5
Erikson menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang
tua dengan maksud untuk menemukan dirinya dengan melalui proses penarian
identitas ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap dan
berdiri sendiri.7

2. Bentuk-Bentuk Kemandirian

Robert Havighurst membedakan kemandirian atas tiga bentuk kemandirian,


yaitu:8

a. Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak


tegantungnya kebutuhan emosi pada orang lain.

b. Kemandirian ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak


tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang lain.

c. Kemandirian intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasai berbagai


masalah yang dihadapi.

d. Kemandirian sosial, yaitu kemamuan untuk mengadakan interaksi dengan


orang lain.

3. Pentingnya Kemandirian Bagi Peserta Didik.

Melihat situasi kehidupan dewasa ini yang sangat kompleks maka kemandirian
merupakan hal yang amat penting bagi peserta didik. Pengaruh kompleksitas
kehidupan terhadp peserta didik dapat dilihat dari berbagai fenomena yang sangat
membutuhkan perhatian dalam dunia pendidikan. Seperti perkelahian antarpelajar,
penyalahgunaan obat dan alcohol, perilaku agresif dan hal lain yang mengarah kepada
tindakan kriminal. Maka menghdapai fenomena tersebut, kemandirian merupaka hal
yang sangat dibutuhkan. Seseorang harus memiliki kemandirian intelektual atau
emosi agar tidak terjerumus kepada fenomena tersebut.

Ada beberapa gejala yang berhubungan dengan permasalahan kemandirian yang


perlu mendapat perhatian dunia pendidikan, yaitu:9

7
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Rosda, 2009), hlm. 185.
8
Ibid., hlm. I86.
9
Ibid., hlm. 189

6
a. Ketergantungan disiplin pada kontrol luar dan bukan karena niat sendiri yang
ikhlas. Prilaku seperti ini akan mengarah kepada prilaku yang tidak konsisten
dan nantinya akan menghambat pebentukan etos kerja dan kehidupan.

b. Sikap tidak peduli terhadap lingkungan hidup. Ketidakpedulian pada


lingkungan hidup merupakan gejala prilaku implusif, yang menunjukkan
bahwa kemandirian masyarakat masih rendah.

c. Sikap hidup konformistis tanpa pemahaman. Mitos bahwa segala sesuatu bisa
diatur yang berkembang dalam masyarakat menunjukkan adanya
ketidakjujuran dalam berpikir dan bertindak serta kemandirian yang masih
rendah.

4. Perkembangan Kemandirian Peserta Didik dan Implikasinya Bagi pendidikan

a. Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis dan


memungkinkan anak merasa dihargai.

b. Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan


berbagai kegiatan sekolah

c. Memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk mengeksplorasi lingkungan


dan mendorong rasa ingin tahu mereka.

d. Penerimaan positif tanpa sayarat kelebihan dan kekurangan anak, dan tidak
membeda-bedakan nak yang satu dengan yang lain.

e. Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.10

10
Ibid., hlm 190.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan sosial adalah proses belajar yang dilakukan oleh seseorang untuk
menyesuaikan diri terhadap kehidupan sosial, yaitu norma-norma kelompok, moral,
dan tradisi serta masuk kedalamnya dengan meleburkan diri, saling berkomunikasi,
dan bekerja sama.

Ada sembilan tingkah laku sosial yaitu pembangkangan, agresi, berselisih,


menggoda, persaingan, kerja sama, tingkah laku bekuasa (bossy), mementingkan diri
sendiri, dan simpati. Perkembangan sosial sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal
yakni, keluarga, kematangan anak, status sosial dan ekonomi, pendidikan, dan
kapasitas mental, emosi dan intelegensi.

Kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud
untuk menemukan dirinya dengan melalui proses penarian identitas ego, yaitu
merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan tidak luput
dari kesalahan dalam penulisannya. Oleh karena itu, kami selaku pemakalah
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna perbaikan
makalah ini kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ajhuri, Kayyis Fithri. 2019. Psikologi Perkembangan: Pendekatan Sepanjang Rentang


kehidupan. Bantul: Penerbar Media Pustaka.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda.

Rosmawati. 2011. Perkembangan Peserta Didik (Psikologi Perkembangan Remaja).


Pekanbaru: UR Press.

Sijabat, Osco Parmonangan, dkk. 2021. Perkembangan Peserta Didik Tingkat Dasar dan
Menengah. Tasikmalaya: Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia.

Sitorus, Masganti. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing.

Anda mungkin juga menyukai