Dosen Pengampu:
Nurhayani. M.Si
Disusun Oleh:
Kelompok 9
PAI 1/Semester 4
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan nikmat
kesehatan serta kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Perkembangan Sosial dan Konsep Kemandirian” ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
pula shalawat beriringkan salam kami hadiahkan kepada Rasulullah Saw yang telah
membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang
seperti saat ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Terutama kepada dosen pengampu, Nurhayani, M.Si. yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan makalah ni.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan tidak luput dari
kesalahan dalam penulisannya. Oleh karena itu, kami selaku pemakalah mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna perbaikan makalah ini
kedepannya.
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan .................................................................................................. 1
A. Kesimpulan .......................................................................................... 8
B. Saran..................................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki beberapa unsur. Salah satu unsur tersebut merupakan peserta
didik. Peserta didik sendiri merupakan orang yang berpartisipasi dalm kegiatan
pendidikan yang tugasnya sendiri ialah untuk menerima didikan. Peserta didik atau
manusia pada umumnya selalu mengalami perkembangan. Perkembangan yang
terjadi pada manusia terbagi menjadi beberapa bagian. Diantaraya perkembangan
fisik, emosi, bahasa, ataupun sosial.
Kita sebagai calon guru dan calon orang tua pada umumnya harus mampu melihat
perkembangan yang ada dalam diri peserta didik atau seorang anak. Salah satu
perkembangan pada diri anak yang sangat penting untuk diperhatikan ialah
perkembangan sosial. Karena sejatinya manusia merupakan makhluk sosial. Oleh
karena itu, pada makalah ini kami akan membahas mengenai perkembangan sosial
dan konsep kemandirian.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik. Makalah ini juga ditulis agar penulis dan pembaca
dapat mengeatahu tentang perkembangan sosial dan konsep kemandirian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial adalah proses belajar yang dilakukan oleh seseorang untuk
menyesuaikan diri terhadap kehidupan sosial, yaitu norma-norma kelompok, moral,
dan tradisi serta masuk kedalamnya dengan meleburkan diri, saling berkomunikasi,
dan bekerja sama.1
Dalam sumber lain perkembanagan aspek sosial diawali pada masa kanak-kanak
usia 3 tahun yang akan berinteraksi dengan teman-teman sepermainannya.
Perkembangan sosial individu akan berkembang seiring dengan pertambahan usia dan
pergaulannya. Faktor perkembangan sosial individu diantaranya adalah orang tua,
pendidikan formal maupun informal, lingkungan sehari-hari, dan teman.3
1
Masganti Sitorus, Perkembangan Peserta Didik, (Medan: Perdana Publishing, 2012), hlm. 105
2
Ibid.
3
Kayyis Fithri Ajhuri, Psikologi Perkembangan: Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan, (Bantul:
Penerbar Media Pustaka, 2019), hlm. 36-37.
4
Rosmawati, Perkembangan Peserta Didik (Psikologi Perkembangan Remaja), (Pekanbaru: UR Press,
2011), hlm. 105
5
Masganti Sitorus, Op.Cit., hlm. 106-110
2
a. Pembangkangan (Negativisme)
Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau
tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan keinginan anak.
b. Agresi (Agression)
Agresi adalah perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-
kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustrasi (rasa
kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk
ini diwujudkan dengan menyerang seperti: mencubit, menggigit, menendang, dan
lain sebagainya.
c. Berselisih (Clashing)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau
perilaku anak lain. Anak-anak selalu berselisih pendapat tentang suatu masalah.
Misalnya mereka berselisih dalam peraturan permainan yang sedang mereka
mainkan. Perselisihan kadang-kadang dapat menyebabkan perkelahian.
d. Menggoda (Teasing)
e. Persaingan (Rivaly)
Persaingan adalah Keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong
oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan
prestise dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.
Persaingan berdampak positif jika masih dalam intensitas normal. Agar sikap
bersaing berada pada tataran normal, orang tua atau guru harus selalu menciptakan
suasana yang bersaing yang positif pada diri anak.
3
f. Kerjasama (Cooperation)
Sikap mau bekerja sama dengan orang lain mulai nampak pada usia tiga tahun
atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin
berkembang dengan baik. Sikap dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain
bersama.
Tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap boss.
Wujud dari sikap ini adalah memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan
sebagainya. Tingkah laku berkuasa pada anak-anak selalu menimbulkan
perselisihan antar anak. Anak-anak yang bersifat “bossy” dijauhi teman-temannya
atau hanya ditemani karena takut dengan kejahatannya.
i. Simpati (Sympaty)
a. Keluarga
6
Osco Parmonangan Sijabat, dkk, Perkembangan Peserta Didik Tingkat Dasar dan Menengah,
(Tasikmalaya: Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia, 2021), hlm. 72-74.
4
yang diterapkan. Hal itu semua dapat mempengaruhi perilaku dan perkembangan
sosial anak
b. Kematangan Anak
d. Pendidikan
B. Konsep Kemandirian
1. Pengertian Kemandirian
Kemandirian dapat juga disebut dengan autonomy atau dalam bahasa Indonesia
disebut otonomi. Menurut Chaplin, otonomi adalah kebebasan individu untuk
memilih, untuk menjadi kesatuan, yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan
dirinya sendiri. Seiffert dan Hoffnung mendefinisikan otonomi atau kemandirian
sebagai kemampuan untuk memerintah dan mengatur diri sendiri, pikiran, perasaan,
dan tindakan secara bebas serta bertanggung jawab dalam mengatasi perasaan malu
dan ragu.
5
Erikson menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang
tua dengan maksud untuk menemukan dirinya dengan melalui proses penarian
identitas ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap dan
berdiri sendiri.7
2. Bentuk-Bentuk Kemandirian
Melihat situasi kehidupan dewasa ini yang sangat kompleks maka kemandirian
merupakan hal yang amat penting bagi peserta didik. Pengaruh kompleksitas
kehidupan terhadp peserta didik dapat dilihat dari berbagai fenomena yang sangat
membutuhkan perhatian dalam dunia pendidikan. Seperti perkelahian antarpelajar,
penyalahgunaan obat dan alcohol, perilaku agresif dan hal lain yang mengarah kepada
tindakan kriminal. Maka menghdapai fenomena tersebut, kemandirian merupaka hal
yang sangat dibutuhkan. Seseorang harus memiliki kemandirian intelektual atau
emosi agar tidak terjerumus kepada fenomena tersebut.
7
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Rosda, 2009), hlm. 185.
8
Ibid., hlm. I86.
9
Ibid., hlm. 189
6
a. Ketergantungan disiplin pada kontrol luar dan bukan karena niat sendiri yang
ikhlas. Prilaku seperti ini akan mengarah kepada prilaku yang tidak konsisten
dan nantinya akan menghambat pebentukan etos kerja dan kehidupan.
c. Sikap hidup konformistis tanpa pemahaman. Mitos bahwa segala sesuatu bisa
diatur yang berkembang dalam masyarakat menunjukkan adanya
ketidakjujuran dalam berpikir dan bertindak serta kemandirian yang masih
rendah.
d. Penerimaan positif tanpa sayarat kelebihan dan kekurangan anak, dan tidak
membeda-bedakan nak yang satu dengan yang lain.
10
Ibid., hlm 190.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan sosial adalah proses belajar yang dilakukan oleh seseorang untuk
menyesuaikan diri terhadap kehidupan sosial, yaitu norma-norma kelompok, moral,
dan tradisi serta masuk kedalamnya dengan meleburkan diri, saling berkomunikasi,
dan bekerja sama.
Kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud
untuk menemukan dirinya dengan melalui proses penarian identitas ego, yaitu
merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan tidak luput
dari kesalahan dalam penulisannya. Oleh karena itu, kami selaku pemakalah
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna perbaikan
makalah ini kedepannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Sijabat, Osco Parmonangan, dkk. 2021. Perkembangan Peserta Didik Tingkat Dasar dan
Menengah. Tasikmalaya: Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia.