Dietetik Obesitas
Dietetik Obesitas
Dietetik Obesitas
LATAR BELAKANG
Ny. S berusia 46 tahun, datang ke RS dengan keluhan lemah, pusing, mual dan
muntah. Ny. S memiliki riwayat Diabetes Melitus (DM) dan terdapat ulkus pada
kaki kanan dengan keadaan umum pasien tampak lemah. Diagnosis medis Ny. S
yaitu anemia dan DM. Pola makan Ny. S ialah 3x sehari dengan/tanpa selingan. Ny.
S jarang mengonsumsi sayuran dan gemar mengonsumsi gorengan serta teh manis
setiap pagi. Lauk hewani yang dikonsumsi setiap harinya adalah variasi antara ikan,
telur dan ayam rata2 masing-masing 3 kali seminggu. Lauk nabati hampir setiap hari
dikonsumsi yaitu tahu dan tempe. Sebagian besar makanan diolah dengan cara
digoreng. Beberapa hari sebelum masuk rumah sakit, asupan makan Ny.S sangat
menurun. Saat di RS makanan Ny S hanya dimakan 30% saja. Hasil pemeriksaan
klinis Ny.S diketahui tekanan darah 114/77 mmHg, nadi 125 kali/menit, suhu tubuh
36,5ºC, Respiratory Rate (RR) 22 kali/menit. Hasil pemeriksaan antropometri yaitu
berat badan 80 kg, dan tinggi badan 155 cm. Menurut pengakuan pasien bulan lalu
berat badannya 85 kg. Hasil pemeriksaan laboratorium diketahui hemoglobin rendah
yaitu 6,9 g/dL, hematokrit 20,2 %, high density lipoprotein (HDL) 22 mg/dL,
trigliserida 173 mg/dL, ureum 47,8 mg/dL dan glukosa darah puasa (GDS) 385
mg/dL. Asupan makan dan berat badan pasien mengalami penurunan.
II. SKRINING
Penggunaan skrining dengan MST karena merupakan metode untuk mengetahui
berisiko malnutrisi pada usia dewasa dan skrining ini juga sederhana dan mudah
digunakan.
Nama : Ny. S
Umur : 46 tahun
No RM : -
Tabel 1. Skrining Awal dengan MST
NO PARAMETER SKOR
Bila skor ≥2, pasien berisiko malnutrisi, segera konsul ke ahli gizi
Tabel 2. Skrining Lanjut dengan MST
BB : 80 kg LILA : - cm SKOR
TB : 155 cm IMT : 33,3 kg/m2
Tinggi Lutut : - cm
PARAMETER
1. Skor IMT
- IMT >20 (obesitas >30) =0 (0)
- IMT 18,5 – 20 =1 ( )
- IMT <18,5 =2 ( )
2. Skor kehilangan BB yang tidak direncanakan 3 – 6 bulan
terakhir
( )
- BB hilang <5% =0
(1)
- BB hilang 5-10% =1
( )
- BB hilang >10% =2
3. Skor efek penyakit akut
- Ada asupaan nutrisi >5 hari =0 (0)
- Tidak ada asupaan nutrisi >5 hari =1 ( )
Jumlah Skor Keseluruhan 1
Hasil 0 : Berisiko rendah, ulangi skrining setiap 7 hari
Hasil 1 : Resiko menengah, monitoring asupan selama 3 hari, jika tidak
ada peningkatan, lanjutkan pengkajian dan ulangi selama 7
hari.
Hasil ≥2 : Berisiko tinggi, bekerjasama dengan Tim Dukungan
Gizi/Panitia. Asuhan Nutrisi. Upayakan peningkatan asupan
gizi dan memberikan makan sesuai dengan daya terima.
Monitoring asupan makanan setiap hari ulangi
skrining setiap 7 hari.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil skrining dengan formulir MST (Malnutritian Screen Tools)
diatas disimpulkan bahwa Ny.S berisiko mengalami malnutrisi sehingga
diperlukan proses asuhan gizi terstandar.
V. INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan (Planning)
1. Tujuan Intervensi Gizi
a. Memberikan makanan tinggi zat besi, rendah gula, dan rendah
lemak untuk mengatasi anemia, diabetes, dan kolesterol tinggi.
b. Memberikan asupan serat sesuai dengan kebutuhan dengan
mengonsumsi sayuran dan buah.
c. Meningkatkan asupan sesuai kebutuhan dan sesuai dengan pola
gizi seimbang.
d. Menurunkan berat badan secara bertahap yaitu 0,5 – 1 kg setiap
minggu hingga mencapai berat badan yang diinginkan dengan
mempertahankan status gizi yang optimal.
B. Rencana Implementasi
1. Pemberian Diit
e. Jenis Diet : Diet DM 3J dan Diet Rendah Kalori
f. Bentuk Makanan : Makanan Lunak
g. Rute Pemberian Makanan : Oral
h. Frekuensi : 3x makanan utama, 2x makanan
selingan
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil proses asuhan gizi terstandar Ny.S yang telah dilakukan,
disimpulkan bahwa dari skrining dengan MST berisiko malnutrisi sehingga
diperlukan perlakuan proses asuhan gizi terstandar. Ny.M mengalami keluhan
mual dan muntah, serta mengalami obesitas, diabetes mellitus, anemia, dan
dislipidemia, sehingga diberikan diet DM 3J dan diet rendah kalori untuk
menurunkan berat badan secara bertahap yaitu 0,5 – 1 kg setiap minggu dan
menurunkan serta mengontrol kadar gula darah. Selain itu, dilakukan
pemantauan pada asupan makanan supaya terpenuhi dan nilai laboratorium
Ny.S supaya mencapai batas normal. Dengan intervensi tersebur, diharapkan
dilakukan dengan baik sehingga mencapai berat badan ideal serta
mempertahankan status gizi yang optimal.