Anda di halaman 1dari 15

Dinas Kesehatan Prov Sultra

Kementrian Kesehatan RI
BAB I

PENDAHULUAN

STBM merupakan pendekatan dan paradigma pembangunan sanitasi di Indonesia

yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku melalui metode

‘Pemicuan‘ dan sebagaimana negara-negara berkembang lainnya, Indonesia pada saat ini

juga menghadapi masalah di bidang sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Guna memperbaiki capaian ini, perlu dilakukan intervensi terpadu melalui pendekatan

sanitasi total. Untuk itu, pemerintah merubah pendekatan pembangunan sanitasi nasional dari

pendekatan sektoral dengan penyediaan subsidi perangkat keras yang selama ini tidak

memberi daya ungkit terjadinya perubahan perilaku higienis dan peningkatan akses sanitasi,

menjadi pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat yang menekankan pada 5 (lima)

perubahan perilaku higienis.

Pendekatan tersebut diatas, sejalan dengan RPJMN 2015-2019 melalui

pengarusutamaan dan perluasan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat dimana

Pemerintah Indonesia memperluas jangkauan Program Pamsimas melalui pelaksanaan

Pamsimas III. Implementasi PamsImas III dilaksanakan untuk mendukung strategi nasional

dalam pembangunan sektor air minum dan sanitasi, yaitu: i) Air Bersih untuk Rakyat, ii)

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) guna pencapaian akses Universal di Tahun 2019.

Pembangunan sanitasi kemudian menjelma menjadi masalah yang relatif kompleks.

Kompleksitas masalah yang dihadapi bukan hanya menyangkut banyaknya variabel yang

berpengaruh terhadap kinerja dan keberlanjutan pembangunan sanitasi dan higiene, tetapi

juga adanya perbedaan masalah, bobot, serta cara penanganan antara satu daerah dengan

lainnya, sehingga membutuhkan waktu penanganan dan tidak relevan untuk membuat sebuah

model yang sama untuk diterapkan di semua Provinsi atau kabupaten/kota. Guna mencapai

suatu kondisi masyarakat Sanitasi Total, setiap rumah tangga perlu melaksanakan perilaku

1
Dinas Kesehatan Prov Sultra
Kementrian Kesehatan RI
higiene yang merupakan kunci untuk menjaga kesehatan, produktivitas, dan kesejahteraan

masyarakat secara lebih luas.

Pada Pelaksanaan Program Pamsimas III terdapat Key Performance Indicators (KPI)

atau indikator capaian utama yang harus dicapai. Adapun Key Performance Indicators (KPI)

Program Pamsimas Komponen Kesehatan (Komponen 2) yaitu :

Indikator Target
KPI 2 Bertambahnya jumlah masyarakat yang mempunyai akses terhadap
7,5 Juta
perbaikan fasilitas sanitasi
KPI 7 % masyarakat sasaran yang stop-BABS (ODF)
60%
KPI 8
% masyarakat sasaran yang menerapkan program cuci tangan pakai
70%
sabun (CTPS)
KPI 9 % sekolah sasaran yang menerapkan pola hidup bersih sehat
95%
(PHBS)

Salah satu strategi untuk mencapai target KPI tersebut adalah melalui Komponen

Peningkatan Perilaku dan Layanan Hidup Bersih dan Sehat, yaitu membantu masyarakat dan

institusi lokal dalam pencegahan penyakit yang disebabkan dan atau ditularkan sanitasi buruk

dan air yang tidak bersih seperti diare, melalui: (1) perubahan perilaku menuju perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS), dan (2) peningkatan akses sanitasi dasar.

Untuk memantau sejauh mana perkembangan kegiatan Komponen Kesehatan

Program Pamsimas periode Desember 2017 yang sudah dilakukan khususnya oleh

Koordinator STBM Provinsi Sulawesi Tenggara, maka dianggap perlu membuat laporan

kegiatan guna memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan STBM Pamsimas III selama

bulan berjalan. Gambaran secara umum atas pelaksanaan kegiatan STBM Program

Pamsimas III tingkat Provinsi dapat dilihat pada isi laporan ini.

2
Dinas Kesehatan Prov Sultra
Kementrian Kesehatan RI
BAB II

RENCANA KERJA

1. Detail Aktivitas Bulanan Fasilitator STBM Sultra

No Kegiatan

A Kegiatan Koorprov sebagai Enabler di Dinkes

Melakukan pendampingan, koordinasi, dan monitoring evaluasi Pencapaian progress


1
kegiatan STBM

Koordinasi dan sinkronisasi data-data STBM bersama Kepala Seksi Kesling, Kesehatan
2
Kerja dan Kesehatan Olahraga berkaitan dengan data-data STBM di tingkat Provinsi
Memfasilitasi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten melakukan stakeholder
3
learning review (SLR) STBM
Mendorong pengalokasian dana APBD untuk pelaksanaan kegiatan STBM baik di
4
tingkat Provinsi maupun Kabupaten
Bersama-sama Dinas Kesehatan menfasilitasi Pemda Sulbar agar dapat mengeluarkan /
5 merevisi regulasi berupa surat keputusan (SK) atau peraturan gubernur yang
mendukung kesinambungan kegiatan STBM di tingkat daerah
Mendampingi, mendorong dan mengelola kegiatan STBM termasuk mengembangkan
6 strategi untuk perluasan program STBM, khususnya pilar 1 dan pilar 2 di wilayah kerja
Provinsi dan Kabupaten
Melakukan coaching dan atau on the job training (OJT) kepada pemegang akun STBM
7
di Provinsi mengenai pelaksanaan sistem Monitoring STBM
Mendukung/Fasilitasi kegiatan-kegiatan lain (Rapat, Pertemuan, Pelatihan, Sosialisasi
8 dll) yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan program Pamsimas Kesehatan dan
implementasi STBM
Membantu pengelola program Pamsimas III di tingkat Provinsi (PPMU, dan Pokja
9 AMPL) menyiapkan strategi dan dalam melakukan koordinasi perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi program Pamsimas III Kesehatan

Melakukan monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan STBM di tingkat


10
Kabupaten

Memantau dan atau mengevaluasi website STBM dan Sim Pamsimas guna memastikan
11
keakuratan data – data sesuai dengan penambahan /kemajuan KK akses jamban

3
Dinas Kesehatan Prov Sultra
Kementrian Kesehatan RI

12 Pelaporan kegiatan
Kegiatan Fasilitator Prov. dalam mengsupport Faskab. STBM di tingkat
B
Kabupaten
Mandampingi &/atau mengsupport Faskab STBM dalam memaksimalkan peranan
fasilitator Kabupaten guna keberlanjutan kegiatan STBM di tinjau dari komponen :
1 a. Demand
b. Supply
c. Enabling
Melakukan pemantauan secara kontinue serta menganalisa kelengkapan dan keakuratan
2
data–data di website STBM berdasarkan data-data dari Sanitarian
Menindaklanjuti dan mengevaluasi kualitas pemicuan Sanitarian pasca pelaksanaan
3
kegiatan pemicuan di tingkat Dusun / Desa
4 Memantau pembuatan dan pengupdatetan peta sanitasi oleh Sanitarian
Advokasi adanya regulasi berupa SK Bupati atau peraturan Bupati yang mendukung
5
kesinambungan kegiatan STBM
Adanya dukungan dana APBD untuk pelaksanaan kegiatan STBM dan keberlanjutan
6
program
7 Menindaklanjuti pembuatan profile wusan dan pertemuan – pertemuan Wusan – KKM
8 Mendukung terlaksananya sosialisasi regulasi STBM
Coaching dan atau on the job training (OJT) Sanitarian dalam hal :
a. Pemicuan
9 b. Monev STBM
c. IMAS dengan menggunakan tools-tools yang ada
d. Kegiatan praktek jamban sehat (Wirsan)
Support dan Advokasi kegiatan :
a. Verifikasi calon Desa ODF
10
b. Pelaksanaan Deklarasi SBS
c. Pengalokasian dana APBD/desa untuk pelaksanaan keg. Deklarasi
Mengembangkan :
a. Strategi dalam memecahkan permasalahan–permasalahan dikaitkan dengan
11 kearifan lokal daerah guna percepatan pencapaian target universal akses
b. Pemberian reward bagi Sanitarian, Stakeholder, Desa yang berperan aktif dalam
memaksimalkan kegiatan STBM sehingga desa boleh SBS

2. Rencana kerja bulan berjalan, Desember 2017


Desember 2017

4
Dinas Kesehatan Prov Sultra
Kementrian Kesehatan RI
Detail Kegiatan Output yang akan dicapai Mgg Mgg Mgg Mgg
1 2 3 4
A. Tingkat Provinsi
Kunjungan ke 5 Diperolehnya:
Kabupaten dalam a. Gambaran implementasi kegiatan
rangka orientasi, di tingkat desa, √ √ √
koordinasi, b. Dukungan Pemda dalam
advokasi dan keberlanjutan STBM (dana dan
Monev pencapaian kebijakan)
STBM
Melakukan analisa Mengetahui jenis dan langkah-
data mengacu ke langkah kongkrit yang perlu
hasil kunjungan Fasilitator STBM Provinsi support,
lapangan sebagai koordinasikan serta advokasi
pembelajaran guna mengingat saat ini telah memasuki
memetakan triwulan III disisi lain masih √ √
permasalahan- banyaknya hal-hal yg memerlukan
permasalahan percepatan kegiatan / strategi
solusi serta
strategi-strategi
yang perlu
diterapkan dalam
mendukung desa-
desa ODF
Penyelesaian lap. Pemda Sultra dan Pusat mengetahui
bulan November akan perkembangan kegiatan di
2017 tingkat lapangan dan aktivitas
Koorprov STBM sepanjang √
November 2017
B. Tingkat Kabupaten
Pemetaan calon Mengetahui jumlah desa yang pasti
desa - desa ODF sebagai calon desa yang akan di
yang berada di verifikasi guna pelaksanaan √ √ √
wilayah kerja kab. deklarasi
terkunjungi
Koordinasi dan a. Diketahuinya progres kegiatan di
advokasi Kasie tingkat desa, masalah-masalah
Kesling, Kabid dan solusi yang telah dan akan
Binkesmas, diambil guna penyelesaian
sekertaris Dinas masalah yg ada √ √ √
Kesehatan dan b. Diperolehnya dukungan Pemda
Kepala Dinas baik dalam bentuk kebijkan
Kesehatan maupun dana APBD

Coaching faskab Faskab mampu melakukan coaching

5
Dinas Kesehatan Prov Sultra
Kementrian Kesehatan RI
mengenai Monev lanjutan ke kabupaten, puskesmas
STBM sehingga sanitarian dapat kembali √ √ √
melakukan SMS Gateway
Coaching faskab Faskab mampu melakukan coaching
untuk verifikasi lanjutan ke kabupaten, puskesmas √ √ √
desa ODF, desa dan tim STBM kecamatan hingga
STBM desa tentang Verifikasi ODF dan
STBM
Mendorong Pamsimas memiliki tim kerja yang
terjalinnya mampu dan bersinergi dalam
koordinasi / mewujudkan percepatan akses √ √ √
sharing/ pertemuan universal
antara ROMS dan
Dinkes

C. STBM – ROMS
 Koordinasi Diketahuinya :mitra kerja di ROMS
dengan ROMS dan data awal berkaitan dengan √
capaian KPI

Faskab STBM memahami, paham


 Coaching dan mampu untuk melakukan
Faskab tentang coaching lanjutan di tingkat
IMAS, kabupaten dengan sanitarian terkait: √ √ √
Verifikasi ODF, 1. Pleno pemicuan yang
Web STBM dan diterapkan
STBM Smart 2. IMAS
3. Verifikasi ODF
4. WeB stbm dan STBM smart
5. Berbagi pengalaman / Share
learning STBM antar
puskesmas -
Kecamatan

6
Dinas Kesehatan Prov Sultra
Kementrian Kesehatan RI

BAB III

STATUS PEKERJAAN

1. Kegiatan Yang Dicapai Fasilitator STBM Provinsi Sultra di Bulan Desember 2017

Mengacu ke rencana kegiatan bulan November 2017 yang telah ditargetkan,

maka berikut kegiatan-kegiatan yang dicapai / terealisasi yaitu :

Kegiatan Pencapaian KPI Pamsimas

7
Dinas Kesehatan Prov Sultra
Kementrian Kesehatan RI
Key Performance Indicator (KPI) Capaian Sulawesi Tenggara
KPI 2 yaitu Jumlah tambahan orang yang Akses jamban yaitu 150.998 jiwa
mempunyai akses yang berkelanjutan
terhadap fasilitas sanitasi yang layak,
berdasarkan status sosial dan ekonomi
KPI 7 yaitu % target masyarakat yang 24,67 .%
bebas dari buang air besar di sembarang Sulawesi Tenggara terdiri dari 13 (Tiga Belas)
tempat (SBS) à 60% Kabupaten sasaran pamsimas Capaian ODF
terendah ada di Kabupaten Konkep dan
Konawe Utara.
Sedangkan capaian ODF tertinggi ada di
kabupaten Kolaka yaitu dengan akses sanitasi
sebesar 80,47%.
Untuk desa ODF dengan status terverifikasi di
Sulawesi Tenggara ada 86 desa
Claim ODF namun belum terverivikasi
sampai pada bulan Desember 2017 ada 81
desa.
KPI 8 yaitu % target masyarakat yang 57,01 %
menerapkan program cuci tangan pakai Sulawesi Tenggara sedang menggalakkan
sabun (CTPS) à 70% verifikasi ODF sekaligus perilaku CTPS
Sudah menjadi kesepakatan bahwa setelah
ODF maka penerapan pilar 2 yaitu cuci tangan
dengan menggunakan air bersih yang mengalir
dan sabun juga akan menjadi gaya hidup di
Sultra
KPI 9 yaitu % target sekolah yang 59, 75 %
mempunyai fasilitas sanitasi yang layak
dan menerapkan pola hidup bersih sehat
(PHBS) à 95%

Kegiatan-kegiatan yang lebih spesifik dilakukan Koorprov STBM Sulawesi Barat

untuk pencapaian Key Performance Indocators (KPI) Pamsimas yaitu :

Detail Kegiatan yang sudah dilakukan Output yang dicapai


Berkoordinasi dengan Kabupaten agar  Hasil Pertemuan Evaluasi Surabaya
dapat merealisasikan hasil pertemuan termasuk RKTL tersosialisasi di
evaluasi di Surabaya dari Tanggal 11-13 tingkatkabupatrn sehingga membantu
September 2017 dan Dinas Kesehatan dalam
mengimplementasikan Rencana Kerja merealisasikan target yang ada

8
Dinas Kesehatan Prov Sultra
Kementrian Kesehatan RI
Tindak Lanjut (RKTL) Surabaya  Adanya strategi yang dapat diterapkan
dimasing-masing Kabupaten dalam
rangka percepatan pencapaian target
Akses Universal
 Pemegang akun dapat membantu
sanitarian untuk mengingatkan atau
menginput datan oalahan karena
ketidakadaan signal di daerah
 Segera melakukan verivikasi terhadap
desa-desa yang telah mengklaim desa
ODF namun belum terverifikasi oleh
tim Verivikasi
Mengadvokasi/ Mengkoordinasikan dan  Desa-desa PAMSIMAS yang sudah
mengsupport Kabupaten Untuk ODF dapat dilakukan Verifikasi untuk
memprioritaskan alikasi Verifikasi memastikan bahwa layak dikatakan
ODF/SBS untuk lokas PAMSIMAS desa ODF
 Agar Desa yang mengclaim ODF
tersebut dapat diverifikasi dan update
data pada web STBM dan web
PAMSIMAS dapat dilakukan terkait
desa ODF maka pihak Kabupaten
telah didorong untyuk melakukan
verifikasi dengan memfasilitasi
beberapa Kabupaten dalam
pembentukan TIM Verifikasi dan
pembahasan petunjuk pelaksanaan
Verifikasi
Mengsuport/mendorong kabupaten untuk  Sanitarian melakukan update data ke
melakukan pemantauan ke sanitarian web STBM melalui SMS Gateway
dalam update data dan melakukan sehingga perubahan perilaku dapat
monitoring ke desa-desa lokasi terpantau dengan dilakukannya SMS
PAMSIMAS khususnya desa-desa di gate way
Kabupaten Mamasa
Mengadvokasi/ mengkoordinasikan dan  Desa-desa PAMSIMAS yang sudah
mengsuport kabupaten untuk ODF dapat dilakukan verifikasi untuk
memprioritaskan alokasi verifikasi memastikan bahwa layak dikatakan
ODF/SBS untuk lokasi PAMSIMAS desa ODF
 Agar desa yang telah menclaim ODF
tersebut dapat diverifikasi dan update
data pada web STBM dan web
Pamsimas dapat dilakukan terkait desa
ODF maka pihak kabupaten telah
didorong untuk melakukan verifikasi
dengan fasilitasi beberapa kabupaten
dalam pembentukan Tim verifikasi
dan pembahasan petunjuk pelaksanaan
verifikasi.
Monitoring dan evaluasi data capaian KPI  Memberikan gambaran capaian KPI di
Sulawesi Barat kabupaten (Karena banyak pelaku

9
Dinas Kesehatan Prov Sultra
Kementrian Kesehatan RI
PAMSIMAS di kabupaten dan
puskesmas tidak mengetahui KPI)
 Memotivasi sekaligus menumbuhkan
iklim kompetisi antar kabupaten
tentang capaian pamsimas
 Memberikan informasi ke semua
kabupaten penerima PAMSIMAS
untuk melakukan pemantauan secara
rutin terkait perkembangan
PAMSIMAS melalui
mis.pamsimas.org (melihat KPI)
Mendorong kabupaten untuk  Peningkatan perubahan perilaku di
menggalakkan kampanye STBM /promosi masyarakat dalam pencapaian 5 pilar
kesehatan. STBM secara khusu pilar 1 dan pilar
2
Mengadvokasi Kabupaten agar dapat  Pemda melalui Dinas Kesehatan di
mengalokasikan dana APBD guna masing-masing kabupaten akan
keberlanjutan keg STBM di tingkat daerah mengupayakan untuk mengalokasikan
dana APBD dalam daftar rencana
kegiatan di bidang Kesling

2. Kegiatan Mendukung Pelaksanaan PAMSIMAS III


A. Kegiatan Sebagai Enabler untuk Dinkes Provinsi
Kegiatan advokasi dan pendampingan terutama pada kabupaten yang belum
ada regulasi yang berkaitan dengan pelaksanaan, keberlanjutan dan pengembangan
STBM. Dengan dasar regulasi yang telah dikeluarkan oleh Gubernur Sulawesi
Tenggara tentang pelaksanaan STBM serta regulasi lainnya yang berkaitan, Sosialisasi
STBM Smart, Advokasi Pelaksanaan Verifikasi dan Deklarasi pada kabupaten non
pamsimas. Melalui Dinas Kesehatan Provinsi dan Advokasi langsung kepada Bappeda
dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten.

Detail Kegiatan yang sudah dilakukan Output yang dicapai


Demand
Mengsuport/ mendorong untuk Semua desa di Sulawesi Tenggara
pengembangan / perluasan pemicuan (setiap harus selesai dipicu pada akhir 2019
bulan selalu mensosialisasikan ke kabupaten
untuk “tuntaskan pemicuan”)
Memfasilitasi kabupaten terkait pemahaman Kabupaten mengetahui proses dan
Verifikasi ODF apa saja yang diperlukan, tools,
(karena kegiatan dilakukan secara door to bahan untuk proses verifikasi ODF à
door ke kabupaten, by data KPI dan demand STBM
sehingga tiap bulan melakukan hal sama Kabupaten sedang berlomba untuk
tetapi di kabupaten yang berbeda) tercapai puskesmas/kecamatan ODF

10
Dinas Kesehatan Prov Sultra
Kementrian Kesehatan RI
Mengidentifikasi media promosi yang Melakukan promosi skala luas agar
digunakan untuk kampanye perubahan semua masyarakat terpicu untuk
perilaku dan memotivasi kabupaten untuk melakukan perubahan perilaku untuk
memanfaatkan peluang promosi yang ada. tidak BABS dan mau secara sukarela
mendorong masyarakat disekitarnya
untuk melakukan upaya yang sama.
Contoh: Baliho Promkes untuk
mengajak masyarakat jangan BAB
sembarangan dan membisakan diri
dan keluarga CTPS
Enabling
Koordinasi tentang regulasi berkaitan Provinsi mempunyai langkah nyata
keberlanjutan STBM mengacu ke Surat untuk menggerakkan kabupaten
Edaran Gebernus Sul Bar untuk memicu kabupaten ODF yaitu
membuat surat edaran tentang
capaian ODF
Koordinasi menyusun Prioritas dampingan Membuat prioritas dampingan
berdasar data capaian akses sanitasi
dan melihat potensi ODF Kecamatan
Hasil :
Ada 4 kabupaten prioritas
dampingan yaitu:
1. Konawe Kepulauan
2. Konawe Utara
3. Muna Barat
4. Buton Utara
Supply
Mengidentifikasi para pelaku wirausaha Mendorong wirausaha sanitasi yang
sanitasi (Wirsan) belum berkembang baik atau stagnan
dalam mengembangkan kegiatannya
sehingga dapat maksimal dalam
berkontribusi guna memajukan
progres penambahan data – data
ODF
Identifikasi hal apa yang menjadi kebutuhan Wusan sangat berharap:
wusan 1. Ada monitoring
berkelanjutan dari
pemerintah daerah
2. Ada wadah atau tempat
saling berbagi / berkoordinasi
dan memotivasi antar wusan
3. Ada
workshop/lokakarya/lokalatih
tentang bagaimana kerjasama

11
Dinas Kesehatan Prov Sultra
Kementrian Kesehatan RI
antara wusan dengan
lembaga mikro
Monitoring wusan Pembelajarannya adalah
1. Pelaku Wirausaha sanitasi
lebih m’prioritaskan produksi
tanpa melakukan pencatatan
administrasi yang baik
sehingga menyulitkan untuk
mengetahui sudah berapa
banyak hasil produksi,
keuntungan produksi dan
rencana produksi selanjutnya
2. Pemasaran produksi masih
dalam tahap konvensional
(dilakukan oleh kader PKK,
Kesehatan/posyandu dan
bidan desa)
3. Evaluasi produksi hanya
dilakukan secara alamiah
tanpa ada data pendukung
dan format evaluasi yang
digunakan tim
4. Berjiwa sosial yaitu tidak
mengutamakan keuntungan
5. Belum terkoneknya
pengusaha wirsan dengan
CSR di Kab/ Kec
6. Perlunya dukungan yang
lebih maksimal dari Pemda
Kabupaten untuk
memfasilitasi para pelaku
Wusan dangan CSR
Monitoring dan Evaluasi
Evaluasi data dengan acuan data web Memberikan motivasi terus menerus
kepada kabupaten untuk update data
STBM (melakukan feedback secara
bertahap)
Mendorong kabupaten untuk terus STBM Smart yaitu melihat data
mempromosikan STBM smart ke semua dengan menggunakan aplikasi
pihak, khususnya bagi penentu kebijakan android mulai digunakan oleh para
program agar data semakin mendapat respon pelaku STBM dan masyarakat.
dari banyak pihak Sehingga semakin banyak orang
yang melakukan proses pemantauan
data.

12
Dinas Kesehatan Prov Sultra
Kementrian Kesehatan RI
Feedback dan apresiasi bagi kabupaten yang 1. Menumbuhkan rasa percaya diri
update data rutin kabupaten bahwa sanitasi juga
memiliki data yang riil kondisi
lapangan.
2. Menumbuhkan kepercayaan
sanitarian dengan terus
mengingatkan kembali terkait
update data.
Memotivasi kabupaten untuk percaya data Data terus ditampilkan dengan
yang dimiliki digunakan sebagai dasar surat yang
di tanda tangani gubernur, sehingga
sanitarian dan kabupaten merasa
bahwa data yang diupdate
digunakan, hal ini akan berdampak
untuk “tidak asal memasukkan data”
dan di sisi lain rajin update data
Karen ajika datanya tidak up to date
maka akan menjadi bahan evaluasi

3. Rencana Kerja Bulan Depan ( Januari 2017)

Mengingat kontrak Koorprov STBM telah berakhir di Desember 2017 maka untuk

bulan Januari tidak ada perencanaan untuk pendampingan di tingkat Provinsi maupun

Kabupaten.

BAB IV

ISU ATAU MASALAH PENTING

NO ISU TERPECAHKAN PERLU PEMECAHAN


1 Double tugas  Ditingkat provinsi telah  Pengembalian tupoksi
sanitarian di dilakukan pelatihan sanitarian sebagai tenaga

13
Dinas Kesehatan Prov Sultra
Kementrian Kesehatan RI
Puskesmas dengan sebagai upaya kesling
keterbatasan tenaga peningkatan kapasitas  Dinkes kabupaten agar dapat
yang ada sehingga sanitarian dalam menyamakan persepsi dan
berpengaruh pada melakukan pemicuan komitmen bersama seluruh
hasil yang dicapai dan pembekalan dalam kepala puskesmas bahwa
berkaitan dengan melakukan tenaga sanitarian di
Puskesmas yang seharusnya
percepatan ODF pendampingan program
tidak diberikan tugas rangkap
Pamsimas seperti bendahara dan tugas
 Di tingkat kabupaten lainnya.
telah dilakukan
coaching, OJT
 Pendampingan Intensif
oleh Faskab.STBM
dalam setiap pelaksanaan
kegiatan sampai
sanitarian dapat mandiri
2 Kegiatan pasca  Kegiatan pasca Terus dilakukan pendampingan
pemicuan pada desa- pemicuan dapat ke KK yang terpicu karena saat
desa PAMSIMAS dilakukan oleh sanitarian inipencairan dana BOK telah
terealisasi ke Puskesmas dan
walaupun sanitarian
dapat digunakan untuk
belum mendapatkan mendukung kelancaran kegiatan
pelatihan di Provinsi pendampingan di desa.
untuk TA 2017 karena
dapat dilakukan OJT
oleh Faskab pada
masing-masing
sanitarian
 Kegiatan pemicuan
lanjutan terlaksana
dengan penggunaan dana
BOK oleh sanitarian
3 Kelengkapan Data  Terisinya modul  Data KPI 2.7,8 dan 9 masih
SIM Pamsimas Komponen B dan modul perlu ditindaklanjuti
komponen B 7 keberlanjutan  Saran dan petunjuk dari data
manajemen analisis (DMA)
 Data KPI 2 yang
ROMS terkait pengisian data
terintegrasi dengan web di SIM Pamsimas agar
STBM telah diupdate kabupaten yg datanya masih
datanya namun di web kosong dapat terisi
pamsimas belum
mengalami perubahan.
 Sosialisasi tentang

14
Dinas Kesehatan Prov Sultra
Kementrian Kesehatan RI
aplikasi STBM Smart.

15

Anda mungkin juga menyukai