Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEDUDUKAN HADITS SEBAGAI SUMBER SYARIAT ISLAM


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Al-Qur’an dan Hadits
Dosen Pengampu : Farikh Marzuqi Ammar, Lc. MA.

Disusun Oleh Kelompok 12 :


Vivi Dayu Aulia (202071000015)
Ainun Nur Rohma (202071000025)
Salas Asani Nishfi Romadhon (202071000026)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Di Indonesia sendiri terdapat tiga jalur pendidikan, yaitu pendidikan formal, non
formal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal itu sendiri merupakan pendidikan
yang pelaksanaannya tersusun atau terstruktur dengan baik dan memiliki jenjang
pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga resmi yaitu sekolah. Sedangkan
pendidikan non formal adalah pendidikan yang berlangsung diluar sekolah yang lebih
difokuskan untuk mengembangkan skill atau keahlian. Dan pendidikan informal
merupakan pendidikan yangf terjadi dalam lingkungan keluarga, dilaksanakan secara
mandiri dan tidak terstruktur. Dalam dunia pendidikan salah satu faktor utama yang
harus diperhatikan adalah guru. Dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Berhasil dengan tidaknya suatu pendidikan juga sangat bergantung pada kualitas
yang dimiliki oleh seorang guru, oleh karena itu guru harus kompeten dalam
bidangnya. Adapun kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru adalah
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Keempat kompetensi tersebut diperoleh melalui pendidikan profesi.
Guru memiliki peran yang sangat penting dan paling aktif dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Seiring
berkembangnya zaman ada banyak sumber belajar dan media pembelajaran, namun
hal ini tidak akan bisa menggantikan fungsi guru sebagai pendidik. Peran seorang
guru ini dimulai dari perencanaan sampai dengan tahap evaluasi.
Dengan bergulirnya waktu, tantangan dalam dunia pendidikan pun semakin
kompleks. Hal ini menuntut guru untuk meningkatkan dan menyesuaikan
kemampuannya dengan permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi di
lingkungan pendidikannya. Guru harus lebih kreatif dalam mengembangkan proses
pembelajaran, melakukan hal-hal baru yang dapat menunjang proses belajar
mengajar, serta meningkatkan kemampuan profesionalnya.
Salah satu tantangan yang akan dihadapi oleh guru dalam dunia pendidikan
adalah adanya siswa yang tidak memiliki minat atau ketertarikan terhadap bidang
studi yang diampunya. Tentunya hal ini menjadi suatu permasalahan yang apabila
tidak dapat dipecahkan akan mengganggu kegiatan belajar mengajar bahkan
menghambat pembelajaran itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada banyak
sekali karakter yang dimiliki oleh peserta didik, maka tidak menutup kemungkinan
bahwa akan ada siswa yang sama sekali tidak tertarik dengan salah satu mata
pelajaran yang ada di sekolah, tidak terkecuali pendidikan agama islam.
Berdasarkan pengamatan kami, kondisi siswa di kelas ada beberapa yang tidur-
tiduran saat guru memasuki kelas, ada pula siswa yang sibuk berbicara dengan
rekannya saat guru sedang menjelaskan materi di depan kelas, dan ada pula siswa
yang waktu pembelajaran berlangsung dia izin untuk keluar kelas dengan waktu yang
sangat lama.
Tentunya hal tersebut menjadi permasalahan yang harus dipecahkan oleh guru
bidang studi pendidikan agama islam. Mengingat bahwa peneliti adalah mahasiswa
prodi pendidikan agama islam, maka peneliti tertarik untuk memecahkan
permasalahan ini dengan mengangkat judul penelitan yaitu Cara Menumbuhkan
Minat Siswa untuk Senang Terhadap Mapel PAI.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Guru Pendidikan Agama Islam.
1.2.2 Minat Belajar Siswa.
1.2.3 Cara menumbuhkan minat siswa untuk senang terhadap mapel PAI.
1.2.4 Kendala Yang Dihadapi Oleh Guru Dalam Menumbuhkan minat siswa
untuk senang terhadap mapel PAI.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian Guru Pendidikan Islam.
1.3.2 Mengetahui minat belajar siswa.
1.3.3 Mengetahui upaya guru PAI dalam menumbuhkan minat siswa untuk
senang terhadap mapel PAI.
1.3.4 Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam menumbuhkan minat
siswa untuk senang terhadap mapel PAI.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Guru Pendidikan Islam.
Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Terutama dalam memberikan motivasi kepada siswa sehingga mampu meningkatkan
kulitas pendidikan demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Peranan guru menjadi motif
daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Guru perlu menumbuhkan
motivasi belajar peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang optimal demi
tercapainya suatu tujuan tertentu.
Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya)
mengajar. Guru adalah pendidik dalam artian umum yang bertugas serta bertanggung
jawab atas pendidikan dan pengajaran. Jadi, guru adalah semua orang yang berusaha
mempengaruhi, membiasakan, melatih, mengajar serta memberi suri tauladan dalam
membentuk pribadi anak didik dalam bidang jasmani, rohani, intelektual dan
keterampilan yang akan dipertanggungjawabkan pada orang tua murid, masyarakat
serta kepada Allah.
Guru juga merupakan jabatan atau profesi yang membutuhkan keahlian khusus.
Guru haruslah menjadi sosok dambaan peserta didik yang senantiasa menjadi teladan
yang dicontoh dan ditiru oleh peserta didik dimanapun berada. Pekerjaan sebagai guru
tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa mempunyai keahlian sebagai guru. Menjadi
seorang guru dibutuhkan syarat-syarat khusus, apa lagi jika menjadi seorang guru yang
profesional maka harus menguasai seluk beluk pendidikan serta mengajar dengan
berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang harus dikembangkan melalui masa pendidikan
tertentu.
Untuk dapat melakukan peranan dan melaksanakan tugas serta tanggung
jawabnya, maka seorang guru memerlukan syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat inilah
yang akan membedakan antara guru dari manusiamanusia lain pada umumnya. Syarat-
syarat bagi guru seperti yang telah dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 74
tahun 2008 dan juga dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 32 tahun 2013
menyebutkan bahwa guru atau pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Dalam peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru juga menyebutkan
bahwa sebutan guru mencakup:
a. Guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi, maupun guru bimbingan
konseling, atau guru bimbingan karier.
b. Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah.
c. Guru dalam jabatan pengawas.
Dari hasil telaah terhadap istilah-istilah dan makna guru ditemukan bahwa guru
adalah orang yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Mempunyai komitmen terhadap profesionalitas, yakni melekat pada dirinya sikap
dedikatif.
b. Mempunyai komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous
improvement.
c. Menguasai ilmu dan mampu mengembangkan serta menjelaskan fungsinya dalam
kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, atau sekaligus melakukan
transfer ilmu pengetahuan, internalisasi serta amaliah (implementasi).
d. Mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi, serta mampu
mengatur, memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi
diirny, masyarakat, alam sekitarnya.
e. Mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri, atau menjadi pusat panutan,
teladan dan konsultan bagi peserta didiknya.
f. Memiliki kepekaan intelektual dan informasi, serta memperbarui pengetahuan dan
kehlian secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya,
memberantas kebodohan, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat
kemampuannya.
g. Mampu bertanggung jawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di masa
depan. (Shilpy, 2020:10-13)
Dan peran guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa dapat dilakukan dengan
memberikan penguatan kepada siswa berupa menambahkan tugas ketika siswa tidak
mengerjakan PR, menasehati apabila siswa bertingkah laku kurang baik dan
memberikan hadiah ketika siswa bisa menjawab pertanyaan terkait materi yang
diajarkan, karena hal tersebut merupakan indikator yang dalam penelitian ini memiliki
nilai prediksi paling besar terhadap minat belajar belajar siswa dan tugas guru tersebut
merupakan bagian dari fungsi guru yang hanya dilaksanakan dalam kegiatan
pendidikan di sekolah. Ada beberapa fungsi guru untuk menjalankan tugas yaitu guru
sebagai perancang pembelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran, guru sebagai
pengara pembelajaran, guru sebagai pelaksana kurikulum dan sebagai evaluator.
(Jejen, 2015: 53)
Dan fungsi guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran
merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pembelajaran. Keterampilan
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran ini sesuatu yang erat kaitannya
dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar yang mendidik. Guru sebagai
pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak sebatas memberikan bahan-bahan
pengajaran, tetapi menjangkau etika dan estetika perilaku dalam menghadapi
tantangan kehidupan di masyarakat. (Hasyim, 2014:1-2)
Ada beberapa fungsi guru di dalam kelas yaitu:
a. Pendidik adalah pendidik yang menjadi tokoh, penelitian dan identifikasi bagi para
peserta didik dan lingkungannya.
b. Pengajar berarti memberi petunjuk kepada orang lain supaya mengetahui sesuatu
hal.
c. Pembimbing merupakan kegiatan menuntun peserta didik dalam perkembangannya
dengan jelas memberikan langkah dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
d. Penasihat adalah penasihat bagi peserta didik, bahkan bagi orangtua, meskipun
mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasihat.
e. Pengelola kelas adalah tempat berhimpun semua peserta didik dan guru dalam
rangka menerima bahan pelajaran dari guru.
f. Demonstrator yaitu guru melalui perannya sebagai demontrator hendaknya
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta,
senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal
ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswanya.
g. Motivator yaitu guru hendaknya dapat mendorong peserta didik agar bergairah dan
aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi guru dapat menganalisis peserta
didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah.
h. Fasilitator adalah memberikan kemudahan. Guru sebagai fasilitator hendaknya
mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang
pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber,buku
teks, majalah, ataupun surat kabar.
i. Inovator memiliki makna oran yang selalu memiliki gagasangagasan baru guna
menyelesaikan suatu permasalahan.
Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak
mulia, mengamalkan ajaran islam dan pendiidkan agama islam bertujuan untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik
tenang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, dan bertaqwa
kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari dan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Ramayulis, 2005: 21)
Jadi pengertian Guru Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai guru yang
mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam yang mempunyai kemampuan
sebagai pendidik serta bertanggung jawab terhadap peserta didiknya dalam hal
mengajarkan pengetahuan tentang Islam itu sendiri.
Adapun menurut Abdurrahman an-Nahlawi, sifat-sifat guru adalah sebagai
berikut (Masjkur, 2018: 25-26):
a. Guru hendaknya robbani dalam segala tujuan, tingkah laku dan pola pikirnya.
b. Guru hendaknya ikhlas dalam pekerjaannya.
c. Guru hendaknya mempunyai sifat sabar dalam mendidik. Maksudnya, guru
hendaknya dapat dijadikan sebagai contoh dalam amal dan perbuatannya.
d. Guru hendaknya bersifat jujur dalam menyampaikan apa yang diserukan kepada
anak didik.
e. Guru hendaknya selalu membekali diri dengan berbagai macam ilmu dan terus
menerus mengadakan pengkajian.
f. Guru hendaknya menguasai berbagai macam metode pelajaran dan
menggunakannya dengan tepat.
g. Guru hendaknya mampu mengadakan pengelolaan terhadap siswa serta tegas dan
dapat berlaku adil.
h. Guru hendaknya memahami jiwa anak, sehingga dapat memperlakukan siswanya
sesuai dengan kemampuannya.
2.2 Minat Beajar Siswa
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 2010: 180).
Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi
apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan
dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Dari hal ini menunjukkan
bahwa minat merupakan kecenderungan dari diri seseorang karena merasa adanya
kepentingan dengan hal tersebut. Dengan kata lain, minat merupakan rasa suka atau
tertarik terhadap suatu hal atau aktivitas seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan sesuatu kegiatan. Minat juga bisa diartikan sebagai kecenderungan jiwa
yang relative menetap kepada diri seseorang dan biasanya dengan perasaan senang.
Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa
seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya melalui partisipasi dalam
suatu ativitas. (Fuad dan Zuraini, 2016: 44-45). Sedangkan pengertian belajar
Menurut Mustaqim (2004: 34), adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang
terjadi karena latihan dan pengalaman dengan kata lain yaitu suatu aktifitas atau usaha
yang disengaja, aktifitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru
baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya berupa penyempurnaan
terhadap sesuatu yang pernah dipelajari.
Belajar menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau
disengaja. Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan aspek
mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian,
dapat dipahami juga bahwa suatu kegiatan belajat dikatakan baik apabila intensitas
keaktifan jasmani maupun mental seseorang semakin tinggi. Sebaliknya meskipun
seseorang dikatakan belajar, namun jika keaktifan jasmaniah dan mentalnya rendah
berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara nyata memahami bahwa dirinya
melakukan kegiatan belajar (Ainurrahman, 2013: 36).
Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku yang terjadi pada diri individu melalui latihan maupun pengalaman yang
dilakukan secara sadar dengan usaha yang disengaja dan berlangsung secara terus
menerus.
Sedangkan, minat belajar adalah daya penggerak dari dalam diri indivisu untuk
melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta
pengalaman (Achru, 2019: 208). Minat belajar menurut Clayton Aldelfer adalah
kecenderungan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh
hasrat untuk mencapai prestasi hasil belajar sebaik mungkin (Nashar, 2014: 42).
Minat merupakan faktor yang dapat mempengaruhi atau bahkan mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Hal ini juga berlaku dalam proses belajar
mengajar, berminat dengan tidaknya seorang siswa untuk belajar akan sangat
menentukan hasil akhir dari sebuah pembelajaran. Jika seorang siswa memiliki minat
pada pelajaran tersebut maka ia juga akan tertarik untuk belajar dan akan memiliki
keinginan yang kuat dengan usaha yang gigih untuk mencapai hasil yang maksimal.
Sebaliknya, jika seorang siswa tidak tertarik atau belajarnya rendah maka ia akan
mengalami kesulitan dalam menguasai mata pelajaran tersebut.
Minat belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses
belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar, antara lain sebagai
berikut (Fuad, 2016: 45-46):
A. Faktor dalam diri siswa (Internal)
Faktor dalam diri siswa (internal) merupakan faktor yang mempengaruhi
ketertarikan belajar peserta didik yang berasal dari peserta didik sendiri. Faktor dari
dalam diri siswa terdiri dari:
1) Aspek Jasmaniah, Aspek jasmaniah mencakup kondisi fisik atau kesehatan
jasmani dari individu siswa. Kondisi fisik yang prima sangat mendukung keberhasilan
belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar. Namun jika terjadi gangguan
kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan dan pendengaran, otomatis dapat
menyebabkan berkurangnya ketertarikan belajar pada dirinya.
2) Aspek Psikologis (kejiwaan), Aspek psikologis (kejiwaan) menurut Sardiman
faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir,
bakat,dan motif.Pada pembahasan berikut tidak semua faktor psikologis yang dibahas,
tetapi hanya sebagian saja yang sangat berhubungan dengan ketertarikan belajar.
B. Faktor dari luar siswa (Eksternal)
1) Keluarga, Keluarga memiliki peran yang besar dalam menciptakan
ketertarikan belajar bagi anak. Seperti yang kita tahu, keluarga merupakan
lembaga pendidikan yang pertama bagi anak. Cara orang tua dalam mengajar
dapat mempengaruhi ketertarikan belajar anak. Orang tua harus selalu siap sedia
saat anak membutuhkan bantuan terlebih terhadap materi pelajaran yang sulit
ditangkap oleh anak. Peralatan belajar yang dibutuhkan anak, jugaperlu
diperhatikan oleh orang tua. Dengan kata lain, orang tua harus terus mengetahui
perkembangan belajar anak pada setiap hari.Suasana rumah juga harus
mendukung anak dalam belajar, kerapian dan ketenangan di dalam rumah perlu
dijaga. Hal tersebut bertujuan agar anak merasa nyaman dan mudah membentuk
konsentrasinya terhadapa materi yang dihadapi.
2) Sekolah, Faktor dari dalam sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum,
sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran,
hubungan siswa dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolah serta berbagai
kegiatan ko-kurikuler. Pengetahuan dan pengalaman yang diberikan melalui
sekolahharus dilakukan dengan proses mengajar yang baik. Pendidik
menyelenggarakan pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi anak
didiknya. Dengan demikian, anak tercipta situasi yang menyenangkan dan tidak
membosankan dalam proses pembelajaran.
3) Lingkungan masyarakat, Lingkungan masyarakat meliputi hubungan dengan
teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal.
Kegiatan akademik, akan lebih baik apabila diimbangi dengan kegiatan di luar
sekolah. Banyak kegiatan di dalam masyarakat yang dapat menumbuhkan
ketertarikan belajar anak. Seperti kegiatan karang taruna, anak dapat belajar
berorganisasi di dalamnya. Tapi, orang tua perlu memperhatikan kegiatan
anaknya di luar rumah dan sekolah. Sebab kegiatan yang berlebih akan
menurunkan semangatnya dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
Untuk mengetahui berminat dengan tidaknya siswa terhadap pelajaran maka
diperlukan tolak ukur atau pun landasan yang dapat menggambarkan bahwa siswa
tersebut berminat terhadap pelajaran yang ia pelajari ataupun sebaliknya. Minat
sebenarnya mengandung tiga unsur yaitu unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan),
dan konasi (kehendak). Hidayat (2013: 89) membagi ketiga unsur tersebut menjadi
beberapa indikator yang menentukan minat seseorang terhadap sesuatu, yaitu:
a. Keinginan Seseorang yang memiliki keinginan terhadap suatu kegiatan tentunya ia
akan melakukan atas keinginan dirinya sendiri. Keinginan merupakan indikator minat
yang dating dari dorongan diri, apabila yang dituju sesuatu yang nyata.
b. Perasaan Senang Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka dalam hal
tertentu ia cenderung mengetahui hubungan antara perasaan dengan minat.
c. Perhatian Adanya perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang
terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang
lain.
d. Perasaan Tertarik Minat bisa berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong kita
cenderung atau rasa tertarik pada orang, benda, atau kegiatan ataupun bisa berupa
pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
e. Giat Belajar Aktivitas diluar sekolah merupakan indikator yang dapat menunjukkan
keberasaan minat pada diri manusia.
f. Mengerjakan Tugas Kebiasaan mengerjakan tugas yang diberikan guru merupakan
salah satu indikator yang menunjukkan minat siswa.
g. Menaati Peraturan Orang yang berminat terhadap pelajaran dalam dirinya akan
terdapat kecenderungan-kecenderungan yang kuat untuk mematuhi dan menaati
peraturan-peraturan yang ditetapkan karena ia mengetahui konsekuensinya. Sehingga
menaati peraturan merupakan indikator yang menentukan minat seseorang.
Untuk mengatasi murid sekolah yang tidak tertarik kepada bidang studi agama,
maka guru agama mencari teori yang dapat memberitahukan tentang cara yang efektif
dalam proses belajar mengajar bidang studi agama yang menarik minat murid, yaitu
misalnya dengan cara mengkaitkan ajaran agama dengan kebutuhan hidup murid
sehari-hari serta pengalamannya seirama dengan tingkat perkembangan hidup
kejiwaannya (Imron, 2019: 9-10).
2.3 Cara menumbuhkan minat siswa untuk senang terhadap mapel PAI
Pendidikan dan guru adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, proses belajar
mengajar adalah hasil interaksi dari guru dan peserta didiknya. Oleh karena itu peran
guru menjadi sangat besar dalam dunia pendidikan. Seorang guru tidak akan terlepas
dari sebuah tanggung jawab untuk mengajarkan, membimbing serta mendidik
siswanya untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri, begitupula dengan peran
seorang guru dalam meningkatkan minat belajar siswa.
Dalam hubungannya dengan keberhasilan dalam mendidik, maka guru harus
mampu melaksanakan inspiring teaching, yaitu guru yang melalui kegiatan
mengajanya mampu mengilhami murid-muridnya. Melalui kegiatan belajar yang
memberikan ilham ini guru yang baik adalah guru yang mampu menghidupkan
gagasan-gagasan yang besar, keinginan yang besar pada murid-muridnya (Imron,
2019: 94-95).
Guru harus memiliki kemampuan dalam hal menarik minat siswa untuk belajar.
Guru juga memegang andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di
sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan hidupnya secara optimal. Adapun peran yang harus dimiliki guru
diantaranya adalah sebagai berikut (Idris dkk, 2015: 42-43):
a. Guru sebagai Edukator Merupakan peran utama khususnya untuk peserta didik
pada jenjang sekolah dasar. Peran ini memberikan contoh dalam hal sikap, dan
perilaku, dan membentuk kepribadian peserta didik.
b. Guru sebagai Manager Guru memiliki peran untuk menegakkan ketentuan dan tata
tertib yang telah disepakati bersama disekolah, memberikan arahan atau rambu-rambu
ketentuan agar tata tertib disekolah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh
warga sekolah.
c. Guru sebagai Supervisor Terkait dengan pemberian bimbingan dan pengawasan
kepada peserta didik, memahami permasalahan yang dihadapi peserta didik,
menemukan permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran, dan akhirnya
memberikan jalan keluar pemecah masalahnya.
d. Guru sebagai Inovator Seorang guru harus memiliki kemauan belajar yang cukup
tinggi untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya sebagai guru. Tanpa
adanya semangat belajar yang tinggi, mustahil bagi guru dapat menghasilkan inovasi-
inovasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu pembelajaran disekolah.
e. Guru sebagai Motivator Untuk meningkatkan semangat dan gairah yang tinggi,
siswa perlu memiliki motivasi yang tinggi, baik motivasi dari dalam sendiri maupun
dari luar, yang utamanya berasal dari gurunya sendiri.
Peran guru sebagai motivator menurut Sanjaya (2013: 29-31) peran guru sebagai
motivator sangat penting dalam interaksi belajar mengajar, karena menyangkut
profesionalisasi dan sosialisasi diri. Ada beberapa cara yang bisa digunakan guru
sebagai motivator di dalam pembelajaran yaitu:
1. Memberi Angka
Sebagai simbol yang kita berikan kepada siswa yang berhasil dalam belajar agar
dia lebih giat lagi untuk belajar.
2. Hadiah
Memberi hadiah untuk siswa yang berprestasi adalah suatu bentuk apresiasi
untuk memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu,
siswa yang belum mendapatkan akan termotivasi untuk mengejar temannya yang
berprestasi.
3. Kompetisi
Guru harus berusaha mengadakan kompetisi/saingan diantara siswanya agar
prestasi belajarnya meningkat dan siswa akan berusaha memperbaiki hasil prestasi
belajarnya yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau
pujian yang bersifat membangun agar siswa lebih termotivasi dalam belajar untuk
mendapatkan pujian tersebut.
5. Hukuman
Hukuman ini diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat pembelajaran.
Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau untuk merubah diri
dan memacu motivasi belajarnya.
6. Memberi ulangan atau evaluasi
Ulangan atau evaluasi ini berguna untuk melihat perkembangan hasil belajar
siswa sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana materi pelajaran yang
disampaikan tersebut diterima oleh siswanya.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
Membentuk kebiasaan belajar dapat mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri.
Dengan kebiasaan belajar yang tepat dan baik maka hasil yang diperoleh siswapun
akan lebih maksimal.
8. Membantu kesulitan belajar siswa secara individual ataupun kelompok
Guru sebagai motivator dapat membantu kesulitan belajar siswa dimana
pemberian motivasi juga dapat membangkitkan semangat belajar siswa.
9. Menggunakan metode yang bervariasi
Penggunaan metode belajar yang bervariasi berguna untuk menghilangkan rasa
jenuh siswa ketika belajar, sehingga ketertarikan siswa tersebut tidak terganggu
dengan rasa bosan dan jenuh yang disebabkan oleh metode belajar yang tidak
berubahubah.
10. Memberitahukan hasil belajar
Hal terakhir yang dapat dilakukan guru sebagai motivator adalah
memberitahukan hasil belajar siswa, hal ini berguna agar siswa dapat mengetahui
sejauh mana kemampuan mereka dalam pelajaran tersebut.
Strategi peningkatan minat belajar siswa merupakan tantangan bagi seorang guru.
Inilah kenapa seorang guru harus aktif dan kreatif mengembangkan kemampuannya
dalam menguasai bidang studi yang diajarkan. Guru yang aktif dan kreatif akan
menemukan cara-cara yang cocok untuk digunakan di kelas guna membangun
ketertarikan belajar siswa, salah satunya adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran yang tidak membosankan agar peserta didik tidak jenuh sehingga proses
belajar mengajar pun terlaksana dengan baik.
Adapun faktor-faktor yang dapat membangkitkan minat belajar yaitu, menurut
Slameto (2010: 121), berpendapat bahwa ketertarikan anak dapat dibangkitkan
dengan dua hal yaitu: 1). Memberikan Perhatian dan 2). Insentif (hadiah). Misalnya
siswa yang akan menaruh perhatian pada materi pelajaran tentang “Unjuk Rasa”
apabila hal itu dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa demontsrasi yang sering
terjadi di tanah air.
a. Perhatian
Menurut Slameto (2010: 105) perhatian adalah kegiatan yang dilakukan
seseorang dalam hubungan dengan pemilihan rangsangan yang datang dari
lingkungannya. Perhatian seseorang tertuju atau terarah pada hal-hal yang baru,
hal-hal yang berlawanan dengan pengalaman yang baru saja diperolehnya atau
dengan pengalaman yang didapat selama hidupnya. Dalam pelajaran, seorang
guru dapat berusaha menarik perhatian siswa tentang kata-kata penting dalam
suatu bacaan dengan memberi warna merah pada kata-kata itu atau dengan
memberi garis di bawah kata-kata tersebut.
b. Insentif
Insentif ialah memotivasi (merangsang) guru dengan memberikan hadiah
(imbalan) kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. Dengan
demikian semangat kerja guru akan meningkat sebab pada umumnya manusia
akan senang menerima yang baik-baik saja. Setiap tindakan seseorang merupakan
perwujudan dorongannya sebagian besar sangat tergantung kepada rangsangan
yang datang dari luar dan persepsinya atas rangsangan tersebut. Insentif
merupakan alat yang dapat dipakai untuk membujuk seseorang agar mau
melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukan/yang tidak dilakukan dengan baik.
Insentif dapat berbentuk pemberian hadiah: berupa benda, barang, atau uang.
2.4 Kendala Yang Dihadapi Oleh Guru Dalam Menumbuhkan minat siswa
untuk senang terhadap mapel PAI.
Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar siswa
terdapat 2 faktor yang mempengaruhinyayaitu adanya faktor pendukung dan faktor
penghambat. Yang mana faktor pendukung adalah sesuatu yang menjadikan suatu
kegiatan dapat maju dan berhasil dengan baik, sehingga apa yang menjadi tujuan
suatu kegiatan dapat dicapai. Sedangkan faktor penghambat adalah segala sesuatu
yang dapat mengganggu jalannya suatu kegiatan, sehingga sesuatu kegiatan tersebut
tidak dapat terwujud dengan baik. Hambatan tersebut dapat berasal dari dalam diri
anak maupun dari luar. Dengan adanya hambatan tersebut akan mempersulit anak
untuk mencapai hasil belajar yang maksimal ada dua faktor yang menghambat belajar
siswa sebagai berikut:
a. Pengaruh Penggunaan Gadget
Tidak dapat dipungkiri bahwasanya perkembangan teknologi masa kini
tidak hanya memberikan dampak positif bagi orang-orang yang
menggunakannya tetpai juga dapat memberikan dampak negatif apabila tidak
digunakan sebagaimana mestinya. Salah satunya adalah penggunaan gadget
pada remaja Sekolah Menengah Pertama. Saat ini gadget bukan lagi menjadi
kebutuhan tambahan melainkan sudah seperti kebutuhan wajib yang harus
dimiliki. Hal ini jugalah yang menjadi kendala guru Pendidikan Agama Islam
dalam meningkatkan minat belajar siswa khususnya mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Ketergantungan siswa terhadap penggunaan gadget membuat
mereka tidak fokus dalam pelajaran atau bahkan lupa untuk mengerjakan tugas-
tugas yang telah guru berikan kepada mereka.
Pada dasarnya, penggunaan gadget ini bisa saja menjadi salah satu sumber
belajar bagi siswa, hanya saja kebanyakan dari mereka justru menggunakan
gadget adalah untuk hiburan semata. Hal ini disebabkan usia mereka yang
belum matang untuk menentukan hal-hal baik yang dapat mereka lakukan.
Remaja pada zaman modern ini tentunya tidak ingin disebut sebagai orang
yang gaptek, oleh karena itu sebagian besar dari mereka bahkan jauh sebelum
usia remaja untuk kenal dan menggunakan gadget. Sebenarnya gadget memang
berperan penting dalam kehidupan manusia, beberapa diantaranya adalah untuk
komunikasi, memperbanyak relasi, menambah wawasan dan pengetahuan,
pendidikan, bahkan bisnis. Namun disisi lain yang terjadi adalah hal yang
sebaliknya, disebabkan oleh faktor keteledoran atau kurang tepatnya dalam
memanfaatkan fungsi yang sebenarnya dari gadget itu sendiri
b. Kurang Perhatian Orang Tua
Dari sekian banyak orangtua hanya sedikit saja yang melibatkan diri dalam
pendidikan anaknya. Karena kesibukan orangtua itu sendiri sehingga aktifitas
yang dilakukan anak disekolah atau diluar sekolah kurang diketahui. Padahal
orangtua aalah guru pertama kita dalam menaiki tangga kehidupan. Orangtua
menempati peran yang sangat penting sebagai motivator bagi pendidikan anak,
karena secara tidak sadar apapun yang berasal dari orangtua baik sifat maupun
sikap akan menjadi panutan anak begitu pula dalam masalah pendidikan anak.
c. Pergaulan Pebas
Pergaulan bebas merupakan hal yang perlu dijauhi karena bisa
menimbulkan berbagai dampak buruk. Remaja adalah kategori usia yang
sedang senang-senangnya untuk bergaul dengan sekelompok orang. Usia
remaja adalah usia yang sangat rentan terhadap sesuatu, pada usia ini remaja
mudah terpengaruh, maka pergaulan bebas ini juga akan sangat mempengaruhi
mereka dalam belajar. Sebagai orang tua ada baiknya memberi waktu luang
untuk berinteraksi dengan anak supaya anak lebih terbuka terhadap orang tua.
Selanjutnya lingkungan keluarga itu sendiri yang berperan penting dalam
memberikan pondasi yang kuat bagi para remaja yang biasa mencakup umur
belasan tahun.

Anda mungkin juga menyukai