Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, harus diwujudkan melalui
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh dan terpadu yang didukung oleh suatu
system kesehatan nasional.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesejahteraan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitasi), yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Salah satu bentuk upaya pemerintah dalam menyelenggarakan kesehatan
kepada masyarakat maka disetiap kecamatan dibangun instansi pemerintah sebagai
unit penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat, yakni Rumah Sakit. Undang-
undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit adalah Rumah Sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit. Pelayanan farmasi rumah sakit bertanggung
jawab penuh terhadap pasien terkait dengan sediaan farmasi dan orientasi
kesembuhan pasien melalui ketepatan pemberian obat. Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi: pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
bahan medis habis pakai; dan pelayanan farmasi klinis. Pelayanan farmasi klinis
merupakan pelayanan yang berinteraksi dengan pasien secara langsung dengan
dibantu oleh tim kesehatan lainnya untuk meningkatkan kualitas terapi obat (Lolita
dkk., 2019).
Instalasi Farmasi Rumah Sakit memberikan pelayanan kefarmasian yang
bersifat manajerial yakni disebut dengan pengelolaan perbekalan sediaan farmasi
yang mana berupa siklus (Febreani dan Djazuly, 2016). Pengelolaan sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai merupakan siklus kegiatan yang
meliputi pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan administrasi
(Sulistyani, 2018).
Salah satu upaya untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya, maka Fakultas
Farmasi Universitas Halu Oleo menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker yang bekerja
sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Muna. Metode serta
mekanisme pelaksanaan PKPA di rumah sakit yang sistematis akan sangat membantu
mahasiswa profesi apoteker dalam memahami peran, fungsi, serta tanggung jawab
apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan. PKPA diharapkan dapat menjadi media
untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa agar siap terjun dalam dunia kerja.

B. Tujuan
Tujuan dilaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna adalah:
1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan
tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan
dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di Rumah Sakit.
3. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan mempelajari
strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan
praktek farmasi komunitas di Rumah Sakit.
4. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga
farmasi yang profesional.
5. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di Rumah
Sakit.
C. Manfaat
Tujuan dilaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna adalah:
1. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam menjalankan
pekerjaan kefarmasian di Rumah Sakit.
2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di Rumah
Sakit.
3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di Rumah Sakit.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional.

Anda mungkin juga menyukai