KEPERAWATAN KRITIS
Dosen Pengampu :
Di disusun oleh:
G1B118029
UNIVERSITAS JAMBI
2021
DIC DAN TROMBOSIS
1. Definisi
Terdapat 2 tipe klinis DIC yaitu akut dan kronik. Kedua nya memiliki etiologi
dan manifestasi klinis yang berbeda.
a.DIC akut terjadi pada endotoksemia, trauma jaringanluas, wanita hamil dengan
komplikasi pre-eklampsi, atau terlepasnya jaringanplasenta. DIC akut juga terjadi
pada penderita dengan hipotensi atau syok olehberbagai sebab (misalnya pada
tindakan operasi, stroke luas, atau serangan jantung
b. DIC kronik , jumlah dari faktor jaringan yang terlibat lebih kecil,
sehinggastimulasi lebih kurang kuat dari sistem koagulasi dan memungkinkan tubuh
untukmengkompensasi penggunaan protein koagulasi dan trombosit.
3. Etiologi
1. DIC akut:
– Infeksi : Bakteri (gram negatif, gram positif, ricketsia), virus (HIV, varicella, CMV,
hepatitis, virus dengue), fungal (histoplasma), parasit (malaria) –
2. DIC kronik:
4.Patofisiologi
Patofisiologi dasar DIC adalah terjadinya :
1. Aktivasi system koagulasi (consumptive coagulopathy)
2. Depresi prokoagulan
3. Defek Fibrinolisis
Pembentukan fibrin secara sistemik terjadi akibat peningkatan pembentukan
trombin,bersamaan dengan mekanisme supresi antikoagulan fisiologis dan destruksi
fibrin yangterlambat, pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan
fibrinolisis. Hampir semua respon inflamasi sistemik , gangguan koagulasi dan
fibrinol isis pada DICdimediasi oleh beberapa sitokin proinflamasi. Mediator yang
terlibat dalam aktivasikoagulasi terutama interleukin 6 (IL-6). Ada 3 proses yang
terlibat dalam terjadinya DIC, yaitu sebagai berikut :
Pembentukan Trombin Pembentukan trombin sistemik pada binatang
percobaan dengan DIC menunjukkanbahwa secara eksklusif, proses ini diperantarai
oleh jalur ekstrinsik yang melibatkanfaktor jaringan (TF) dan faktor VIIa. Trombin
di dalam sirkulasi memecahfibrinogen menjadi monomer fibrin. Trombin juga
merangsang agregasi trombosit,mengaktivasi faktor V dan VIII, serta melepas
aktivator plasminogen yangmembentuk plasmin. Plasmin memecah fibrin
membentuk produk degradasi fibrindan selanjutnya menginaktivasi faktor V dan
VIII. Aktivitas trombin yang berlebihan mengakibatkan berkurangnya fibrinogen,
trombositopenia, faktor-faktor koagulasi,dan fibrinolisis, yang mengakibatkan
perdarahan difus .Defek pada Inhibitor Koagulan Antikoagulan fisiologis terdiri atas
antithombin III, protein C, dan tissue factor–pathway inhibitor (TFPI). Kadar
antitrombin III dalam plasma menurun akibat koagulasi berkelanjutan, degradasi oleh
elastase yang dilepaskan dari neutrofil yang teraktivasi, dan gangguan sintesis
antitrombin III. Gangguan pada sistem protein C dapat mengganggu regulasi aktivitas
koagulasi.Penurunan aktivitas protein C disebabkan oleh gabungan gangguan sintesis
protein,penurunan aktivitas trombomodulin endotel yang diperantarai sitokin, dan
kurangnya kadar fraksi bebas protein S (kofaktor penting protein C). Protein C
diubah menjadiprotease aktif oleh trombin setelah terikat pada trombomodulin.
Tissue factor yangmerupakan pencetus DIC dihambat oleh tissue factor-pathway
inhibitor(TFPI)..
DIC mempunyai dua akibat :
(1) Endapan fibrin yang meluas dalam mikrosirkulasi.Keadaan ini
meyebabkan iskemi alat-alat vital tubuh yang terkena lebih parah
atau lebih pekadan menimbulkan hemolisis karena eritrosit
mendapat trauma sewaktu melewati anyamanfibrin (anemia
hemolisis mikroangiopati).
(2) Diatesis perdarahan terjadi jika trombosit danfaktor pembekuan
diboroskan. Keadaan menjadi lebih buruk kalau pembekuan
ekstensifmengaktifkan plasminogen. Plasmin tidak hanya dapat
memecah fibrin (fibrinolisis), tetapijuga mencerna faktor V dan
VIII, sehingga lebih lanjut mengurangi
konsentrasinya. Disamping itu fibrinolisis berakibat
pembentukan produk degradasi fibrin yang mempunyaidampak
menghambat pengendapan trombosit, memiliki aktivitas
antitrombin dan merusakpolimerasi fibrin. Semua keadaan ini
dapat menyebabkan kegagalan hemostasis. Koagulasi
intravascular diseminata (KID) merupakan salah satu
kedaruratanmedis,karena mengancam nyawa dan memerlukan
penanganan segera. Tetapi tidaksemua KID digolongkan dalam
darurat medis,hanya KID fulminan atau akut sedang KIDkronik
dengan derajat rendah atau terkompensasi bukan suatu keadaan
darurat. Namunperlu di waspadai bahwa KID derajat rendah
dapat berubah menjadi KID fulminantsehingga memerlukan
pengobatan segera.
5. Manifestasi klinis
• Sistem Respirasi : Pada keadaan DIC yang berat dapat mengakibatkan gagal napas
yang dapat menyebabkan kematian.
7. Terapi
Pada bebera pakasus, penyebab DIC tidak dapat ditangani secara langsung
(contoh: kasus malignasi).Oleh karenanya diperlukan penanganann khusus untuk
mencegah terjadinya trombosis dan juga perdarahan. Terapi DIC dibagi menjadi
terapi substitusi, antikoagulasi,pemulihan anticoagulation pathway, dan pemberian
agen lainnya (dapat dilihat padatabel).
9.Antifibrinolotik
Meskipun DIC adalah masalah medis, dan perawatan akan diresepkan secara
medis, perawatan berkualitas dapat secara signifikan mengurangi komplikasi dari
trauma, sepsis dan perdarahan.
CaseKelly Jones, seorang anak berusia 18 tahun yang sehat, menelan jumlah
MDMA (Ekstasi) yang tidak diketahui di sebuah klub malam lokal. Saat masuk ke
ICU, Kelly sangat tidak sadarkan diri, hipertermia (40,1 ° C), takikardie (140 denyut
per menit) dengan hipotensi (80/40 mmHg). Perawatan dimulai untuk memperbaiki
hipertermia, hipotensi dan takikardia; Namun, ia kemudian mengembangkan
koagulasi intravaskular (DIC) yang di sebarluaskan. Investigasi hematologis Kelly
meliputi: