Anda di halaman 1dari 6

Prosiding SENTIA 2009 – Politeknik Negeri Malang

Aplikasi Fuzzy Logic Sebagai Kontrol Posisi Motor DC


Totok Winarno

Fakultas Pasca Sarjana , Jurusan Teknik Elektro, Universitas Brawijaya


e-mail : totokwinarno@yahoo.com

ABSTRAK
Pada artikel ini membahas kendali posisi dari suatu DC motor menggunakan Logika Fuzzy, Kendali fuzzy logic
diimplementasikan pada komputer dan algoritma kendali dirancang menggunakan program Labview , dan
melihat kondisi yang riil dari posisi kendali DC motor. Pengaturan posisi gerak motor dilakukan dengan
mengatur tegangan motor dan menggunakan metode Pulse Width Modulation(PWM).
Feedback sistemnya adalah sinyal frekuensi dari tacho dan sinyal frekuensi ini diubah menjadi tegangan untuk
diinputkan pada komputer melalui ADC. Sistem fuzzy logic mempunyai 2 crisp input yaitu error dan perubahan
error posisi motor dan mempunyai 1 crisp output yaitu perubahan tegangan. Metode defuzzifikasi yang
digunakan adalah metode center of area. Jumlah label dari membership function 7 label. Respon sistem
ditampilkan dalam bentuk grafik sudut posisi motor terhadap waktu. Hasil pengujian menunjukkan membership
function dengan bentuk segitiga dan defuzzifikasi center of area dapat memberikan hasil yang baik. Pada
percobaan membandingkan kendali PID dengan FLC, dan hasilnya memperlihatkan bahwa tanggapan DC motor
dengan Control Fuzzy Logic (FLC) mampu memberikan peforma yang baik.

Kata Kunci : Aplikasi Fuzzy Logic, Fuzzy Inference, Motor DC

I. Pendahuluan
II. Tinjauan Pustaka
Ada banyak jenis dc servo motor yang digunakan
dalam industri dengan rotor inersia sangat kecil, dan Sejak software Labview dibangun, software ini
dalam hal ini, motor dengan tenaga putaran sangat dapat digunakan menjalankan (simulasi) system
tinggi untuk perbandingan inersia yang bervariasi kendali Motor DC servo untuk algoritma Fuzzy
secara komersial telah tersedia [ 1]. Servo sistem maupun PID.
biasanya dikendalikan oleh Proportional–Integral– Program Labview digunakan dalam rangka
Derivative ( PID) karena merancangnya dengan pengembangan system perangkat lunak. Semua
mudah, biaya yang rendah, pemeliharaan murah dan perubahan kendali (control) dari sistem dapat
efektivitasnya baik [ 2]. diamati di dalam waktu riil dan juga pemakai dapat
Hanya disini diperlukan untuk mengetahui model memerintahkan adanya perubahan yang bisa
matematika dari system atau membuat beberapa diterima sepanjang proses berlangsung.
eksperimen untuk penyetelan (tunning) parameter
PID. Bagaimanapun, telah diketahui bahwa 2.1. DC Motor Model and Parameters
pengontrol konvensional PID biasanya tidak bekerja
dengan baik untuk system non-linear, dan pada DC servo motor yang digunakan dalam
system yang rumit dan kompleks, tidak punya model perencanaan ini adalah DC servo motor yang
matematika yang tepat. menggunakan permanen magnet. Alasan pemilihan
Kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan DC servo motor tipe ini adalah kemudahan dalam
FLC karena keuntungan utama kendali FLC adalah pengontrolan dengan menggunakan pengaturan
bahwa tidak diperlukan model matematika. tegangan DC.

D to A Power Driver Actual


Converter Amplifier Motor
r
Setpoint

A to D Converter Encoder
Converter F ke V Rotary
r
FLC Computer
dan Software Gambar 1. System Control Posisi Motor DC

E-42
Prosiding SENTIA 2009 – Politeknik Negeri Malang

Medan stator motor jenis ini dihasilkan oleh


magnet permanen bukan electromagnet, motor 2.3. Rangkaian Frequensi ke Tegangan
mempunyai kurva kecepatan torsi yang linier dalam
jangka yang lebar. Penggunaan magnet permanen Rangkaian F/V mengkonversi frekuensi output
tidak membutuhkan daya listrik untuk menghasilkan yang dihasilkan oleh tachometer dari motor Servo ke
medan stator, sehingga daya dan pendinginan yang tegangan yang kemudian tegangan ini merupakan
diperlukan lebih rendah dibandingkan motor yang harga Present Value yang diterima ADC. Rangkaian
menggunakan elektromagnet. Perubahan kecepatan yang digunakan diperlihatkan pada Gambar 3.[7]
motor dapat dengan mudah diatur dengan cara
mengubah-ubah besarnya tegangan DC yang
diberikan pada motor.

DC servo motor yang digunakan. mempunyai


parameter berikut,

Torque Constant (KT) : 45.9 x 10-3Nm/A


Back EMF constant (KE):45.9 x 10-3V/rad/s
Resistance (RT):4.62Ω
Inductance (L): 3.97mH
No – load Current (INL): 0.13A
Peak Current (IP):6.55A
Rotor inertia (J) : 5.98 x 10-4oz-in/sec2

Model matematika system diperoleh sebagai berikut


[ 5]
Gambar 2a. Rangkaian ADC 0808

DC servo motor memiliki beberapa keunggulan,


yaitu :

 Bentuknya kompak, ringan dan berdaya


kerja tinggi
 Dapat bekerja pada daerah atau tempat
yang kurang baik
 Kecepatan maksimum yang sangat tinggi
 Biaya perawatan mudah

DC servo motor ini mempunyai fasilitas optical


encoder yang menjadi satu dengan body motor dan Gambar 2b. Rangkaian DAC 0808
ikut berputar pada saat motor berputar. Encoder ini
berfungsi sebagai feedback untuk pengontrolan close
loop.

2.2. Rangkaian ADC dan DAC

Rangkaian ADC yang berfungsi sebagai


konverter dari besaran analog ke besaran digital,
rangkaian ADC ini menerima input SP (Setting
point) pada channel 0 dan PV (Present Value) pada
channel 1. Rangkaian ADC ini menggunakan tipe
0808 yang mempunyai input 8 chanel dengan output
8 bit seperti Gambar 2a Rangkaian DAC yang
mengkonverter besaran digital ke besaran analog.
Gambar 2b merupakan rangkaian DAC yang
dipakai.[6]
E-43
Prosiding SENTIA 2009 – Politeknik Negeri Malang

Gambar 3.Rangkaian Converter F keV

2.4. Rangkaian Power Amplifier

Rangkaian Power amplifier berfungsi untuk


menguatkan sinyal hasil conversi dari DAC yang
masih mempunyai nilai arus dan tegangan rendah
agar lebih besar yang selanjutnya mampu
digunakan untuk mendorong Rangkaian Driver
Motor. Gambar 4. menunjukkan rangkaian Power
Amplifier.[7]

Gambar 6. Rangkaian Rotary Encoder

Gambar 4. Power Amplifier III. Proses analisis

2.5. Rangkaian Driver Motor 3.1. Analisis Kontrol FLC

Driver motor berfungsi untuk menjalankan motor Pengontrol logika fuzzy dirancang mempunyai
servo yang kemudian motor ini bergerak pada posisi dua masukan dan suatu keluaran. Masukannya
yang sesuai. Driver motor ini mendapat input analog adalah memposisikan kesalahan (e) dan perubahan
dari rangkaian DAC. Rangkaian driver motor ini posisi kesalahan (e') dalam selang waktu, dan
dapat dilihat pada Gambar 5. keluaranya adalah isyarat kendali (u).
Pada titik sampling k, kesalahan posisi( e) dan
perubahan kesalahan posisi( e') dihitung sebagai

Di mana θd(k) posisi sudut angular yang diinginkan


dan θa(k) posisi sudut actual.
Pengontrol fuzzy logic (FLC) terdiri dari tiga
langkah: fuzzyfication, fuzzyinference dan
defuzzification. Untuk menggambarkan fungsi
keanggotaan e, e' dan u dalam semesta dibagi
menjadi tujuh daerah adalah NB ( besar negatif),
Gambar 5. Rangkaian Driver Motor DC NM ( medium negatif), NS ( kecil negatif), Z ( nol),
PS( kecil positif), PM ( medium positif) dan PB
2.6. Rangkaian Rotary Encoder (positif besar) seperti ditunjukkan dalam Gambar
7a, 7b, 7c.
Rangkaian rotary encoder ini berfungsi untuk
merubah code posisi kedalam bentuk sinyal
frekwensi sebagai inputan pada rangkaian F/V
converter selanjutnya akan dapat diconversikan
oleh ADC menuju system Computer.

E-44
Prosiding SENTIA 2009 – Politeknik Negeri Malang

defuzzification adalah menggunakan metoda Center


Area ( COA) yang cocok diterapkan untuk
mendapatkan hasil terbaik

Gambar 7a. Membership error

3.2. Analisis Kontrol PID

Proporsional-Integral-Derevativ umumnya
digunakan didalam industry, algoritma kendali PID
persamaanya dapat dituliskan sebagai berikut,

Selama proses akan muncul beberapa nois, oleh


karena itu dianjurkan menggunakan filter untuk
meredam efek tersebut,

a. Aksi Proporsional
Gambar 7b. Membership delta error

b. Aksi Integral

Bentuk trapezium integrasi digunakan untuk


menghindari terjadinya perubahan yang tajam
terhadap proses perubahan aksi integral atau saat
munculnya set point. Penyesuaian yang tidak linier
pada aksi integral akan menyebabkan Overshot.
persamaannya ditunjukan sebagai berikut,

Gambar 7c. Membership sinyal control

Kemudian, dengan suatu aturan dasar (rule base) c. Aksi Derevativ


7x7 digambarkan ( Tabel 1) ke dalam Inference
system. Dengan menggunakan fuzzification dan Didalam aksi derevativ, aksi derevativ parsial
inference system, maka sistem disetel secara
yang dipilih mampu menanggapi perubahan
eksperimen. Algoritma yang digunakan untuk
inference adalah metoda max-min, dan untuk pemakaian setpoint yang cepat.

E-45
Prosiding SENTIA 2009 – Politeknik Negeri Malang

FLC’S menjadi lebih baik dibanding PID


Controller’s.
Dengan mempertimbangkan nilai IAE dan ITAE,
juga nilai overshoot dan waktu setting untuk masing-
Sehingga (output) actual dari system kendali PID masing pengontrol diperlihatkan dalam table 2 dan
mempnyai persamaan seperti dibawah, nilai-nilai ini menunjukkan bahwa hanya FLC
mencapai waktu peningkatan yang hamper sama
dengan tanggapan PID controller’s.
Kemudian sinyal setengah gelombang sinus
diberikan pada system sedemikian rupa sehingga
sistem akan menanggapi, dan dari hasil pengujian
ternyata FLC controller’s dapat memberikan
IV. Hasil Percobaan response lebih baik. Tanggapan sinus terhadap
sistem yang disampaikan dalam Gambar 8b.
Dalam Labview yang telah dicoba oleh Akın Sistem dengan pengontrol PID tidak mampu
Delibaşı, Türker Türker, dan Galip Cansever ,[5] mengikuti isyarat sinus dan menyimpang.
berdasarkan sistem kendali yang dibangun, isyarat Alasan penyimpangan ini adalah merupakan efek
kendali diperoleh dari analog keluaran DAC dan integral kendali PID.
diperbesar oleh suatu amplifier tegangan yang cocok
untuk memberi tegangan Driver motor. Motor
diberi tegangan ± 5V sebagai ganti ± 30.8V yang
merupakan tegangan nominal motor.
Untuk membuat hasil FLC yang baik diberikan sinal
step atau setengah gelombang sinus, pada sistem
sebagai mengendalikan masukanya (input).
Pengontrol FLC dan PID mempunyai tanggapan
sistem dari 0° untuk 90° ditunjukkan dalam Gambar
8a. Waktu naik (rise time) dari pengontrol dapat
disetel agar nilainya baik.

Gambar 8a. Tanggapan system FLC dan PID

Melihat hasil tanggapan dari percobaan antara PID


dan FLC dengan posisi putaran rotor keadaan Gambar 8b. Response Sinus pada Controller
mantap yaitu pada 120ms dengan overshoot 4%,
Jika koefisien PID pengontrol disetel secara Dari sisi yang lain , diikuti dengan suatu penurunan
eksperimen, pengontrol dapat mencapai tujuan sinyal acuan secara linier, kesalahan positif di
pengendalian. Meskipun setelah penyetelan pertama 90° dan dengan secara linear terus
(tunning), pengurangan overshoot dapat dicapai meningkat sampai negatif error di detik/second 90°
tetapi akan meningkatkan waktu penyelesaian. untuk gelombang sinus dengan FLC. Untuk nilai
Pada sisi lain diinginkan kendali dapat mencapai tanggapan IAE dan ITAE disampaikan dalam table2.
overshoot 0.4% dengan waktu 80ms dapat dicapai
dengan penyelesaian menggunakan kendali FLC. V. Kesimpulan
Kesalahan mutlak integral ( IAE) dan kesalahan
mutlak integral waktu ( ITAE) nilainya adalah Kebanyakan semua yang menyangkut sistem
dihitung dari 38ms ke 250ms. Nilai-Nilai ini kontrol masih didasarkan pada pengontrol PID yang
diberikan didalam tabel 2. Dari tabel dapat dilihat
E-46
Prosiding SENTIA 2009 – Politeknik Negeri Malang

konvensional. Sebab ada banyak PID yang [3] K. J. Aström, C. C. Hang, P. Persson, andW. K.
digunakan pada bidang teknik, sehingga sepanjang Ho, “Toward intelligent PID control,” Automatica,
akhir dekade membuat operator mencari solusi yang vol. 28, pp. 1– 9, 1992.
lebih mudah. Pada percobaan diatas menyampaikan
dalam hal menggunakan FLC, gagasan ini bersifat
percobaan dan dengan seringnya mengadakan [4] Graham C. Goodwin, Stefan F. Graebe, Mario E.
percobaan akan dihasilkan pengotrolan dengan FLC Salgado, “ Control System Design, ” Prentice Hall,
yang lebih baik. Pengembangan dan implementasi Upper Saddle River, New Jersey,
dari pengontrol digital untuk kendali posisi dari
suatu DC motor dengan sukses diterapkan [5] Akın Delibaşı, Türker Türker, Galip
menggunakan Labview. Bersifat Percobaan Cansever,Real –Time DC Motor Position Control by
menghasilkan FLC yang dapat mengontrol lebih Fuzzy Logic and PID Controllers
baik dengan waktu penyelesaian minimum .
[6] Resmana, Hany Ferdinando, Thiang, Agus Suryo
VI. Daftar Pustaka Widagdo,Implementasi Fuzzy Logic Pada
Microcontoller Untuk Kendali Putaran Motor DC
[1] Khongkoom N., Kanchanathep A., Proceedings, Industrial Electronic Seminar 1999
Nopnakeepong S.,Tanuthong S., Tunyasrirut S., (IES’99),Graha Institut Teknologi Sepuluh
Kagawa R., “Control of the position DC servo motor Nopember, Surabaya, October 27-28, 1999
by fuzzy logic,” TENCON 2000. Proceedings ,
Volume: 3 , 24-27 Sept. 2000 Pages:354 – 357,vol.3 [7]Thiang, Resmana, Wahyudi, Aplikasi Kendali
Fuzzy Logic untuk Pengaturan Kecepatan Motor
[2] Tang K.S., Kim Fung Man, Guanrong Chen, Universal, Jurnal Teknik Elektro Vol.1, No.1 Maret
Kwong S.,“An optimal fuzzy PID controller,” 2001 : 33 – 42
Industrial Electronics, IEEE Transactions on ,
Volume: 48 , Issue: 4 Aug. 2001 Pages:757 – 765

E-47

Anda mungkin juga menyukai