Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE

DOSEN PEMBIMBING

DR. WAGE, S.Pd.I, MA

DISUSUN OLEH :

FIKRI FADILLAH (210401226)


ADITIA PRASASTI (210401240)
HAZIRAH WINDA PUTRI (210402066)

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
Nikmat, Rahmat, Taufiq, dan Hidayah yang sudah diberikan sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Islam sebagai Way of Life” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Al Islam.Kami berusaha
menyususun makalah ini dengan sebaik mungkin,namun kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan baik dari materi maupun penyusunanya.oleh karenan itu,kritik dan
saran akan kami terima yang bersifat membangun ke lebih baik.

Tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain adalah untuk membantu para mahasiswa
memahami seperti apa itu‟‟Islam sebagai Way of Life‟‟ dalam kehidupan sehari-hari.makalah ini
juga akan memberikan informasi secara lengkap mengenai pengertian, macam, tujuan, dan
banyak contoh dari penelitian yang bersifat kuantitatif yang berasal dari berbagai penulis atau
peneliti yang namanya sudah terkenal dimana-mana.

Akhir dari kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak
yang turut membantu dalam membuat makalah ini.Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
nikmat kepada kita semua aamiin

Pekanbaru, November 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat ......................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Islam Sebagai Way Of Life ............................ 3
1. Pengertian Islam Sebagai Way Of Life ...................................................... 3
2. Hakikat dan Tujuan Agama Islam .............................................................
3. Fungsi Islam .............................................................................................. 4
B. Ruang Lingkup Ajaran Islam ......................................................................... 6
1. Aqidah ....................................................................................................... 6
2. Ibadah ........................................................................................................ 8
3. Akhlak ....................................................................................................... 10
4. Mu‟amalah................................................................................................. 11
C. Karakteristik Ajaran Islam Sebagai Way Of Life ............................................ 13
III. KESIMPULAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama islam merupakan “way of life” yang menjamin kebahagiaan bagi pemeluknya baik
itu di dunia maupun di akhirat. Syaratnya, melaksanakan segala perintah yang telah di tetapkan.
Adapaun dasar agama islam adalah Al-Quran dan hadits yang telah di wahyukan kepada Nabi
Muhammad saw sebagai rahmat, hidayah, dan petunjuk yang paling sempurna.

Akan tetapi banyak dari kalangan muslim tidak memahami islam secara menyeluruh.
Padahal di dalam Al-Quran dan hadits telah menjelaskan aspek - aspek yang terdapat di
kehidupan baik itu dunia maupun akhirat. Karena umat muslim banyak tidak memahami islam
itu secara menyeluruh. Banyak umat islam yang melenceng dari jalannya dan mereka pun
mencampur adukan yang hak dan batil. Dan jika tidak hati-hati, maka mereka akan terjerumus
dalam kesesatan terkecuali orang-orang yang mendapat pertolongan. Manusia sejak
keberadaannya adalah berbeda dengan makhluk lain. Manusia mempunyai banyak tabiat
dibanding makhluk lain yang hanya memiliki satu tujuan. Sesuai dalam Al-Quran surah Al-
Baqarah ayat 42:

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang HAK dengan yang BATHIL dan janganlah
kamu sembunyikan yang HAK itu, sedangkan kamu mengetahui.” (QS. Al –Baqarah, 2:42)

Kami akan mencoba untuk mendeskripsikan karakteristik ajaran dan nilai – nilai Islam.
Pemahaman yang secara tepat akan domain ini untuk mendukung kelangsung hidup umat Islam
sehingga dapat dijadikan sebagai way of life (pandangan hidup) ditengah-tengah kesatuan (unity)
dan keragaman (diversity) dalam beragama.
B. Rumusan Masalah
1) Penjelasan islam sebagia way of life
2) Apa tujuan, dan fungsi islam sebagia way of life
3) Ruang lingkup ajaran islam (tuhan, manusia, alam, penciptaan, dan keselamatan)
4) Karakteristik ajaran islam sebagia way of life

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Dari rumusan masalah yang sudah tertulis di atas, maka kita dapat tuliskan tujuan dari
penulisan makalh sebagai berikut:

1) Agar penulis dan pembaca mengetahui pengertian islam sebagai way of life
2) Agar penulis dan pembaca bisa mengetahui apa saja tujuan islam
3) Agar penulis dan pembaca mengetahui ruang lingkup ajaran islam
4) Agar penulis dan pembaca mengetahui apa sumber dari ajaran islam
5) Agar penulis dan pembaca mengetahui apa ruang lingkup dan karateristik dari islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Islam Sebagai Way Of Life

1. Pengertian Islam Sebagai Way Of Life

Islam way of life adalah jalan hidup yang diturunkan Allah SWT yang menciptakan
manusia seluruh alam semesta, dan seluruh kehidupan yang terdapat didalamnya. Pengertian
islam secara harfiyah : artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kata islam terbentuk dari tiga
huruf, S (sin) L (lam) M (mim) yang bermakna dasar “SELAMAT” (salama).
Menurut Fazlur Rahman, kata islam dan muslim selalu digunakan oleh al-Qur`an kadang
dalam makna harfiahnya, yakni “menyerah” atau “orang yang menyerahkan dirinya kepada
(hukum) Allah SWT, kadang juga dalam makna sebagai nama diri untuk pesan keagamaan yang
dikumandangkan oleh Al-Qur`an dan bagi komunitas yang menerimanya. Bahkan dalam surat
Al-Hajj/ 22:78, pesan keagamaan ini dinisbatkan kepada Ibrahim, yang dikatakan telah
memberikan nama Muslim kepada komunitas yang menerima pesan Al-Qur`an ini. Maka
nyatalah bahwa Islam di masa Madinah, selain bermakna harfiah, telah diproses menjadi nama
agama yang dibawa oleh Muhammad SAW. Dan muslimun menjadi komunitas formal yang
memeluk Islam sesuai dengan surat Al-Maidah ayat 111:

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut-pengikut Isa yang setia,
"Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada Rasul-Ku." Mereka menjawab, "Kami telah beriman,
dan saksikanlah (wahai Rasul) bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (Muslim)."”
(QS. Al-Maidah, 5:111)
Islam sebagai agama sekaligus hukum dan penerapan, setidaknya ada tiga hal yang perlu
dipetik, yakni Islam sebagai sumber kekuatan dan keyakinan spiritual, Islam sebagai wawasan
dan pandangan hidup (world view) dan Islam sebagai komitmen hidup dan perjuangan.
Pemahaman seperti inilah akan memberikan jawaban terhadap persolaan ditengah tantangan
kehidupan manusia dewasa ini. Islam menjadi petunjuk yang selalu up to date sepanjang masa.
Sehingga akan tercapailah kebahagian yang hakiki. Setiap manusia pasti mempunyai pandangan
hidup. Pandangan hidup bersifat kodrati, karena itu akan menentukan masa depan seseorang.
Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman,
arahan serta petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran
manusia berdasarkan pengalaman sejarah seseorang menurut waktu dan tempat hidupnya.

2. Hakikat dan Tujuan Agama Islam

Agama islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Allah hanya
meridhoi islam sebagai agama yang harus mereka peluk, agama islam telah merangkum semua
bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama - agama sebelumnya. Agama islam adalah
ajaran yang mencakup akidah/ keyakinan dan syariat/ hukum, islam adalah ajaran yang
sempurna baik ditinjau dari sisi aqidah maupun syariat - syariat yang diajarkannya.

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan
nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maa'idah, 5:3)

Islam memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang aniaya. Islam memerintahkan
untuk menunaikan amanat dan melarang berkhianat. Islam memerintahkan untuk menepati janji
dan melarang pelanggaran janji. kepada mereka. Islam memerintahkan untuk menjalin
silaturahim (hubungan kekerabatan yang terputus dengan sanak famili dan Islam melarang
perbuatan memutuskan silaturahim. Islam memerintahkan untuk berhubungan baik dengan
tetangga dan melarang bersikap buruk kepada mereka.
Dengan begitu jelaslah bagi kita bahwa Islam datang dengan tujuan untuk mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan makhluk lain,
hubungan antara manusia dengan alam sekitar dan menyempurnakan agama sebelumnya
menyempurnakan syariat sebelumnya. menyelamatkan ummat dari kesyirikan, menuntun ummat
kejalan yang diredhoi oleh Allah, mengajarkan kepada kita mana yang hak dan mana yang batil,
dan lain sebaginya.

3. Fungai Islam
a. Edukatif
Tidak hanya beribadah dan hanya menjalankan tugasnya sebagai khalifah, manusia
juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya pada generasi selanjutnya agar ajaran islam tetap
terjaga hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan menurut islam yang menyebutkan bahwa ilmu
pendidikan islam bukan hanya ilmu yang diajarkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah
SWT akan tetapi juga untuk menuntun perilaku manusia dan menunjukkan perbuatan amar
ma‟ruf nahi mungkar. Hadits riwat Ibnu Majah menjelaskan:

"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim." (HR. Ibnu Majah)
b. Penyelamat
Karena orang yang tidak beragama cenderung mengatasi masalah hidup dengan
pesimis berberda dengan orang yang beragama yang menghadapi dengan optimis dan percaya
bahwa allah tidak akan memberi cobaan melebihi kekuatannya. Bahkan cenderung menyesali
hidup berlebihan dan menyalahkan orang.

Artinya: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5-6)

c. Perdamaian
Orang beriman tidak akan mersa gelisah, karena dia tau jika semua hal yang dia miiki
merupakan titipan Allah, berbeda dengan yang tidak beriman yang selalu merasa gelisah akan
apa yang ia miliki. Orang yang kaya akan takut kehilangan harta kekayaanya yang akan habis
atau dicuri oleh orang lain, orang yang miskin apalagi, selalu merasa kurang bahkan cenderung
tidak mensyukuri hidup. Dalam ajaran islam harta kekayaan itu merupakan titipan Allah yang
didalamnya terdapat hak orang orang miskin dan anak yatim piatu.

d. Sosial control
Dalam islam diajarkan untuk menghormati orang lain, tetapi tidak diperintah untuk
minta dihormati. Selain itu banyak pelajaran moral lain seperti berpakaian, berperilaku, bertutur
kata. Setiap manusia yang beriman akan menjalankan setiap ajaran agamanya. Terlebih dalam
ajaran islam ahlak amat sangat diperhatikan dan dijunjung tinggi dalam islam. Pelajaran moral
dalam islam sangatlah tinggi, dalam islam diajarkan untuk menghormati orang lain, akan tetapi
sama sekali tidak diperintah untuk meminta dihormati. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian merendah hingga tidak ada seorang
pun meremehkan orang lain dan bersikap sombong kepada orang lain.” (HR. Muslim).
e. Pemupuk rasa solidaritas
Jadi sesama muslim harus saling mengasihi tidak saling bermusuhan, tidak pula
bersikap keras dan tidak saling menghujat antara satu sama lainnya. Satu hal lagi yang tidak
disadari umat islam akanfungsi dari sholat berjamaah di masjid. Shalat berjamaah fungsi
utamanya adalah supaya sesama umat harus saling merapatkan barisan demi memperjuangkan
kepentingan bersama dan agenda umat di masa depan.

Artinya: “Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan
barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak
dirugikan (dizalimi).” (QS. Al-An‟am, 6:160)
f. Kreatif/ inovatif
Dalam urusan keduniaan, kaidah yang berlaku adalah membuat inovasi dan kreasi.
Islam sebagai sebuah keyakinan yang bersumber dari al Qur‟an dan Hadits. Urusan keduniaan
seperti pertanian, perikanan, kedokteran atau membuat sekolah, itu semua tidak ada aturan yang
detail dalam agama islam, jadi kita boleh berinovasi dan berkreasi. Jika kita melihat pada masa
silam, Islam banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar yang tidak hanya sekedar memiliki
inteligensi tinggi, tapi juga memiliki kreativitas yang tinggi. Sebut saja Ibnu Sina, Salman al
Farisi, dan para sahabat lain yang menggunakan pemikiran kreatifnya dalam mengembangkan
pengetahuan di bidang mereka masing-masing.

B. Ruang Lingkup Ajaran Islam (Tuhan, Manusia, Alam, Penciptaan, Dan Keselamatan)

1. AQIDAH
Aqidah menuru bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-„aqdu yang berartikatan,
attausiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ikhaamu yang artinya
mengkokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah atau yang disebut juga terminology aqidah adalah iman yang teguh
dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Masalah - masalah aqidah selalu dikaitkan dengan keyakinan terhadap Allah, Rasul dan ha-
hal yang ghaib yang lebih dikenal dengan istilah iman. Disamping itu juga menyangkut dengan
masalah eskatologi, yaitu masalah akhirat dan kehidupan setelah berbangkit kelak. Keterkaitan
dengan keyakinan dan keimanan, maka muncul arkanul iman, yakni iman kepada allah, malaikat,
kitab, rasul, hari kiamat, qadha dan qadar.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian aqidah islam adalah keimanan yang teguh dan
bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-
Nya, beriman kepada para malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir
baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip agama
(Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma‟, serta seluruh
berita-berita qath‟i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan
menurut Al-Qur‟an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma‟ salaf as-shalih. Pembagian Akidah
Tauhid. Menurut pembagian ulama, ada tiga macam jenis akidah tauhid, yaitu:

a) Tauhid Al-Uluhiyyah, (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nas ayat 3), mengesakan Allah dalam
ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karena-Nya semata.
b) Tauhid Ar-Rububiyyah, (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nas ayat 1), mengesakan Allah
dalam perbuatan-Nya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang
mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.
c) Tauhid Al-Asma‟ was-Sifat, mengesakan Allah dalam asma dan sifat-Nya, artinya
mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah dalam zat, asma
maupun sifat.

a. Tujuan Mempelajari Aqidah


 Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT.
 Menenangkan Jiwa.
 Meningkatkan Amal Baik.
 Menegakkan Agamanya.

b. Contoh Aqidah Islam yaitu:


 Beriman kepada ALLAH SWT dan sifat-sifatnya
 Melaksanakan 6 rukun iman sesuai yang telah ditetap kan syariat
 Saling menyayangi, baik itu manusia maupun hewan dan tumbuhan sesuai syariat
islam
 Tidak menerima fatwa yang gak jelas (ghaib), kecuali berdasarkan Al-Qur‟an dan
hadits.

2. IBADAH
Ibadah atau ibadat menurut bahasa berarti taat, menurut, mengikuti, tunduk atau
merendahkan diri. Selain secara bahasa (etimologis) ibadah juga mempunyai arti berdasarkan
istilah. Arti ibadah menurut istilah adalah suatu ketaatan yang dikerjakan dan dilaksanakan
sesuai dengan apa yang diperintahkan, merendahkan diri kepada Allah dengan penuh rasa cinta
dan mencakup segala apa yang Allah ridhai baik yang berupa ucapan atau perkataan maupun
perbuatan, yang dhahir atau pun bathin. Sedangkan menurut istilah ahli tauhid Ibadah adalah
meng-Esakan Allah, mentakzhimkannya dengan sepenuh-penuh takzhim serta merendahkan diri
kita dan menundukkan jiwa kepada-Nya. Ahli fiqih mengartikan ibadah dengan

artinya: “Apa yang dikerjakan untuk mendapatkan keridhaan Allah dan mengharap pahalaNya di
Akhirat.”

a. Macam-Macam Ibadah
Berikut ini macam-macam ibadah berdasarkan pembagiannya:
1) Pembagian Ibadah berdasarkan pada umum dan khususnya, ada dua macam yaitu:
 Ibadah Khasanah adalah ibadah yang ketentuannya telah di tetapkan oleh nash
contohnya shalat, zakat, puasa dan haji.
 Ibadah „Aamah adalah semua pernyataan baik, yang dilakukan dengan niat yang
baik semata-mata karena Allah, seperti makan dan minum, bekerja dan lain
sebagainya. Dengan niat melaksanakan perbuatan itu untuk menjaga jasmani
agar bisa beribadah kepada Allah.
2) Pembagian Ibadah dari segi pelaksanaannya terbagi menjadi 4 yaitu:
 Ibadah Jasmaniyah Ruhiyah contohnya shalat dan puasa.
 Ibadah Ruhiyah dan Amaliyah contohnya zakat dan infak.
 Ibadah jasmaniyah Ruhiyah dan Amaliyah seperti mengerjakan haji.
b. Tujuan Ibadah
Manusia adalah makhluk Allah SWT yang paling sempurna dan dimuliakan, seperti apa
yang tertera dalam surat At-Tiin ayat 4, yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Dan dalam Surat Al Israa‟
ayat 70 yang artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telak Kami ciptakan.”
Karena Allah SWT menciptakan manusia bukan hanya untuk dihidupkan lalu dimatikan
tanpa di minta pertanggujawaban, tetapi manusia diciptakan oleh Allah di dunia untuk
beribadah hanya kepada-NYA, hal ini sesuai dengan firman Allah di bawah ini:

“Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan manusia secara
main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami.” (QS. Al-
Mu‟minuun, 23:115)

Al Qur‟an surat Adz Dzaariyaat ayat 56: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
selain supaya mereka menyembahKu.”

Firman Allh dalam surah Al-Bayyinah ayat 5: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama dengan lurus.”

Allah maha mengetahui tentang kejadian manusia, maka suapaya manusia terjaga
hidupnya, bertakwa. Maka manusia diwajibkan beribadah, agar manusia mencapai taqwa.
Allah Swt berfirman: “Hai manusia sembahlah tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa.” Syarat diterimanya Ibadah:

1) Melakukan ibadah dengan Ikhlas, yaitu semata-mata karena Allah Ta‟ala.


Allah Swt berfirman artinya katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama. Dan aku diperintahkan supaya orang menjadi orang yang pertama-tama
berserah diri.” (QS. Az-Zumar, 11:12)
2) Ibadahnya sah, yakni amal yang dilakukan sesuai dengan syara‟ atau sesuai tuntunan
syariat. Firman Allah dalam Surah Al-Kahfi ayat 110 artinya: “Barang siapa yang
mengharapkan perjumpaan dengan Tuhan-Nya maka hendaklah ia mengerjakan amal
yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada
Tuhan-Nya” (QS. Al-Kahfi : 110)

3. AKHLAK
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti tabeat, perangai,
tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam
diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya
suatu pemikiran dan paksaan. Menurut istilahnya, akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri
seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu
pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Akhlak secara
terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar
untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin
menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat
memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Kata akhlak
diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara
berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu
saja.

Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika kegiatan tersebut timbul dengan sendirinya
didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan. Apabila
perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak. Dalam
Encyclopedia Brittanica akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi
yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan
sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat
disebut juga sebagai filsafat moral. Menurut Ibnu Maskawaih akhlak ialah “hal li nnafsi
daa‟iyatun lahaa ila af‟aaliha min ghoiri fikrin walaa ruwiyatin” yaitu sifat yang tertanam dalam
jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan.

a. Akhlak terdiri dari 2 macam yaitu:


1) Akhlak terpuji (al-akhlaaqul mahmuudah)
Yaitu perbuatan baik terhadap Allah, sesama manusia, dan makhluk-makhluk yang
lain. Berikut ini contoh akhlak terpuji :
 Berbakti kepada kedua orang tua
 Menghormati tetanggga dan tamu
 Berusaha menimbulkan rasa kasih sayang serta menarik simpati orang

 Memberikan sumbangan yang bersifat meringankan beban hidup orang-orang


yang berhak menerimanya
 Membantu memudahkan urusan sesama manusia bagi yang berkemampuan

2) Akhlak tercela (al-akhlaaqul madzmuumah)


Yaitu, perbuatan buruk terhadap Allah, sesama manusia, dan makhluk-makhluk
yang lain. Nerikut ini contoh-contoh akhlak tercela: berdusta, mengumpat, mengadu
domba, iri hati atau dengki dan congkak.

4. MU’AMALAH
Kata muamalah berasal dari bahasa arab yaitu ‫م‬ ‫ة ي‬ ‫ م‬yang artinya saling
mengamalkan, saling bertindak. Selain itu, muamalah adalah tukar menukar suatu atau barang
yang memberi manfaat dari tangan ke tangan. Seperti upah mengupah, sewa menyewa, pinjam
meminjam, jual beli, adapun macam-macam muamalah sebagi berikut. Dalam muamalah ada
sebab tersirat yang mengandung sifat tolong menolong yang ada dalam ajaran agama Islam. Sifat
ini sangat dianjurkan sebagaiamana dalam Al-Qur‟an surat Al-Maidah ayat 2
Artinya: “Tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa den permusuhan. Bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya sangat berat
sisaknya Allah.” (QS. Al-Maidah, 5:2)

Dalam ayat tersebut menjadi satu satu dalil muamalah, yang mana Allah memberikan
perintah kepada hambanya yang beriman agar saling tolong menolong dalam kebaikan.
muamalah terdapat banyak jenis yang termasuk dalam ruang lingkup Islam yaitu:

a. Syirkah dalam ilmu muamalah artinya suatu akad dimana dua pihak yang melakukan
suatu kerjasama, usaha dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.Adapun rukun
syirkah diantaranya:
 Barang tersebut harus halal dan diperboleh dalam agama Islam.
 Objek akad harus termasuk pekerjaan dan modal.
 Pihak pelaku akad harus memiliki kecakapan melakukan pengelolaan harta.jual
beliDalam Islam kegiatan ekonomi mengandung arti suatu kegiatan atau kesepakatan
b. Jual beli dalam Islam yang wajib diikuti, agar terthindar dari dosa-dosa diantaranya
sebagai berikut:
 Berakal sehat.
 Transaksi dilakukan atas dasar kehendak sendiri, bukan karna orang lain.
 Pembeli dan penjual harus sudah punya akal, baligh, dan sebagainya.
 Jangan riba
c. Murabahah adalah diketahui oleh kedua pihak yang telah bertransaksi dengan
pembayaran secara angsuran. Baik dari ketentuan margin keuntungan atau harga pokok
pembelian.
d. Sewa menyewa, Akad ijarah (sewa-menyewa) artinya adalah suatu imbalan yang
diberikan kepada seseorang atas jasa yang telah diberikan. Seperti kendaraan, tenaga,
tempat tinggal dan pikiran, adapun syaratnya sebagai berikut.
 Barang yang disewakan adalah hak sepenuhnya pihak pemberi sewa.
 Barang yang disewakan harus diketahui jelas oleh penyewa manfaatnya.
 Harus berakal sehat dan baligh kedua belah pihak.
 Harus dilakukan atas keinginan sendiri dalam sewa-menyewa bukan karna
keterpaksaan.
 Ditentukan sifat dan keadaannya barang yang disewakan. hutang piutang,
Menyerahkan harta dan benda kepada orang dengan catatan suatu saat nanti akan
dikembalikan sesuai perjanjian adalah yang dinamakan hutang piutang. Adapun
rukun hutang piutang: ada barang atau harta, ada hijab qabul dan adanya pemberi
hutang atau penghutang
Menjahui riba adalah salah satu hal yang harus dipegang oleh umat Islam dalam
transaksi hutang piutang. Ada enam prinsip yang tidak boleh dilanggar dalam
melakukan berbagai transaksi muamalah, diantaranya sebagai berikut.
1. Dilarang mempermainkan kualitas, timbangan, takaran, dan kehalalan.
2. Dilarang melakukan spekulasi dan judi.
3. Dilarang menggunakan cara bathil.
4. Dilarang mengambil riba.
5. Dilarang menggunakan cara dzalim.
6. Dilarang menjual belikan barang haram.akad salam,Barang yang belum ada, atau
jual beli yang ditunda dan masih dalam tanggungan bayaran yang didahulukan
adalah salam.
Jual beli ini diperbolehkan dalam syari‟at Islam, walaupun boleh ditunda
pembayaran dalam jual beli ini, maka boleh juga ditunda barangnya.Dalam hal ini
harus ditentukan waktu dan barang yang diberikan, namun tidak harus barang yang
disalam harus milik penjual.

C. Karakteristik Ajaran Islam Sebagia Way Of Life

Diantara karakteristik yang mengokohkan kelebihan islam dan membuat umat manusia
sangat membutuhkan agama islam adalah sebagai berikut :

1. Islam datang dari sisi Allah dan sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang menjadi
mashlahat (kebaikan) bagi hamba-hamba-Nya. Allah berfirman ;

Artinya ; "Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia
Mahahalus, Maha Mengetahui." (Q.s. Al-Mulk, 67:14)
2. Islam menjelaskan awal kejadian manusia dan akhir kehidupannya, serta tujuan is
diciptakan. Allah berfirman :

Artinya: “Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya;
dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan
(peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu.” (QS. An-Nisaa‟, 4:1)

3. Allah menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kemenangan bagi orang yang berpegang
teguh kepada. Islam dan menerapkannya dalam kehidupan, balk bagi perorangan maupun
masyarakat. Allah berfirman:

Artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan
yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di
bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai.” (QS.
An-Nuur, 24:55)

Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan
menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-
Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka
mereka itulah orang-orang yang fasik.
Konsepsi Islam dalam berbagai bidang yang menjadi karakteristik itu dapat dikemukakan
sebagai berikut:

1. Dalam bidang agama

Karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama tersebut disamping mengakui adanya
pluralisme sebagai suatu kenyataan, juga mengakui adanya universalisme, yakni
mengakarkan kepercayaan kepada tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik, dan
mengajak kepada keselamatan.

2. Dalam bidang ibadah

Secara harfiah ibadah berarti bukti manusia kepada Allah SWT karena didorong dan
dibangkitkan oleh akidah tauhid. Kedudukan manusia dalam hal ini mematuhi, menaati,
melaksanakan, dan menjalankannya dengan penuh ketundukan pada Allah SWT, sebagai
bukti pengabdian dan rasa terima kasih kepadanya. Dengan demikian, Visi Islam tentang
ibadah adalah merupakan sifat, jiwa, dan misi ajarannya diperintahkan agar beribadah
kepadanya.

3. Dalam bidang akidah

Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui dalam bidang akidah ini adalah bahwa
akidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. yang diyakini dan
diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah. dalam prosesnya, keyakinan
tersebut harus langsung tidak boleh ada perantara. Akidah dalam Islam meliputi
keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai tuhan yang wajib di sembah ucapan dengan
lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat,yaitu menyatakan tidak ada Tuhan selain Allah
SWT, dan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai utusannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam sebagai sumber kekuatan dan keyakinan spiritual, Islam sebagai wawasan dan
pandangan hidup (world view) dan Islam sebagai komitmen hidup dan perjuangan. Islam datang
dengan tujuan untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan
manusia dengan makhluk lain, hubungan antara manusia dengan alam sekitar dan
menyempurnakan agama sebelumn menyempurnakan syariat. Islam memiliki fungsi sebagai
edukatif, perdamaian, pemupuk rasa solidaritas, penyelamat, social control, kreatif/ inovatif.
Ajaran islam memiliki ruang lingkup yaitu aqidah, ibadah, akhlak dan mu‟amalah duniawiyah.
Ajaran islam memiliki karakteristik yaitu Islam datang dari sisi Allah, Islam menjelaskan awal
kejadian manusia dan akhir, kehidupannya seperti Allah menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan
kemenangan bagi orang yang berpegang teguh kepada Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Ainiyah, N., & Wibawa, N. H. H. P. (2013). Pembentukan karakter melalui pendidikan agama
Islam. Al-Ulum, 13(1), 25-38.

Enggar & Rio. "ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE."

Fuadi, A. (2018). Studi Islam (Islam Eksklusif dan Inklusif). Jurnal Wahana Inovasi, 7.

Nasrullah, Nasrullah. "KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM PERSPEKTIF UNITY AND


DIVERSITY OF RELIGION." TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan
Kemanusiaan 3.2 (2019): 134-148.

Razak, N. (1988). Dinul Islam: penafsiran kembali Islam sebagai suatu aqidah dan way of life.
S. Abdul Majeed.

Suaidi, S. (2014). Islam dan Modernisme. Islamuna: Jurnal Studi Islam, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai