Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S DENGAN GOUT ARTHRITIS DI


DUSUN KULINYAR RT. 02/RW. 04
DESA KUDANGWANGI WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS UJUNGJAYA KABUPATEN SUMEDANG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktek Belajar Lapangan Keperawatan


Medikal Bedah
Dosen : Idris Handriana, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :
4A S1 Keperawatan
Alif Alin Arifah Suhada
(17142011004)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB
MAJALENGKA
2021
A. Konsep Penyakit Asam Urat (Gout Artritis)
1. Definisi
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan
asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada
kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie.
2005). Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh
penumpukan asam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau,
David. 2005;407). Jadi, Gout atau sering disebut asam urat adalah
suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam
urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa
nyeri pada tulang dan sendi.
2. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit /
penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat
sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal
dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam
urat yang kurang dari ginjal. Beberapa faktor lain yang mendukung,
seperti :
a. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang
menyebabkanasam urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam
urat, atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus,
hipertensi, alkoholik.
c. Gangguan ginjal yang akan menyebabkan pemecahan asam yang
dapat menyebabkan hiperuricemia.
d. Penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asamurat
seperti aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta
zolamid dan etambutol.
e. Pembentukan asam urat yang berlebih.
f. Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang
bertambah.
g. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebih karana penyakit lain, seperti leukimia.
h. Kurang asam urat melalui ginjal.
i. Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal
ginjal yang sehat. Penyabab tidak diketahui. Gout sekunder renal
disebabkan oleh karena kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis
kronik atau gagal ginjal kronik.
3. Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh
pembentukan berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun
keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin. Secara
normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan
sebagai berikut :
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur
penghematan (salvage pathway).
a. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat
melalui prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-
fosfat, yang diubah melalui serangkaian zat antara menjadi
nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat, asam adenilat).
Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang
kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi
yaitu : 5 – fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan
amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu
mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang
terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang
berlebihan.
b. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin
melalui basa purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau
asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti
pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin)
berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor
nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua
enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan
adenin fosforibosiltransferase (APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan
difiltrasi secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus
proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian
diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.
4. Klasifikasi Asam Urat
Gout terbagi atas 2 yaitu :
a. Gout primer, dimana menyerang laki-laki usia degenerative,
dimana meningkatnya produksi asam urat akibat pecahan purin
yang disintesis dalam jumlah yang berlebihan didalam hati.
Merupakan akibat langsung dari pembentukan asam urat tubuh
yang berlebihan atau akibat penurunan ekresi asam urat yaitu
hiperurisemia karena gangguan metabolisme purin atau gangguan
ekresi asam urat urin karena sebab genetik. Salah satu sebabnya
karena kelainan genetik yang dapat diidentifikasi, adanya
kekurangan enzim HGPRT (hypoxantin guanine phosphoribosyle
tranferase) atau kenaikan aktifitas enzim PRPP (phosphoribosyle
pyrophosphate ), kasus ini yang dapat diidentifikasi hanya 1 %
saja.
b. Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang mengalami kelebihan
pemecahan purin menyebabkan meningkatnya sintesis asam urat.
Contohnya pada pasien leukemia Disebabkan karena
pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekresi asam urat
yang berkurang akibar proses penyakit lain atau pemakaian obat
tertentu. merupakan hasil berbagai penyakit yang penyebabnya
jelas diketahui akan menyebabkan hiperurisemia karena produksi
yang berlebihan atau penurunan ekskresi asam urat di urin.

5. Manifestasi Klinis
Manisfestasi sindrom gout mencakup artiritis gout yang akut
(serangan rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat),
tofus (endapan kristal yang menumpuk dalam jaringan aritukuler,
jaringan oseus, jaringan lunak, serta kartilago), nefropati gout
(gangguan ginjal) dan pembentukan assam urat dalam traktus
urunarus. Gout terjadi dalam 4 tahap :
a. Asymptomatic stage
Uric acid dalam darah meningkat tetapi tidak muncul gejala
b. Acute stage
Gejala biasanya muncul setelah 5 – 10 hari
1) Serangan sakit sendi secara tiba-tiba
2) Bengkak pada sendi
3) Sendi terasa panas, tendernes, serta terlihat kemerahan dan
lebam
c. Intercritical stage
Gejala yang muncul ada interval waktu. Dari gejala gout yang
pertama kemudian muncul gejala gout kedua dapat terjadi dalam
6 bulan sampai 2 tahun, atau 5 – 10 tahun.
d. Chronic stage
1) Sakit sendi yang berkelanjutan,pengumpulan asam urat yang
tinggi padacartilage, tendon dan soft tissue.
2) Terjadi penekanan pada kulit dan terdapatnanah
3) Joint stiffness (kekakuan pada sendi)
4) Keterbatasan pergerakan
6. Pathway

Primer : Sekunder :
Kelainan metabolisme  Diit
purin bawaan  Obat – obatan
 Proses penyakit

Purin tinggi
Metabolisme di hati
(teroksidasi)

Asam urat tinggi

Gangguan filtrasi di
ginjal

Darah Urin

Hiperuricemia Peningkatan asam urat


di urin
Penumpukan di sendi

Pembentukan kristal (thopi)

inflamansi
Gangguan pergerakan

Nyeri Kaku
Resiko jatuh
7. Pemeriksaan Penunjang Asam Urat
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu =
> 6 mg % normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg
%.
2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan
diagnosa yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat
kental sekali.
3) Pemeriksaan darah lengkap
4) Pemeriksaan ureua dan kratinin
5) Kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
6) Kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
b. Pemeriksaaan fisik
1) Inspeksi
a) Deformitas
b) Eritema
2) Palpasi
a) Pembengkakan karena cairan / peradangan
b) Perubahan suhu kulit
c) Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit
d) Nyeri tekan
e) Krepitus
f) Perubahan range of motion
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut secepat
mungkin, mencegah serangan berulang dan pencegahan komplikasi.
a. Medikasi
1) Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO,
Colchine 1,0 – 3,0 mg (dalam Nacl/IV), phenilbutazon,
Indomethacin.
2) Terapi farmakologi (analgetik dan antipiretik)
3) Colchines (oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah
fagositosis dari Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri
berkurang.
4) Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi ( NSAID ) untuk nyeri
dan inflamasi.
5) Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat
dan untuk mencegah serangan.
6) Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan
menghambat akumulasi asam urat.
7) Terapi pencegahan dengan meningkatkan eksresi asam urat
menggunakan probenezid 0,5 g/hrai atau sulfinpyrazone
( Anturane ) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid
atau menurunkan pembentukan asam urat dengan Allopurinol
100 mg 2x/hari.
b. Perawatan
1) Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan yang
mengandung purin yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah, ginjal,
usus ), sarden, kerang, ikan herring, kacang – kacangan,
bayam, udang, dan daun melinjo.
2) Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan
kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
3) Anjurkan asupa tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi,
singkong, roti dan ubi sangat baik di konsumsi oleh penderita
gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran
asam urat melalui urin.
4) Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak.
5) Anjurkan pasien untuk banyak minum.
6) Hindari penggunaan alkohol.
9. Komplikasi
Asam urat dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit ginjal. Tiga
komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan
ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-
25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat
meningkat pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana
urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam urat akan
bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil
dari penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi
tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan
asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal
ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat
menyebabkan gangguan ginjal kronik.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Asam Urat
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan
dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota
keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses
keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup
wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014). Asuhan
keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut
(Heniwati, 2008) :
Pengkajian
1. Identitas Klien
 Nama
 Umur
 Jenis Kelamin
 Pendidikan
 Agama
 Pekerjaan
 Status Marital
 Alamat
 Diagnosa Medis
 Sumber Biaya
 Sumber Informasi
2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan Masuk RS
2) Keluhan Utama
3) Kronologis Keluhan
 Faktor pencetus
 Timbulnya keluhan
 Lamanya
 Upaya mengatasi
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Riwayat imunisasi
2) Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan)
3) Riwayat kecelakaan
4) Riwayat di rawat di RS
5) Riwayat pemakaian obat
c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan)
Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi
factor resiko
d. Riwayat Psikososial dan Spiritual
1) Adakah orang yang terdekat dengan pasien
2) Interaksi dalam keluarga
 Pola Komunikasi
 Pembuat Keputusan
 Kegiatan Kemasyarakatan
3) Dampak penyakit pasien pada keluarga
4) Masalah yang mempengaruhi pasien
5) Mekanisme koping terhadap pasien
6) Persepsi pasien terhadap penyakitnya
7) Tugas perkembangan menurut usia saat ini
8) Sistem nilai kepercayaan
e. Kondisi Lingkungan Rumah
f. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Pola Nutrisi
2) Pola Eliminasi
3) Pola Personal Hygiene
4) Pola Istirahat dan Tidur
5) Pola Aktivitas dan Latihan
3. Pengkajian Fisik
1) Sistem Penglihatan
2) Sistem Pendengaran
3) Sistem Wicara
4) Sistem Pernafasan
5) Sistem Kardiovaskuler
6) Sistem Hematologi
7) Sistem Saraf Pusat
8) Sistem Pencernaan
9) Sistem Endokrin
10) Sistem Urogenital
11) Sistem Integumen
12) Sistem Muskuloskeletal
13) Sistem Kekebalan Tubuh

4. Pemeriksaan Penunjang
5. Penatalaksanaan Medis (Terapi Farmakologis)
6. Analisa Data
7. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian asuhan keperawatan di atas maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus asam
urat adalah :

No Sasaran Domain Kelas Kode Diagnosa Batasan Karakteristik

1. Individu 12 1 00132 Nyeri Akut  Perubahan selera makan


 Perubahan pada parameter fisiologis
 Diaforesis
 Perilaku distraksi
 Bukti nyeri dengan menggunakan standar
daftar periksa nyeri untuk pasien yang tidak
dapat mengungkapkannya
 Periaku ekspresif
 Ekspresi wajah nyeri
 Sikap tubuh melindungi
 Putus asa
 Fokus menyempit
 Sikap meindungi area nyeri
 Perilaku protektif
 Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan
aktivitas
 Dilatasi pupil
 Fokus pada diri sendiri
 Keluhan tentang intensitas menggunakan skala
nyeri
 Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan
menggunakan standar instrumen nyeri
2. Individu 4 2 00085 Hambatan  Gangguan sikap berjalan
Mobilitas Fisik  Penurunan keterampilan motorik halus
 Penurunan Keterampilan motorik kasar
 Penurunan rentang gerak
 Waktu reaksi memanjang
 Kesulitan membolak-balik posisi
 Ketidaknyamanan
 Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti
pergerakan
 Dispnea setelah beraktivitas
 Tremor akibat bergerak
 Instabilitas postur
 Gerakan lambat
 Gerakan spastik
 Gerakan tidak terkoordinasi

b) Intervensi Keperawatan

Diagnosa Kep. NOC NIC


No Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
1. Batasan karakteristik 00132 Domain : 2 TUK 1 : 5602 1. Klien mampu
 Perubahan pada Kelas : 1 Setelah dilakukan mengenal masalah
parameter fisiologis intervensi klien mampu  Pendidikan
 Perilaku distraksi Nyeri Akut mengenal masalah dengan kesehatan
 Ekspresi wajah nyeri kriteria hasil : Level : 1

 Laporan tentang  Level 1 Domain : 3 Perilaku


 Domain : 4 Pengetahuan Level : 2
perilaku tentang kesehatan dan Kelas S : Pendidikan
nyeri/perubahan perilaku pasien
aktivitas  Level 2
 Kelas S : Pengetahuan Pengajaran proses
promosi keshatan penyakit :
 Kaji tingkat
Pengetahuan proses pengetahuan pasien
penyakit terkait dengan nyeri
 Faktor penyebab nyeri akut
1803 akut  Jelaskan
 Faktor rsiko asam urat patofisiologi nyeri
180303  Efek fisiologi nyeri akut  Review pengetahuan

 Tanda gejala nyeri akut pasien mengenai


180304 nyeri
 Strategi untuk
180305  Eksplorasi bersama
meminimalkan nyeri
180306 pasien apakah pasien
 Manfaat manajemen
180308 telah melakukan
nyeri
manajemen gejala
180315 nyeri akut
 Identifikasi
kemungkinan
penyebab nyeri,
sesuai kebutuhan
 Berikan informasi
pada pasien
mengenai nyeri,
TUK 2 : sesuai kebutuhan
Setelah dilakukan  Diskusikan pilihan
intervensi klien mampu
mengambil keputusan terapi/penanganan
dengan kriteria hasil : nyeri
 Level :1
Domain : 4 pengetahuan  Jelaskan alasan
tentang kesehatan & 5250 dibalik
prilaku
 Level :2 manajemen/terapi/pe
Kelas Q : perilaku sehat nanganan yang
 Level : 3
direkomendasikan
Outcome
 Jelaskan komplikasi
partisipasi dalam
keputusan perawatan kronik
kesehatan:  Intruksikan pasien
 Membuat keputusan mengenal tindakan
terkait perawatan nyeri
1606 untuk
akut
 Melakukan identifikasi mencegah/meminim
hasil perawatan nyeri alkan efek samping
akut
160601  Menggunakan teknik penanganan dari
pemecahan masalah nyeri, sesuai
untuk mencapai hasil
160614 yang maksimal kebutuhan
 Negosiasi perawatan
yang diinginkan
160608  Monitor hambatan untuk
mencapai hasil c) Keluarga mampu
mengambil
160612 keputusan
 Level : 1
TUK 3 :
160613 Domain : 3
Setelah dilakukan
intervensi, klien mampu Perilaku
melakukan perawatan (Lanjutan)
dengan kriteria hasil :
 Level : 1  Level : 2
Domain 4. Pengetahuan  Kelas : R.
tentang kesehatan &
perilaku Bantuan Koping
 Level : 2 1410  Level : 3
Kelas S : Pengetahuan
Intervensi :
promosi kesehatan
 Level : 3
Outcome Dukungan
Pengetahuan Manajemen
Nyeri pengambilan
 Faktor Penyebab Dan keputusan (Y)
Faktor Kontribusi Nyeri
Akut  Tentukan apakah
 Tanda Dan Gejala Nyeri terdapat perbedaan
Akut
 Strategi Untuk antara pandangan
1843 Mengontrol Nyeri pasien dan
 Penggunakan Yang
Benar Dari Obat pandangan penyedia
184301 Analgesic Yang perawatan kesehatan
Diresepkan
 Pemakaian Yang Aman mengenai nyeri akut
Dari Obat-Obatan Yang  Bantu pasien untuk
Diresepkan
184302 mengklarifikasi nilai
 Efek Terapeutik Obat
 Efek Samping Obat dan harapan
184303 kesembuhan
 Level 1
Domain 4 : pengetahuan terhadap nyeri
184306 tentang kesehatan dan
perilaku  Informasikan pada
 Level 2 pasien mengenai
Kelas Q : perilaku sehat pandangan-
 Level 3
Outcome pandangan atau
solusi alternatif
Kontrol Nyeri
184308  Mengenali kapan nyeri mengenai nyeri
terjadi  Bantu pasien
184310  Menggambarkan faktor mengidentifikasi
184311 penyebab keuntungan dan

 Mendapatakan informasi kerugian alternatif

mengenai kontrol nyeri untuk nyeri

 Menggambarkan nyeri  Dapatkan informed

 Mendiskusikan pilihan consent dari pasien

penanganan nyeri mengenai alternatif

dengan profesional nyeri

kesehatan
 Menggunakan jurnal d)Klien mampu

harian untuk memonitor merawat anggota

gejala dari waktu ke keluarga yang sakit


1605  Intervnsi
waktu
160502  Menggunakan tindakan keperawatan
Level 1
pencegahan Domain : 1.
160501  Menggunakan analgesic Fisiologi Dasar
Level 2
yang direkomendasikan Kelas : E
160515 Peningkatan
kenyamanan fisik

160516 Manajemen Nyeri


Akut
160517
 Lakukan pengkajian
6482 nyeri komprehensif
yang meliputi lokasi,
karakteristk,
onset/durasi,
frekuensi dan
TUK 4 : kualitas, intensias
160510 Setelah dilakukan serta apa yang
mengurangi nyeri
intervensi keperawatan dan faktor yang
klien mampu memelihara memicu
 Identifikasi
lingkungan rumah untuk
intensitas nyeri
160503 meningkatkan kesehatan selama pergerakan
misalnya aktivitas
dengan kriteria hasil :
yang diperlukan
160505  Level 1 untuk pemulihan
Domain 5 : kondisi  Eksplorasi
pengetahuan dan
kesehatan yang
kepercayaan
dirasakan mengenai nyeri,
meliputi pengaruh
 Level 2
budaya
Kelas U : Kesehatan dan  Monitor nyeri
menggunakan alat
kualitas hidup
pengukur yang valid
 Level 3 dan reliable sesuai
usia dan kemampuan
Outcome bekomunkasi
Status Kenyamanan Fisik :  Tanyakan pasien
terkait dengan
Lingkungan
tingkat nyeri yang
 Suplai dan peralatan tetap nyaman dan
fungsi yang usaha
yang dibutuhkan berada untuk menjaga nyeri
dalam jangkauan pada level yang
lebih rendah
 Suhu ruangan yang daripada nyeri yang
sesuai teridentfikasi
 Yakinkan bahwa
 Lingkungan yang pasien menerima
kondusif perawatan analgesik
yang tepat sebelum
 Ketertiban lingkungan nyeri menjadi lebih
 Kebersihan lingkungan parah atau sebelum
 Tempat tidur yang aktivitas yang akan
memicu nyeri
nyaman
 Pilih dan
 Lingkungan yang damai implementasikan
pilihan intervensi
7910
yang sesuai denggan
keuntngan dan risiko
yang diinginkan
pasien (misalnya
2009 farmakologi,
nonfarmakologi,
200901 8100
interpersonal) untuk
memfasilitasi
menurunannya
nyeri, dengan tepat
 Hindari penggunaan
200902 analgesik yang
TUK 5 :
mungkin memiliki
Setelah dilakukan efek samping pada
200903 orang yang lebih tua
intervensi klien mampu
 Modifikasi
200905 memanfaatkan pelayanan pengukuran kontrol
200906 nyeri berdasarkan
kesehatan untuk berobat
respon pasien
200912 dengan kriteria hasil : terhadap
penanganan
 Level 1
 Cegah dan kelola
200915 Domain : 4 pengetahuan efek samping
tentang kesehatan dan pengobatan
 Sediakan informasi
perilaku
akurat pada keluarga
 Level 2 dan pasien mengenai
pengalaman nyeri
Kelas : Q. Perilaku sehat
pasien
 Level 3
Outcome e) Klien mampu
Perilaku pencarian memodifikasi
kesehatan lingkungan
 Konsultasi/mengajukan Level : 1
pertanyaan yang Domain : 1. Fisilogi
berhubungan dengan Dasar
nyeri Level : 2
Kelas E : Manajemen

 Level 1 lingkungan :

Domain : 5 Kondisi Kenyamanan

kesehatan yang
dirasakan  Tentukan tujuan

 Level 2 pasien dan keluarga

Kelas : EE. Kepuasan dalam mengelola


mengenai perawatan lingkungan dan
 Level 3 kenyamanan yang
Outcome optimal
Kepuasan klien : akses  Mudakan transisi
terhadap sumber pasien dan keluarga
1603 perawatan dengan adanya
 Bantuan dengan akses ke sambutan hangat di
160301 layanan kesehatan lingkungannya yang
 Kordinasi ke sumber baru
keshatan  Ciptakan lingkungan
yang tenang dan
mendukung
 Sediakan lingkungan
yang aman dan
bersih
 Sesuaikan suh
ruangan yang paling
menyamankan
individu, jika
memungkinkan
 Hindari papara udara
yang tidak perlu,
3000 terlalu panas
maupun terlalu
dingin
300007  Sesuaikan
pencahayaan untuk
300009 memenuhi
3003 kebutuhan kegiatan
individu, hindari
300303 cahaya langsung
\ pada mata
 Berikan sumber-
sumber edukasi yang
relevan dan berguna
mengenai
manajemen penyakit
dan cedera pada
pasien dan keuarga

f) Klien mampu
memanaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan

Konsultasi
 Intruksikan pasien
konsultasi ke dokter
bedah atu tim
kesehatan

Rujukan
 Rujuk pasien untuk
kontrol nyeri
2.  Gangguan sikap 00085 Domain : 4 TUK 1: 1.Klien Mampu
Setelah dilakuan intervensi Mengenal Masalah
berjalan Kelas : 2
klien mampu mengenal  Pendidikan
 Penurunan masalah dengan kriteria
kesehatan
hasil:
keterampilan motorik Hambatan
Level : 1
Mobilitas Level: 1
halus Fisik Domain: 4 Pengetahuan Domain : 3 Perilaku
tentang kesehatan &
 Penurunan 5602 Level : 2
perilaku
Keterampilan motorik Kelas: S Pengetahuan Kelas S : Pendidikan
tentang kesehatan
kasar pasien
Level: 3
 Penurunan rentang
Pengetahuan : proses
gerak Pengajaran proses
penyakit
 Ketidaknyamanan 1803 penyakit :
 Karakter spesifik
 Kaji tingkat
kondisi pasien
180302  Faktor penyebab pengetahuan pasien
hambatan mobilitas fisik terkait dengan
 Faktor resiko hambatan
180303 mobilitas fisik hambatan mobilitas
180304  Strategi untuk fisik
meminimalkan
hambatan mobilitas fisik  Review pengetahuan
180308 pasien mengenai
TUK 2 :
hambatan mobilitas
Setelah dilakukan
intervensi keluarga mampu fisik
mengambil keputusan  Diskusikan pilihan
dengan kriteria hasil :
 Level :1 terapi/penanganan
Domain : 4 pengetahuan hambatan mobilitas
tentang kesehatan & fisik
prilaku
 Jelaskan alasan
 Level :2
Kelas Q : perilaku sehat dibalik
 Level : 3 manajemen/terapi/pe
Outcome
nanganan yang
partisipasi dalam 5250 direkomendasikan
keputusan perawatan
kesehatan:
 Membuat keputusan
terkait hambatan
1606 mobilitas fisik
 Menggunakan teknik
pemecahan masalah
160601 untuk mencapai hasil
yang maksimal
 Negosiasi perawatan
160608 yang diinginkan 2.Keluarga Mampu
 Monitor hambatan untuk Mengambil Keputusan
mencapai hasil
 Level : 1
Domain : 3
160612 Perilaku
160613 (Lanjutan)
Level : 2
Kelas : R.
Bantuan Koping
Level : 3
TUK 3 :
Intervensi :
Setelah dilakukan
intervensi, klien mampu
melakukan perawatan Dukungan
dengan kriteria hasil :
pengambilan
 Level : 1
Domain 1. Fungsi keputusan (Y)
Kesehatan
 Tentukan apakah
 Level : 2
Kelas C : Mobilitas terdapat perbedaan
 Level : 3 antara pandangan
Outcome
pasien dan
Pergerakan Sendi : Lutut pandangan penyedia
 Ekstensi 0 derajat (R)
 Fleksi 130 derajat (R) perawatan kesehatan
 Hiperekstensi 15 derajat mengenai hambatan
(R)
0224 mobilitas fisik
 Ekstensi 0 derajat (L)
 Fleksi 130 derajat (L)  Bantu pasien untuk
 Hiperekstensi 15 derajat
mengklarifikasi nilai
(L)
dan harapan
0217 kesembuhan
021701 terhadap hambatan
021702 mobilitas fisik
021703  Informasikan pada
021704 pasien mengenai
021705 pandangan-
021706 pandangan atau
TUK 4 :
solusi alternatif
Setelah dilakukan
mengenai hambatan
intervensi keperawatan
mobilitas fisik
klien mampu memelihara
 Bantu pasien
lingkungan rumah untuk
mengidentifikasi
meningkatkan kesehatan
keuntungan dan
dengan kriteria hasil :
kerugian alternatif
 Level 1
untuk hambatan
Domain 5 : kondisi
mobilitas fisik
kesehatan yang
 Dapatkan informed
dirasakan
consent dari pasien
 Level 2
mengenai alternatif
Kelas U : Kesehatan dan hambatan mobilitas
kualitas hidup fisik
 Level 3
Outcome 3. Klien mampu
Status Kenyamanan Fisik : merawat anggota
Lingkungan keluarga yang sakit
 Suplai dan peralatan  Intervnsi
keperawatan
yang dibutuhkan berada Level 1
dalam jangkauan Domain : 1.
Fisiologi Dasar
 Suhu ruangan yang Level 2
2009 sesuai Kelas : A
Manajemen
200901  Lingkungan yang Aktivitas dan
kondusif Latihan

 Ketertiban lingkungan Terapi Latihan :


 Kebersihan lingkungan Mobilitas Sendi
200902  Tentukan batasan
 Tempat tidur yang pergerakan sendi
nyaman dan efeknya
200903 terhadap fungsi
 Lingkungan yang damai sendi
200905  Kolaborasikan
200906 dengan ahli terapi
fisik dalam
200912
mengembangkan
dan menerapkan
sebuah program
200915
latihan
 Tentukan level
motivasi pasien
untuk meningkatkan
atau memelihara
pergerakan sendi
 Jelaskan pada pasien
dan keluarga
manfaat dan tujuan
melakukan latihan
sendi
TUK 5 :  Tentukan
perkembangan
Setelah dilakukan terhadap pencapaian
intervensi klien mampu tujuan
 Sediakan dukungan
memanfaatkan pelayanan positif dalam
kesehatan untuk melakukan latihan
sendi
mengobati dengan kriteria
hasil :
 Level 1 4. Klien mampu
Domain : 4 pengetahuan memodifikasi
tentang kesehatan dan lingkungan
perilaku Level : 1
 Level 2 Domain : 1. Fisilogi
Kelas : Q. Perilaku sehat Dasar
 Level 3 Level : 2
Outcome Kelas E : Manajemen
Perilaku pencarian lingkungan :
kesehatan Kenyamanan

 Konsultasi/mengajukan
pertanyaan yang  Tentukan tujuan
berhubungan dengan pasien dan keluarga
nyeri dalam mengelola
lingkungan dan
1603  Level 1 kenyamanan yang

Domain : 5 Kondisi optimal


160301 kesehatan yang  Mudakan transisi
dirasakan pasien dan keluarga

 Level 2 dengan adanya


Kelas : EE. Kepuasan sambutan hangat di
mengenai perawatan lingkungannya yang
 Level 3 baru
Outcome  Ciptakan lingkungan
Kepuasan klien : akses yang tenang dan
terhadap sumber mendukung
perawatan  Sediakan lingkungan
 Bantuan dengan akses ke yang aman dan
layanan kesehatan bersih
 Kordinasi ke sumber  Sesuaikan suh
keshatan ruangan yang paling
Kepuasan klien : menyamankan
3000 keberlanjutan perawatan individu, jika
300007  Klien/keluarga dilibatkan memungkinkan
dalam rencana asuhan  Hindari papara udara
300009 yang tidak perlu,
terlalu panas
maupun terlalu
3003 dingin
 Sesuaikan
300303 pencahayaan untuk
memenuhi
kebutuhan kegiatan
individu, hindari
cahaya langsung
pada mata
 Berikan sumber-
sumber edukasi yang
relevan dan berguna
mengenai
manajemen penyakit
dan cedera pada
pasien dan keuarga

5.Klien mampu
memanaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
Konsultasi
 Intruksikan pasien
konsultasi ke dokter
bedah atu tim
kesehatan

Rujukan
Rujuk pasien untuk
kontrol nyeri
4. Implementasi
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan
dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan, pada
tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja
sendiri, tetapi perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan
yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah.(Setiadi,2008)
5. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang
sistimatis dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang
telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambugan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah
untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan, ( Setiadi,
2008).

Anda mungkin juga menyukai