Anda di halaman 1dari 4

TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TEKANAN DARAH

IBU HAMIL HIPERTENSI TRIMESTER III

1
Dorothy Asramila, 2 Yulia Herliani, & 3 Nita Nurvita
1
Alumni Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
2,3
Staf Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Email: asramiladorothy@ymail.com

Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
perubahan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi di Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya.
Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan rancangan penelitian
pretest-postest without control group. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu hamil
hipertensi trimester III, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik accidental
sampling sebanyak 30 ibu hamil hipertensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata
tekanan darah sistol sebelum dilakukan relaksasi nafas dalam yaitu 135,7 mmHg, sistol
sesudah relaksasi nafas dalam yaitu 143 mmHg, dan rata-rata tekanan darah diastol sebelum
relaksasi nafas dalam yaitu 90,7 mmHg, serta rata-rata diastol sesudah relaksasi nafas dalam
yaitu 85,7 mmHg dengan nilai p value= 0,000 (p< α), dengan α= 0,05. Terdapat pengaruh
teknik relaksasi nafas dalam terhadap perubahan tekanan darah ibu hamil hipertensi trimester
III di puskesmas kawalu kota Tasikmalaya. Relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tekanan
darah pada ibu hamil trimester III dengan hipertensi gestasional dan preeklamsi ringan.

Kata Kunci: Ibu Hamil Hipertensi, Relaksasi Nafas Dalam, Tekanan Darah

Abstract
The study aimed to determine the effect of deep breathing relaxation techniques on
changes in blood pressure in pregnant women with hypertension at Kawalu Health Center in
Tasikmalaya City. The research design used was quasi experimental with a pretest-posttest
without control group design. The population in this study were all third trimester hypertensive
pregnant women, sampling was done using accidental sampling techniques as many as 30
pregnant women with hypertension. The results showed that the average systolic blood
pressure before deep breath relaxation was 135.7 mmHg, systole after deep breath relaxation
was 143 mmHg, and the average diastolic blood pressure before deep breath relaxation was
90.7 mmHg, and average Diastolic average after deep breath relaxation is 85.7 mmHg with p
value = 0.000 (p <α), with α = 0.05. There is an effect of deep breathing relaxation techniques
on changes in blood pressure of pregnant women in third trimester hypertension at Puskesmas
Kawalu, Tasikmalaya city. Deep breath relaxation can reduce blood pressure in third trimester
pregnant women with gestational hypertension and mild preeclampsia.

Keywords: Pregnancy Hypertension, Deep Breath Relaxation, Blood Pressure

PENDAHULUAN normal dimana tekanan sistolik >140 mmHg


Hipertensi adalah suatu keadaan dan tekanan diastolik >90 mmHg (Depkes
dimana seseorang mengalami peningkatan RI, 2007).
tekanan darah diatas normal dalam jangka Data Survey Demografi dan
waktu yang lama. Jika di ukur dengan Kesehatan Indonesia tahun 2015 AKI
tensimeter hasil pengukuran tekanan tercatat mencapai angka 346/100.000
darahnya menunjukan 140/90 mmHg kelahiran hidup, sedangkan Angka
(Tawaang dkk., 2013). Hipertensi adalah Kematian Bayi (AKB) dalam angka 32/1.000
keadaan tekanan darah dalam batas tidak kelahiran hidup (BKKBN, 2015). Data Profil
Kesehatan provinsi Jawa Barat terlihat adanya pengaruh relaksasi nafas dalam
bahwa kematian ibu dapat terjadi pada terhadap penurunan tekanan darah dengan
masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas tingkat kemaknaan ῥ < 0,05. Sebelumnya
sebanyak 765 kasus, dan kematian ibu peneliti pernah melakukan teknik relaksasi
sebesar (37,3%) terjadi pada saat nafas dalam terhadap tiga orang ibu hamil
persalinan (Profil Kesehatan Jawa Barat, hipertensi trimester III, dan terdapat
2013). Penyebab AKI terbesar di Indonesia penurunan tekanan darah pada ketiganya.
masih disebabkan oleh trias klasik yaitu
perdarahan sebanyak (28%), eklamsia METODE PENELITIAN
(24%), dan infeksi (11%). Jenis penelitian adalah jenis
Eklamsia adalah hipertensi yang penelitian quasi eksperimen dengan pretest-
terjadi pada wanita hamil dengan kriteria postest without control group. Penelitian ini
klinis preeklamsia yang disertai dengan dilaksanakan pada bulan Oktober 2016-
kejang tonik-klonik disusul dengan koma Januari 2017. Tempat penelitian
(Taufan, 2012). Hipertensi dalam kehamilan dilaksanakan di Puskesmas Kawalu Kota
merupakan (5-15%) penyulit kehamilan dan Tasikmalaya. Populasi dalam penelitian ini
merupakan salah satu dari tiga penyebab adalah semua ibu hamil hipertensi trimester
tertinggi mortalitas dan morbiditas III di Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya.
(Prawirohardjo, 2010). Pada kasus Pengumpulan data dilakukan ketika
kehamilan dengan hipertensi, sindrom keadaan umum ibu dalam keadaan baik,
preeklamsia, baik terisolasi maupun dan ibu bisa diajak berkomunikasi dengan
bertumpang tindih dengan hipertensi kronis, baik serta dilakukan dengan melakukan pre-
merupakan kasus yang paling berbahaya test dan post-test pada tekanan darah dan
(Kusuma, 2013). memberikan intervensi kepada responden
Pengobatan hipertensi pada ibu hamil dengan melakukan pengukuran tekanan
dengan cara nonfarmakologi sudah mulai darah sebelum diberikan teknik relaksasi
banyak digunakan dalam menekan tingkat nafas dalam. Relaksasi nafas dalam
morbiditas, diantaranya yaitu yaitu dengan dilakukan selama 15 menit, dengan di
menggunakan teknik relaksasi nafas dalam. selingi istirahat singkat setiap 5 menit.
Latihan olah nafas dapat menurunkan Tekanan darah kembali diukur setelah 5
hormon stress (Amalia, 2014). menit menyelesaikan relaksasi nafas dalam.
Relaksasi nafas dalam merupakan
suatu bentuk asuhan kebidanan, yang HASIL PENELITIAN
dalam hal ini mengajarkan kepada ibu
bagaimana cara melakukan nafas dalam, Tabel 1. Karakteristik Responden
nafas lambat dan bagaimana
menghembuskan nafas secara perlahan, Karakteristik Frekuensi (%)
selain itu dapat menurunkan intensitas nyeri, Kategori Umur :
dapat meningkatkan ventilasi paru dan
 ≤ 20 th 2 6,7 %
meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer &
 21-35 th 12 40 7%
Bare, 2004). Terapi relaksasi nafas dalam
dapat meningkatkan saturasi oksigen,  > 35 th 16 53,3 %
memperbaiki keadaan oksigenasi dalam Jumlah 30 100%
darah, dan membuat suatu keadaan rileks Gravida :
dalam tubuh (Amalia, 2014).  Primigravida 6 20%
Sesuai dengan penelitian yang  Secondigravida 9 30%
dilakukan oleh Amelia (2014) terhadap 30
 Multigravida 15 50%
responden ibu hamil hipertensi, dengan
Jumlah 30 100%
teknik sampel purposive sampling di
Puskesmas Kendit Situbondo, menunjukkan
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan hasil sebelum dengan setelah intervensi dengan
distribusi responden berdasarkan kelompok nilai p value masing-masing 0,000.
umur, bahwa jumlah responden paling
sedikit berada pada kelompok umur ≤ 20 PEMBAHASAN
tahun sebanyak 2 orang (6,7%), dan Tekanan darah ibu hamil secara
terbanyak pada kelompok umur > 35 tahun fisiologis cenderung naik pada usia
sebanyak 16 orang (53,3%). Ini berarti kehamilan di Trimester III, kondisi ini juga
bahwa mayoritas responden masuk kedalam terjadi karena efek hormon kehamilan yang
kelompok umur resiko tinggi. bersifat menahan cairan dan mengganggu
Dari tabel didapatkan distribusi aliran darah balik ke jantung sehingga
responden berdasarkan gravida bahwa tekanan darah perlu ditingkatkan agar
mayoritas responden adalah multigravida kebutuhan darah terpenuhi dan darah
atau wanita yang sudah beberapa kali hamil dipaksa untuk melalui pembuluh yang
sebanyak 15 orang (50%) dan reponden sempit daripada biasanya dan
paling sedikit yaitu wanita yang hamil untuk menyebabkan naiknya tekanan darah
pertama kalinya (primigravida)sebanyak 6 (Anwar, 2013).
orang (20%). Hipertensi dapat diatasi dengan
berbagai cara yaitu dapat dilakukan dengan
Tabel 2. Rata-rata Tekanan Darah Sebelum mengubah gaya hidup dan pemberian obat
dan Sesudah Teknik Relaksasi Nafas Dalam antihipertensi dengan terapi tunggal atau
pada Ibu Hamil Hipertensi Trimester III kombinasi. Pada penggunaan obat lebih dari
satu macam serta penggunaan obat jangka
Tekanan Sebelum Sesudah
Darah Intervensi Intervensi panjang akan meningkatkan risiko terjadinya
drug related problems, dimana terjadi
Sistolik : keadaan yang tidak diinginkan yang dialami
 Mean 143 mmHg 135,7 mmHg oleh pasien yang terlibat dan disebabkan
 Min 140 mmHg 130 mmHg atau diduga melibatkan terapi pengobatan
 Max 150 mmHg 150 mmHg yang diberikan kepada pasien, yang secara
Diastolik : nyata maupun potensial dapat
mempengaruhi keadaan pasien seperti
 Mean 90,7 mmHg 85,7 mmHg
ketidakpatuhan, interaksi obat, alergi
 Min 80 mmHg 80 mmHg terhadap obat yang diresepkan. Selain itu,
 Max 100 mmHg 100 mmHg pengobatan jangka panjang yang
kemungkinan terjadi efek samping obat
yang menyebabkan kerusakan organ
Dari tabel 2 didapatkan hasil distribusi
(Anwar, 2013).
rata-rata responden sebelum dan sesudah
Adanya fakta di atas, mengisyaratkan
teknik relaksasi yaitu sebesar 143 mmHg
bahwa terapi obat bukan satu-satunya
pada sistol sebelum, 135,7 mmHg pada
alternatif terapi yang dapat dipilih,
sistol sesudah, dan 90,7 mmHg pada diastol
diperlukan sebuah terapi pendamping untuk
sebelum serta 85,7 mmHg pada diastol
mengurangi ketergantungan terhadap obat
sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas
untuk tetap mempertahankan kualitas hidup
dalam. Terdapat perubahan rata-rata dari
penderita hipertensi.
sebelum dan sesudah dilakukan teknik
Tekanan darah yang turun setelah
relaksasi nafas dalam sebanyak 7,3 mmHg
mendapatkan pelatihan relaksasi dapat
pada sistol, dan 5 mmHg pada diastol.
dijelaskan bahwa di dalam sistem saraf
Pada pengujian beda rata-rata baik
manusia terdapat sistem saraf pusat dan
tekanan darah sistolik maupun tekanan
sistem saraf otonom. Fungsi sistem saraf
darah diastolik didapatkan hasil bahwa
pusat adalah mengendalikan gerakan-
terdapat perbedaan yang signifikan antara
gerakan yg dikehendaki, misalnya gerakan
tangan, kaki, leher, dan jari-jari. Sistem saraf dapat dijadikan terapi nonfarmakologi dalam
otonom berfungsi mengendalikan gerakan- mengatasi masalah hipertensi gestasional
gerakan yang bersifat otomatis, misalnya dan preeklamsia ringan.
fungsi digestif, proses kardiovaskuler, dan
gairah seksual. Sistem saraf otonom terdiri DAFTAR PUSTAKA
sendiri terdiri dari subsistem yang kerjanya Amalia, H., (2014). Pengaruh relaksasi
saling berlawanan, terdiri dari sistem saraf Nafas Dalam Terhadap Penurunan
simpatetis dan sistem saraf parasimpatetis. Tekanan Darah pada Ibu Hamil
Sistem saraf simpatis bekerja untuk Hipertensi di Puskesmas Kendit
meningkatkan rangsangan atau memacu Kecamatan Kendit Situbondo.
organ-organ tubuh, memacu meningkatnya Politeknik Kesehatan Majapahit.
denyut jantung dan pernafasan, Anwar, C., (2013). Efek Relaksasi Terhadap
menimbulkan penyempitan pembuluh darah Peurunan Tekanan Darah Pada
tepi dan pembesaran pembuluh darah Penderita Hipertensi, Jurnal Ilmu
pusat, menurunkan temperatur kulit dan Kesehatan Vol.2 No.1.
daya tahan kulit, serta akan menghambat Aprilia, Y., (2014). Gentle Birth Balance.
proses digestif dan seksual. Sebaliknya Jakarta: Grasindo
sistem saraf parasimpatis bekerja untuk Kusuma, E., (2013). Pengaruh Latihan
menstimulasi turunnya semua fungsi yang Nafas Dalam Terhadap Perubahan
dinaikkan oleh sistem saraf simpatis dan Tekanan Darah Pada Penderita
menstimulasi naiknya semua fungsi yang Hipertensi di Wilayah Kecamatan Karas
diturunkan oleh saraf simpatis. Selama Kabupaten Magetan. Universitas
sistem-sistem tersebut berfungsi secara Muhammadiyah Surakarta.
normal dan seimbang, maka bertambahnya Masudik, Herselowati, Yulita (2015).
aktivitas sistem yang satu akanmenghambat Panduan Basic Obstetric and Neonatal
atau menekan efek sistem yang lain. Dalam Life Support. Bekasi: Gadar Medik
kondisi relaks, tubuh akan mengalami fase Indonesia
istirahat. Pada saat itulah, tubuh akan Notoatmodjo, S., (2010). Metodologi
mengaktifkan sistem saraf parasimpatis. Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Bekerjanya saraf parasimpatis Cipta
menyebabkan terjadinya penurunan detak _____, (2013). Statistika Untuk Penelitian.
jantung, laju pernafasan dan tekanan darah. Bandung: Alfabeta Palmer, A & William
Sebaliknya, ketika tubuh dalam keadaan (2007). Simple Guide Tekanan Darah
tegang atau berada dalam kondisi tidak Tinggi. Jakarta: Erlangga
nyaman maka syaraf simpatik dan otot-otot Prawirohardjo, S., (2010). Buku Acuan
pembuluh darah akan berkontraksi sehingga Nasional Pelayanan kesehatan
diameter penampang pembuluh darah kecil maternal dan Neonatal. Jakarta: BPSP
akan menurun yang berakibat meningkatnya _____, (2010). Ilmu Kebidanan. Edisi 4.
tekanan darah. Jakarta: BPSP
Tawaang, Elrita., mulyadi., Palandeng,
KESIMPULAN Henry, (2013). Pengaruh Teknik
Hasil analisis penelitian yang Relaksasi Napas Dalam terhadap
dilakukan menghasilkan nilai p value =0,000 Penurunan Tekanan darah Pada
(p< 0,05) yang menunjukan bahwa Terdapat Pasien Hipertensi Sedang-Berat di
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam Ruang Irina C. BLU Prof. Dr. R.D.
terhadap perubahan tekanan darah pada ibu Kandou Manado Tahun 2013, Jurnal
hamil hipertensi trimester III. Bagi pelayanan Keperawatan Vol.1 No.1.
kesehatan, terapi relaksasi nafas dalam

Anda mungkin juga menyukai