Anda di halaman 1dari 21

FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT

Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat bisnisnya.
Untuk bisnis ritel atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering kali berupa
persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari siklus persediaan
dan pergudangan, kita akan menggunakan contoh perusahaan manufaktur, yang
persediaannya mungkin meliputi bahan baku, suku cadang dan perlengkapan yang dibeli
untuk digunakan dalam produksi, barang dalam proses manufaktur, clan barang jadi yang
tersedia untuk dijual. Akan tetapi, sebagian besar prinsip yang dibahas juga dapat diterapkan
dalam jenis bisnis lainnya.
Pada Gambar 21-1 menunjukkan arus fisik barang serta arus biaya dalam siklus
persediaan clan pergudangan bagi perusahaan manufaktur. Periksalah pendebetan ke akun T
bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur untuk melihat bagaimana siklus
persediaan clan pergudangan berkaitan dengan siklus akuisisi clan pembayaran serta siklus
penggajian clan personalia. Hubungan langsung dengan siklus penjualan clan penagihan akan
terjadi pada titik di mana barang jadi dilepaskan (dikreditkan) clan pembebanan dilakukan ke
harga pokok penjualan. Siklus persediaan clan pergudangan dapat terdiri dari dua sistem yang
terpisah tetapi berkaitan erat, di mana yang satu melibatkan arus .fisik barang dan yang
lainnya dengan biaya terkait. Enam fungsi akan membentuk siklus persediaan clan
pergudangan, di mana masing-masing akan dibahas pada bagian selanjutnya.

Memproses Pesanan Pembelian


Siklus persediaan clan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk produksi.
Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan apakah pembelian
persediaan berupa bahan baku bagi perusahaan manufaktur atau barang jadi bagi perusahaan
ritel. Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan untuk meminta departemen
pembelian agar memesan persediaan. Permintaan tersebut dapat dilakukan oleh personil
ruang penyimpanan bahan baku yang diperlukan, dengan perangkat lunak komputer yang
terotomatisasi ketika bahan baku mencapai tingkat yang telah ditentukan terlebih dahulu,
melalui pesanan yang dilakukan atas bahan baku yang diminta untuk memenuhi pesanan
pelanggan, atau melalui pesanan yang dilakukan atas dasar perhitungan bahan baku secara
periodik.

Menerima Bahan Baku


Penerimaan bahan yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari siklus akuisisi clan
pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima menyangkut kuantitas clan
kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat laporan penerimaan yang menjadi
bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran dilakukan. Setelah diinspeksi, bahan itu
dikirim ke ruang penyimpanan clan salinan dokumen penerimaan, atau pemberitahuan atau
notifikasi elektronik mengenai penerimaan barang, biasanya diserahkan ke bagian pembelian,
ruang penyimpanan, clan utang usaha. Pengendalian clan akuntabilitas merupakan hal yang
penting untuk semua transfer tersebut.

Menyimpan Bahan Baku


Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan di ruang penyimpanan. Ketika departemen
lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan menyerahkan
permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan pesanan, atau dokumen
serupa atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan jenis clan kuantitas bahan yang
diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk memperbarui file induk persediaan
perpetual clan mencatat transfer dari akun bahan baku ke akun barang dalam proses.
Pembaruan tersebut dilakukan secara otomatis dalam organisasi yang memiliki sistem
perangkat lunak akuntansi clan manajemen persediaan yang terintegrasi.

Memroses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Perusahaan
menentukan item clan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan pesanan khusus
dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang telah ditentukan
sebelumnya, clan operasi produksi yang ekonomis. Departemen pengendalian produksi yang
terpisah sering kali bertanggung jawab untuk menentukan jenis clan kuantitas yang akan
diproduksi. Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari
pemrosesan fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan
profitabilitas relatif produk bagi perencanaan clan pengendalian manajemen serta menilai
persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya utama: sistem
biaya pekerjaan clan sistem biaya proses, tetapi terdapat banyak variasi clan kombinasi dari
kedua sistem tersebut. Dalam sistem biaya pekerjaan (job cost system), biaya diakumulasikan
oleh setiap pekerjaan ketika bahan dikeluarkan clan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem
biaya proses (process cost system), biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya
per unit untuk setiap proses dibebankan ke produk yang melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya (cost accounting records) terdiri dari file induk, spreadsheet,
clan laporan yang mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, serta overhead berdasarkan
pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah
selesai, biaya yang terkait ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada laporan
departemen produksi.
Menyimpan Barang Jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan di ruang penyimpanan menunggu
dikirim. Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik, barang jadi
disimpan dengan pengendalian fisik yang terpisah di suatu area dengan akses terbatas.
Pengendalian barang jadi sering kali dianggap sebagai bagian dari siklus penjualan clan
penagihan.

Mengirimkan Barang Jadi


Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan clan penagihan. Pengiriman
aktual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau aset lainnya, seperti
piutang usaha, menciptakan pertukaran aset yang diperlukan untuk memenuhi kriteria
pengakuan pendapatan. Bagi sebagian besar transaksi penjualan, pengiriman aktual
merupakan pemicu untuk mengakui piutang usaha clan penjualan terkait dalam sistem
akuntansi. Jadi, pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang
disetujui secara layak.

Audit Akuntansi Biaya


Audit akuntansi biaya dimulai dengan transfer internal aset dari bahan baku ke proses
persediaan barang jadi. Ketika melakukan proses itu dibutuhkan pengendalian pada akuntansi
biaya ( cost accounting records), pengendalian akutansi biaya sendiri adalah pengendalian
yang berhubungan dengan pemrosesan yang mempengaruhi persediaan fisik dan penelusuran
biaya terkait dari saat bahan baku diminta hingga produk selesai dibuat dan ditransfer ke
penyimpanan. Jadi pengendalian tersebut dapat dibagi ke dalam dua kategori luas:

1. Pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan persediaan barang
jadi.
2. Pengendalian terhadap biaya terkait

Hampir seluruh perusahaan memerlukan pengendalian fisik terhadap asetnya untuk


mencegah kerugian akibat penyalahgunaan dan pencurian. Untuk melindungi aset,
sebagian besar perusahaan memisahkan secara fisik dan membatasi akses ke area
penyimpanan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi untuk mengendalikan
pergerakan persediaan. Selain itu, pengendalian internal yang memadai yang
mengintegrasikan catatan produksi dan akuntansi guna menyajikan biaya yang akurat bagi
semua produk juga merupakan hal yang penting untuk membantu manajemen dalam
menetapkan harga barang jadi, mengendalikan biaya, serta menghitung biaya persediaan.

BAGIAN DARI AUDIT INVENTARIS

Tujuan keseluruhan dari audit siklus persediaan dan pergudangan adalah menyediakan
assurance bahwa laporan keuangan memperhitungkan secara wajar bahan baku, barang dalam
proses, persediaan barang jadi, clan harga pokok penjualan.

Audit siklus persediaan clan pergudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas yang berbeda
dalam siklus:

1. Mengakuisisi clan mencatat bahan baku, tenaga kerja, clan overhead.


2. Mentransfer secara internal aset clan biaya.
3. Mengirimkan barang clan mencatat pendapatan serta biaya.
4. Mengamati persecliaan secara fisik.
5. Menetapkan harga clan mengkompilasi persediaan.

Bagian audit ini meliputi tiga fungsi utama, hal tersebut mencakup pemrosesan pesanan
pembelian, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku.
Auditor akan memahami pengendalian internal terhadap ketiga fungsi tersebut dan kemudian
melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi baik dalam
siklus akuisisi dan pembayaran maupun siklus penggajian dan personalia. Pengujian tersebut
harus memenuhi tujuan auditor bahwa pengendalian yang mempengaruhi akuisisi bahan baku
dan biaya manufaktur telah beroperasi secara efektif, serta transaksi akuisisi telah dinyatakan
secara benar. Jika tenaga kerja langsung merupakan bagian yang signifikan dari persediaan
yang dibuat, auditor harus memverifikasi akuntansi yang layak untuk biaya-biaya tersebut
dalam siklus penggajian dan personalia.

Transfer internal persediaan meliputi fungsi keempat dan kelima pada memroses
barang clan menyimpan barang jadi. Klien memperhitungkan aktivitas tersebut dalam
catatan akuntansi biaya, yang independen dengan siklus lainnya ddan diuji sebagai bagian
dari audit siklus persediaan dan pergudangan. Pencatatan pengiriman dan biaya terkait
merupakan fungsi terakhir yang diperlihatkan pada persediaan, karena fungsi tersebut
merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan, auditor harus memahami cdan
menguji pengendalian internal terhadap pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit
siklus tersebut, termasuk prosedur untuk memverifikasi keakuratan pengkreditan ke
persediaan yang dicatat dalam file induk persediaan perpetual. Auditor harus mengamati
klien yang melakukan perhitungan fisik persediaan untuk menentukan apakah persediaan
yang tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca dan dihitung secara benar oleh klien.
Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti yang penting yang digunakan untuk memverifikasi
keberadaan dan perhitungan persediaan.

Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji guna menentukan apakah klien
telah mengikuti secara benar metode persediaan yang sesuai dengan standar akuntansi
maupun konsisten dengan tahun sebelumnya. Prosedur audit yang digunakan untuk
memverifikasi biaya-biaya tersebut disebut sebagai pengujian harga. Selain itu, auditor juga
harus melaksanakan pengujian kompilasi persediaan (inventory compilation tests), yang
merupakan pengujian untuk memverifikasi apakah perhitungan fisik telah diikhtisarkan
secara benar, kuantitas dan harga persediaan telah dikalikan dengan benar, dan persediaan
yang dikalikan difooting secara benar pada saldo persediaan buku besar umum yang sama.
Lima bagian audit siklus persediaan dan pergudangan. Karena keterkaitan antara siklus
persediaan clan pergudangan dengan siklus yang lainnya, beberapa bagian audit persediaan
akan lebih efisien jika diuji dengan pengujian audit antar siklus lainnya. Auditor menguji
akuisisi clan pencatatan bahan baku, tenaga kerja, serta overhead sebagai bagian dari audit
atas siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia. Selain itu, mereka
juga menguji pengiriman barang dan pencatatan pendapatan serta biaya terkait dalam audit
siklus penjualan dan penagihan. Pengamatan fisik persediaan serta penetapan harga dan
kompilasi persediaan itu diaudit dengan menggunakan prosedur analitis clan pengujian atas
rincian saldo. Untuk pengujian atas rincian saldo auditor harus mempertimbangkan risiko
bisnis dan resiko inheren, menetapkan materialitas kinerja persediaan, serta mengevaluasi
hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi bagi transaksi dan
aktivitas di tiga kotak pertama.

Pengujian Akuntansi Biaya

Konsep untuk mengaudit akuntansi biaya persediaan tidak jauh berbeda dengan siklus
transaksi lainnya: yaitu memahami pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya,
menilai risiko pengendalian yang direncanakan, menentukan luas pengujian pengendalian,
serta merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk
memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Auditor sangat memperhatikan
empat aspek akuntansi biaya berikut:

1) Pengendalian fisik terhadap persediaan


2) Dokumen dan catatan untuk mentransfer persediaan
3) File induk persediaan perpetual
4) Catatan biaya per unit.

Empat Aspek yang diperhatiakan Auditor dalam Akuntansi Biaya

1) Pengendalian fisik persediaan

Auditor menguji pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi yang umumnya terbatas pada observasi serta pengajuan pertanyaan. Auditor dapat
memeriksa area penyimpanan bahan baku untuk menentukan apakah persediaan sudah
dilindungi dari pencurian dan penyalahgunaan dengan menggunakan kunci atau ukuran
keamanan lainnya, termasuk custodian persediaan. Auditor dapat meminta custodian
persediaan untuk menjelaskan tugas-tugasnya yang terkait dengan mengawasi persediaan
yang dimonitor olehnya. Jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian fisik sangat tidak
memadai sehingga persediaan akan sulit dihitung secara akurat, auditor hams memperluas
observasi pengujian persediaan fisik untuk memastikan bahwa perhitungan yang memadai
telah dilakukan.

2) Dokumen dan Catatan untuk mentransfer persediaan

Perhatian auditor terutama tertuju pada memverifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke
lokasi lainnya yang dicatat memang ada, semua transfer aktual sudah dicatat, dan kuantitas,
deskripsi, serta tanggal semua transfer yang dicatat sudah akurat. Produk yang diberi label
dengan kode batang terstandardisasi yang dapat dipindai oleh pembaca kode batang laser dan
teknologi lainnya akan mempermudah klien menelusuri pergerakan barang melalui produksi.
Ketika mengaudit transfer persediaan, pertama auditor harus memahami pengendalian
internal klien untuk mencatat transfer sebelum dapat melaksanakan pengujian yang relevan.
Setelah memahami pengendalian internal, auditor dapat dengan mudah melaksanakan
pengujian pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi dengan memeriksa dokumen
serta catatan untuk menguji tujuan keterjadian dan keakuratan bagi transfer barang dari ruang
penyimpanan bahan baku ke lini perakitan manufaktur. Demikian juga, auditor dapat
membandingkan catatan produksi yang telah lengkap dengan file induk persediaan perpetual
untuk memastikan bahwa semua barang yang diproduksi telah dikirim secara fisik ke ruang
penyimpanan barang jadi.

3) File Induk persediaan perpetual


Reliabilitas file induk persediaan perpetual mempengaruhi penetapan waktu dan luas
pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor. Jika file induk persediaan perpetual sudah akurat,
auditor dapat menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca. Persediaan fisik interim
dapat menghasilkan penghematan biaya yang signifikan baik bagi klien maupun auditor, dan
memungkinkan audit diselesaikan lebih awal. Auditor juga dapat mengurangi pengujian atas
perhitungan persediaan fisik apabila klien memiliki catatan persediaan perpetual yang dapat
diandalkan dan menilai rendah risiko pengendalian yang terkait dengan observasi fisik
persediaan. Auditor menguji file induk persediaan perpetual dengan memeriksa dokumentasi
yang mendukung penambahan dan pengurangan jumlah persediaan dalam file induk. Sebagai
contoh, sebagai bagian dari pengujian atas catatan perpetual, auditor dapat memeriksa
dokumen pendukung aktivitas persediaan yang mencakup penambahan persediaan bahan
baku yang diperlukan, pengurangan persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam
produksi, kenaikan persediaan barang jadi ketika barang telah selesai diproduksi, dan
penumnannya ketika barang jadi telah terjual. Biasanya, relatif mudah menguji keakuratan
file induk persediaan perpetual setelah auditor menentukan kememadaian rancangan dan
implementasi pengendalian internal persediaan serta tingkat penilaian risiko pengendalian
terkait. Auditor menguji catatan perpetual untuk akuisisi bahan baku dalam siklus akuisisi
dan pembayaran, sementara pengurangan barang jadi untuk penjualan diuji dalam siklus
penjualan dan penagihan. Bagi banyak perusahaan, satu-satunya dokumen tradisional yang
ada adalah dalam bentuk elektronik dan sistem persediaan perpetualnya terintegrasi dengan
siklus akuntansi lainnya. Akibatnya, auditor dapat menguji pengendalian komputer untuk
mendukung pengurangan risiko pengendalian, yang akan mengurangi pengujian substantif
sehingga audit menjadi lebih efisien.

4) Catatan Biaya Perunit

Keakuratan data biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur
sangatlah penting untuk menyatakan secara wajar persediaan bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi. Agar data biayanya akurat, klien harus mengintegrasikan catatan
akuntansi biayanya dengan catatan produksi dan akuntansi lainnya. Ketika menguji catatan
biaya persediaan, pertama auditor harus memahami pengendalian internal dalam
sistem akuntansi biaya. Pemahaman ini dapat menghabiskan banyak waktu karena arus
biaya diintegrasikan dengan catatan akuntansi dalam tiga siklus lainnya: akuisisi dan
pembayaran, penggajian dan personalia, serta penjualan dan penagihan. Setelah auditor
memahami pengendalian internal yang mempengaruhi catatan akuntansi biaya, pendekatan
untuk melakukan verifikasi internal atas catatan akuntansi biaya akan melibatkan konsep
yang sama dengan yang dibahas dalam verifikasi atas transaksi akuisisi, penggajian, dan
penjualan. Biasanya auditor menguji catatan akuntansi biaya sebagai bagian dari pengujian
akuisisi, penggajian, dan penjualan untuk menghindari menguji catatan lebih dari satu kali
dan untuk meningkatkan efisiensi audit. Ketika menguji transaksi akuisisi, auditor harus
menelusuri unit dan biaya per unit bahan baku ke penambahan yang dicatat dalam file induk
persediaan perpetual serta total biaya ke catatan akuntansi biaya. Demikian juga, jika klien
menyimpan data biaya penggajian atas pekerjaan yang berbeda, auditor harus menelusuri dari
ikhtisar penggajian secara langsung ke catatan biaya pekerjaan ketika mengaudit penggajian.
Menentukan kewajaran biaya overhead manufaktur yang dibebankan ke barang dalam proses
sangatlah menantang bagi auditor karena manajemen harus membuat asumsi yang
mempengaruhi alokasi overhead yang dapat mempengaruhi secara signifikan biaya perunit
persediaan, sehingga penilaian persediaan menjadi wajar. Dalam mengevaluasi alokasi biaya
overhead tersebut, auditor harus mempertimbangkan kelayakan metode alokasi, dengan
mengasumsikan metode tersebut sesuai dengan standar akuntansi, dan apakah diterapkan
secara konsisten. Biasanya manajemen mengalokasikan overhead dengan menggunakan total
nilai uang tenaga kerja langsung sebagai dasar alokasi. Dalam kasus ini, tingkat overhead
harus berupa total overhead manufaktur aktual yang tepat dibagi dengan total nilai uang
tenaga kerja langsung aktual. Karena auditor menguji total overhead manufaktur sebagai
bagian dari pengujian siklus akuisisi dan pembayaran serta menguji tenaga kerja langsung
sebagai bagian dari siklus penggajian dan personalia, penentuan kewajaran tingkat overhead
ini tidaklah sulit. Akan tetapi, jika overhead manufaktur diterapkan atas dasar jam mesin,
auditor harus memverifikasi kewajaran jam mesin dengan pengujian terpisah terhadap catatan
mesin klien. Karena pengendalian internal terhadap catatan akuntansi biaya sangat bervariasi
antarperusahaan. Auditor harus merancang pengujian yang sesuai berdasarkan
pemahamannya atas catatan akuntansi biaya dan sejauh mana mereka akan bergantung pada
hal tersebut untuk mengurangi pengujian substantif.

PROSEDUR ANALITIS

Ketika melaksanakan prosedur analitis yang memeriksa hubungan saldo akun persediaan
dengan akun laporan keuangan lainnya, auditor sering kali menggunakan informasi non
keuangan untuk menilai kelayakan saldo yang berkaitan dengan persediaan. Sebagai contoh,
auditor mungkin perlu mengetahui ukuran dan bobot produk persediaan, metode
penyimpanannya (tumpukan, tangki, dan lainnya), dan kapasitas fasilitas penyimpanan
(meter persegi yang tersedia) untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat
konsisten dengan tempat penyimpanan persediaan yang tersedia. Setelah melaksanakan
pengujian yang tepat atas catatan akuntansi biaya dan prosedur analitis, auditor memiliki
dasar untuk merancang serta melaksanakan pengujian atas rincian saldo persediaan akhir.

OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN

Karena persediaan sangat bervariasi untuk perusahaan yang berbeda, maka


memahami industri dan bisnis klien merupakan hal yang lebih penting bagi observasi fisik
persediaan maupun penetapan harga dan kompilasi persediaan ketimbang sebagian besar
bidang audit lainnya. Contoh pertimbangan kunci yang harus dipertimbangkan auditor
termasuk metode penilaian persediaan yang dipilih oleh manajemen, potensi keusangan
persediaan, dan risiko bahwa persediaan konsinyasi akan tercampur dengan persediaan
sendiri.
Pertama, auditor sering kali mengakrabkan diri dengan persediaan klien dengan
melaksanakan kunjungan ke fasilitas persediaan klien, termasuk area penerimaan,
penyimpanan, produksi, perencanaan, dan penyimpanan catatan. Kunjungan tersebut harus
dipimpin oleh seorang penyelia yang dapat menjawab pertanyaan mengenai produksi,
terutama mengenai setiap perubahan pengendalian internal dan proses lainnya sejak tahun
terakhir. Meskipun memahami pengaruh industri dan bisnis klien terhadap persediaan,
auditor tetap menilai risiko bisnis klien untuk menentukan apakah risiko tersebut
meningkatkan kemungkinan salah saji yang material dalam persediaan.
Contoh sumber risiko bisnis yang umum untuk persediaan termasuk siklus produk
yang singkat, potensi keusangan, penggunaan persediaan just-in-time (JIT), ketergantungan
pada segelintir pemasok kunci, dan penggunaan teknologi manajemen persediaan yang
canggih. Setelah menilai risiko bisnis klien, auditor menentukan materialitas kinerja dan
menilai risiko inheren untuk persediaan, yang biasanya sangat material bagi perusahaan
manufaktur, grosir, dan ritel. Auditor sering menilai risiko inheren yang tinggi untuk
perusahaan yang memiliki persediaan yang signifikan, tergantung pada situasinya.
Auditor sering kali memberikan perhatian yang lebih besar pada salah saji jika
persediaan disimpan di lokasi yang berbeda, metode kalkulasi biayanya adalah kompleks, dan
potensi keusangan persediaan sangat besar. Ketika menilai risiko pengendalian, auditor
terutama memperhatikan pengendalian internal terhadap catatan perpetual, pengendalian
fisik, perhitungan persediaan, serta penetapan harga dan kompilasi persediaan. Sifat dan luas
pengendalian tersebut sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
Auditor diharuskan untuk melakukan pengujian observasi fisik atas persediaan sejak
sebuah kecurangan besar yang melibatkan pencatatan persediaan yang tidak ada
diungkapkan. Kecurangan tersebut tidak ditemukan karena auditor tidak mengamati secara
fisik persediaan, yang pada saat itu tidak diharuskan.
Standar auditing mengharuskan auditor untuk menerima efektivitas metode
penghitungan persediaan klien dan ketergantungan yang dapat mereka tempatkan pada
representasi klien mengenai kuantitas serta kondisi fisik persediaan. Untuk memenuhi
persyaratan tersebut, auditor harus:
 Hadir pada saat klien menghitung persediaannya untuk menentukan saldo akhir tahun.
 Mengamati prosedur perhitungan klien.
 Mengajukan pertanyaan kepada personil klien mengenai prosedur perhitungannya.
 Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independen mereka sendiri.
Titik yang penting dalam standar auditing adalah perbedaan antara siapa yang
mengamati perhitungan persediaan fisik dan siapa yang bertanggung jawab melakukan
perhitungan. Klien adalah pihak yang bertanggung jawab menetapkan prosedur untuk
menghitung persediaan fisik secara akurat dan benar-benar melakukan serta mencatat
perhitungan tersebut. Auditor bertanggung jawab mengevaluasi dan mengamati prosedur
klien, termasuk menguji perhitungan persediaan dan menarik kesimpulan mengenai
kememadaian persediaan fisik.
Pemeriksaan persediaan secara fisik oleh auditor tidak akan diperlukan jika
persediaan telah ditempatkan di gudang publik atau diawasi oleh custodian dari luar
perusahaan. Dalam situasi tersebut, auditor akan memverifikasi persediaan melalui
konfirmasi dengan custodian itu. Akan tetapi, jika persediaan yang disimpan oleh custodian
pihak luar itu merupakan bagian dari aset lancar atau total aset yang signifikan, auditor harus
menerapkan prosedur tambahan, seperti menyelidiki prosedur persediaan custodian,
memperoleh laporan akuntan independen menyangkut prosedur pengendalian custodian
terhadap penyimpanan barang, atau mengamati perhitungan fisik barang yang disimpan oleh
custodian, jika praktis.
Auditor harus memahami pengendalian atas perhitungan persediaan fisik klien
sebelum perhitungan persediaan dimulai. Meskipun pemahaman ini memang diperlukan
untuk mengevaluasi keefektifan prosedur klien, hal tersebut juga memungkinkan auditor
untuk memberikan saran konstmktif sebelumnya. Jadi, jika pengendalian atas perhitungan
persediaan fisik klien tidak memadai, auditor akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk
memastikan bahwa perhitungan fisik tersebut sudah akurat.
Terdapat 3 keputusan auditor dalam observasi fisik, yakni:
 Penetapan Waktu
Auditor memutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir tahun
temtama atas dasar keakuratan file induk persediaan perpetual. Jika klien melakukan
perhitungan fisik interim, yang hanya akan disetujui auditor apabila pengendalian
internalnya efektif, auditor akan mengamati perhitungan persediaan pada saat itu, dan
juga menguji transaksi yang dicatat dalam catatan persediaan perpetual dari tanggal
perhitungan hingga akhir tahun. Jika catatan perpetual sudah akurat dan pengendalian
terkait beroperasi secara efektif, mungkin klien tidak perlu menghitung semua
persediaan pada akhir tahun. Sebaliknya, auditor dapat membandingkan persediaan
perpetual dengan persediaan aktual atas dasar sampel pada waktu yang tepat
sepanjang tahun, selama pengendalian terhadap penambahan dan pengurangan pada
catatan perpetual diuji serta dianggap beroperasi secara efektif. Jika tidak terdapat
catatan perpetual dan persediaan berjumlah material, klien harus menghitung
persediaan fisik secara menyeluruh mendekati akhir periode akuntansi.

 Ukuran Sampel
Jumlah item persediaan yang hams dihitung auditor sulit dirinci karena auditor
berfokus pada mengamati prosedur klien dan bukan pada memilih item yang akan
diuji. Demi kemudahan, ukuran sampel pada observasi fisik dapat dipertimbangkan
dalam istilah total jam yang dihabiskan dan bukan jumlah item persediaan yang
dihitung. Determinan kunci atas jumlah waktu yang diperlukan untuk menguji
persediaan adalah kememadaian pengendalian internal terhadap perhitungan fisik,
keakuratan file induk persediaan perpetual, total nilai uang dan jenis persediaan,
jumlah lokasi persediaan yang sangat berbeda, sifat dan luas salah saji yang
ditemukan pada tahun sebelumnya, serta risiko inheren lainnya.

 Pemilihan Item
Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor hams berhati-hati
untuk:
 Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel
representatif dari item persediaan yang umum.
 Menyelidiki item yang mungkin telah usang atau rusak.
 Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan setiap item
yang material.
AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI

Auditor hams memverifikasi bahwa perhitungan fisik atau kuantitas catatan perpetual
sudah diberi harga clan dikompilasi dengan benar. Pengujian harga persediaan (inventory
price test) mencakup semua pengujian atas harga per unit klien untuk menentukan apakah hal
itu sudah benar. Pengujian kompilasi persediaan termasuk menguji ikhtisar perhitungan
persediaan klien, menghitung kembali harga dikalikan dengan kuantitas, memfooting ikhtisar
persediaan, clan menelusuri total ke buku besar umum. Pengendalian internal yang memadai
menyangkut penelusuran biaya per unit yang diintegrasikan dengan produksi clan catatan
akuntansi lainnya yang menyediakan assurance bahwa klien menggunakan biaya yang masuk
akal untuk menilai persediaan akhir. Catatan biaya standar (standard cost records) yang
mengindikasikan varians biaya bahan, tenaga kerja, clan overhead, sangat membantu dalam
meng- evaluasi kelayakan catatan produksi jika manajemen memiliki prosedur untuk
mempertahankan standar tersebut tetap mutakhir terhadap pembahan proses produksi clan
biaya. Manajemen juga hams memiliki seseorang yang independen dari departemen yang
bertanggung jawab menentukan biaya mereview kelayakannya.
Dalam bagian ini, pengujian harga persediaan (inventory price test) mencakup semua
pengujian atas harga per unit klien untuk menentukan apakah hal itu sudah benar. Pengujian
kompilasi persediaan termasuk menguji ikhtisar perhitungan persediaan klien, menghitung
kembali harga dikalikan dengan kuantitas, memfooting ikhtisar persediaan, clan menelusuri
total ke buku besar umum.
Selain itu, catatan biaya standar (standard cost records) yang mengindikasikan varians
biaya bahan, tenaga kerja, clan overhead, sangat membantu dalam mengevaluasi kelayakan
catatan produksi jika manajemen memiliki prosedur untuk mempertahankan standar tersebut
tetap mutakhir terhadap pembahan proses produksi clan biaya. Manajemen juga hams
memiliki seseorang yang independen dari departemen yang bertanggung jawab menentukan
biaya mereview kelayakannya.
Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan (yang sering kali disebut pengujian
penetapan harga), auditor menghadapi tiga permasalahan. Pertama, metodenya harus sesuai
dengan standar akuntansi. Kedua, penerapan metodenya harus konsisten dari tahun ke tahun.
Ketiga, biaya persediaan versus nilai pasar (biaya penggantian atau nilai realisasi bersih)
harus dipertimbangkan. Karena metode untuk memverifikasi penetapan harga persediaan
tergantung pada apakah item persediaan diakuisisi atau dibuat, kedua kategori tersebut akan
dibahas secara terpisah.
Dalam Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli, jenis persediaan utama yang
termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku, suku cadang yang dibeli, dan perlengkapan.
Sebagai langkah pertama dalam memverifikasi penilaian persediaan yang dibeli, auditor
harus menentukan apakah klien menggunakan metode LIFO, FIFO, rata-rata tertimbang, atau
beberapa metode penilaian lainnya. Auditor juga harus menentukan biaya mana yang akan
dilibatkan dalam penilaian item persediaan. Sebagai contoh, auditor harus menemukan
apakah ongkos angkut, penyimpanan, diskon, serta biaya lainnya akan dilibatkan, dan auditor
juga harus membandingkan temuan itu dengan tahun sebelumnya untuk memastikan bahwa
biaya ditentukan secara konsisten.

Dalam memilih item persediaan spesifik demi penetapan harga, auditor hams
berfokus pada nilai uang yang lebih besar dan pada produk yang harganya sangat
berfluktuasi. Auditor juga hams menguji sampel representatif dari semua jenis persediaan dan
departemen. Sampling variabel berstratifikasi atau unit moneter mempakan sampling yang
umum digunakan bagi pengujian tersebut. Auditor hams menyajikan daftar item persediaan
yang akan diverifikasi untuk tujuan penetapan harga dan meminta klien untuk mencari faktur
vendor yang sesuai. Auditor hams memeriksa faktur yang mencukupi untuk
memperhitungkan seluruh kuantitas item persediaan yang sedang diuji, terutama menurut
metode penilaian FIFO.
Penetapan Harga Persediaan yang Dibuat Pada penetapan harga barang dalam proses
dan barang jadi, auditor harus mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung,
dan overhead manufaktur. Keharusan untuk memverifikasi setiap hal tersebut membuat audit
atas persediaan barang dalam proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks ketimbang audit
atas persediaan yang dibeli. Akan tetapi, beberapa pertimbangan yang diterapkan pada audit
atas persediaan yang dibeli masih dapat digunakan, seperti pemilihan item yang akan diuji,
pengujian apakah biaya atau nilai pasar yang lebih rendah, dan pengevaluasian kemungkinan
keusangan.

Dalam Penetapan Harga Persediaan yang Dibuat, pada penetapan harga barang dalam
proses dan barang jadi, auditor harus mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead manufaktur. Keharusan untuk memverifikasi setiap hal tersebut
membuat audit atas persediaan barang dalam proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks
ketimbang audit atas persediaan yang dibeli. Akan tetapi, beberapa pertimbangan yang
diterapkan pada audit atas persediaan yang dibeli masih dapat digunakan, seperti pemilihan
item yang akan diuji, pengujian apakah biaya atau nilai pasar yang lebih rendah, dan
pengevaluasian kemungkinan keusangan.
Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli Jenis persediaan utama yang termasuk dalam
kategori ini adalah bahan baku, suku cadang yang dibeli, dan perlengkapan. Sebagai langkah
pertama dalam memverifikasi penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus menentukan
apakah klien menggunakan metode LIFO, FIFO, rata-rata tertimbang, atau beberapa metode
penilaian lainnya. Auditor juga harus menentukan biaya mana yang akan dilibatkan dalam
penilaian item persediaan. Sebagai contoh, auditor harus menemukan apakah ongkos angkut,
penyimpanan, diskon, serta biaya lainnya akan dilibatkan, dan auditor juga harus
membandingkan temuan itu dengan tahun sebelumnya untuk memastikan bahwa biaya
ditentukan secara konsisten.
Selain itu pada Harga Pokok atau Harga Pasar, dalam menetapkan harga persediaan,
auditor harus mempertimbangkan apakah biaya penggantian atau nilai realisasi bersih yang
lebih rendah dari biaya historis. Untuk barang jadi dan bahan baku yang dibeli, auditor dapat
menguji biaya penggantian dengan memeriksa faktur vendor periode selanjutnya atau faktur
saat ini jika tidak ada pembelian yang dilakukan atas item persediaan setelah akhir tahun.
Semua biaya manufaktur harus dipertimbangkan ketika mengevaluasi nilai realisasi barang
dalam proses dan barang jadi untuk persediaan yang akan dibuat. Auditor harus
mempertimbangkan nilai penjualan item persediaan dan dampak yang mungkin dari fluktuasi
harga yang cepat untuk menentukan nilai realisasi bersih.
Harga Pokok atau Harga Pasar Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus
mempertimbangkan apakah biaya penggantian atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah
dari biaya historis. Untuk barang jadi dan bahan baku yang dibeli, auditor dapat menguji
biaya penggantian dengan memeriksa faktur vendor periode selanjutnya atau faktur saat ini
jika tidak ada pembelian yang dilakukan atas item persediaan setelah akhir tahun. Semua
biaya manufaktur harus dipertimbangkan ketika mengevaluasi nilai realisasi barang dalam
proses dan barang jadi untuk persediaan yang akan dibuat. Auditor harus mempertimbangkan
nilai penjualan item persediaan dan dampak yang mungkin dari fluktuasi harga yang cepat
untuk menentukan nilai realisasi bersih.

INTEGRATION OF THE TEST – PENGUJIAN TERINTEGRASI

Maksud dari pengujian terintegrasi disini adalah untuk menguji terkait siklus persediaan
dan pergudangan melibatkan beberapa bagian dari pengujian audit yang lain. Sehingga
pengujian terintegrasi disini merupakan serangkaian pengujian audit yang melibatkan,
pengujian persediaan, pengujian siklus akuisisi dan pembayaran, pengujian siklus penggajian
dan personalia, serta pengujian siklus penjualan dan penagihan. Hal ini dapat diilustrasikan
sebagai beikut.
Pengujian atas Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Dalam pengujian ini auditor melalukan verifikasi pembelian persediaan dan juga
mengumpulkan bukti atas akurasi pembelian bahan baku dan seluruh biaya overhead
manufaktur, kecuali biaya tenaga kerja. Biaya pembelian mengalir ke harga pokok penjualan
atau menjadi bagian terbesar dari persediaan akhir bahan baku, barang setengah jadi, dan
barang jadi. Untuk audit yang kliennya menggunakan persediaan perpetual, auditor
melakukan pengujian ini sebagai bagian dari prosedur pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi yang dilakukan dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
Pengujian atas Siklus Penggajian dan Personalia
Auditor melakukan verifikasi pada biaya tenaga kerja langsung yang kondisinya sama
diterapkan seperti dalam pembelian. Kebanyakan pencatatan akuntansi biaya untuk biaya
tenaga kerja langsung atau tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari audit siklus
penggajian dan personalia.
Pengujian atas Silkus Penjualan dan Penagihan
Pengujian audit dalam penyimpanan barang jadi, seperti pengiriman dan pencatatan
penjualan, akan terjadi bila silkus penjualan dan penagihan diuji. Saat klien menggunakan
pencatatan biaya standar, auditor dapat menguji biaya standar atas harga pokok penjualan
bersamaan dengan pengujian penjualan.
Pengujian Akuntansi Biaya
Pengujian atas pencatatan akuntansi biaya dilakukan untuk memverifikasi
pengendalian yang memengaruhi persediaan, yang tidak diverifikasi auditor dalam pengujian
ketiga silkus sebelumnya. Auditor menguji pengendalian fisik, pemindahan biaya bahan baku
ke barang setengah jadi, pemindahan biaya atas penyelesaian barang ke barang jadi, berkas
utama persediaan perpetual, dan pencatatan biaya per unit.
Persediaan Fisik, Penetapan Harga dan Kompilasi
Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi penting dalam audit persediaan
karena salah saji salah satu aktivitas dapat menghasilkan salah saji pada persediaan dan harga
pokok penjualan. Dalam audit, harga pokok penjualan merupakan nilai sisa dari persediaan
awal ditambah pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
manufaktur dikurangi persediaan akhir. Pada pengujian persediaan fisik, auditor sabgat
bergantung pada berkas utama persediaan perpetual jika diuji sebagai bagian dari siklus yang
telah kita bahas dan telah dianggap andal. Oleh karena itu, auditor dapat mengamati dan
menguji penghitungan fisik pada waktu di luar akhir tahun dan menggunakan perpetual agar
pencatatan jumlahnya memadai.
9. STUDY CASE – STUDI KASUS TERKAIT AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN
PERGUDANGAN

Persediaan Fiktif

Mickey Manus adalah pahlawan lokal di Youngstown, Ohio. Dia mengakuisisi sebuah
apotik lokal, dan dalam waktu 10 tahun, telah menambah 299 apotik lagi untuk membentuk
mata rantai ritel diskon nasional, PharMor, Inc. Perusahaan ini dipandang sebagai rising star
oleh beberapa pakar ritel dan dianggap sebagai Wal-Mart yang baru. Bahkan Sam Walton
menyatakan bahwa satu-satunya perusahaan yang dia takuti ketika melakukan ekspansi Wal-
Mart adalah Phar-Mor. Phar-Mor menjual berbagai produk rumah tangga dan obat resep
dengan harga yang jauh lebih murah dari toko diskon lainnya. Manus menggambarkan
strategi perusahaan sebagai "power buying," di mana Phar-Mor menumpuk produk ketika
pemasok menjual dengan harga yang sangat murah dan mengalihkan penghematan tersebut
ke pelanggan yang sangat memperhatikan biaya melalui diskon harga yang sangat tinggi.
Sebenarnya, harga Phar-Mor sudah sedemikian rendah sehingga perusahaan menjual barang
dengan harga yang lebih rendah dari biayanya, yang menyebabkan perusahaan kehilangan
uang. Akan tetapi, Manus tetap berpendapat secara internal bahwa melalui power buying
Phar-Mor, perusahaan akan terus tumbuh sehingga dapat terus melakukan penjualan dan
keluar dari masalah. Tidak ingin membiarkan masalah tersebut merusak keberhasilan Phar-
Mor, Manus dan timnya mulai terlibat dalam akuntansi yang kreatif sehingga Phar-Mor tidak
pernah melaporkan kerugian tersebut dalam laporan keuangannya. Manajemen membuang
kerugian tersebut ke dalam "bucket account" hanya untuk merealokasikan jumlahnya ke
ratusan toko perusahaan dalam bentuk kenaikan fiktif biaya persediaan. Tim Manus
mengeluarkan faktur fiktif atas pembelian barang dagang, membuat ayat jurnal fiktif untuk
meningkatkan persediaan dan menurunkan harga pokok penjualan, dan menghitung terlalu
tinggi serta menghitung dua kali item-item persediaan.

Sayangnya, auditor tidak pernah mengungkapkan kecurangan tersebut. Mereka hanya


mengamati persediaan di empat toko dari 300 toko, dan memberi tahu manajemen Phar-Mor
selama beberapa bulan di muka mengenai toko-toko mana yang akan dikunjungi. Para
eksekutif Phar-Mor melengkapi persediaan di keempat toko yang terpilih tetapi
mengalokasikan kenaikan persediaan fiktif ke 296 toko lainnya. Kecurangan tersebut
akhirnya terungkap ketika agen perjalanan menerima cek Phar-Mor yang ditandatangani oleh
Manus yang membayar beban yang tidak berhubungan dengan Phar-Mor. Agen itu
menunjukkan cek tersebut kepada atasannya, yang ternyata adalah investor Phar-Mor, dan dia
menghubungi David Shapiro, CEO Phar-Mor. Penyelidikan lebih lanjut terhadap pengeluaran
yang tidak sah tersebut akhirnya menyebabkan ditemukannya kecurangan persediaan. Manus
akhirnya dituntut dan dipenjara selama 5 tahun. CFO, yang tidak menerima laba secara
pribadi, dihukum 33 bulan penjara. Biaya kelalaian audit menyebabkan kantor akuntan publik
mengeluarkan biaya lebih dari $300 juta dalam pengadilan sipil.

Tanggapan kami pada kasus tersebut;


Fraud yang dilakukan oleh eksekutif Phar Mor dilakukan dengan membuat dua
laporan ganda, yaitu laporan inventory dan laporan keuangan bulanan, yang masing-masing
telah dilakukan adjustment. Dalam kasus ini, internal audit tidak bisa berfungsi karena
adanya control environment yang tidak dilakukan dengan baik oleh manajemen. Manajemen
Phar Mor setidaknya telah membuktikan satu dari tiga unsur The fraud Triangle, yaitu adalah
insentive berupa imbalan jabatan kepada auditor internal. Oleh karena itu, auditor internal
harus benar-benar memegang teguh kode etik profesi dalam menjalankan tugasnya, salah
satunya dalam hal ini adalah kemandirian atau independensi. Fungsi pemeriksaan internal
haruslah terpisah dari kegiatan-kegiatan yang diperiksanya. Suatu kemandirian akan
memungkinkan pelaksanaan pekerjaan para auditor internal secara bebas dan objektif. Tanpa
kemandirian, hasil pemeriksaan internal yang diharapkan tidak akan dapat diwujudkan secara
optimal. Disini yang sangat kelompok kami Yakini adalah Kode etik menghendaki standar
yang tinggi bagi kejujuran, sikap objektif, ketekunan, dan loyalitas, yang harus dipenuhi oleh
pemeriksa internal. Hal-hal inilah yang sering dikesampingkan oleh manajemen dan auditor
itu sendiri demi kepentingan mereka masing-masing. Solusinya tidak lain tidak bukan adalah
“Katakan Tidak Pada Fraud!”. Dalam hal ini auditorlah pemegang kuncinya karna memang
pihak manajemen seharusnya tidak menjatuhkan perusahaannya sendiri dengan cara
melakukan fraud, tapi jika saja auditor menolak ajakan management membuat laporan
keuangan ganda, maka fraud tak akan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai