, AMRSB
Link Publikasi : https://scholar.google.com/citations?user=N4yoWQUAAAAJ&hl=en
Afiliasi : Divisi Biologi Molekuler dan Genetika, Generasi Biologi Indonesia Foundation
Topik Seminar : Bioinformatika
Tanggal : Sabtu, 4 April 2020
SLIDE 1
SLIDE 2
Penyebutan Coronavirus jenis baru terdapat 2 versi yaitu menurut ICTV (SARS-CoV-
2) dan WHO (COVID-19). Bapak/Ibu sekalian tidak masalah jika menggunakan salah
satunya atau bahkan dua-duanya, karena hanya terjadi perbedaan pendapat saja pada
dua lembaga internasional tersebut. COVID-19 termasuk dalam keluarga Coronavirus
memiliki material genetik berupa RNA, virus ini termasuk memiliki amplop (enveloped) yang
berasal dari membran sel inang. Kebanyakan dari virus ini memiliki diameter berukuran
50-200 nm, beberapa hewan yang dicurigai sebagai reservoir alami dari virus SARS-
CoV-2 adalah salah satunya kelelawar.
COVID-19 memiliki 4 protein struktur penting yang terdiri atas bagian S (spike),
E (envelope/amplop), M (membrane glycoprotein), dan N (nucleocapsid protein).
Selain itu terdapat protein non-struktural yang mana tidak di tampilkan dalam gambar,
namun protein ini berperan dalam proses replikasi virus dan menginisiasi terjadinya
manifestasi klinis yang telah kita kenal saat ini saat seseorang telah terinfeksi COVID-
19.
SLIDE 3-4
SLIDE 5-6.
Replikasi COVID-19 terdiri atas fase entry, internalisasi, translasi awal dan akhir,
perakitan, dan penyebaran ke sel tetangga.
Pada fase awal yaitu entry, ditandai dengan penempelan spike glikoprotein dari virus
terhadap reseptor sel inang yang mengakibatkan terjadi reaksi termodinamika
spontan (exergonic reaction) disertai perubahan energi.
Kemudian virion mengalami endositosis ke dalam sel dan virus melepaskan materi
genetik berupa RNA pada organel ribosom yang berada pada sitoplasma maupun
retikulum endoplasma.
Setelah itu virus melakukan translasi awal untuk melakukan ekspresi gen protein
non struktural dan regulasi gen pengkode translasi akhir. Regulasi translasi awal
yaitu dimulai aktivasi enzim RNA replikasi virus dan ekspresi protein nonstruktural,
protein tersebut berperan dalam menghasilkan dampak manifestasi klinis, mengecoh
sistem imum, atau menginisiasi pelepasan sitokin berlebih pada sel yang
terinfeksi (badai sitokin).
Translasi akhir yaitu pembentukan materi genetik virus dan protein struktural, fase ini
disebut pembentukan virus baru, setelah itu diteruskan pada mekanisme perakitan
melalui vesikel.
Virus keluar dari sel inang melalui peristiwa eksositosis dan menginfeksi sel lainnya.
SLIDE 7-9
SLIDE 10-11
SLIDE 12 - 14
SLIDE 15-17
Contoh penelitian Bioinformatika strategi desain obat yang telah saya lakukan (referensi
terlampir pada slide akhir). Sedangkan beberapa slide selanjutnya menampilkan contoh
data-data penelitian saya bersama rekan peneliti, terkait desain kandidat vaksin COVID-19,
yang mana artikel tersebut sedang di-review oleh pihak publisher.