Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

PIDATO TIGA TOKOH


(MOH. YAMIN, SOEPOMO, DAN IR. SOEKARNO)

OLEH:

Nama :Nor Rosyidah


Npm :21862061A002317
kelas :1c
prodi :PGSD

PROGRAM STUDI(PGSD)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STKIP PGRI SUMENEP
2021
A. Moh. Yamin
Moh. Yamin menyusulkan 5 asas yakni:
1. Peri Kebengsaan
satu paham yg menciptakan & mempertahankan kedauLatan sebuah negara
(nation) dgn mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekeLompok
manusia.
2. Peri Kemanusiaan
kemerdekaan harus memberi perlindungan tinggi dan pengawasan luhur kepada
putra negara dengan hal miliknya dalam lintasan batasan daerah dan Negara.
3. Peri Ketuhanan
Kesejahteraan Indonesia merdeka akan berketuhanan sebab bangsa Indonesia
adalah bangsa berperadaban luhur yang mempunyai Tuhan Yang Maha Esa.
4. Peri kerakyatan
berlandaskan pada permusyawaratan, perwakilan, dan kebijaksanaan.
5. Kesejahteraan
Dilandasi keadilan sosial. Artinya, negara tidak dirasakan sebagai ikatan umum
yang menyempitkan hidup rakyat.
Kutipan pidato Moh. Yamin
Tuan Ketua yang mulia, Rapat yang terhormat! Angkat bitjara dalam rapat
Panitia Penjelidikail Indonesia Merdeka ini memberi ingatan kepada kita, bahwa kewadjiban
jang terpikul diatas kepala dan kedua belah bahu Juta ialah kewadjiban jang sangat teristimewa.
Kewadjiban untuk ikut menjelidiki bahan-bahan jang akan mendjadi dasar dan susunan negara
jang akan terbentuk dalam suasana kemerdekaan, jang telah diakui dan telah dibela oleh rakjat
Indonesia dengan kurban dan darah daging sedjak beratus-ratustahun, adalah suatu kesempatan
besar jang belum pernah dialami oleh bangsa Indonesia dalam zaman jang lampau, entahlah
agaknja pula tidakkan perlu di alami lagi sesudah turunan bangsa sekarang. Sekiranja sumbangan
rohani dari pada kita berhasil danmemberi akibat jang sempurna, maka takkundjung lagi
datanglah zaman gemilang bagi rakjat Indonesia seluruhnja, jang akan diliputi oleh suatu negara
peradaba jang Makmur dan bersifat adil. Kegembiraan memberi sumbang rohani itu adalah pula
sepadan dan selaras dengan keinginan rakjat: ”Mau merdeka” dan”ingin bernegara
berkedaulatan”. Menjumbangkan bahan - bahan untuk panitia dan menjelidiki beberapa Keadaan
- keadaan penting adalah dengan keinsjafan untuk Negara Indonesia seluruhnja. Ditanah Selatan,
memang pulau Djawa berisi Sebagian besar penduduk Indonesia jang dalam beberapa hal
perpusat kemari: pulau Djawa memang pusat dan djantung kegiatan kepulauan Indonesia. Tetapi
dalam menjelidiki bahan-bahan untuk Negara Indonesia, maka kita haruslah bertindak sebagai
orang Indonesia, jaitu dengan memperhatikan masaallah - masaallah, soal - soal dan keadaan
istimewadi pulau Borneo, Selebes, Maluku, SundaKetjil, Malaja dan Sumatera. Melupakan
kemestian adalah mempersempit kedudukan Negara Indonesia, dan memperhatikan berarti
mendekatkan kita kepada keadaan jangsebenarnja. Tetapi denganbekerdja seperti itu pekerdjaan
makin bertambah, dan. Beberapa soal bertambah muskil. Sebaliknja Negara Indonesia tak
dapatlah didudukkan diatas hasil penjelidikan bahan-bahan jang didapat dipulau Djawa sadja,
karena keadaan itu boleh djadi menjesatkan pemandangan tlanse dikit-dikit mungkin melanggar
pendirian kita. Sedjak dari sekarang hendaklah meliputi seluruh keadaan-keadaan disegala pulau
Indonesia dengan pikiran jang sudah meminum air persatuan Indonesia. Kita mendirikan Negara
Indonesia atas keinsjafan akan pengetahuan jang luas dan lebar tentang seluruh Indonesia. Besar
kejakinan saja, bahwa kita semua-nja djangan memutuskan harapan masjarakat Indonesia ini.y

B. Mr. Soepomo
Menyampaikan usulan 5 dasar Negara yaitu:
1. Paham Negara kesatuan
2. Perhubungan agama dengan negara
3. Sistem badan permusyawaratan Ad;ojl
4. Sosialisasi negara
5. Hubungan antar bangsa

Kutipan pidato Mr. Soepomo


Paduka Tuan Ketua, setelah saya menguraikan dasar-dasar yang menurut hemat saya
hendak dipakai untuk membangun negara Indonesia, maka saya sekarang hendak
menguraikan kensekuensi dari teori negara tersebut terhadap pada soal-soal: 4. Perhubungan
negara dan agama, 5. Cara pembentukan pemerintahan. 6. Hubungan negara dan kehidupan
ekonomi.
Sebelum saya membicarakan soal-soal ini, saya mengingatkan kepada Tuan-tuan, bahwa
bukan saja negara yang berdasar persatuan itu akan sesuai dengan corak masyarakat
Indonesia, akan tetapi negara yang bersifat persatuan itu telah menjadi cita-cita pergerakan
politik Indonesia pada zaman dahulu sampai sekarang. Saya hendak memperingatkan
kepada Tuan-tuan pasal 2 dari Panca Dharma yang telah diterima oleh Chuuoo Sangi-In
bahwa kita hendak mendirikan negara Indonesia yang merdeka, bersatu. Jadi, cita-cita ini
tepat dan sesuai dengan corak masyarakat Indonesia yang asli. Bagaimanakah dalam negara
yang saya gambarkan tadi hubungan antara negara dan agama? Oleh anggota yang terhormat
Tuan Moh. Hatta telah diuraikan dengan panjang-lebar bahwa dalam negara persatuan di
Indonesia hendaknya urusan negara dipisahkan dari urusan agama. Memang disini terlihat
ada dua paham ialah paham dari anggota-anggota ahli agama yang menganjurkan supaya
Indonesia didirikan sebagai negara Islam. Dan anjuran lain sebagaimana telah diajurkan oleh
Tuan Moh. Hatta ialah negara persatuan nasional yang memisahkan urusan negara dan
Islam; dengan lain kata: bukan negara Islam. Apa sebabnya disini saya mengatakan bukan
negara Islam? Perkataan negara Islam, lain artinya daripada perkataan negara berdasar atas
cita-cita luhur dari agama Islam. Apakah perbedaannya akan saya terangkan. Dalam negara
yang tersusun sebagai negara Islam, negara tidak bias dipisahkan dari agama. Negara dan
agama ialah satu, bersatu padu.
C. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno dalam pidatonya mengemukakan bahwa Indonesia memiliki 5 dasar negara
Indonesia yaitu :
1. Kebangsaan..
2. Internasionalisme, peri kemanusian.
3. Mufakat, demokrasi.
4. Kesejahteraan.
5. Keutuhanan yang berkebudayaan.

Kemudian dasar Negara indonesia yang 5 dikerucut menjadi 3 :


1. Sosionalisme, kebangsaan dan internasionalisme/perikemanusiaan.
2. Sosil Demokrasi
3. Keutuhanan
Kutipan teks pidato Ir. Soekarno
Saudara-saudara! “Dasar-dasar Negara” telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah
Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban,
sedang kita membicarakan dasar. Saya senang kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun
Islam lima jumlahnya. Jari kita lima setangan.
Kita mempunyai Panca Indera. Apa lagi yang lima bilangannya? (Seorang yang hadir:
Pendawa lima). Pendawapun lima orangnya. Sekarang banyaknya prinsip; kebangsaan,
internasionalisme, mufakat, kesejahteraan dan ketuhanan, lima pula bilangannya.
Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman
kita ahli bahasa namanya ialah Panca Sila. Sila artinya azas atau dasar, dan di atas kelima dasar
itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi.
Saya boleh peras, sehingga tinggal 3 saja. Saudara-saudara tanya kepada saya, apakah
“perasan” yang tiga itu? Berpuluh-puluh tahun sudah saya pikirkan dia, ialah dasar-dasarnya
Indonesia Merdeka, Weltanschauung kita. Dua dasar yang pertama, kebangsaan dan
internasionalisme, kebangsaan dan peri-kemanusiaan, saya peras menjadi satu: itulah yang
dahulu saya namakan socio-nationalisme .
Dan demokrasi yang bukan demokrasi barat, tetapi politiek- economische demokratie,
yaitu politieke demokrasi dengan sociale rechtvaardigheid, demokrasi dengan kesejahteraan,
saya peraskan pula menjadi satu: Inilah yang dulu saya namakan socio-democratie. Tinggal lagi
ketuhanan yang menghormati satu sama lain.
Jadi yang asalnya lima itu telah menjadi tiga: socio-nationalisme, socio-demokratie, dan
ketuhanan. Kalau Tuan senang kepada simbolik tiga, ambillah yang tiga ini. Tetapi barangkali
tidak semua Tuan-tuan senang kepada trisila ini, dan minta satu, satu dasar saja? Baiklah, saya
jadikan satu, saya kumpulkan lagi menjadi satu. Apakah yang satu itu?
Sebagai tadi telah saya katakan: kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus
mendukungnya. Semua buat semua! Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat
Indonesia, bukan Van Eck buat indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi
Indonesia buat Indonesia, – semua buat semua!
Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah
saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan gotong-royong . Negara Indonesia
yang kita dirikan haruslah negara gotong-royong! Alangkah hebatnya! Negara gotong-royong!
“Gotong Royong” adalah faham yang dinamis, lebih dinamis dari “kekeluargaan”,
saudara-saudara! Kekeluargaan adalah satu faham yang statis, tetapi gotong-royong
menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota yang terhormat
Soekardjo satu karyo, satu gawe. Marilah kita menyelesaikan karyo, gawe, pekerjaan, amal ini,
bersama-sama!
Gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama,
perjoangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat
kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama! Itulah Gotong Royong!
Prinsip Gotong Royong di antara yang kaya dan yang tidak kaya, antara yang Islam dan
yang Kristen, antara yang bukan Indonesia tulen dengan peranakan yang menjadi bangsa
Indonesia. Inilah, saudara-saudara, yang saya usulkan kepada saudara-saudara.

Anda mungkin juga menyukai