Anda di halaman 1dari 16

INTEGRITAS: Jurnal Antikorupsi, 6 (2) 297-312

e-ISSN/p-ISSN: 2615-7977/2477-118X
DOI: 10.32697/integritas.v6i2.690
©Komisi Pemberantasan Korupsi

Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan


Perizinan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman
Modal
Rozidateno Putri Hanida1, Bimbi Irawan2, Fachrur Rozi3
1Universitas Andalas

2Institut Pertanian Bogor

3Rancak Publik (Rumah Kajian Perencanaan & Kebijakan Publik)

1ozidateno@soc.unand.ac.id, 2bimbiirawan@gmail.com, 3fachrur.rozi230393@gmail.com

Abstract
Since the Government Regulation Number 24 of 2018 on Electronically Integrated Business
Licensing Services was enacted, a gap was evidently found from two stages which potentially
lead to corruption practices. Those two stages are the process of commitment fulfillment by a
number of businesses and the process of the investment supervision. This study explains how the
potential of corruption occur and what kind of strategies can be apllied to eliminate it. For these
purposes, qualitative descriptive method was employed. Meanwhile, the data collection
technique was carried out by using interview, literature study, and documentation. The result
shows that the main factor causing the corruption to arise in the licensing service is the intensity
of face-to-face meetings between business actors and government officials. Some fulfillment
commitment activities and virtual supervision can be carried out as a strategy to eliminate this
potential. Every proof and documentation that must be fulfilled by business actors such as videos,
photos and etc can be submitted online.

Keywords: Strategy, Elimination, Corruption, Licensing

Abstrak
Pasca penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik ternyata masih menyisakan dua tahapan yang
sesungguhnya memiliki celah dan berpotensi terjadinya praktik tindakan korupsi. Tahapan
itu adalah proses pemenuhan komitmen untuk sejumlah jenis usaha dan proses pengawasan
pelaksanaan penanaman modal. Tulisan ini menjelaskan bagaimana potensi korupsi itu bisa
terjadi dan strategi apa yang bisa digunakan untuk mengeliminasi praktik korupsi tersebut.
Kajian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara, studi literatur dan dokumentasi. Faktor utama penyebab potensi korupsi
dapat terjadi dalam pelayanan perizinan adalah adanya intensitas pertemuan tatap muka
antara pelaku usaha dengan aparatur pemerintah. Sehingga strategi untuk mengeliminasi
potensi praktik korupsi tersebut adalah melakukan sebagian kegiatan pemenuhan komitmen
dan pengawasan secara virtual. Untuk bukti dan dokumentasi yang harus dipenuhi oleh
pelaku usaha dapat dilakukan secara online, mengirimkan video, foto-foto dan lain
sebagainya.

Kata Kunci: Strategi, Eliminasi, Korupsi, Perizinan

297
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

Miliyar terkait pemberian izin lokasi PT


Pendahuluan
Sawit Golden Prima pada Desa Muara
Praktik tindak pidana korupsi
Kaman seluas 16.000 Ha dan menerima
sangat rentan terjadi pada bidang
gratifikasi yang dianggap suap senilai
pelayanan perizinan (Sosiawan, 2019;
miliyaran rupiah dari para pemohon
Widiyarta et al., 2017). Proses dan
terkait penerbitan SKKL, izin lingkungan
prosedur perizinan di Indonesia yang
dan AMDAL. Kemudian ada juga kasus
rumit, berbelit-belit, adanya tumpang
suap penerbitan izin menara
tindih aturan dan arogansi sektoral antar
telekomunikasi/tower oleh Mustofa
Kementerian/Lembaga serta Organisasi
Kamal Pasha Bupati Mojokerto, suap
Perangkat Daerah (OPD) bisa
perizinan pembangunan proyek Meikarta
menyebabkan terjadinya tindakan-
oleh Neneng Hassanah Yasin, Bupati
tindakan suap, pungli dan korupsi yang
Bekasi, suap penerbitan izin prinsip
dilakukan oleh oknum aparatur negara
pemanfaatan ruang laut, izin lokasi
dan pengusaha. Lembaga konsultan dan
reklamasi, izin pelaksanaan reklamasi oleh
riset yang berbasis di Belanda yaitu TMF
Nurdin Basirun, Gubernur Kepulauan
Group merilis hasil laporan tahunannya
Riau, suap terkait izin usaha dan HGU
yang menyebutkan bahwa Indonesia
perkebunan oleh Arman Batalipu Bupati
menempati urutan pertama sebagai
Buol dan lain sebagainya (KPK, 2020).
negara paling kompleks untuk berbisnis
Sesungguhnya pemerintah telah
berdasarkan Indeks Kompleksitas Bisnis.
melakukan berbagai upaya untuk
Indikator yang digunakan meliputi
mengeliminasi potensi korupsi pada
administrasi bisnis, waktu yang
bidang pelayanan perizinan ini mulai dari
diperlukan untuk memulai bisnis,
rangkaian paket kebijakan ekonomi,
perubahan dalam undang-undang
pengumpulan seluruh perizinan di suatu
perpajakan, kebijakan seputar upah dan
OPD, hingga ditetapkannya Peraturan
manfaat, hingga tantangan membuka
Pemerintah Nomor 24 tahun 2018 tentang
rekening bank (CNN, 16/10/2020).
Pelayanan Perizinan Berusaha
Padahal Pemerintah Indonesia telah
Terintegrasi Secara Elektronik atau lebih
menjamin kepastian hukum dan
dikenal dengan Online Single Submission
keamanan berusaha sejak proses
(OSS). Proses penataan pelayanan
pengurusan perizinan hingga berakhirnya
perizinan perlu dilakukan kembali agar
kegiatan penanaman modal yang
dapat menjadi faktor pendukung dan
termaktub pada Pasal 4 Ayat 2 Huruf b
bukan penghambat dalam pengembangan
dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun
usaha. Penetapan Peraturan Pemerintah
2007 tentang Penanaman Modal. Namun,
Nomor 24 tahun 2018 tentang Pelayanan
fakta menunjukkan masih banyak kasus
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
pelanggaran yang terjadi dalam bidang
Elektronik dilakukan dalam rangka untuk
perizinan.
mempercepat dan meningkatkan proses
Berbagai macam kasus korupsi
penanaman modal dan berusaha,
dalam bidang perizinan telah ditangani
sekaligus diharapkan dapat mengeliminasi
oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
praktik-praktik korupsi yang terjadi dalam
(KPK) (Sugiarto, 2013; Yusyanti, 2015).
pelayanan perizinan.
Kasus korupsi terkait perizinan itu seperti
Sistem OSS dapat mengurangi
kasus yang dialami oleh Bupati
interaksi langsung atau tatap muka antara
Kutaikartanegara Rita Widyasari yang
pelaku usaha dengan pejabat pemerintah,
terbukti menerima suap sebesar Rp.6
sehingga diharapkan akan mampu

298
Rozidateno Putri Hanida, Bimbi Irawan, Fachrur Rozi

meminimalisir potensi tindakan-tindakan perundang-udangan (Pasal 41). Kemudian


“kongkalikong” dalam pengurusan pada saat proses pengawasan pelaksanaan
perizinan. Proses perizinan berusaha penanaman modal juga dilakukan dengan
melalui sistem OSS dapat dipantau cara tatap muka. Akibatnya, potensi dan
(tracking) setiap saat oleh pelaku usaha celah praktik tindak pidana korupsi masih
maupun instansi yang berwenang. Sistem berpeluang untuk terjadi pada kedua
OSS juga menerapkan standardisasi tahapan ini. Maka dari itu, tulisan ini akan
proses penerbitan perizinan berusaha dari menjelaskan dan memetakan bagaimana
sisi persyaratan maupun waktu praktik korupsi yang dapat terjadi pasca-
penyelesaian perizinan, sehingga dapat ditetapkannya Peraturan Pemerintah
memberikan kepastian bagi pelaku usaha. Nomor 24 tahun 2018 tentang Pelayanan
Kemudian di dalam Peraturan Pemerintah Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Elektronik dan merumuskan strategi yang
Terintegrasi Secara Elektronik itu juga dapat dilakukan untuk mengeliminasi
mewajibkan semua usaha harus memiliki potensi praktik korupsi tersebut.
Nomor Induk Berusaha (NIB). Layanan
Metode.
pertama yang ada pada sistem OSS ini
Penelitian ini menggunakan metode
adalah proses pengurusan NIB. Setelah
deskriptif kualitatif. Proses pengumpulan
memperoleh NIB, para pelaku usaha harus
data dilakukan dengan menggunakan
menindaklanjuti dengan mengurus Izin
teknik wawancara, studi literatur dan
Usaha dan Izin Komersial atau Operasional
dokumentasi. Untuk pemilihan informasi
yang juga tersedia di dalam sistem OSS
dilakukan dengan teknik purposive
tersebut.
sampling. Ada dua kelompok yang
Pasca-ditetapkannya Peraturan
dijadikan informan yaitu kelompok pelaku
Pemerintah Nomor 24 tahun 2018 tentang
usaha dan kelompok aparatur pemerintah.
Pelayanan Perizinan Berusaha
Untuk kelompok pelaku usaha yang
Terintegrasi Secara Elektronik, proses
masuk dalam kategori ini yaitu pelaku
pengurusan NIB, Izin Usaha, dan Izin
usaha yang memiliki kewajiban untuk
Komersial atau Operasional bisa langsung
melakukan pemenuhan komitmen
terlaksana secara efektif bagi pelaku usaha
terhadap izin yang dikeluarkan dari OSS.
yang tidak memerlukan prasarana atau
Sedangkan untuk kelompok aparatur
sudah memiliki prasarana. Namun, untuk
pemerintah terbagi pula atas aparatur
jenis usaha yang memerlukan prasarana
pada Dinas Penanaman Modal & PTSP
atau belum memiliki prasarana harus
yang merupakan instansi yang ada di
melakukan proses pemenuhan komitmen.
daerah yang memiliki kewenangan dalam
Sayangnya proses pemenuhan komitmen
urusan perizinan. Kemudian aparatur
ini, ternyata masih membutuhkan
pada instansi atau Organisasi Perangkat
interaksi langsung atau tatap muka antara
Daerah (OPD) teknis yang memiliki fungsi
pelaku usaha dengan aparatur
terkait dengan pemenuhan komitmen
pemerintah. Hal ini karena izin akan dapat
tersebut.
berlaku efektif apabila proses pemenuhan
komitmen melalui kegiatan evaluasi
teknis, dan/atau tinjauan lapangan,
dan/atau pemeriksaan laboratorium
selesai dilakukan. Lalu telah melakukan
pembayaran biaya Perizinan Berusaha
sesuai dengan ketentuan peraturan

299
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

Pembahasan bahwa terbuka kesempatan bagi


Pelayanan Perizinan Pasca-Penetapan perkembangan dan memberikan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 perlindungan kepada usaha mikro, kecil,
Tahun 2018 Tentang Pelayanan menengah dan koperasi.
Perizinan Berusaha Terintegrasi Kemudian Undang-Undang Nomor
Secara Elektronik 25 tahun 2007 ini juga mengatur terkait
Pelayanan perizinan sesungguhnya dengan penanaman modal dalam negeri
menjadi langkah awal dari kegiatan dapat dilakukan dalam bentuk badan
penanaman modal atau investasi. usaha yang berbentuk badan hukun, tidak
Penanaman modal merupakan salah satu berbadan hukum atau usaha
faktor yang menggerakkan pertumbuhan perseorangan. Sedangkan untuk
ekonomi suatu negara. Di Indonesia penanaman modal asing wajib dalam
pengaturan terkait keterbukaan bentuk perseroan terbatas berdasarkan
penanaman modal sudah dilakukan pada hukum Indonesia dan berkedudukan di
masa Orde Baru melalui penetapan Indonesia kecuali ditentukan lain oleh
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1967 undang-undang. Pada pasal 5 dibunyikan
tentang Penanaman Modal Asing dan bagi penanaman modal yang berbentuk
Undang-Undang Nomor 6 tahun 1968 perseroan terbatas dilakukan dengan
tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. mengambil bagian saham pada saat
Peranan perangkat aturan hukum menjadi pendirian perseroan terbatas, membeli
syarat utama dalam menciptakan iklim saham dan melakukan cara lain sesuai
investasi yang kondusif. Para investor dengan peraturan perundang-undangan.
tidak akan berinvestasi jika suatu negara Seringkali, pengusaha dari dalam
tidak memiliki kepastian hukum (legal negeri maupun luar negeri tidak jadi
certainty) dan dapat menimbulkan risiko menanamkan modalnya karena urusan
hukum (regulatory risk) yang tinggi perizinan yang rumit, berbelit-belit,
(Kuripan, 2013:6). Oleh karena itu, kedua inkonsistensi peraturan dan penuh
undang-undang itu dicabut karena dengan praktik korupsi. Dalam tulisan
dianggap tidak mampu mengakomodir Abib, disebutkan salah satu kendala dan
perkembangan perekonomian global dan hambatan dalam pelaksanaan penanaman
diganti dengan Undang-Undang Nomor 25 modal di Indonesia adalah birokrasi yang
tahun 2007 tentang Penanaman Modal. kurang baik dalam pelayanan perizinan
Di dalam ketentuan Undang-Undang (2017:36). Rentang birokrasi biasanya
Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman menjadi faktor pertimbangan dalam
Modal dijelaskan bahwa adanya melakukan kegiatan penanaman modal
pemberian perlakuan yang sama antara (Rahmadi, 2006).
penanam modal dalam negeri dan Kerumitan dalam pengurusan izin
penanam modal asing dengan tetap berusaha ini bisa terjadi karena pada
memperhatikan kepentingan nasional. awalnya pelayanan perizinan tersebar di
Kemudian adanya penjaminan kepastian sejumlah kementerian atau lembaga,
hukum, kepastian berusaha dan keamanan begitu juga di daerah dimana perizinan
berusaha bagi penanaman modal sejak melekat di sejumlah OPD. Akibatnya,
pengurusan perizinan sampai dengan apabila masyarakat atau pelaku usaha
berakhirnya kegiatan penanaman modal ingin mengurus perizinan, maka ia harus
sesuai dengan ketentuan peraturan mendatangi sejumlah OPD yang
perundang-undangan. Tidak hanya itu menerbitkan izin tersebut. Oleh karena itu,
saja, dalam pasal Pasal 4 ayat 2 ditegaskan pemerintah telah berupaya melakukan

300
Rozidateno Putri Hanida, Bimbi Irawan, Fachrur Rozi

inovasi penyederhanaan dengan berbagai diatur dalam pelaksanaan Perizinan


cara seperti pelayanan satu pintu, Berusaha yang meliputi:
pelayanan satu atap, gabungan pelayanan a. Pendaftaran, untuk mendapatkan
satu atap dan satu pintu (one stop service). Nomor Induk Berusaha (NIB)
Berdasarkan Peraturan Menteri b. Penerbitan Izin Usaha dan Penerbitan
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor Izin Komersial atau Operasional
138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan berdasarkan Komitmen,
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah, c. Pemenuhan Komitmen Izin Usaha dan
seluruh pemerintah daerah di Indonesia Pemenuhan Komitmen Izin Komersial
mulai membentuk OPD Dinas Penanaman atau Operasional
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu d. Pembayaran biaya, meliputi
(DPM & PTSP). Pembentukan ini dilakukan penerimaan negara bukan pajak, bea
agar seluruh perizinan dan non-perizinan masuk dan/atau bea keluar, cukai,
yang awalnya tersebar di sejumlah OPD dan/atau pajak daerah atau retribusi
teknis dapat dilimpahkan kewenangannya daerah yang wajib dibayar oleh pelaku
kepada DPM & PTSP. Begitu juga dengan usaha sesuai dengan ketentuan
penandatanganan perizinan dengan peraturan perundang-undangan
pelimpahan kewenangan dari kepala sebagai bagian dari pemenuhan
daerah kepada kepala DPM & PTSP. komiten.
Upaya lain yang dilakukan oleh e. Fasilitasi Perizinan Berusaha,
pemerintah dalam proses f. Masa berlaku atas perizinan yang
penyederhanaan perizinan adalah diberikan, dan
menetapkan Peraturan Pemerintah nomor g. Pengawasan terhadap Pelaksanaan
24 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Untuk Izin Usaha, proses
Elektronik atau lebih dikenal dengan pemenuhan komitmen akan terdiri atas
Online Single Submission (OSS). Penetapan komitmen prasarana, dan/atau komitmen
regulasi ini adalah upaya inovasi dan sesuai dengan ketentuan teknis. Kemudian
perubahan hebat yang dilakukan yang termasuk dalam komitmen
pemerintah dalam bidang perizinan. prasarana adalah Izin Lokasi, Izin Lokasi
Pengurusan perizinan dapat dilakukan Perairan, Izin Lingkungan, IMB (Pasal 32
secara online. Artinya proses pengurusan ayat 2). Demikian juga dengan Izin
izin melalui sistem ini akan mengurangi Komersial atau Operasional, proses
interaksi langsung antara pelaku usaha pemenuhan komitmen juga meliputi
dengan aparatur pemerintah. Di dalam komitmen Prasarana dan/atau standar
kebijakan ini diatur bahwa semua usaha Perizinan Berusaha berdasarkan sektor.
harus memiliki Nomor Induk Berusaha Proses pemenuhan komitmen ini juga ada
(NIB). Layanan pertama yang ada pada yang membutuhkan kegiatan evaluasi
sistem OSS adalah proses pengurusan NIB. teknis, dan/atau peninjauan lapangan,
Setelah para pelaku usaha memperoleh dan/atau pemeriksaan laboratorium.
NIB, maka dilanjutkan dengan mengurus Pasca peluncuran OSS, banyak perizinan
Izin Usaha dan Izin Komersial atau yang selesai secara online terutama
Operasional yang juga tersedia di dalam perizinan untuk jenis usaha yang tidak
sistem OSS tersebut. mensyaratkan adanya pemenuhan
Pada Pasal 20 didalam Peraturan komitmen untuk Izin Usaha dan Izin
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 Komersial atau Operasional.
dijelaskan bahwa terdapat 7 hal yang

301
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

Akan tetapi sejumlah jenis usaha harus dilakukan secara langsung atau
yang membutuhkan prasarana atau belum tatap muka
memiliki prasarana harus melakukan Potensi Praktik Korupsi dalam
proses pemenuhan komitmen. Proses Pelayanan Perizinan
pemenuhan komitmen ini harus dilakukan Pelayanan perizinan merupakan
secara tatap muka atau interaksi langsung wilayah yang rentan terjadinya kasus
antara pelaku usaha dengan aparatur korupsi dalam proses pengelolaan sumber
pemerintah. Hal ini dikarenakan Izin daya alam yang ada di Indonesia (Dewi
Usaha dan Izin Komersial atau Operasional Tresya, et al., 2019). Persoalan perizinan
akan dapat berlaku efektif jika proses ini disebabkan oleh adanya
pemenuhan komitmen terpenuhi melalui penyalahgunaan wewenang yang
kegiatan evaluasi teknis, dan/atau dilakukan para oknum kepala daerah dan
tinjauan lapangan, dan/atau pemeriksaan birokrat dalam memberikan kemudahan
laboratorium telah selesai dilakukan. Lalu perizinan tambang, alih fungsi lahan dan
pelaku usaha telah melakukan sederet perizinan lain (Arifin, 2019).
pembayaran biaya Perizinan Berusaha Kemudian praktik korupsi juga dapat
sesuai dengan ketentuan peraturan terjadi karena adanya kemauan dari
perundang-udangan (Pasal 41). masyarakat yang menginginkan pelayanan
Dalam menindaklanjuti Peraturan yang cepat dalam berbagai urusan seperti
Pemerintah ini, Badan Koordinasi halnya dalam bidang perizinan. Tidak
Penanaman Modal Republik Indonesia hanya itu saja, adanya proses birokrasi
menetapkan Peraturan BKPM RI Nomor 1 yang panjang, rumit dan berbelit telah
Tahun 2020 tentang Pedoman membuka celah bagi sebagian oknum
Pelaksanaan Pelayanan Perizinan birokrat untuk memanfaatkan kondisi ini
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik dengan menawarkan tindakan-tindakan
yang menjadi norma, standar, prosedur, ilegal dan melanggar aturan guna
dan kriteria untuk pelaksanaan mengambil keuntungan bagi dirinya
penerbitan Perizinan Berusaha pada sendiri (Fatkhuri; 2017). Maka tidak
sistem Online Single Submission. Untuk mengherankan jika bidang pelayanan
proses pengawasan, BKPM RI juga telah perizinan menjadi ladang empuk bagi para
menetapkan Peraturan BKPM RI Nomor 7 pihak yang tidak bertanggungajawab
Tahun 2018 tentang Pedoman dan Tata untuk melakukan praktik korupsi. Sampai
Cara Pengendalian Pelaksanaan pada saat ini, Komisi Pemberantasan
Penanaman Modal, Peraturan ini Kosupsi (KPK) sudah cukup banyak
mengatur terkait dengan tata cara menangani kasus korupsi bidang
pengawasan terhadap pelaksanaan perizinan ini. Beberapa kasus korupsi
perizinan berusaha. Proses pengawasan dibidang perizinan ini dapat dilihat pada
pelaksanaan penanaman modal ini juga tabel 1.

302
Rozidateno Putri Hanida, Bimbi Irawan, Fachrur Rozi

Tabel 1. Beberapa Kasus Korupsi Bidang Perizinan yang Pernah Ditangani KPK

No Kasus Oknum Pelaku


1. Terbukti telah menerima suap sebesar Rp6 Bupati Kutaikartanegara, Rita
Miliyar terkait dengan pemberian izin lokasi PT Widyasari
Sawit Golden Prima pada Desa Muara Kaman
seluas 16.000 Ha dan menerima gratifikasi yang
dianggap suap senilai miliyaran rupiah dari para
pemohon terkait dengan penerbitan SKKL, izin
lingkungan dan AMDAL.
2. Kasus suap terkait dengan penerbitan izin menara Bupati Mojokerto, Mustofa
telekomunikasi/tower Kamal Pasha
3. Kasus suap terkait dengan perizinan Bupati Bekasi, Neneng Hassanah
pembangunan proyek Meikarta Yasin
4. Kasus suap terkait dengan penerbitan izin prinsip Gubernur Kepulauan Riau,
pemanfaatan ruang laut, izin lokasi reklamasi, izin Nurdin Basirun
pelaksanaan reklamasi
5. Kasus suap terkait dengan izin usaha dan HGU Bupati Buol, Amran Batalipu
perkebunan
6. Praktik korupsi dalam jual beli izin alih fungsi Bupati Bogor, Rachmat Yasin
hutan untuk perumahan elit yang dikelola oleh PT
Bukti Jonggol Asri sebesar Rp5 Miliyar
7 Kasus pemerasan terhadap pengusaha dalam Bupati Lombok Barat, Zaini
pengurusan investas izin wisata di Kabupaten Arony
Lombok
Sumber: Komisi Pemberantasan Korupsi, 2020

Salah satu upaya yang dapat mengurusi izin usahanya, namun cukup
dilakukan untuk meningkatkan kegiatan dilakukan secara online. Proses
dunia usaha dan mencegah praktik pengurusan NIB, Izin Usaha, dan Izin
korupsi adalah dengan melakukan Komersial atau Operasional bisa langsung
penyederhanaan kebijakan perizinan terlaksana secara efektif bagi pelaku usaha
(Arifin, 2019). Penetapan Peraturan yang tidak memerlukan prasarana atau
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 sudah memiliki prasarana,
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Untuk jenis usaha yang memerlukan
Terintegrasi Secara Elektronik merupakan prasarana atau belum memiliki prasarana
langkah yang diambil oleh pemerintah harus melakukan proses pemenuhan
untuk mempercepat dan meningkatkan komitmen, ternyata proses pemenuhan
kegiatan penanaman modal dan berusaha, komitmen ini masih membutuhkan
sekaligus untuk mengeliminasi praktik interaksi langsung atau tatap muka antara
korupsi dalam pelayanan perizinan. pelaku usaha dengan aparatur
Melalui penggunaan sistem OSS pemerintah. Hal ini karena akan ada
diharapkan proses perizinan dapat proses evaluasi teknis, dan/atau tinjauan
berjalan dengan cepat dan tidak rumit lapangan, dan/atau pemeriksaan
karena para pelaku usaha tidak lagi harus laboratorium. Izin akan dapat berlaku
mendatangi kantor perizinan untuk efektif apabila proses pemenuhan

303
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

komitmen terpenuhi. Kemudian, izin dapat praktik korupsi. Potensi dan peluang
berlaku efektif setelah pelaku usaha juga terjadinya praktik korupsi itu bisa terjadi
selesai melakukan pembayaran biaya karena pelaku usaha menginginkan
Perizinan Berusaha sesuai dengan pemenuhan komitmen dapat berjalan
ketentuan peraturan perundang-udangan dengan cepat dan mudah sehingga bisa
(Pasal 41). Proses perizinan ini dapat saja memilih “jalan pintas” dengan
dilihat pada gambar 1. melakukan penyuapan. Sedangkan
Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat aparatur pemerintah juga berpotensi
bahwa proses pemenuhan komitmen memanfaatkan momentum pertemuan
harus dilakukan secara langsung atau tatap muka itu untuk mengambil tindakan
tatap muka melalui kegiatan evaluasi ilegal yang bisa memberikan keuntungan
teknis, dan/atau tinjauan lapangan, bagi dirinya sendiri dengan dalih proses
dan/atau pemeriksaan laboratorium. pemenuhan komitmen dapat dilakukan
Interaksi secara tatap muka yang terjadi dengan cepat dan mudah asalkan ada
antara pelaku usaha dengan aparatur “uang pelicin”.
pemerintah itu akan membuka celah
terjadinya “kongkalikong” antar kedua
belah pihak yang berujung pada tindakan

gambar 1. Proses Perizinan

Nomor Induk
Berusaha

Izin Usaha tanpa Izin Usaha dengan


Pemenuhan Pemenuhan Komitmen

Izin Pemenuhan Komitmen:


Komersial/Operasional ➢ Izin Lokasi
tanpa Pemenuhan
➢ Izin Lokasi Perairan
Komitmen
➢ Izin Lingkungan dan
/atau
➢ Izin Mendirikan
Bangunan

Ada proses evaluasi Izin Usaha Efektif


teknis/tinjauan
lapangan/pemeriksaan
laboratorium.
Izin Komersial/Operasional

Untuk memenuhi:
➢ Standar, sertifikat,
dan/atau lisensi;
dan/atau
➢ Pendaftaran
barang/jasa

Izin Komersial/Operasional
Efektif

Sumber: Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2018, (Olahan Peneliti, 2020).

304
Rozidateno Putri Hanida, Bimbi Irawan, Fachrur Rozi

gambar 2. Potongan Dokumen dari Database Pemerintah Kalimantan Tengah Terkait Penerbitan Izin

Sumber: Diakses dari https://www.mongabay.co.id/2020/02/20/lampu-merah-korupsi-dalam-proses-


perizinan/ Pada tanggal 24 Oktober 2020

Ada fakta yang menarik yang ditulis Jika kedua izin diterbitkan hanya dalam
dalam sebuah artikel yang dipublikasi waktu beberapa hari saja, maka
dalam situs Mongabai.co.id. Sebuah artikel diindikasikan bahwa proses AMDAL tidak
oleh The Gecko Project and Mongabay dilakukan. Sesungguhnya proses
pada tanggal 20 Februari 2020 yang pengurusan AMDAL membutuhkan waktu
berjudul “Lampu Merah Korupsi dalam yang cukup lama karena salah satu proses
Proses Perizinan”. Diceritakan bahwa yang harus dilakukan adalah membuka
terdapat indikasi pelanggaran dalam peluang partisipasi bagi masyarakat, LSM
tahapan pengurusan izin yang terjadi di dan stakeholders lainnya untuk
Kalimantan Tengah. Indikasi ini dapat menyampaikan kepentingan mereka
dilihat dari gambar potongan dokumen terkait lokasi, luasan dan dampak proyek.
database Pemerintah Kalimantan Tengah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
yang memperlihatkan sebuah perusahaan tahun 2009 tentang Perlindungan dan
memperoleh Izin Usaha Perkebunan (IUP) Pengelolaan Lingkungan Hidup upaya
hanya satu hari saja setelah Izin Lokasi untuk melompati salah satu tahapan
dikeluarkan merupakan pelanggaran tindak pidana.
Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa Kemudian indikasi pelanggaran juga
rentang waktu penerbitan Izin Lokasi terjadi pada izin perkebunan di Sulawesi
dengan Izin Usaha Perkebunan hanya Tengah. Berdasarkan gambar 3 tentang
berselang satu hari saja dari tanggal 2-3 potongan database terdapat enam
Agustus 2007. Dugaan pelanggaran dapat perusahaan memperoleh izin pada hari
diidentifikasi dengan membandingkan yang bersamaan yaitu tanggal 29 Juli 2007.
tanggal penerbitan izin lokasi dengan IUP.

305
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

gambar 3. Potongan Dokumen dari Database Pemerintah Sulawesi Tengah Terkait Penerbitan Izin

Sumber: Diakses dari https://www.mongabay.co.id/2020/02/20/lampu-merah-korupsi-dalam-proses-


perizinan/ Pada tanggal 24 Oktober 2020

Berdasarkan gambar 3 dapat dilihat “kongkalikong” antar oknum terkait yang


bahwa terdapat dua perusahaan yang bisa berujung pada praktik tindak pidana
menerima Izin Lokasi dan IUP pada hari korupsi.
yang sama. Fakta ini menguatkan indikasi Kemudian tahapan yang
adanya pelanggaran dalam proses menyisakan potensi persoalan terkait
perizinan dan pengabaian proses AMDAL. dugaan pelanggaran hukum adalah pada
Untuk empat kasus lainnya IUP saat proses pengawasan pelaksanaan
dikeluarkan hanya dalam kurun waktu penanaman modal yang juga dilakukan
tiga bulan saja. dengan cara tatap muka. Sehingga, potensi
Kasus-kasus yang diduga terjadi dan celah praktik tindak pidana korupsi
pelanggaran itu dapat dijadikan sebagai juga berpeluang terjadi pada tahapan ini.
bahan pertimbangan untuk memperbaiki Proses pengawasan pelaksanaan
sistem yang ada pada bidang perizinan. penanaman modal secara sederhana dapat
Indikasi-indikasi pelanggaran itu dapat dilihat pada gambar 4:
diduga terjadi karena adanya tindakan

gambar 4. Proses Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

DPM & PTSP Provinsi/KabupaatenKota

Kunjungan lapangan di lokasi proyek

Proses Pengecekan/pengawasan terhadap:


➢ Perizinan yang dimiliki pelaku usaha
Perusahaan ➢ Perkembangan penanaman modal DPM & PTSP
➢ Penggunaan Fasilitas

Sumber: Olahan Peneliti, 2020

306
Rozidateno Putri Hanida, Bimbi Irawan, Fachrur Rozi

Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa terjadi seperti melakukan penyuapan.


DPM & PTSP sebagai instansi pemerintah Potensi tindakan penyuapan itu dilakukan
daerah yang memiliki tugas untuk agar aparatur pemerintah yang melakukan
melakukan pengawasan pelaksanaan pengawasan dapat menutup mata dan
penanaman modal. Pengawasan dilakukan membiarkan pelanggaran itu terjadi.
dengan cara mengunjungi langsung lokasi Sedangkan bagi aparatur pemerintah yang
proyek atau tempat perusahaan melakukan pengawasan juga berpotensi
beroperasi. Pada saat kunjungan lapangan melakukan tindakan di luar aturan yang
itu dilakukan, setidaknya ada tiga yang ada untuk mendapatkan keuntungan
harus diperiksa. Pertama, persoalan pribadinya sendiri. Mereka berpotensi dan
perizinan yang dimiliki oleh pelaku usaha bisa saja menerima suap yang diberikan
apakah sudah sesuai antara kegiatan atau oleh perusahaan-perusahaan yang
aktivitas perusahaan dengan izin usaha melakukan pelanggaran atau bahkan bisa
yang diajukan dahulu. Kedua, melakukan melakukan pemerasan kepada
identifikasi terkait dengan perkembangan perusahaan. Tujuannya agar fakta dan
kegiatan penanaman modal yang bukti pelanggaran yang dilakukan oleh
dijalankan. Ketiga, melakukan perusahaan bisa dimanipulasi atau
pemeriksaan terhadap fasilitas yang dibiarkan terjadi.
digunakan oleh perusahaan apakah sudah Dalam menganalisis peluang dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. celah praktik korupsi pada kegiatan
Pengawasan yang dilakukan dengan pelayanan perizinan dan pengawasan
tatap muka itu tentu dapat membuka celah pelaksanaan penanaman modal ini, perlu
praktik korupsi. Potensi dan celah ini bisa dipetakan aktor-aktor yang berpotensi
terjadi karena jika ditemukan bukti terlibat dalam praktik tersebut. Pemetaan
pelanggaran, para pelaku usaha tentu ini dapat didasarkan pada peran dari
tidak ingin izin usahanya dicabut, sehingga masing-masing aktor yang ada dalam
potensi untuk melakukan tindakan- kegiatan perizinan. Tabel 2 adalah hasil
tindakan yang melanggar hukum bisa saja pemetaan aktor tersebut:

Tabel 2. Aktor-Aktor yang Berpotensi Terlibat dalam Praktik Korupsi pada Kegiatan Pelayanan
Perizinan
No Aktor Peran dalam Pelayanan Perizinan
1 Pelaku Usaha Sebagai pihak yang melakukan pengajuan perizinan
penanaman modal
2 Kepala daerah Sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
otonom
3 Aparatur pada DPM & PTSP Pihak yang memiliki kewenangan dalam
pengelolaan perizinan di daerah
4 Pegawai di dalam Lembaga Lembaga pemerintah non-kementerian yang
OSS menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
koordinasi penanaman modal
5. Aparatur pada Kantor Pihak yang memberikan pertimbangan teknis
Pertanahan pertanahan dalam urusan pemenuhan Komitmen
Izin Lokasi

307
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

No Aktor Peran dalam Pelayanan Perizinan


6. Aparatur pada Kementerian Pihak yang menyetujui atau menolak pemenuhan
yang mengurusi Bidang komitmen Izin Lokasi Perairan
Kelautan dan Perikanan atau
Pemerintah Daerah sesuai
kewenangan masing-masing
7. Aparatur pada Kementerian Pihak yang melakukan pemeriksaan atas UKL-UPL
yang mengurusi bidang dalam urusan pemenuhan komitmen Izin
Perlindungan dan Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup atau Pemerintah
Daerah sesuai kewenangan
masing-masing
8 Aparatur pada Komisi Pihak yang melakukan penilaian AMDAL dan RKL-
Penilaian AMDAL RPL dalam urusan pemenuhan komitmen Izin
Lingkungan
9 Aparatur yang bertugas Sebagai yang menilai kelayakan dan persyaratan
sebagai Tim Teknis pada OPD yang harus dipenuhi oleh suatu perizinan yang
terkait dengan jenis perizinan akan diberikan
Sumber: Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2018, (Olahan Peneliti, 2020).

Potensi praktik korupsi pada 5. Kurang maksimalnya alat kontrol


kegiatan pelayanan perizinan untuk yang dapat mencegah terjadinya
pemenuhan komitmen dan pengawasan “kongkalikong” antara pelaku
pelaksanaan penanaman modal tersebut usaha dengan aparatur
dapat terjadi karena adanya beberapa pemerintah.
faktor penyebab. Faktor yang
menyebabkan terjadinya praktik korupsi Strategi Mengeliminasi Praktik Korupsi
pada kegiatan pelayanan perizinan itu Pada Tahap Pemenuhan Komitmen dan
meliputi: Pengawasan Pelaksanaan Penanaman
1. Masih terdapat pertemuan dan Modal
interaksi langsung atau tatap muka Kebijakan terkait dengan
yang terjadi secara intens antara optimalisasi pencegahan korupsi harus
pelaku usaha dengan aparatur ditindaklanjuti dengan strategi yang
pemerintah, sehingga membuka komprehensif, integral dan holistik supaya
celah tindakan “kongkalikong dapat mencapai hasil yang diharapkan.
antar kedua pihak Bambang Waluyo (2014) menjelaskan
2. Keinginan untuk mendapatkan bahwa secara general terdapat empat
pelayanan yang cepat, tidak rumit garis besar strategi yang dapat diterapkan
dan tidak menyusahkan bagi dalam pencegahan tindak pidana korupsi
pelaku usaha yaitu (1) Peningkatan integritas dan etika
3. Keinginan untuk memperoleh penyelenggara negara, (2) Pemantapan
keuntungan diri sendiri baik bagi dan percepatan reformasi birokrasi, (3)
pelaku usaha maupun aparatur Penguatan budaya antikorupsi
pemerintah masyarakat, (4) Penegakan hukum yang
4. Minimnya sistem pengawasan tegas, konsisten dan terpadu. Pada tahun
2014, Pemerintah pusat dibawah

308
Rozidateno Putri Hanida, Bimbi Irawan, Fachrur Rozi

kepemimpinan Presiden Joko Widodo pemberantasan dan pencegahan tindak


mencanangkan program revolusi mental. pidana korupsi dengan menciptakan
Salah satu cita-cita yang hendak dicapai keterbukaan melalui penggunaan
dari program revolusi mental ini adalah teknologi informasi dan komunikasi
pencegahan tindak pidana korupsi. Wujud ternyata masih perlu diperbaiki dan
dari revolusi mental ditransformasikan ditingkatkan. Masih diperlukan tenaga
kedalam program reformasi birokrasi, yang terampil, dukungan dari stakeholder,
namun sayangnya cita-cita itu seolah-olah infrastruktur teknologi yang memadai
tidak pernah berhasil. Dibutuhkan suatu serta kondisi institusi juga harus
model yang konkrit agar program dan cita- mendukung (Nayabarani, 2017).
cita itu dapat dilakukan sehingga upaya Pelayanan perizinan telah
pemberantasan korupsi benar-benar bisa memanfaatkan dan menggunakan
dilakukan (Anggraeni, 2014). kemajuan teknologi informasi komunikasi.
Untuk mengatasi persoalan dan Penggunaan sistem Online Single
pencegahan tindakan korupsi dalam Submission (OSS) telah membantu dan
bidang pelayanan publik seperti dalam mempermudah para pelaku usaha dalam
urusan perizinan dan birokrasi, menurut pengurusan izin usahanya. Sistem OSS juga
Fatkhuri (2017) ada dua cara yang bisa telah memberikan kepastian proses
dilakukan. Pertama, melakukan penguatan pelayanan perizinan sehingga persoalan
kelembagaan internal birokrasi. Kedua, birokrasi yang rumit, panjang dan
melakukan penguatan sumberdaya berbelit-belit yang selama ini dikeluhkan
manusia agar birokrasi dapat diisi oleh masyarakat dapat teratasi. Para pelaku
orang-orang profesional dan kompeten. usaha tidak mesti datang ke kantor
Kunci utama dalam upaya pencegahan perizinan dan bertemu langsung dengan
tindakan korupsi didalam tubuh aparatur pemerintah tetapi cukup
pemerintah adalah keterbukaan data menggunakan media online untuk
pemerintah. Agie Nugroho Soegiono mengurusi izin tersebut. Artinya, celah
(2017) menyebutkan bahwa adanya korupsi yang biasanya menjadi ladang
agenda Open Government sesungguhnya empuk bagi para oknum juga dapat
dapat dimanfaatkan dalam proses dikurangi. Namun sayangnya, pelaksanaan
memerangi tindakan korupsi melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
inisiatif open data. Apabila masyarakat 2018 tentang Pelayanan Perizinan
memiliki kemudahan dalam mengakses Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
data pemerintah, maka akan mampu masih menyisakan dua tahapan yang
membantu pendeteksian potensi tindakan memerlukan pertemuan antara pelaku
korupsi. usaha dengan aparatur pemerintah yaitu
McDermott (2010) dalam Soegiono pada tahap pemenuhan komitmen dan
(2017) menyatakan jika gerakan Open pengawasan pelaksanaan penanaman
Government akan sangat terbuka terhadap modal. Dua tahapan ini ternyata masih
perkembangan teknologi informasi dan menimbulkan celah yang berpeluang
komunikasi. Penggunaan teknologi untuk terjadinya tindak pidana korupsi.
informasi dan komunikasi dianggap Maka dari itu, diperlukan suatu strategi
krusial dalam mereduksi birokrasi (Alfarisi, 2019) jitu yang dapat dilakukan
pemerintah yang berbelit-belit dan juga untuk menutup celah itu agar praktik
dapat meningkatkan efektifitas serta korupsi dalam bidang pelayanan perizinan
memberikan kemudahan layanan publik dapat dieliminasi.
itu sendiri. Upaya untuk melakukan

309
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

Strategi yang dapat dilakukan untuk tatap muka antara pelaku usaha dengan
mengeliminasi potensi praktik korupsi aparatur pemerintah. Hal ini karena
pada kegiatan pelayanan perizinan untuk diperlukan proses evaluasi teknis,
pemenuhan komitmen dan pengawasan dan/atau tinjauan lapangan, dan/atau
pelaksanaan penanaman modal adalah pemeriksaan laboratorium. Izin akan
menggurangi intensitas pertemuan dapat berlaku efektif apabila proses
langsung antara pelaku usaha dengan pemenuhan komitmen terpenuhi.
aparatur pemerintah. Proses pemenuhan Kemudian untuk proses pengawasan
komitmen dan pengawasan pelaksanaan pelaksanaan penanaman modal juga
penanaman modal bisa dilakukan dengan masih dilakukan dengan cara tatap muka.
memanfaatkan teknologi agar mengurangi Akibatnya, potensi dan celah praktik
pertemuan langsung kedua belah pihak korupsi masih ada pada kedua tahapan ini.
untuk sebagian kegiatan evaluasi teknis, Adanya celah potensi praktik
dan/atau tinjauan lapangan, dan/atau korupsi pada kegiatan pelayanan
pemeriksaan laboratorium dapat perizinan untuk pemenuhan komitmen
dilakukan secara virtual. Untuk bukti- dan pengawasan pelaksanaan penanaman
bukti dan dokumentasi yang harus modal tersebut dapat terjadi karena
dipenuhi pelaku usaha dapat dilakukan adanya beberapa faktor. Seperti adanya
secara online, mengirimkan video atau intensitas pertemuan langsung yang bisa
foto-foto dan lain sebagainya. Hal ini membuka ruang untuk tindakan
sangat mungkin dilakukan karena “kongkalikong” antar kedua belah pihak.
merujuk pada perubahan sosial dan pola Keinginan untuk proses pemenuhan
kerja yang terjadi saat ini akibat situasi komitmen dapat dilakukan dengan cepat,
pandemi yang membuat semua pekerjaan tidak rumit dan tidak menyusahkan bagi
yang dahulu dianggap tidak mungkin pelaku usaha, adanya pengambilan
untuk dilakukan menjadi bisa dilakukan. keuntungan diri sendiri baik bagi pelaku
Apalagi kemajuan teknologi dan informasi usaha maupun aparatur pemerintah,
terus mengalami perkembangan. minimnya sistem pengawasan dan belum
maksimalnya alat kontrol yang dapat
Penutup
mencegah terjadinya “kongkalikong”
Pasca-ditetapkanya Peraturan
antara pelaku usaha dengan aparatur
Pemerintah nomor 24 tahun 2018 tentang
pemerintah tersebut.
Pelayanan Perizinan Berusaha
Strategi yang dapat dilakukan untuk
Terintegrasi Secara Elektronik atau lebih
mengeliminasi praktik korupsi dalam
dikenal dengan Online Single Submission
pelayanan perizinan ini adalah dengan
(OSS) proses pengurusan perizinan dapat
memanfaatkan teknologi dalam proses
dilakukan secara online yang dapat
pemenuhan komitmen dan pengawasan
mengurangi pertemuan langsung antara
pelaksanaan penanaman modal. Sebagian
pelaku usaha dengan aparatur
kegiatan evaluasi teknis, dan/atau
pemerintah. Sehingga potensi terjadinya
tinjauan lapangan, dan/atau pemeriksaan
praktik korupsi dapat dikurangi. Namun,
laboratorium dapat dilakukan secara
untuk beberapa jenis usaha yang
virtual untuk mengurangi interaksi
membutuhkan prasarana atau belum
langsung atau tatap muka. Untuk bukti-
memiliki prasarana harus melakukan
bukti dan dokumentasi yang mesti
proses pemenuhan komitmen. Proses
dipenuhi oleh pelaku usaha dapat
pemenuhan komitmen ini ternyata masih
dilakukan secara online, mengirimkan
membutuhkan interaksi langsung atau
video, foto-foto dan lain sebagainya.

310
Rozidateno Putri Hanida, Bimbi Irawan, Fachrur Rozi

Referensi
Abib, Agus Saiful. et al. (2017). Konsep Nayabarani, Sabrina Dyah. (2017).
Penanaman Modal Sebagai Upaya Membangun Transparansi Barang
Menstimulasi Peningkatan dan Jasa Melalui peningkatan Peran
Perekonomian Indonesia. Jurnal ICT Dalam Mereduksi Korupsi.
HUMANI Volume 7 No. 1 Januari Jurnal Hukum & Pembangunan.
2017, 19-39. 47(4): 477-496.

Alfarisi, F. (2019). Pembaharuan Strategi Peraturan Badan Koordinasi Penanaman


Pemberantasan Korupsi Di Modal Republik Indonesia Nomor 1
Indonesia. Fairness and Justice: Tahun 2020. Pedoman Pelaksanaan
Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum. 17(2), Pelayanan Perizinan Berusaha
120–132. Terintegrasi Secara Elektronik.
Lembaran Negara Republik
Anggraeni, Tyas Dian. (2014). Indonesia Tahun 2020 Nomor 308.
MENCIPTAKAN SISTEM Jakarta.
PELAYANAN PUBLIK YANG BAIK:
Strategi Reformasi Birokrasi dalam Peraturan Badan Koordinasi Penanaman
Pemberantasan Korupsi. Jurnal Modal Republik Indonesia Nomor 7
Rechtsvinding Media Pembinaan Tahun 2018. Pedoman Dan Tata
Hukum Nasional. 3(3): 417-433. Cara Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal. Lembaran
Arifin, Muhammad Zainul dan Irsan. Negara Republik Indonesia Tahun
(2019). Korupsi Perizinan dalam 2018 Nomor 935. Jakarta.
Perjalanan Otonomi Daerah di
Indonesia. Jurnal Lex Librum. 5(2): Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
887-896. Nomor 24 Tahun 2018. Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi
CNN. (2020). Indonesia Ranking 1 Negara Secara Elektronik. Lembaran Negara
Paling” Ribet” Untuk Berbisnis. Republik Indonesia Tahun 2018
Diakses dari Nomor 90. Jakarta.
https://www.cnnindonesia.com/ek
onomi/20201016082354-532- Rahmadi Supanca, Ida Bagus. 2006.
559057/indonesia-ranking-1- Kerngka Hukum Kebijakan Investasi
negara-paling-ribet-untuk- Langsung di Indonesia. Ghalian
berbisnis. Pada tanggal 18 Oktober Indonesia. Bogor.
2020.
The Gecko Project and Mongabay. 2020.
Fatkhuri. (2017). Korupsi dalam Birokrasi Lampu Merah Korupsi dalam Proses
dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah Perizinan. Diakses dari
Manajemen Publik dan Kebijakan https://www.mongabay.co.id/2020/
Sosial. 1(2): 65-76. 02/20/lampu-merah-korupsi-
dalam-proses-perizinan/. Pada
Kuripan, David. (2013). Aspek Hukum tanggal 24 Oktober 2020
Penanaman Modal Asing di
Indonesia. Kencana Prenada Media
Group. Jakarta.

311
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

Tresya, Dewi, et al. (2019). Penataan Widiyarta, A., Suratnoaji, C., &
Perizinan dalam Gerakan Nasional Sumardjijati, S. (2016). Pola Perilaku
Penyelamat Sumber Daya Alam di Masyarakat Terhadap Penggunaan
Indonesia. Jurnal Integritas. 5(2-2): Program Surabaya Single Window
15-31. (Ssw) Sebagai Perizinan Online
Dalam Upaya Menekan Tindakan
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007. Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme Di
Penanaman Modal. Lembaran Surabaya. Perspektif Hukum. 17(2):
Negara Republik Indonesia Tahun 231-241.
2007 Nomor 67. Jakarta.
Yusyanti, D. (2015). Strategi
Waluyo, Bambang. (2014). Optimalisasi Pemberantasan Korupsi Melalui
Pemberantasan Korupsi Di Pendekatan Politik Hukum,
Indonesia. Jurnal Yuridis. 1(2): 169- Penegakan Hukum Dan Budaya
182. Hukum. E-Journal WIDYA Yustisia,
1(2), 87–97.
https://media.neliti.com/media/pub
lications/247112-strategi-
pemberantasan-korupsi-melalui-p-
3d4a9731.pdf

312

Anda mungkin juga menyukai