690-Dokumen Artikel Utama-2248-5-10-20201229
690-Dokumen Artikel Utama-2248-5-10-20201229
e-ISSN/p-ISSN: 2615-7977/2477-118X
DOI: 10.32697/integritas.v6i2.690
©Komisi Pemberantasan Korupsi
Abstract
Since the Government Regulation Number 24 of 2018 on Electronically Integrated Business
Licensing Services was enacted, a gap was evidently found from two stages which potentially
lead to corruption practices. Those two stages are the process of commitment fulfillment by a
number of businesses and the process of the investment supervision. This study explains how the
potential of corruption occur and what kind of strategies can be apllied to eliminate it. For these
purposes, qualitative descriptive method was employed. Meanwhile, the data collection
technique was carried out by using interview, literature study, and documentation. The result
shows that the main factor causing the corruption to arise in the licensing service is the intensity
of face-to-face meetings between business actors and government officials. Some fulfillment
commitment activities and virtual supervision can be carried out as a strategy to eliminate this
potential. Every proof and documentation that must be fulfilled by business actors such as videos,
photos and etc can be submitted online.
Abstrak
Pasca penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik ternyata masih menyisakan dua tahapan yang
sesungguhnya memiliki celah dan berpotensi terjadinya praktik tindakan korupsi. Tahapan
itu adalah proses pemenuhan komitmen untuk sejumlah jenis usaha dan proses pengawasan
pelaksanaan penanaman modal. Tulisan ini menjelaskan bagaimana potensi korupsi itu bisa
terjadi dan strategi apa yang bisa digunakan untuk mengeliminasi praktik korupsi tersebut.
Kajian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara, studi literatur dan dokumentasi. Faktor utama penyebab potensi korupsi
dapat terjadi dalam pelayanan perizinan adalah adanya intensitas pertemuan tatap muka
antara pelaku usaha dengan aparatur pemerintah. Sehingga strategi untuk mengeliminasi
potensi praktik korupsi tersebut adalah melakukan sebagian kegiatan pemenuhan komitmen
dan pengawasan secara virtual. Untuk bukti dan dokumentasi yang harus dipenuhi oleh
pelaku usaha dapat dilakukan secara online, mengirimkan video, foto-foto dan lain
sebagainya.
297
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal
298
Rozidateno Putri Hanida, Bimbi Irawan, Fachrur Rozi
299
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal
300
Rozidateno Putri Hanida, Bimbi Irawan, Fachrur Rozi
301
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal
Akan tetapi sejumlah jenis usaha harus dilakukan secara langsung atau
yang membutuhkan prasarana atau belum tatap muka
memiliki prasarana harus melakukan Potensi Praktik Korupsi dalam
proses pemenuhan komitmen. Proses Pelayanan Perizinan
pemenuhan komitmen ini harus dilakukan Pelayanan perizinan merupakan
secara tatap muka atau interaksi langsung wilayah yang rentan terjadinya kasus
antara pelaku usaha dengan aparatur korupsi dalam proses pengelolaan sumber
pemerintah. Hal ini dikarenakan Izin daya alam yang ada di Indonesia (Dewi
Usaha dan Izin Komersial atau Operasional Tresya, et al., 2019). Persoalan perizinan
akan dapat berlaku efektif jika proses ini disebabkan oleh adanya
pemenuhan komitmen terpenuhi melalui penyalahgunaan wewenang yang
kegiatan evaluasi teknis, dan/atau dilakukan para oknum kepala daerah dan
tinjauan lapangan, dan/atau pemeriksaan birokrat dalam memberikan kemudahan
laboratorium telah selesai dilakukan. Lalu perizinan tambang, alih fungsi lahan dan
pelaku usaha telah melakukan sederet perizinan lain (Arifin, 2019).
pembayaran biaya Perizinan Berusaha Kemudian praktik korupsi juga dapat
sesuai dengan ketentuan peraturan terjadi karena adanya kemauan dari
perundang-udangan (Pasal 41). masyarakat yang menginginkan pelayanan
Dalam menindaklanjuti Peraturan yang cepat dalam berbagai urusan seperti
Pemerintah ini, Badan Koordinasi halnya dalam bidang perizinan. Tidak
Penanaman Modal Republik Indonesia hanya itu saja, adanya proses birokrasi
menetapkan Peraturan BKPM RI Nomor 1 yang panjang, rumit dan berbelit telah
Tahun 2020 tentang Pedoman membuka celah bagi sebagian oknum
Pelaksanaan Pelayanan Perizinan birokrat untuk memanfaatkan kondisi ini
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik dengan menawarkan tindakan-tindakan
yang menjadi norma, standar, prosedur, ilegal dan melanggar aturan guna
dan kriteria untuk pelaksanaan mengambil keuntungan bagi dirinya
penerbitan Perizinan Berusaha pada sendiri (Fatkhuri; 2017). Maka tidak
sistem Online Single Submission. Untuk mengherankan jika bidang pelayanan
proses pengawasan, BKPM RI juga telah perizinan menjadi ladang empuk bagi para
menetapkan Peraturan BKPM RI Nomor 7 pihak yang tidak bertanggungajawab
Tahun 2018 tentang Pedoman dan Tata untuk melakukan praktik korupsi. Sampai
Cara Pengendalian Pelaksanaan pada saat ini, Komisi Pemberantasan
Penanaman Modal, Peraturan ini Kosupsi (KPK) sudah cukup banyak
mengatur terkait dengan tata cara menangani kasus korupsi bidang
pengawasan terhadap pelaksanaan perizinan ini. Beberapa kasus korupsi
perizinan berusaha. Proses pengawasan dibidang perizinan ini dapat dilihat pada
pelaksanaan penanaman modal ini juga tabel 1.
302
Rozidateno Putri Hanida, Bimbi Irawan, Fachrur Rozi
Tabel 1. Beberapa Kasus Korupsi Bidang Perizinan yang Pernah Ditangani KPK
Salah satu upaya yang dapat mengurusi izin usahanya, namun cukup
dilakukan untuk meningkatkan kegiatan dilakukan secara online. Proses
dunia usaha dan mencegah praktik pengurusan NIB, Izin Usaha, dan Izin
korupsi adalah dengan melakukan Komersial atau Operasional bisa langsung
penyederhanaan kebijakan perizinan terlaksana secara efektif bagi pelaku usaha
(Arifin, 2019). Penetapan Peraturan yang tidak memerlukan prasarana atau
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 sudah memiliki prasarana,
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Untuk jenis usaha yang memerlukan
Terintegrasi Secara Elektronik merupakan prasarana atau belum memiliki prasarana
langkah yang diambil oleh pemerintah harus melakukan proses pemenuhan
untuk mempercepat dan meningkatkan komitmen, ternyata proses pemenuhan
kegiatan penanaman modal dan berusaha, komitmen ini masih membutuhkan
sekaligus untuk mengeliminasi praktik interaksi langsung atau tatap muka antara
korupsi dalam pelayanan perizinan. pelaku usaha dengan aparatur
Melalui penggunaan sistem OSS pemerintah. Hal ini karena akan ada
diharapkan proses perizinan dapat proses evaluasi teknis, dan/atau tinjauan
berjalan dengan cepat dan tidak rumit lapangan, dan/atau pemeriksaan
karena para pelaku usaha tidak lagi harus laboratorium. Izin akan dapat berlaku
mendatangi kantor perizinan untuk efektif apabila proses pemenuhan
303
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal
komitmen terpenuhi. Kemudian, izin dapat praktik korupsi. Potensi dan peluang
berlaku efektif setelah pelaku usaha juga terjadinya praktik korupsi itu bisa terjadi
selesai melakukan pembayaran biaya karena pelaku usaha menginginkan
Perizinan Berusaha sesuai dengan pemenuhan komitmen dapat berjalan
ketentuan peraturan perundang-udangan dengan cepat dan mudah sehingga bisa
(Pasal 41). Proses perizinan ini dapat saja memilih “jalan pintas” dengan
dilihat pada gambar 1. melakukan penyuapan. Sedangkan
Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat aparatur pemerintah juga berpotensi
bahwa proses pemenuhan komitmen memanfaatkan momentum pertemuan
harus dilakukan secara langsung atau tatap muka itu untuk mengambil tindakan
tatap muka melalui kegiatan evaluasi ilegal yang bisa memberikan keuntungan
teknis, dan/atau tinjauan lapangan, bagi dirinya sendiri dengan dalih proses
dan/atau pemeriksaan laboratorium. pemenuhan komitmen dapat dilakukan
Interaksi secara tatap muka yang terjadi dengan cepat dan mudah asalkan ada
antara pelaku usaha dengan aparatur “uang pelicin”.
pemerintah itu akan membuka celah
terjadinya “kongkalikong” antar kedua
belah pihak yang berujung pada tindakan
Nomor Induk
Berusaha
Untuk memenuhi:
➢ Standar, sertifikat,
dan/atau lisensi;
dan/atau
➢ Pendaftaran
barang/jasa
Izin Komersial/Operasional
Efektif
304
Rozidateno Putri Hanida, Bimbi Irawan, Fachrur Rozi
gambar 2. Potongan Dokumen dari Database Pemerintah Kalimantan Tengah Terkait Penerbitan Izin
Ada fakta yang menarik yang ditulis Jika kedua izin diterbitkan hanya dalam
dalam sebuah artikel yang dipublikasi waktu beberapa hari saja, maka
dalam situs Mongabai.co.id. Sebuah artikel diindikasikan bahwa proses AMDAL tidak
oleh The Gecko Project and Mongabay dilakukan. Sesungguhnya proses
pada tanggal 20 Februari 2020 yang pengurusan AMDAL membutuhkan waktu
berjudul “Lampu Merah Korupsi dalam yang cukup lama karena salah satu proses
Proses Perizinan”. Diceritakan bahwa yang harus dilakukan adalah membuka
terdapat indikasi pelanggaran dalam peluang partisipasi bagi masyarakat, LSM
tahapan pengurusan izin yang terjadi di dan stakeholders lainnya untuk
Kalimantan Tengah. Indikasi ini dapat menyampaikan kepentingan mereka
dilihat dari gambar potongan dokumen terkait lokasi, luasan dan dampak proyek.
database Pemerintah Kalimantan Tengah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
yang memperlihatkan sebuah perusahaan tahun 2009 tentang Perlindungan dan
memperoleh Izin Usaha Perkebunan (IUP) Pengelolaan Lingkungan Hidup upaya
hanya satu hari saja setelah Izin Lokasi untuk melompati salah satu tahapan
dikeluarkan merupakan pelanggaran tindak pidana.
Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa Kemudian indikasi pelanggaran juga
rentang waktu penerbitan Izin Lokasi terjadi pada izin perkebunan di Sulawesi
dengan Izin Usaha Perkebunan hanya Tengah. Berdasarkan gambar 3 tentang
berselang satu hari saja dari tanggal 2-3 potongan database terdapat enam
Agustus 2007. Dugaan pelanggaran dapat perusahaan memperoleh izin pada hari
diidentifikasi dengan membandingkan yang bersamaan yaitu tanggal 29 Juli 2007.
tanggal penerbitan izin lokasi dengan IUP.
305
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal
gambar 3. Potongan Dokumen dari Database Pemerintah Sulawesi Tengah Terkait Penerbitan Izin
306
Rozidateno Putri Hanida, Bimbi Irawan, Fachrur Rozi
Tabel 2. Aktor-Aktor yang Berpotensi Terlibat dalam Praktik Korupsi pada Kegiatan Pelayanan
Perizinan
No Aktor Peran dalam Pelayanan Perizinan
1 Pelaku Usaha Sebagai pihak yang melakukan pengajuan perizinan
penanaman modal
2 Kepala daerah Sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
otonom
3 Aparatur pada DPM & PTSP Pihak yang memiliki kewenangan dalam
pengelolaan perizinan di daerah
4 Pegawai di dalam Lembaga Lembaga pemerintah non-kementerian yang
OSS menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
koordinasi penanaman modal
5. Aparatur pada Kantor Pihak yang memberikan pertimbangan teknis
Pertanahan pertanahan dalam urusan pemenuhan Komitmen
Izin Lokasi
307
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal
308
Rozidateno Putri Hanida, Bimbi Irawan, Fachrur Rozi
309
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal
Strategi yang dapat dilakukan untuk tatap muka antara pelaku usaha dengan
mengeliminasi potensi praktik korupsi aparatur pemerintah. Hal ini karena
pada kegiatan pelayanan perizinan untuk diperlukan proses evaluasi teknis,
pemenuhan komitmen dan pengawasan dan/atau tinjauan lapangan, dan/atau
pelaksanaan penanaman modal adalah pemeriksaan laboratorium. Izin akan
menggurangi intensitas pertemuan dapat berlaku efektif apabila proses
langsung antara pelaku usaha dengan pemenuhan komitmen terpenuhi.
aparatur pemerintah. Proses pemenuhan Kemudian untuk proses pengawasan
komitmen dan pengawasan pelaksanaan pelaksanaan penanaman modal juga
penanaman modal bisa dilakukan dengan masih dilakukan dengan cara tatap muka.
memanfaatkan teknologi agar mengurangi Akibatnya, potensi dan celah praktik
pertemuan langsung kedua belah pihak korupsi masih ada pada kedua tahapan ini.
untuk sebagian kegiatan evaluasi teknis, Adanya celah potensi praktik
dan/atau tinjauan lapangan, dan/atau korupsi pada kegiatan pelayanan
pemeriksaan laboratorium dapat perizinan untuk pemenuhan komitmen
dilakukan secara virtual. Untuk bukti- dan pengawasan pelaksanaan penanaman
bukti dan dokumentasi yang harus modal tersebut dapat terjadi karena
dipenuhi pelaku usaha dapat dilakukan adanya beberapa faktor. Seperti adanya
secara online, mengirimkan video atau intensitas pertemuan langsung yang bisa
foto-foto dan lain sebagainya. Hal ini membuka ruang untuk tindakan
sangat mungkin dilakukan karena “kongkalikong” antar kedua belah pihak.
merujuk pada perubahan sosial dan pola Keinginan untuk proses pemenuhan
kerja yang terjadi saat ini akibat situasi komitmen dapat dilakukan dengan cepat,
pandemi yang membuat semua pekerjaan tidak rumit dan tidak menyusahkan bagi
yang dahulu dianggap tidak mungkin pelaku usaha, adanya pengambilan
untuk dilakukan menjadi bisa dilakukan. keuntungan diri sendiri baik bagi pelaku
Apalagi kemajuan teknologi dan informasi usaha maupun aparatur pemerintah,
terus mengalami perkembangan. minimnya sistem pengawasan dan belum
maksimalnya alat kontrol yang dapat
Penutup
mencegah terjadinya “kongkalikong”
Pasca-ditetapkanya Peraturan
antara pelaku usaha dengan aparatur
Pemerintah nomor 24 tahun 2018 tentang
pemerintah tersebut.
Pelayanan Perizinan Berusaha
Strategi yang dapat dilakukan untuk
Terintegrasi Secara Elektronik atau lebih
mengeliminasi praktik korupsi dalam
dikenal dengan Online Single Submission
pelayanan perizinan ini adalah dengan
(OSS) proses pengurusan perizinan dapat
memanfaatkan teknologi dalam proses
dilakukan secara online yang dapat
pemenuhan komitmen dan pengawasan
mengurangi pertemuan langsung antara
pelaksanaan penanaman modal. Sebagian
pelaku usaha dengan aparatur
kegiatan evaluasi teknis, dan/atau
pemerintah. Sehingga potensi terjadinya
tinjauan lapangan, dan/atau pemeriksaan
praktik korupsi dapat dikurangi. Namun,
laboratorium dapat dilakukan secara
untuk beberapa jenis usaha yang
virtual untuk mengurangi interaksi
membutuhkan prasarana atau belum
langsung atau tatap muka. Untuk bukti-
memiliki prasarana harus melakukan
bukti dan dokumentasi yang mesti
proses pemenuhan komitmen. Proses
dipenuhi oleh pelaku usaha dapat
pemenuhan komitmen ini ternyata masih
dilakukan secara online, mengirimkan
membutuhkan interaksi langsung atau
video, foto-foto dan lain sebagainya.
310
Rozidateno Putri Hanida, Bimbi Irawan, Fachrur Rozi
Referensi
Abib, Agus Saiful. et al. (2017). Konsep Nayabarani, Sabrina Dyah. (2017).
Penanaman Modal Sebagai Upaya Membangun Transparansi Barang
Menstimulasi Peningkatan dan Jasa Melalui peningkatan Peran
Perekonomian Indonesia. Jurnal ICT Dalam Mereduksi Korupsi.
HUMANI Volume 7 No. 1 Januari Jurnal Hukum & Pembangunan.
2017, 19-39. 47(4): 477-496.
311
Strategi Eliminasi Praktik Korupsi pada Pelayanan Perizinan
dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal
Tresya, Dewi, et al. (2019). Penataan Widiyarta, A., Suratnoaji, C., &
Perizinan dalam Gerakan Nasional Sumardjijati, S. (2016). Pola Perilaku
Penyelamat Sumber Daya Alam di Masyarakat Terhadap Penggunaan
Indonesia. Jurnal Integritas. 5(2-2): Program Surabaya Single Window
15-31. (Ssw) Sebagai Perizinan Online
Dalam Upaya Menekan Tindakan
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007. Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme Di
Penanaman Modal. Lembaran Surabaya. Perspektif Hukum. 17(2):
Negara Republik Indonesia Tahun 231-241.
2007 Nomor 67. Jakarta.
Yusyanti, D. (2015). Strategi
Waluyo, Bambang. (2014). Optimalisasi Pemberantasan Korupsi Melalui
Pemberantasan Korupsi Di Pendekatan Politik Hukum,
Indonesia. Jurnal Yuridis. 1(2): 169- Penegakan Hukum Dan Budaya
182. Hukum. E-Journal WIDYA Yustisia,
1(2), 87–97.
https://media.neliti.com/media/pub
lications/247112-strategi-
pemberantasan-korupsi-melalui-p-
3d4a9731.pdf
312