Anda di halaman 1dari 20

Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ١

STUDI ISLAM
(SEBUAH TINJAUAN METODOLOGIS)
Oleh : Ajahari*

ABSTRAK

Dewasa ini kehadiran agama dituntut terlibat secara aktif dalam


menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama
Islam tidak boleh hanya sekedar menjadi lambang kesalehan atau terhenti
sekedar disampaikan dalam khutbah, melainkan secara konsepsional mampu
menawarkan cara-cara yang efektif dalam menyelesaikan berbagai masalah
yang dihadapi umat manusia. Tuntutan terhadap agama yang demikian itu
dapat dijawab manakala pemahaman keagamaan yang selama ini banyak
menggunakan pendekatan teologi normatif dipadukan dengan pemahaman
agama yang menggunakan pendekatan yang lebih besifat multi disipliner
dan secara operasional konseptual dapat memberikan jawaban terhadap
masalah yang timbul.
Kenyataan menunjukan bahwa di kalangan masyarakat muslim masih
terjadi kesalahpahaman dalam memahami dan menghayati pesan simbolik
keagamaan. Akibatnya agama lebih dihayati sebagai penyelamat individu
bukan keberkahan sosial. Pesan spiritual agama menjadi mandeg terkristal
dalam kumpulan mitos dan ungkapan simbolik tanpa makna. Penyebabnya
adalah karena terjadi kekeliruan dalam memahami ruang lingkup Islam dan
kurang tepat dalam mempergunakan metode pengkajian Islam.
Kata Kunci : Studi Islam, Metodologi.

A. Pendahuluan kehidupan yang dinamis dan


Abudinata mengatakan progresif, menghargai akal pikiran
bahwa kehadiran Islam yang melalui pengembangan iptek,
dibawa Nabi Muhammad SAW bersikap seimbang dalam me-
diyakini dapat menjamin ter- menuhi kebutuhan material dan
wujudnya kehidupan manusia spiritual, mengembangkan kepe-
yang sejahera lahir dan bathin. dulian sosial, menghargai waktu,
Petunjuk yang terdapat dalam Al- bersikap terbuka, demokratis,
Qur'an dan Hadits amat ideal dan berorientasi pada kualitas, ke-
agung. Islam mengajarkan mitraan, egaliter, anti feodalistik,

* Penulis adalah dosen pada Jurusan Tarbiyah STAIN Palangka Raya.


Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ٢

cinta kebersihan, mengutamakan keberagaman yang legalistik


persaudaraan, berakhlak mulia formalistik, agama hanya di-
dan sikap positif lainnya. manifestasikan dalam bentuk
Selanjutnya Harun Nasution ritual formal sehingga muncul
mengatakan bahwa Islam formalisme keagamaan yang lebih
berlainan dengan agama yang mementingkan "bentuk" dari pada
pada umumnya diketahui, Islam 'Isi". Akibatnya agama kurang
bukan hanya mempunyai satu atau dipahami sebagai seperangkat
dua aspek akan tetapi multi asfek paradigma moral dan etika yang
antara lain asfek teologi, ibadah, bertujuan membebaskan manusia
moral, mistisme, filsafat, sejarah, dari kebodohan, keterbelakangan
kebudayaan dan sebagainya dan kemiskinan. Akibat dari
(Nasution,1985 : 33). kesalahpahaman memahami
Pengetahuan tentang Islam dari simbol-simbol keagamaan itu,
satu atau dua aspek dan bahkan maka agama lebih dihayati
dari satu aliran atau mazhab saja sebagai penyelamat individu dan
akan menimbulkan menimbulkan bukan sebagai keberkahan sosial
pengetahun yang tidak lengkap secara bersama. Pesan spiritual
tentang Islam dan hal ini yang agama menjadi mandek atau
pada umumnya terjadi di terhenti, mengkristal dalam
Indonesia. (Fadhil dalam Nata, sekumpulan mitos dan ungkapan
1989 : 1). simbolis tanpa makna. Agama
Di Indonesia pada umum- tidak muncul dalam sebuah
nya dikenal hanya dari aspek kesadaran kritis terhadap situasi
teologi dan itupun hanya dari aktual (Nata, 98 : 3). Muhaimin
aliran tradisional. Dari aspek mengatakan bahwa pendekatan
hukum hanya dari mazhab syafi'i. studi keislaman yang
Demikian jug aspek-aspek lain mendominasi kalangan ulama
seperi moral, mistis, filsafat, selama ini lebih cendrung bersifat
sejarah, kebudayaan serta aliran subyektif, apologi dan doktriner
dan mazhab lain kurang dikenal serta menutup diri terhadap
akibatnya pengetahuan kita di pendekatan yang dilakukan oleh
Indonesia tidak sempurna, hakikat kalangan luas Islam yang sumber
Islam tidak begitu dikenal dasarnya Al-Qur'an dan Hadits
sehingga akhirnya menimbulkan yang ada dasarnya bersifat
kesalah pahaman tentang Islam rasional dan adaptif terhadap
(Nasution, 1985 : 34). Situasi tuntutan dan perobahan zaman
keberagaman di Indoensia cen- telah berkembang menjadi ajaran-
derung menampilkan kondisi ajaran yang baku dan kaku serta
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ٣

tabu terhadap sentuhan-sentuhan dalam mempergunakan metode


akal rasionalitas dan tuntutan pengkajian Islam. (Daud, 1998 :
perobahan dan perkembangan 77). Lebih lanjut Mukti Ali
zaman. Bahkan kehidupan mengatakan bahwa salah satu
keagamaan serta sosial budaya penyebab pemahaman umat Islam
umat Islam terkesan mandeg, seperti di Indonesia masih parsial
membeku dan ketinggalan zaman. karena kesalahan dalam
Dan yang lebih payah lagi mengunakan metode. Ada 2
keadaan yang demikian yang alasan mendasar kenapa terjadi
menjadi sasaran dan obyek studi hal yang demikian. Pertama,
dari kaum orintalisme dalam studi selama ini ahli-ahli ilmu
keislamannya. Sehingga mereka pengetahuan termasuk dalam hal
mendapatkan kenyataan- ini para orientalis mendekati
kenyataan bahwa ajaran Islam Islam hanya dengan
sebagaimana yang nampak dalam menggunakan kacamata ilmiah
fenomena dan praktik umatnya saja sehingga penelitian ini belum
ternyata tidak rasional dan dan menyeluruh dan sebenar-nya
ilmiah dan tidak mampu mereka tidak mengerti Islam
menjawab tantangan zaman secara utuh, yang mereka ketahui
(Muhaimin, 1994 : 12-13). hanya eksternalitas (segi-segi luar
Syekh Muhammad Qutb saja). Metode yang ditempuh oleh
dalam bukunya Subuhat Hawlil para orientalis terutama sebelum
Islam yang diterjemahkan dalam perang dunia kedua, adalah
bahasa Indonesia tahun 1980 pendekatan yang menjadikan
dengan judul Salah Paham Islam dan seluruh ajarannya
Terhadap Islam yang dikutif semata-mata sebagai obyek studi
Daud Ali memberikan gambaran analisis. Laksana dokter bedah
umum tentang Islam yang disalah mayat, para orientalis meletakan
pahamkan bukan saja oleh Islam diatas meja operasi,
orang-orang non muslim, tetapi memotongnya bagian demi bagian
juga oleh orang-orang Islam dan menganalisis bagian-bagian
sendiri. Kesalahpahaman itu dengan mempergunakan ukuran
disebabkan karena beberapa hal, yang tidak Islam (Fazlur Rahman
diataranya adalah 1) Salah dalam Daud, 1989 : 79). Artinya
memahami ruang lingkup agama mereka mempergunakan metode
Islam; 2) Salah menggambarkan dan menganaliisis dengan ukuran-
segmen-segmen atau bagian- ukuran yang tidak Islami (tidak
bagian kerangka keseluruhan sesuai dengan ajaran-ajaran
ajaran agama Islam dan 3) Salah Islam). Hasilnya tentu tidak akan
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ٤

memusakan dan pasti menimbul- B. Pembahasan


kan salah paham. Lebih-lebih lagi
1. Pengertian Metode Studi
bagi mereka yang memang
Islam
melihat Islam hanya dari Kata metodologi berasal dari
kacamata subyektif dan sentimen bahasa Yunani, yakni dari kata
agama. Kedua, Sebaliknya para metha dan hodos (methodos).
ulama sudah terbiasa memakai Metha artinya melewati dan hodos
ajaran Islam secara doktriner dan artinya jalan atau cara. Metodos
dogmatis. Sebagai akibatnya berarti jalan atau cara yang harus
penafsiran tersebut sulit diterap- dilalui untuk mencapai tujuan
kan ditengah-tengah masyarakat tertentu. Sedangkan logos artinya
yang modern dan global sehingga ilmu. (Shodikin, 2002 : 28).
orang menyimpulkan bahwa Dalam kamus bahasa
Islam dengan seperangkat Indoensia metodologi diartikan
ajarannya ketinggalan zaman, suatu untuk mengungkapkan cara
tidak sesuai dengan alam yang paling cepat dan tepat dalam
pembangunan. Oleh karena itu ia melakukan sesuatu atau dengan
menawarkan 3 pendekatan dalam kata lain cara bekerja yang
memahami agama Islam yakni bersistim untuk memudahkan
naqli (tradisional) aqli (rasional pelaksanaan suatu kegiatan untuk
dan kasyf (mistis) dan ke 3 mencapai tujuan yang ditentukan
pendekatn ini harus dilakukan (KBBI, tt : 652).
secara serempak dan mengunakan Abraham kaflan menjelas-
metode lintas disiplin ilmu. (Ali; kan bahwa metodologi adalah
1991 : 32). pengkajian (study), mengenal
Menggaris bawahi dari penggambaran (deskripsi), pen-
beberapa pernyatan para pakar jelasan (exsplanasi) dan pem-
diatas, maka tampaknya untuk benaran (justifikasi). Dengan
memperoleh pemahaman yang demikian, apabila pendapat kaflan
kaffah (menyeluruh) terhadap diatas kita perhatikan, metodologi
Islam perlu memadukan berbagai itu mengandung unsur-unsur,
pendekatan/metode studi Islam yakni : studi (pengkajian), des-
dari berbagai disiplin ilmu baik kripsi, (penggambaran);
secara ilmiah maupun doktriner eksplanasi (penjelasan) dan
sehingga pemahaman masyarakat justifikasi (pem-benaran yang
menjadi lebih baik. melahirkan suatu generalisasi
(penyimpulan), sehingga
metodologi dapat diartikan
sebagai cara atau prosedur yang
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ٥

ditempuh dalam memecahkan maupun parktik pelaksanaannya


suatu masalah (mulai dari secara nyata dalam kehidupan
menemukan fakta sampai sehari-hari sepanjang sejarah.
penyimpulan). (Kaflan dalam (Muhaimin, 1994 : 11).
Shodikin, 2002 : 28). Dari beberapa uraian tentang
Sejalan dengan pengertian pengertian metodologi dikaitkan
metodologi di atas, tampaknya dengan pengertian studi Islam,
ada benarnya pendapat yang maka dapatlah disimpulkan
diungkapkan oleh Sasmuni Sukir bahwa metodologi studi Islam
yang mengemukakan bahwa adalah prosedur yang ditempuh
metodologi adalah ilmu tentang bagaimana cara
pengetahuan yang mempelajari mempelajari Islam secara cepat
tentang cara-cara atau jalan yang dan tepat, dilakukan secara sadar
ditempuh untuk mencapai tujuan dan sistimatis, efektif dan efesien
dengan hasil yang efektif dan dari mulai menemukan fakta
efesien. (Syukir, 1979 : 90). sampai melakukan generalisasi
Tegasnya adalah cara yang paling (penyimpulan) baik Islam sebagai
tepat dan cepat dalam melakukan sumber ajaran, Islam sebagai
sesuatu (Tafsir, 1995 : 9). Studi pemahaman, maupun Islam
yang efektif dapat diartikan sebagai pengamalan (historis).
sebagai studi yang dapat dipahami Atau dengan kata lain suatu ilmu
secara sempurna. Studi yang yang membahas tentang cara
efesien dapat diartikan sebagai mengkaji Islam, baik dari dimensi
studi yang fungsional, yang dapat normatif, dimensi historis, mupun
mempengaruhi interpretasi dan dimensi aktualnya. (Rozak, 2001:
pengamalan Islam yang tepat dan 15).
benar.
2. Urgensi Metodologi
Adapun yang dimaksud Mengapa diperlukan meto-
dengan studi Islam adalah secara dologi dalam studi Islam ini . Hal
sederhana dapat diartikan sebagai ini dikarenakan beberapa
usaha untuk mempelajari hal-hal argumentasi , yaitu :
yang berhubungan dengan agama Pertama, Usaha untuk
Islam. Dengan perkataan lain menampilkan kembali Islam yang
"usaha sadar dan sistimatis untuk memiliki sejumlah hasanah dan
mengetahui dan memahami serta warisan intelektual dari masa lalu
membahas secara mendalam ke masa sekarang. Dalam istilah
tentang seluk beluk atau hal-hal Nurchalish Madjid, menjawab
yang berhubungan dengan islam, tantangan untuk menampilkan
baik ajaran-ajarannya, sejarahnya kembali Islam sebagai rahmat
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ٦

bagi seluruh alam. Kemampuan yang terjadi pada abad ke-14, 15


menjawab tantangan ini banyak dan 16 Masehi. Aristoteles (384-
bergantung kepada pemikiran dan 322 SM) sudah barang tentu lebih
cara berfikir umat Islam tentang jenius dari Francis Bacon (1561-
agamanya, dengan pola pikir yang 1626); dan Edison (1849-1931 M)
Islami (Madjid dalam Shodikin, yang merupakan muridnya yang
2002 : 30). Senada dengan itu Ali menemukan sistim telepon dan
Syari'ati mengatakan bahwa telegram, listrik, booskop
faktor utama yang menyebabkan bersuara, kereta api listrik dan
kemandekan dan stagnasi dalam masih banyak lagi yang lainnya
pemikiran, peradaban dan sampai-sampai ia memiliki 1300
kebudayaan yangberlangsung hak paten. Plato (366-347 SM)
hingga seribu tahun di eropa pada adalah lebih jenius dari Roger
abad-abad pertengahan adalah Bacon (1214-1626); Pertanyaan-
metode pemkiran Aristoteles. nya adalah apakah yang
Dikala melihat masalah dan objek menyebabkan kedua Bacon dan
itu berobah, maka sains, Edison tersebut menjadi faktor
masyarakat dan dunia juga dalam kemajuan sains, sekalipun
berobah dan sebagai akibatnya keduanya itu jauh lebih rendah
kehidupan manusia menajdi jeniusnya dari Plato dan
berobah (Nata, 1998 : 98). aristoteles yang tidak bisa
Lebih lanjut Mukti Ali membangkitkan Eropa Abad
berpendapat bahwa metodologi Pertengahan, bahkan
adalah masalah yang sangat menyebabkan stagnasi dan
penting dalam sejarah kemandekan. Sebabnya adalah
pertumbuhan ilmu. Metode karena orang-orang yang biasa
kognitif yang betul untuk mencari saja itu menemukan metode
kebenaran adalah lebih penting berpikir yang benar dan utuh,
daripada filsafat, sain atau hanya sekalipun kecerdasannya biasa,
mempunyai bakat. Metode juga mereka dapat menemukan
mempunyai peranan penting kebenaran.
dalam kemajuan dan kemunduran. Kedua, adalah alasan ajaran
Adalah karena metode penelitian , Islam itu sendiri. Dalam
kerena melihat sesuatu, bukan hubungan ini Shalahuddin Sanusi
karena adanya atau tidak adanya mengemukakan bahwa : Di
orang-orang yang jenius, yang dalam memahami dan
membawa stagnasi dan masa mempelajari Islam sebagai agama,
bodoh atau gerak dan kemajuan diperlukan langkah yang tepat,
(Ali, 190 : 28) Sebagai contoh yaitu harus memahami scoup atau
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ٧

ruang lingkupnya ajaran Islam, siswa dapat memahami per-


yaitu ajaran Islam itu meliputi kembangan pemikiran metodologi
material dan spiritual, duniawi yang telah dikembangkan para
dan ukhrawi, jasmani dan rohani, ilmuan muslim masa klasik (lalu)
dan kita harus memahami isinya dalam mengkaji Islam, baik
(squensinya) secara extensif (tiap- sebagai upaya memurnikan ajaran
tiap unsur) atau suatu kesatuannya Islam dari unsur yang merusak
dari tiap asfek dan secara intensif adat al-Islam maupun sebagai
(kedalamannya), hikmat, guna upaya untuk
dan pengalamannya dalam mengkontektualisasi-kan doktrin
kenyataan hidup dan kehidupan. al-Islam itu sendiri. Pada
(Sanusi dalam Shodikin, 2002 : gilirannya, para mahasiswa yang
30). akan menjadi ilmuan ilmuan
Dengan demikian pemaha- muslim masa datang akan menjadi
man dan wawasan tentang sarjana muslim yang sangat
metodologi studi Islam toleran terhadap perbedaan
merupakan sesuatu yang penting pandangan antar sesama sarjana
(urgen) dalam rangka : muslim yang lain, bahkan dengan
Pertama, Memberikan bekal nonmuslim sekalipun. Dengan
metodologis, yaitu kemam-puan mengunakan metode yang cepat
memilih dan menerapkan metode- dan tepat, diharapkan mahasiswa
metode yang dianggap cepat dan Perguruan Tinggi Islam memiliki
tepat serta efektif dan efesien pemahaman yang komprehensif
dalam menempuh studi Islam mengenai Islam, sehingga
sebagaimana yang telah melahirkan pengamalan Islam
digunakan oleh para ilmuan sebagai suatu kesadaran yang
muslim dalam mengkaji Islam timbul dari dalam dirinya sendiri
sehingga menimbulkan kesim- sehingga Islam yang dipelajarinya
pulan yang beragama. itu dapat "mempribadi" di dalam
Pemahaman terhadap adanya dirinya. Disamping itu juga untuk
keragaman metode dengan menghindari terjadinya kesalah
berbagai kelemahan dan pahaman terhadap Islam baik oleh
kekurangannya dapat umat Islam maupun di luar Islam
menumbuhkan sikap toleransi Ketiga, Menjawab perma-
yang pada gilirannya salahan berkenaan dengan
menumbuhkan sikap kerukunan pemahaman terhadap Islam,
internal umat Islam; dengan meningkatkan pengusaan
Kedua, Diperguruan tingi terhadap metodologi yang selama
diharapkan agar seorang maha- ini dianggap lemah.
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ٨

Keempat, Menciptakan metode yang dapat digunakan


kontekstualisasi Islam doktrin dalam memahami agama . Hal ini
Islam secara temporal sehingga perlu dilakukan, karena melalui
doktrin Islam akan tampak selalu pendekatan/metode tersebutlah
aktual didalam kehidupan sosial kehadiran agama secara
kultural yang selalu dinamis dan fungsional dapat dirasakan oleh
mobil. Hal ini lebih memungkin- penganutnya. Sebaliknya tanpa
kan karena para ilmuan muslim mengetahui berbagai
kontemporer tidak perlu lagi pendekatan/metode, maka tidak
untuk memanfaatkan sebuah mustahil agama menjadi sulit
metode kajian untuk mengkaji al- untuk dipahami oleh masyarakat,
Islam karena pada masa lalu para tidak fungsional, pemahaman
ilmuan muslim pun telah masyarakat tidak kaffah, yang
mempergunakan metode itu untuk diketahui oleh masyarakat hanya
mengkaji al –Islam. bagian kecil dari ajaran Islam dan
Dari uraian diatas, tampak pada akhirnya masyarakat
bahwa dalam melakukan studi mencari penyelesaian masalah
terhadap Islam diperlukan yang dihadapinya kepada selain
metodologi yang tepat agar agama dan tentu saja keadaan
dihasilkan suatu kesimpulan me- yang demikian tidak dikehendaki
ngenai Islam dalam keseluruhan terjadi.
asfek ajarannya secara tepat pula.
3. Metode Studi Islam
Baik mengenai Islam sebagai Agama sebagai obyek kajian
sumber ajaran, Islam sebagai keilmuan atau objek penelitian
pemahaman, maupun Islam ilmiah, bisa didekati dengan
sebagai pengamalan. Termasuk berbagai macam metode dan
didalamnya adalah bagaimana pendekatan (approach). Masih-
cara yang cepat dan tepat masing metode dan pendekatan
mempelajari sumber pokok ajaran bertujuan untuk meneliti dan
Islam, yaitu Al-Qur'an dan Al- mengkaji masalah-masalah yang
Hadits. Selain itu dalam spesifik dari berbagai masalah
memahami masalah-masalah keagamaan, dan juga memiliki
agama tidak saja diperlukan metode penelitian yang kahs
pendekatan kaidah-kaidah ilmiah, yang disesuaikan dengan masalah
tapi juga diperlukan pendekatan yang ditelitinya. Namun demikian
imani. (Sodikin, 2002 : 31). dalam hubungan ini Hasan Bisri
Berkenaan dengan hal mengemukakan bahwa metode/
tersebut diatas, maka dibawah ini pendekatan apapun yang
akan dideskripsikan berbagai digunakan tentu memiliki
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ٩

kelebihan dan kekurangan memahami Islam dalam konteks


masing-masing. Pada dasarnya metode perbandingan ini, yakni :
tidak ada satu metode/pendekatan 1) Mengenal Allah dan mem-
apapun yang utuh dan sempurna. bandingkan dengan sesem-
Dalam penggunaan bahan agama-agama lain;
metode/pendekatan tersebut dapat 2) Mempelajari Kitab Al-Qur'an
saja terjadi kemencengan yang dan mebandingkannya dengan
bersumber dari manusianya, baik kitab-kitab samawi atau
karena keterbatasan dalam kitab-kitab yang dikatakan
memahami peraturan dan sebagai samawi lainnya;
menangkap gejala yang dihadapi, 3) Mempelajari kepribadian rasul
maupun karena kerangka acuan Isalm dan membandingkannya
yang digunakan. Hasan Bisri dengan tokoh-tokoh besar
dalam Shodikin, 2002: 32). pembaharuan yang pernah
Menurut Afif Muhammad hidup dalam sejarah;
(1997) terdapat metode-metode 4) Mempelajari tokoh-tokoh
yang lazim digunakan dalam Islam terkemuka dan
penelitian pemikiran membandingkannya dengan
(keagamaan), antara lain metode tokoh-tokoh utama agama
komparasi atau perbandingan maupun aliranaliran pemikiran
Metode Diskripsi lain. (Syari'ati, (terj) Mahyud-
(Penggambaran), metode filologi, din, 1982 : 72).
metode Hermeunetika dan Melalui metode komparasi
Fenomenologi. ini dapat diketahui kelebihan dan
kekurangan yang terdapat diantara
a. Metode Perbandingan
berbagai yang dibandingkan.
Metode perbandingan
Namun yang perlu dipahami
dimaksudkan untuk menemukan
dalam melakukan perbandingan
tipe, corak atau kategori suatu
syaratnya harus obyektif, tidak
pemikiran, kemudian memposisi-
ada pemihakan (blank mind),
kannya dalam peta pemikiran
tidak ada pra konsepsi dan
secara umum. Yang dialkukan
sebagainya. Metode ini sulit
disini adalah pertama-tama
dilakukan oleh seseorang yang
mengemukakan teori induk yang
meyakini kebenaran suatu agama .
menggambarkan tipologi; dengan
Sebab dalam dirinya masih
berbagai indikatornya. Teori ini
terdapat pemihakan pada agam
kemudian digunakan untuk
yang dianutnya. Metode ini baru
mendeduksi pemikiran yang tekah
akan efektif apabila dilakukan
direkonstruksi. Ali Syari'ati
oleh orang yang baru mau
mengatakan ada berbagai cara
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ١٠

beragama. Sejalan dengan empiris, obyektif. Sedangkan


pendapat Ali Syari'ati diatas, untuk melihat Islam sebagai
Mukti Ali juga mengajukan agama dapat digunakan
metode memahami Islam yang di pendekatan normatif teologis.
istilahkannya dengan metode Mukti Ali melihat bahwa Islam
tipologi. Dengan metode ini sebagai agama dapat digunakan
seseorang berusaha untuk metode doktriner dan untuk
mengklasifikasi topik atau tema melihat Islam sebagai sebuah
sesuai dengan tipenya kemudian disiplin ilmu digunakan metode
dibandingkan dengan topik atau ilmiah dengan ciri-ciri sebagai
tema yang mempunyai tipe yang mana disebutkan diatas dan
sama. Dalam agama Islam selanjutnya metode ini disebutnya
demikian juga agama lain, kita sebagai pendekatan sintesis.
dapat mengklasifikasi lima aspek (Nata, 1998 : 110)
atau ciri dari agama itu , lalu b. Metode Diskripsi
dibandingkan dengan aspek dan (penggambaran)
ciri yang sama dari agama lain, Metode ini digunakan jika
yaitu : 1) Aspek ketuhanan peneliti ingin mengangkat sosok
berikut ciri-cirinya. Caranya pemikiran yang diteliti tanpa
adalah kembali mempelajari Al- suatu analisis yang bersifat
Qur'an dan Hadits serta kritis.Objek kajian dalam metode
keterangan yang diberikan para ini adalah gagasan atau ide
pemikir muslim dalam bidang itu; seorang tokoh yang terkandung
2) Aspek kenabian, yakni dalam bentuk manuskrip, naskah
mengetahui dan memahami Nabi atau teks atau media cetak seperti
Muhammad dengan cara buku atau kitab. Karena tujuan
mmepelajari syirahnya; 3) Aspek yang seperti itu, maka yang
kitab suci dan 4) Aspek keadaan dilakukan hanya menggunakan
sewaktu munculnya Nabid an pemikiran pe-ngarang dengan cara
orang-orang yang didakwahinya menjelaskan dan menghubungkan
serta individu-individu pilihan secara cermat data dalam bentuk-
yang dihasilkan oleh agama itu ( bentuk pernyataan dan rumusan-
Ali, 1977 ; 51-52) rumusan pendapat. Selanjutnya
Amin Abdullah yang dikutif jika penelitian ingin diperdalam
Nata mengatakan bahwa untuk pada implikasi-implikasi logos,
melihat Islam sebagai sebuh dilaku-kan analisis rasional atau
disiplin ilmu (Islamic Studies) sosial-empirik atau metode
dapat digunakan pendekatan analitis kritis. Metode analitis
ilmiah yang ciri-cirinya rasional, kritis merupakan pengembangan
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ١١

dari metode diskriptif. Menurut sempurna dan dalam ketidak-


Jujun S, Suriasumantri ada sempurnaan itu terkandung
beberapa langkah dalam kelebihan dan kekurangan. Jadi
menggunakan metode analisis tujuan kritik dalam metode anlisis
kritis : kritis adalah menyimpulkan
Pertama, mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan dari
gagasan primer yang menjadi suatu ggasan primer.
objek penelitian. Gagasan primer Keempat, adalah melakukan
itu didapat dari buku primer atau "studi analitik" yakni studi
naskah sekunder; terhadap serangkaian gagasan
Kedua, membahasa gagasan primer dalam bentuk per-
primer tersebut yang pada bandingan atau huungan dan
hakikatnya memebrikan "inter- lainya. Studi banding misalnya
pretasi" peneliti terhadap gagasan adalah suatu upaya menemukan
yang telah dideskripsikan . perebdaan antara dua atau lebih
beberapa peneliti mungkin objek penelitian. Perbedaan yang
memberikan interpretasi yang dicari dapat bersifat
berbeda terhadap satu gagasan "metodologis" atau "materi".
primer. Hal ini berarti bahwa Dalam analisis ini peneliti dapat
peneliti-peneliti tersebut mem- juga menghubungkan antara data
punyai gagasan yang orisinil (materi) yang satu dengan materi
dalam menafsirkan suatu naskah lainnya (Mastuhu dan M. Deden
primer. Penafsiran yang berbeda Ridwan, 1998: 44-46).
ini dimungkinkan beberapa hal: c. Metode filologi
(1) Kelengkapan gagasan primer Pada dasarnya kata filologi
dan tambahan informasi lainnya berasal dari kata-kata Yunani
seperti tersedianya buku-buku "philologia" (philo = cinta, logio
yang lain yang menunjang = huruf). Philologia berarti cinta
penelitian ini; (2) Interpretasi dari jepada bahasa, karena huruf
sudut pandang atau konteks yang membentuk kata, kata mem-
berbeda. bentuk kalimat dan kalimat adalah
Ketiga, melakukan kritik inti dari bahasa. Kata filologi
terhadap gagasan primer yang dapat ditemukan dalam khazanah
telah ditafsirkan tersebut. Kritik bahasa Belanda dan Ingris, yang
dalam suatu metode analisis kritis masing-masing mempunyai
adalah suatu keharusan. Metode pengertian yang berbeda-beda.
anlisis kritis adalah metode yang Dalam bahasa Arab filologi
didasarkan pada asumsi bahwa: adalah ilmu tahqiq atau ilmu
'semua gagasan manusia tidak
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ١٢

tashhih (al-Tharabishi dalam karangan asli si pengarang


Anwar, 1999 : 8) yang disebut pada buku itu;
Arkoun mengemukakan 2) Apakah isinya benar-benar
bahwa, "filologi" merupakan kata sesuai dengan mazhabnya;
Yunani yang secara harfiyah 3) Sejauhmana tingkat kebenaran
berarti kesukaan akan kata, materinya;
dipakai dalam arti pengkajian teks 4) Mentahqiq dan mentakhrij
atau penelitian yang berdasarkan semua ayat-ayat Al-qur'an dan
teks. (Arkoun dalam Anwar; 1999 Sunnah serta menyebut
: 9). Metode filologi adalah sumbernya dalam catatan
metode penelitian berdasarkan kaki;
analisis teks. Istilah filologi 5) memberi penjelasan tentang
berarti suatu metode yang hal-, seperti nama orang,
mempelajari dan meneliti naskah- tanggal yang diragukan,
naskah lama untuk mengerti apa kejadian-kejadian. (Lubis,
yang terdapat didalamnya, 1996 : 15).
sehingga diketahui latar belakang Suatu contoh penelitian
kebudayaan masyarakat filologi antara lain penelitian
melahirkan naskah-naskah Nabila Lubis terhadap kitab
tersebut. Zubdad al-Asrar karya Yusuf
Metode ini dipergunakan Maqassari. Nabila Lubis dapat
jika sumber data berupa naskah mentahqiq kita tersebut kedalam
atau manuskrip. Metode ini bahasa Indonesia yang baik dan
dimaksudkan untuk mendiskripsi- dapat menyusun keutuhan
kan secara cermat pemikiran- teksnya. Adapun kegunaan hasil
pemikiran yang terdapat dalam penelitian filologi adalah sebagai
naskah tersebut melalui analisis sumbangan pikian yang sangat
kosa kata yang digunakan, berikut berarti terlebih-lebih dalam
nuansa-nuansa yang terdapat di memperkenalkan buah pikiran
dalamnya. tokoh terkenal yang dulu mauoun
Menurut Nabilah Lubis, yang sekarang sehingga dapat
istilah filologi sama dengan dikenal dan diketahui oleh
tahqiq,dalam istilah arab yakni generasi berikutnya.
penelitian yang cermat terhadap d. Metode Hermeneutika dan
suatu karya yang mencakup hal- Fenomenologis
hal sebagai berikut : Hermeunetik pada mulanya
1) Apakah benar karya yang meruju kepada nama Yunani
ditulis/ditahqiq merupakan Kuno, Hermes, yang tugasnya
menyampaikan berita dari Sang
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ١٣

Maha Dewa yang dialamatkan Noerhadi ada langkah yang diikuti


kepada manusia. Menurut Hossein dalam melakukan penelitian
Nasr yang dikutif oleh Komarudin hermeunetik. Langkah-langkah
Hidayat , Hermes tak lain adalah tersebut antara lain :
Nabi Idris AS yang disebutkan a. Telaah Hakikat Teks
dalam Al-qur'an (Hidayat, 1996 : Dunia teks diperlakukan
125). Sementara menurut legenda sebagai suatu yang mandiri
yang beredar di kalangan dilepaskan dalam pengarang-
pesantren pekerjaan Nabi Idris nya, waktu penciptaannya, dan
adalah sebagai tukang tenun. Jika konteks budayanya. Oleh
propesi sebagai tukang tenun di karena itu wujud teks adalah
kaitkan dengan mitos Yunani tulisan dan yang ditulis adalah
tentang peran Dewa Hermes, bahasa, maka yang menjadi
ternyata terdapat korelasi positif.. pusat perhatiannya adalah
Kata kerja "memintal" padanan- hakikat bahasa. Tujuannya
nya dalam bahasa Latin adalah adalah mengerti apa yang
tegere, sedang produknya disebut dsampaikan dengan cara
textus atau text, yang merupakan menginterpretasi teks atau
isu sentral dalam kajian bahasa.
hermeunetika. Jadi kata b. Proses Apresiasi
hermeunetik yang diambil dari Pembaca yang melakukan
peran hermes sebuah ilmu atau penelitian melakukan proses
seni menginterpretasikan sebuah apresiasi terhadap dunia teks
teks. Metode hermeunetik dengan kemampuan "menye-
dimaksudkan untuk menemukan lami" dunia pengarang masa
hubungan pemikiran yang diteliti lalu kemudian diaktualisasikan
dengan gejala-gejala sosial yang kedalam dunia pembaca masa
ada. Sedangkan jika yang dicari sekarang;
hubungan-hubungan pemikiran c. Proses Interpretasi
tersebut dengan kondisi-kondisi Peneliti menerka dan
sosial yang ada sebelum dan menginterpretasikan arti yang
sesudah pemikiran tersebut tampak dalam teks, dan
muncul, maka yang dipergunakan mencoba mengerti apa yang
adalah metode fenomenologi. tidak tampak dibelakang teks
(Shodikin, 2002 : 34). seperti geografis, budaya dan
Dalam metode hermeunetik, bahkan spiritual
ada tiga hal yang perlu diperhati- pengarangnya. (Anwar, 1999 :
kan yaitu, dunia pengarang, dunia 10)
teks dan dunia pembaca. Menurut
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ١٤

Metode hermeunetik dalam tuhan . Selanjutnya biologi adalah


kajian kepustakaan Islam sudah ilmu yang membahas tentang
banyak dilakukan pada teks mahluk hidup dan segala sesuatu
(kitab) tafsir. Seorang peneliti yang berkaitan dengannya.
kalau ingin meneliti teks tafsir Namun oleh Dr. Penfield biologi
karya seorang tokoh, maka perlu telah dijadikan suatu upaya
diketahui dunia mufassir atau mendekati keyakinan adanya
tokoh tersebut untuk dapat Tuhan. Dari hasil kajiannya
menginterpretasikan dan sangat mengagumkan bahwa
sekaligus menganalisis secara ternyata otak manusia semacam
baik tentang faktor-faktor yang komputer akan dapat
mempengaruhi penulisannya. menggerakan seluruh komponen
Setiap teks atau buku tafsir lahir yang ada dalam fisiknya, ketika
dalam sebuah wacana yang otak itu digerakan oleh pikiran.
memiliki banyak variable, antara Sementara itu pikiran ternyata
lain suasana politik, ekonomis, bukanlah organ fisik manusia,
psikologis dan lain sebagainya. melainkan sebuah substansi
tersendiri yang didalam agama
e. Metode Sains melalui
dikenal dengan istilah roh. Di
Pendekatan Fisika dan Biologi
dalam roh inilah manusia selalu
Fisika sebagai sebuah ilmu
berkomunikasi dengan yang Maha
menkaji hal-hal yang berkaitan
Kuasanya. Dalam pendekatan
dengan isik alam dan sekitarnya.
biologi sampel ini Penfield dapat
Di dalam fisika dibahas antara
membuktikan bahwa Tuhan
lain teori tentang atom. Sebagai
adalah Maha Penggerak (fa'al)
sebuah teori, teori atom ternyata
terhadap segala kemaun manusia".
bukan hanya digunakan untuk
( Rozak, 2001 : 132).
mengkaji hal-hal yang berkaitan
dengan masalah kealaman yang f. Metode Intuisi
tampak secara inderawi saja, Metode intuisi adalah
melainkan dapat juga digunakan metode kontemplasi (perenungan)
untuk mengkaji hal yang yang intens dan mendalam.
berkaitan dengan ketuhanan. Dalam metode ini orang
Abdullah Afif dalam tulisannya menentukan pendapat mengenai
Tauhid Dalam pendekatan Fisika sesuatu berdasarkan pengetahuan
Modern, yang dikutip Rozak yang langsung atau di dapat
mengatakan bahwa fisika dengan dengan cepat melalui proses yang
teori atomnya dapat dijadikan tak disadari atau yang tidak
bahan kajian untuk mencapai dipikirkan lebih dahulu. Sudarto
suatu kepercayaan kepada adanya yang dikutip Rozak mengangap
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ١٥

bahwa metode intuisi oleh para ulama salaf atau yang


mengunakan perenungan mengangap dirinya sebagai ulama
(kontemplasi), yang mendalam, salaf. ( Rozak, 2001 : 65).
maka metode ini bukan irasional h. Metode Filsafat
atau anti intelektualitas, Metode ini berusaha untuk
melainkan supra intelektual sampai pada sebuah kesimpulan
dengan filsafatnya sebagai filsafat kesimpulan universal dengan
spiritual sedangkan Sumadi meneliti akar permasalahannya.
Suryabrata tidak. Sehingga Metode ini bersifat mendasar
konsekwensinya hasil karya dengan cara radikal dan integral,
pendekatan intuisi menurutnya karena memperbincangkan
sebagai hasil yang sukar sesuatu dari segi esensi (hakikat
dipercaya. Selain itu seorang sesuatu). Harun Nasution
pengguna tidak melakukan mengatakan bahwa berfilsafat
langkah-langkah yang sistimatik intinya adalah berfikir secara
dan terkendali seperti layaknya mendalam, seluas-luasnya,
kegiatan ilmiah. Metode ini sebebas-bebasnya, tidak terikat
banyak digunakan oleh para Sufi. kepada apapun, sehingga sampai
Dalam upayanya memperoleh pada dasar segala dasar.
intuisi dari Allah SWT, seorang (Nasution, 1985 : 36). Metode ini
sufi menggunakan 3 (tiga) mempunyai kelemahan, diantara-
fakultas yang ada dalam jiwanya nya sebagaimana yang dikemuka-
pertama, fakultas hati (kalbu) kan Arkoun bahwa sikaf filsafat
yang digunakan sebagai sarana mengurung diri dalam batas-batas
untuk mengetahui Allah, kedua angitan dan metodologi yang telah
roh, yang digunakan sarana untuk ditetapkan oleh nalar sendiri
mencintai Allah SWT, ketiga sirr, secara berdaulat. Selain itu
yang digunakan sebagai sarana terkesan metode filsafat ini
untuk merenungi Tuhan. ( Rozak, melakukan pemaksaan gagasan-
2001 : 164-169). gagasan. Kendati demikian,
g. Metode tektual secara historis filsafat telah
Metode tektual adalah suatu menjadi pilihan banyak komunitas
cara mengkaji Islam melalui ilmuan dalam memecahkan
pendekatan serba wahyu, baik berbagai masalahnya. Di atas
wahyu dalam bentuk tertulis (Al- kelemahan-kelemahannya, filsaat
Qur'an) maupun yang tidak telah menmbuktikan dirinya
tertulis (al-Sunnah Nabi sebagai akar ilmu pengetahuan,
Muhammad SAW). Pendekatan dan menajdinya sebagai mother of
ini banyak dilakukan terutama scieces.
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ١٦

Fisalafat adalah suatu pendekatan yang dilakukan oleh


cabang ilmu pengetahuan yang seorang pengkaji dalam
membahas segala sesuatu yang melakukan kajian terhadap objek-
bertujuan untuk memperoleh objek tertentu melalui beberapa
pengetahuan sedalam-dalamnya, bidang keilmuan mMetode
sejauh di dalam jangkauan holistik sangat dibutuhkan.
kemampuan akal budi manuisa. Sedangkan pen-dekatan antar
Pengkajian Islam dengan disipliner adalah pendekatan yang
menggunakan metode ini di dilakukan oleh beberapa orang
antaranya adalah sebagai berikut: pengkaji dalam beraga disiplin
1) Dilakukan dengan cara ilmu terhadap objek tertentu
mengajukan pertanyaan yang dalam satu tim kajian yang
dapat memimbulkan per- integratif untuk memeproleh suatu
tanyaan berikutnya dan kesimpulan yang konprehensif.
jawabanya sekalian. Semacam Selain dari berbagai metode
dialog secara kritis, si memahami Islam yang dipaparkan
penanya menemukakan diatas, Nasruddin Razaq yang
jawabannya sendiri. Cara dikutip Nata mengemukakan
seperti inilah yang dilakukan empat cara untuk memahami
oleh Nabi Ibrahim dalam Islam, yakni :
proses mencari Tuhan. 1) Islam harus dipelajari dari
2) Dengan melihat atau mem- sumber aslinya, yaitu Al-
pelajari fenomena-fenomena qur'an dan as-sunah.
yang terjadi dan berusaha Kekeliruan memaham Islam
menemukan inti/hakikat yang karena orang hanya
ditunjukan melalui fenomena- mengenalnya hanya dri
fenomena tersebut. sebagain ulama dan
pemeluknya yang telah jauh
i. Metode Holistik
dari bimbingan Al-qur'an dan
Metode holistik adalah cara
sunnah, atau melalui
mengkaji Islam secara integral
pengenalan kitab-kitab fiqh
dan komprehensif yang
atau tasawuf yang
diharapkan dapat diperoleh suatu
semangatnya tidak sesuai lagi
kesimpulan yang bersifat
dengan tuntutan zaman;
menyeluruh ( Rozak, 2001 : 184).
2) Islam harus dipelajari secara
Ada 2 pendekatan yang dapat
integral, konprehensif, tidak
digunakan pada metode ini yakni
secara parsial. Artinya Islam
pendekatan interdisipliner dan
harus dipelajari secara
pendekatan antar disipliner.
menyeluruh sebagai satu
Pendekatan interdisipliner yakni
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ١٧

kesatuan. Mempelajari Islam sejarah atau metode pema-


secara parsial justru akan haman terhadap kepercayaan,
membahayakan, menimbulkan sejarah atau kejadian dengan
sikap skeftif, bimbang dan melihatnya sebagai suatu
penuh keraguan, dan akan kenyataan yang mempunyai
memunculkan penilaian yang kesatuan mutlak dengan
keliru terhadap Islam; waktu, tempat, kebudayaan,
3) Islam harus dipelajari melalui golongan dan lingkungan
studi kepustakaan yang ditulis dimana kepercayaan, sejarah
oleh ulama-ulama besar, kaum atau kejadian itu muncul;
zuama dan sarjana-sarjana 2) Metode singkronis analitik,
muslim, karena pada yaitu suatu metode mem-
umumnya mereka memiliki pelajarai Islam yang mem-
pemahaman yang indah dari berikan keampuan analisis
parktik ibadah yang mereka teoritik yang snagat berguna
lakukan; bagi perkembangan keimanan,
4) Islam hendaknya dipelajari mental intelek umat Islam.
dari ketentuan normatif Metode ini tidak semata-mata
teologi yang ada dalam Al- mengutamakan segi aplikatif
qur'an, selanjutnay dikorelasi- praktis, tetapi juga meng-
kan dengan kenyataan historis utamakan telaah kritik;
empiris dan sosiologis yang 3) Metode problem solving, yaitu
ada di masyarakat. Dengan suatu metode yang mengajak
demikian dapat diketahui pemeluknya untuk berlatih
kesesuaian atau kesenjangan menghadapi berbagai masalah
antara Islam yang berada pada dari suatu cabang ilmu
tataran normatif teologis pengetahuan dengan solusi-
dengan Islam yang ada pada nya;
tataran historis, sosiologis dan 4) Metode empiris, yaitu suatu
empiris (Nata, 1998 : 107- metode yang memungkinkan
109) umat Islam mempelajari
Selanjutnya metode ajarannnya melalui proses
memahami agama Islam menurut realisasi, aktualisasi dan
versi Departemen Agama RI internalisasi norma-norma dan
adalah sebagai berikut : kaidah Islam dengan suatu
1) Metode diakronis atau metode proses aplikasi yang
sosio historis, yaitu suatu menimbulkan suatu interaksi
metode mempelajari Islam sosial, kemudian secara
yang menonjolkan asfek deskriftif proses interaksi
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ١٨

dapat dirumuskan dalam suatu C. Penutup


norma baru; Islam dengan seperangkat
5) Metode deduktif, yaitu suatu ajaranya diyakini sebagai agama
metode memahami Islam yang membawa misi rahmatan
dengan cara menyusun lil 'alamin. Sebagai agama yang
kaidah-kaidah secara logis dan rahmatan lil 'alamin, maka Islam
filosofis, dan selanjutnya mutlak harus di pelajari, ditelaah,
kaidah-kaidah itu dikaji dan diamalkan dalam
diaplikasikan untuk bentuk amaliyah nyata dalam
menentkan maslah-masalah kehidupan sehari-hari. Mengingat
yang dihadapi. Metode ini ruang lingkup Islam begitu luas
dipakai sebagai sarana untuk dan multi aspek, maka sudah
mengistinbatkan hukum- barang tentu seseorang yang mau
hukum syara. mengkaji Islam dan berkeinginan
6) Metode induktif, yaitu suatu memperoleh pemahaman yang
metode memahami Islam integral/kaffah dituntut untuk
dengan cara menyusun mengunakan multi pendekatan
kaidah-kaidah hukum untuk (inter disipliner/antar disipliner)
diterapkan kepada masalah- dan menggunakan metodologis
masalah furu' yang yang tepat. Sebab manakala hanya
disesuaikan dengan mengunakan satu atau dua
mazhabnya terlebih dahulu. pendekatan saja atau tidak
Metode pengkajiannya menggunakan metodologi yang
dimulai dari masalah-masalah baik, maka jelas akan
khusus, lalu dianalisis, menimbulkan pemahaman yang
kemudian disusun kaidah tidak lengkap tentang Islam dan
hukum dengan catatan setelah yang terlihat dari Islam hanya satu
terlebih dahulu disesuaikan atau dua aspek saja yang pada
dengan faham mazhabnya. akhirnya missi Islam sebagai
(Muhaimin, 1994: 25-28). agama yang rahmatan lil 'alamin
belum mampu diwujudkan secara
baik dalam kehidupan seseorang.
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ٢

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mukti, (1991), Metode Memahami Agama Islam, Jakarta, Bulan


Bintang
Abdul Hakim, Atang, (2000), Metodologi Studi Islam, Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya
Anwar, Khairil, (1999), Makalah Penelitian Kepustakaan, disampaikan
Pada Pelatihan Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen STAIN Palangka
Raya tanggal 08-17 Oktober 1999
Abdullah, Amin (1999), Studi Agama Normativitas atau Historisitas,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Daud Ali, Muhammad, (1998) Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada
Hidayat, Qomaruddin, (1996), Memahami Bahasa Agama Sebuah Kajian
Hermanitik, Jakarta, Paramadina
Martin, Richard C, (2001), Pendekatan Kajian Islam dalam Studi Agama,
Surakarta, Muhamadiyah University Press.
Mudzhar, Atho, HM, (2001) Pendekatan Studi Islam, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar
Mastuhu dan Deden Ridwan, (1998), Tradisi Baru dalam Agama Islam
Tinjauan Dalam Disiplin Ilmu, Bandung, Nuansa
M. Abdullah, Amin, (1999), Studi Agama Normativitas dan Historisitas,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Muhaimin, DR.MA ( 1994), Dimensi-Dimensi Studi Islam, Surabaya, Karya
Abditama
Nata, H. Abuddin, (1998), Metodologi Studi Islam, Jakarta, Raja Grafindo
Persada
Nasution, Harun, (1985), Islam ditinjau dari berbagai asfeknya, Jakarta,
Universitas Indonesia
Ajahari, Studi Islam (Sebuah Tinjauan Metodologis) ٣

Lubis, Nabilah, (1996), Naskah, Teks dan Metodologi Penelitian Filologi,


Jakarta, Forum Kajian Bahasa dan Sastra Arab Syarif Hidayatullah
Shodikin, Abuy dalam Jurnal Media Pendidikan, (2002) Volome XVI
nomo1, edisi Juni 2002
Syari'ati, Ali, (1989), Sosiologi Islam (terj.) Syaifullah Mahyuddin,
Yogyakarta, Ananda

Anda mungkin juga menyukai