Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGANTAR ILMU HUKUM

TENTANG

“KONSEP-KONSEP HUKUM”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

PUJA DWI LARASATI : 2130201058

HASYARMI : 2130201036

KELAS 21-AHS-B

DOSEN PENGAMPU:

ANISA, SH., MH.

FAKULTAS SYARI’AH

PROGRAM STUDI S1 AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

TAHUN

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan
Hidayah-Nya sehingga kami penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Konsep-Konsep Pengertian Pokok Dalam Hukum

Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah dari dosen
bertema Pengantar Ilmu Hukum. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan dalam menyelesaikan makalah ini, mungkin sangat jauh dari suatu
kesempurnaan yang diharapkan, harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Oleh karena itu, segala
kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih.

Batusangkar,15 oktober 2021

Penulis

2
Daftar isi
Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................................3
Bab I...........................................................................................................................................5
Pendahuluan...............................................................................................................................5
A. Latar belakang...................................................................................................................5
B. Rumusan masalah..............................................................................................................5
C. Tujuan penyusunan............................................................................................................5
Bab II..........................................................................................................................................6
Pembahasan................................................................................................................................6
A. Objek hukum.....................................................................................................................6
B. SUBJEK HUKUM.............................................................................................................8
a. Manusia (natuurlijke persoon/ menselijk person)...............................................................9
b. Badan Hukum...................................................................................................................10
C. PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN.....................................................................10
1. Pengertian Hak.................................................................................................................10
a. Pengertian Hak Secara Umum..........................................................................................10
b. Pengertian Hak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia...............................................11
c. Pengertian Hak Menurut Para Ahli...................................................................................11
2. Pengertian Kewajiban.......................................................................................................11
a. Pengertian Kewajiban Secara Umum...............................................................................11
b. Pengertian Kewajiban Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia....................................12

3
c. Pengertian Kewajiban Menurut Pendapat Ahli................................................................12
D. MACAM-MACAM HAK...............................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN...............................................................................................................14
B. SARAN............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

4
Bab I

Pendahuluan

A. Latar belakang
Untuk memahami ilmu dibutuhkan konsep dasar yang diungkapkan dalam bentuk istilah
yang berupa satu kata maupun beberapa kata. Konsep dasar ini memudahkan memahami dan
menghubungkan suatu ilmu baik secara teori maupun secara praktik. Tiap istilah ditetapkan
arti dan batasan maknanya sejelas mungkin yang dirumuskan dalam suatu definisi.
Pembentukan konsep-konsep ini dimaksudkan terutama untuk memudahkan penataan,
pemahaman, dan penggunaan atas bahan-bahan dari objek yang dipelajari dalam bidang
tertentu sehingga tersusun bangunan pengetahuan dalam bidang tersebut yang mewujudkan
suatu sistem yang secara rasional dapat dipelajari dan dipahami.

Dalam hukum dan Ilmu Hukum juga telah terbentuk berbagai pengertian atau konsep
untuk menyusun secara sistematis fakta mengenai keseluruhan asas-asas dan kaidah hukum
menjadi suatu kesatuan. Konsep atau pengertian dalam bidang hukum itu disebut konsep
yuridis (legal concept), yakni konsep konstruktif dan sistematis yang digunakan untuk
memahami suatu aturan hukum atau sistem aturan hukum, misalnya konsep-konsep hak,
kewajiban, peristiwa hukum, perikatan, dan sebagainya. Berikut akan dijabarkan konsep-
konsep mendasar dalam hukum.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian subjek hukum dan objek hukum ?
2. Sebutkan macam-macam objek dan subjek hukum ?
3. Apa pengertian hak dan kewajiban ?
4. Sebutkan macam-macam hak ?

C. Tujuan penyusunan
1. Dapat menjelaskan pengertian objek hukum dan subjek hukum.
2. Dapat menjelaskan macam-macam objek dan subjek hukum.
3. Dapat menjelaskan pengertian hak dan kewajiban.
4. Dapat menjelaskan macam-macam hak.

5
Bab II

Pembahasan

A. Objek hukum
Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum (manusia/badan
hukum) dan yang dapat menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para subjek
hukum, oleh karenanya dapat dikuasai oleh subjek hukum. Seperti tanah, mobil, rumah, dll.
Objek hukum menurut Pasal 499 KUHPerdata, yakni benda.Objek hukum adalah segala
Sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh subjek hukum secara yuridis (menurut danberdasarkan
hukum). hal itu disebabkan oleh manfaatnya yang harus diperoleh dengan jalan hukum (objek
hukum) dan tanpa perlu berdasarkan hukum. yaitu segala sesuatu yang dapat diperoleh secara
bebas dari alam (benda non ekonomi) seperti angina, cahaya matahari, bulan, yang
pemanfaatannya tidak diatur oleh hukum. hal-hal tersebut bukanlah termasuk objek hukum
karena benda-benda itu dapat diperoleh tanpa memerlukan pengorbanan sehingga
membebaskan subjek hukum dari kewajiban-kewajiban hukum dalam pemanfaatannya.

Menurut Soeroso objek hukum biasanya adalah benda atau zaak. Pengetahuan tentang
benda atau zaak terdapat secara luas pada buku II KUHPerdata tentang hukum kebendaan
atau zaken-recht yang berasal dari hukum barat. Setelah kemerdekaan pengetahuan tentang
hukum benda dalam bab II KUHPerdata terjadi perubahan mengenai tanah dengan lahirnya
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dan
Perundang-Undangan lainnya.
Menurut ilmu pengetahuan hukum, benda itu dapat diartikan dalam arti luas dan sempit.
Benda dalam arti luas adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki oleh orang. Pengertian ini
meliputi benda-benda yang dapat dilihat, seperti mobil, motor, rumah, tanah, dan sebagainya,
dan benda-benda yang tidak dapat dilihat, yaitu berbagai hak seperti hak tagihan, hak cipta,
dan lain-lain.

Adapun benda dalam arti sempit adalah segala benda yang dapat dilihat. Menurut Pasal
503 KUHPerdata, bahwa benda itu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

6
1. Benda yang bersifat kebendaan/berwujud. Benda yang berwujud adalah suatu benda
yang sifatnya dapat dilihat Diraba, dirasakan dengan panca indera, terdiri dari benda
berubah / berwujud.

Benda berwujud meliputi :

a) Benda bergerak / tidak tetap, berupa benda yang dapat dihabiskan dan benda yang
tidak dapat dihabiskan.

Dibedakan menjadi sebagai berikut :

1) Benda bergerak karena sifatnya, menurut pasal 509 KUH Perdata adalah benda
yang dapat dipindahkan, misalnya meja, kursi, dan yang dapat berpindah sendiri
contohnya ternak.

2) Benda bergerak karena ketentuan undang-undang, menurut pasal 511 KUH Perdata
adalah hak-hak atas benda bergerak, misalnya hak memungut hasil (Uruchtgebruik)
atas benda-benda bergerak, hak pakai (Gebruik) atas benda bergerak, dan saham-
saham perseroan terbatas.

b) Benda tidak bergerak/benda tetap, dalam hal ini benda

tidak bergerak dapat dibedakan menjadi sebagai

berikut :

1) Benda tidak bergerak karena sifatnya, yakni tanah dan segala sesuatu yang melekat
diatasnya, misalnya pohon, tumbuh-tumbuhan, area, dan patung.

2) Benda tidak bergerak, benda itu tidak dapat dipindahkan karena dilekatkan pada
benda tidak bergerak sebagai benda pokok untuk tujuan tertentu, misalnya mesin
alat-alat yang dipakai dalam pabrik yang tujuannya adalah untuk dipakai tetap dan
tidak berpindah-pindah (Pasal 507 KUHPerdata).

3) Benda tidak bergerak karena ketentuan undang-undang (Pasal 508 KUHP) ini
berwujud hak-hak atas benda-benda yang tidak bergerak misalnya hak memungut
hasil atas benda yang tidak dapat bergerak, hak pakai atas benda tidak bergerak dan
hipotik.misalnya pohon, tumbu-tumbuhan, area, dan paung

7
B. SUBJEK HUKUM
Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban menurut
hukum atau segala pendukung hak dan kewajiban menurut hukum.Subjek hukum adalah
setiap makhluk berwenang untuk memiliki, memperoleh, dan menggunakan hak-hak
kewajiban dalam lalu lintas hukum. Sedangkan sifat subjek hukum yaitu: mandiri, terlindungi
(minderjarig, onbekwaam heid), perantara. Beberapa pengertian subjek hukum menurut para
ahli.

Subjek hukum menurut Subekti adalah pembawa hak atau subjek di dalam hukum yaitu
orang. Subjek hukum menurut Mertokusumo adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh
hak dan kewajiban dari hukum. Hanya manusia yang dapat menjadi subjek hukum. Subjek
hukum menurut Syahran adalah pendukung hak dan kewajiban. Subjek hukum menurut
Chaidir Ali adalah manusia yang berkepribadian hukum, dan segala sesuatu yang berdasarkan
tuntutan kebutuhan masyarakat demikian itu dan oleh hukum diakui sebagai pendukung hak
dan kewajiban. Subjek hukum menurut Agra adalah setiap orang yang mempunyai hak dan
kewajiban sehingga mempunyai wewenang hukum atau disebut dengan Rechtsbevoegdheidz.

Dalam hukum Islam, Subjek hukum adalah perbuatan manusia yang dituntut oleh Allah
SWT berdasarkan ketentuan hukum. Perbuatan yang dibebani hukum dalam usul fiqih
dikenal dengan istilah mukallaf. Subjek hukum terdiri dua macam, yaitu manusia sebagai
subjek hukum tersebut berkedudukan sebagai aqidain. Namun agar aqidain dapat
mengadakan bisnis secara sah, maka harus memenuhi syarat kecakapan (ahliyah) dan
kewenangan (wilayah) bertindak di depan hukum. Pengertian subjek hukum menurut Pasal
1ayat 2 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah adalah orang-perorangan, persekutuan, atau
badan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum yang memiliki kecakapan
hukum untuk mendukung hak dan kewajiban.

Berdasarkan berbagai pendapat ahli hukum di atas dapat kita disimpulkan bahwa subjek
hukum adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dalam hukum
sehingga segala sesuatu yang tersebut dalam hal ini adalah manusia dan badan hukum (yang
disamakan seperti manusia/orang yang bisa menyandang hak dan kewajiban).

8
Subjek hukum mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam
hukum, khususnya hukum keperdataan karena subjek hukum tersebut yang dapat
mempunyai wewenang hukum. Dalam lapangan hukum perdata mengenal subjek hukum
sebagai salah satu bagian dari kategori hukum yang merupakan hal yang tidak dapat
diabaikan karena subjek hukum adalah konsep dan pengertian (concept en begriff) yang

mendasar.
Klasifikasi subjek hukum dibedakan atas dua, yaitu terdiri dari pertama, manusia
(natuurlijk person/menselijk person) yang disebut orang dalam bentuk manusia atau
manusia pribadi. Kedua, adalah badan hukum atau (rechts person) yang disebut orang
dalam bentuk badan hukum atau orang yang diciptakan hukum secara fiksi (persona
ficta). Pengertian mengenai siapakah yang dianggap sebagai orang dalam hukum
menurut Hardjawidjaja yang pertama ialah “manusia” yang menurut anggapan umum
merupakan manusia secara fisik akan tetapi menurut Eggens yang dimaksud sebagai
“orang” dalam buku kesatu KUH Perdata adalah manusia sebagai rechts person
(perorangan sebagai subjek hukum). Menurut Ko Tjai Sing buku kesatu dari KUH
Perdata berjudul “Tentang Orang” (Van Personen) dijelaskan “orang” tidak hanya
dimasudkan “manusia biasa” tetapi juga “Badan Hukum”. Manusia dan badan hukum
dapat mempunyai hak-hak.

a. Manusia (natuurlijke persoon/ menselijk person)


Manusia pribadi atau natuurlijke persoon sebagai subjek hukum mempunyai hak dan
mampu menjalankan haknya dijamin oleh hukum yang berlaku. Manusia sebagaisubjek
hukum itu diatur secara luas pada Buku 1 KUH Perdata tentang orang (van personen),
Undang-Undang kewarganegaraan, dan Undang-Undang orang asing.
Chidir Ali mengartikan manusia adalah makhluk yang berwujud dan rohaniah, yang
berasa, berbuat dan menilai, berpengetahuan dan berwatak.42 Van Aperldorn mengemukakan
bahwa secara yuridis manusia sama dengan orang person dalam hukum. Ada dua alasan
dikemukakan oleh para ahli tersebut, karena:

a) Manusia mempunyai hak-hak subjektif

b) Manusia mempunyai kewenangan hukum. Pendukung hak berdasarkan ilmu pengetahuan


hukum barat disebut dengan istilah lain yakni person (Latin = persona, Prancis = personne,

9
inggris person, Jerman = person dan Belanda = persoon).43 Seseorang (person) berarti
pendukung hak dan kewajiban yang juga

disebut juga dengan subjek hukum.

b. Badan Hukum
Disamping manusia sebagai pembawa hak (subjek hukum), di dalam hukum terdapat
pula badan-badan atau perkumpulan-perkumpulan yang dapat juga memiliki hak-hak dan
melakukan perbuatan hukum seperti layaknya manusia. badan-badan dan perkumpulan-
perkumpulan. tersebut memiliki kekayaan sendiri, ikut serta dalam lalu lintas hukum dengan
perantara pengurusnya, agar digugat dan dapat juga menggugat dimuka pengadilan. Badan
atau perkumpulan tersebut dinamakan badan hukum atau rechtspersoon yang berarti orang
yang diciptakan oleh hukum.58 Istilah badan hukum selain merupakan terjemahan dan istilah
rechtspersoon (Belanda) juga merupakan terjemahan peristilahan persona moralis (latin),
legal person (Inggris).

Badan hukum (rechts person) merupakan badan-badan perkumpulan dari orang-orang


(persoon) yang diciptakan oleh hukum sehingga mempunyai hak dan kewajiban layaknya
subjek hukum manusia/orang. Badan hukum dapat menjalankan perbuatan hukum sebagai
pembawa hak manusia. Seperti melakukan perjanjian, mempunyai kekayaan yang terlepas
dari anggotanya dan sebagainya. Perbedaan badan hukum dengan manusia sebagai pembawa
hak adalah badan hukum tidak dapat melakukan perkawinan, tidak dapat diberi hukuman
penjara, tetapi badan hukum dimungkinan dapat dibubarkan.

C. PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN

1. Pengertian Hak

a. Pengertian Hak Secara Umum


Hak memiliki artian secara umum. Pengertian hak secara umum adalah segala
sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir.Sehingga
dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia sejak lahir dan
harus didapatkan atau terpenuhi untuk setiap orang yang memiliki hak tersebut. Hal ini
dapat digunakan untuk meninjau makna hak yang dimiliki oleh setiap manusia terlebih
terkait hak kebebasan berpendapat di muka umum sebagai warga negara Indonesia dan
batasan hak kebebasan berpendapat di muka umum.

10
b. Pengertian Hak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak memiliki pengertian tentang suatu
hal yang benar, milik, kepunyaan, ditentukan oleh undang-undang dan aturan), kekuasaan
yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat.

Dapat disimpulkan bahwa hak adalah suatu hal yang dimiliki dan dipunyai oleh
seseorang sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk menuntut suatu hal yang
memang harus didapatkannya. Tinjauan tersebut digunakan untuk mengetahui dan
memahami hak kebebasan berpendapat di muka umum sebagai warga negara Indonesia yang
harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta relevansinya dengan
makna dan batasan hak kebebasan berpendapat di muka umum.

c. Pengertian Hak Menurut Para Ahli

Pengertian hak juga telah dipaparkan atau dijelaskan oleh beberapa pendapat
ahli. Menurut Srijanti “hak merupakan unsur normatif yang berfungsi pedoman berperilaku,
melindungi kebebasan, serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat
dan martabatnya.

Sedangkan pengertian hak menurut Notonegoro “hak merupakan kuasa untuk


menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu
dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa olehnya.

Berdasarkan kutipan pendapat para ahli, dapat diartikan bahwa hak adalah suatu hal
yang dimiliki oleh manusia untuk menjaga kesejahteraannya dan menerima atau melakukan
suatu hal yang semestinya untuk dirinya sendiri. Sehingga dapat dikaitkan dengan hak setiap
manusia dalam menyatakan pendapat serta pikirannya di muka umum sebagai warga
negara.Penjabaran tersebut digunakan untuk meninjau makna dan batasan warga negara
Indonesia dalam hak kebebasan berpendapat di muka umum.

2. Pengertian Kewajiban

a. Pengertian Kewajiban Secara Umum


Kewajiban memiliki pengertian secara umum. Pengertian secara umum dari
kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan untuk dilaksanakan

11
oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk
didapat.

Berdasarkan pengertian secara umum, maka kewajiban merupakan segala sesuatu


yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh setiap individu sehingga pantas untuk
memperoleh suatu hak.

Sehingga dapat dikaitkan dengan kewajiban dan hak warga negara dalam
menyatakan pendapatnya di muka umum. Jadi tidak semata-mata hanya menyampaikan
pendapat di muka umum, namun juga memperhatikan kewajiban yang ada. Berdasarkan
tinjauan tersebut maka sangat relevan untuk mengetahui dan memahami kewajiban dan
hak warga negara Indonesia yang termasuk batasan dalam menyatakan pendapat di muka
umum.

b. Pengertian Kewajiban Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kewajiban adalah sesuatu
yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal yang harus dilaksanakan).

Dapat diartikan bahwa kewajiban adalah segala sesuatu yang wajib dipenuhi
sehingga dapat memperoleh hak setelahnya. Hal ini sangat relevan dengan kewajiban dan hak
warga negara dalam menyatakan pendapatnya di muka umum sehingga dapat digunakan
untuk meninjau makna dan batasan hak kebebasan berpendapat di muka umum.

c. Pengertian Kewajiban Menurut Pendapat Ahli


Terdapat penjabaran atau penjelasan menurut pendapat ahli terkait makna atau
artian dari kewajiban. Menurut Notonegoro “kewajiban adalah beban untuk memberikan
sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan oleh pihak tertentu dan tidak dapat
digantikan oleh pihak lain, yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan.

Berdasarkan kutipan pendapat ahli tersebut, kewajiban merupakan suatu hal yang
harus dipenuhi oleh setiap individu sebagai warga negara agar mendapatkan hak yang
memang sepantasnya diperoleh sebagai warga negara. Sehingga sangat relevan dengan
hak kebebasan mengemukakan pendapat di muka umum, karena selain memiliki hak
menyatakan pendapat sudah seharusnya setiap warga negara menjalankan kewajibannya
dalam berpendapat dengan baik guna menjaga persatuan bangsa dan tidak saling

12
menimbulkan perpecahan antar sesama. Penjelasan tersebut digunakan untuk meninjau
makna dan batasan hak kebebasan berpendapat di muka umum

D. MACAM-MACAM HAK
1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (Pasal 27 ayat 2).

2) Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan : “setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(Pasal 28A).

3) “Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan


yang sah” (Pasal 28B ayat 1).

4) Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan berkembang”.

5) “Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia.” (Pasal 28C ayat
1)

6) “Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.” (Pasal 28C ayat 2).

7) “Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.” (Pasal 28D ayat 1).

8) “Hak untuk mempunyai hak milik pribadi. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,
hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun.” (Pasal 28I ayat 1).

Berdasarkan macam-macam uraian hak yang tercantum dalam Undang-


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, dapat diartikan
bahwasanya hak setiap warga negara Indonesia telah diatur dalam ketentuan peraturan
pemerintah dan setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk mensejahterakan
hidupnya.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam sebuah negara terdapat penggunaan konsep konsep hukum yang berupa
objek hukum dan subjek hukum. Serta adanya hak dan kewajiban yang saling
berhubungan satu sama lain, karena apabila ada hak maka pasti ada kewajiban.

B. SARAN
Saran yang ingin penulis sampaikan adalah dengan pembuatan makalah ini
pemahaman kita terhadap objek, subjek dan hak serta kewajiban yang kiranya dapat
membantu kita untuk meningkatkan kualitas sebagai warga negara yang baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Satjipto Rahardjo, (2014), Op.Cit., hlm. 53

aumiati Natadimaja, (2009), Hukum Perdata Mengenai Hukum Orang dan Hukum Benda,
Yogyakarta: Graha Ilmu, hlm. 7.

38 Mardani, (2015), Hukum Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, hlm. 117

39 Rosnidar Sembiring, (2016), Hukum Keluarga (Harta-Harta Benda

Dalam Perkawinan), Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm. 7.

40 Aloysiur Entah, (1989), Hukum Perdata (Suatu Perbandingan Ringkas),

Yogykarta: Liberty, hlm. 54.

42 Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, (2014), Perbandingan Hukum Perdata, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, hlm. 75-76.43 Rachmadi Usman, (2006), Aspek-Aspek Hukum
Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 72.44 Beni Ahmad
Saebani, (2016), Perbandingan Hukum Perdata, Bandung: CV Pustaka Setia, hlm. 105.

Zainal Asikin, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Pt RajaGrafindo

Persada,2012).Cet.1.h.115.

15

Anda mungkin juga menyukai