Anda di halaman 1dari 20

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


Jl Ir Sutami No 36A KodePos: 57126

BUKTI PENERIMAAN NASKAH ARTIKEL ILMIAH

Diberitahukan bahwa, naskah artikel ilmiah dengan judul :

Pengaruh Good Corporate Governance Dan Modal Intelektual Terhadap Nilai


Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2015-2019

Yang diserahkan oleh:

Nama : Theresia Eva Suryandari


NIP : F0317104
E-mail : theresiaevas99@gmail.com
Nomer HP : 081225285179

Telah melalui proses pengecekan naskah ilmiah dengan hasil sebagai berikut:

Plagiasi : 21% 1
Skor Reviewer : 80 2

Demikian surat ini dibuat dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Surakarta, 2021-07-14
Editorial Jurnal S1 Akuntansi

Isna Putri Rahmawati SE, M.Sc, Ak


NIP: 1989042220130201

http://unggah.feb.uns.ac.id 1
Draft Artikel 111104

1
Pengecekan dengan Turnitin, Prosentase kemiripan maksimal 30%
2
Hasil Review Naskah oleh Reviewer dengan komponen penilaian meliputi Originalitas, Signifikansi, Relevansi, Penyajian dan Isi

http://unggah.feb.uns.ac.id 2
Draft Artikel 111104

Pengecekan Plagiasi Hasil Review (Reviewer 1 & Reviewer 2)


Prosentase Plagiasi: 21 % Skor Originalitas : 80
Skor Signifikansi: 80
Skor Relevansi: 80
Skor Penyajian: 80
Skor Isi: 80

DRAFT ARTIKEL ILMIAH


Pengaruh Good Corporate Governance Dan Modal Intelektual
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai
Variabel Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019

The Effect Of Good Corporate Governance And Intellectual Capital To Firm Value With
Dividend Policy As A Moderating Variable On Manufacturing Companies Listed In
Indonesian Stock Exchange 2015-2019

Theresia Eva Suryandari, Nurmadi Harsa Sumarta, dan Edy Supriyono

1
E-mail korespondensi: theresiaevas99@gmail.com

Abstract
These purposes of this research are to explain the effects of good corporate governance and
intellectual capital on firm’s values on manufacturing testing by a moderating variable as measured
by dividend policy listed on the Indonesian Stock Exchange (ISE) in 2015-2019. The final sample used
for this study was 195 samples over these 5 years. Data analysis in this study used mutiple regression
analysis and moderated regression analysis (MRA). The result of this study indicated institutional
ownership structure, board size, number of audit committee and intellectual capital have a positive
effect on firm value. The results of the MRA testing show that dividend policy with Dividend Payout
Ratio (DPR) weaken the influence of institutional ownership structure, board size, and intellectual
capital on firm values. However strengthens the effect of the number of audit committee on firm
value. The limitations of study are that many companies have negative profit and do not routinely
distribute dividends.
Keyword: good corporate governance, intellectual capital, dividend policy, firm value, manufacturing
companies

PENDAHULUAN
Nilai sebuah perusahaan menjadi suatu hal utama bagi investor sebagai penilaian
kinerja perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham perusahaan. Tingginya
harga saham suatu perusahaan akan menjadikan nilai perusahaanya tinggi pula
(Marcella & Mungniyati, 2019). Indikator dalam menilai perusahaan ditinjau dari
pergerakan harga saham perusahaan tersebut maka memudahkan investor untuk
mengukur apakah nilai suatu perusahaan baik atau buruk. Nilai suatu perusahaan yang
baik berdampak positif untuk kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang.
Konflik kepentingan (agency problem) pasti muncul dalam setiap peningkatan nilai
suatu perusahaan. Konflik kepentingan terjadi ketika pemilik perusahaan dan manajemen
perusahaan memiliki perbedaan kepentingan. Pemilik perusahaan memiliki kepentingan
dalam jangka panjang sedangkan beberapa manajemen yang bekerja dalam kontrak akan
memaksimalkan kinerjanya hanya dalam masa kontrak. Untuk mengatasi hal ini maka
perusahaan harus memiliki sistem good corporate governance.

http://unggah.feb.uns.ac.id 3
Draft Artikel 111104

Corporate governance sering menjadi kajian penelitian dengan terbukanya kasus


skandal keuangan seperti Enron, Worldcom, Tyco, Merk, Global Crossing dan beberapa
perusahaan di Amerika (Connett et al., 2006 dalam Fristanto & Yolanda, 2017). Di
Indonesia sendiri prinsip tata kelola muncul saat terjadinya krisis moneter di Indonesia
tahun 1997 yang mengakibatkan banyak perusahaan bangkrut. Kasus terkait corporate
governance kembali terjadi tahun 2001 dimana terjadi manipulasi laporan keuangan
perusahaan oleh PT Kimia Farma Tbk dan pada triwulan III 2002 terdapat manipulasi
laporan keuangan perusahaan oleh PT Lippo Tbk.
Lemahnya corporate governance akan menimbulkan terjadinya kecurangan dalam
pengelolaan perusahaan sehingga hal tersebut mempengaruhi kinerja perusahaan dan
menimbulkan ketidakpercayaan oleh investor. Sebaliknya kuatnya penerapan corporate
governance memiliki manfaat seperti yang tertuang dalam Corporate Governance
Perception Index (2008) yang ditulis oleh Ashary & Kasim (2019) yakni, meminimalisir
agency cost, meminimalisir cost of capital, meninggikan nilai saham perusahaan dan
menaikkan citra perusahaan. Dengan demikian semakin kuatnya mekanisme corporate
governance maka kinerja manajemen akan semakin terkontrol dan dapat mengurangi
agency problem.
Persaingan bisnis yang semakin pesat mendorong perusahaan menerapkan inovasi
dan pengelolaan secara efektif dan efisien untuk menciptakan keunggulan yang
kompetitif disamping melalui good corporate governance juga melalui modal intelektual.
Modal intelektual bermanfaat bagi perusahaan dalam pengetahuan intensif sehingga
perusahaan cenderung berinvestasi pada modal intelektual (Dewi & Dewi, 2020).
Ekonomi yang berlandaskan ilmu membentuk relevansi modal intelektual pada
penciptaan nilai perusahaan sehingga meningkat secara signifikan dan berguna bagi
para pemangku kepentingan sebagai pertimbangan dan penilaian kinerja perusahaan
(Salvi et al., 2020).
Pentingnya penerapan mekanisme good corporate governance serta pengelolaan
modal intelektual bisa meninggikan nilai suatu perusahaan. Nilai perusahaan yang
tergambar dari harga saham berdampak pada return yang dibagikan kepada investor,
karena jumlah return yang dibagikan mencerminkan kemakmuran bagi perusahaan dan
pemegang saham (Marcella & Mungniyati, 2019). Maka dari itu jumlah dividen yang
dibagikan kepada para investor sangat mempengaruhi niat investor dalam pengambilan
keputusan investasi.
Dalam lima tahun terakhir (2015 – Triwulan I 2020) investasi yang terealisasi
tertinggi pada perusahaan berada pada sektor manufaktur yaitu oleh sub sektor industri
makanan dan minuman. Hal tersebut tertuang pada Siaran Pers tanggal 26 Mei 2020 Plt
Deputi Bidang Pelaksanaan Penanaman Modal. Oleh hal tersebut menunjukkan bahwa
sektor manufaktur paling diminati oleh investor dalam menanamkan modalnya.
Peneliti atas pemaparan tersebut termotivasi melakukan penelitian mengenai
pengaruh mekanisme good corporate governance pada perusahaan apakah
mempengaruhi atau tidak terhadap nilai dari sebuah perusahaan. Kemudian apakah
pengelolaan modal intelektual yang dimiliki perusahaan akan mempengaruhi atau tidak
terhadap nilai suatu perusahaan yang mana penelitian ini berfokus pada perusahaan
bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Beberapa penelitian
sebelumnya menjelaskan bahwasanya kebijakan dividen mampu mempengaruhi nilai
suatu perusahaan karena dividen yang diberikan otomatis meningkatkan harga saham
perusahaan sehingga meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri (Pangaribuan et al.,

http://unggah.feb.uns.ac.id 4
Draft Artikel 111104

2019) maka peneliti tertarik untuk menggunakan variabel moderasi yaitu kebijakan
dividen yang diharapkan akan memperkuat hubungan variabel independen dan variabel
dependen yang digunakan.

LANDASAN TEORI
Teori Agensi (Agency Theory)
Teori Agensi dicetuskan oleh Jensen & Meckling (1976) adalah teori yang
memandang mengenai pemisahaan diantara manajemen perusahaan (agent) dan pemilik
perusahaan (principal). Kepentingan yang berbeda diantara manajemen dan pemilik
terjadi ketika pemilik memberikan tugas dan tanggung jawab kepada manajemen untuk
mengelola dan menjalankan perusahaan termasuk pengambilan keputusan sehingga
menimbulkan asimetri informasi. Asimetri informasi terjadi ketika agent memiliki
informasi yang terlengkap dibandingkan principal. Dengan terdapatnya asimetri
informasi maka besar kemungkinan jika agent dapat memanipulasi hasil kinerja
perusahaan agar terlihat bagus oleh principal yang akhirnya dalam jangka panjang dapat
merugikan principal.
Stakeholder Theory
Stakeholder theory merupakan teori yang membahas mengenai organisasional
manajemen dan etika bisnis terkait moral dan nilai yang mengatur organisasi.
Stakeholder theory pertama kali dikemukakan oleh R. Edward Freeman (1984)
menyatakan bahwa perusahaan dalam mengelola kinerja perusahaannya bukan hanya
untuk kepentingan sendiri melainkan pengelolaan kinerja perusahaan yang dijalankan
dapat bermanfaat bagi para stakeholder nya (Freeman & McVea, 2001).
Bird In The Hand Theory
Menurut pendapat Lintner (1956) mengungkapkan pemilik saham sebenarnya lebih
tertarik dengan dibaginya dividen daripada penerimaan keuntungan. Hal tersebut
disebabkan karena pembagian dividen adalah aspek yang bisa perusahaan kendalikan.
Sementara penerimaan keuntungan adalah aspek yang dapat pasar kendalikan yang
penerimaannya pada waktu yang akan datang.
Corporate Governance
Corporate Governance ialah konsep yang berhubungan dengan penjaminan
akuntanbilitas manajemen perusahaan dan memonitoring kinerja manajemen perusahaan
terhadap stakeholder. Berdasarkan Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) bahwa
melaksanakan manajemen kerja yang baik ialah dengan menerapkan asas good corporate
governance dalam setiap aspek bisnisnya dan disetiap lini perusahaannya. Ada 5 prinsip
penting dalam good corporate governance yakni transparansi, akuntanbilitas,
responsibilitas, independen, dan kewajaran juga kesetaraan.
Modal Intelektual
Modal intelektual ialah intangible asset yang perusahaan miliki sebagai nilai
tambah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya dari suatu entitas.
Steward (1977) yang ditulis oleh Fauziah & Wahyuni (2017) mendefinisikan modal
intelektual menjadi wawasan, kekayaan intelektual, pengalaman untuk menciptakan
kesejahteraan yang harus dikelola oleh perusahaan. Fanni & Fuad (2019) juga
menyatakan bahwa perusahaan harus berusaha keras untuk membangun keunggulan
kompetitif dengan memanfaatkan kekuatan modal intelektual.

http://unggah.feb.uns.ac.id 5
Draft Artikel 111104

Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen yakni kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan keuangan terkait
laba periode perusahaan tentang pengambilan keputusan apakah dibagi pada pemegang
sahamnya atau ditahan. Apabila suatu dividen dibagi, hal tersebut akan menunjukkan
seberapa porsi tingkat keuntungan yang dibagi pada pemegang sahamnya. Sedangkan
jika ditahan, hal tersebut menunjukkan seberapa porsi tingkat keuntungan yang
digunakan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan.
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah aspek utama berinvestasi atau penanaman modal oleh
investor terkait bagaimana perusahaan dinilai dalam pasar (Lestari & Satyawan, 2019).
Kinerja perusahaan yang baik secara otomatis nilai perusahaan akan meningkat. Suatu
perusahaan yang bernilai tinggi akan menarik investor untuk menaruh kepercayaan ke
perusahaan untuk menanamkan investasinya bukan hanya dalam masa sekarang namun
dalam prospek jangka panjang (Fauziah & Wahyuni, 2017).
Pengaruh Struktur Kepemilikan Institusional terhadap Nilai
Perusahaan
Kepemilikan saham institusional oleh institusi bank, investasi, asuransi, dan lainnya
bisa membuat kepentingan lain seperti kepentingan pribadi manajer maupun debtholder
berkurang (Fauziah & Wahyuni, 2017). Kepemilikan institusional berperan penting dalam
mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap manajemen
perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya selain keuntungan yang
diperoleh juga berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan (Fahdiansyah et al.,
2018). Kemudian penelitian Kao et al. (2019) juga mengungkapkan kepemilikan
institusional mempunyai dampak yang baik dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
Berdasarkan penjelasan, sehingga bisa dikembangkan hipotesis:

H1: Struktur kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Ukuran Direksi terhadap Nilai Perusahaan


Direksi berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007
mengenai Perseroan Terbatas yaitu direksi merupakan badan perusahaan yang
mempunyai tanggung jawab secara utuh untuk kepentingan perusahaan dan berwenang
dalam mewakili perseroan. Penelitian Kyere & Ausloos (2020) menyatakan bahwa dewan
direksi mampu memonitor atau mengontrol manajer untuk bertindak demi kepentingan
pemilik. Pelaksanaan tugas oleh direksi dengan hasil yang baik maka meningkatkan
kinerja perusahaan dengan tentu saja membuat nilai perusahaan meningkat pula (Marini
& Marina, 2017). Berdasarkan penjelasan, sehingga bisa dikembangkan hipotesis :

H2: Ukuran direksi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Jumlah Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan


Komite audit berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/PJOK.04/2015
mengenai Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit yaitu komite audit
terbentuk untuk bertanggung jawab dan membantu melaksanakan tugas dewan
komisaris. Kegiatan komite audit ketika memonitor manajemen serta memberikan
nasihat terhadap dewan komisaris menjadi jaminan dalam meningkatnya nilai suatu
perusahaan serta jumlah komite audit dapat menjadi faktor penentu efektivitas

http://unggah.feb.uns.ac.id 6
Draft Artikel 111104

perusahaan (Rusli et al., 2020). Penelitian tersebut diperkuat oleh Dakhlallh et al. (2020)
yang mengungkapkan bahwasanya komite audit berpengaruh positif pada nilai suatu
perusahaan. Berdasarkan penjelasannya, sehingga bisa dikembangkan hipotesis :

H3: Jumlah Komite Audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan


Modal intelektual merupakan kekayaan tak berwujud yang meningkatkan daya
saing antar perusahaan sehingga pemanfaatan sumber daya intelektual yang tepat tentu
saja meningkatkan kinerja suatu perusahaan. Penelitian sebelumnya oleh Putri & Nuzula
(2019) mengungkapkan bahwasanya perusahaan dengan modal intelektual yang baik,
nantinya membuat perusahaan dapat dengan efisien dan efektif dalam mengelola
asetnya. Berdasarkan penjelasan, sehingga bisa dikembangkan hipotesis :

H4: Modal Intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Struktur Kepemilikan


Institusional terhadap Nilai Perusahaan
Kepemilikan institusional mampu mengendalikan perilaku manajemen yang
menyimpang karena kepemilikan institusional merupakan salah satu struktur yang cukup
besar dalam sebuah perusahaan. Salah satu cara dalam melakukan pengawasan terhadap
kinerja manajemen perusahaan kaitannya dengan peningkatan nilai perusahaan yaitu
dengan kebijakan dividen berupa kenaikan dividen kas oleh perusahaan. Penelitian
sebelumnya oleh Anton (2016) mengungkapkan bahwasanya dividend payout ratio
berpengaruh positif pada nilai suatu perusahaan. Hasil tersebut diperkuat oleh
Fahdiansyah et al. (2018) menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap
peningkatan nilai suatu perusahaan. Adanya kepemilikan institusional dapat ikut
menentukan arah kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahan, sehingga
pengambilan keputusan dapat diperoleh secara bijak dan berguna bagi pemangku
kepentingan yang mana dapat meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan,
sehingga bisa dikembangkan hipotesis :

H5: Struktur kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan


dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi.

Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Ukuran Direksi terhadap


Nilai Perusahaan
Direksi dipandang sebagai kunci keberhasilan dalam penerapan good corporate
governance karena memiliki tanggung jawab secara penuh atas pengelolaan perusahaan.
Penelitian sebelumnya oleh Ashary & Kasim (2019) menunjukkan hasil kebijakan dividen
dengan proksi dividend payout ratio berpengaruh positif pada nilai suatu perusahaan.
Hasil tersebut diharapkan mendukung penelitian Radhitiya & Purwanto (2017) yakni
jumlah direksi dalam perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan penjelasan, sehingga bisa dikembangkan hipotesis :

H6: Ukuran direksi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan

http://unggah.feb.uns.ac.id 7
Draft Artikel 111104

dividen sebagai variabel moderasi.

Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Jumlah Komite Audit


terhadap Nilai Perusahaan
Komite audit dapat menjadi faktor penentu efektivitas perusahaan dan mampu
memonitoring kegiatan manajemen sehingga meningkatkan nilai suatu perusahaan. Hasil
yang diteliti Pangaribuan et al. (2019) menunjukkan pembagian dividen oleh perusahaan
dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor. Hasil tersebut diharapkan
mendukung penelitian Samasta et al. (2018) yang mengungkapkan bahwasanya komite
audit berpengaruh positif pada nilai suatu perusahaan. Berdasarkan penjelasan, sehingga
bisa dikembangkan hipotesis :

H7: Jumlah Komite Audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan
kebijakan dividen sebagai variabel moderasi.

Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Modal Intelektual


terhadap Nilai Perusahaan
Modal Intelektual dalam perusahaan dianggap penting dalam proses penciptaan
nilai suatu perusahaan. Penelitian sebelumnya oleh Lestari & Satyawan (2019)
menunjukkan bahwa modal intelektual dapat menjadi nilai tambah dan keutamaan dalam
berkompetitif yang dapat mempengaruhi penilaian pasar terhadap perusahaan. Hasil
tersebut semakin diperkuat oleh Endri & Fathony (2020) bahwa kepastian terkait
kebijakan dividen bisa memberikan peningkatan pada nilai suatu perusahaan.
Berdasarkan penjelasan, sehingga bisa dikembangkan hipotesis :

H8: Modal Intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan
dividen sebagai variabel moderasi.

METODE PENELITIAN
Sampel Penelitian
Sumber data penelitian dengan data sekunder dan mengambil sampel semua
perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rentang
tahun 2015-2019. Peneliti ketika menentukan sampelnya pada penelitian, memakai
teknik purposive sampling dengan beberapa kriteria yang ditetapkan oleh peneliti, yakni
sebagai berikut.

Tabel 1. Seleksi Penentuan Sampel Akhir

Kriteria Sampel Jumlah


• Perusahaan manufaktur 2015-2019 143
• Perusahaan yang tidak melaporkan laporan keuangannya dengan (34)
rutin di situs www.idx.co.id tahun 2015-2019
• Perusahaan yang tidak memiliki laba positif dalam tahun (37)
2015-2019
• Perusahaan yang tidak rutin membagikan dividen dalam tahun (32)
2015-2019

http://unggah.feb.uns.ac.id 8
Draft Artikel 111104

• Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan namun (1)


tidak memuat data yang dibutuhkan dalam penelitian
• Jumlah sampel perusahaan yang digunakan 39
• Periode pengamatan penelitian 5
• Jumlah sampel digunakan 195
Sumber : Laporan keuangan IDX

Teknik Analisis
Peneliti dalam melakukan pegujian hipotesis menggunakan uji asumsi klasik
terlebih dahulu sebagai persyaratan dua pengujian yang akan dilakukan, yaitu pengujian
analisis regresi berganda dan moderated regression analysis (MRA). Saat melakukan
pengujian hipotesis, peneliti menggunakan microsoft excel dan software SPSS 20.

Persamaan regresi untuk pengujian hipotesis non moderasi :

Persamaan regresi untuk pengujian hipotesis moderasi :

Keterangan:
Tobin’s Q = Nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q
β1 – β9 = Koefisien regresi
ε = Errors
SKI = Struktur Kepemilikan Institusional
UKD = Ukuran Direksi
KOA = Jumlah Komite Audit
MOI = Modal Intelektual
DPR = Kebijakan Dividen yang diproksikan dengan Dividend
Payout Ratio

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Variabel Independen
Struktur Kepemilikan Institusional
Proporsi kepemilikan institusional yang kurang dari 100% memungkinkan para
manajer melakukan perilaku menyimpang dan melaksanakan tugas dengan tidak
berlandaskan pemaksimalan nilai perusahaan (Handriani & Robiyanto, 2018). Adanya
kepemilikan institusional diharapkan meminimalisir kegiatan manajemen yang
merugikan perusahaan.

http://unggah.feb.uns.ac.id 9
Draft Artikel 111104

Ukuran Direksi
Direksi dipandang sebagai kunci dari penerapan good corporate governance.
Pelaksanaan tugas direksi yang optimal memungkinkan dalam pengambilan keputusan
yang tepat dan fokus pada tujuan perusahaan (Radhitiya & Purwanto, 2017). Pelaksanaan
optimal inilah yang dipengaruhi oleh jumlah direksi suatu perusahaan.

Jumlah Komite Audit


Bursa Efek Jakarta dan BAPEPAM melalui Kep-339/BEJ/07-2001 menetapkan
seluruh perusahaan yang go public mempunyai komite audit. Peran komite audit penting
atas pengendalian dan pemantauan perilaku oleh manajer agar dapat berjalan efektif,
sehingga komite audit harus memiliki jumlah anggota yang terbilang mencukupi dalam
mengerjakan tugasnya dan kewajibannya (Rusli et al., 2020).

Modal Intelektual
Modal intelektual yang dikembangkan Ulum et al. (2014) yaitu Modified Value
Added Intellectual Capital (M-VAIC). Komponen modal intelektual ini terdiri dari human
capitals efficiency coefficients, structural capitals efficiency coefficients, capitals
employed efficiency coefficients, dan relational capitals efficiency. Terdapat enam
langkah pengukuran.

Value added (VA) didefinisikan seluruh antara hasil pengeluaran (output) dan hasil
pemasukan kecuali beban karyawan (input).

Human Capitals Efficiency Coefficient (HCE) didefinisikan keikutsertaan yang diciptakan


dari setiap 1 (satu) rupiah yang terinvestasi didalam HC pada VA perusahaan.

Structural Capitals Efficiency Coefficient (SCE) merupakan total SC yang diperlukan


guna memperoleh 1 (satu) rupiah dari VA serta suatu indikator berhasilnya SC
menciptakan suatu nilai.

Relation Capitals Efficiency Coefficient (RCE) merupakan jumlah VA yang diperoleh


suatu perusahaan dari tiap 1 (satu) rupiah yang terinvestasi dalam biaya pemasarannya.

Capitals Employed Efficiency Coefficient (CEE) merupakan keikutsertaan yang diciptakan


pada tiap unitnya dari CE pada VA perusahaan.

http://unggah.feb.uns.ac.id 10
Draft Artikel 111104

Modified Value Added Intellectual Coefficients (M-VAIC) merupakan kemampuan berupa


intelektual oleh perusahaan yang dikombinasikan melalui 4 (empat) komponen dari
modal intelektual.

Variabel Moderasi
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan faktor penting yang mempengaruhi nilai bisnis (Dang
et al., 2020). Kebijakan yang diambil perusahaan terkait pembagian dividen terhadap
para pemegang sahamnya menjadi perhatian khusus bagi pemegang saham terkait harga
saham perusahaan. Pengukuran yang dipakai yakni dividend payout ratio guna mengukur
kebijakan dividen.

Variabel Dependen
Variabel dependen yang dilakukan dalam penelitian yaitu nilai suatu perusahaan
yang diukur dengan rasio Tobin’s Q. Pengukuran Tobin’s Q dicetuskan oleh James Tobin
(1968) yang melakukan perbandingan dari nilai pasar aset terhadap nilai buku aset
perusahaan. Dewi & Dewi (2020) menyatakan bahwa Tobin’s Q ialah pengukuran nilai
pasar perusahaan menurut perspektif investor.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan penjelasan terkait data dari average value,
standard deviation, maximum, minimum, sum, range, dan distribution error dari setiap
sampel (Ghozali, 2006). Dibawah ini ialah hasil descriptive statistic yang dilakukan.

Tabel 2. Statistik Deskriptif

N Min. Max. Mean Std. Deviation


X1 (SKI) 195 0.48 0.96 0.7026 0.15303
X2 (UKD) 195 3.00 16.00 6.42 2.530
X3 (KOA) 195 3.00 5.00 3.13 0.379
X4 (MOI) 195 1.22 20.23 4.6794 2.51993
X5 (DPR) 195 0.18 36.70 4.6653 5.54253
Y (TobinsQ) 195 0.31 23.29 2.5289 3.56597
Sumber : Olah data SPSS

Uji Asumsi Klasik


Peneliti dalam memenuhi syarat pengujian regresi berganda yakni harus diawali
dengan pengujian asumsi klasik yang akan diklasifikasikan dalam beberapa pengujian

http://unggah.feb.uns.ac.id 11
Draft Artikel 111104

yakni normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

Tabel 3. Uji Normalitas

Unstandardized Residual
N (Jumlah Sampel) 146
Normal Mean 0.0000000
Parameters Std. Deviation 0.43744881
Most Extreme Differences Absolute 0.110
Positif 0.110
Negatif -0.058
Kolmogorov-Smirnov Z 1.328
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.059
Sumber : Olah data SPSS

Pengujian pertama yaitu pengujian normalitas memakai One Sample Kolmogorov-


Smirnov Test. Data disebut telah berdistribusi normal jika Asymp.Sig (2-tailed) adalah
0,05 atau lebih tinggi. Hasil tes normalitas dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov
dengan residual dapat diketahui nilai signifikasi yakni 0,059 > 0,05. Sehingga bisa
dikatakan bahwa semua data mempunyai penyebaran data yang normal.

Tabel 4. Uji Multikolinearitas

Model Tolerance VIF


1 X1(SKI) .828 1.208
X2(UKD) .896 1.116
X3(KOA) .870 1.149
X4(MOI) .923 1.084
X5(DPR) .866 1.155

Sumber : Olah data SPSS

Uji multikolinearitas bisa ditinjau dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai
Tolerance. Kriteria uji ini yakni apabila nilai VIF < 10 dan Tolerance value > 0,10 atau
10% sehingga data dapat dikatakan lolos dari uji multikolinearitas. Hasil uji
multikolinearitas memperlihatkan bahwa semua variabelnya mempunyai nilai tolerance >
0,10 atau 10% dan VIF < 10, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadinya
multikolinearitas.

Tabel 5. Uji Autokorelasi

Unstandardized Residual
a
Test Value -0.07461

http://unggah.feb.uns.ac.id 12
Draft Artikel 111104

Cases < Test Value 73


Cases >= Test Value 73
Total Cases 146
Number of Runs 78
Z 0.664
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.506
Sumber : Olah data SPSS

Uji autokorelasi memakai uji Run Test. Kriteria dari pengujian Run Test ialah jika
nilai Asymp.Sig lebih > 0,05 atau 5%. Uji autokorelasi pada tabel menunjukkan
bahwasanya model regresi yang dipakai telah terbebas dari gejala autokorelasi
disebabkan nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebanyak 0,506 > 0,05.

Tabel 6. Uji Heteroskedastisitas

Unstandardized Residual
Spearman's X1(SKI) Sig. (2-tailed) .420
rho N 146
X2(UKD) Sig. (2-tailed) .768
N 146
X3(KOA) Sig. (2-tailed) .750
N 146
X4(MOI) Sig. (2-tailed) .334
N 146
X5(DPR) Sig. (2-tailed) .285
N 146
Sumber : Olah data SPSS

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Spearman Test. Kriteria pengujian


yakni jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05 sehingga tidak adanya heteroskedastisitas.
Hasil pengujian heteroskedastisitas berdasarkan tabel memperlihatkan bahwa nilai
significant untuk seluruh variabel struktur kepemilikan institusional, ukuran direksi,
jumlah komite audit, modal intelektual dan dividend payout ratio > 0,05.

Uji Analisis Regresi


Pengujian regresi pertama yaitu dengan melakukan pengujian analisis regresi.
Model analisis regresi yang menggunakan variabel independennya lebih dari 1, maka
memakai nilai adjusted R.

Tabel 7. Uji Model Regresi Pertama

http://unggah.feb.uns.ac.id 13
Draft Artikel 111104

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square
Estimate
1 0.481a 0.232 0.210 0.44653
a. Predictors: (Constant), SKI, UKD, KOA, MOI
b. Dependent Variabel: TobinsQ
Sumber : Olah data SPSS

Hasil pengujian yang ditinjau Adjusted R square yang memperlihatkan hasil 0,21
atau 21% memiliki arti bahwa variabel dependen yaitu Tobin’s Q bisa dijelaskan oleh ke
empat variabel independen yakni SKI, UKD, KOA, dan MOI sebesar 21%. Sementara
untuk yang tersisa sejumlah 79 % dijelaskan oleh faktor diluar variabel independen.

Uji Statistik F
Pengujian regresi selanjutnya yaitu uji statistik F yang memiliki tujuan
menganalisis variabel independen yang ada yaitu SKI, UKD, KOA, dan MOI apakah
secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependen yang di proksikan dengan
Tobin’s Q. Kriteria pengujian apabila nilai sig. < 0,05 yang berarti model telah layak
digunakan. Dibawah ini adalah hasil pengujian statistik F.

Tabel 8. Uji F untuk persamaan regresi pertama

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


Regression 8.477 4 2.119 10.629 0.000b
1 Residual 28.144 141 0.199
Total 36.591 145
a. Dependent Variabel: TobinsQ
b. Predictors: (Constant), SKI, UKD, KOA, MOI
Sumber : Olah Data SPSS

Menurut tabel 8 memperlihatkan nilai signifikasi 0,000 dan nilai F sebesar 10,629.
Dari hasil yang didapat, maka bisa disimpulkan bahwa variabel independen yakni SKI,
UDK, KOA, MOI secara serentak memberikan pengaruh pada variabel dependen yakni
Tobin’s Q.

Uji Statistik T
Tujuan uji statistik T yaitu untuk mengetahui apakah variabel independen secara
khusus mempengaruhi variabel dependen. Kriteria dari pengujian ini yaitu jika nilai
signifikasi menunjukkan hasil dibawah 0,05 artinya variabel independen memiliki
pengaruh pada variabel dependen. Berikut merupakan hasil statistik T.

Tabel 9. Uji T untuk persamaan regresi pertama

http://unggah.feb.uns.ac.id 14
Draft Artikel 111104

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -0.972 0.398 -2.442 0.016
SKI 0.807 0.253 0.246 3.202 0.002
UKD -0.034 0.015 -0.178 2.291 0.023
KOA 0.355 0.097 0.283 3.643 0.000
MOI 0.070 0.020 0.264 3.462 0.001
Dependent Variabel: TobinsQ
Sumber : Olah data SPSS

Hasil uji statistik T memperlihatkan bahwa terdapat 4 (empat) variabel independen


yakni SKI, UKD, KOA, dan MOI berpengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu
Tobin’s Q. Selanjutnya akan dijelaskan lebih rinci hasil dari uji statistik T.
Struktur Kepemilikan Institusional yang dilambangkan dengan SKI mempunyai
nilai t yang positif yakni 3,185 dan signifikansi yakni 0,002 yang jauh di bawah α = 0,05,
hasil ini memperlihatkan bahwa variabel SKI berpengaruh positif terhadap variabel
dependen yaitu Tobin’s Q. Hasil ini mendukung penelitian Fauziah & Wahyuni (2017),
Fahdiansyah et al. (2018) serta Kao et al. (2019) yang menjelaskan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh pada nilai suatu perusahaan. Ukuran kepemilikan institusional
memungkinkan adanya pengawasan terhadap perusahaan dalam mengontrol sumber
daya perusahaan sehingga tercipta sumber daya perusahaan yang efisien. Dengan hasil
uji yang didapatkan artinya hipotesis pertama (H1) diterima.
Variabel independen kedua yaitu Ukuran Direksi (UKD) menghasilkan nilai
signifikansi sebesar 0.023 yang masih dibawah α = 0,05 dengan nilai t yaitu 2,291, hasil
ini artinya variabel UDK berpengaruh positif terhadap Tobin’s Q. Hasil pengujiannya
sama dengan penelitian Marini & Marina (2017), Kyere & Ausloos (2020) dan Radhitiya
& Purwanto (2017) yang menyatakan bahwa ukuran direksi yang besar akan
menciptakan pemantauan yang baik terhadap kinerja manajemen yang secara otomatis
meningkatkan nilai suatu perusahaan dan bertindak demi kepentingan pemilik. Dengan
hasil pengujian ini berarti hipotesis kedua (H2) diterima.
Variabel independen ketiga yaitu Jumlah Komite Audit (KOA) menghasilkan nilai
signifikansi 0.000 yang jauh dibawah α = 0,05 dengan nilai t sebesar 3,644 yang berarti
berpengaruh positif terhadap Tobin’s Q. Hasil ini serupa dengan hasil penelitian Rusli et
al. (2020), Dakhlallh et al. (2020) dan Samasta et al. (2018) yang mengungkapkan komite
audit berpengaruh positif terhadap nilai suatu perusahaan. Jumlah komite audit menjadi
faktor penentu efektivas perusahaan dan peran komite audit bisa memberi perlindungan
untuk pemegang saham kaitannya dengan kelancaran kegiatan operasional perusahaan.
Dari hasil tersebut maka hipotesis ketiga (H3) diterima.
Variabel independen selanjutnya yaitu Modal Intelektual (MOI) juga berpengaruh
positif terhadap variabel dependen yakni Tobin’s Q karena mempunyai nilai signifikansi
di bawah α =0,05 yaitu 0,001 dan nilai t sebesar 3,462. Hasil pengujian ini sesuai dengan
Putri & Nuzula (2019) dan Lestari & Satyawan (2019). Pengelolaan modal intelektual
yang maksimal menyebabkan meningkatnya nilai suatu perusahaan dan mampu
mengelola aset perusahaan secara efektif dan efisien. Dengan hasil tersebut maka

http://unggah.feb.uns.ac.id 15
Draft Artikel 111104

hipotesis keempat (H4) diterima.

Uji Moderated Regression Analysis (MRA)


Pengujian berikutnya yaitu pengujian moderated regression analysis. Pengujian ini
memasukkan variabel baru yaitu Dividend Payout Ratio yakni sebagai variabel moderasi
yang nantinya akan menguatkan bahkan melemahkan variabel independen terhadap
variabel dependen.

Tabel 10. Uji Model Regresi persamaan regresi kedua

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square
Estimate
1 0.558a 0.312 0.266 0.43040
a. Predictors: (Constant), SKI, UKD, KOA, MOI, DPR, Z1, Z2, Z3, Z4
b. Dependent Variabel: TobinsQ
Sumber : Olah data SPSS

Pengujian model regresi dengan memasukkan variabel moderasi menunjukkan


peningkatan pada Adjusted R square jika dibandingkan dengan persamaan regresi
sebelumnya yaitu meningkat menjadi 0,266 atau 26,6%. Hasil tersebut berarti variabel
Tobin’s Q bisa dijelaskan variabel independen yakni SKI, UDK, KOA, dan MOI sebesar
26,6% dan sisanya oleh faktor diluar variabel independen.

Uji Statistik F
Uji analisis regresi moderasi berikutnya merupakan uji statistik F. Nilai signifikasi
bisa ditinjau dalam tabel ANOVA, apabila nilai signifikasi < 0,05% atau 5%, sehingga
model regresi layak dipakai.

Tabel 11. Uji F untuk persamaan regresi kedua

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


Regression 11.398 9 1.266 6.837 .000b
1 Residual 25.193 136 .185
Total 36.591 145
a. Dependent Variabel: TobinsQ
b. Predictors: (Constant), SKI, UKD, KOA, MOI, Z1, Z2, Z3, Z4
Sumber : Olah data SPSS

Hasil uji statistik F untuk persamaan regresi yang kedua menunjukkan nilai
signifikansi di bawah α =0,05 yakni sebesar 0,000 dengan nilai F sebesar 6,837. Dengan
hasil tersebut maka variabel independen yakni SKI, UKD,KOA, DPR, Z1, Z2, Z3, Z4 dapat
mempengaruhi variabel dependen yakni Tobin’s Q secara bersama-sama dalam model
persamaan regresi tersebut.

http://unggah.feb.uns.ac.id 16
Draft Artikel 111104

Uji Statistik T
Pengujian untuk persamaan regresi moderasi terakhir yaitu uji statistik T. Hasil
dari pengujian ini ditinjau dari nilai sig. dari setiap variabel independen. Jika nilai
signifikasi menunjukkan hasil dibawah 0,05, variabel independen memiliki pengaruh
pada variabel dependen.

Tabel 12. Uji T untuk persamaan regresi kedua

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .439 .773 .568 .571
SKI .575 .384 .175 1.499 .136
UKD .047 .022 .246 2.189 .030
KOA -.123 .212 -.098 -.579 .563
MOI .109 .029 .408 3.693 .000
DPR -.338 .159 -4.092 -2.126 .035
Z1 .017 .066 .122 .259 .796
Z2 -.003 .004 -.236 -.699 .486
Z3 .119 .051 4.323 2.345 .020
Z4 -.005 .004 -.351 -1.422 .157
Dependent Variabel: TobinsQ
Sumber : Olah Data SPSS

Hasil pengujian statistik T dalam persamaan regresi dengan memasukkan variabel


moderasi yaitu interaksi antara variabel Dividend Payout Ratio (DPR) dengan masing-
masing independen adalah memperlemah pengaruh diantara variabel kepemilikan
institusional pada nilai perusahaan terlihat dari nilai t positif secara tidak signifikan. Hal
tersebut dimungkinkan karena adanya peningkatan terkait pembayaran dividen tidak
mempengaruhi keputusan investor tentang penilaiannya kepada perusahaan.
Kepemilikan institusional mempercayakan modalnya untuk menunjang keberlanjutan
perusahaan tersebut dan memiliki persepsi bahwa capital gain yang dihasilkan suatu
perusahaan akan lebih menjadi pertimbangan. Dari hasil tersebut maka hipotesis kelima
(H5) ditolak.
Selanjutnya dividend payut ratio memperlemah pengaruh antara variabel ukuran
direksi dengan nilai t positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini
disebabkan karena keputusan kebijakan pembayaran dividen bukan menjadi kuasa penuh
direksi terkait pembagian dividen terhadap pemegang saham. Dari hasil tersebut maka
hipotesis keenam (H6) ditolak.
Sementara itu dividend payout ratio memperkuat variabel jumlah komite audit
terhadap variabel Tobin’s Q ditunjukkan dengan nilai t positif dan memiliki nilai
signifikasi dibawah 0,05. Hal ini disebabkan adanya kebijakan dividen melalui dividend
payout ratio kepada pemegang saham membuat komite audit semakin melakukan
pengawasan ketat sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Dari hasil
tersebut maka hipotesis ketujuh (H7) diterima.

http://unggah.feb.uns.ac.id 17
Draft Artikel 111104

Berikutnya dividend payout ratio memperlemah pengaruh diantara modal


intelektual pada nilai suatu perusahaan terlihat dari nilai t negatif secara tidak signifikan.
Hasil ini dikarenakan bahwa kemampuan modal intelektual belum maksimal dalam
menciptakan keuntungan secara maksimal. Sehingga keuntungan yang dihasilkan
sebagian besar digunakan untuk mendanai operasional perusahaan. Dari hasil tersebut
maka hipotesis kedelapan (H8) ditolak.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Peneliti telah melakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian yang
selanjutnya dapat ditarik kesimpulan. Pengaruh mekanisme good corporate governance
yang diukur oleh struktur kepemilikan institusional, ukuran direksi, serta jumlah komite
audit berpengaruh positif pada nilai suatu perusahaan. Kemudian modal intelektual
berpengaruh positif pada nilai suatu perusahaan. Sedangkan untuk variabel moderasi
yang diproksikan dengan kebijakan dividen memperkuat pengaruh antara jumlah komite
audit terhadap nilai perusahaan namun memperlemah pengaruh diantara struktur
kepemilikan institusional, ukuran direksi, serta modal intelektual pada nilai suatu
perusahaan.
Keterbatasan Penelitian
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menemui berbagai hambatan dan juga
keterbatasan seperti berikut. Pertama, data observasi yang memenuhi syarat dalam
penelitian ini terbatas hanya sejumlah 146 observasi. Kedua, penelitian yang
dilaksanakan hanya memakai sampel perusahaan bidang manufaktur yang terdaftar di
BEI periode 2015-2019. Ketiga, cukup banyak jumlah perusahaan yang memiliki laba
perusahaan negatif dan tidak membagikan dividen secara rutin.
Saran
Peneliti berikutnya dapat memberikan beberapa rekomendasi seperti berikut. Bagi
peneliti berikutnya menambah jumlah variabel independennya seperti kepemilikan
manajerial, leverage, ukuran direksi, dan lainnya untuk memperdalam penelitian.
Kemudian penelitian berikutnya dapat menambah sektor industri lain dalam penelitian
yang bisa berguna untuk pengguna laporan keuangan. Selanjutnya bagi peneliti
berikutnya bisa menambah jumlah periode penelitian yang menjadikan banyaknya data
sampel yang diperoleh dan hasil lebih baik secara statistik.

DAFTAR PUSTAKA
Anton, S. G. (2016). The Impact of Dividend Policy on Firm Value: A Panel Data Analysis
of Romanian Listed Firms. Journal of Public Administration, Finance and Law, 10,
107–112.
Ashary, F., & Kasim, M. Y. (2019). Pengaruh Kebijakan Dividen Dan Leverage Terhadap.
Jurnal Ilmu Manajemen, 5(3), 330–338.
Badan Kordinasi Penanaman Modal. (2020). Siaran Pers - BKPM : Industri Makanan
Paling Diminati di Sektor Manufaktur (pp. 1–2).
Bursa Efek Jakarta. (2001). Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta, Surat Keputusan
Kep-339/BEJ/07-2001 (pp. 1–12).
Dakhlallh, M. M., Rashid, N., Wan Abdullah, W. A., & Al Shehab, H. J. (2020). Audit
Committee and Tobin’s Q As A Measure of Firm Performance Among Jordanian

http://unggah.feb.uns.ac.id 18
Draft Artikel 111104

Companies. Journal of Advanced Research in Dynamical and Control Systems,


12(1), 28–41.
Dang, H. N., Vu, V. T. T., Ngo, X. T., & Hoang, H. T. V. (2020). Impact of dividend policy
on corporate value: Experiment in Vietnam. International Journal of Finance and
Economics, 1–11.
Dewi, H. R., & Dewi, L. M. (2020). Modal intelektual dan nilai perusahaan pada industri
jasa dan pertambangan di Indonesia. Proceeding of National Conference on
Accounting & Finance, 2, 132–143.
Endri, E., & Fathony, M. (2020). Determinants of Firm’s Value: Evidence from Financial
Industry. Management Science Letters, 10(1), 111–120.
Fahdiansyah, R., Qudsi, J., & Bachtiar, A. (2018). Struktur Kepemilikan dan Nilai
Perusahaan: (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Varian, 1(2), 41–49.
Fanni, A. A., & Fuad. (2019). The Influence of Intellectual Capital on Firm Value with
Earning Management as A Moderating Variable: A Study in Financial Service
Companies Listed on Indonesia Stock Exchange (IDX). Jurnal Akuntansi Dan
Auditing, 16(2), 18–38.
Fauziah, N. S., & Wahyuni, D. U. (2017). Pengaruh Mekanisme Good Corporate, Modal
Intelektual dan Growth Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Dan Riset
Manajemen, 6(2), 1–16.
Freeman, R. E. E., & McVea, J. (2001). A Stakeholder Approach to Strategic
Management. SSRN Electronic Journal, 01–02.
Fristanto, L., & Yolanda. (2017). Analisis Pengaruh Good Corporate Governance (Komite
Audit, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen) dan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun. Jurnal Akuntansi, 11(2),
29–41.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Handriani, E., & Robiyanto, R. (2018). Institutional ownership, independent board, board
size, and firm performance: Evidence from Indonesia. Contaduría y Administración,
64(3), 118.
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Sructure. Journal of Financial Economics, 3(4),
305–360.
Kao, M. F., Hodgkinson, L., & Jaafar, A. (2019). Ownership structure, board of directors
and firm performance: evidence from Taiwan. Corporate Governance (Bingley),
19(1), 189–216.
Komite Nasional Kebijakan Governance. (2006). Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia tahun 2006 Dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan
Governance.
Kyere, M., & Ausloos, M. (2020). Corporate Governance and Firms Financial
Performance In The United Kingdom. International Journal of Finance and
Economics, 1–15.
Lestari, D. A. D., & Satyawan, M. D. (2019). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi
AKUNESA, 7(1), 1–22.

http://unggah.feb.uns.ac.id 19
Draft Artikel 111104

Lintner, J. (1956). Distribution of Incomes of Corporations Among Dividends, Retained


Earnings, and Taxes. The American Economic Review, 46(2), 97–113.
Marcella, & Mungniyati. (2019). Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan
pada Perusahaan Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Perbanas, 4(1),
16–28.
Marini, Y., & Marina, N. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia). Jurnal Humaniora, 1(1), 7–20.
Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia. (2015). POJK Nomor 55/POJK.04/2015
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
Pangaribuan, L. N., Susanti, E., Putri, J. A., & Sembiring, L. D. (2019). Kebijakan Hutang
Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sub Sektor Rokok Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Financial: Jurnal Akuntansi, 5(2), 80–90.
Putri, S. D., & Nuzula, N. F. (2019). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Keuangan dan Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2017). Jurnal Administrasi Bisnis,
66(1), 28–36.
Radhitiya, E., & Purwanto, A. (2017). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Pada
Struktur Kepemilikan, Faktor Internal, Dan Faktor Eksternal Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan (Tobin’S Q). Diponegoro Journal of Accounting, 6(1), 1–13.
Republik Indonesia. (2007). Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Rusli, Y. M., Nainggolan, P., & Pangestu, J. C. (2020). Pengaruh Independent Board of
Commissioners , Institutional Ownership , and Audit Committee Terhadap Firm
Value. Journal of Bussiness and Applied Management, 13(1), 49–66.
Salvi, A., Vitolla, F., Giakoumelou, A., Raimo, N., & Rubino, M. (2020). Intellectual
Capital Disclosure in Integrated Reports: The Effect on Firm Value. Technological
Forecasting and Social Change, 160, 1–8.
Samasta, A. S., Muharam, H., & Haryanto, A. M. (2018). The Effect of Board of Director,
Audit Committee, Institusional Ownership to Firm Value, With Firm Size, Financial
Leverage, and Industril Sector as Control Variables (Study on Listed Companies in
Indonesian Stock Exchange Period 2011-2015). Jurnal Bisnis Strategi, 27(1), 53–62.
Ulum, I., Ghozali, I., & Purwanto, A. (2014). Intellectual Capital Performance of
Indonesian Banking Sector: A Modified VAIC (M-VAIC) Perspective. Asian Journal
of Finance & Accounting, 6(2), 103.

http://unggah.feb.uns.ac.id 20

Anda mungkin juga menyukai