Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

EJAAN DAN TANDA BACA


Diajukan sebagai
Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh:
Muhammad Raihan Fadil NIM 134531210137

POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN


PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN
BANJARMASIN
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah “Ejaan dan Tanda Baca” ini tepat pada waktunya.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi saya dan pembaca pada umumnya.

Banjarmasin, 9 November 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan………………………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ejaan dan Tanda Baca......................................................... 2
B. Macam-Macam Ejaan........................................................................... 2
C. Pemakaian dan Penulisan...................................................................... 4
D. Penulisan Unsur Serapan...................................................................... 20
E. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan............................................. 24
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan


manusia. Penyampaian pesan, perasaan, ataupun ide itu dilakukan dengan
menulisnya. Terkadang bahasa yang diungkapkan dalam bentuk tulisan
menjadi tidak efektif yang penyebabnya antara lain kesalahan ejaan ataupun
tanda baca.
Tanda baca dan ejaa menjadi penting karena penggunaan yang tidak
sesuai akan mengubah makna bahasa yang akan diungkapkan. Secara teknis
ejaan merupakan penulisan huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca.
Sedangkan tanda bac aitu sendiri dimaksudkan agar bahasa tulis menjadi
mudah untk dipahami, sehingga pesan yang diungkapkan dapat dipahami
sama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ejaan dan tanda baca?
2. Apa saja macam-macam ejaan?
3. Bagaimana cara pemakaian dan penulisan huruf ejaan dan tanda baca
dalam kalimat?
4. Apa itu penulisan unsur serapan?
5. Bagaimana penulisan angka dan lambang bilangan dalam kalimat?

C. Tujuan
Mengingat pentingnya mengetahui tentang semen dalam penggunaannya
dalam kehidupan, maka makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian ejaan dan tanda baca.


2. Mengetahui pemakaian dan penulisan huruf ejaan dan tanda baca.
3. Mengetahui penulisan unsur serapan.
4. Mengetahui penulisan angka dan lambang bilangan dalam kalimat.

1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ejaan dan Tanda Baca
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut
menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengaja
adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata, sedangkan ejaan
adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah
pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Tanda baca (atau pungtuasi) adalah simbol yang tidak berhubungan
dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan
berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan
juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Bisa juga
dikatakan bahwa pungtuasi adalah tanda grafis yang digunakan secara
konvensional untuk memisahkan pelbagai bagian dari satuan bahasa tertulis.
[1]
 Aturan tanda baca berbeda antarbahasa, lokasi, waktu, dan terus
berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang
karenanya tergantung pada pilihan penulis.

B. Macam-Macam Ejaan

1. Ejaan van Ophuisjen

Ini merupakan pedoman resmi ejaan pertama yang diterbitkan pada tahun
1901. Fyi, bahasa Indonesia waktu itu masih disebut sebagai bahasa Melayu. Bisa
ditebak dari namanya, ejaan ini disusun oleh orang Belanda bernama Charles A.
van Ophuijsen dan dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim.

Ejaan Van Ophuijsen mempunyai ciri-ciri khusus diantaranya:

1) Masih menggunakan huruf/ j/ untuk bunyi huruf /y/ seperti contoh yang atau
Sayang ditulis dengan jang, sajang.

2) Masih menggunakan huruf /oe/ untuk untuk bunyi huruf /u/ seperti kata itu dan
guru ditulis dengan itoe dan guroe.

3) Masih Menggunakan Tanda diakritik, seperti koma ain /’/ seperti contoh
ma’moer, ‘akal, dan huruf /k/ ditulis dengan tanda /’/ pada akhir kata misalnya
bapa’,ta’

3
4

4) Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf /a/ mendapat akhiran /i/, maka di
atas akhiran itu diberi tanda trema /’/ ta’, pa’, dinamai’
5) Huruf /c/ yang pelafalannya keras diberi tanda /’/ diatasnya.

 2. Ejaan Republik/Ejaan Suwandi

Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Mr. Soewandi No.264/Bhg. A tanggal 19 maret 1947.Sebab ejaan ini
disebut sebagai Ejaan Suwandi. Sistem ejaan suwandi merupakan sistem ejaan
latin untuk Bahasa Indonesia.
Ciri khusus Ejaan Republik/ Suwandi :
1.       Huruf (oe) dalam ejaan Van Ophuysen berubah menada (u).
2.       Tanda trema pada huruf (a) dan (i) dihilangkan.
3.       Koma ‘ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis
dengan (k) misalnya kata’ menjadi katak.
4.       Huruf (e) keras dan (e) lemah ditulis tidak menggunakan
tanda khusus, misalnya ejaan, seekor, dsb.
5.       Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara.
Contohnya :
a. Berlari-larian
b. Berlari2-an
6. Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara
Contohnya :
a. Tata laksana
b. Tata-laksana
c. Tatalaksana

7. Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan (e)
lemah (pepet) dalam Bahasa Indonesia ditulis tidak menggunakan (e)
lemah, misalnya: (putra) bukan (putera), (praktek) bukan (peraktek).

3. Ejaan Malindo

Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan


ejaan melayu dan Indonesia.Perumusan ini berangkat dari kongres Bahasa
Indonesia tahun 1954 di Medan, Sumatera Utara.Ejaan Malindo ini belum sempat
diterapkan dalam kegiatan sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara
Indonesia dan Malaysia.
Contoh :
5

1. Muncul huruf baru yakni c menggantikan tj, dan nc menggantikan


nj. Contoh: tjinta menjadi cinta
2. Muncul fonem f, ś, z. Contoh: fikiran, śair, zakat.
3. Ejaan kata yang menggunakan tanda fonem lain dari yang sudah
ditetapkan sebagai fonem Melindo dianggap kata asing. Contoh:
varia, universitas

4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD

Pada Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia


meresmikan pemakaianEjaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu
berdasarkan Putusan Presiden No. 57,Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No.
156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang
lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat
putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pada
tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat
Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9
September 1987.

C. Pemakaian dan Penulisan

1. Ejaan
Pemakaian Huruf Kapital

Penggunaan huruf kapital bisa dari huruf vokal ataupun huruf konsonan. Berikut
beberapa contoh pemakaiannya:

1. Huruf kapital dipakai di awal kalimat. Contohnya: ‘Aku lapar.’


2. Huruf kapital dipakai di awal petikan langsung. Contohnya: ‘Jinnie
Berkata, “Besok aku tidak masuk sekolah” kepadaku.’
3. Huruf kapital dipakai di huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan serta Kitab Suci, termasuk kata
ganti untuk Tuhan. Contohnya: ‘Allah’, ‘Yang Mahakuasa’,
‘Islam’, ‘Alkitab’, dan lainnya.
6

4. Huruf kapital dipakai di huruf pertama gelar kehormatan,


keturunan dan keagamaan. Contohnya ‘Sultan Hasanuddin’, ‘Haji
Agus Salim’.
5. Huruf kapital dipakai di huruf pertama unsur nama jabatan atau
pangkat. Contohnya ‘Presiden Jokowi’.
6. Huruf kapital dipakai di huruf pertama unsur nama orang.
Contohnya ‘Ed Sheeran’.
7. Huruf kapital dipakai di huruf pertama nama bangsa, suku dan
bahasa. Contohnya: ‘bahasa Indonesia’, ‘Bangsa Indonesia’.
8. Huruf kapital dipakai di huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya dan peristiwa sejarah. Contohnya: ‘tahun Masehi’, ‘bulan
Juni’, ‘hari Natal’.
9. Huruf kapital di pakai di huruf pertama nama geografi. Contohnya
‘Asia Tenggara’.

Pemakaian Huruf Miring

Berikut beberapa contoh pemakaiannya:


1. Huruf miring dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan
surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Contohnya ‘Majalah
Bahasa’.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan kata. Contohnya: ‘Huruf
pertama kata aku adalah a.’
3. Huruf miring dipakai di nama ilmiah. Contohnya ‘Politik devide et
Impera’.

Penulisan Huruf Abjad

Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf abjad terdiri atas huruf A, B, C,


D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z. Huruf abjad
ini bisa ditulis dalam bentuk huruf kapital maupun tidak, tergantung pada
pemakaian dan tujuan penggunaannya.

Penulisan Huruf Vokal


Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf vokal terdiri atas huruf a, i, u,
e, o. Sama seperti huruf abjad, huruf vokal juga bisa ditulis dalam huruf kapital
atau tidak.
7

Penulisan Huruf Konsonan


Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf konsonan adalah huruf yang
tidak termasuk huruf vokal, yakni b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x,
y, z. Penulisan kapital atau tidaknya juga bergantung pada pemakaian dan tujuan
penggunaannya.

Penulisan Huruf Difrog


Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf diftong merupakan dua vokal
yang diucapkan bersamaan. Huruf diftong terdiri atas ai, au, oi. Contoh katanya
ialah 'santai', 'pulau', 'survei', dan 'kalian'.

Penulisan Gabungan Huruf Konsonan


Dalam ejaan bahasa Indonesia, penulisan gabungan huruf konsonan
berarti dua huruf konsonan dijadikan satu, seperti kh, ny, sy, ng. contoh katanya
'ikhtisar', 'nyata', 'syarat', dan 'ngarai'.

Penulisan Pemenggalan Kata


Dalam ejaan bahasa Indonesia, pemenggalan kata sering dilakukan jika:

1. Ada huruf vokal yang berurutan dan terletak di tengah kata.


Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokalnya. Contoh
kata ‘aula’ jika dipenggal menjadi ‘au-la’.
2. Ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan di
antara dua huruf vokal, yang terletak di tengah kata.
Pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Contohnya
kata ‘ba-pak’, dan ‘mu-ta-khir’.
3. Ada dua huruf konsonan yang berurutan yang terletak di tengah
kata. Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan.
Contohnya ‘man-di’, dan ‘makh-luk’.
4. Ada tiga huruf konsonan atau lebih yang terletak di tengah kata.
Pemenggalan kata dilakukan di antara huruf konsonan pertama
dan kedua. Contohnya ‘in-stru-men’.
8

2. Tanda Baca
Penggunaan Tanda Baca Titik (.)
Berikut ini penggunaan tanda baca titik yang perlu diketahui:

1. Penanda Berakhirnya Kalimat 


Fungsi tanda titik yang paling utama dan umum dipahami oleh banyak
orang adalah sebagai penanda berakhirnya kalimat. Tanda titik
digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan, ataupun seruan.
Contoh kalimatnya:

– Nenekku meninggal dua bulan yang lalu.

– Tanggal 17 Agustus adalah hari kemerdekaan Indonesia.

– Gadis cantik itu bukan kekasihku.

– Raiz melakukan teknik menulis buku buku berdasarkan pengalaman

Pahitnya.

2. Tanda dalam Penulisan Bagan, Ikhtisar, atau Daftar


Tanda titik tidak hanya digunakan dalam kalimat saja. Akan tetapi, tand
a titik dapat digunakan bahkan di belakang satu huruf maupun angka.
Dalam penulisan bagan, ikhtisar, atau daftar, tanda titik diletakkan
dibelakang angka atau huruf.

Contohnya: 

– IV. Daerah Istimewa Yogyakarta

A. Kota Yogyakarta

B. Kabupaten Bantul

1. . . . . . . . . . .

– 1. Patokan Umum

1.1 Isi Karangan

1.2 Ilustrasi
9

1.2.1 Gambar Tangan

1.2.2 Tabel

1.2.3 Grafik

*)keterangan: bold  dan underline  menyatakan


BAB, underline menyatakan sub-BAB, dan
tanpa bold ataupun underline menyatakan pecahan sub-BAB.

3. Pemisah Angka Jam, Menit, dan Detik


Jarang diketahui, tanda titik juga dapat digunakan sebagai pemisah
angka jam, menit, dan detik. Hal ini disebabkan tanda tersebut sering
digantikan oleh titik dua (:) Contoh penggunaan titik dalam pemisah
angka jam, menit, dan detik:
– Pukul 21.25.07 (Pukul 21 lewat 25 menit 7 detik)
– Pukul 13.45.45 (Pukul 13 lewat 45 menit 45 detik)
4. Menunjukkan Jangka Waktu
Selain itu tanda titik juga dapat digunakan untuk memisahkan angka
jam, menit, dan detik yang menunjukkan JANGKA waktu. Contohnya:
– 3.45.12 (3 jam, 45 menit, 12 detik)
– 0.14.26 (14 menit, 26 detik)
5. Berperan dalam Penulisan Sumber Referensi
Dalam penulisan sumber referensi , tanda titik jug berperan banyak.
Tanda titik digunakan di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan nada tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit
dalam daftar pustaka. Contoh:

– Ali, Muhammad. 1994.  Lenyapnya Sang Pencerah. Malang: Generasi


Edan Media.
6. Memperjelas Jumlah
Dalam penulisan bilangan yang lebih dari seratus, tanda titik juga
diperlukan. Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan
ataupun kelipatannya. Tanda titik digunakan untuk memperjelas jumlah.
Contohya:
– Desa itu berpenduduk 13.500 orang.
– Tsunami yang terjadi pagi tadi menewaskan 1.094 jiwa.
– Dana bersih dari kegiatan tersebut adalah Rp 25.780.000 (dua puluh
lima juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah)
Namun ada pengecualian jika angka tersebut tidak menunjukkan jumlah
seperti.
– Lihatlah halaman 2104 untuk mengetahui proses
perkembangbiakannya!
– Pegawai dalam kantor itu sebagian besar lahir pada tahun 1988.
– Nomor handphone Bapak Sutejo adalah 081234567890.
10

7. Tidak Boleh Digunakan pada Akhir Judul


Tanda titik juga memiliki larangan penggunaan, yaitu: tanda titik
TIDAK digunakan pada akhir judul yang merupakan kepala karangan
atau kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contohnya
– Acara Kunjungan Presiden Joko Widodo
– Eksotisnya Merak Jawa
– Tabel 3.1 Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap MEA
– Bentuk dan Kebudayaan (Bab I UUD 1945)
8. Tidak Boleh Digunakan pada Kepala Surat
Adapun beberapa larangan berikutnya, tanda titik TIDAK dipakai dalam
kepala surat yang. Lebih tepatnya, tanda tersebut tidak digunakan di
belakang alamat pengirim, dan tanggal surat, atau nama dan alamat
penerima surat. Contohnya
– Jalan Pramuka 13
Cirebon
21 February 2013
Yth. Sdr. Imam Prayogi
– Jalan Imam Bonjol 55
Surabaya
Kantor Penerbit Z

Penggunaan Tanda Baca Koma


Berikut fungsi tanda baca koma yang perlu diketahui:

1. Digunakan di Tengah Kalimat


Tanda koma seringkali digunakan di tengah kalimat. Tanda ini
umumnya digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian
atau perbilangan. Letak penempatan tanda koma (,) ada dibelakang
kata yang mengikutinya. Contohnya:
– Shinta membeli garam, gula, penyedap rasa, dan cuka di warung
sebelah.
– Indra, Indri, dan Indro adalah anak kembar tiga.
– Lima, empat, tiga, dua, satu, . . . . stop!
2. Perbandingan Kalimat
Dalam pembentukan kalimat perbandingan tanda koma juga
berperan penting. Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat
setara yang satu dari kalimat setara berikutnya didahului oleh kata
seperti tetapi, walau, namun, atau melainkan. Contohnya:
– Pertunjukkan itu sungguh menarik, tetapi membahayakan penonton
disekitarnya.
– Mereka tidak berasal dari Kalimantan Timur, melainkan
Kalimantan Tengah.
3. Memisahakan Anak Induk Kalimat
Lebih lanjut lagi, tanda koma digunakan untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat, jika anak kalimat itu mendahului induk
kalimatnya. Contohnya:
– Kalau tempat itu cukup luas, kita akan pakai tempat itu.
11

– Karena sudah bekerja, dia akan lupa dengan kampusnya.


4. Di belakanag kata Penghubung Antarkalimat
Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kata. Kata atau kata-kata
terebut adalah oleh karena itu, maka dari itu, lagi pula, meskipun
begitu, walaupun begitu, namun,  dan akan tetapi. Contohnya:
– . . . . jadi, kita sebaiknya pergi secepatnya.
– . . . . lagi pula, mereka sudah tidak punya kekuatan untuk melawan.
– . . . . maka dari itu, wajib hukumnya untuk mandi besar.
– . . . . meskipun begitu, dia masih memikirkan ayahnya.
5. Pemisah Partikel
Tanda koma juga digunakan sebagai pemisah partikel dengan inti
kalimat. Partikel tersebut adalah kata sepertu o, ya, oiya, hmm, wah,
aduh, kasihan, hati-hati, yasudah,  dan segala macam bentuk partikel
bebas. Contohnya:
– Wow, ternyata kacamata itu sangat canggih!
– Oh, aku kira kamu makan batu.
– Emm, kalau kita batalkan saja gimana?
6. Memisahkan Petikan Langsung
Sering ditemukan dalam bentuk percakapan pada buku, tanda koma
digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat. Contohnya:
– Kata Paman, “Jangan menengok ke belakang ketika berjalan di
tengah kuburan”
– “Astagfirullah,” Sahut Bu Fatima, “Saya tidak percaya apa yang
saya dengar.”
7. Di Identitas yang Ditulis Berurutan
Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-
bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, dan (d) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contohnya:
– Berkas ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jalan Raya Darmaga, Bogor.
– Sdr. Rima Setyaningsih, Jalan KHA Dahlan, Yogyakarta.
– Semarang, 17 July 1994
– Bangkok, Thailand
8. Penulisan Daftar Pustaka
Dalam penulisan daftar pustaka, tanda koma digunakan untuk
menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya. Contohnya:
– Dwiloka, Bambang. 2001. Pangan dan Gizi. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
– Frick, Heinz. 2008. Pedoman Karya Ilmiah. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
9. Pada Catatan Kaki
Tanda koma juga digunakan diantara bagian-bagian dalam catatan
kaki. Contohnya:
– W.J.S. Poerwadarminta , Bahasa Indonesia untukk Karang-
mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia. 1967), hlm. 4.
12

10. Penulisan Gelar


Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga. Contohnya:
– B. Sasikirana, S.H.
– Ny. Andriyani, M.A.
11. Dalam Penulisan Bilangan
Dalam penulisan bilangan, tanda koma digunakan di muka angka
persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan
angka. Contohnya:
– 84,5 m
– Rp 10,49
12. Pada Kalimat Bertingkat
Kalimat bertingkat juga membutuhkan tanda koma. Tanda koma
digunakan untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi. Contohnya:
– Temanku, Irfan, adalah orang yang sangat rajin.
– Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang-orang
berkonsultasi dengan dukun.
– Semua siswa, baik laki-laki maupun yang perempuan, diberi
hukuman untuk berlari setengan lapangan sebanyak 5 kali.
13. Menghindari Salah Baca
Tanda koma digunakan untuk menghindari salahbaca (miss
interpretation) di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat. Contohnya:
– Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan
sikap yang bersungguh.
Bandingkan dengan:
– Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam
pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tidak Digunakan untuk Memisahkan Petikan Langsung
Tanda koma TIDAK digunakan untuk memisahkan petikan langsung
dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan
langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contohnya:
– “Mengapa dia melakukannya?” tanya Zainudin.
– “Jangan sampai kecolongan lagi!” Doni menegaskan.
13

Penggunaan Tanda Baca Tanya (?)

Berikut fungsi tanda tanya yang perlu diketahui:

1. Tanda untuk Menanyakan Sesuatu


Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya ataupun prasa yang
bertujuan untuk menyanyakan sesuatu. Contohnya:
– Sejak kapan mereka pergi ke Semarang?
– Kamu tahu, engga?
– Ada apa?
– Pak Winarna bukan, sih?
Tanda tanya TIDAK digunakan dalam kalimat tanya yang berubah
menjadi penjelas, seperti:
– Dian masih tidak tahu mengapa gurunya selalu memberikan nilai
yang jelek kepadanya.
– Budi paham bagaimana cara mengoperasikan komputer dengan
sistem operasi LINUX.
2. Digunakan dalam Tanda Kurung
Tanda tanya digunakan dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya. Contohnya:
– Bumi tetap berbentuk bulat walau tanpa atmosfer (?)
– Agung lahir di tahun 1995 (?)
– Total tabungan Andi ada 400 juta rupiah (?)

Penggunaan Tanda Baca Seru

Berikut fungsi tanda baca seru yang perlu diketahui:

1. Digunakan Pada Kalimat Perintah


Tanda seru digunakan pada kalimat seruan atau perintah, baik
perintah keras maupun tidak. Contohnya:
– Tolong tutup jendala itu!
– Kerjakan essay ini dalam waktu kurang dari 15 menit!
2. Menunjukkan Ekspresi Kaget
Tanda seru digunakan pada kalimat yang memuat ekspresi kaget,
kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Contohnya:
– Astaga! Tinggal seminggu lagi kah?
– Solidaritas tanpa batas, salam integritas!
– Aih, berhentilah merengek seperti itu!
14

Penggunaan Tanda Titik Koma (;)


Berikut fungsi tanda baca titik koma yang perlu diketahui:

1. Memisahkan Bagian Kalimat


Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara. Contohnya:
– Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
– Semuanya merasa terhibur; penonton melakukan standing
applause.
2. Memisahkan kalimat yang setara
Tanda titik koma digunakan sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contohnya:
– Kakak melakukan teknik menulis buku karangan pribadi di
kamarnya; Adik menonton TV di ruang tamu.
– Wawan tidak menyukai futsal karena tidak handal menggunakan
kakinya; Galan tidak menyukai basket karena terlalu banyak
menggunakan tangan.

Penggunaan Tanda Titik dua (:)

Berikut fungsi tanda baca titik dua yang perlu diketahui:

1. Akhir Suatu Pernyataan Lengkap


Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap jika
diikuti suatu rangkaian yang berhubungan mengakar. Contohnya:
– Kita memerlukan perlengkapan memasak: wajan, spatula, panci,
dan penyaring.
Jika rangkaian merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan,
tanda titik dua TIDAK dipakai. Contohnya:
– Kita memerlukan wajan, spatula, panci, dan penyaring.
2. Sesudah Kata atau Ungkapan
Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian. Contohnya:
– Ketua             : Sigit Pramana Putra
Wakil Ketua  : Nur Alwan
Sekretaris      : Tutut Apriyani
Bendahara    : Danti Syahriana
– Hari/Tanggal : Ahad, 1 Mei 2016
Waktu             : pukul 09.30 WIB
Tempat         : Ruang A.2.1 Kampus 3 UTY
15

3. Pada Teks Drama Sesudah Kata yang Menunjukkan Pelaku


Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian. Contohnya:
– Ketua             : Sigit Pramana Putra
Wakil Ketua  : Nur Alwan
Sekretaris      : Tutut Apriyani
Bendahara    : Danti Syahriana
– Hari/Tanggal : Ahad, 1 Mei 2016
Waktu             : pukul 09.30 WIB
Tempat         : Ruang A.2.1 Kampus 3 UTY
4. Diantara Identitas Penerbit
Tanda titik dua di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab
dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan subjudul suatu karangan,
serta (d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contohnya:
– Tempo, 1 (1971), 34:7
– Al-Kahfi: 15
– Karangan Joko Genta, Rahasia Hidup: Cerita di Balik Cerita,
sudah terbit.
– Setiati, Eni. 2008. 7 Jurus Jitu  Melakukan teknik menulis  Buku
Best Seller. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Penggunaan Tanda Hubung (-)


Berikut fungsi tanda baca hubung yang perlu diketahui:

1. Menyambung Suku
Tanda hubung digunakan untuk menyambung suku-suku kata dasar
yang terpisah oleh pergantian baris. Contohnya:
– Selain digunakan untuk menjadi pelindung tubuh, rompi itu ju-
ga didesain senyaman mungkin.
– Terkadang, adakalanya kita harus berhenti untuk mengkhayal-
kan imajinasi kita terlalu tinggi.
Adapun pengecualian terhadap pemotongan suku kata, jika karakter
pada baris terakhir adalah huruf vokal. Contohnya:
– Semenjak diperketatnya aturan kampus, komunitas itu
seperti merasa tidak punya tempat.
BUKAN
– Semenjak diperketatnya aturan kampus, komunitas i-
tu seperti merasa tidak punya tempat.
2. Menyambung Unsur-Unsur Kata Ulang
Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsure-unsur kata
ulang. Contohnya:
– Kunang-kunang, berang-berang, biri-biri
– Anak-anak, kuda-kuda, ramai-ramai
– mondar-mandir, maju-mundur, kebiru-biruan
16

3. Menyambung Huruf kata


Tanda hubung digunakan untuk menyambung huruf kata yang dieja
satu-satu dan bagian-bagian pada penulisan tanggal. Contohnya:
– p-a-r-t-i-s-i-p-a-s-I, k-n-o-w-l-e-d-g-e, s-o-f-y-u-d-i-n
– 13-10-2012
4. Memperjelas Hubungan
Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas (a) hubungan
bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (b) penghilangan bagian
kelompok kata. Contohnya:
– ber-evolusi
– dua puluh lima-ribuan
– tanggung jawab dan kesetiakawanan-sosial
Bandingkan dengan:
– ber-revolusi
– dua-puluh-lima-ribuan
– tanggung jawab dan kesetiakawan sosial
5. Merangkai Kata Depan dengan Huruf Kapital
Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan (a) se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke- dengan angka,
(c) angka dengan –an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan
imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap. Contohnya:
– se-Kalimantan
– hari jadi pernikahan yang ke-10
– era 80-an
– mem-PHK-kan
– Menteri-Sekretaris Negara
6. Merangkai Unsur Bahasa Indonesia dengan Bahasa Asing
Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur Bahasa
Indonesia dengan unsure bahasa asing. Contohnya:
– se-stylish mungkin
– peng-upload-an
– di-backup

Penggunaan Tanda Pisah (--)

Berikut fungsi tanda baca pisah yang perlu diketahui:

1. Membatasi Penyisipan Kata


Tanda pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contohnya:
– Kebahagiaan hidup – semua orang mendambakannya – diperoleh
melalui harmonisasi batin terhadap lingkungan kehidupan
disekitarnya.
17

– Hukum di Indonesia – saya sangat ragu – dapat ditegakkan oleh


penegak hukum yang anti terhadap segala bentuk penyuapan.

2. Menegaskan Adanya Keterangan Aposisi


Tanda pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan
aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih
jelas.
– Para anggota grup band itu – Rico, Morris, “G.G”, dan Zafira –
telah memberi dampak sosial yang cukup besar selain melantunkan
musik slow, namun pedas mengritik penguasa.
– Istri muda Pak Sholeh – yang berada di Surabaya – telah
mengandung 5 bulan.
3. Tanda Pisah Dua Bilangan
Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan
arti ‘sampai’. Contohnya:
– 1903 – 1955
– Yogyakarta, 13 – 20 November 2015
– Siang – malam
– Jakarta – Batam

Penggunaan Tanda Ellipsis/Titik-titik (…)

Berikut fungsi tanda baca titik-titik yang perlu diketahui:

1. Penulisan Kalimat yang Terputus-Putus


Tanda ellipsis ada yang ditulis dengan cara titik-spasi-titik-spasi-
titik ( . . . ) Tanda tersebut digunakan dalam penulisan kalimat
yang terputus-putus. Contohnya:
– Kalau begitu . . . ya, lebih baik kita cari tempat makan lain.
– Hmm . . . aku juga bingung dengan tingkahnya.
2. Menunjukkan Ada Naskah yang Dihilangkan
Tanda ellipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu
kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Contohnya.
– Makanan-makanan berformalin … supaya tidak beredar lagi di
pasaran.
– Hal yang patut dihindari … serta menjadi sumber masalah
dalam melakukan teknik menulis buku.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu
dipakai empat buah titik ( …. ); tiga buah untuk menandai
penghilangan teks dan satu buah untuk menandai akhir kalimat.
Contohnya:
– Semua yang telah ia lalu, bukanlah hal yang dapat ….
– Sayangnya, tidak semua orang setuju dengan ….
18

Penggunaan Tanda Kurung ((…))

Berikut fungsi tanda baca kurung yang perlu diketahui:

1. Tambahan Keterangan
Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan, yang biasa digunakan untuk menjelaskan abreviasi.
Contohnya:
– Kementrian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristek dikti) telah menyelenggarakan Progam Hibah Bina
Desa (PHBD) semenjak bulan lalu.
– Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)
mengajukan kebijakan yang terlalu mementingan masalah pribadi.
2. Mengapit Keterangan
Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan
yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Contohnya:
– Novel “The Great Gatsby” (salah satu novel terkenal era revolusi
industri) terbit dan dicetak dalam berbagai versi.
– Bukti tersebut (lihat halaman 109) mendukung pernyataan KHA
Dahlan terhadap bid’ah dalam ibadah yang dilakukan oleh
kebanyakan masyarakat muslim saat itu.
3. Mengapit Huruf
Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Contohnya:
– Kata aggression  diserap ke dalam Bahasa Indonesia
menjadi agresi (an).
– Pendaki amatiran tidak diperkenankan untuk mendaki sampai
(puncak) Mahameru.
4. Mengapit Angka
Tanda kurung digunakan untuk mengapit angka atau huruf yang
memerinci satu urutan keterangan. Contohnya:
– Kecerdasan sejati ditentukan oleh penguasaan (a) IQ, (b) EQ, dan
(c) SQ.

Penggunaan Tanda Kurung Siku ([…])

Berikut fungsi tanda baca kurung siku yang perlu diketahui:

1. Mengapit Hururf, Kata, atau Kelompok


Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat yang
ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau
kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Contohnya:
19

– Mahasiswa juga wajib berperan dalam pemberdaya[a]n


masyarakat secara berintegritas.
– Dalam jurnal yang ditulis oleh Tim Kuscz[s]cak, terdapat
kesalahan dalam logika penulisan.

2. Mengapit Keterangan
Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Contohnya:
– Persamaan dari metode pembelajaran itu (perbedaannya [lihat
halaman 20-23] begitu signifikan) memberikan output yang kurang
lebih tetap sama dengan tujuan awal.

Penggunaan Tanda Petik (“…”)

Berikut fungsi tanda petik yang perlu diketahui:

1. Petikan Langsung
Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contohnya:
– “Saya belum siap,” Kata Ahmad, “Lima menit lagi!”
– Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah Bahasa
Indonesia.”
2. Mengapit Judul
Tanda petik digunakan untuk mengapit judul syair, karangan, atau
bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contohnya:
– Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa,  dari Suatu
Tempat.
– Karangan Putra Setiawan yang berjudul “Peran BEM Terhadap
Kehidupan Mahasiswa” telah diterbitkan di surat kabar Kedaulatan
Rakyat sebagai tema besar halaman swarakampus.
3. Mengapit Istilah Ilmiah
Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contohnya:
– Model itu melenggang dengan celana kuno yang dikenal sebagai
“cubrai”.
– Dalam istilah asing, keadaan semacam inilah yang disebut sebagai
“jeopardy”.
4. Penutup Kalimat
Tanda petik juga digunakan sebagai tanda baca penutup kalimat atau
bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda pentik yang mengapit
kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat. Contohnya:
– Michael Gerard “Mike” Tyson adalah satu dari sekian ikon
terkenal dunia yang menjadi mualaf.
– Karena mata sipit dan kulit kuning langsatnya, Fatima kerap
dipanggil “Cacik” oleh para pedagang pasar.
20

– Rhendy sering menjadi “pengacau” dalam setiap kegiatan


keorganisasian.

Penggunaan Tanda Petik Tunggal (‘…’)

Berikut fungsi tanda baca petik tunggal yang perlu diketahui:

1. Mengapit Petikan dalam Petikan Lain


Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang
tersusun di dalam petikan lain. Teknik menulis, contohnya:
– Tanya Melia, “Kau denggar bunyi ‘ngiung-ngiung’ tadi kah?”
– “Waktu membuka pintu depan, kudengar teriak anakku ‘Bapak
sudah pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Bapak
Santoso
2. Mengapit Makna
Tanda petik tunggal dalam teknik menulis digunakan untuk
mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.
Contohnya:
– rate of inflation ‘laju inflasi’
– feedback ‘umpan balik’
– shut down  ‘nonaktif’

Penggunaan Tanda Garis Miring (/)

Berikut fungsi tanda baca garis miring yang perlu diketahui:

1. Dipakai dalam Nomor Surat dan Kalimat


Tanda garis miring dalam teknik menulis dipakai dalam nomor
surat dan nomor pada kalimat dan penandaan masa tahun yang
terbagi dalam dua tahun takwim. Contohnya:
– No. 036/Kep/DIKTI/2002
– Ngadiwinatan NG I/1095
– Tahun Ajaran 2015/2016
2. Pengganti Kata Hubung
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau,  atau
Contohnya:
– pria/wanita
– harga permen itu Rp500,00/butir
– hal tersebut sangat dilarang/wajib dihindari dalam pembuatan
skripsi.
21

Penggunaan Tanda Apostrof (‘)

Berikut fungsi tanda baca apostrof yang perlu diketahui:

1. Menunjukkan Penghilangan Bagian Kata


Tanda penyingkat atau apostrof digunakan untuk menunjukkan
penghilangan bagian kata atau kata atau bagian angka tahun.
Contohnya:
– Jono ‘lah orang yang menyelamatmu (‘lah = adalah)
– 29 Februari ’16 (’16 = 2016)
2. Penggunaan Kata Khusus
Tanda apostrof dalam teknik menulis juga terkadang digunakan
dalam penulisan nama ataupun kata khusus serta serapan bahasa
asing. Contohnya:
– Rifan Syafi’i (bukan ‘Syafi i’ atau ‘Syafii’)
– Surat Al-An’am (bukan Al-An am atau Al-Anam)
Berdasarkan penjelasan diatas beberapa tanda baca yang memuat
beberapa kaidah fungsi yang wajib kita terapkan dalam melakukan
teknik menulis buku.

D. Penulisan Unsur Serapan

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa
daerah. Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata serapan,
yaitu:

1. Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa


Indonesia, misalnya: kab, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar,
botol, sekolah, dan ember.
2. Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya,
penulisan dan pengucapan amsih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle
cock, knock out, time out, check in, built up, complete knock down, fitnes,
chip, server, web, linux, microsoft word, gigabyte, dan lain-lain.
3. Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis
sesuai dengan EYD. Misalnya komputer (computer), kalkulasi
22

(calculation), matematika (mathematic), infiltrasi (infil-trasio), influensa


(influenza), bisnis (bussines), dan karakter (character).

 Penyesuaian Ejaan Kata Serapan


Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah yang sudah
baku. Kurang lebih terdapat 53 jenis yang perlu diperhatikan. Berikut ini beberapa
kasus penulisan yang perlu mendapat perhatian.
Kata Asing Kata Baku Kata Asing Kata
Baku
acceleration akselerasi hydraulic hidraulik
acceptor akseptor iatrogenic
iatrogenik
acculturation akulturasi iota iota
aerodynamics aerodinamika materiaal material
aquarium akuarium orthography ortografi
athlete atlet orthopne ortopne
barrier barier orthosthatic ortostatik
carrier karier pharmachology farmakologi
caustic kaustik physiology fisiologi
cavalry kavaleri psycologhy psikologi
charisma karisma quorum kuorum
chronic kronik quality
kualitas
dystocia distocia scleritis skleritis
exclusivme ekslusif trailer trailer
fanatiek fanatik yeast yeast
gorghum gorgum yoghuurt yoghurt
haemmoglobhin hemoglobin zymology zimologi
23

Contoh Penulisan Unsur Serapan

Brand mengungkapkan kepada Cooper bahwa perjuangan manusia


untuk bertahan hidup semakin sia-sia. Ia mengusulkan solusi berupa
kolonisasi galaksi lain. Cooper direkrut untuk menerbangkan Endurance,
wahana antariksa uji coba dengan misi mencari planet layak huni melewati
lubang cacing yang terbentuk di orbit Saturnus. Endurance akan mengikuti
jejak Misi Lazarus, serangkaian wahana berawak yang dikirim melintasi
lubang cacing untuk mempelajari kelayakan beberapa calon planet dalam
jangka panjang. Data dari Lazarus mengerucut pada tiga calon planet yang
potensial: Miller, Edmunds, dan Mann, masing-masing diberi nama sesuai
astronot yang melakukan survei ke sana.

Keputusan Cooper untuk bergabung dengan Endurance sangat


mengecewakan Murph. Keduanya pun berpisah secara tidak baik. Cooper,
Amelia (putri Brand), fisikawan Rommily, dan geografer Doyle, beserta
satu robot serbaguna bernama TARS berangkat menuju Saturnus selama
dua tahun sebelum terbang ke galaksi baru. Ketika melintasi lubang
cacing, Amelia bertemu makhluk luar dimensi yang ia yakini menaruh
lubang cacing untuk menyelamatkan umat manusia.

Setibanya di sana, Endurance mengikuti sinyal yang ditinggalkan


ekspedisi Miller, namun menghadapi masalah: calon planet Miller sangat
dekat dengan Gargantua, sebuah lubang hitam. Karena tarikan
gravitasinya, waktu di permukaan Miller mengalami distorsi. Cooper
mengusulkan cara untuk menghemat waktu yang dihabiskan di
permukaan. Mereka menemukan bahwa planet tersebut tidak layak huni
karena gelombang pasang raksasa yang terus-menerus menerjang
permukaannya. Doyle tersapu ombak dan pesawat angkutnya dibanjiri air
ketika para awak berusaha mengangkat wahana Miller. Mereka kembali
ke Endurance dan mengetahui bahwa waktu telah berlalu selama 23 tahun.
- Dilansir dari synopsis film Interstelllar (2015)
24

Penulisan Kata Serapan

Kata Baku Kata asing Asal Bahasa

Solusi Solution Inggris

Kolonisasi Colonization Inggris

Galaksi Galaxy Inggris

Rekrut Recruit Inggris

Misi Mission Inggris

Planet Planet Inggris

Astronot Astranaut Inggris

Distorsi Distortion Inggris

Geografer Geographer Inggris

Robot Robot Inggris

Mahluk Mahluk Arab

Dimensi Dimension Inggris

Sinyal Signal Inggris

Ekspedisi Expedition Inggris

Gravitasi Gravitation Inggris


25

E. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan

Angka Romawi terdiri atas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,
L (50), C (100), D (500), M (1000), dan seterusnya. Sedangkan angka
Arab terdiri atas 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan seterusnya.

Ada 12 aturan penulisan angka dan bilangan dalam kalimat. Berikut


penjelasannya :

Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata,
ditulis dengan huruf, kecuali bilangan tersebut dipakai secara berurutan
seperti dalam perincian.

Contohnya:

1) Hari ini aku sudah makan nasi empat kali. Kata ‘empat’ ditulis
menggunakan huruf, karena termasuk bilangan yang bisa
dinyatakan dengan satu kata.
2) Perpustakaan itu memiliki koleksi dua juta buku. Kata ‘dua juta’
ditulis menggunakan huruf, karena termasuk bilangan yang bisa
dinyatakan dengan dua kata.
3) Dari 58 orang yang hadir, 41 orang di antaranya memesan ayam
goreng, dan 17 orang lainnya memesan soto sapi. Bilangan ‘58’
(lima puluh delapan) ditulis dalam bentuk angka karena tidak bisa
ditulis dengan dua suku kata saja. Begitu pula dengan angka
26

lainnya, yakni ‘41’ dan ‘17’.

Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf

Contohnya:

1) Dua orang pria itu terlihat mencurigakan. Kata ‘dua’ ditulis


dalam bentuk kata karena terletak di awal kalimat.
2) Empat siswa itu berhasil mendapat beasiswa ke luar negeri. Kata
‘empat’ ditulis dalam bentuk kata karena terletak di awal kalimat.

Angka yang menunjukkan bilangan besar, ditulis Sebagian dengan huruf,


supaya lebih mudah dibaca.

Contohnya:

1) Harga mobil mewah itu mencapai 780 juta rupiah. Kata ‘780
juta rupiah’, sebagian ditulis dengan huruf supaya mudah
membacanya.
2) Dia baru saja membeli rumah seharga Rp10 miliar. Kata
‘Rp10 miliar’ ditulis sebagian dengan huruf. Atau juga bisa
ditulis seperti contoh pertama, namun kata ‘Rp’ dihilangkan
menjadi, “Dia baru saja membeli rumah seharga 10 miliar
rupiah.”

Angka dipakai untuk menyatakan:

Contohnya:
27

1) Ukuran panjang, berat, luas, isi, serta waktu Contohnya: 9,8


sentimeter, 20 kilogram, 5 liter, 2 jam 45 menit, 1 tahun 3
bulan, dan lainnya.
2) Nilai uang
Contohnya: Rp 10.000,00, US$3,50, dan lainnya.

Angka dipakai untuk memberi penomoran pada alamat, seperti jalan,


rumah, apartemen, atau kamar.

Contohnya:

1) Jalan Megah II No. 12


2) Hotel Kenangan, Kamar 300

Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.

Contohnya:

1) Bab XI, Pasal 20, halaman 100


2) Surah Yasin: 9
3) Markus 16: 15-16
Penulisan bilangan menggunakan huruf, dilakukan sebagai berikut:

1) Bilangan utuh
Contohnya: enam belas (16), sepuluh ribu (10.000), tujuh
puluh(70).
2) Bilangan Pecahan
Contohnya: setengah (1/2), dua pertiga (2/3), lima persen (5%)
Untuk penulisan bilangan tingkat, bisa dilakukan dengan cara berikut.

Contohnya:
28

1) Abad XX, bisa ditulis dengan abad ke-20, atau abad kedua
puluh.
2) Perang Dunia II, bisa ditulis dengan Perang Dunia ke-2, atau
Perang Dunia kedua.

Penulisan angka yang mendapat akhiran ‘-an’, dapat dilakukan dengan


cara berikut.

Contohnya:

1) Dual embar uang 5.000-an


2) Tahun 2000-an
Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus, dilakukan dalam
peraturan perundang-undangan, akta, serta kuitansi.

Contohnya:

1) Telah diterima uang sebanyak Rp 5.500.000 (lima juta lima


ratus ribu rupiah) untuk pembayaran cicilan sepeda motor.
2) Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah
tiruan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2),
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah).
Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti dengan
huruf, dilakukan dengan cara berikut.

Contohnya:

1) Berikut saya lampirkan tanda terima uang sebesar


Rp120.000,00 (seratus dua puluh ribu rupiah).
29

2) Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima


juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan.

Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan


huruf.

Contohnya:

1) Rajaampat
2) Simpanglima
3) Tigaraksa
4) Kelapadua
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :


Setelah kita memahami apa yang telah di paparkan di atas, kita dapat mengambil
sebuah kesimpulan bahwa :
Ejaan adalah Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan
bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan
kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalakan huruf, suku kata, atau kata,
sedangakan ejaan  adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar
masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan antara lain berfungsi sebagai :
1. Landasan pembakuan tata bahasa.
2. Landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan.
3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa
Indonesia.

Ada empat ejaan yang sudah diresmikan pemakaiannya yaitu :


1.      Ejaan Van Ophuijsen (1901)
2.      Ejaan Soewandi (1947)
3.      Ejaan Yang Disempurnakan (1972)
4.      Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (1975)
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar
kalimat-kalimat yang kita tulis dapat di pahami orang persis seperti yang kita
maksudkan.
Jenis tanda baca dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
a.      Tanda baca titik (.)
b.      Tanda baca koma (,)
c.       Tanda baca titik koma (;)
d.      Tanda baca titik dua (:)
e.      Tanda hubung (-)
f.        Tanda pisah (–)

30
31

g.      Tanda elipsis (…)


h.      Tanda kurung ((…))
i.        Tanda tanya (?)
j.        Tanda seru (!)
k.       Tanda kurung siku ( [] )
l.        Tanda petik (“…..”)
m.    Tanda petik tunggal (‘…’)
n.      Tanda garis miring (/)
o.      Tanda apostrof (‘)
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta :


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kemendikbud. 2015. Permedikbud No. 50 Tahun 2015. Pedoman Umum Ejaan


Bahasa Indonesia. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kemendikbud. 1984. Pedoman Khusus Tata Istilah dan Tata Nama Kimia. Jakarta
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kemendikbud. 2000. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indoneisa yang


Disemprnakan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai