Oleh:
Muhammad Raihan Fadil NIM 134531210137
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah “Ejaan dan Tanda Baca” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi saya dan pembaca pada umumnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan………………………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ejaan dan Tanda Baca......................................................... 2
B. Macam-Macam Ejaan........................................................................... 2
C. Pemakaian dan Penulisan...................................................................... 4
D. Penulisan Unsur Serapan...................................................................... 20
E. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan............................................. 24
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ejaan dan tanda baca?
2. Apa saja macam-macam ejaan?
3. Bagaimana cara pemakaian dan penulisan huruf ejaan dan tanda baca
dalam kalimat?
4. Apa itu penulisan unsur serapan?
5. Bagaimana penulisan angka dan lambang bilangan dalam kalimat?
C. Tujuan
Mengingat pentingnya mengetahui tentang semen dalam penggunaannya
dalam kehidupan, maka makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut :
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ejaan dan Tanda Baca
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut
menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengaja
adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata, sedangkan ejaan
adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah
pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Tanda baca (atau pungtuasi) adalah simbol yang tidak berhubungan
dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan
berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan
juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Bisa juga
dikatakan bahwa pungtuasi adalah tanda grafis yang digunakan secara
konvensional untuk memisahkan pelbagai bagian dari satuan bahasa tertulis.
[1]
Aturan tanda baca berbeda antarbahasa, lokasi, waktu, dan terus
berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang
karenanya tergantung pada pilihan penulis.
B. Macam-Macam Ejaan
Ini merupakan pedoman resmi ejaan pertama yang diterbitkan pada tahun
1901. Fyi, bahasa Indonesia waktu itu masih disebut sebagai bahasa Melayu. Bisa
ditebak dari namanya, ejaan ini disusun oleh orang Belanda bernama Charles A.
van Ophuijsen dan dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
1) Masih menggunakan huruf/ j/ untuk bunyi huruf /y/ seperti contoh yang atau
Sayang ditulis dengan jang, sajang.
2) Masih menggunakan huruf /oe/ untuk untuk bunyi huruf /u/ seperti kata itu dan
guru ditulis dengan itoe dan guroe.
3) Masih Menggunakan Tanda diakritik, seperti koma ain /’/ seperti contoh
ma’moer, ‘akal, dan huruf /k/ ditulis dengan tanda /’/ pada akhir kata misalnya
bapa’,ta’
3
4
4) Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf /a/ mendapat akhiran /i/, maka di
atas akhiran itu diberi tanda trema /’/ ta’, pa’, dinamai’
5) Huruf /c/ yang pelafalannya keras diberi tanda /’/ diatasnya.
7. Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan (e)
lemah (pepet) dalam Bahasa Indonesia ditulis tidak menggunakan (e)
lemah, misalnya: (putra) bukan (putera), (praktek) bukan (peraktek).
3. Ejaan Malindo
1. Ejaan
Pemakaian Huruf Kapital
Penggunaan huruf kapital bisa dari huruf vokal ataupun huruf konsonan. Berikut
beberapa contoh pemakaiannya:
2. Tanda Baca
Penggunaan Tanda Baca Titik (.)
Berikut ini penggunaan tanda baca titik yang perlu diketahui:
Pahitnya.
Contohnya:
A. Kota Yogyakarta
B. Kabupaten Bantul
1. . . . . . . . . . .
– 1. Patokan Umum
1.2 Ilustrasi
9
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
1. Menyambung Suku
Tanda hubung digunakan untuk menyambung suku-suku kata dasar
yang terpisah oleh pergantian baris. Contohnya:
– Selain digunakan untuk menjadi pelindung tubuh, rompi itu ju-
ga didesain senyaman mungkin.
– Terkadang, adakalanya kita harus berhenti untuk mengkhayal-
kan imajinasi kita terlalu tinggi.
Adapun pengecualian terhadap pemotongan suku kata, jika karakter
pada baris terakhir adalah huruf vokal. Contohnya:
– Semenjak diperketatnya aturan kampus, komunitas itu
seperti merasa tidak punya tempat.
BUKAN
– Semenjak diperketatnya aturan kampus, komunitas i-
tu seperti merasa tidak punya tempat.
2. Menyambung Unsur-Unsur Kata Ulang
Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsure-unsur kata
ulang. Contohnya:
– Kunang-kunang, berang-berang, biri-biri
– Anak-anak, kuda-kuda, ramai-ramai
– mondar-mandir, maju-mundur, kebiru-biruan
16
1. Tambahan Keterangan
Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan, yang biasa digunakan untuk menjelaskan abreviasi.
Contohnya:
– Kementrian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristek dikti) telah menyelenggarakan Progam Hibah Bina
Desa (PHBD) semenjak bulan lalu.
– Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)
mengajukan kebijakan yang terlalu mementingan masalah pribadi.
2. Mengapit Keterangan
Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan
yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Contohnya:
– Novel “The Great Gatsby” (salah satu novel terkenal era revolusi
industri) terbit dan dicetak dalam berbagai versi.
– Bukti tersebut (lihat halaman 109) mendukung pernyataan KHA
Dahlan terhadap bid’ah dalam ibadah yang dilakukan oleh
kebanyakan masyarakat muslim saat itu.
3. Mengapit Huruf
Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Contohnya:
– Kata aggression diserap ke dalam Bahasa Indonesia
menjadi agresi (an).
– Pendaki amatiran tidak diperkenankan untuk mendaki sampai
(puncak) Mahameru.
4. Mengapit Angka
Tanda kurung digunakan untuk mengapit angka atau huruf yang
memerinci satu urutan keterangan. Contohnya:
– Kecerdasan sejati ditentukan oleh penguasaan (a) IQ, (b) EQ, dan
(c) SQ.
2. Mengapit Keterangan
Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Contohnya:
– Persamaan dari metode pembelajaran itu (perbedaannya [lihat
halaman 20-23] begitu signifikan) memberikan output yang kurang
lebih tetap sama dengan tujuan awal.
1. Petikan Langsung
Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contohnya:
– “Saya belum siap,” Kata Ahmad, “Lima menit lagi!”
– Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah Bahasa
Indonesia.”
2. Mengapit Judul
Tanda petik digunakan untuk mengapit judul syair, karangan, atau
bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contohnya:
– Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu
Tempat.
– Karangan Putra Setiawan yang berjudul “Peran BEM Terhadap
Kehidupan Mahasiswa” telah diterbitkan di surat kabar Kedaulatan
Rakyat sebagai tema besar halaman swarakampus.
3. Mengapit Istilah Ilmiah
Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contohnya:
– Model itu melenggang dengan celana kuno yang dikenal sebagai
“cubrai”.
– Dalam istilah asing, keadaan semacam inilah yang disebut sebagai
“jeopardy”.
4. Penutup Kalimat
Tanda petik juga digunakan sebagai tanda baca penutup kalimat atau
bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda pentik yang mengapit
kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat. Contohnya:
– Michael Gerard “Mike” Tyson adalah satu dari sekian ikon
terkenal dunia yang menjadi mualaf.
– Karena mata sipit dan kulit kuning langsatnya, Fatima kerap
dipanggil “Cacik” oleh para pedagang pasar.
20
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa
daerah. Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata serapan,
yaitu:
Angka Romawi terdiri atas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,
L (50), C (100), D (500), M (1000), dan seterusnya. Sedangkan angka
Arab terdiri atas 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan seterusnya.
Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata,
ditulis dengan huruf, kecuali bilangan tersebut dipakai secara berurutan
seperti dalam perincian.
Contohnya:
1) Hari ini aku sudah makan nasi empat kali. Kata ‘empat’ ditulis
menggunakan huruf, karena termasuk bilangan yang bisa
dinyatakan dengan satu kata.
2) Perpustakaan itu memiliki koleksi dua juta buku. Kata ‘dua juta’
ditulis menggunakan huruf, karena termasuk bilangan yang bisa
dinyatakan dengan dua kata.
3) Dari 58 orang yang hadir, 41 orang di antaranya memesan ayam
goreng, dan 17 orang lainnya memesan soto sapi. Bilangan ‘58’
(lima puluh delapan) ditulis dalam bentuk angka karena tidak bisa
ditulis dengan dua suku kata saja. Begitu pula dengan angka
26
Contohnya:
Contohnya:
1) Harga mobil mewah itu mencapai 780 juta rupiah. Kata ‘780
juta rupiah’, sebagian ditulis dengan huruf supaya mudah
membacanya.
2) Dia baru saja membeli rumah seharga Rp10 miliar. Kata
‘Rp10 miliar’ ditulis sebagian dengan huruf. Atau juga bisa
ditulis seperti contoh pertama, namun kata ‘Rp’ dihilangkan
menjadi, “Dia baru saja membeli rumah seharga 10 miliar
rupiah.”
Contohnya:
27
Contohnya:
Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Contohnya:
1) Bilangan utuh
Contohnya: enam belas (16), sepuluh ribu (10.000), tujuh
puluh(70).
2) Bilangan Pecahan
Contohnya: setengah (1/2), dua pertiga (2/3), lima persen (5%)
Untuk penulisan bilangan tingkat, bisa dilakukan dengan cara berikut.
Contohnya:
28
1) Abad XX, bisa ditulis dengan abad ke-20, atau abad kedua
puluh.
2) Perang Dunia II, bisa ditulis dengan Perang Dunia ke-2, atau
Perang Dunia kedua.
Contohnya:
Contohnya:
Contohnya:
Contohnya:
1) Rajaampat
2) Simpanglima
3) Tigaraksa
4) Kelapadua
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
30
31
Kemendikbud. 1984. Pedoman Khusus Tata Istilah dan Tata Nama Kimia. Jakarta
: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan