Anda di halaman 1dari 21

NOTES AKPEM 5D

WEEKS 3
REK NEGARA ada di BI dan ada 1 yg khusus penanganan keuangan baik daerah maupun
pusat dg mata uang rupiah dan valuta asing

-bagaimana pelaksanaan perbendaharaan negara? Pengelolaan keuangannya bisa melalui


uang persediaan dan LS
Definisi : cara bagaimana pengelolaan keuangan negara dan bagaimana
mempertanggungjawabkannya
Siapa pejabat negara yg berkaitan dg perbendaharaan negara: pengguna anggaran, bendahara,
gurbenur,

Mekanisme bagaimana uangnya keluar sampai ke KPPN (kantor pelayanan perbendaharaan


negara) itu terdapat dalam UU NO.1 TH 2004 (dasarnya)

Pelaksanaan pendapatan dan belanja pemerintah


MEKANISME :
GAJI PNS : UIN melihat di daftarisian pelaksanaan anggran (ad aga gaji pns disitu), karena
dia sifatnya rutin biasanya wajib ada di daftar isian pelaksanaan anggran, nah kemudian
diajukanlah dengan menggunakan surat permintaan pembayaran (dokumen yg dibutuhkan
sperti nama, no rek, jumlah, identitas pekerjaan, golongan, jabatan, bahkan data keluarga yg
dapat tunjangan, pajak, BPJS) nah dokumen2 tsb harus disiapkan kemudian diajukan surat
pernyataan pembayaran. Selanjutnya si kuasa pengguna anggran dari sisi satuan kerja nanti
akan mengeluarkan surat perintah membayar. Nah surat perintah membayar akan
mengeluarkan SPP atau surat perintah pembayaran, nah diterbitkan lalu ditandatangani oleh
pejabat yg mempunyai kewenangan, nah ini kategorinya di penguasa pengguna anggran.
Kemudian surat tsb diajukan ke KPPN semua berkas harus lengkap. Nah kl lengkap nnt tgl 1
dapet gaji, jika tdk lengkap maka dibalikan dan tidak boleh

Kalo pengadaan barang dan jasa pemerintah terdapat mekanisme dan dokumen semuanya
harus dipenuhi itu harus full, jika ada yg kurang 1 pasti dibalikin oleh KPPN, sesuai UU no
56 th 2017.
Pengadaan barang dan jasa biasa memakai pembayaran lgsg atau LS, sedangkan utk
operasional pakainya uang persediaan (UP). Kalo gaji pake LS lgsg dikasih key g
bersangkutan sbg pihak ke 3. Nah kalo Pengadaan barang dan jasa larinya ke rekanan atau ke
pemberi barang atau jasa

UU NO.1 TH 2004, jadi awal yg diberikan itu UP, nanti kalua kurang Namanya tambahan
uang persediaan biasanya di akhir periode anggaran, karena biasanya banyak org yg akan
merealisasikan anggaran jd perlu TUP. Jika seandainya UP gacukup dia boleh ganti pake
uang BLU, nanti diganti dengan GUP atau ganti uang persediaan.
-UP GUP TUP untuk operasional
-LS untuk gaji yg sifatnya besar dan pengadaan barang dan jasa (aman nya diari
pemeriksaan) krn nanti kl gapake LS trs kita misalkan melakukan pengelolaan UP ini rugi,
ruginya uang UP terpakai yg harusnya untuk operasional.
Jd intinya ttg perbendaharaan negara kan bagaimana mekanisme pengelolaan keuangan dr
awal sampai dg uang cair. Nah yg tadi semua ttg pengeluarannya
Kalua penerimaannya dia lgsg masuk kedalam rekening kas umum negara, nnt lgsg diakui,
sumber dan referesinya juga jelas.

Ada namaya sp2d (surat perintah pencaira dana), spm(surat perintah membayar) , spp(surat
perintah pembayaran)
Bendahara negara harus PNS

PERBENDAHARAAN UMUM NEGARA PEMERINTAHAN PUSAT yang Menyusun


lapkeu yaitu KEMENKEU, nah kemenkeu ini yg akan Menyusun RAPBN nanti disampaikan
ke presiden pada paripurna setaip tahunnya. Yg Menyusun SAP juga kemenkeu, nanti
kemenkeu menghasilkan LKPP

-sumber pendapatan negara : pajak, PNBP, keuntungan BUMN, hibah.


-dana perimbangan : dana bagi hasil (dana yg diporeleh pemerintah dari sda) , dana alokasi
umum (pendapatan apbn dr pemerintah daerah sekurang2nya 26%), dana alokasi khusus
(dana diperoleh dr apbn untuk ke daerah2 tertentu misalkan terkait dg social dll)

WEEKS 4
Uu 2018 Statement yang menyatakan bahwa Teknik dalam akuntansi khususnya di sector
public dibagi menjadi 3: ak. Anggaran, ak komitmen, ak dana.

Dr Teknik ak yg dijabarkan oleh prof mardiasno… bahwa ada yg relevan dan tidak relevan
dg pp 71 th 2010. Akuntansi anggaran yg sering digunakan pemerintah.

Mana saja Teknik ak yg relevan ?

Ak dana : kerangka konseptual di pemerintahan Indonesia tdk scr gamblang menyebukan ak


dana. Ak dana dalam pp 71 2010 hanya dinyatakan jika ada keperluan yg mendesak terkait dg
pengendalia atau control. Jika ada hal yg sgt mendesak terkait dg pengendalian misalkan. Ak
dana kan mengecek dana yg digunakan berdasarkan penggunannya (lebih detail). Namun smp
dg saat ini belum menjadi wacana menggunakan di ak pemerintahan indo. Yg masih relevan
adalah ak anggaran.

Knp ak komitmen tidak ? krn hampir mirip dg akrual tp dia lebih maju waktya dibandingkan
akrual, kl akrual itu transaksi sudah terjadi maka kita catat walaupun kas belum diterima. Tp
kl komitmen, pd saat sdh berkomitmen melakukan sebuah transaksi artinya posisi waktunya
lebih maju drpd akrual, nah itu sudah boleh diakui dan dicatat. (krn ak pemerintahan
cenderung menggunakan cash basis maka sulit menerima ak komitmen).

Mana saja Teknik ak yg relevan

Persamaan akuntansi di ak pemerintahan : asset = kewajiaban + ekuitas dana.

Kalo satu aja tidak ada maka ga lengkap. Maka disitulah ada kualitas lapkeu, bahwa dalam
kalitas lapkeu itu ada andal, relevan, dapat diuji, dll.
Uu no 71 th 2010 hanya terdapat komponen nya saja ttp secara praktiknya itu sama karenan
basisnya akrual, makanya susunan nya akan sama.

Terus gaada dividen karena gaada investor.

Lkpp harus dapat dianggap wajar dan andal (berkualitas) karena sudah di audit (sesuai
standar, sesuai benchmark), ttp belum tentu benar. Dg adanya kpk membuat kasus2 korupsi
lebih sedikit.

Nah jadi yg harus dikuatkan utk membuat kualitas lapkeu tsb andal hasilnya harus konsisten
antara bpk dan kpk sehingga masyarakat meyakini bahwa lapkeu tsb andal. Jgn sampai WTP
ttp kpk ttp menemkan adanya kecurangan.

Dari BPK ada yg namaya API untuk ngecek lebih detail lagi.

Jdi harus memakai sampling yg realitas dan menggunakan prosedur dan program yang
disusun sesuai dg standar pemeriksaan, ttp Ketika masih ada yg janggal maka kpk yg maju tp
berdasarkan humas krn dia terbatas sdm nya.

WEEKS 5
Yg harus dipelajari di bagan : bagan SAPP, Mekanisme pelaporan SAI, alur penyusunan
LKPP.

Dalam SAPP itu ada 2 cabang yaitu SABUN dan SAI. SABUN (diselenggarakan oleh
kemenkeu) terbagi menjadi 10 komponen,
SAI dibagi menjadi 2 yaitu SAK dan SIMAK BMN (barang milik negara)

Pmk 215 : saup pumya siapa, yg lgsg kordinasi dg sabun kan siap, tp kalo yg lain punya
Lembaga sendiri dibawah kemenkeu.

Sai kl dipanjangkan lagi scr sistematis


Sai isinya ada kementrian, Lembaga lainnya, BLU, LUD, provinsi daerah.
Lari ke kanwil lalu ke eselon 1( di kementrian ada dirjen), lalu ke kementrian, lalu ke
kemenkeu, di kemenkeu semuanya menjadi 1 yaitu SIA

Sai sudah jadi , isinya dari satker, provinsi, eselon, kementrian dan Lembaga lainnya.
Isinya 7 komponen lapkeu kementrian dan Lembaga lainnya.

Pmk 215 ada 10

Dia hanya utk pemerintah pusat saja, lapkeu nya ada 7 juga, dikonsolidasi LKKL sama LK
PUN. Kemudian setelah jadi 1 tersusunlah LKPP.

Selanjutnya Pemerintah akan mengajukan ke BPK untuk diperiksa, dapat opini, lalu presiden
akan melaporkan kepada DPR.

Isi kelompok 4 : 3 bagan yg tadi di pusat, permendagei 64 th 2013, pola hubungan keuangan
pusat daerah.
Sistem pelaporan dan keuangannya pake sai, dari mana apbn sampai dia jadi apbd.
Silpa sama silka dikembalikan ke negara lalu diajukan Kembali utk ditarik Kembali di
anggaran selanjutnya. Pertama apbn lalu ke apbd. Mekanisme nya lewat transfer daerah lalu
ke apbd, nanti akan disebarin semua.

WEEKS 6

Hampir dr unsur pemerintahan sudah menerapkan pp 71 th 2010 tp ada beberapa kendala,


contohnya : sdm, keterbatasan dalam pemerataan ke desa dan daerah2.

Unsur pengendalian, implementasi secara detail

Proposal misalkan ttg lapkeu trs nanti ada indeksnya

Tata Kelola (GCG) dalam rangka menciptakan clean governance. Contoh : recruitment
pegawai negeri. Akhirnya jika mekanisme dan implementasinya kurang baik maka kualitas
dari sdm yg didapat juga kurang baik. Selain itu dr sisi audit independenya sudah mulai bagus
dan meningkat. Contoh : bpk sudah tdk mau diajak makan bareng.

Implementasi pp 71 th 2010 dan tata Kelola GCG (clean governance) (butuh evaluasi
lagi)(cara mengukur GCG). Kalo di daerah permendagri no.64 th 2013. Sistem
akuntansi pemerintahan Pmk 215/pmk.05/2016 sudah efektif blm. Baca 3 tahun
erakhir, baca conclusion nya, bikin template. (buat skripsi) (harus kumpulin jurnal
dulu). Yang bagus sienta 1. Skripsi hanya digunakan buat referensi (bkn utk dikutip)

Tata Kelola dilihat dari 5 unsur yaitu TARIF (transparency, accountability, responsibility,
independency, dan fairness)

Perilaku disfungsional (behaviour/perilaku) baik yg Menyusun lapkeu/anggaran/audit. BKN


sedang Menyusun indicator salah satunya mengukur integritas. Sehingga skrg sdg dirancang
bagaimana mengukur kinerja seseorang sehingga ia terhindar dari perilaku disfungsional.

perilaku disfungsional? Perilaku yg tanpa kita sadari dia bisa merugikan instansi pemerintah,
yg bisa terjadi saat penyusunan lapkeu, saat Menyusun anggaran, saat mengaudit lapkeu
pemerintah.

UTS :
pp 71 th 2010
permendagri no.64 th 2013
Pmk 215/pmk.05/2016

SOAL QUIZ
1. PERBEDAAN AK. KEUANGAN DG AK PEMERINTAHAN?

2. PENYUSUNAN SAP DISUSUN PERTAMA KALI OLEH SIAPA DAN KAPAN?


Oleh KSAP tahun 2005 pada pp 24 tahun 2005 dilantik oleh presiden

3. isi pp71 th 2010? Ada 2 lampiran, yg pertama ttg pelaksaan akuntansi berbasis akrual yg
harus dilaksanakan selambat2 nya dimulai dr 2014, isi lamp ke 2 berisi ttg pemberhentian
basis akuntansi sebelumnya yaitu basis kas. Bagaimana ttg pengelolaan keuangan negara dg
basis akrual

4. komponen lapkeu? Ada 7

5. dalam pp 24 th 2005 dan pp71 th 2010 terdapat perbedaan lapkeu? Baik dr sisi komponen
maupun penamaan?. pp 24 th 2005 (laporan kinerja keuangan, masih menggunakan kas
menuju akrual/proses)kalo pp71 th 2010 (laporan operasional, full menggunakan akrual,
hanya bbrp yg menggunakan cash basis)

6. komponen SAP? Ada 2 (sai dan sabun)

7. komponen sai? Sak sama simak bmn

8.siapa saja yg akan menggunakan SAI? BLU, KEMENTRIAN, dan Lembaga lainnya

9. bagaimana sistem akuntansi pemerintahan sampai akhirnya dia bisa menghasilkan LKPP
yg akan diperiksa oleh BPK dan akan disetorkan ke DPR?
Kalo LKKL dan LK BUN itu dikonsolidasi nah kalo LKKL itu disusun pertama oleh satker
dan satker BLU dulu lalu dilaporkan ke wilayah atau provinsi. Lalu wilayah atau provinsi
dilaporin lagi ke eselon , kemudian dilaporin lagi ke kementrian atau Lembaga, nah
kemudian baru disusun LKKL. Kalo untuk sistem akuntansi BUN itu awalnya dijalankan
oleh KPPN, lalu KPPN mnyampaikan laporannya kepada kanwil dirjen perbendahraan, lalu
dilaporin lagi ke direktorat pengelolaan kas negara. Abis itu masing2 unit akuntansi yg isinya
ada 10 subsistem dilaporkan ke direktorat APK di dirjen perbendaaharaan lalu dibuatlah LK
BUN abis itu dikonsolidasi dengan LKKL, sehingga jadilah LKPP yg akan dilaporkan ke
presiden. Kemudian dr presiden di audit oleh BPK, lalu BPK memberikan hasil audit ke
presiden, lalu presiden menyampaikan lagi ke DPR sebagai laporan pertanggungjawaban.

10. dalam pengelolaan kas dipemerintahan itu kita bisa mencairkan dana, yg pertama kita
harus mengecek dilu DIPA nya? Daftar Isi Pelaksanaan Anggaran lalu diajukan ke KPA

11. SIAPA KPA? KUASA PENGGUNA ANGGARAN

12. SPM ? SURAT PERINTAH MEMBAYAR

13. KPPN? KANTOR PELAYANAN PERBENDHARAAN NEGARA

14. SP2D ? SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA

15.SIAPA ENTITAS PELAPORAN DI AKPEM? ORGANISASI SCR KESELURUHAN :


PEMERINTAHAN PUSAT DAERAH, KEMENTRIAN, DAN LEMBAGA.

16. PERATURAN YG MEMBAHAS TTG SISTEM AKPEM? PMK 215/pmk.05/2016


MATERI UTS

1.
Tiga Bagian Utama Akuntansi :
1) Akuntansi Komersial
2) Akuntansi Sektor Publik
1. Akuntansi Pemerintahan (PSAP)
2. Akuntansi Non Profit Lainnya (ISAK 35)
3) Akuntansi Sosial

Mengapa Kita Mempelajari Akuntansi Pemerintahan?


 Pemerintah : Panduan menyusun laporan keuangan pemerintah
 Warga negara : Memahami APBN (Penerimaan dan pengeluaran)
 Kantor Akuntan Publik : Memahami sistem keuangan negara, memberikan jasa
konsultasi pada instansi pemerintah, melakukan audit (audit laporan keuangan atau
audit operasional)

Konsep
Akuntansi pemerintahan mengkhususkan pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang
terjadi di badan pemerintah

Perbedaan Karakteristik Organisasi Sektor Publik (Pemerintah) dan Swasta


Sektor Publik (Pemerintahan)
1 2 1 2

Karakteristik
Tujuan organisasi
anggaran terbuka Tujuan organisasi profit Karakteristik anggaran ter
nonprofit
untuk publik

Sumber pendanaan: Sumber pendanaan:


perpajakan, retribusi, pembiayaan internal:
Sistem akuntansi:
utang, obligasi modal sendiri, laba
cash basis; cash
pemerintah, laba ditahan, penjualan aktiva; Sistem akuntansi: accrual
toward accrual;
BUMN/BUMD, Pembiayaan eksternal:
accrual basis
penjualan aset negara utang bank, obligasi
dsb penerbitan saham

Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban
kepada masyarakat
kepada pemegang saham
(publik) dan oarlemen
dan kreditur
(DPR/DPRD)

Struktur organisasi Struktur organisasi


birokratis, kaku, dan Mardiasmo, 2018 fleksibel, datar, piramid, Mardiasmo, 2018
hierarkis lintas fungsional, dsb
Reformasi Keuangan Negara di Indonesia
UU 17/2003 Keuangan Negara :
Pengaturan umum tentang keuangan negara
UU 1/2004 Perbendaharaan Negara :
Sistem keuangan, tata cara pembayaran, pertanggungjawaban
UU 15/2004 Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan Negara oleh BPK berdasarkan SAP :
Pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan tujuan tertentu

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


 Sampai Tahun 2004 : Berbasis kas
 2004 : Pembentukan Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)
 PP 24 2005 : SAP Berbasis kas menuju Akrual
 PP 71/2010 : SAP Berbasis Akrual (Berlaku paling lambat TA 2015)
 2011-2014 : Fade in-fade out (masa transisi)

Komponen Laporan Keuangan Pemerintah


SAP Akrual (PP 71 Tahun 2010 :
• Laporan Operasional
• Perubahan Ekuitas
• Neraca
• Laporan Arus Kas
• Catatan atas Laporan Keuangan
• Laporan Realisasi Anggaran
• Laporan Perubahan SAL

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa :


• Laporan Realisasi Anggaran Desa
• Neraca Desa
• Catatan atas Laporan Keuangan Desa

Analisis Kasus
Untuk mengatasi masalah kelemahan system, ketidakpatuhan, ketidakefektifan dan
ketidakefisienan maka pemerintah pusat sebaiknya………..

Kel.1
Berdasarkan Objek.
Anggaran disusun berdasarkan jenis pendapatan dan belanja. Pendapatan terdiri dari
penerimaan dan negeri yang terdiri dari atas penerima pajak. Pendapatan lainnya adalah
pendapatan hibah dan sebagainya, sedangkan belanja klasifikasikan dalam belanja pegawai
belanja barang belanja pemeliharaan dan sebagainya.

Pendekatan Anggaran Pemerintah

 Line Item Budgeting, yaitu penyusunan dibuat sesuai pos-pos penerimaan dan
pengeluaran.

 Incremental Budgeting, yaitu sistem yang memungkinkan adanya revisi selama tahun
finansial.
 Planning Programming Budgeting Sistem, yaitu proses perencanaan sampai akhir
adalah satu kesatuan, tidak terpisah.

 Zero Based Budgeting (ZBB), yaitu sistem anggaran yang memperkirakan kegiatan
kedepan, bukan apa yang telah dilakukan di masa lalu.

 • Performance Budgeting, yaitu sistem berorientasi pada “output”, menggunakan


laporan pengukuran sebagai indikator kinerja.

 • Medium Term Budgeting Framework (MTBF), yaitu kerangka kebijakan anggaran


belanja untuk departemen dan non departemen.

siklus Anggaran Pemerintah


Pengelolaan APBN dilakukan dalam 5 (lima) tahap, yaitu tahap perencanaan APBN,
penetapan UU APBN, pelaksanaan UU APBN, pengawasan pelaksanaan UU APBN, dan
pertanggungjawaban pelaksanaan UU APBN.

Hasil pengawasan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN digunakan sebagai


pertimbangan dalam penyusunan rancangan APBN tahun anggaran berikutnya. Oleh karena
itu, proses tersebut merupakan suatu lingkaran yang tidak terputus, dan karena itu sering
disebut sebagai siklus atau daur atau lingkaran anggaran negara (APBN).

Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara

Anggaran negara memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.

Fungsi APBN

 Fungsi otorisasi, menyiratkan bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk


melaksanakan pendapatan dan belanja untuk tahun ini, dengan demikian, pengeluaran
atau pendapatan bertanggung jawab kepada rakyat. Perencanaan fungsi, menyiratkan
bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan
kegiatan untuk tahun ini. Ketika pengeluaran pra- direncanakan, maka negara dapat
membuat rencana untuk mendukung belanja ini. Sebagai contoh, telah direncanakan
dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian
miliar. Dengan demikian, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk
mempersiapkan proyek tersebut agar berjalan lancar.

 Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai
apakah kegiatan organisasi pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi orang untuk menilai apakah tindakan
pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau
tidak.

 Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perekonomian.
 Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan.

 Fungsi stabilisasi, yang berarti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental ekonomi.

Prinsip Penyusunan APBN

 Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.

 Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.

 Semaksimah mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan


memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.

Azas Penyusunan APBN

 Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri.

 Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.

 Penajaman prioritas pembangunan

 Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang negara.

Struktur Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN)

 Pendapatan negara terdiri dari penerimaan pajak, dan penerimaan bukan pajak.

 Belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat dan belanja daerah.

Belanja pusat adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan


pembangunan pemerintah pusat. Seperti belanja pegawai belanja barang, belanja
hibah, pembiayaan bunga utang, subsidi BBM dan subsidi Non-BBM, dan biaya
lainnya.

Belanja daerah adalah belanja yang digunakan untuk pemerintah daerah, kemudian
masuk ke dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Seperti dana bagi
hasil, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana otonomi khusus.

 Pembiayaan terdiri dari pembiayaan dalam negeri dan pembiayaan luar negeri.
Pembiayaan dalam negeri meliputi pembiayaan perbankan, surat utang negara,
privatisasi serta penyertaan modal negara. Pembiayaan luar negeri meliputi penarikan
pinjaman luar negeri, pinjaman program dan pinjaman proyek, pembayaran cicilan
pokok utang luar negeri terdiri atas jatuh tempo dan moratorium.

Pelaksanaan APBN akan dituangkan lebih lanjut dengan peraturan presiden. APBN dapat
mengalami revisi. Untuk melakukan revisi, pemerintah harus mengajukan RUU Perubahan
APBN untuk mendapatkan persetujuan dari DPR.
APBN ini ada bentuk pertanggung jawabannya seperti laporan keuangan dan laporan kinerja.
Laporan keuangan disusun sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), sedangkan laporan
kinerja disusun sesuai aturan pemerintah.

Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah

Menurut UU No. 17 Tahun 2003, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau yang biasa
disebut dengan APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dan merujuk pada pasal 4, tahun anggaran sendiri
meliputi masa satu tahun, yakni mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember. Lebih lanjut lagi, APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan
pembiayaan.

1. Anggaran Pendapatan

Di dalam menyusun anggaran pendapatan, pemerintah daerah harus mengetahui apa saja
sumber pendapatan di daerahnya, yang biasanya terdiri dari :

•Pendapatan Asli Daerah atau PAD

Pendapatan ini berasal dari hasil kekayaan dan juga potensi yang dimiliki pada setiap daerah
tersebut. Mulai dari tempat wisata, tambang, dan lain sebagainya. PAD dianggarkan dengan
mempertimbangkan kinerja PAD tahun-tahun sebelumnya, mempertimbangkan perubahan
kondisi lingkungan alam-fisik-sosial-budaya dan perubahan potensi pengembangan sumber
pendapatan, serta tidak memberatkan masyarakat setempat dan dunia usaha.

Misalnya, di suatu daerah ditemukannya suatu situs purbakala yang mana menyebabkan situs
tersebut bisa dijadikan sebagai objek wisata, sehingga pendapatan pemda meningkat. PAD ini
meliputi :

o Pajak Daerah Pajak daerah terdiri dari hotel dan restoran, reklame, penerangan jalan, dan
lainnya.

o Retribusi Daerah Retribusi daerah merupakan sebuah pungutan yang berasal dari
pembayaran pelayanan ekonomi dan sosial berupa pemberian dan juga pengeluaran izin
kepada badan usaha maupun pihak tertentu

o Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan

✓ Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah ✓ Bagian Laba Lembaga Keuangan Bank

✓ Bagian Laba Lembaga Keuangan Non Bank ✓ Bagian Laba Penyertaan Modal atau
Investasi

o Lain-lain PAD yang sah

✓ Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan


✓ Jasa giro
✓ Pendapatan bunga
✓ Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing ✓Komisi, potongan,
ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa
oleh Daerah

• Dana Perimbangan Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.
Dana Perimbangan ini meliputi :

o Dana Bagi Hasil Yakni dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam
rangka pelaksanaan Desentralisasi.

o Dana Alokasi Umum DAU biasa dikenal dengan sebutan dana subsidi. Dana ini berasal
dari APBN yang digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah daerah dalam kegiatan
desentralisasi. Basis alokasi DAU yang pertama adalah Peraturan Presiden (bila ada) atau
yang kedua melalui informasi resmi dari kementerian Keuangan atau juga bisa dari SE
Menteri Keuangan tentang alokasi DAU bila Peraturan Presiden tidak tersedia, atau berdasar
alokasi DAU Tahun Anggaran sebelumnya & Realisasi DAU Tahun Anggaran sebelumnya
lagi apabila Peraturan Presiden, informasi Kementerian Keuangan atau SE Kementerian
Keuangan tidak tersedia.

o Dana Alokasi Khusus Dana ini juga berasal dari APBN. Tetapi hanya daerah tertentu saja
yang bisa mendapatkan dana ini, biasanya daerah-daerah tersebut yang masuk ke golongan
daerah-daerah yang membutuhkan perhatian khusus.

• Lain-lain pendapatan yang sah Dana ini berasal dari hibah dari berbagai daerah dan juga
dana darurat atau pinjaman daerah. Basis alokasi dana hibah ini biasanya berdasar pada
kepastian pemerolehan hibah, misalnya dari perjanjian hibah.

FUNGSI APBD Pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, APBD memiliki beberapa fungsi,
di antaranya:

 Fungsi otorisasi
APBD bisa melaksanakan pendapatan dan belanja daerah di tahun bersangkutan.

 Fungsi perencanaan
APBD menjadi sebuah pedoman bagi manajemen di dalam hal merencanakan sebuah
aktivitas atau kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

 Fungsi pengawasan
APBD menjadi sebuah pedoman untuk bisa menilai apakah aktivitas penyelenggaraan
pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

 Fungsi alokasi
APBD diarahkan untuk bisa menciptakan lapangan kerja maupun mengurangi
pengangguran. Serta meningkatkan efesiensi serta efektivitas perekonomian.

 Fungsi distribusi
APBD harus memperhatikan pada rasa keadilan serta kepatutan.
 Fungsi stabilitasi
APBD menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian pada suatu daerah.

TUJUAN APBD

1. Membantu pemerintah daerah mencapai tujuan fiskal.

2. Meningkatkan pengaturan atau juga kordinasi tiap bagian yang berada di lingkungan
pemerintah daerah.

3. Menciptakan efisiesnsi terhadap penyediaan barang dan jasa.

4. Menciptakan prioritas belanja pemerintah daerah.

Kel.2 PERBENDAHARAAN PEMERINTAH


Perbendaharaan Negara di Indonesia dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003
merupakan penjabaran lebih lanjut aturan-aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-
Undang Dasar 1945 ke dalam asas-asas umum pengelolaan keuangan negara.

Pengertian Perbendaharaan Negara menurut UU No. 1 Tahun 2004 adalah “pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan,
yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Daerah
(APBN/APBD)”. Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan negara,
dirasakan semakin pentingnya fungsi perbendaharaan dalam rangka pengelolaan sumber daya
keuangan pemerintah yang terbatas secara efisien. Sejalan dengan perkembangan kebutuhan
pengelolaan keuangan negara, dirasakan semakin pentingnya fungsi perbendaharaan dalam
rangka pengelolaan sumber daya keuangan pemerintah yang terbatas secara efisien.

Fungsi perbendaharaan tersebut meliputi:

1. perencanaan kas yang baik;

2. pencegahan agar jangan sampai terjadi kebocoran dan penyimpangan;

3. pencarian sumber pembiayaan yang paling murah.

4. pemanfaatan dana yang menganggur (idle cash) untuk meningkatkan nilai

tambah sumber daya keuangan

Ruang Lingkup

Ruang lingkup perbendaharaan negara diantaranya :


   Pelaksanaan Pendapatan Negara dan Belanja Negara;

   Pelaksanaan Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah;

   Pelaksanaan Penerimaan Negara dan Pengeluaran Negara;

   Pelaksanaan Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah;

   Pengelolaan Kas Negara;

   Pengelolaan Piutang Negara, Utang Negara, Piutang Daerah, dan Utang Daerah

   Pengelolaan Investasi, Barang Milik Negara, dan Barang Milik Daerah;

   Penyelenggaraan Akuntansi dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan


Negara/Daerah;

   Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN/APBD

   Penyelesaian Kerugian Negara dan Kerugian Daerah;

   Pengelolaan Badan Layanan Umum;

  Perumusan Standar, Kebijakan, Serta Sistem dan Prosedur yang Berkaitan dengan
Pengelolaan Keuangan Negara Dalam Rangka Pelaksanaan APBN/APBD.

Pejabat Perbendaharaan Pemerintah

 -  Pengguna Anggaran (PA) merupakan pejabat pemegang kewenangan penggunaan


anggaran Kementerian Negara/Lembaga.

 -  Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) merupakan pejabat yang memperoleh kuasa dari
PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggungjawab penggunaan
anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

 -  Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh
Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk mengambil
keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah.

 -  Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) adalah pejabat yang


diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas permintaan
pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.

 -  Menteri Keuangan bertindak sebagai Bendahara Umum Negara (BUN), mengangkat


Kuasa BUN untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan
anggaran dalam wilayah kerja yang telah ditetapkan.
 -  Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan
negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja
kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah

 -  Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,


membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan belanja negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada
kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah

Kel.3 TEKNIK DAN KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI


PEMERINTAHAN

Kesimpulan

Menurut PP No. 71 Tahun 2010, kerangka konseptual akuntansi pemerintahan adalah


konsep dasar penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan
merupakan acuan bagi Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, penyusun laporan keuangan,
pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah
yang belum diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. Maka dari itu
konseptual pada akuntansi sangatlah penting. Karena dengan adanya kerangka konseptual
akuntansi pemerintahan maka kita dapat merumuskan konsep yang mendasari penyusunan
dan pelaksanaan siklus akuntansi pemerintahan. Kerangka konseptual memiliki manfaat yang
sangat besar bagi pemakainnya.
Manfaat dari kerangka konseptual antara lain adalah untuk membangun dan
menghubungkan badan pembuat konsep dengan tujuannya, menyediakan kerangka kerja
untuk memecahkan masalah-masalah praktis baru yang muncul (masalah yang belum ada
standarnya), meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan tentang
pelaporan keuangan, dan menaikkan daya banding laporan keuangan antar pemerintahan
terkait.

Kel. 4 SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH


Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut SAPP
adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk
mewujudkan fungsi akuntansi sejak pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai
dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Pemerintah Pusat (Menteri
Keuangan Republik Indonesia, 2013).

Untuk mencapai tujuannya tersebut, SAPP memiliki karakteristik sebagai berikut :


1. Basis Akuntansi. SAPP menggunakan basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) dan basis akrual untuk neraca.

2. Sistem Pembukuan Berpasangan. Sistem pembukuan berpasangan (double entry


system) didasarkan atas persamaan dasar akuntansi.

3. Sistem yang Terpadu dan Terkomputerisasi. SAPP terdiri atas subsistem- subsistem
yang selain berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan; serta
proses pembukuan dan pelaporannya sudah dikomputerisasi.

4. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi. Dalam pelaksanaannya, kegiatan akuntansi dan


pelaporan dilakukan secara berjenjang oleh unit-unit akuntansi, baik di pusat maupun
daerah.

5. Bagan Perkiraan Standar. SAPP menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh
menteri keuangan yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi.

Bagian Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdiri dari:

1. Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara

Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dilaksanakan oleh Kementerian


Keuangan selaku BUN dan Pengguna Anggaran Bagian Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan (BAPP). SA-BUN terdiri dari beberapa subsistem, yaitu:

1) Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) memproses transaksi keuangan yang berasal dari
pengelolaan Kas Umum Negara dengan menggunakan sistem aplikasi terintegrasi,
SiAP terdiri dari:

a. Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN) yang menghasilkan Laporan Arus Kas
(LAK) dan Neraca KUN.
b. Sistem Akuntansi Umum (SAU) yang menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dan
Neraca SAU.

2. 2)  Sistem Akuntansi Utang Pemerintah (SAUP) adalah serangkaian prosedur manual


maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi utang, operasi utang pemerintah,
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan terkait utang.
3. 3)  Sistem Akuntansi Hibah (SIKUBAH) adalah serangkaian prosedur manual dan
terkomputerisasi meliputi pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai
dengan pelaporan posisi dan operasi hibah pemerintah.
4. 4)  Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah (SAIP) adalah serangkaian prosedur
manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pengakuan,
pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan posisi investasi pemerintah.
5. 5)  Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman (SAPPP) adalah serangkaian prosedur
manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pengakuan,
pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan penerusan pinjaman pemerintah.
6. 6)  Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SATD) adalah serangkaian prosedur
manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pengakuan,
pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan posisi transfer ke daerah.
7. 7)  SistemAkuntansiBelanjaSubsidi(SABS)adalahserangkaianprosedur manual
maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pengakuan, pencatatan,
pengikhtisaran, serta pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan atas transaksi
belanja subsidi.
8. 8)  Sistem Akuntansi Belanja Lain-lain (SABL) adalah serangkaian prosedur manual
maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pengakuan, pencatatan,
pengikhtisaran, serta pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan atas transaksi
belanja lain-lain.
9. 9) Sistem Akuntansi Transaksi Khusus (SATK) adalah serangkaian prosedur manual
maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan untuk seluruh transaksi penerimaan dan
pengeluaran serta aset dan kewajiban pemerintah yang terkait dengan fungsi khusus
Menteri Keuangan selaku BUN, serta tidak tercakup dalam Sub SABUN lainnya.
10. 10) Sistem Akuntansi Badan lainnya (SAPBL) adalah serangkaian prosedur manual
maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pengakuan, pencatatan,
pengikhtisaran, serta pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan atas transaksi
badan lainnya.

Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh Kementerian


Negara/Lembaga.Kementerian Negara/Lembaga melakukan pemrosesan data untuk
menghasilkan Laporan Keuangan.Dalam pelaksanaan SAI, Kementerian Negara/Lembaga
membentuk unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang. Sistem Akuntansi Instansi
(SAI) terdiri dari:

a. Sistem Akuntansi Keuangan (SAK)


Subsistem dari SAI yang terdiri serangkaian prosedur yang saling berhubungan untuk
mengolah dokumen sumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk penyusunan
Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Catatan atas
Laporan Keuangan dari Satuan Kerja sesuai ketentuan yang berlaku. Sistem Akuntansi
Keuangan terdiri dari :

   Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran


(SAUAKPA)
   Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah
(SA-UAPPA-W)
   Sistem Akuntansi Tingkat unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I
(SA-UAPPA-E),
   Sistem Akuntansi tingkat unit Akuntansi Pengguna Anggaran (SA- UAPA)

b. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN)

Subsistem dari SAI yang terdiri dari serangkaian prosedur yang saling berhubungan untuk
mengolah dokumen sumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk penyusunan neraca
dan Laporan Barang Milik Negara (BMN) serta laporan manajerial lainnya sesuai ketentuan
yang berlaku. BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Sistem
Informasi Manajemen dan Akuntansi (BMN) terdiri dari :

   Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (SAUAKPB)


 Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna barang Wilayah (SA-
UAPPB-W)
 Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I (SA-
UAPPB-E1).
 Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Barang (SA- UAPB).

Adapun mekanisme pelaporan dari Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang dapat diilustrasikan
sebagai berikut:

1) Data BMN pada UAKPB digunakan oleh UAKPA sebagai bahan penyusunan
Neraca.
2) Untuk menjamin keandalan data, UAKPA dengan UAKPB melakukan
pencocokan data/rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan dengan laporan
BMN.
3) Berdasarkan hasil pemrosesan transaksi keuangan, data BMN, dan transaksi
lainya UAKPA menyusun Laporan Keuangan. Data Laporan Keuangan dilakukan
rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan. UAKPA menyampaikan Laporan
Keuangan beserta ADK ke KPPN setiap bulan, semester I, dan tahunan. Untuk
satuan kerja BLU rekonsiliasi data Laporan Keuangan dilakukan setiap triwulan.
Penyampaian Laporan Keuangan semester I dan Tahunan disertai CaLK.
4) UAKPB menyampaikan laporan BMN disertai CaLBMN beserta ADK setiap
semesteran dan tahunan ke (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
(KPKNL). UAKPB melakukan rekonsiliasi/pemutakhiran data BMN dengan
KPKNL setiap semester.
5) KPKNL melakukan rekonsiliasi data BMN dengan data Laporan Keuangan pada
KPPN setiap semester.
6) KPPN menyampaikan Laporan Keuangan Kuasa BUN setiap bulan ke Kanwil
Ditjen Perbendaharaan. Laporan Keuangan semesteran dan tahunan dilengkapi
dengan CaLK.
7) KPKNL menyampaikan laporan BMN beserta ADK setiap semester ke Kanwil
DJKN sebagai bahan penyusunan laporan BMN tingkat Kanwil DJKN.
8) UAKPA menyampaikan Laporan Keuangan beserta ADK kepada UAPPA- W
untuk digabungkan setelah dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan,
semester I, dan tahunan. Untuk Laporan Keuangan Semester I dan Tahunan
disertai dengan CaLK.
9) UAKPA Kantor Pusat menyampaikan Laporan Keuangan beserta ADK kepada
UAPPA-E1 untuk digabungkan setelah dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN
setiap bulan, semester I, dan tahunan. Untuk Laporan Keuangan Semesteran dan
Tahunan disertai dengan CaLK.
10) UAKPB menyampaikan Laporan BMN disertai CaLBMN beserta ADK ke
UAPPB-W untuk digabungkan setiap semester dan tahunan.
11) UAKPB Kantor Pusat menyampaikan Laporan BMN beserta ADK ke UAPPB-E1
untuk digabungkan setiap semester dan tahunan.
12) UAPPA-W melakukan rekonsiliasi internal dengan UAPPB-W setiap semester.
13) UAPPA-W melakukan rekonsiliasi data Laporan Keuangan dan menyampaikan
Laporan Keuangan setiap triwulan ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Untuk
Laporan Keuangan Semester I dan Tahunan dilengkapi dengan CALK.
14) UAPPB-W menyampaikan Laporan BMN disertai CaLBMN diserta ADK setiap
semester dan tahunan. UAPPB-W melakukan rekonsiliasi/pemutakhiran data
BMN dengan Kanwil DJKN setiap semester.
15) Kanwil DJKN melakukan rekonsiliasi data BMN dengan data Laporan Keuangan
pada Kanwil DJPBN setiap semester.
16) UAPPA-W menyampaikan laporan keuangan beserta ADK kepada UAPPA- E1
untuk digabungkan di tingkat eselon I setiap bulan, semester I, dan tahunan.
Untuk Laporan Keuangan semester I dan tahunan dilengkapi dengan CALK.
17) UAPPB-W menyampaikan laporan BMN disertai CaLBMN beserta ADK ke
UAPPB-E1 untuk digabungkan di tingkat eselon I setiap semester dan tahunan.
18) Kanwil Ditjen Perbendaharaan menyampaikan Laporan Keuangan Kuasa BUN
setiap bulan, semester I, dan tahunan ke Kantor Pusat DJPBN cq. Dit. APK.
Untuk Laporan Keuangan semester I dan tahunan dilengkapi dengan CALK.
19) Kanwil DJKN menyampaikan laporan BMN beserta ADK setiap semester ke
Kantor Pusat DJKN sebagai bahan penyusunan laporan BMN tingkat pemerintah
pusat.
20) UAPPA-E1 melakukan rekonsiliasi internal data Laporan Keuangan dengan data
BMN pada UAPPB-E1 setiap semester.
21) Apabila diperlukan, UAPPA-E1 dapat melakukan rekonsiliasi data Laporan
Keuangan dengan Kantor Pusat DJPBN cq Dit. APK setiap semester.
22) UAPPA-E1 menyampaikan Laporan Keuangan beserta ADK ke UAPA sebagai
bahan penyusunan Laporan Keuangan tingkat kementerian negara/lembaga setiap
bulan, semester I, dan tahunan. Untuk Laporan Keuangan Semester I dan Tahunan
dilengkapi dengan CALK.
23) UAPPB-E1 menyampaikan laporan BMN disertai CaLBMN beserta ADK ke
UAPB untuk digabungkan di tingkat kementerian negara/lembaga setiap semester.
24) Apabila diperlukan, UAPPB-E1 dapat melakukan rekonsiliasi/pemutakhiran data
BMN dengan Kantor Pusat DJKN setiap semester.
25) UAPB melakukan rekonsiliasi internal data Laporan Keuangan dengan data BMN
UAPA.
26) UAPA melakukan rekonsiliasi data Laporan Keuangan dengan DJPBN cq. Dit.
APK setiap semester. UAPA menyampaikan Laporan Keuangan kepada Menteri
Keuangan cq. DJPBN cq. Dit. APK setiap triwulan, semester, dan tahunan.
27) UAPB menyampaikan laporan BMN tingkat kementerian negara/lembaga kepada
Menteri Keuangan cq. DJKN.
28) DJKN menyampaikan laporan BMN Pemerintah Pusat ke DJPBN c.q. Dit.APK
sebagai bahan penyusunan dan rekonsiliasi Neraca Pemerintah Pusat.

Dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat, terdapat penyusunan yang melalui
proses yang cukup panjang untuk dapat disampaikan ke DPR sebagai bentuk
pertanggungjawaban, antara lain:

Penjelasan alur penyusunan LKKL:

Dalam Sistem Akuntansi Instansi (SAI), SAPP dijalankan oleh Satker dan Satker BLU.
Kemudian secara berjenjang Satker dan Satker BLU akan menyampaikan laporan kepada
Wilayah/Provinsi. Lalu laporan yang telah diterima oleh Wilayah/Provinsi akan disampaikan
kepada Eselon 1. Selanjutnya laporan dari Eselon 1 disampaikan lagi kepada
Kementerian/Lembaga. Dimana, Kementerian/Lembaga akan menyusun Laporan Keuangan
Kementerian Lembaga (LKKL) yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca,
dan Catatan atas Lporan Keuangan.

Penjelasan alur penyusunan LKBUN:

Dalam Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SABUN), SAPP dijalankan oleh KPPN
yang kemudian secara berjenjang KPPN akan menyampaikan laporan kepada KANWIL
DJPb. Selanjutnya laporan dari KANWIL DJPb akan dilaporkan lagi kepada Direktorat
Pengelola Kas Negara di DJPb. Kemudian masing- masing Unit Akuntansi akan membuat
laporan keuangan yang dilaporkan kepada Direktorat APK di DJPb. Direktorat inilah yang
akan melakukan konsolidasi dari banyak subsitem di BUN untuk dibuat LKBUN.

Dari LKKL dan LKBUN akan dikonsolidasi dan dikirim ke presiden dalam bentuk LKPP.
Kemudian, LKPP tersebut akan dikirim ke BPK untuk diaudit. Setelah diaudit, LKPP
tersebut akan dikirim kembali ke Presiden dan akan disampaikan ke DPR sebagai bentuk
pertanggungjawaban.

Kesimpulan

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur baik manual
maupun terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai
dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah pusat. SAPP Memiliki
tujuan yaitu menjaga aset, memberikan informasi yang relevan, memberikan informasi yang
dapat dipercaya (reliability), dan menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk
perencanaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien (feedback
and predictability). Kemudian SAPP memiliki karakteristik seperti berbasis akuntansi, sistem
pembukuan berpasangan, sistem yang terpadu dan terkomputerisasi, desentralisasi
pelaksanaan akuntansi, dan bagan perkiraan standar. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
(SAPP) dibagi menjadi 2 (dua) yaitu, Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN)
dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI).

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur. Dana yang
berasal dari APBN dilaksanakan oleh gubernur yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi. Pendanaan Dekonsentrasi
dialokasikan untuk membiayai kegiatan yang merupakan kewenangan Pemerintah Pusat di
daerah untuk mendukung penguatan dan pemberdayaan peran Gubernur selaku Wakil
Pemerintah Pusat, dan kegiatannya bersifat nonfisik. Tugas Pembantuan adalah penugasan
dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan
dan mempertanggungjawabKan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Pendanaan Tugas
Pembantuan membiayai kegiatan yang bersifat fisik dan ditujukan kepada
Gubernur/Bupati/Walikota selaku Kepala Daerah Otonom.

Sedangkan, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) memuat pilihan prosedur dan
teknik akuntansi dalam melakukan identifikasi transaksi, pencatatan pada jurnal, posting
kedalam buku besar, penyusunan neraca saldo serta penyajian laporan keuangan.

Kel. 5 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN REALISASI


ANGGARAN

Penyajian laporan keuangan pemerintah ini diatur dalam PP No. 71 Tahun 2010 Lampiran
I.02 Pernyataan No. 1 yang menjelaskan mengenai ruang lingkup, basis akuntansi, tujuan
laporan keuangan, tanggung jawab pelaporan keuangan, serta komponen-komponen, struktur
dan isi dari laporan keuangan pemerintah. Penyusunan laporan keuangan disajikan untuk
memberikan informasi kepada pengguna, seperti masyarakat, termasuk lembaga legislatif,
pemeriksa/pengawas, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan
pinjaman, serta pemerintah. Dalam laporan keuangan pemerintah, basis akuntansi yang
digunakan yaitu basis akrual. Komponen-komponen dalam laporan keuangan pemerintah
yakni LRA, Laporan Perubahan SAL, neraca, LO, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus
Kas, dan CALK.

Dalam salah komponen laporan keuangan pemerintah, yaitu laporan realisasi anggaran yang
diatur dalam PP No. 71 Tahun 2010 Lampiran I.03 Pernyataan No. 2. Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) merupakan laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai
realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, pembiayaan, dan sisa
lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode. LRA menyediakan informasi yang berguna dalam
memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah
pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara
komparatif. Laporan Realisasi Anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna
laporan tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi telah dilaksanakan
secara efisien, efektif, dan hemat, telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya
(APBN/APBD) dan telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kel. 5 GARIS BESAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DALAM


ARTIKEL ATAU JURNAL ILMIAH
Dengan ditetapkannya PP 71 Tahun 2010 tentang SAP ini maka PP 24 Tahun 2005
dinyatakan tidak berlaku lagi. Namun meski sudah dinyatakan berlaku secara substansial PP
24 Tahun 2005 masih dilaksanakan dalam rangka proses transisi penyusunan laporan
keuangan berbasis Kas Menuju Akrual kepada penyusunan laporan keuangan berbasis akrual.
Sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010, penerapan

SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap. Pemerintah dapat menerapkan SAP
Berbasis Kas Menuju Akrual paling lama 4 (empat) tahun setelah Tahun Anggaran 2010.
Oleh karena hal tersebut kita dapat mengetahui bahwa PP Nomor 71 Tahun 2010 mengatur
SAP Berbasis Akrual, dan PP Nomor 71 Tahun 2010 juga mengatur SAP Berbasis Kas
Menuju Akrual yang saat ini masih digunakan oleh seluruh entitas.

Dan kita juga dapat melihat perbedaan PP 71 tahun 2010 dengan PP 24 tahun 2005. Berikut
ini merupakan keunggulan yang dimiliki oleh PP 71 tahun 2010 sehingga sekarang menjadi
ditetapkan dan menggantikan PP 24 tahun 2005 (dinyatakan sudah tidak berlaku lagi), yaitu:

Jika dikaitkan antara materi pembelajaran dengan jurnal yang diulas dapat disimpulkan
bahwa penerapan PP 71 Tahun 2010 di Indonesia sudah semakin berkembang sudah banyak
lembaga yang menjalankannya.

Anda mungkin juga menyukai