Anda di halaman 1dari 7

Makalah

Ijtihad Sebagai Sumber Hukum Islam

Disusun Oleh:

Muh Wildhan Hidayat (10300119012)

Dosen Pengampun:

Prof. Dr. H. Kasjim Salenda, SH, M.Th.I

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021

1
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحي م‬


Puji syukur kehadiran Allah SWT. Yang hingga saat ini masih
memberikan kita Nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi
kesempatan yang luar biasa ini yaitu Kesempatan untuk menyelesaikan
tugas makalah Saya yang berjudul “ Al Qur’an Sebagai Sumber Hukum
Islam ”.
Dengan Tujuan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Islam Di
Indonesia
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita lanturkan untuk junjungan
Nabi kita, Yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk
Allah SWT untuk kita Semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang
paling benar yakni Syariah Agama Islam yang sempurna dan merupakan
satusatunya karunia paling besar bagi seluruh Alam semesta. Sekaligus
pula Saya menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyakbanyaknya
Untuk Dosen Prof. Dr. H. Kasjim Salenda, SH, M.Th.I Selaku Dosen Mata
Kuliah Hukum Islam Di Indonesia yang telah memberikan kepercayaannya
kepada Saya Guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh Karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Saya
nantikan demi kesempurnaan Makalah saya.

Gowa, 08 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Contents
Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Islam .....................................................
1

KATA
PENGANTAR ...................................................................................... 2

DAFTAR
ISI ................................................................................................... 3

BAB
I .............................................................................................................. 3

PENDAHULUAN ...........................................................................................
.3

A. Latar Belakang ......................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4

BAB
II ............................................................................................................. 5

PEMBAHASAN .............................................................................................
.5

BAB
III ............................................................................................................ 7

PENUTUP ....................................................................................................
12

A. Kesimpulan ............................................................................................
12

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber ajaran Islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan,
atau pedoman syariat Islam. Ajaran Islam adalah pengembangan agama
Islam. Agama Islam bersumber dari Alquran yang memuat wahyu Allah
dan al-Hadis yang memuat Sunah Rasulullah. Menuntut ilmu agama Islam
merupakan fardu ’ain , yakni kewajiban pribadi setiap muslim dan
muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang dikembangkan
oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau kelompok
masyarakat.
Pada umumnya para ulama fikih sependapat bahwa sumber-sumber
hukum Islam yang utama adalah Alquran dan hadist. Dalam sabdanya
Rasulullah SAW bersabda, “ Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang
karenanya kalian tidak akan tersesat selamanya, selama kalian berpegang
pada keduanya, yaitu Kitab Allah dan sunahku.” Dan di samping itu pula
para ulama fikih menjadikan ijtihad sebagai salah satu dasar hukum Islam,
setelah Alquran dan hadist.
Berijtihad adalah berusaha sungguh-sungguh dengan memperguna
kan seluruh kemampuan akal pikiran, pengetahuan dan pengalaman
manusia yang memenuhi syarat untuk mengkaji dan memahami wahyu
dan sunah serta mengalirkan ajaran, termasuk ajaran mengenai hukum
(fikih) Islam dari keduanya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini
adalah:
1. Apa pengertian Alquran?

4
2. Sebab Turunnya Al Qur’an?
3. Apa saja keutamaan Alquran?
4. Apa fungsi Alquran?
5. Apa saja pokok-pokok kandungan dalam Alquran?
6. Apa saja komponen dasar hukum Alquran?
7. Bagaimana contoh pengambilan hukum dari Alquran?

BAB IIPEMBAHASAN
A.
 
PENGERTIAN IJTIHAD
Kata ijtihad berakar dari kata al-juhd, yang berarti al-thaqah
(daya,kemampuan, kekuatan) atau dari kata
al-jahd yang berarti al-masyaqqah (kesulitan,kesukaran). Dari itu, ijtihad
menurut pengetian kebahasaannya bermakna ―badzl al-wus‘ wa al-
majhud‖ (pengerahan daya dan kemampuan), atau ―pengerahan segala
daya dan kemampuan dalam suatu aktivitas dari aktivitas-aktivitas yang
berat dan sukar.
Ijtihad dalam terminologi usul fikih secara khusus dan spesifik
mengacukepada upaya maksimal dalam mendapatkan ketentuan syarak.
Dalam hal ini, al-
Syaukani memberikan defenisi ijtihad dengan rumusan : ―mengerahkan
segenap
kemampuan dalam mendapatkan hukum syarak yang praktis
dengan menggunakan
metode istinbath‖. Atau dengan rumusan yang lebih sempit : ―upaya
seseorang ahli
fikih (al-faqih) mengerahkan kemampuannya secara optimal dalam
mendapatkan
suatu hukum syariat yang bersifat zhanni‖. ( DR.Nasrun Rusli,
Konsep Ijtihad Al-Shaukani,
hlm 75)Sedangkan pengertian ijtihad menurut istilah hukum islam ialah
mencurahkan tenaga (memeras fikiran) untuk menemukan hukum agama
(Syara‘)melalui salah satu dalil Syara‘, dan dengan cara
-cara tertentu, sebab tanpa dalil
Syara‘ dan tanpa

5
cara-cara tertentu tersebut, maka usaha tersebut merupakanpemikiran
dengan kemauan sendiri semata-mata dan sudah barang tentu cara
initidak disebut ijtihad. (Jalaluddin Rahmat,
 Dasar Hukum Islam,
hlm 162)
B.
 
DASAR HUKUM IJTIHAD
Ada beberapa dasar hukum diharuskannya ijtihad, diantaranya :1.
 
Al-
Qur‘an
 
PENUTUP
A. Kesimpulan

Alquran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW, bahkan terbesar


pula dibandingkan mukjizat para nabi sebelumnya. Alquran membenarkan
kitab-kitab sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Hadits disebut juga As-Sunah. Sunah secara bahasa berarti “adat-istiadat”
atau “kebiasaan” (traditions). Sunah adalah segala perkataan, perbuatan,
dan penetapan/persetujuan serta kebiasaan Nabi Muhammad Saw.
Penetapan (taqrir) adalah persetujuan atau diamnya Nabi Saw terhadap
perkataan dan perilaku sahabat.
Kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa setelah zaman
Rasulullah atas sebuah perkara dalam agama. Dan ijma yang dapat
dipertanggung jawabkan adalah yang terjadi di zaman sahabat, tabiin
(setelah sahabat), dan tabi’ut tabiin (setelah tabiin). Karena setelah zaman
mereka para ulama telah berpencar dan jumlahnya banyak, dan
perselisihan semakin banyak, sehingga tak dapat dipastikan bahwa semua
ulama telah bersepakat.

6
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Nasruddin Razak. 1989. Dienul Islam. Bandung: Maarif.


Endang Saifuddin Anshari. 1978. Kuliah Al-Islam. Bandung: Pustaka.
H. Djarnawi Hadikukusam. 1985. “Ijtihad” Perspektif Ketegangan Kreatif
dalam Islam. Yogyakarta: PLP2M.
Zainab Al-Ghazali. 1995. Menuju Kebangkitan Baru. Jakarta: Gema Insani
Press.

Anda mungkin juga menyukai