APP
APP
Jabatan Analis Perkara Peradilan masih jabatan PRANATA PERADILAN (bukan fungsional/pelaksana)
BANYAK APP di PN dan di PA berkarirnya itu di Kepaniteraan dan itu menjadi Juru Sita Juru Sita
Pengganti lalu panitera muda dan pucuk pimpinannya adalah Panitera.
1. Kepaniteraan Pidana
2. Kepaniteraan Perdata
3. Kepaniteraan Tipikor
4. Kepaniteraan Hukum
1. Kepaniteraan Pidana
2. Kepaniteraan Perdata
3. Kepaniteraan Hukum (Tentang Arsip) Jadi terhadap perkara yang telah mempunyai hukum
tetap.
Pengadilan yang mempunyai bidang Tipikor itu masih terbatas pada Pengadilan negeri kelas 1A
khusus seperti (Medan, Jakarta, Palembang, Jakarta, Surabaya)
Pengadilan Negeri
1. Meja 1 (satu) TIPIKOR
a. Register Perkara Masuk
b. Minutasi
c. Pemberitahuan Putusan
d. Berkekuatan Hukum Tetap
2. Meja 2 (dua) TIPIKOR
a. Upaya Hukum
Pengadilan Tinggi
1. Meja 1 (satu) TIPIKOR
a. Register Perkara
2. Meja 2 (dua) TIPIKOR
a. Minutasi dan
b. Pengiriman Berkas ke Pengadilan Negeri Pengaju
Meja 1 (HUKUM)
Jadi di Sub Bidang Hukum untuk arsip berkas (jadi kita harus melaporkan setiap bulan berpa perkara
kita ke MA)
Pengertian-Pengertian
1. Minutasi secara istilah dapat diartikan sebagai proses menjadikan berkas-berkas perkara
menjadi arsip negara dengan kata lain dapat dipahami sebagai proses yang dilakukan panitera
pengadilan dalam menyelesaikan proses administrasi meliputi pengetikan, pembendelan serta
pengesahan suatu perkara.
2. Bantahan
3. Konsinyasi adalah penitipan sejumlah uang atau barang pada pengadilan dikenal dengan istilah
konsinyasi. Istilah konsinyasi berasal dari Bahasa Belanda (cosignatie) yang artinya penitipan
uang atau barang pada pengadilan guna membayar utang.
Teknis Peradilan Sederhana
Gugatan Sederhana atau Small Claim Court adalah tata cara pemeriksaan di persidangan
terhadap gugatan perdata dengan nilai gugatan materiil paling banyak 500 juta yang
diselesaikan dengan tata cara dan pembuktiannya sederhana.
Jadi, yang jelas membedakan gugatan sederhana dengan gugatan pada umumnya adalah nilai
kerugian materiil yang lebih khusus ditentukan pada gugatan sederhana, yakni maksimal Rp 500
juta. Sedangkan pada gugatan pada perkara perdata biasa, nilai kerugian materiil tidak dibatasi
besarnya.
Disamping itu, gugatan sederhana ini diperiksa dan diputus oleh hakim tunggal dalam lingkup
kewenangan peradilan umum.
1. Gugatan sederhana diperiksa dan diputus oleh hakim tunggal yang ditunjuk oleh Ketua
Pengadilan.
2. Tahapan penyelesaian gugatan sederhana meliputi:
a. pendaftaran;
b. pemeriksaan kelengkapan gugatan sederhana;
c. penetapan hakim dan penunjukan panitera pengganti;
d. pemeriksaan pendahuluan;
e. penetapan hari sidang dan pemanggilan para pihak;
f. pemeriksaan sidang dan perdamaian;
g. pembuktian; dan
h. putusan.
3. Penyelesaian gugatan sederhana paling lama 25 hari sejak hari sidang pertama.
Contoh Kasus
Untuk kasus penolakan gugatan sederhana, kami contohkan Penetapan Pengadilan Negeri
Parigi Nomor: 24/Pdt.G.S/2019/PN Prg yang menyatakan gugatan Penggugat bukan gugatan
sederhana, memerintahkan panitera untuk mencoret perkara No. 24/Pdt.G.S/2019/PN Prg dalam
register perkara, memerintahkan pengembalian sisa panjar biaya perkara ke Penggugat (hal. 2 -
3).
Kemudian contoh kasus pengabulan gugatan sederhana dapat dilihat Putusan Pengadilan
Negeri Blora Nomor 25/Pdt.G.S/2019/PN Bla menyatakan Tergugat telah dipanggil secara sah
dan patut tetapi tidak hadir di persidangan, mengabulkan gugatan Penggugat sebagian dengan
verstek serta menyatakan Tergugat melakukan wanprestasi/ingkar janji (hal. 10).
Hakim menghukum Tergugat untuk membayar utangnya ke Penggugat sebesar Rp56 juta dan
membayar biaya perkara sejumlah Rp272 ribu (hal. 10).
Seluruh informasi hukum yang ada di Klinik hukumonline.com disiapkan semata – mata untuk
tujuan pendidikan dan bersifat umum (lihat Pernyataan Penyangkalan selengkapnya). Untuk
mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung
dengan Konsultan Mitra Justika.
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.
Dasar Hukum:
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan
Sederhana sebagaimana diubah dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2019
tentang Perubahan atas Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Penyelesaian Gugatan Sederhana.
Putusan:
Tahapan Persidangan Pidana pada Tingkat Pertama yaitu sebagai berikut:
Bila upaya damai tidak berhasil, Majelis Hakim akan memulai pemeriksaan perkara dengan membacakan
gugatan/permohonan Penggugat/Pemohon.
4. Tahap Keempat, REPLIK
Kesempatan Penggugat/Pemohon untuk menanggapi jawaban Tergugat/Termohon, baik secara lisan maupun
tertulis.
5. Tahap Kelima, DUPLIK
Kesempatan Tergugat/Termohon untuk menjawab kembali tanggapan (replik) Penggugat/Pemohon, baik secara
lisan maupun tertulis.
6. Tahap Keenam, PEMBUKTIAN
Pada tahap ini baik Penggugat/Pemohon akan dimintakan bukti untuk menguatkan dalil-dalil
gugatan/permohonannya dan Tergugat/Termohon akan dimintakan bukti untuk menguatkan bantahannya.
7. Tahap Ketujuh, KESIMPULAN
Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon menyampaikan kesimpulan akhir terhadap perkara yang sedang
diperiksa.
Majelis Hakim akan bermusyawarah untuk mengambil keputusan mengenai perkara yang sedang diperiksa.