Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FLEBOTOMI

‘PENGAMBILAN DARAH VENA’

(Venipuncture)

Oleh :

Nama : Meilisa Ekasinta

NIM : 20.72.023491

Kelas : B (Semester II)

Mata Kuliah/Praktikum : Flebotomi

Dosen Pengampu : Rinny Ardina.,S.ST., M.Si

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2021
I. Judul Praktikum

Flebotomi Pengambilan Darah Vena (Venipuncture)

II. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui dan memahami cara pengambilan darah vena.

2. Mengetahui Teknik Pengambilan darah vena menggunakan jarum 3 cc atau


5 cc dengan tujuan untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan
memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.

III. Prinsip Kerja

Pengambilan darah vena diambil dengan cara melakukan penusukan pada


pembuluh darah vena, darah akan masuk pada ujung semprit atau ujung jarum spuit,
dilanjutkan dengan menarik torak/piston sampai volume darah yang dikehendaki.

IV. Alat dan Bahan

1. Spuit 3 cc

2. Alkohol Swab

3. Tabung Vakum

4. Tourniquet

5. Kapas Kering

V. Cara Kerja

1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%, tali pembendung
(Tourniquet) plester, dan tabung vakum. Untuk pemilihan syring, pilihlah
ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum
yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.

2. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin.

3. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.

4. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum
obat tertentu, tidak puasa dsb.

5. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktivitas
karena akan lebih mudah menemukan letak vena.

6. Minta pasien mengepalkan tangan. Pasang tali pembendung (Tourniquet) kira-kira 10


cm di atas lipat siku.

7. Pilih bagian vena mediana cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku,
atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.

8. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% (alcohol
swab) dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

9. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah
masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash) .
Usahakan sekali tusuk kena.

10. Dengan tangan sebelah, pengisap spuit ditarik perlahan-lahan sehingga darah masuk
kedalam spuit, sementara itu kepalan tangan dibuka dan ikatan pembendung
(tourniquet) direnggangkan atau dilepas sampai didapat sejumlah darah yang
dikehendaki. Volume darah yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan yang
diperlukan untuk pemeriksaan. Jangan menarik jarum sebelum Tourniquet dilepaskan (
Pemasangan Tourniquet tidak boleh lebih dari 1 menit dan harus segera dilepaskan
ketika darah telah masuk kedalam spuit).

11. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum.

12. Alirkan darah yang terambil ke dalam tabung vacutainer EDTA

VI. Hasil Praktikum

Hasil Praktikum pengambilan darah vena, dengan data pasien didapatkan sebagai berikut:
Nama Pasien/Probandus : Deby Asila
Usia : 20th
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Jl. Badak VIII, No. 2B
Dengan data identitas diri pasien tersebut, telah dilakukan flebotomi atau proses
pengambilan darah vena dari pasien diatas. Hasil pengambilan darah vena didapatkan
volume sebanyak 3 cc darah vena sesuai keperluan pemeriksaan dan kemudian dimasukan
kedalam tabung vakum K3 EDTA. Pengambilan darah vena dilakukan dengan baik dan
benar sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) sehingga pasien tidak mengalami
hematoma atau keluhan lain setelah proses flebotomi darah vena selesai dilakukan.

(Proses Pemasangan Tourniquet) (Sterilisasi lengan dengan alchohol swab)


Proses Pengambilan darah vena ( venipuncture)

(Proses penarikan jarum dan peletakan kapas kering setelah tourniquet dilepaskan dan
volume darah yang diperlukan cukup)
(Proses memasukan sampel darah vena dari spuit yang telah diambil kedalam tabung vakum)

VII. Pembahasan

Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena, membawa darah
miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga
lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih
mudah kempes, dan kurang elastis dari pada arteri. Untuk mendapatkan sampel
darah vena dilakukan venipuncture yaitu cara pengumpulan darah dengan
melakukan tusukan kedalam pembuluh darah vena. Pada umumnya semua
pembuluh vena cukup besar yang letaknya superficial dapat dipergunakan untuk
pengambilan darah, namun vena mediana cubital, pada anterior lengan (sisi dalam
lipatan siku) terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak terdapat
saraf besar sehingga vena ini dijadikan pilihan utama karena minimal rasa sakitnya.
Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi
pilihan berikutnya. Pengambilan darah pada vena basilica harus dilakukan dengan
hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.
Terdapat dua cara pengambilan sampel darah vena, yaitu cara terbuka
(menggunakan jarum spuit) dan cara tertutup (jarum dan tabung vacum/
vacutainer). Pada penelitian ini menggunakan cara terbuka.

(Lokasi Venipuncture)

Darah vena adalah darah yang berasal dari pembuluh darah vena, membawa darah kaya akan
oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi
lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada
arteri. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar dan letaknya superficial dapat
dipergunakan pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena
mediana cubiti. Pada anak kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugularis externa, vena
femoralis, bahkan dari sinus sagitalis superior.
Faktor - faktor kesalahan yang mempengaruhi kualitas darah vena, yaitu :

a. Cara pengambilan darah tidak sesuai dengan standar sehingga terjadi hemolisis.

b. Terjadi pembekuan darah atau pencampuran darah dengan antikoagulan yang kurang baik.

Phlebotomi adalah proses pengambilan darah dengan teknik yang benar sehingga komponen
analitnya bisa dipertahankan. Tujuan phlebotomi ini untuk mendapatkan sampel darah dengan
meminimalisir kesalahan sehingga tidak mengganggu hasil pemeriksaan laboratorium.
Phlebotomis adalah istilah tenaga kesehatan yang terlatih serta tersertifikasi untuk melakukan
pengambilan sampel darah baik itu dari vena, arteri, maupun kapiler. Tugas utama seorang
phlebotomis adalah untuk mendapatkan spesimen darah untuk tes diagnostik, baik dengan
penusukan vena, penusukan kulit, atau penusukan arteri.
Tiap langkah dalam proses phlebotomi berpengaruh pada kualitas spesimen dan sangat
berperan dalam mencegah terjadinya kesalahan hasil laboratorium, kecelakaan pada pasien dan
bahkan kematian. Contohnya, sentuhan jari saat memastikan letak vena sebelum menusukkan
jarum akan meningkatkan kemungkinan spesimen untuk terkontaminasi. Ini dapat menyebabkan
kesalahan pada hasil kultur darah, yang kemudian akan memperpanjang perawatan di rumah sakit,
memperlambat diagnosa dan menyebabkan penggunaan antibiotik yang tidak diperlukan.
Perlakuan dan guncangan pada pengiriman tabung sampel darah dapat menyebabkan lisis atau
bahkan tabung terbuka dan merusak sel darah merah, menyebabkan hasil pemeriksaan laboratorium
yang tidak valid. Kesalahan administrasi dalam melengkapi formulir dan mengidentifikasi pasien
sangat merugikan dan seharusnya dapat dicegah.

Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena
median cubital , pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku).Vena ini terletak dekat dengan
permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan,
vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica
harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf
median. Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah
dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat
hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil. Lokasi yang tidak diperbolehkan
diambil darah adalah :

· Lengan pada sisi mastectomy


· Daerah edema
· Hematoma
· Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
· Daerah bekas luka
· Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
· Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih
encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu. Ada dua cara dalam
pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum.Cara manual dilakukan dengan
menggunakan alat suntik ( syring ), sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum
(vacutainer ).

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
1. Pemasangan turniket (tali pembendung) pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat
menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemensel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol,lipid total)
2. Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.
3. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya
udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
4. Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat
mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi
menyebabkanhematoma.tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena
menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma.
5. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika
dilakukan penusukan.

Efek lain yang sangat merugikan bagi pasien, yaitu terjadinya kecelakaan pada pasien saat
dilakukan prosedur flebotomi maupun setelahnya yang disebut dengan komplikasi flebotomi.
Dalam pengambilan darah vena dengan prosedur yang salah dapat menyebabkan komplikasi.
Komplikasi berkenaan dengan tindakan Flebotomi :

1. Syncope
Syncope adalah keadaan dimana pasien kehilangan kesadarannya beberapa saat/ sementara waktu
sebagai akibat menurunnya tekanan darah. Gejala dapat berupa rasa pusing, keringat dingin, nadi
cepat,pengelihatan kabur/ gelap, bahkan bisa sampai muntah. Hal ini biasanya terjadi karena
adanya perasaan takut atau akibat pasien puasa terlalu lama. Rasa takut atau cemas bisa juga timbul
karena kurang percaya diri Itulah sebabnya mengapa perlu memberikan penjelasan kepada pasien
tentang tujuan pengambilan darah dan prosedur yang akan dialaminya.Penampilan dan prilaku
seorang Flebotomis juga bisa mempengaruhi keyakinan pasien sehingga timbul rasa curiga/ was-
was ketika proses pengambilan darah akan dilaksanakan. Oleh sebab itu penampilan dan prilaku
seorang flebotomis harus sedemikian rupa sehingga tampak berkompetensi dan propesional.
• Cara mengatasi :
a. Hentikan pengambilan darah
b. Baringkan pasien ditempat tidur, kepala dimiringkan kesalah satusisi
c. Tungkai bawah ditinggikan ( lebih tinggi dari posisi kepala )
d. Longgarkan baju yang sempit dan ikat pinggang
e. Minta pasien menarik nafas panjang
f. Hubungi dokter
g. Pasien yang tidak sempat dibaringkan , diminta menundukan kepala diantara kedua
kakinya dan menarik nafas Panjang.

• Cara Pencegahan :
Pasien diajak bicara supaya perhatiannya dapat dialihkan. Pasien yang akan dirawat syncope
sebaiknya dianjurkan berbaring pada waktu pengambilan darah. Kursi pasien mempunyai
sandaran dan tempat/ sandaran tangan.

2. Rasa Nyeri
Rasa nyeri berlangsung tidak lama sehingga tidak memerlukan penanganan khusus. Nyeri bisa
timbul akibat alkosol yang belum kering atau akibat penarikan jarum yang terlalu kuat.
• Cara pencegahan :
a. Setelah disinfeksi kulit, yakin dulu bahwa alcohol sudah mengering sebelum pengambilan
darah dilakukan.
b. Penarikan jarum tidak terlalu kuat
c. Penjelasan/ Menggambarkan sifat nyeri yang sebenarnya (memberi contoh )

3. Hematoma
Hematoma dalah terkumpulnya massa darah dalam jaringan (dalam Hal Flebotomi : jaringan
dibawah kulit ) sebagai akibat robeknya pembuluh darah. Faktor penyebab terletak pada teknik
pengambilan darah :
a. Jarum terlalu menungkin sehingga menembus dinding vena
b. Penusukan jarum dangkal sehingga sebagian lubang jarum berada diluar vena
c. Setelah pengambilan darah, tempat penusukan kurang ditekan atau kurang lama ditekan
d. Pada waktu jarum ditarik keluar dari vena, tourniquet ( tourniket)belum dikendurkan
e. Temapat penusukan jarum terlalu dekat dengan tempat turniket.
• Cara mengatasi
Jika dalam proses pengambilan darah terjadi pembengkakan kulit disekitar tempat penusukan
jarum segera
1) Lepaskan turniket dan jarum
2) Tekan tempat penusukan jarum dengan kain kasa
3) Angkat lengan pasien lebih tinggi dari kepala (+- 15 menit)
4) Kalau perlu kompres untuk mengurangi rasa nyeri

4. Pendarahan
Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah alteri. Pengambilan darah
kapiler lebih kurang resikonya.
Pendarahan yang berlebihan ( atau sukar berhenti ) terjadi karena terganggunya system kouglasi
darah pasien. Hal ini bisa terjadi karena :
a. Pasien mengalami pengobatan dengan obat antikougulan sehingga menghambat pembekuan
darah
b. Pasien menderita gangguan pembekuan darah ( trombositopenia,defisiensi factor pembeku
darah (misalnya hemofilia).
c. Pasien mengidap penyakit hati yang berat (pembentukanprotrombin, fibrinogen terganggu).

• Cara Mengatasi :
a. Tekan tempat pendarahan
b. Panggil perawat/dokter untuk penanganan selanjutnya
• Cara pencegahan :
a. Perlu anamnesis ( wawancara) yang cermat denga pasien
b. Setelah pengambilan darah, penekanan tempat penusukan jarum perlu ditekan lebih lama

5. Allergi
Alergi bisa terjadi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalam flebotomi, misalnya terhadap zat
antiseptic/ desinfektan, latex yang adapada sarung tangan, turniket atau plester.Gejala alergi bisa
ringan atau berat, berupa kemerahan, rhinitis,radang selaput mata; kadang-kadang bahkan bisa
(shock).
• Cara mengatasi :
a. Tenangkan pasien, beri penjelasan
b. Panggil dokter atau perawat untuk penanganan selanjutnya

• Cara pencegahan
a. Wawancara apa ada riwayat allergi
b. Memakai plester atau sarung-tangan yang tidak mengandung latex

6. Trombosis
Trombosis terjadi karena pengambilan darah yang berulang kali ditempatyang sama sehingga
menimbulkan kerusaka dan peradangan setempatdan berakibat dengan penutupan ( occlusion )
pembuluh darah. Hal ini juga terlihat pada kelompok pengguna obat ( narcotics ) yang memakai
pembuluh darah vena.
• Cara pencegahan :
a. Hindari pengambilan berulang ditempat yang sama
b. Pembinaan peninap narkotika

7. Radang Tulang
Penyakit ini sering terjadi pada bayi karena jarak kulit-tulang yangsempit dan pemakaian
lanset yang berukuran Panjang.
• Cara Pencegahan:
a. Menggunakan lanset yang ukurannya sesuai. Saat ini sudah dipasarkan lanset
dalam berbagai ukuran disesuaikan dengan kelompok usia.
b. Setiap kejadian komplikasi Flebotomi harus dilaporkan kepada dokter dan dicatat
dalam buku catatan tersendiri dengan mencantumkan identitas pasien selengkapnya,
tanggal dan jam kejadian, dan tindakan yang diberikan.

8. Amnesia
Pada bayi, terutama bayi baru lahir dimana volume darah sedikit, pengambilan darah berulang
dapat menyebabkan anemia. Selain itu pengambilan darah kapiler pada bayi terutama yang
bertulang dapat menyebabkan selulitis, abses, osteomielitis, jaringan parut dan nodul
klasifikasi. Nodul klasifikasi tersebut mula-mula tampak seperti lekukanyang 12 bulan
kemudian akan menjadi nodul dan menghilang dalam 18-20 bulan.

9. Komplikasi neuologis
Komplikasi neurologist dapat bersifat local karena tertusuknya syaraf dilokasi penusukan,
dan menimbulkan keluhan nyeri ataukesemutan yang menjalar ke lengan, seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Walaupun jarang, serangan kejang ( seizures) dapat pula terjadi.
• Penanganan :
a. Pasien yang mengalami serangan saat pengambilan darah harus dilindungi dari
perlukaan.
b. Hentikan pengambilan darah, baringkan pasien dengan kepala miringkan ke satu
sisi, bebaskan jalan nafas, hindari agar lidah tidak tergigit.
c. Segera mungkin aktifkan perlengkapan keselamatan, hubungi dokter
d. Lakukan penekanan secukupnya di daerah penusukan sambil membatasi
pergerakan pasien.

• Kegagalan pengambilan darah. Faktor yang dapat menyebabkan antara lain :


1. karena jarum kurang dalam.
2. Jarum terlalu dalam/tembus, lubang jarum menempel didinding pembuluh darah,
vena kolap atau tabung tidak vakum. Vena kolaps dapatterjadi bila menarik
penghisap dengan cepat, menggunakan tabung yangterlalu besar atau jarum terlalu
kecil.

10. Hemokonsentrasi
Hemoknsentrasi terjadi karena pembendungan / pemasangan turniket yang ketat dan lama ( >
1 menit), atau mengepal telapak tangandengan pemijatan atau massage. Hal ini akan
menyebabkan peningkatankadar hematokrit dan elemen seluler lainnya, protein
total,GTO,lipid total,kolestrol dan besi (Fe). Mengepalkan tangan berulang akan
meningkatkan kalium, Flosfat dan lakat.

11. Hemodilusi
Terjadi karena pengambilan darah dilengan dimana terdapat pemberian cairan intra vena
(infus ). Pengambilan darah di sisi infus harus di hindari sebisanya, jika tidak
memungkinkan, hentikan infuse 3-5menit, ambil darah dibagian distal tempat infuse dan
buang 3-5 cc darahyang pertama diambil. Beberapa hal yang dapat menyebabkan hemodilusi
antara lain :

a. Kontaminasi oleh cairan interstitial / cairan jaringan pada pengambilan darah didaerah
udem atau pada pasien obeis.
b. Kontaminasi alcohol yang belum kering pada pengambilan darah kapiler
c. Rasio darah : antikoagulan yang tidak sesuai

13. Hemolisis
Terjadi karena pengambilan darah dengan jarum yang terlalu kecil, pengambilan darah yang
sulit dimana dilakukan manipulasi jarum, menarik penghisap terlalu cepat, Mengeluarkan
darah dari jarum dengan menekan secara keras/kasar,mengocok tabung dengan kuat,
kontaminasi alcohol dan pemakaian torniket terlalu lama. Hemolisis akan menyebabkan
peninggian analit-analit yang banyak terdapat intrasel seperti LDH, kalium, magnesium,
Fedan Fosfor anorganik. Masuknya factor jaringan Pengambilan darah yang sulit seperti pada
vena yang kecil, orangtua, anak kecil dan pasien dengan udem atau obesitas, atau manupulasi
terlalu banyak akan menyebabkan pelepasan factor jaringan yang akan mengaktifkan factor
pembekuan darah dan mengakibatkan perubahan nilai pemeriksaan hemostasisi. Sebaiknya
pengambilan darah untuk koagulasi dilakukan dengan dua tabung.

14. Kontaminasi
Pada pemeriksaan kultur darah, tindakan asepsis yang tidak adekuat atau pengambilan darah
pada lokasi yang mengalamiperadangan akan menimbulkan kontaminasi. Plasma adalah
cairan darah yang terdiri atas air yang di dalamnya terlarut zat organik, anorganik, dan zat-zat
sisa yang tidak berguna,sedangkan serum adalah salah satu bagian dari plasma darah, yaitu
padaprotein. Protein memiliki molekul yang cukup besar, jika darah diputar dalam sentifuge,
maka zat protein tersebut akan mengendap, sisanya berupa cairan bening atau jernih yang
disebut serum.

VIII. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bahwa praktikan berhasil melakukan


pengambilan darah vena dengan volume darah yang diambil adalah sebanyak 3 ml dengan
menggunakan spuit 3cc dan tidak terjadi kesalahan maupun komplikasi flebotomi pada pasien.

Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dantomia. Phleb berarti
pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong(“cutting”). Dulu dikenal istilah vena
sectie (Bld), venesection atau veni section(Ing). Sedangkan Flebotomist adalah seorang tenaga
medic yang telah mendapat latihan untuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari
pembuluh darah vena, arteri atau kapiler. Ada beberapa kompetensi minimal yang harus dimiliki
seorang flebotomist, dan perilaku professional yang harus dipatuhi seorang flebotomist. Darah dapat
diperoleh melalui pengambilan darah vena, darah kapiler dan darah arteri. Komplikasi yang
berkenaan dengan tindakan Flebotomi yaitu syncope, rasa nyeri, hematoma, pendarahan, allergi,
thrombosis, radang tulang, amnesia, dan komplikasi neulogis. Faktor Kegagalan yang dapat terjadi
pada saat pengambilan darah yaitu hemokosentrasi, hemodilusi, hemolisis, kontaminasi.

IX. Daftar Pustaka


Zaetun, Siti dkk. 2015.Diktat Penuntun Praktikum Teknik Sampling dan Phlebotom Semester II
Program Studi D-IV Analis Kesehatan Mataram. Mataram : Politeknik Kesehatan kemenkes
Mataram.
Arif, M. 2011. Dasar-Dasar Flebotomi. Makassar: LEPHAS
Bakta, I. 2006 . Hematologi Klinik ringkas. Jakarta : EGC
Depkes RI. 2008. Pedoman Praktik Labotratorium Kesehatan yang benar ( Good Laboratory
Practice ) . Jakarta : Depkes

Anda mungkin juga menyukai