Anda di halaman 1dari 17

PAPER

KOMPONEN PENDAPATAN RUMAH SAKIT

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

EKONOMI RUMAH SAKIT

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Safari Hasan, S.IP, M.MRS.

Disusun Oleh :

1. Cindy Fatika Sari 10820003


2. Fenny Qurotha Akyuni 10820005
3. Fresilia Alda Zahro 10820006
4. Iqbal Ikarema Bawono 10820010
5. Rizza kusuma wardani putri 10820016

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2020/2021
14.1 PENGERTIAN PENDAPATAN RUMAH SAKIT

Pendapatan atau revenue rumah sakit adalah indikator penting untuk


mengetahui kondisi ekonomi suatu rumah sakit. Pendapatan merupakan
biaya yang diperoleh rumah sakit dari aktivitas yang dilakukan dalam suatu
periode tertentu. Pendapatan hanya berasal dari kegiatan penjualan /
pemberian jasa oleh rumah sakit kepada konsumen sehingga bukan
berasal dari penanaman modal yang bersumber baik dari pihak internal
maupun eksternal rumah sakit.
Selain itu, pendapatan juga dapat diartikan sebagai biaya yang
dibebankan kepada konsumen atas harga pelayanan jasa yang diberikan
oleh rumah sakit. Pendapatan menitikberatkan pada laba bersih atau net
income yang diterima oleh rumah sakit. Dikatakan demikian karena jumlah
yang didapat mewakili jumlah total uang tunai yang tersisa dari jumlah
pendapatan asli setelah diperhitungkan dan kurangi dengan semua biaya
dan pendapatan tambahan yang ada. Semakin tinggi tingkat pendapatan
maka rumah sakit semakin diuntungkan, sebab tingkat pendapatan
menunjukkan perkembangan maju mundurnya suatu rumah sakit.
Menurut Keiso (2013:696), pendapatan adalah arus kas masuk atau
penambahan lain suatu kesatuan dalam penyelesaian suatu kesatuan
selama periode dari penyerahan atau produksi barang. Pengakuan
pendapatan dalam Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 23 (2002 :4)
dikatakan bahwa pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima atau dapat diterima. Penulis dapat menyimpulkan beberapa hal
mengenai pendapatan sebagai berikut:
a. Pendapatan secara normal terjadi setiap saat namun juga dapat
terjadi pada waktu waktu tertentu
Pendapatan dari kegiatan normal biasanya diperoleh dari hasil
pemberian jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama rumah
sakit seperti prlayanan rawat jalan dan rawat inap. Sedangkan,
pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan
sering disebut dengan hasil non operasi. Pendapatan non operasi
biasanya dimasukkan dalam pendapatan lain-lain. Sehingga
pendapatan tersebut terjadi pada waktu waktu tertentu. Misalnya
pendapatan dari pelayanan dokter jantung.
b. Pendapatan didapat melalui aktivitas penjualan barang atau jasa
kepada konsumen.
Hal ini juga dapat diperoleh dengan melakukan pertukaran aktiva
di luar barang atau pertukaran aktiva tetap yang berdasarkan dari
hasil investasi.
c. Pendapatan yang memiliki karakteristik menambah atau meningkakan
nilai kekayaan pemilik karena adanya penilaian.
Seperti penilaian kinerja tenaga kerja kesehatan sebuah rumah
sakit. Kembali atas aktiva tetap perusahaan dan aktiva yang timbul
dari pembeliaan harta, investasi pemilik, pinjaman atau adanya
koreksi laba rugi pada periode yang lalu, tidak dapat diakui sebagai
pendapatan. Misalnya pinjaman investor.

14.2 PENGAKUAN PENDAPATAN RUMAH SAKIT

Pengakuan pendapatan oleh rumah sakit dapat didasarkan pada


Pernyataan Standart Akutansi Keuangan (PSAK ETAP), yang
menyatakan bahwa, “suatu perusahaan jasa dapat mengakui
pendapatannya jika hasil suatu transaksi dapat diperkirakan secara andal
(dapat dipercaya)”. Kriteria andal adalah sebagai berikut :
a. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
b. Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang
berhubungan dengan transaksi akan mengalir kepada entitas;
c. Tingkat pengelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat
diukur secara andal; dan
d. Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biasa penyelesaian
transaksi dapat diukur secara andal (Artikel Kanal Pengetahuan
Fakuttas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan
UGM)
14.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN RUMAH
SAKIT

Menurut beberapa sumber jurnal penelitian yang membahas faktor-faktor


yang dapat mempengaruhi pendapatan rumah sakit serta analisis yang
kami lakukan, berikut adalah beberapa faktor yang yang mempengaruhi
naik turunnya pendapatan rumah sakit baik faktor internal maupun
eksternal :
a. Faktor Internal (Efektivitas Sumber Daya 6M)

1) Man/Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia)


Menurut UU RI No.44 Pasal 12 tahun 2009, jumlah
tenaga kerja adalah jumlah baik itu tenaga medis dan
penunjang media, tenaga keperawatan, tenaga
kefarmasian, tenaga manajemen rumah sakit, dan
penunjang non kesehatan. Peningkatan kuantitas disertai
dengan peningkatan kualitas tenaga kerja akan
meningkatkan kinerja pelayanan, sehingga dapat
memenuhi permintaan dan kebutuhan masyarakat.
Terpenuhinya tujuan rumah sakit untuk memberikan
pelayanan yang paripurna kepada masyarakat akan
secara otomatis meningkatkan pendapatan suatu rumah
sakit.

2) Money/ Uang (Investasi)


Investasi atau penanam modal merupakan
penanaman modal atau penggunaan bagi peningkatan
kapasitas system produksi atau peningkatan asset dengan
harapan modal yang ditanamkan akan memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya di masa mendatang.
Investasi di rumah sakit menjadi unsur penting untuk
meningkatkan pelayanan kepada pasien. Investasi yang
dilakukan rumah sakit meliputi pembelian peralatan-
peralatan kedokteran atau kesehatan baru dengan selalu
meningkatkan jenis layanan yang disediakan. Pembelian
peralatan kedokteran/pelayanan yang baru diharapkan
bisa mendatangkan keuntungan yaitu dengan adanya
peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Bagi rumah
sakit tujuan investasi adalah untuk meningkatkan
pendapatan dari hasil pengoperasian peralatan-peralatan
kedokteran atau kesehatan yang telah dibeli. Semakin
lengkap peralatan kedokteran atau kesehatan yang di
miliki rumah sakit, maka semakin banyak tindakan yang
bisa dilakukan sehingga akan meningkatkan pendapatan
rumah sakit (Al Chaulany, S.Z. 2013).

3) Material / fisik
Material merupakan bahan baku yang digunakan
oleh rumah sakit untuk dapat menghasilkan output berupa
jasa pelayanan kesehatan. Pemilihan bahan baku yang
baik dan berkualitas akan berdampak pada pelayanan
yang diberikan. Semakin berkualitas bahan baku yang
dipilih rumah sakit, semakin berkualitas juga pelayanan
yang dihasilkan begitu pula sebaliknya. Pelayanan yang
berkualitas dapat menarik masyarakat untuk berkunjung ke
rumah sakit tersebut sehingga dapat meningkatan
pendapatan rumah sakit.

4) Machine dan Teknologi


Selain sumber daya bahan baku, untuk
menghasilkan pelayanan yang berkualitas rumah sakit juga
memerlukan mesin dan pemanfaatan teknologi yang
mumpuni. Kelengkapan mesin penunjang seperti Pet CT,
CT ScanCobalt-60, ESMR dan pemanfaatan teknologi
seperti teknologi big data dapat membantu rumah sakit
untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat dan
berkualitas. Semakin meningkat kualitas pelayanan yang
diberikan oleh suatu rumah sakit akan menarik masyarakat
untuk berkunjung ke rumah sakit sehingga pendapatan
tumah sakit dapat meningkat.

5) Method / Metode
Ketepatan metode pengelolaan sistem di rumah
sakit dapat memudahkan rumah sakit untuk
merealisasikan tiap-tiap perencanaan dan tujuan yang
telah dibuat oleh rumah sakit. Ketepatan metode akan
berimbas pada efektivitas dan efisiensi setiap sistem yang
dijalankan oleh rumah sakit sehingga berpengaruh pada
elektabilitas masyarakat untuk berkunjung ke rumah sakit..

6) Market / Pasar
Peningkatan penghasilan akan selalu berbanding
lurus dengan tingkat penjualan. Peningkatan penghasilan
rumah sakit dapat dipengaruhi oleh sistem pemasaran
yang ada. Pemasaran rumah sakit dilakukan oleh
manajemen rumah sakit untuk mengetahui kebutuhan
masyarakat dan sasaran masyarakat sehingga nantinya
tercipta kepuasan dari masyarakat terhadap pelayanan
yang diberikan oleh rumah sakit. Oleh sebab itu, strategi
pemasaran akan menentukan banyak sedikitnya
masyarakat yang berkunjung ke rumah sakit sehingga
mempengaruhi pendapatan rumah sakit.

b. Faktor Eksternal/ Dependence and Recources


1) Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga - harga umum
barang-barang secara terus menerus. Inflasi sangat
berpengaruh terhadap industri perumah sakitan, dimana
apabila terjadi inflasi maka terjadi kenaikan harga barang-
barang. Apabila terjadi kenaikan harga terhadap barang-
barang, masyarakat akan berpikir ulang untuk pergi
kerumah sakit guna memeriksakan kesehatannya yang
mengakibatkan menurunnya tingkat kunjungan pasien.
Kebanyakan masyarakat akan mengobati penyakitnya
dengan membeli obat yang beredar dipasaran daripada
harus berobat kerumah sakit dengan bermacam-macam
pemeriksaaan. (Al Chaulany, S.Z. 2013).

2) Produk Regional Nasional Bruto (PDRB)


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
merupakan jumlah nilai tambah atau jumlah nilai barang
atau jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha
dalam satu daerah pada satu tahun. PDRB (Pendapatan
Daerah Regional Bruto) secara tidak langsung akan
mempengaruhi pendapatan rumah sakit apabila dikaitkan
dengan kebutuhan masyarakat dalam memnuhi kebutuhan
hidunya termasuk kesehatan. Apabila PDRB suatu daerah
meningkat secara tidak langsung meningkat pula
pendapatan perkapita masing-masing tenaga kerja yang
ada didaerah tersebut, berarti meningkat pula pendapatan
masyarakat sehingga masyarakat dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya termasuk kebutuhan akan kesehatan
(Al Chaulany, S.Z. 2013). Hal tersebut dapat berdampak
baik yaitu rumah sakit dapat meningkatkan
pendapatannya.

3) Persaingan Industri Rumah Sakit


Semakin banyak rumah sakit yang berdiri di sebuah
daerah, maka akan semakin tinggi pula tingkat persaingan
rumah sakit untuk dapat menarik masyarakat di daerah
tersebut. Banyaknya rumah sakit dapat mempengaruhi
jumlah kunjungan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan karena masyarakat akan cenderung
memilih dan memilah mana rumah sakit yang lebih
berkualitas atau bisa juga masyarakat lebih memilih rumah
sakit yang lebih dekat dengan kediamannya. Hal tersebut
sangat berpengaruh bagi pendapatan suatu rumah sakit.

14.4 KOMPONEN PENDAPATAN RUMAH SAKIT

14.4.1 Pendapatan Operasional


Pendapatan operasional merupakan pendapatan yang diperoleh
dari pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Pendapatan
operasional terdiri dari pendapatan pasien umum dan pihak ketiga.

a. Pendapatan pasien umum


Merupakan pendapatan yang diperoleh dari
pembayaran langsung pasien setelah mendapatkan
pelayanan pemeriksaaan atau pengobatan penyakit.

b. Pendapatan pihak ketiga


Merupakan pendapatan yang diperoleh dari
pembayaran pasien yang dijamin oleh pihak ketiga, yang
terdiri dari:
a.) Jaminan sosial seperti
 Asuransi Kesehatan (Askes),
Asuransi kesehatan dapat berasal
dari pihak negara ataupun swasta. Asuransi
yang berasal dari negara yakni BPJS
Kesehatan yang menyelenggarakan
program Jaminan Kesehatan Nasional-
Kartu Indonesia Sehat(JKN-KIS).
Sedangkan asuransi swasta merupakan
asuransi yang disediakan oleh lembaga
swasta penyedia jaminan kesehatan,
dimana untuk mendapatkannya masyarakat
harus membayar terlebih dahulu. Penyedia
asuransi swasta contohnya Allianz, AXA,
Manulif, dll.
 Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM)
Merupakan jaminan kesehatan yang
diberikan kepada seluruh masyarakat Bali
yang belum memiliki jaminan kesehatan lain
seperti Askes, Jamsostek,
Jamkesmas,Asabri, dan asuransi keshatan
swasta.
 Jaminan Kesehatan lainnya
b.) Jaminan perusahaan swasta dan atau Badan
Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D)
Merupakan jaminan kesehatan yang
diberikan oleh perusahaan(baik Badan Usaha Milik
Negara maupun Badan Usaha Milik Swasta)
terhadap kariyawannya. Jaminan tersebut dapat
digunakan untuk memdapatkan pelayanan
kesehatan secara gratis di rumah sakit dengan
syarat perusahaan yang bersangkutan telah
memberikan alokasi dana kepada rumah sakit dan
sudah ada perjanjian sebelumnya. Contoh jenis
jaminan ini adalah jaminan kesehatan ASABRI.

14.4.2 Pendapatan Usaha dan Jasa Layanan

a. Pendapatan usaha rawat jalan


Merupakan semua pendapatan yang diperoleh dan timbul
dari kegiatan pada instalasi rawat jalan kepasa pasien.

b. Pendapatan usaha rawat darurat


Merupakan pendapatan yang diperoleh dan timbul dari
kegiatan pelayanan gawat darurat seperti IGD dan UGD di rumah
sakit.

c. Pendapatan usaha rawat inap


Merupakan semua pendapatan yang diperoleh dan timbul
dari kegiatan atau pelayanan yang diberikan kepada pasien di
instalasi rawat inap.

d. Pendapatan Penunjang Medis


Merupakan semua pendapatan yang diperoleh dan timbul
dari kegiatan atau pelayanan yang diberikan kepada pasien di
instalasi penunjang seperti laboratorium, apotek/farmasi, radiologi,
rehabilitasi medis, instalasi gizi, dan klinik fisiologi.

14.4.3 Pendapatan dari Usaha Lainnya

a. Pendapatan APBN atau APBD


Dana APBN dan APBD hanya diberikan kepada rumah sakit milik
pemerintah. Selaras dengan namanya, dana APBN merupakan
dana yang berasal dari Anggaran Penerimaan dan Belanja
Negara, sedangkan APBD merupakan dana yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

b. Keuntungan penjualan aset non lancer


Pendapatan ini dapat diperoleh oleh rumah sakit apabila rumah
sakit melakukan penjualan aset non-lancernya seperti tanah,
gedung, mobil, dan mesin-mesin yang ,mungkin sudah tidak
terpakai.

c. Hibah
Merupakan pendapatan dana yang berasal dari dalam negri
maupundari luar negri. Hibah merupakan hadiah atau donor dari
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam bentuk uang
maupun barang yang diberikan kepada rumah sakit untuk
kepentingan kebutuhan kesehatan masyarakat.

d. Pendapatan investasi
Merupakan pendapatan yang diperoleh dari investasi aset yang
dimiliki oleh rumah sakit.

14.4 MANAJEMEN PENDAPATAN RUMAH SAKIT

Manajemen pendapatan rumah sakit merupakan sebuah siklus dimana


rumah sakit menghasilkan dan mengumpulkan pendapatan. Berikut adalah
gambaran siklus pendapatan rumah sakit :

Sumber : https://www.mitrais.com/id/news-updates-id/siklus-pendapatan-
rumah-sakit/

Manajemen pendapatan tidak hanya tanggung jawab departemen


keuangan di rumah sakit melainkan diperlukan juga upaya dari seluruh pihak
rumah sakit untuk mengelola pendapatan secara efektif.
14.4.1 Siklus Pendapatan dari Instalasi Rawat Jalan, IGD pasien
umum

Sumber : garuda285325.pdf
14.4.2 Siklus Pendapatan dari Instalasi rawat inap Pasien Umum

Sumber : garuda285325.pdf

14.5 MANFAAT PENDAPATAN BAGI RUMAH SAKIT

Pendapatan yang selanjutnya akan dimasukkan ke dalam laporan


keuangan akan menjadi tolak ukur keadaan ekonomi suatu rumah sakit.
berikut adalah beberapa manfaat pendapatan bagi rumah sakit :

a. Evaluasi dan Tolak Ukur Keberhasilan Kerja Rumah Sakit


Pendapatan merupakan gambaran hasil dari usaha rumah sakit.
Oleh karenanya, gambaran pendapatan dapat dijadikan sebagai
modal untuk evaluasi rumah sakit. dengan melihat pendapatan
rumahs akit dapat mengetahui apakah sumberdaya dimanfaatkan
secara optimal, tenaga kerja bekerja secara maksimal, dan apakah
sistem telah dijalankan secara tepat.

b. Analisa Strategi Rumah Sakit


Pendapatan dapat digunakan oleh rumah sakit untuk menyusun
strategi perusahaan. Setelah mendapatkan laporan keuangan
pendapatan, rumah sakit menyusun strategi ekonomi rumah sakit,
yaiu=tu bagaimana rumah sakit dapat memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya.

c. Pembangunan dan Perluasan Pelayanan Rumah Sakit


Pendapatan selain digunakan untuk membeli input sisanya dapat
digunakan untuk perluasan pelayanan yang ada di rumah sakit
seperti pembukaan poliklinik baru, pembelian alat laboratorium
baru, penambahan fasilitas fisioterapi, pembangunan gedung baru
dll.

14.6 UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH SAKIT

Menurut Sampson (2016), terdapat lima cara yang dapat meningkatkan


profitabilitas RS, yaitu :
1. Edukasi staf medis untuk menginformasikan biaya riil kepada
pasien sebelum dilakukan tindakan medis
Salah satu langkah yang penting adalah melatih staf
untuk menginformasikan kepada pasien lebih awal, tentang
tahapan-tahapan penanganan atau pengobatan pasien dan
menginformasikan berapa perkiraan biaya serta memastikan
bahwa pasien akan sanggup untuk membayar tagihan
mereka.
Konsumen sekarang membutuhkan rumah sakit atau
klinik yang menawarkan informasi biaya riil sebelum
menyetujui layanan medis, yang merupakan satu kekurangan
dan telah menjadi masalah tersendiri dalam manajemen
rumah sakit di masa lalu.
2. Kemudahan dengan metode pembayaran online

Memberikan pilihan kepada pasien untuk transaksi


dalam mebayar tagihan, terintegrasi dengan berbagai macam
metode pembayaran seperti transfer, visa/master, e-money
(OVO, Dana, Linkaja, dll), hal ini dimaksudkan agar pasien
merasa jauh lebih nyaman dan cepat dalam bertransaksi.

3. Memanfaatkan analisis data untuk mendapatkan gambaran


yang lebih jelas tentang siklus pendapatan

Analisis siklus pendapatan dan pemanfaatan data


keuangan adalah kunci untuk membuat siklus pendapatan
lebih terlihat. Pelaporan yang kuat disarankan untuk
mengoptimalkan manajemen siklus pendapatan kesehatan.
Agar dapat mengelola siklus pendapatan, pengukuran, dan
analisis data dengan lebih baik akan menjadi keharusan.
Pemantauan sistem untuk melacak kesehatan siklus
pendapatan juga penting.

4. Meningkatkan kemungkinan pasien membayar tagihan tepat


waktu

Salah satu cara untuk meningkatkan manajemen


siklus pendapatan adalah dengan menargetkan pasien untuk
pembayaran tepat waktu. Hal ini juga dapat menurunkan
beban biaya di rumah sakit atau klinik. Penggunaan teknologi
untuk mendukung ini sangat disarankan, karena teknologi ini
dapat memanfaatkan nilai kredit dan data keuangan lainnya
dari rekaman tagihan pasien.

5. Melihat dan memperbarui proses secara teratur

Untuk manajemen siklus pendapatan yang optimal,


penting untuk meninjau kembali proses harian untuk
memastikan semuanya bekerja dengan lancar. Meskipun ada
banyak kejadian terkait pekerjaan lainnya yang terjadi setiap
hari dan mungkin lebih mudah untuk mengatasi masalah,
lebih aman untuk mengoptimalkan manajemen siklus
pendapatan melalui pendekatan preventif dengan memeriksa
dan memperbarui proses teknologi secara teratur.

Gugus tugas lintas departemen atau kelompok strategi


dapat membantu rumah sakit mengoptimalkan manajemen
siklus pendapatan mereka, kata Sandefur. Jika tingkat
penolakan terlalu tinggi, akan sangat membantu untuk
menemukan penyebab dan menentukan solusi.

Selain beberapa cara tersebut, rumah sakit juga dapat


mengoptimalkan faktor internal yang dimiliki dan juga harus
senantiasa memiliki inovasi-inovasi baru agar dapat
memanfaatkan peluang dan menarik hati masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Kanal Pengetahuan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan


Keperawatan UGM. Copryght 2016-2020. Pengakuan pendapatan di rumah
sakit. (Artikel) Kanal Pengetahuan FK-KMK UGM. Diakses dari
kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/pengakuan-pendapatan-di-rumah-sakit/

Mulya, Y. 2017. Sak tetap aplikasi untuk rumah sakit. Diakses dari
https://www.slideshare.net/YuswadiMulya/akuntansi-etaprumahsakit-1

Kusumadewi, A.W. analisis sistem informasi akuntansi siklus pendapatan (studi


kasus pada rsud dr. “x”). Diakses dari garuda285325.pdf. Universitas Brawijaya:
Malang

Al Chaulany, S.Z. 2013. Jurnal Ilmu dan Riset Akutansi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan pendapatan studi kasus pada rumah sakit umum
haji surabaya,Vol 2 No.9

Rizal, W. 2020. Apa yang harus dilakukan oleh rumah sakit agar manajemen
lebih optimal?. Diakses dari https://trustmedis.com/apa-yang-harus-dilakukan-
agar-manajemen-rumah-sakit-menjadi-lebih-optimal/

BAB II. Diakses dari


http://repository.uma.ac.id:8081/bitstream/123456789/742/3/118330217_file5.pdf

Anda mungkin juga menyukai