Dengan Hormat,
Setelah membaca dan mempelajari REPLIK atas JAWABAN Penggugat dalam Perkara
Nomor 12/Pdt.G/2021/PN-Lbt dengan seksama, perkenankanlah kami menyampaikan
DUPLIK sebagai berikut:
1. Bahwa Tergugat tetap pada dalil-dalil sebagaimana dikemukakan dalam jawaban dan
menolak seluruh dalil yang dikemukakan oleh Penggugat, kecuali hal-hal yang diakui
secara tegas;
2. Bahwa Tergugat tidak akan menanggapi dalil-dalil Penggugat yang tidak berkaitan
dengan diri Tergugat;
3. Bahwa terhadap Replik dari Penggugat pada halaman 2 point 1.1, dimana Penggugat
menyatakan “Pemberian Hak Tanggungan dan Sertifikat Hak Tanggungan tidak ada
kepentingan hukum terkait dengan persoalan apakah Tergugat atau Turut Tergugat”
Bahwa perlu diketahui oleh Penggugat bahwa berdasarkan Pasal 1 butir (1) Undang-
Undang No. 4 Tahun 1996 menyebutkan bahwa “Hak Tanggungan atas tanah beserta
benda-benda yang berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan,
adalah jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria,
berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan
tanah milik, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang
diutamakan kepada kreditur.”
Pemberian Hak Tanggungan wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan, dan sebagai
bukti adanya Hak Tanggungan, Kantor Pendaftaran Tanah menerbitkan Sertifikat Hak
Tanggungan yang memuat irah-irah DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN
YANG MAHA ESA (Pasal 13 ayat (I), Pasal 14 ayat (1) dan (2) Undang-undang No. 4
Tahun 1996);
Maka dengan ini sudah jelaslah bahwa gugatan Penggugat Kurang Pihak karena
Notaris sebagai Pihak yang menerbitkan Akta Pemberiaan Hak Tanggungan dan Badan
Pertanahan Nasional sebagai Pihak yang menerbitkan Sertifikt Hak Tanggungan tidak
dijadikan Pihak dalam perkara a quo adalah mengada-ada.
4. Bahwa terhadap Replik dari Penggugat pada halaman 2 point 1.2, dimana Penggugat
menyatakan “Proses penerbitan Akta Pemberian Hak Tanggungan dihadapan Notaris
dan Pendaftaran sertifikat Hak Tanggungan di Badan Pertanahan Nasional tanpa
dihadiri Penggugat”
Bahwa perlu Penggugat ketahui dengan adanya suatu jaminan, maka apabila debitur
(penerima kredit) ingkar janji atau Wanprestasi maka kreditur akan mendapat
penggantian atas piutangnya dari pelaksanaan eksekusi dan pelelangan objek jaminan
Hak Tanggungan tersebut. Hal ini sesuai ketentuan Pasal 8 Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 tentang perbankan, dan Pasal 2 point 6 Akta Pemberian Hak Tanggungan
yang mana ditandatangani oleh Nyonya Nurlin Hasan (Penggugat) dan Hassan H
Ahmad secara sadar tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Oleh karena itu telah
sesuai dengan ketentuan Pasal 1233 bahwa setiap perikatan dilahirkan baik karena
persetujuan maupun Undang-Undang.
4.1. Bahwa tindakan yang dilakukan oleh Tergugat untuk melakukan lelang atas
objek Hak Tanggungan tersebut telah sesuai dengan peraturan Perundang-
Undangan yaitu Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan yang menyatakan
bahwa Apabila debitur cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama
mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri
4.2. Bahwa fakta yuridis Tergugat telah melayangkan Surat Peringatan secara patut
dan wajar sebanyak Tiga kali sehingga dengan demikian maka secara yuridis
telah terpenuhi persyaratan untuk melakukan lelang pada Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) tersebut telah sesuai dengan petunjuk
teknis pelaksanaan lelang, maka dengan demikian dalil Penggugat dalam
Gugatan dan Replik tersebut sangat tidak berdasar dan patut dinyatakan ditolak
untuk seluruhnya;
Bahwa oleh karena persyaratan untuk melakukan pelelangan telah terpenuhi, maka
pihak Bank NTT dapat melakukan lelang sebagaimana tertuang dalam petunjuk teknis
pelaksanaan lelang tersebut.
5. Bahwa terhadap Replik dari Penggugat pada halaman 2 point 2 huruf c, dimana
Penggugat dalam dalilnya mengakui bahwasannya Penggugat menyadari sungguh
sangat tidak relevannya hubungan antara posita dan petitum Gugatan Penggugat itu
sendiri yang mana menyebabkan gugatan Penggugat kabur dan dan tidak jelas serta
antara posita dan petitum oleh karena itu suatu gugatan dapat diputus ditolak dan tidak
dapat diterima apabila terhadap objek gugatan tersebut tidak jelas, maka gugatan tidak
dapat diterima hal ini berdasarkan pada Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.
1149/K/Sip/1975 tanggal 17 April 1975 jo. Putusan Mahkamah Agung RI No.
565/K/Sip/1973 tanggal 21 Agustus 1973, jo. Putusan Mahkamah Agung RI No.
1149/K/Sip/1979 tanggal 7 April 1979;
6. Bahwa terhadap Replik dari Penggugat pada halaman 3 point 4 huruf a, b, dan c
dimana Penggugat dalam dalilnya menyatakan “Surat Peringatan Pertama 21 Juni 2018
Hal – yang berkaitan dengan syarat lelang seperti yang Penggugat uraikan di dalam
dalilnya maka kami dapat buktikan didalam Agenda Sidang Pembuktian dan
Pemeriksaan Saksi;
7. Bahwa Tergugat memiliki Hak Mutlak dan Hak Preference (Diutamakan) atas barang
jaminan (obyek sengketa), berdasarkan Pasal 20 ayat 1 b menyatakan; "Apabila debitur
cidera janji, maka berdasarkan titel eksekutorial yang terdapat dalam Sertifikat Hak
Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), obyek Hak Tanggungan
dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan
Perundang-Undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak Tanggungan dengan
hak mendahului dari pada kreditur-kreditur lainnya" Jo. Pasal 26 menyatakan; "Selama
belum ada peraturan Perundang-Undangan yang mengaturnya, dengan memperhatikan
ketentuan pasal 14, peraturan mengenai eksekusi hypotheek yang ada pada mulai
berlakunya Undang-Undang ini, berlaku terhadap eksekusi Hak Tanggungan", Undang -
Undang No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-
Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah;
Oleh karena itu Tergugat telah sangat bersesuaian dengan hukum untuk nanti pada
waktunya melakukan lelang eksekusi sesuai hak-hak yang diberikan dan dilindungi oleh
ketentuan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
8. Bahwa perlu diketahui oleh Penggugat bahwa berdasarkan Pasal 18 Undang - Undang
Hak Tanggungan tentang hapusnya Hak Tanggungan, namun harus diingat oleh
Penggugat bahwa hapusnya Hak Tanggungan tidak mengakibatkan hapusnya hutang
yang dijamin;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat tersebut dinyatakan tidak dapat
diterima, maka sesuai ketentuan Pasal 192 Rbg Penggugat harus dihukum untuk membayar
biaya perkara yang jumlahnya akan disebutkan dalam amar putusan ini;
MENGADILI
Dengan demikian berdasarkan uraian Tergugat tersebut di atas maka sangat beralasan
hukum Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili Perkara Nomor 12/Pdt.G/2021/PN-Lbt
untuk berkenan memutuskan sebagai berikut:
Hormat Kami
Kuasa Tergugat,