Anda di halaman 1dari 14

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PADA

PROSES PEMBELAJARAN DARING


DI MASA PANDEMI COVID 19

DISUSUN OLEH :
1. KINANTI NAFHA NABILA
2. AISYAH ZAHRA NURWAHYUDI

MTsN 2 KOTA KEDIRI


TAHUN AJARAN 2021-2023
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dunia seperti tergoncang dengan adanya virus yang mewabah, yang merambah

seluruh aspek kehidupan.Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berkumpul yang selalu

berinteraksi dengan sesama, yang tidak bisa hidup sendiri dan sangat membutuhkan peran

orang lain, yang selalu membentuk pengelompokan sosial diantara sesama, yang memerlukan

adanya organisasi, yang tidak pernah bisa dipisahkan dari kelompok-kelompok sosial kini

harus dipaksakan untuk menutup diri bahkan mengasingkan diri dari lingkungan masyarakat,

tetangga,pertemanan bahkan lingkungan pengabdiannya hanya karena virus corona.Virus ini

adalah virus yang menyerang dunia saat ini dimana virus ini menyerang pada sistem

pernapasan.Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona ini bisa

menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru, hingga kematian.

Virus ini bisa menyerang siapa saja, mulai dari lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa,

anak-anak, dan bayi,termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.Kasus covid 19 ini merambah ke

segala aspek kehidupan,bahkan sektor pendidikan pun sangat memprihatinkan dalam proses

pembelajarannya.

Pembelajaran tidak lagi dapat dilakukan dalam bentuk tatap muka. Upaya pemerintah

untuk tetap melakukan proses pembelajaran pun dilakukan secara jarak jauh atau online atau

lebih dikenal dengan pembelajaran daring. Siswa dirumah dan pengajar dalam hal ini guru

tetap melakukan tugasnya dengan mengajar dari rumah. Proses pembelajaran secara daring ini

memaksakan orangtua untuk mendukung proses pembelajaran anak dengan harus

menyediakan jaringan wifi atau pulsa data untuk menjamin bahwa anaknya dapat memperoleh

pendidikan walaupun dari rumah. Sekolah-sekolah ditutup, ujian nasional ditiadakan, para

pegawai bergiliran ke kantor dan tenaga fungsional melakukan tugasnya dirumah, Sekolah-

sekolah didaringkan, pertemuan-pertemuan dilakukan secara online, semuanya dilakukan


secara jarak jauh. Tuntutan proses pembelajaran seperti ini menggugah orangtua untuk harus

dapat menyediakan fasilitas yang dituntut seperti laptop,handphone android dan bahkan pulsa

data sehingga anaknya dapat mengikuti proses pembelajaran. Untuk anak-anak yang kondisi

ekonomi keluarganya mampu dapat melakukan proses pembelajarannya dengan baik,tetapi

untuk orangtua dari kondisi keluarga dengan ekonomi lemah, merasa sangat terpukul dan

pada akhirnya harus bekerja ekstra untuk menunjang proses pembelajaran anak. Semua

aktivitas pembelajaran dilakukan secara daring.Para guru pun melakukan pekerjaan dari

rumah dan dituntut untuk dapat seefektif mungkin dalam melakukan tugas tanggung

jawabnya. Siswa dan guru dituntut untuk tanggap teknologi. Kenyataan dilapangan,siswa

belajar bermalas-malasan, bosan dengan keadaan yang memaksakan siswa harus tetap

dirumah.susah menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru, belum tugas yang

menumpuk yang diberikan dari masing-masing pengajar membuat siswa semakin jenuh dan

bosan.Kurangnya minat dalam belajar bisa ditandai dengan adanya rasa ke tidak ketertarikan

terhadap materi pembelajaran, rasa resah , tidak adanya attention, tidak adanya keikut sertaan

siswa dan kemauan siswa untuk belajar. Padahal minat belajar peserta didik adalah hal yang

utama untuk dikembangkan, sebab bisa membantu proses penyampaian materi kepada siswa

sehingga bisa meraih prestasi belajar yang lebih bagus di Sekolah secara online dianggap

tidak efektif karena berbagai faktor, baik itu jaringan,biaya dan bahkan ilmu yang diperoleh

juga tidak maksimal. Berdasarkan fenomena-fenomena yang diuraikan diatas, maka peneliti

tertarik untuk meneliti lebih jauh dan memberikan judul untuk penelitian yaitu “Upaya

Peningkatan Minat belajar pada Proses Pembelajaran Daring Dimasa Pandemi Covid-19 Di

MTsN Kota Kediri”.


1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat minat belajar siswa dalam proses pembelajaran daring selama

masa pandemi covid-19 ?

2. Bagaimana hasil akhir dari proses pembelajaran secara daring di masa pandemi

covid 19 dalam peningkatan minat belajar siswa ?

3. Apa kendala dari proses pembelajaran daring bagi guru , siswa dan orang tua di

masa pandemi covid 19?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

daring selama pandemi covid 19.

2. Untuk mengetahui bentuk pembelajaran yang digunakan oleh guru ketika

melakukan proses pembelajaran secara daring di masa pandemic covid 19 dalam

meningkatan minat belajar siswa

3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh guru,siswa dan orang tua dari proses

pembelajaran daring di masa pandemic covid 19.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitiannya adalah :

1. Bagi siswa Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi untuk penelitian-

penelitian kedepan dan bisa memacu minat siswa untuk belajar.dalam

pembelajaran daring.

2. Bagi guru Penelitian ini dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif

dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.

3. Bagi orang tua Penelitian ini bisa mendukung dan memberi support untuk

meningkatkan minat belajar anaknya.


4. Bagi Pemerintah Penelitian ini dapat menjadi masukan untuk pengembangan

proses pembelajaran daring yang lebih baik.

1.5 Hipotesis

Gambaran upaya peningkatan minat belajar siswa pada proses pembelajaran daring di

masa pandemi Covid-19

1.6 Batasan Masalah

Populasi dalam penelitian ini siswa yang sekolah disekolahan yang melaksanakan

pembelajaran daring
KAJIAN PUSTAKA

1. Pembelajaran daring/on line,

Pembelajaran online pertama kali dikenal karena pengaruh dari perkembangan

pembelajaran berbasis elektronik (e-learning) yang diperkenalkan oleh Universitas Illionis

melalui sistem pembelajaran berbasis komputer (Hardiayanto). Online learning merupakan

suatu sistem yang dapat memfasilitasi siswa belajar lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi.

Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut, siswa dapat belajar kapan dan dimana

saja tanpa terbatas oleh jarak, ruang dan waktu. Materi pembelajaran yang dipelajari lebih

bervariasi, tidak hanya dalam bentuk verbal, melainkan lebih bervariasi seperti visual, audio,

dan gerak. Secara umum, pembelajaran online sangat berbeda dengan pembelajaran secara

konvensional. Pembelajaran online lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian siswa

dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online. Mengingat online

learning sebagai metoda atau sarana komunikasi yang mampu memberikan manfaat besar

bagi kepentingan para peneliti, pengajar, dan siswa, maka para pengajar perlu memahami

karakteristik atau potensi online learning agar dapat memanfaatkannya secara optimal untuk

kepentingan pembelajaran para siswa-nya. Keuntungan online learning adalah media yang

menyenangkan, sehingga menimbulkan ketertarikan siswa pada program-program online.

Siswa yang belajar dengan baik akan cepat memahami komputer atau dapat mengembangkan

dengan cepat keterampilan komputer yang diperlukan, dengan mengakses Web. Oleh karena

itu, siswa dapat belajar di mana pun pada setiap waktu (Kitao,1998). Pengertian online

learning bukan hanya berkaitan dengan dengan perangkat keras saja, melainkan juga

mencakup perangkat lunak berupa data yang dikirim dan disimpan, sewaktu-waktu dapat

diakses. Beberapa komputer yang saling berhubungan satu sama lain dapat menciptakan

fungsi sharing yang secara sederhana dapat disebut sebagai jaringan (networking). Fungsi

sharing yang tercipta melalui jaringan (networking) tidak hanya mencakup fasilitas yang
sangat dan sering dibutuhkan, seperti printer atau modem, maupun yang berkaitan dengan

data atau program aplikasi tertentu. Online learning secara menyeluruh pun mulai diterapkan

dalam dunia pendidikan, ketika dunia diterjang pandemi corona. Kebijakan-kebijakan pun

dilakukan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai upaya

mencegah meluasnya penularan virus corona. Diharapkan dengan seluruh lembaga

pendidikan tidak melaksanakan aktivitas seperti biasanya, hal ini dapat meminimalisir

menyebarnya penyakit covid 19 ini,kebijakan lockdown atau karantina dilakukan sebagai

upaya mengurangi interaksi banyak orang yang dapat memberi akses pada penyebaran virus

corona. Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia ekonomi

yang mulai lesu, tetapi kini dampaknya dirasakan juga oleh dunia pendidikan. Kebijakan yang

diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia dengan meliburkan seluruh aktivitas

pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif proses

pendidikan bagi peserta didik yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada lembaga

pendidikan.

2. Minat siswa

2.1.Minat (interest) adalah kecenderungan dan gairah yang tinggi terhadap sesuatu.

Rebber (1998) menyebutkan bahwa minat tidak termasuk istilah psikologi yang

populer. Sebab, ia bergantung pada banyak faktor internal, seperti pemusatan

perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.Minat dapat mempengaruhi kualitas

belajar seseorang dalam bidang studi tertentu.

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat sangat menentukan keberhasilan belajar dalam mencapai prestasi

akademik yang diharapkan. Ada beberapa fakor yang mempengaruhi minat

pada diri siswa. Faktor-faktor tersebut bersumber pada diri siswa dan luar

dirinya atau lingkungannya. Adapun faktor-faktornya antara lain sebagai

berikut:
2.2.1) Faktor dari dalam diri siswa, yang terdiri dari:

a) Kondisi psikologis Kondisi psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja

merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas dan minat belajar

seorang anak.. (Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2014), hlm. 60)

b) Kondisi fisiologis Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh

terhadap kemampuan belajar dan minat belajar siswa. Jika kondisi fisik dalam

keadaan segar jasmaniyah akan berlainan belajarnya dari kondisi fisik yang

dalam keadaan kelelahan. Kondisi fisik yang prima dapat mempengaruhi minat

belajar siswa. Namun jika terjadi gangguan kesehatan pada fisik, otomatis

dapat menyebabkan berkurangnya minat belajar pada diri siswa.19

2.2.2) Faktor dari luar siswa (lingkungan) meliputi:

a) Keluarga, meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan rumah, dan

keadaan ekonomi keluarga

b) Sekolah, meliputi metode pembelajaran, kurikulum, sarana dan fasilitas

belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan

temannya, dan guru-guru di sekolah

c) Lingkungan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa

melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang terbentuk mengikat

perilaku anak didik untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila, dan hukum

yang berlaku dalam masyarakat. Lingkungan masyarakat juga meliputi

hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan tempat

tinggal. Sebab timbulnya minat pada diri seseorang ada dua macam, yaitu

minat spontan dan minat terpola. Minat spontan yaitu minat yang timbul secara

spontan dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh pihak luar. Adapun

minat terpola adalah minat yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh dari
kegiatan-kegiatan yang terencana dan terpola, misalnya dalam kegiatan belajar

dan mengajar, baik di lembaga sekolah maupun luar sekolah. (Syaiful Bahri

Djamarah, Psikologi Belajar..., hlm. 189-190)

3. Pengertian guru

Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang

mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola,

formal dan sistematis. Dalam UU Nomor 16 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 1)

dinyatakan bahwa : “Guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Guru

merupakan sosok yang paling berperan dalam menentukan kualitas pembelajaran di sebuah

lembaga pendidikan yang dinamakan sekolah. Guru merupakan komponen terpenting dalam

peristiwa pembelajaran peserta didik. (Suhardan, Dadang, 2001: 20)

Hakikat Profesi Guru Uno (2008:15) mengungkapkan, guru merupakan suatu profesi,

yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat

dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya

masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan. Untuk seorang guru perlu

mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan

tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut.

a. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang

diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang

bervariasi.

b. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta

mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.

c. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pembelajaran dan

penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.


d. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan di berikan dengan

pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi) agar peserta

didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya.

e. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru

dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan

peserta didik menjadi jelas.

f. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata

pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.

g. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara

memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung,

mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.

h. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan

sosial, baik dalam kelas maupaun di luar kelas.

i. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta didik secara

individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.

Pendapat di atas dapat diartikan bahwa profesi guru harus dapat

mengedepankan siswa sebagai subjek pembelajaran,sehingga guru mampu

membangkitkan perhatian dan motivasi siswa. Menggunakan media dan

metode – metode yang berfariasi. Guru mampu mengetahui kekuatan dan

kelemahan siswa,membangkitkan semua potensi yang terdapat pada diri siswa

sesuai dengan Dadan Wahyu Alamsyah, 2015

Perubahan dalam cara mengajar guru dapat dilatihkan melalui peningkatan

kemampuan mengajar sehingga kebiasaan lama yang kurang efektif dapat segera

terdeteksi dan perlahan-lahan dihilangkan. Untuk itu, maka perlu adanya perubahan

kebiasaan dalam cara mengajar guru yang diharapkan akan berpengaruh pada cara

belajar siswa, diantaranya sebagai berikut.


a. Memperkecil kebiasaan cara guru baru (calon guru) yang cepat merasa puas

dalam mengajar apabila banyak menyajikan informasi (ceramah) dan terlalu

mendominasi kegiatan belajar peserta didik.

b. Guru hendaknya berperan sebagai pengarah, pembimbing, pemberi

kemudahan dengan menyediakan berbagai fasilitas belajar, pemberi bantuan

bagi peserta didik yang mendapat kesulitan belajar, dan pencipta kondisi yang

merangsang dan menantang peserta didik untuk berpikir dan bekerja

(melakukan).

c. Mengubah dari sekedar metode ceramah dengan berbagai variasi metode

yang lebih relevan dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan cara

belajar peserta didik yang baru merasa belajar dan puas kalau banyak

mendengarkan dan menerima informasi (diceramahi) guru, atau baru belajar

kalau ada guru.

d. Guru hendaknya mampu menyiapkan berbagai jenis sumber belajar

sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri dan berkelompok, percaya

diri, terbuka untuk saling memberi dan menerima pendapat orang lain, serta

membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi

3.1 Tugas Guru

Dalam lingkup profesi guru memiliki beberapa tugas, baik yang terikat oleh

profesinya maupun di luar tugas formalnya. Secara garis besar tugas guru dapat

dikelompokkan menjadi tiga yakni tugas profesi, tugas kemanusiaan dan tugas

kemasyarakatan. Sebagai salah satu profesi resmi kedudukan guru memerlukan keahlian

khusus. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang

pekerjaannya. Terkait dengan hal tersebut Usman (2008:15) menegaskan bahwa tugas guru

sebagai profesi mencakup beberapa persyaratan:

a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu


pengetahuan yang mendalam,

b. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang

profesinya,

c. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai,

d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang

dilakukannya, dan

e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. Usman

(2008:15)
METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Djam’an Satori

(2011: 23) Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 73), penelitian deskriptif

kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena

yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan

mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, Penelitian

deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel- 43

variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya.

Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan

melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

B. LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 ( MTsN 2) Kota Kediri

dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. MTsN 2 Kota Kediri melaksanakan pembelajaran secara daring pada saat pandemi

covid – 19

2. Peneliti mempertimbangkan waktu, biaya dan tenaga karena lokasi tersebut

terjngkau oleh peneliti.

C. WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada bulan ……….samapai bulan……..tahun………………...

D. SUBYEK PENELITIAN

Siswa MTsN 2 kelas 7j Kota Kediri

Anda mungkin juga menyukai