Anda di halaman 1dari 7

KONSEP ETIKA,

MORAL, NILAI, DAN


ETIKET
Dosen Pengampu :Rahmatullah,S.IP.,M.Si

Disusun Oleh :
Raden Bagus Bimo Oktavianto
(R011211029)

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
A. Konsep Etika

Etika merupakan seperangkat aturan yang biasanya tidak tertulis namun diyakini
oleh masyarakat sebagai tata cara berperilaku dan bersosialisasi dalam kehidupan sehari-
hari.

Secara etimologis,kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno,yaitu 'Ethikos' yang artinya
timbul dari suatu kebiasaan.Dalam hal ini etika memiliki sudut pandang normatif dimana
objeknya adalah manusia dan perbuatannya.

Sedangkan menurut Ilmu Sosiologi berpendapat bahwa etika adalah suatu norma atau
aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang
terkait dengan sifat baik dan buruk.

Pengertian lain menyebutkan etika merupakan ilmu tentang kesusilaan dan perilaku
manusia di dalam pergaulannya dengan sesama yang menyangkut prinsip dan aturan
tentang tingkah laku yang benar.Dengan kata lain, etika adalah kewaijban dan tanggung
jawab moral setiap orang dalam berperilaku di masyarakat.

Jadi,etika adalah sebuah aturan yang lahir dari kebiasaan dan dianggap sebagai ukuran
nilai untuk menyebutkan sesuatu yang pantas atau tidak pantas,bisa juga untuk menilai
apakah sesuatu tersebut baik atau tidak.Maka dari itu,kebaradaan etika sangat penting
untuk dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Macam-Macam Etika

• Etika Filosofis
a) Etika filosofis merupakan suatu etika yang berasal dari aktivitas berpikir
yang dilakukan oleh manusia atau bisa juga dikatakan bahwa etika
merupakan bagian dari ilmu filsafat. Etika filsafat memiliki sifat-sifat
diantaranya:
1) Empiris, ialah etika yang membahas mengenai sesuatu yang ada
atau konkret. Contohnya, filsafat hukum yang mempelajari
mengenai hukum.
2) Non Empiris, ialah etika dari cabang filsafat yang berusaha
melampaui hal konkrit dengan seolah-olah menjadikan sama
sesuatu yang ada di balik semua gejala konkrit.
• Etika teologis
Etika teologis merupakan etika yang erat kaitannya dengan agama dan berisikan
tentang unsur etika umum dan dapat dimengerti ketika memahami etika secara
umum.Contohnya ialah dalam agama Islam, umat muslim mengenal adanya
tawadhu atau konsep agar menerapkan sifat rendah hati dan menghindari sikap
sombong dalam bermasyarakat.

B. Konsep Moral
Moral adalah tata yang menyangkut budaya, keadilan, hingga sosial.Moral Adalah
prinsip yang memandu perilaku individu dalam masyarakat.Meski moral dapat berubah
seiring waktu,moral tetap menjadi standar perilaku yang digunakan untuk menilai benar
dan salah.Moral adalah standar perilaku yang berlaku yang memungkinkan orang untuk
hidup secara kooperatif dalam kelompok.Moral mengacupada sanksi masyarakat apa yang
benar dan dapat diterima.Orang yang melanggar standar moral adalah orang yang disebut
dengan amoral.

Moral adalah tata yang bisa berbeda dari satu daerah ke daerah lain.Wilayah geografis,
agama,keluarga,dan pengalaman hidup semuanya mempengaruhi moral.Moral adalah
konsep yang bisa berubah seiring perkembangan manusia.

Secara etimologis,kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin,bentuk jamaknya
mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat.Moral adalah rangkaian nilai
tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi.Moral adalah ajaran tentang baik
buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya.

Menurut KBBI,moral adalah baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, dan sebagainya.Moral adalah standar perilaku yang berlaku yang
memungkinkan orang untuk hidup secara kooperatif dalam kelompok.

Macam-macam moralitas

• Moralitas objektif
Moralitas objektif adalah moralitas yang memandang perbuatansebagai suatu
perbuatan yang telah dikerjakan,bebas dari pengaruh-pengaruh pihak pelaku.
• Moralitas subyektif
Moralitas subyektif adalah moralitas yang memandang perbuatansebagai
perbuatan yang dipengaruhi pengertian dan persetujuan si pelaku sebagai
individu,dalam hal ini dipengaruhi latar belakang,kondisi pendidikan dan sifat
pribadi.
• Moralitas intrinsik
Moralitas intrinsik adalah moralitas yang memandang perbuatanmenurut
hakikatnya bebas dari setiap bentuk hukum positif.
• Moralitas ekstrinsik
Moralitas ekstrinsik adalah moralitas yang memandang perbuatansebagai sesuatu
yang diperintahkan atau dilarang oleh seseorangyang berkuasa atau hukum
positif,baik dari manusia atau dari Tuhan.

C. Konsep Nilai

Theodorson Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang abstrak,
yang dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah
laku. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif
sangat kuat dan bahkan bersifat emosional. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai
tujuan kehidupan manusia itu sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan nilai budaya itu sendiri sduah dirmuskan oleh
beberapa ahli seperti :
Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri dari konsepsi–
konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga masyarakat
mengenai hal–hal yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu
masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai
budaya yang dimiliki seseorang mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara–
cara, alat–alat, dan tujuan – tujuan pembuatan yang tersedia.1
Clyde Kluckhohn(1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi umum yang
terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam,
kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal–hal
yang diingini dan tidak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan orang
dengan lingkungan dan sesama manusia.
Sumaatmadja(2000) mengatakan bahwa pada perkembangan, pengembangan,
penerapan budaya dalam kehidupan, berkembang pula nilai – nilai yang melekat di
masyarakat yang mengatur keserasian, keselarasan, serta keseimbangan. Nilai tersebut
dikonsepsikan sebagai nilai budaya.
Selanjutnya, bertitik tolak dari pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa setiap
individu dalam melaksanakan aktifitas sosialnya selalu berdasarkan serta berpedoman
kepada nilai – nilai atau sistem nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat itu sendiri.
Artinya nilai – nilai itu sangat banyak mempengaruhi tindakan dan perilaku manusia,
baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik
buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
Suatu nilai apabila sudah membudaya didalam diri seseorang, maka nilai itu akan
dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk di dalam bertingkahlaku. Hal ini dapat dilihat
dalam kehidupan sehari – hari, misalnya budaya gotong royong, budaya malas, dan lain
– lain. Jadi, secara universal, nilai itu merupakan pendorong bagi seseorang dalam
mencapai tujuan tertentu. Manusia dianugerahi akal maka manusia dapat berfikir.
Kemampuan berfikir manusia juga digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
hidup yang dihadapinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu
bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku
baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik
buruk, benar salah, patut atau tidak patut.

D. Konsep Etiket
Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur
hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan.Etiket berasal dari
kata bahasa Prancis "etiquette"yang artinya suatu undangan yang biasa digunakan raja
bila mengadakan pesta resepsi untuk mengundang tamu dari kalangan tertentu.
Etiket,menurut Kasmir adalah tata cara berhubungan dengan manusia lainnya.

Anda mungkin juga menyukai