Panduan Penggunaan Data GIS
Panduan Penggunaan Data GIS
• Data potensi lahan kering dan semak belukar dari KLHK tahun 2010 telah dioverlay berikut lokasi
52 PLTU Program Cofiring pada link :
https://maps.pln.co.id/arcgis/home/webmap/viewer.html?webmap=c746030b2642487ebb353f
a59ff1bbc1&extent=95.1855,-17.7696,141.1523,5.9657 )
• Data lahan kering dan semak belukar yang ada adalah data KLHK tahun 2010 yang perlu
diverifikasi kembali ke lapangan untuk memastikan bahwa lahan kering masih kosong (belum
berubah menjadi perumahan, kebun atau sawah). Radius diusahakan maksimal 100 km dari
PLTU untuk meminimumkan biaya transportasi
• Lahan kering akan digunakan sebagai lahan untuk menanam pohon energi seperti Gamal dan
Kaliandra untuk keperluan pasokan biomassa selain pasokan yang berasal dari Hutan Tanaman
Energi milik BUMN Perhutani atau pihak swasta. Penggunaan lahan kering sekaligus menjawab
isu bahwa program cofiring tidak merusak ekosistem hutan yang telah ada.
• Metode penanaman di lahan kering nantinya bisa dengan sistem monokultur (1 jenis tanaman
energi saja) atau metode tumpangsari (menggabungkan tanaman semusim/palawija dengan
tanaman energi sebagai pohon pelindung/pencegah erosi)
• Pada saat verifikasi untuk dicatat koordinat dan data pemilik lahan
PLTU Lontar dan Lontar
Extension
Kapasitas : 1.260 MW
Tipe Boiler : PC
Prosentase Cofiring: 6%
Kapasitas Cofiring : 75,6 MW
Kebutuhan Lahan: 15.120 Ha
30 - 55 km
90 - 110 km
Luas : ± 10.596 Ha
Luas : ± 9.011 Ha
Saran untuk pilih lokasi survei mempertimbangkan kondisi tampilan citra satelit, agar tidak terpaku dengan hasil
tutupan lahan saja, karena sudah banyak yang berubah menjadi perumahan atau sawah