Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan angka


mortalitas dan morbiditas yang tinggi di negara maju maupun negara
berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, usia pasien gagal jantung relatif
lebih muda dibanding Eropa dan Amerika disertai dengan tampilan klinis yang
lebih berat. Gagal jantung dapat terjadi pada semua usia tergantung pada
penyebabnya. Gagal jantung didefinisikan sebagai suatu kondisi patologis,
dimana jantung sebagai pompa tidak mampu lagi memompakan darah
secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk metabolisme jaringan
tubuh, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.

World Health Organization mencatat 17,5juta orang di dunia meninggal


akibat gangguan kardiovaskular. Lebih dari 75% penderita kardiovaskular
terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan 80%
kematian kardiovaskuler disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.
Jumlah kejadian penyakit jantung di Amerika Serikat pada tahun 2012 adalah
136 per 100.000 orang, di negara-negara Eropa seperti Italia terdapat 106 per
100.000 orang, Perancis 86 per 100.000. Selanjutnya jumlah kejadian
penyakit jantung di Asia seperti di China ditemukan sebanyak 300 per 100.000
orang, Jepang 82 per100.000 orang, sedangkan di Asia Tenggara
menunjukkan Indonesia termasuk kelompok dengan jumlah kejadian tertinggi
yaitu 371 per 100.000 orang lebih tinggi dibandingkan Timur Leste sebanyak
347 per 100.000 orang dan jauh lebih tinggi dibandingkan Thailand yang
hanya 184 per 100.000 orang.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, saya mermuskan beberapa masalah “Bagaimana


asuhan keperawatan pada pasien CHF?”

Tujuan Makalah

3. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagamana Asuhan Keperawatan pada pasien CHF

4. Tujuan Khusus
• Diketahuinya masalah-masalah keperawatan yang terdapat pada pasien CHF.
• Diketahuinya penyelesaian masalah untuk mengatasi masalah-
masalah keperawatan yang sudah teridentifikasi.

5. Manfaat penulisan
 Agar dapat dijadikan bahan bacaan oleh pembaca.

 Agar dapat menjadi bahan kajian untuk pembelajaran kedepannya.

BAB II TINJAUAN TEORI

1. Definisi

Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) merupakan


kondisi dimana fungsi jantung sebagai pompa untuk mengantarkan darah yang
kaya oksigen ke tubuh tidak cukup untuk memenuhi keperluan-keperluan tubuh
(Andra Saferi,2013).

Gagal jantung kongestive merupakan ketidakmampuan jantung untuk


memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
jaringan terhadap oksigen dan nutrient

Menurut Prince (1994) dalam Andra Saferi (2013), Gagal jantung adalah
keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi
kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.

Kesimpulan yang diambil dari pengertian tersebut adalah bahwa gagal


jantung congestive adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung tidak
mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan metabolisme jaringan,
oksigen dan nutrient.

2. Anatomi Fisiologis
berdasarkan gambar diatas, secara anatomi terdapat beberapa bagian jantung
antara lain:

1. Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari
ventrikel sinistra.
2. Atrium kanan berfungsi untuk menerima darah kotor dari tubuh yang dibawa
oleh pembuluh darah.
3. Atrium kiri berfungsi untuk menerima darah kaya oksigen dari paru-paru melalui
keempat vena pulmonari. Darah kemudian mengalir ke ventrikel kiri.
4. Ventrikel kanan berupa pompa otot, menampung darah dari atrium pulmonari.
5. Ventrikel kiri merupakan bilik paling besar dan paling berotot, menerima darah
kaya oksigen dari paru-paru melalui atrium kiri dan memompanya ke dalam
sistem sirkulasi melalui aorta.
6. Arteri pulmonari merupakan pembuluh darah yang keluar dari dekstra menuju
ke paru-paru, arteri pulmonari membawa darah dari ventrikel dekstra ke
patuparu (pulmo).
7. Katup trikuspidalis, terdapat diantaranya atrium dekstra dengan ventrikel
dekstra yang terdiri dari 3 katup.
8. Katup bikuspidalis, terdapat diantara atrium sinistra dengan ventrikel sinistra
yang terdiri dari 2 katup.
9. Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium dekstra.

Fisiologi kardiovaskuler (Sistem Kardiovaskuler)

Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan


dengan barisnya di atas dan puncaknya di bawah. Jantung berada di dalam
thorak, antara kedua paru-paru dan dibelakang sternum, dan lebih
menghadap kekiri dari pada ke kanan. Ukuran jantung kira-kira sebesar
kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara 220-260 gram. Jantung
terbagi atas sebuah septum atau sekat menjadi dua belah, yaitu kiri dan
kanan.

Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen keseluruh tubuh dan


membersihkan tubuh dari hasil metabolisme(karbondioksida). Jantung
melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan
oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana
darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung
kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dam
memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.

Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan


perikardum,dimana lapisan perikardium di bagi menjadi 2 lapisan yaitu:
1. Perikardium fibrosa (viseral), yaitu bagian kantung yang membatasi pergerakan
jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan
pembuluh darah besar, melekat pada sternum melalui ligamentum
sternoperikardial.
2. Perikardium serosum (parietal), yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa.

Siklus sistem kardiovaskuler (jantung) :

a. Sirklus jantung

Jantung mempunyai empat pompa terpisah, dua pompa primer atrium dan
dua pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai akhir
kontraksi berikutnya dimanakan siklus jantung. Tiap-tiap siklus dimulai oleh
timbulnya potensial aksi secara spontan. Simpul sinoatrial (SA) terletak pada
dinding posterior atrium dekstra dekat muara vena superior. Potensial aksi
berjalan dengan cepat melalui berkas atrioventrikular (AV) ke dalam ventrikel,
karena susunan khusus penghantar atriunberkontraksi mendahului ventrikel.
Atrium bkerja sebagai pompa primer bagi ventrikel dan ventrikel menyediakan
sumber tenaga utam bagi pergerakan darah melelui sistem vaskular.

b. Curah jantung

Menurut syaifuddin (2012) curah jantung merupakan faktor utama dalam


sirkulasi yang mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang
mengandung berbagai nutrisi. Pada keadaan normal jumlah darah yang
dipompakan oleh ventrikel kiri dan ventrikel kanan sama besarnya. Bila tidak
demikian akan terjadi penimbunan darah di tempat tertentu, misalnya bila
jumlah darah yang di pompakan ventrikel dekstra lebih besar dari ventrikel
sinistra. Jumlah darah tidak dapat diteruskan oleh ventrikel kiri ke peredaran
darah sistemik sehingga terjadi penumpukan darah di paru. Besar curah jantung
seseorang tidak selalu sama, tergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah
jantung akan meningkat pada waktu kerja berat, stres, peningkatan suhu
lingkungan, sedangkan curah jantung menurun ketika waktu tidur.

3. Etiologi

Penyebab gagal jantung

1. Meningkatkan preload: regurgitasi oarta, cacat septum ventrikel.


2. Meningkatkan afterload: stenosis aorta, hypertensi sistemik.
3. Menurunkan kontraktilitas ventrikel: IMA, kardiomiopati.
4. Gangguan pengisian ventrikel: stenosis katup antrioventrikuler, pericarditif
konstriktif, tamponade jantung.
5. Gangguan sirkulasi: Aritmia melalui perubahan rangsangan listrik yang melalui
respon mekanis.
6. Infeksi sistemik/ infeksi paru : respon tubuh terhadap infeksi akan memaksa
jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan metabolisme yang meningkat.
7. Emboli paru, yang secara mendadak akan meningkatkan resistensi
terhadap ejaksi ventrikel kanan.

4. Patofisiologi

Gagal jantung sering dipisahkan menjadi dua klasifikasi gagalan kanan atau
gagal jantung kiri. Pada gagal jantung kanan, ventrikel kanan tidak dapat
memompa darah ke dalam arteri pulmonalis, sehingga kurang darah yang
beroksigen oleh paru-paru dan meningkatkan tekanan di atrium kanan dan
sirkulasi vena sistemik. Hipertensi vena sistemik menyebabkan edema pada
ekstremitas. Pada gagal sisi kiri, ventrikel kiri tidak stabil untuk memompa
darah ke sirkulasi sistemik, sehingga terjadi peningkatan tekanan di atrium
kiri dan pembuluh darah paru. Paru-paru menjadi sesak dengan darah,
menyebabkan tekanan paru relevated dan edema paru. Meskipun, setiap
jenis menghasilkan perubahan arteri yang berbeda sistemik/paru, secara
klinis tidak biasa untuk mengamati
kegagalan semata-mata gagal jantung kanan ataugagal jantung kiri. Sejak
kedua sisi jantung tergantung pada fungsi yang memadai dari sisi lain,
kegagalan satu ruang menyebabkan perubahan timbal balik di ruang
berlawanan. Misalnya, dalam peningkatan kegagalan sisi kiri kemacetan
vaskular paru akan menyebabkan tekanan meningkat pada ventrikel kanan,
sehingga benar hipertrofi ventrikel, penurunan efisiensi miokard, dan
akhirnya mengumpulkan darah dalam sirkulasi vena sistemik
(Syaifuddin,2011).
5. Pathway

Sumber : (Saferi, 2013)

6. Menifestasi Klinis

manifestasi gagal jantung sebagai berikut:

a. Gagal jantung kiri

Menyebabkan kongestif, bendungan pada paru dan gangguan pada


mekanisme kotrol pernapasan. Gejala:

• Dispnea
Terjadi kerena penumpukan atau penimbunan cairan dalam alveoli yang
mengganggu pertukaran gas. Dispnea bahkan dapat terjadi saat istirahat atau di
cetuskan oleh gerakan yang minimal atau sedang.

• Orthopnea
Pasien yang mengalami orthopnea tidak akan mau berbaring, tetapi akan
menggunakan bantal agar bisa tegak di tempat tidur atau duduk di kursi,
bahkan saat tidur.

• Batuk
Hal ini di sebabkan oleh gagal ventrikel bisa kering dan tidak produktif, tetapi
yang sering adalah batuk basah yaitu batuk yang menghasilkan sputum berbusa
dalam jumlah banyak, yang kadang disertai dengan bercak darah.
• Mudah Lelah
Terjadi akibat curah jantung yang kurang, menghambat jaringan dari srikulasi
normal dan oksigen serta menurunya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga
terjadi akibat meningkatnya energi yang di gunakan untuk bernafas dan
insomnia yang terjadi akibat distress pernafasan dan batuk.

• Ronkhi
• Gelisah dan Cemas
Terjadi akibat gangguan oksigen jaringan, stress akibat kesakitan berfasan dan
pengetahuan bahkan jantung tidak berfungsi dengan baik.

b. Gagal jantung kiri

Menyebabkan peningkatan vena sistemik. Gejala:

1. Oedem perifer
2. Peningkatan BB
3. Distensi vena jugularis
4. Hepatomegaly
5. Asites
6. Pitting edema
7. Anoreksia 8. Mual

c. Secara luas peningkatan CPO dapat menyebabkan perfusi oksigen


kejaringan rendah, sehingga menimbulkan gejala:

1. Pusing
2. Kelelahan
3. Tidak toleran terhadap aktivitas dan panas 4. Ekstrimitas dingin

d. Perfusi pada ginjal dapat menyebabkan pelepasan renin serta sekresi


aldosterone dan rentensi cairan dan natrium yang menyebabkan peningkatan
volume intravaskuler.

7. Komplikasi

komplikasi pada gagal jantung Yaitu:

1. Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri.


2. Syok kardiogenik: stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat penurunan
curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung
dan otak).
3. Episode trombolitik
Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi dengan
aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah.
4. Efusi perikardial dan tamponade jantung
Masuknya cairan kekantung perikardium, cairan dapat meregangkan
perikardiumsampai ukuran maksimal. CPO menurun dan aliran balik vena
kejantung menuju tomponade jantung.

8. Penatalaksanaan

Menurut kosron (2012), penatalaksanaan pada CHF meliputi:

1. Terapi non farmakologi


2. Terapi farmakologi

• Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat
frekuensi jantung. Efek yang dihasilkan: peningkatan curah jantung, penuruna
tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diurisi dan mengurangi
oedema.
• Terapi deuritic diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalenia.
• Terapi vasodilator: Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi
tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki
pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan
pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.

9. Analisa Data

Data Etiologi Masalah

DS Pasien mengatakan
sesak Pasien mengatakan sesak berat saat
beraktivitas Pasien mengatakan sesak yang
Hipertensi ↓ dirasakan seperti Beban jantung
tertekan benda berat meningkat Penurunan
Pasien mengatakan ↓ CHF ↓ Curah
memiliki riwayat Gagal pompa Jantung
hipertensi DO RR : 28 ventrikel kiri ↓
kali/menit Denyut Penurunan teraba
lemah Bunyi curah jantung
jantung murmur Irama
jantung tidak teratur Distensi
Vena Jugularis
Warna kulit pucat CRT >
3 detik Pasien
mengalami lemah dan
lelah

DS Pasien mengatakan
sesak Pasien mengatakan
sesak berat
saat beraktivitas Pasien mengatakan sesak yang CHF
↓ Edema dirasakan seperti Paru ↓ Ronkhi
tertekan benda basah ↓ Iritasi Gangguan berat DO
RR 28 mukosa paru Pertukaran
kali/menit Irama tidak ↓ Reflek Batuk Gas teratur
Kedalam dangkal ↓ ↓ Gangguan
Suara nafas ronchi Pertukaran Gas
Pasien menggunakan alat bantu
pernafasan oksigen nasal kanul 5 liter.
Warna kulit pucat

DS Pasien mengatakan sesak


Pasien
mengatakan sesak berat
CHF ↓ Renal
saat beraktivitas Pasien flow ↓ ↓ RAA
mengatakan sesak yang
↑↓
dirasakan seperti
Aldosteron ↑ Hipervolemia
tertekan benda
↓ Retensi
berat DO Distensi vena
Na+H2O ↓
jugularis Suara nafas
Hipervolemia
ronchi Ada keluhan
nyeri pada abdomen
saat palpasi

CHF ↓ Gagal
pompa
DS – DO Nadi teraba 86 ventrikel kiri ↓ Perfusi
kali/menit, denyut
Suplai darah ke Perifer Tidak
teraba lemah Warna jar ↓ ↓ Perfusi Efektif
kulit pucat CRT>3 detik
Perifer Tidak Efektid

DS Pasien mengatakan CHF ↓ Gagal


badan nya terasa lemah pompa Pasien
mengatakan ventrikel kiri ↓ sesak
berat saat Suplai darah ke
beraktivitas Pasien jar ↓ ↓
mengatakan tidak bisa Metabolisme
melakukan aktivitas anaerob ↓
secara Asidosis
mandiri DO Pasien metabolik ↓
terlihat lemah Pasien Penimbunan
tidak dapat beraktivitas asam laktat &
seacara mandiri Aktivitas ATP↓ ↓
pasien dibantu keluarga Fatigue ↓ dan
perawat Pasien hanya berbaring
ditempat tidur.

10. Perumusan Diagnosa Keperawatan

• Penurunan Curah Jantung b.d perubahan kontraktilitas


• Gangguan Pertukaran Gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
• Hipervolemia b.d gangguan aliran balik vena
• Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d penurunan aliran arteri dan/atau vena
• Intoleransi Aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen

11. Intervensi Keperawatan


Kaji dan dokumentasikan tekanan
Diagnosa No. Rencana darah, adanya sianosis, status
Keperawatan Keperawatan pernapasan, dan status Pemantauan kondisi
pasienM mentalPosisikan pasien semi-fowler nafas, membantu
Tujuan Intervensi Rasional pengemban
Tupen : setelah atau fowler dengan posisi mengurangi tekanan dari abd
dilakukan tindakan nyamanBerikan oksigenAnjurkan diafragma.Mempertahankan s
keperawatan dalamberaktivitas fisik sesuai >94%Melatih secara bertahap
1×24 jam dx toleransiPenatalaksanaan untuk kemampuan pasien.Terapi die
pemberian diet jantung yang memberikan makanan
penurunan curah
sesuaiPenatalaksanaan untuk secukup memberatkan kerja
jantung dapat
pemberian obat antiaritmia,
jantungun
Penurunan Curah teratasi sebagian inotropik, nitrogliserin, dan
mempertahankan
vasodilator sesuai program
Jantung b.d Tupan : setelah kontraktilitas, preload, dan aft
medisPenatalaksanaan pemberian
pencegahan pembentukan tro
antikoagulan (PPNI, 2018)
1. perubahan dilakukan tindakan kontraktilitas keperawatan dalam 3×24 jam dx penurunan
curah jantung dapat teratasi Dengan kriteria hasil Dispnea menurunRR dalam rentang normalMurmur
menurunDistensi pemberian diuretik, jika perlu (PPNI,
jantung
menurunDistensi
Vena Jugularis
menurunCRT < 3
detik (PPNI, 2018)

Tupen : setelah
dilakukan tindakan
keperawatan dalam
1×24 jam dx
gangguan pertukaran
Pantau dan dokumentasikan
gas dapat teratasi frekuensi, irama, dan denyut
sebagian Tupan : jantungTinggikan bagian kepala
setelah dilakukan tempat tidurAtur posisi pasien ke
tindakan
Gangguan posisi Pemantauan keefektifan terap
keperawatan dalam nafasMembantu pengembang
Pertukaran Gas b.d TrendelenburgPenatalaksanaan mengurangi tekanan dari abd
3×24 jam dx diafragma.Mempertahankan s
2. ketidakseimbangan penentuan dosis >94%untuk mempertahankan
gangguan pertukaran
ventilasi-perfusi oksigenPenatalaksanaan pemberian kontraktilitas, preload, dan
aft gas dapat teratasi obat antiaritmiaPenatalaksanaan kadr oksigen, karbondioksida,
Dengan kriteria hasil untuk pemeriksaan Gas Darah dalam darah
Dispnea menurunRR
Arteri, jika perlu (PPNI, 2018)
dalam rentang
(Wilkinson, 2016)
normalTidak terdapat
bunyi nafas
tambahanIrama
napas teratur (PPNI,
2018)

Tupen : setelah Monitor tanda hipervolemia


dilakukan tindakan (ortopnea, dispnea, JVP meningkat,
keperawatan dalam suara napas tambahan), monitor
1×24 jam dx status hemodinamik (frekuensi Pemantauan hipervolemiaMen
hipervolemia dapat jantung, tekanan darah)Monitor keseimbangan cairan
teratasi sebagian pasienM intake dan outputBatasi asupan keseimbangan
Tupan : setelah
cairan pasienM cairan dan garamEdukasi untuk keseimbangan
dilakukan tindakan
cairan pasienM menganjurkan melapor jika keseimbangan
keperawatan dalam
3×24 jam dx cairan pasienpa haluaran urin <0,5 mL/kg/jam diuretika digunaka
hipervolemia dapat pada edem
Hipervolemia b.d
teratasi Dengan Edukasi pasien dan keluarga dalam gagal jantung
gangguan aliran kriteria hasil Dispnea
3. balik vena membatasi cairanPenatalaksanaan
Vena Jugularis 2018)
menurunTidak terdapat suara nafas tambahanTidak
terdapat nyeri tekan
pada
abdomen (PPNI,
2018)

Tupen : setelah
dilakukan tindakan
keperawatan dalam
1×24 jam dx perfusi
Pantau sirkulasi perfer (mis., nadi
perifer tidak efektif perifer, CRT, warna)Edukasi pasien
dapat teratasi dan keluarga untuk
sebagian Tupan :
Perfusi Perifer Tidak menginformasikan tanda dan gejala setelah dilakukan Identifikasi sirkulasi perifer
pas
Efektif b.d darurat yang harus dilaporkan (mis,
tindakan perburukan sirkulasi
periferMe
4. penurunan aliran hilangnya rasa)Penatalaksanaan keperawatan dalam periferTerap
diet dengan mem
arteri dan/atau untuk pemberian obat penurun
3×24 jam dx perfusi secukupnya
vena tekanan darah, antikoagulan, jika
perifer tidak efektif perluPenatalaksanaan untuk
dapat teratasi

Intoleransi Aktivitas Lakukan latihan rentang gerak pasif Meningkat


b.d 1×24 jam dx intoleransi dan/atau aktifBerikan aktivitas sendiDistra
5. aktivitas dapat teratasi distraksi relekasasi otot yang menenang
sebagian Tupan : setelah menenangkanEdukasi untuk mengendu
ketidakseimbangan
dilakukan tindakan melakukan aktivitas secara dan menen
antara suplai dan
keperawatan dalam 3×24 jam bertahapEdukasi untuk saraf.Mela
kebutuhan oksigen dx intoleransi aktivitas dapat menganjurkan menghubungi bertahap a
teratasi Dengan kriteria hasil perawat jika tanda dan gejala kemampua
Dispnea saat aktivitas dan
kelelahan tidak pasien.Pe
setelah aktivitas berkurangPenatalaksanaan dengan keefektifan
menurunKeluhan lelah ahli gizi tentang cara meningkatkan dengan me
menurunPerasaan lemah asupan makanan dengan diet makanan s
menurunKemudahan dalam jantung yang sesuai (PPNI, 2018) memberat
melakukan aktivitas seharihari
meningkat (PPNI, 2018)
program diet yang memperbaiki
Dengan kriteria hasil
sirkulasi
Nadi dalam rentang
normalWarna kulit
kemerahanCRT < 3
detik (PPNI, 2018)

Tupen : setelah dilakukan tindakan


keperawatan dalam

Anda mungkin juga menyukai