Anda di halaman 1dari 4

Slide 2

Modul 3
Pendekatan Pengelolaan Perubahan Organisasi di Era Globalisasi

SLIDE 3

Kegiatan Belajar 1

Pendekatan Postmodernisme dalam Organisasi

A. DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP ORGANISASI


Perubahan teknologi informasi dan komunikasi yang canggih serta sukar dielakkan bagi
seluruh subsistem dunia menjadi pemicu (trigger) bagi setiap komponen untuk harus
meningkatkan kemampuannya mengelola perubahan.
Menurut Pearce dan Robinson (1997:21- 23), masalah-masalah (isu-isu) strategis
mempunyai dimensi-dimensi, antara lain sebagai berikut.
1. Isu strategis membutuhkan keputusan dari manajemen puncak.
2. Isu strategis membutuhkan sumber daya perusahaan atau organisasi dalam jumlah
yang besar.
3. Isu strategis seringkali mempengaruhi kesejahteraan jangka panjang perusahaan atau
organisasi.
4. Isu strategis biasanya mempunyai konsekuensi multifungsi atau multi bisnis.
5. Isu strategis mengharuskan organisasi ataupun perusahaan mempertimbangkan
lingkungan eksternal.
SLIDE 4
B. SPIRITUALITAS TEMPAT KERJA (WORKPLACE SPIRITUALITY)
Menurut Ashmos dan Duchon dalam Robbins dan Coulter (2002:49) pengertian yang
terkandung dalam spiritualitas tempat kerja (workplace spirituality) adalah aktivitas
pengenalan batiniah individu terhadap, pekerjaannya yang menyegarkan dan
menginspirasi individu tersebut sehingga dapat meningkatkan sense of responsibility,
sense of belonging terhadap pekerjaan dan mengenali makna terdalam dari pekerjaannya
yang penuh nilai dan bermanfaat bagi masyarakat.
SLIDE 5
C. FILOSOPI POSTMODERNISME DALAM STRATEGI DAN PERUBAHAN
ORGANISASI
Dikemukakan oleh Darwin dkk (2002:150) bahwa pendekatan postmoderen merombak
dan mempertanyakan kembali apakah upaya-upaya yang telah dilakukan organisasi
dengan cara pendekatan modern sudah tepat atau belum, sehingga organisasi perlu
melakukan upaya dekonstruksi pemikiran dan upaya-upaya yang selama ini telah
dilakukan menurut pandangan modern.
Untuk itu, upaya-upaya organisasi menurut postmodernis yang berkaitan dengan strategi
organisasi adalah sebagai berikut:
(1) melalui dekonstruksi;
(2) melalui silsilah,
(3) mengkaji efek kebenaran.

SILIDE 6
D. MEMBANGUN KEMAMPUAN UNTUK BERUBAH
Cara-cara Manajer dan organisasi membangun kemampuan (Nilakant dan Ramarayan,
2007: 251-252), antara lain:
1. Kemampuan dibangun oleh individu-individu dan organisasi-organisasi.
2. individu-individu dan organisasi-organisasi membangun kemampuan saat mereka
melaksanakan proyek
3. membangun kemampuan mengharuskan untuk menyimak secara terus menerus untuk
tindakan dan refleksi
4. pimpinan dan organisasi dapat membantu individu-individu dan kelompok-kelompok
membangun kemampuan dengan menghasilkan suatu konteks wacana yang
membantu tindakan dan refleksi.

SILIDE 7

E. TAHAPAN KEMATANGAN INOVASI


Ada 6 tahap suatu organisasi menuju tahap kematangan inovasi (Shapiro, 2002:221):
Ikatan fungsional (Functionally bound):
1. Ikatan fungsional (Functionally bound).
2. Sensitif-Proses (Process-sensitive)..
3. Mengarahkan-Proses (Process-driven)..
4. Mendominasi-Proses (Process-dominated).
5. Berbasis kemampuan (Capability-based).
6. Berbasis aliansi (Alliance-based).

F. PENERAPAN SEVEN Rs DALAM RANGKA INOVASI


Salah satu cara yang dilakukan untuk mempersiapkan upaya inovasi adalah dengan
menerapkan Seven Rs. Berikut ini dijelaskan tentang Seven Rs dalam rangka melakukan
inovasi (Shapiro, 2002:273-277):
1. Berpikir kembali (Rethink)
2. Mengonfigurasi kembali (Reconfigure
3. Mengurutkan kembali (Resequence
4. Memosisikan kembali (Relocation)

Silide 8

Kegiatan Belajar 2

Model-Model Pengelolaan Perubahan Organisasi di Era Globalisasi

A. Manajemen Perubahan

Model-model pengelolaan perubahan bagi organisasi antara lain: reengineering, total


quality management, kaizen, balanced scored card, dan benchmarking.

1. Manajemen Kualitas

Manajemen kualitas adalah suatu filsafat manajemen yang didorong oleh kebutuhan
dan harapan para pelanggan serta menitikberatkan pada perbaikan yang berkelanjutan
dalam proses pekerjaan.

2. Reengineering

Reengineering adalah perubahan radikal bagi suatu organisasi secara mendasar, atas
usulan pihak manajemen atas dengan terobosan inovasi baik teknik proses produksi
ataupun bidang lainnya, yang dapat menghasilkan output tertentu atau struktur baru
organisasi yang bersangkutan.
Silide 9

3. Kaizen

Kaizen adalah penyempurnaan yang berkesinambungan yang melibatkan setiap orang


baik manajer maupun karyawan organisasi atau perusahaan tersebut.

4. Studi Banding/Patok Duga (Benchmarking)

Benchmarking merupakan studi banding yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk
memperoleh pengetahuan tentang praktik-praktik kerja terbaik agar nantinya hasil
dari pembelajaran tersebut dapat dipraktikkan untuk mencapai kinerja dan hasil
produksi yang pada nilai tertinggi sesuai harapan dan tujuan organisasi.

5. Balanced Scored Card

Balanced scored card merupakan metode pengukuran kinerja yang komprehensif dan
integralistik sebagai laporan manajemen yang siap pakai dan siap dianalisis secara
cepat. Empat perspektif balanced score card meliputi:

● perspektif keuangan;
● perspektif pelanggan;
● perspektif bisnis internal organisasi;
● perspektif belajar dan pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai