PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang
hidup dalam satu rumah tangga karena adanya ikatan
perkawinan dan ikatan darah. Orang tua merupakan
bagian dari keluarga. Peran orang tua dan keluarga
sangat berpengaruh untuk perkembangan anak-anak.
Karena anak-anak akan banyak menghabiskan
waktunya di dalam lingkungan keluarga. Begitupun
anak berkebutuhan khusus, ia sangat memerlukan
dukungan terutama dari orang tua dan keluarganya.
Keluarga adalah lingkungan pendidikan informal
yang harus fungsional bagi seorang anak. Peran
keluarga sangat menentukan keberhasilan
perkembangan anak. Keberhasilan itu akan diperoleh
dengan baik jika keluarga memahami tugas dan
kewajibannya. Ketidak pahaman akan peran sebagai
anggota keluarga terhadap pendidikan anaknya dapat
menimbulkan hambatan terhadap perkembangan
anak. Maka dari itu pengadaan program Intervensi
Dini Berbasis Keluarga memiliki fungsi sebagai
penyediaan dukungan dan yang ditujukan kepada
keluarga.
2
Keluarga adalah orang yang paling dekat
dengan anak, begitu juga dengan anak berkebutuhan
khusus. Orang tua, saudara, dan keluarga lain adalah
orang pertama yang berkomunikasi dengan anak, dan
diharapkan akan memberikan kontribusi dan
perubahan positif kepada anak yang memerlukan
kebutuhan khusus. Anak usia belum sekolah dirumah
24 jam, dan tumbuh kembang anak sangat tergantung
oleh faktor keluarga. Untuk anak berkebutuhan
khusus, penerimaan, perawatan, dan pelayanan yang
baik dari orang tua dan keluarga akan memberikan
efek baik juga.
Intervensi dini berbasis keluarga merupakan
sebuah perlakuan atau tindakan tertentu yang
dilakukan oleh orang tua atau anggota keluarga
lainnya untuk meningkatkan perkembangan anak
yang diduga mengalami hambatan dalam
perkembangannya. Program intervensi ini berfungsi
untuk mengidentifikasi dan memberikan perlakuan
yang diberikan keluarga terhadap anaknya untuk
meminimalisir dampak negatif yang terjadi dimasa
yang akan datang. Intervensi dini berbasis keluarga
3
ini penting di laksanakan oleh orang tua yang
memiliki anak berkebutuhan khusus karena dapat
memberikan pengetahuan kepada keluarga tentang
bagaimana seharusnya orang tua berperan dalam
proses perkembangan anak. Serta orang tua dapat
meminimalkan dampak keterlambatan atau hambatan
untuk mengembangkan potensi-potensi anaknya.
B. Rumusan Masalah
4
1. Untuk mengetahui hasil asesmen
perkembangan anak dan keluarga yang
menjadi sasaran IDBK.
2. Untuk mengetahui penyusunan program
IDBK yang telah dilakukan.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan program
intervensi dini berbasis keluarga.
D. Manfaat
5
BAB II
KAJIAN TEORI
6
Pendidikan di taman Pendidikan anak, Pendidikan
prasekolah, taman kanak-kanak dan sekolah dasar.
7
anak diperlakukan seperti biasa. Perlakuan yang berbeda
antara ditempat terapis dengan dirumah tersebutlah yang
mengakibatkan perkembangan anak tidak optimal.
8
lingkungan tempat anak berada seperti komunitas
disabilitas, atau dari pemerintah.
9
sebelumnya. Perkembangan fisik merupakan
dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya.
Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik
menyangkut ukuran berat dan tinggi, maupun
kekuatannya memungkinkan anak untuk dapat
lebih mengembangkan keterampilan fisiknya, dan
mengeksplorasi lingkungannya dengan tanpa
bantuan dari orang tuanya. Perkembangan sistem
syaraf pusat memberikan kesiapan kepada anak
untuk lebih dapat meningkatkan pemahaman dan
penguasaan terhadap tubuhnya.
10
terhadap kegiatan-kegiatan motorik lebih
seksama dan efisien.
a. Motorik Kasar
a) Berdiri satu kaki bergantian selama
50 detik
b) Berjalan mundur dengan jinjit/tumit
sebanyak enam langkah
c) Melompat-lompat dengan kaki
bergantian
d) Melompat tali sebanyak tiga hingga
10 lompatan berturut-turut
e) Melompat mundur dua hingga lima
lompatan berturut-turut
f) Lari ke depan sambil menendang bola
yang menggelinding
11
g) Berjalan di atas papan titian dengan
jinjit /tumit Berjalan mundur di atau
papan titian dengan jinjit/ tumit
b. Motorik Halus
a) Menangkap bola yang dipantulkan
dan dilemparkan dengan kedua
tangan
b) Menangkap bola yang dilemparkan
dengan satu tangan
c) Melempar bola dengan sikap yang
benar
d) Melipat kertas diagonal dan
merapikan lipatannya
e) Menggunakan pensil dan penghapus
f) Mewarnai tanpa keluar garis
g) Memegang pensil dengan benar
h) Menggunting sesuai pola
12
disediakan halaman yang cukup luas dan
perlengkapan permainan, yang memberikan
peluang kepada mereka untuk dapat bergerak,
dan bermain secara leluasa.
2. Perkembangan kognitif
13
dikatakan sebagai semiotic function, yaitu
kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol
(bahasa, gambar, tanda/ isyarat, benda yang
nyata, atau peristiwa.
14
1) Egosentrisme, yang maksudnya bukan
selfishness (egois), atau arogan (sombong),
namun merujuk kepada (1) diferensiasi diri,
lingkungan orang lain yang tidak sempurna,
dan (2) kecenderungan untuk memersepsi,
memahami, dan menafsirkan sesuatu
berdasarkan sudut pandang sendiri. Salah satu
implikasinya, anak tidak dapat memahami
persepsi konseptual orang lain. Seperti anak
sedang memegang sebuah buku secara tegak
dan menunjuk dalam satu gambar yang ada di
dalamnya sambil bertanya kepada ibunya
”gambar apa ini?” dia tidak menyadari bahwa
ibunya tidak dapat melihat gambar tersebut
dari arah belakang buku tersebut.
2) Kaku dalam berpikir (rigidity of thought).
Salah satu karakteritik berpikir praoperasional
adalah kaku (frozen). Salah satu contohnya,
berpikir itu bersifat centration (memusat),
yaitu kecenderungan berpikir atas dasar satu
dimensi, baik mengenai objek maupun
peristiwa, dan tidak menolak dimensi-dimensi
15
lainnya. Contohnya, Piaget memperlihatkan
dua gelas yang berisi cairan yang sama
banyaknya dituangkan ke dalam gelas yang
sama ukurannya, kemudian ditanyakan pada
anak dan mereka menjawab tingginya sama,
kemudian air itu dituangkan ke dalam gelas
yang besar dan kecil, ditanyakan kepada anak,
maka mereka akan menjawab lebih tinggi
yang gelas kecil. Itu contoh dari kemampuan
anak yang terpusat hanya pada satu dimensi
persepsi, yaitu tinggi.
3) Semilogical reasoning. Anak-anak mencoba
menjelaskan peristiwaperistiwa alam yang
misterius, yang dialaminya dalam kehidupan
seharihari. Salah satu pemecahannya dalam
menjelaskannya itu dianalogikan dengan
tingkah laku manusia. Matahari dan bulan
dipandang seperti manusia, mereka hidup dan
suka lelah.
16
3. Perkembangan Sosial-Emosi
17
penurut yang diliputi rasa harga diri kurang
dengan sikap pemalu.
18
berada dalam kamar yang gelap, dan takut
hantu.
3) Marah, merupakan perasaan tidak senang,
atau benci baik terhadap orang lain, diri
sendiri, atau objek tertentu, yang diwujudkan
dalam bentuk verbal (kata-kata
kasar/makian/sumpah serapah), atau
nonverbal (seperti mencubit, memukul,
menendang, menampar, dan merusak).
Perasaan amarah ini merupakan reaksi
terhadap situasi frustrasi yang dialaminya,
yaitu perasaan kecewa atau perasaan tidak
senang karena adanya hambatan terhadap
pemenuhan keinginannya. Pada masa ini rasa
marah sering terjadi karena: (1) banyak
stimulus yang menimbulkan rasa marah, dan
(2) banyak anak yang menemukan bahwa
marah merupakan cara baik untuk
mendapatkan perhatian atau memuaskan
keinginannya. Berbagai stimulus yang
menimbulkan perasaan marah, di antaranya:
rintangan atas kebutuhan jasmaniah,
19
gangguan terhadap gerakan-gerakan anak
yang ingin dilakukannya, rintangan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung, rintangan
terhadap keinginannya, atau kejengkelan yang
menumpuk. Sumber perasaan marah bisa
berasal dari diri sendiri (seperti
ketidakmampuan dan kelemahan/kecacatan
diri), atau orang lain (orang tua, saudara,
guru, dan teman sebaya).
4) Cemburu, yaitu perasaan tidak senang
terhadap orang lain yang dipandang telah
merebut kasih sayang dari seseorang yang
telah mencurahkan kasih sayang kepadanya.
Sumber yang menimbulkan cemburu selalu
bersifat situasi sosial, hubungan dengan orang
lain. Seperti kakak cemburu kepada adiknya,
karena dia telah merebut kasih sayang orang
tuanya. Perasaan cemburu ini diikuti dengan
ketegangan, yang biasanya dapat diredakan
dengan reaksi-reaksi: (a) agresif atau
permusuhan terhadap saingan; (b) regresif,
yaitu perilaku kekanakkanakan, seperti
20
mengompol, atau mengisap jempol; (c) sikap
tidak peduli; dan (d) menjauhkan diri dari
saingan.
5) Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu
perasaan yang positif, nyaman, karena
terpenuhi keinginannya. Kondisi yang
melahirkan perasaan gembira pada anak, di
antaranya terpenuhinya kebutuhan jasmaniah
(makan dan minum), keadaan jasmaniah yang
sehat, diperolehnya kasih sayang, ada
kesempatan untuk bergerak (bermain secara
leluasa), dan memiliki mainan yang
disenanginya.
6) Kasih sayang, yaitu perasaan senang untuk
memberikan perhatian, atau perlindungan
terhadap orang lain, hewan atau benda.
Perasaan ini berkembang berdasarkan
pengalamannya yang menyenangkan dalam
berhubungan dengan orang lain (orang tua,
saudara, dan teman), hewan (seperti kucing
dan burung), atau benda (seperti mainan).
Kasih sayang anak kepada orang tua atau
21
saudaranya, amat dipengaruhi oleh iklim
emosional dalam keluarganya. Apabila orang
tua dan saudara-saudaranya menaruh kasih
sayang kepada anak, maka dia pun akan
menaruh kasih sayang kepada mereka.
7) Phobi, yaitu perasaan takut terhadap objek
yang tidak patut ditakutinya (takut yang
abnormal) seperti takut ulat, takut kecoa, dan
takut air. Perasaan ini muncul akibat
perlakuan orang tua yang suka menakut-
nakuti anak. menghukum, atau menghentikan
perilaku anak yang tidak disenangi.
8) Ingin tahu (curiosity), yaitu perasaan ingin
mengenal, mengetahui segala sesuatu atau
objek-objek, baik yang bersifat fisik maupun
nonfisik. Perasaan ini ditandai dengan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak.
Seperti anak bertanya tentang dari mana asal
dia, siapa Tuhan, di mana Tuhan berada.
Masa bertanya (masa haus nama) ini dimulai
pada usia 3 tahun dan mencapai
puncaknya pada usia sekitar 6 tahun.
22
Pada usia prasekolah (terutama mulai usia 4
tahun), perkembangan sosial anak sudah tampak
jelas, karena mereka sudah mulai aktif
berhubungan dengan teman sebaya. Tanda-tanda
perkembangan sosial pada tahap ini adalah
sebagai berikut.
23
komunikasi antaranggota keluarga, dan konsisten
dalam melaksanakan aturan, maka anak akan
memiliki kemampuan, atau penyesuaian sosial
dalam berhubungan dengan orang lain.
4. Perkembangan Bahasa
24
kalimat yang lebih singkat dan padat, serta
dapat menerapkan berbagai aturan tata
Bahasa secara cepat.
C. Pengertian Tunarungu
25
keberhasilan memproses informasi bahasa melalui
pendengarannya dengan atau tanpa menggunakan alat
bantu dengar (hearing aids). Sedangkan orang yang
kurang dengar adalah seseorang yang biasanya
menggunakan alat bantu dengar dengan sisa
pendengarannya yang cukup memungkinkan untuk
keberhasilan memproses informasi bahasa. Oleh karena
itu, jika orang yang kurang dengar menggunakan alat
bantu dengar, ia masih dapat menangkap pembicaraan
melalui pendengarannya.
26
pembicaran melalui pendengarannya, tanpa atau dengan
mengguankan alat bantu dengar.
D. Klasifikasi Tunarungu
Tunarungu dapat diklasifikasikan berdasarkan
empat hal, yaitu tingkat kehilangan pendengaran
pendengaran, saat terjadinya gangguan / kehilangan,
letak gangguan pendengaran secara anatomis, serta
etiologi.
1. Berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran
a. Gangguan pendengaran ringan (27-40 dB)
b. Ganguan pendengaran sedang (41-55 dB)
c. Ganguan pendengaran agak berat (56-70 dB)
d. Gangguan penderan berat (71-90 dB)
e. Gangguan pendengaran berat sekali ( lebih
dari 91 dB)
2. Berdasarkan saat terjadinya
a. Ketulian prabahasa, (prelingual deafness)
yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi
sebelum kemampuan bicara dan bahasa
berkembang.
27
b. Ketulian pasca bahasa (post lingual deafness)
yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi
setelah perkembangan kemampuan bicara
dan bahasa secara spontan.
3. Berdasarkan letak gangguan pendengaran secara
anatomis
a. Ganguan pendengaran tipe konduktif, yaitu
kehilangan pendengaran yang disebabkan
oleh terjadinya kerusakan pada telinga
bagian luar dan tengah. Bagian telingan
tersebut berfungsi sebagai alat konduksi atau
penghantar getaran suara menuju telinga
bagian dalam.
b. Gangguan pendengaran tipe sensorineural,
disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada
telinga dalam serta syaraf pendengaran
(nervus chochlearis).
c. Gangguan pendengaran tipe campuran yang
merupakan gabungan tipe konduktif dan
sensorineural, artinya kerusakan terjadi pada
telinga luar/tengah dengan telinga dalam/
syaraf pendengaran.
28
4. Berdasarkan etiologi
a. Gangguan pendengaran endogen, yaitu
gungguan yang disebabkan oleh factor
genetic.
b. Gangguan pendengaran eksogen, yaitu
gangguan yang disebabkan oleh factor non
genetic.
E. Pengaruh Pendengaran Pada Perkembangan
Bahasa
29
melainkan harus melalui penglihatannya dan
memanfaatkan sisa pendengarannya. Oleh sebab itu,
komunikasi anak tunarungu mempergunakan segala
aspek yang ada pada dirinya. Berikut ada beberapa
media komunikasi yang dapat digunakan untuk
berkomuikasi dengan anak tunarungu :
30
demikian perkembangan intelegensi anak tunarungu
secara fungsional terhambat. Perkembagan kognitif
anak tunarungu sangat dipengaruhi oleh
perkembangan bahasa, sehingga hambatan pada
bahasa akan menghambat perkembangan intelegensi
anak tunarungu.
31
emosinya. Tekanan pada emosinya tersebut akan
dapat menghambat perkembangan pribadinya dengan
menampilkan sikap menutup dir, bersikap agresif,
atau sebaliknya Nampak kebimbangan dan keragu-
raguan. Emosi anak tunarungu selalu bergolak disatu
sisi karena kekuranagn bahasa yang ia kuasai dan
disisi lain karena adanya pengaruh dari luar yang
diterimanya. Anak tunarungu juka di tegur oleh
orang yang tidak dikenalinya ia akan terlihat resah
dan gelisah.
32
bahasa dan kecenderungan menyendiri serta
memiliki sifatv egosentris. Untuk kepentingan anak
tunarungu sebaiknaya di perlukan peran serta dari
orang tua, guru, dan orang-orang dilingkungan
sekitarnya untuk berusaha mempelajari dan
memahami keadaan mereka karena haltersebut dapat
menghambat perkembangan kepribadian negatif bagi
anak tunarungu.
33
Perkembangan kepribadian seorang anak
dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan. Keluarga memiliki peran yang penting
dalam membentuk kepribadian anak karena keluarga
merupakan pendidikan pertama dalam kehidupan.
Menurut Soelaeman dalam buku Pola Asuh
Orangtua, arti keluarga pada pengertian psikologis
adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam
tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota
merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi
saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan
saling menyerahkan diri. Sedangkan dalam
pengertian pedagogis, keluarga adalah satu
persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang
antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan
dengan pernikahan, yang bermaksud untuk saling
menyempurnakan diri. Dalam usaha saling
melengkapi dan saling menyempurnakan diri itu
terkandung perealisasian peran dan fungsi sebagai
orang tua. Sebabnya, setiap keluarga pasti memiliki
karakteristik yang berbeda, yang berpengaruh pada
pola asuh yang berbeda juga.
34
Pola asuh sendiri terdiri dari dua kata yaitu
pola dan asuh. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia “pola adalah model, sistem, atau cara
kerja”, Asuh adalah “menjaga, merawat, mendidik,
membimbing, membantu, melatih, dan sebagainya”
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
35
dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas
nama diri sendiri dibatasi; (2) Pola Asuh Demokratis.
Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya
pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak,
anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung
pada orang tua; (3) Pola Asuh Permisif. Pola asuh ini
ditandai dengan cara orang tua mendidik anak yang
cenderung bebas, anak dianggap sebagai orang
dewasa atau muda, ia diberi kelonggaran seluas-
luasnya untuk melakukan apa saja yang dikehendaki.
36
orang tua menuruti segala kemauan anak; (3) Pola
Asuh demokratis. Kedudukan antara anak dan orang
tua sejajar. Suatu keputusan diambil bersama dengan
mempertimbangkan kedua belah pihak. Anak diberi
kebebasan yang bertanggung jawab, artinya apa yang
dilakukan oleh anak tetap harus di bawah
pengawasan orang tua dan dapat
dipertanggungjawabkan secara moral; (4) Pola Asuh
Situasional. Orang tua yang menerapkan pola asuh
ini, tidak berdasarkan pada pola asuh tertentu, tetapi
semua tipe tersebut diterapkan secara luwes
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
berlangsung saat itu.
37
Orang tua atau pendidik yang menerima anak
apa adanya dapat dikatakan melakukan upaya untuk
membantu anak memiliki karakter positif dengan
menyadarkan upayanya berdasarkan kata hati yang
berperilaku sekaligus secara bersama-sama antara
dirinya dengan anak menampilkan karakter positif.
Dapat disimpulkan bahwa pola asuh anak secara
konsisten menjadi faktor utama dalam membangun
karakter anak.
38
BAB III
PEMBAHASAN
Persiapan Pelaksanaan
Evaluasi
1. Mencari 1. Melakukan
kunjungan
1. Menganalisi
subjek s data hasil
dan
(ABK) yang pendekatan program
akan pada target 2. Melakukan
diintervensi intervensi evaluasi
2. Melakukan 2. Melakukan program
perizinan asesmen pada 3. Menyusun
3. Menyusun anak dan
keluarga
laporan
instrumen hasil
3. Menganalisis
asesmen data hasil pelaksanaan
anak dan asesmen IDBK
keluarga 4. Menyusun
program
IDBK
5. Melaksanaka
n program
IDBK
39
B. Hasil Asesmen Perkembangan
1. Analisis Hasil Asesmen Anak
a. Identitas Siswa
Pekerjaan : Wiraswasta
40
asesmen berjalan, anak ingin selalu ditemani
oleh kakaknya, karena jika tidak ditemani
oleh kakaknya anak merasa malu.
Pada saat asesmen berlangsung, anak
harus didampingi oleh kakak serta ibunya,
karena kondisi anak yang mengalami
hambatan pendengaran hanya dapat
berkomunikasi dengan Bahasa isyarat yang
diberikan di rumah.
Anak sudah bersekolah di SLBN Cicendo
sejak usianya masih 4 tahun, sehingga
kemampuan sosialnya cukup baik dan anak
sudah mengenal Bahasa isyarat SIBI. Selama
proses asesmen Bahasa yang digunakan tentu
saja Bahasa isyarat yang digunakan di
lingkungannya, sehingga asesor
membutuhkan bantuan ibunya untuk
berkomunikasi pada anak.
b) Aspek yang telah dikuasai
1) Kognitif Dasar
a. Anak sudah mampu mengklasifikasikan
benda menurut bentuk, ukuran dan warna.
41
b. Anak sudah mampu mengurutkan benda
berdasarkan ukuran yang paling besar ke
paling kecil dan sebaliknya.
c. Anak sudah memiliki kemampuan yang
menunjukkan pada adanya suatu konsep
bahwa jumlah atau nilai suatu objek akan
sama sekalipun memiliki karakteristik
yang berbeda
d. Anak sudah memahami bahwa jumlah
objek dapat diubah kemudian kembali ke
awal.
2) Persepsi
3) Sosial Emosi
a. Anak sudah mampu meniru, bekerja
sama, bersimpati, berbagi, dan bersaing
dengan baik.
b. Anak sudah mampu menunjukkan rasa
marah, cemburu, gembira, ingin tahu,
kasih sayang, sedih, takut, dan iri hati.
42
4) Bahasa
Anak sudah mampu mengungkapkan sesuatu
dengan Bahasa isyarat.
5) Motorik
a. Anak sudah mampu menulis,
menggambar, mewarnai, menggunting
dan melipat dengan baik.
b. Anak sudah mampu berjalan, berlari,
menjaga keseimbangan sesuai dengan
yang semestinya.
c) Aspek yang belum dikuasai
i. Belum mampu memahami bahwa
kuantitas, panjang, atau jumlah benda-
benda tidak berhubungan dengan
pengaturan atau tampilan dari objek atau
benda-benda tersebut
ii. Belum bisa berkomunikasi verbal dengan
baik.
iii. Belum mengetahui berbagai jenis rasa
dan bau
iv. Belum bisa mengontrol rasa cemburu.
d) Kebutuhan belajar anak
43
i. Latihan pemahaman konservasi
ii. Latihan berkomunikasi menggunakan
Bahasa verbal
iii. Latihan mengenali berbagai jenis rasa
dan bau
iv. Latihan kemandirian dan berbagi kasih
saying.
2. Analisis Hasil Asesmen Keluarga
44
Dengar secara gratis. Orang tuanya rela
mengantri seharian demi mendapatkan ABD
untuk anaknya.
45
Orang tua selalu mengajari anak untuk
bersikap sopan dan santun terhadap orang lain.
Mereka selalu megajari anak untuk selalu bilang
terimakasih jika dikasih sesuatu oleh orang lain.
Selain itu mereka juga mengajari N. H. A untuk
selalu bilang pinjam ataupun minta ketika
menginginkan sesuatu milik orang. Anak juga
diajari jika ia ingin meminta tolong kepada orang
lain agar selalu berkata tolong. Orang tua sudah
mengajari N. H. A untuk ikut sholat lima waktu.
Agar N. H. A kedepannya dapat disiplin dalam
beribadah.
46
mengumpulkan uang terlebih dahulu. Ketika
orang tua memberikan pengarahan tersebut anak
akan sedikit tenang, namun jika ia teringat lagi ia
pasti akan meminta kembali barang tersebut.
Selain permintaan mengenai permintaan-
permintaan anak orang tua juga mengatakan
bahwa rasa kecemburuan N. H. A kepada
kakaknya masih sangat susah dihilangkan. N. H.
A selalu ingin di perhatikan lebih di bandingkan
kakaknya. Contoh kecilnya pada saat ibu tidur
bersama N. H. A dan kakaknya ibu tidak sengaja
memegang atau memeluk kakaknya jika N H. A
terbangun dan tau hal tersebut makan N. H. A
akan memukul kakaknya. Menurut ibunya rasa
cemburu N. H. A terhadap kakaknya sangat
berlebihan ibunya merasa kasihan terhadap
kakaknya. Padahal kakaknya selalu bersikap baik
terhadap N. H. A cuman terkadang kakaknya
suka menakut-nakuti N. H. A bahwa disini ada
hantu.
47
Orangtua sangat mengharapkan rasa
kecemburuan N. H. A terhadap kakaknya dapat
dihilangkan atau diminimalisir. Selain itu,
orangtua selalu membimbing N. H. A agar dapat
berkata atau berkata menggunakan oral bukan
selalu menggunakan bahasa isyarat dengan
harapan agar suatu saat nanti N. H. A dapat
berbicara dengan baik menggunakan oralnya.
N Progr Pelaksan
Aktivitas Target PJ
o am aan
1 Persia Membuat 18 Maret Surat izin Ilmi
pan surat 2019 observasi
observasi
di kantor
departeme
n
Mencari 23 Maret Anak Lia
anak 2019 berkebutuh
berkebutuh an khusus
an khusus usia 6
usia 6 Tahun
Tahun
tahun
Membuat 24 Maret Instrumen Noo
instrumen 2019 asesmen r
asesmen perkemban
perkemban gan anak
gan anak
Membuat 24 Maret Pedoman Aisy
48
instrumen 2019 wawancara atir
pedoman orang tua
wawancara
orang tua
2 Pelaks Melaksana 6 April Hasil Ilmi
anaan kan 2019 asesmen
asesmen
Membuat 7 April Program Lia
Program 2019
Intervensi
Berbasis
Keluarga
Melaksana 8 Mei Program Noo
kan 2019 terlaksana r
program
3 Pelapo Membuat 13 Mei Laporan Aisy
ran laporan 2019 atir
49
C. Program Intervensi Dini Berbasis Keluarga
e. Pertemuan 5
Hari : Jumat, 10 Mei 2019
Tempat : Rumah siswa, Jl. Gagak
No. 105 RT 01 RW 19
Pada pertemuan kelima, kami
melanjutkan program intervensi dini
kepada anak. Program kali ini
menggunakan media yang berbeda
dengan pertemuan sebelumnya. Media
yang digunakan adalah media powert
point yang setiap slidenya menampilkan
huruf-huruf yang menyusun nama anak.
Namun, pada pertemuan kali ini
pelaksanaan program intervensi pada
anak mengalami hambatan karena kondisi
anak yang sedang sakit demam.
Pelaksanaan program kepada anak hanya
dilaksanakan secara singkat mengingat
kondisi anak yang sedang sakit.
Pada pertemuan kelima, kami
melakukan evaluasi dan sharing
bagaimana proses dari intervensi terhadap
keluarga. Dalam hal ini adalah pola asuh
orangtua terhadap sang anak yang telah
dipaparkan pada pertemuan sebelumnya.
f. Pertemuan 6
Hari : Senin, 13 Mei 2019
Tempat : Rumah siswa, Jl. Gagak
No. 105 RT 01 RW 19
Pada pertemuan keenam, kami melakukan
sharing dengan orangtua perihal program
yang telah dilakukan sebelumnya.
Berdasarkan penjelasan dari orangtua,
program yang kami berikan telah
dilakukan di rumah dan sudah ada
perubahan positif yang terjadi pada anak.
Kami juga meminta anak untuk
mengucapkan namanya dengan Bahasa
verbal, hasilnya anak dapat menyebutkan
namanya walau hanya nama depan dan
nama tengahnya saja.
E. Hasil Pelaksanaan Program Intervensi Dini
Berbasis Keluarga
1. Hasil Pelaksanaan Intervensi Anak
a. Pelaksanaan Program I
Hari : Rabu, 8 Mei 2019
Kegiatan : Melatih anak agar dapat
mengucapkan nama
lengkap dengan
menggunakan media
origami
Hasil : Pada hari pertama
pelaksanaan program, kami menggunakan
media berupa kertas warna yang
bertuliskan nama anak “Nafiz Hammam
As-Sakha”. Kondisi anak saat itu sedang
berpuasa, ia tidak bersemangat seperi
pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Karena keadaan anak yang sedang
berpuasa berdampak pada konsentrasi
anak. Anak tidak focus dan terlihat
kurang tertarik dengan media yang kami
buat. Namun, ketika anak diberi intruksi
oleh ibunya agar belajar dengan serius,
anak dapat mengikutinya dan mecoba
menyebutkan namanya dengan ucapan
verbal berulang-ulang. Hasil dari
pelaksanaan program pertama anak dapat
mengikuti program dengan cukup baik.
b. Pelaksanaan Program II
Hari : Jumat, 10 Mei 2019
Kegiatan : Melatih anak agar dapat
mengucapkan nama
lengkap dengan
menggunakan media
powerpoint
Hasil : Pada pelaksanaan kedua,
kami melaksanakan program dengan
menggunakan media power point. Kami
menggunakan media power point karena
pada pertemuan sebelumnya anak seperti
tidak tertarik dengan media origami. Saat
pertemuan kedua ini kondisi anak sedang
sakit demam. Anak terlihat lemas, lebih
manja dan tidak ingin belajar dengan
kami. Namun, saat kami mengeluarkan
laptop dan memperkenalkan media
kepada anak, ia tertarik namun terlihat
lemas karena kondisinya yang sedang
sakit. Walaupun demikian, proses
pelaksanaan program dapat berjalan
karena anak senang dengan media yang
kita berikan. Hasil dari pelaksanaan
program kedua ini adalah anak dapat
mengucapkan nama depan “Nafiz” dan
nama tengah “Hammam” namun anak
belum bisa menghafalnya. Anak hanya
bisa menyebutkan namanya ketika
diberikan stimulus berupa tampilan power
point.
c. Pelaksanaan Program III
Hari : Senin, 13 Mei 2019
Kegiatan : Evaluasi program
Hasil : Pada pelaksanaan
program yang ketiga, kami hanya
memberi stimulus berupa pertanyaan
kepada anak. Karena menurut penjelasan
dari sang ibu, setiap hari anak akan
meminta untuk belajar menyebutkan
nama kepada ibunya. Setiap hari ibunya
memberikan pelatihan pengucapan nama
dengan verbal pada anak. Oleh karena itu,
pada pertemuan ini kami hanya
mengamati apakah program yang telah
kami laksanakan berhasil atau tidak.
Kami memberikan stimulus berupa
pertanyaan kepada anak “nama panjang
Nafiz apa?” lalu anak dapat menjawab
pertanyaan kami menggunakan verbalnya,
namun dengan jawaban yang tidak
lengkap. Anak hanya bisa mengucapkan
nama depan dan nama tengahnya saja.
Hal ini disebabkan karena nama belakang
anak sulit untuk diucapkan.
2. Hasil Pelaksanaan Program Inervensi
Keluarga
a. Pelaksanaan Program I
Hari : Rabu, 8 Mei 2019
Kegiatan : Berdiskusi serta bertukar
pikiran mengenai pola
asuh yang tepat untuk
menghilangkan rasa
cemburu pada anak.
Hasil : Pada pelaksanaan
pertama keluarga dalam hal ini ibu
menceritakan bagaimana pola asuh
sebelumnya dan dapat menanggapi saran-
saran yang diberikan dengan baik. Selain
itu, ibu juga mengajukan beberapa
pertanyaan yang menunjukkan bahwa
sang ibu memiliki inisiatif untuk
menghilangkan rasa cemburu pada anak.
b. Pelaksanaan Program II
Hari : Jumat, 10 Mei 2019
Kegiatan : Memberikan sumber
bacaan mengenai pola
asuh anak.
Hasil : Pada pelaksanaan
program yang kedua, kami memberikan
sumber-sumber bacaan berupa soft file
kepada sang ibu untuk dijadikan referensi
pola asuh seperti apa yang baik untuk
menghilangkan kecemburuan berlebih
pada anak. Hasilnya ibu dari sang anak
terlihat sangat bersemangat dan lebih
terbuka terhadap kami.
c. Pelaksanaan Program III
Hari : Senin, 13 Mei 2019
Kegiatan : Berdiskusi dan bertukar
pikiran mengenai progress pola asuh ibu
kepada anak.
Hasil : Pada pelaksanaan
program yang ketiga, kami berdiskusi
mengenai hasil dari penerapan pola asuh
kepada anak. Hasilnya sang anak sudah
mulai bisa mengontrol rasa cemburunya.
Anak sudah tidak marah bila ibunya
memeluk kakaknya dan ia sudah mulai
mengerti bahwa kakak juga harus
disayang oleh ibu.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil asesmen perkembangan
terhadap anak, dapat disimpulkan bahwa NHA
adalah anak dengan hambatan pendengaran
(tunarungu berat). Hambatan tersebut berdampak
pada perkembangannya, terutama pada
perkembangan Bahasa karena Bahasa erat kaitannya
dengan fungsi pendengaran. NHA telah mampu
untuk berkomunikasi dengan orangtuanya, namun
hanya melalui Bahasa isyarat yang diajarkan di
rumah. Jika tidak menggunakan Bahasa isyarat, ia
belum bisa berkomunikasi. Selain hambatan dalam
komunikasi verbal, anak juga mengalami hambatan
sosial dan emosi yaitu mudah cemburu terhadap
kakaknya, anak selalu ingin di perhatikan lebih oleh
orangtuanya dan tidak ingin berbagi kasih saying
dengan kakaknya.
Ket
Kemampua
eran
Sub n
Deskrip Butir gan
Kompo Indikator
tor Intrumen B B
nen B M
S S
B B
H B
Klasfi 1.a 1.a.1 1.a.1.1 Ana
kasi mengident anak Mengelompok k
ifikasi diminta an benda dapa
serangkaia untuk berbentuk √ t
n benda mengelo lingkaran men
menurut mpokka a) Cincin gkla
bentuk n benda b) Tutup sifik
yang Botol asik
berbentu c) Uang Koin an
k d) Kartu bend
lingkara e) Penghapus a
n men
urut
1.a.2.1 bent
Mengelompok uk
an benda deng
1.a.2 berbentuk √ an
anak persegi sedi
diminta a) Lima kertas kit
untuk karton bant
mengelo berbentuk uan
mpokka persegi dari
n benda b) Lima kertas ases
yang karton or
berbentu berbentuk dan
k lingkaran oran
persegi c) Lima kertas gtua
karton .
berbentuk
segitiga √
d) Lima kertas
karton
berbentuk
1.a.3 bintang
anak
diminta 1.a.3.1
untuk Mengelompok
mengelo an benda
mpokka berbentuk
n benda Bintang
yang a) Lima kertas
berbentu karton
k berbentuk
bintang persegi
b) Lima kertas
karton
berbentuk
lingkaran
c) Lima kertas
karton
berbentuk
segitiga
d) Lima kertas
karton
berbentuk
bintang
1.c.3
anak
diminta 1.c.3.1
untuk Mengelompok
mengelo an penjepit
mpokka kertas
n berwarna
penjepit merah
kertas a) Tiga
yang penjepit kertas
berwarn berwarna
a merah merah
b) Tiga
penjepit kertas
berwarna
kuning
c) Tiga
penjepit kertas
berwarna
hijau
Orde 2.a. 2.a.1 2.a.1.1 Ana
ring mengurut Anak Mengurutkan k
kan objek diminta uang logam dapa
berdasark untuk yang terkecil t
an ukuran mengur hingga men
utkan terbesar √ guru
ukuran a) Uang tkan
dari logam 100 obje
yang rupiah k
paling b) Uang berd
kecil logam 200 asar
hingga rupiah kan
paling c) Uang instr
besar logam 500 uksi
rupiah √ yang
dibe
2.a.2.1 rika
Mengurutkan n
uang logam oleh
2.a.2 yang terbesar ases
Anak hingga or.
diminta terkecil Nam
untuk a) Uang un,
mengur logam 100 dala
utkan rupiah m
ukuran b) Uang peng
dari logam 200 erjaa
yang rupiah nnya
paling c) Uang anak
besar logam 500 masi
hingga rupiah h
paling me
kecil merl
ukan
bant
uan
dari
oran
gtua
dan
ases
or.
2.b 2.b.1 2.b.1.1 Ana
Mengurut Anak Menyusun √ k
kan objek diminta puzzle hewan dapa
berdasark untuk di smartphone t
an menyus men
susunan un yusu
yang puzzle n
seharusny puzz
a le
deng
an
baik
diser
tai
bant
uan
dari
ases
or
dan
oran
gtua
Kon 3.a. 3.a.1 3.a.1.1 Kem
servasi Konservas Anak Menentukan amp
i kuantitas dihadap perbandingan uan
kontinyu kan diantara dua √ kons
(kuantitas kepada gelas yang erva
zat cair) perbandi sama-sama si
ngan berisikan 200 anak
dua ml air belu
buah a) Plisner m
gelas glass berisi berk
yang 200 ml, dan emb
bebeda b) Saidel glass ang,
bentukn berisi 200 ml terli
ya, hat
namun dari
diisi jawa
dengan ban
air yang anak
sama keti
banyakn ka
ya me
min
dahk
an
air
ke
wad
ah
lain,
anak
men
jawa
b
“air
nya
tida
k
sam
a
bany
ak”
3.b. 3.b.1 3.b.1.1 Anak Kem
Konservas Anak diminta untuk amp
i panjang dihadap membandingk uan
kan an dua buah kons
kepada kawat yang erva
perbandi berbeda √ si
ngan bentuknya anak
dua namun ukuran belu
buah panjangnya m
kawat sama, apakah berk
yang anak dapat emb
memilik membedakann ang,
i ya atau tidak? terli
panjang 1. a. hat
sama Pengases dari
besar menunjukkan jawa
namun dua buah ban
berbeda kawat sama anak
bentukn panjang keti
ya ka
Dan me
mbe
b. ngk
Lalu salah okka
satu kawat n
diubah kaw
bentuknya at
anak
men
Dan Lalu jawa
tanyakan b
kepada anak, “pan
apakah jang
panjang dari nya
kawat tersebut tida
berubah atau k
tidak? sam
a
bany
ak”
Kores 4.a. 4.a.1 4.a.1.1 Ana
Pon memasang memasa Mengelompok k
densi kan atau ngkan an dua benda dapa
menjodoh atau yang sama t
kan menjdod dengan √ me
kelompok ohkan jumlah yang mas
objek dua sama angk
dengan kelompo a) Lima buah an
jumlah k objek uang logam kelo
yang sama dengan 100 rupiah mpo
namun jumlah b) Lima buah k
memiliki yang kacang hijau obje
karakterist sama k
ik yang namun deng
berbeda memilik an
i juml
karakter ah
istik 4.a.2.1 yang
yang Mengelompok √ sam
berbeda an dua benda a
yang sama wala
dengan upu
4.a.2 jumlah yang n
memasa sama obje
ngkan a) Lima buah k
atau uang logam terse
menjodo 100 rupiah but
hkan b) Lima buah berb
tiga kacang hijau eda
kelompo c) Lima buah ukur
k objek kancing an.
dengan
jumlah
yang
sama
namun
memilik
i
karakter
istik
yang
berbeda
Rever 5.a. 5.a.1 5.a.1.1 Ana
sibilit Memaham anak Memindahkan k
y i bahwa memind kelereng pada dapa
jumlah ahkan gelas kaca ke t
objek suatu dalam gelas √ me
dapat objek plastic mah
diubah dari satu ami
kemudian tempat bah
kembali ke wa
ke awal tempat juml
lain dan ah
dapat kele
memaha reng
mi yang
bahwa telah
jumlah dipi
tersebut ndah
tidak kan
berubah masi
h
me
mili
ki
juml
ah
yang
sam
a.
Nam
un
me
man
g
masi
h
perl
u
bant
uan
dari
ases
or
dan
oran
gtua
.
Keterangan :
Ket
Kemampua
eran
Sub n
Deskrip Butir gan
Komp Indikator
tor Intrumen
onen B B
B M
S S
B B
H B
1.a. 1.a.1 1.a.1.1 Ases
Identifikas Anak menyebutkan or
i bunyi dapat kata tida
kata menyeb a) pola √ k
utkan b) bola dapa
Perke kembali c) dua t
mban pelafala d) bua men
gan n kata erap
Perse (fonem) kan
psi yang di instr
Audit instruksi ume
oris kan nt
guru/ase pers
sor epsi
audi
toris
kare
na
anak
me
mili
ki
ham
bata
n
pend
enga
ran
yang
heba
t.
1.b. 1.b.1. 1.b.1.1 Ases
Identifikas Anak menyebutkan or
i bunyi dapat kembali huruf tida
akhir menyeb terakhir √ k
utkan a) Satu dapa
kembali b) Dua t
bunyi c) Empat men
akhir d) Enam erap
kata kan
yang instr
guru/ase ume
sor nt
ucapkan pers
epsi
audi
toris
kare
na
anak
me
mili
ki
ham
bata
n
pend
enga
ran
yang
heba
t.
Perke 2.a 2.a.1. 2.a.1.1 Ana
mban Menentuk Anak menyebutkan k
gan an suatu dapat posisi benda dapa
Perse posisi menyeb di dalam √ t
psi benda utkan, rumah men
Visual menunju a) televisi unju
k dan b) jam dinding kkan
tahu c) kulkas dan
menjela men
skan jelas
letak kan
suatu kegu
posisi naan
(Menunj dari
ukkan bend
letak a
benda yang
yang dika
ada di taka
sekitar) n
oleh
ases
or
2.b 2.b.1. 2.b.1.1 Ana
Menemuk Anak Melingkari k
an bentuk dapat bagian yang dapa
pada menemu tidak t
gambar kan lengkap/hilan √ meli
bentuk g pada ngka
gambar gambar) ri
yang perb
hilang, andi
tersemb ngan
unyi, gam
dan bar
perbandi nam
ngan un
dari dua deng
gambar an
bany
ak
bant
uan
dari
ases
or
dan
oran
gtua
, hal
ini
dise
babk
an
anak
sulit
me
mah
ami
peri
ntah
mela
lui
Bah
asa
isyar
at.
3.a 3.a.1. 3.a.1.1 Ana
Menyebut Anak Menyebutkan k
Perke kan bau- dapat bau dapa
mban bauan menyeb a) Jeruk t
gan utkan b) Minyak √ me
Perse berbagai kayu putih mbe
psi macam c) Minyak daka
Hepti bau- telon n
k bauan rasa,
yang di ha
dekatka ini
n oleh terli
guru/ hat
asesor dari
eksp
resi
anak
dan
anak
men
yebu
tkan
“wa
ngi”
dan
“bau
”
tetap
i
anak
belu
m
men
geta
hui
nam
a
jenis
baun
ya..
3.b 3.b.1 3.b.1.1 Ana
Menyebut Anak Menyebutkan k
kan rasa dapat rasa dapa
menyeb a) asam t
utkan (jeruk) √ me
berbagai b) asin mbe
macam (garam) daka
rasa c) manis n
yang (gula) rasa,
diuji hal
cobakan ini
oleh terli
guru/ase hat
sor dari
eksp
resi
anak
dan
anak
men
yebu
tkan
“ena
k”
dan
“tida
k
enak
”
tetap
i
anak
belu
m
men
geta
hui
nam
a
jenis
rasa
nya.
3.c. 3.d.1. 3.d.1.1 Ana
Identifikas Anak Melakukan kbel
i gerak dapat gerakan yang um
tubuh melakuk di √ men
an instruksikan geta
gerakan a) tengok ke hui
yang di kanan kons
instruksi b) tengok ke ep
kan oleh kiri kana
guru/ase c) angkat n-
sor tangan kanan kiri,
atas-
baw
ah.
Keterangan :
INSTRUMEN IDENTIFIKASI
PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA 6 TAHUN
Nilai
Sub
Ti Ketera
Komp Indikator Butir Instrumen Y
da ngan
onen a
k
Menir Anak Asesor bertanya Anak
u meniru pada orang tua sering
perilaku anak mengenai meniru
orang perilaku-perilaku perilaku
yang anak yang meniru ibu dan
dikagumin kebiasaan orang kakakny
ya. yang dikaguminya, a.
seperti : Seperti
1. Anak meniru memaka
perilaku ibu i sepatu,
2. Anak meniru √ tas, dsb.
perilaku ayah
3. Anak meniru
perilaku kakak
4. Anak meniru
perilaku teman-
temannya
Kerjas Anak Anak diminta Anak
ama mampu bermain games √ mampu
melakuka bersama asesor. bekerjas
Nilai
Sub
Ti Ketera
Komp Indikator Butir Instrumen Y
da ngan
onen a
k
n kegiatan Asesor mengamati ama
kooperatif anak mengenai: dengan
dengan 1. k baik.
orang lain. erukunan Hal ini
anak saat ditunjuk
bermain kan
2. m dengan
enghargai kerukun
pemain an anak
lain saat
bermain
(tidak
berteng
kar
dengan
teman
yang
lain)
dan
mengha
rgai
lawan
mainny
a.
Simpa Anak Asesor bertanya Anak
ti memberik kepada orang tua dapat
an simpati mengenai bersimp
terhadap bagaimana respon ati
sekitarnya. anak sesuai √ dengan
terhadap situasi- orang
situasi berikut: disekita
1 Anak menangis rnya.
bila temannya Terutam
menangis a
Nilai
Sub
Ti Ketera
Komp Indikator Butir Instrumen Y
da ngan
onen a
k
2.Anak bergembira dengan
ketika temannya kakakny
bergembira a.
3. Anak menangis
ketika temannya
sakit
Keterangan :
Kemampu
Sub Butir an Keter
Indika Deskript
Komp Intrume B B anga
tor or B M
onen n S S n
B B
H B
Kema 1.a 1.a.1 1.a.1.1 Anak
mpua Meng Anak Menguca mam
n gunak mampu pkan pu
mema an menguca Kaliamat √ meng
hami bahas pkan 4 a) Ibu ucapk
dan a kalimat memasak an 4
meng yang yang b) Aku kalim
enal seder mengand makan at
bahas hana ung c) Ibu yang
a dan subjek Pergi meng
muda dan d) Aku andun
h predikat. Bermain g
dime subje
ngerti k
predi
kat,
namu
n
tidak
secar
a
jelas.
Keren
a
hamb
atan
pende
ngara
n
pada
anak.
1.b 1.b.1 1.b.1.1 Anak
mam Anak Menguca belu
pu menguca pkan m
meng pkan kaliamat mam
ucapk kalimat dengan pu
an dengan artikulasi meng
kalim artikulasi yang ucapk
at yang jelas an
denga jelas a) aku √ kalim
n mau at
lancar makan denga
b) aku n
mau artiku
minum lasi
d) aku yang
mau cuci jelas
tangan karen
a
1.b.1.2 anak
Menguca memi
pkan liki
kalimat hamb
dengan atan
tidak pende
terbata- ngara
bata n
a) aku yang
mau meng
makan akibat
b) aku kan ia
mau tidak
minum mam
d) aku pu
mau cuci melaf
tangan alkan
kata
denga
n
jelas.
1.c 1.c.1 1.c.1.1 Anak
mam anak Merespo mam
pu mampu n pu
berbi merespo pembicar berbi
cara n aan √ cara
denga pembicar dengan tentan
n an kalimat g
bahas dengan penganda kalim
a bahasany ian at
yang a yang a) Jika penga
lebih lebih saya rajin ndain.
komp komplek belajar Namu
leks dan juga ibu akan n,
dapat membeli karen
berbicara kan buku a
tentang baru keter
kalimat b) Jika batas
penganda saya an
ian membant dalam
u ibu komu
maka ibu nikasi
akan , ia
memberi hanya
kan saya bisa
permen meng
ungka
pkann
ya
denga
n
isyara
t.
Kema 2.a 2.a.1. 2.a.1.1 Anak
mpua anak anak Menyebu telah
n dapat dapat tkan 4 mam
mema mema menjelas objek √ pu
knai hami kan dan menje
konse kaitan minimaln fungsiny laska
p kata antara ya 4 a n
dan konse nama a) Mulut fungs
komb p objek (Berbicar i
inasi Bahas yang ada a, objek
kata a di Makan, ketika
denga lingkung Minum) dimin
n annya b) ta
lingk dan Hidung oleh
ungan menyebu (Bernafa aseso
tkan 1 s) r.
fungsi c) Kamar
setiap (Tempat
objek tidur)
yang d) Kursi
ditunjuk. (Duduk)
Mam 3.a 3.a.1 3.a.1.1 Anak
pu Anak anak Berbicar mulai
mema dapat dapat a sesuai √ mam
hami meng berbicara struktur pu
penyu erti sesuai (S-P-O- berbi
sunan tata struktur K) cara
kalim Bahas (S-P-O- sesuai
at a K) denga
yang n
seder strukt
hana ur
SPO
K,
namu
n
hanya
beber
apa
saja.
Keterangan :
6 Tahun
Sub
Ko Nilai
Ko
mp Indik Butir Teknik
mp
one ator Instrumen
one 1 2 3 4
n
n
Mot Mot Menu 1.a.1. Anak Anak
orik orik lis diminta untuk dapat
Hal menulis abjad menulis
us mengikuti pola huruf
yang telah dengan
disediakan baik,
a. pola huruf √ tetapi
vocal A, I, U, E masih
O memerl
1.a.2. Anak ukan
diminta untuk bantuan
menyalin abjad (diberi
a. abjad A, I, U, contoh)
E, O oleh
asesor.
Meng 2.a.1. Anak √ Anak
gamb diminta untuk dapat
ar menggambar mengga
lingkaran, mbar
segitiga dan sesuai
persegi dengan
2.a.1. Anak intruksi
diminta untuk .
menggambar Namun
pohon , masih
harus
diberi
contoh.
Mew 3.a.1. Anak Anak
arnai diminta untuk dapat
mewarnai mewar
gambar yang nai
√
telah disediakan dengan
dengan bebas baik
dan
rapih.
Meng 5.a.1. Anak Anak
gunti diminta untuk dapat
ng menggunting mengg
kertas sesuai unting
dengan pola kertas
yang ditetapkan mengik
a. asesor uti pola
memberikan yang
kertas yang telah
berpola segitiga, disedia
segi empat, dan kan
lingkaran oleh
5.a.2. Anak √ asesor.
diminta untuk Namun
menggunting , anak
kertas sesuai masih
keinginannya memerl
a. asesor ukan
memberikan bantuan
kertas polos dan penjela
meminta anak san
untuk hingga
menggunting berkali-
kertas sesuai kali.
keinginannya
Melip 6.a.1. Anak Anak
at diminta untuk dapat
melipat kertas melipat
menjadi dua kertas
bagian sesuai
a. asesor √ dengan
memberikan intruksi
kertas dan .
meminta anak
untuk melipat
kertas tersebut.
Mot Berjal 1.a Anak Anak
orik an diminta untuk dapat
Kas berjalan 10 berjala
ar langkah ke n
depan dengan
√
1.b Anak posisi
diminta untuk yang
berjalan 10 baik
langkah ke dan
belakang benar.
Berla 2.a. Anak Anak
ri diminta untuk dapat
berlari mengejar berlari,
mainan yang ia namun
sukai masih
√
a. asesor berlari malu-
sambal malu.
memegang
mainan yang
anak sukai
Menj 2.a Anak √ Anak
aga diminta untuk dapat
kesei berjalan sesuai menjag
mban garis ubin a
gan. 2.b Anak keseim
diminta untuk bangan
berjinjit dengan dengan
tangan di baik,
pinggang
2.c. Anak
diminta untuk
meloncat
Mela 3.a Anak Anak
mbun diminta untuk dapat
gkan melambungkan melam
dan bola dengan bungka
mena satu tangan dan n dan
√
ngkap menangkanya menang
bola. menggunakan kap
dua tangan. bola
dengan
baik.
Keterangan:
Nilai = x 100%
Skor ideal
SKOR KEMAMPUAN
90%-100% Sangat Baik
70%-89% Baik
50%-69% Kurang
30%-49% Sangat Kurang
<30% Buruk
a) Kognitif Dasar
1)Klasifikasi
27
x 100 %=84 , 37 %
32
Skor perkembangan kognitif dasar
pada aspek klasifikasi yang diperoleh siswa
yang berinisial N sebesar 84,37%. Maka,
secara kesulurah N memiliki kemampuan
perkembangan klasifikasi yang baik.
2)Seriasi
12
x 100 %=100 %
12
Skor perkembangan kognitif dasar
pada aspek ordering yang diperoleh siswa
yang berinisial N sebesar 100%. Maka, secara
kesulurah N memiliki kemampuan
perkembangan ordering yang sangat baik.
3)Konservasi
2
x 100 %=25 %
8
Skor perkembangan kofnitif dasar
pada aspek konservasi yang diperoleh siswa
yang berinisial N sebesar 25%. Maka, secara
kesulurah N memiliki kemampuan
perkembangan konservasi yang buruk.
4)Korespondensi
6
x 100 %=75 %
8
Skor perkembangan kognitif dasar
pada aspek korespondensi yang diperoleh
siswa yang berinisial N sebesar 75%. Maka,
secara kesulurah N memiliki kemampuan
perkembangan korespondensi yang baik.
5)Reversibility
3
x 100 %=75 %
4
Skor perkembangan kognitif dasar
pada aspek reversibility yang diperoleh siswa
yang berinisial N sebesar 75%. Maka, secara
kesulurah N memiliki kemampuan
perkembangan reversibility yang baik.
Kognitif Dasar
120.00%
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
s i si s i si ty
ka ia va en ili
sifi er er d si b
a S
ns on r
Kl Ko sp ve
re Re
Ko
b) Persepsi
1)Auditori
2
x 100 = 25%
8
2)Visual
5
x 100=62,5 %
8
Skor perkembangan persepsi pada
aspek visual yang diperoleh siswa yang
berinisial N sebesar 62,5%. Maka, secara
kesulurah N memiliki kemampuan
perkembangan persepsi visual yang kurang.
3)Heptik
3
x 100=25 %
12
Skor perkembangan persepsi pada
aspek heptik yang diperoleh siswa yang
berinisial N sebesar 25%. Maka, secara
kesulurah N memiliki kemampuan
perkembangan persepsi heptik yang buruk.
Persepsi
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Auditori Visual Heptik
c) Bahasa
11
x 100=55 %
20
Sosial Emosi
105.00%
100.00%
95.00%
90.00%
85.00%
80.00%
Sosial Emosi
e) Motorik
1)Motorik Kasar
16
x 100=100 %
16
Skor perkembangan motoric pada
aspek motorik kasar yang diperoleh siswa
yang berinisial N sebesar 100%. Maka, secara
kesulurah N memiliki kemampuan
perkembangan motoric kasar yang sangat
baik.
2)Motorik Halus
15
x 100=75 %
20
Motorik
120.00%
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Motorik Kasar Motorik Halus
Perkembangan anak secara keseluruhan
Perkembangan Anak
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Kognitif Persepsi Bahasa Sosial Motorik
Dasar Emosi
Keterangan: