Anda di halaman 1dari 12

Menurut berbagai hasil survei nasional & internasional,

?
gelar negara korup diberikan dengan melihat 3 hal
KORUPSI pokok, yaitu mutu pelayanan publik, country risk,
dan daya saing negara secara keseluruhan (dalam arti
apakah suatu negara menjadi tujuan investor)
IPK, Indeks Persepsi Korupsi Ranking 111 dari 180
Skor 3.0
– TI 2011 negara

Indikator Kemudahan Perlu 12 prosedur, 151 Sbg pembanding : Korsel


Melakukan Bisnis – World hari, dan biaya 130,7% juga dg 12 prosedur, hanya
Bank dari income perkapita perlu 22 hari & biaya 17,7%

Predikat negara terkorup


PERC - 2010 Skor 9.2
se Asia Pasifik
Global Competitiveness
Skor 4.26 Ranking ke-50
Index dr WEF

The World Competitiveness Kita di posisi/ranking 59, hanya satu tingkat di


Scoreboard 2006 - IMD atas Venezuela.

Kita perlu 16 hr hny utk mengurus izin keselamatan


Studi LPEM – FEUI 2005 kerja, 26 hr untuk izin gangguan, 27 hr untuk izin 1
prinsip, ….43 hr untuk izin lingkungan hidup
Definisi Korupsi
 Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere =
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) -
http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi
 Robert Klitgaard :

korupsi dapat terjadi jika ada monopoli kekuasaan yang dipegang


oleh seseorang yang memiliki kemerdekaan bertindak atau
wewenang yang berlebihan, tanpa ada pertanggungjawaban yang
jelas.
 Transparency International : Korupsi adalah perilaku pejabat
publik, baik politikus politisi maupun pegawai negeri, yang secara
tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya
mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan
kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. 2
Tinjauan Korupsi di Indonesia
Tim Anti Korupsi

Sikap permisif
Peraturan perundangan
Terhadap korupsi
belum memadai
Lemahnya law
enforcement
Kurangnya keteladanan dan
kepemimpinan

Sistem penyelenggaraan negara, pengelolaan


dunia usaha, dan masyarakat yang tidak
mengindahkan prinsip2 good governance
Beragam sebab lain

Korupsi sulit dibasmi dan makin


merajalela
POLA UMUM KORUPSI

Penyuapan
Pemalsuan Bribery Penggelapan
Fraud Embezzlement

Sumbangan ilegal Komisi


Illegal Contribution Bagaimana & darimana Commission
UANG-BARANG-FASILITAS
Hasil korupsi
Nepotisme diperoleh Pemerasan
Nepotism Extortion

Bisnis Orang Dalam Pilih Kasih


Insider Trading Favoritism
Penyalahgunaan Wewenang
Abuse of discretion

Sumber: Centre of International Crime Prevention (CICP) dari UN Office for Drug Control
and Crime Prevention (UN-ODCCP), 4
LATAR BELAKANG
(Kondisi Obyektif Birokrasi di Indonesia)

1. SDM aparatur (Jumlah, 1. Tingginya kebocoran


kompetensi, penyebaran keuangan Negara
tidak sesuai dengan
kebutuhan. Etos kerja dan 2. Tingginya tingkat
Kesejahteraan rendah korupsi,
DIHADAPKAN
2. Kelembagaan/organisasi PADA TUNTUTAN 3. Dunia Usaha masih
MASYARAKAT
(gemuk, tidak AGAR PEMERTH Korup
proporsional dan banyak MELAKS GOOD
lembaga ekstra struktural) GOVERNANCE 4. Pelayanan publik yg
3. Ketatalaksanaan atau
masih buruk
business process ( rumit 5. Rendahnya daya
dan belum ada SOP) saing nasional
Kondisi Sumberdaya Aparatur

Alasan Rendahnya - Gaji tidak memadahi


- Tidak ada Tunjangan Prestasi
Kinerja
Kerja Mendasar
- Tidak ada kontrak kinerja
- Kompetensi yang rendah

- Rendahnya integritas moral


Alasan rendahnya - Kurangnya kualitas Pembinaan
Integritas moral Reformasi
- Minimnya figur contoh (role Birokrasi
model)

- Poor Mnagement System


Besarnya Peluang - Tidak adanya SOP
Untuk Menyimpang - Aturan Kode Etik yang tidak tegas Sistemik
- Sikap permisif terhadap perilaku
menyimpang
- Pengawasan internal yg tidak
berfungsi
- Tingginya penyimpangan
(korupsi)
DASAR HUKUM REFORMASI BIROKRASI
Undang-undang Republik Indonesia No. 17 / 2007
tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005 – 2025.

Lampiran UU RI No. 17/2007 Bab IV.1.2, huruf E angka 35, menyatakan :


Pembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk
meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang baik, di pusat maupun di daerah agar mampu mendukung
keberhasilan pembangunan di bidang-bidang lainnya.

Perpres No.7/2005
- Penerapan Tata Kelola Pemerintah yang baik (Good Governance)
- Peningkatan Supervisi dan Akuntabilitas Aparatur Negara
- Restrukturisasi Lembaga dan Manajemen
- Peningkatan Manajemen SDM
- Peningkatan mutu Pelayanan Publik
PENTINGNYA REFORMASI BIROKRASI
(SEBAGAI MANAJEMEN PERUBAHAN)

Reformasi Birokrasi adalah proses menata-ulang,


mengubah, memperbaiki, dan menyempurnakan
birokrasi agar menjadi lebih baik (profesional,
efisien, efektif dan produktif)

penyempurnaan sistem atau


tatakelola PERUBAHAN PERILAKU
LANJUTAN
(Pentingnya Reformasi Birokrasi)

• Penghematan anggaran negara


• Optimalisasi alokasi sumber daya
• Optimalisasi kinerja
• Peningkatan mutu pelayanan
• Perbaikan sistem
• Pencegahan korupsi
POLA PIKIR REFORMASI BIROKRASI BERDAYA SAING
NASIONAL
 UUD NEGARA RI 1945
 Political will pem.  UNDANG-UNDANG, PP & PERPRES
 Tuntutan masy.
 Kepercayaan LN
SUBJEK OBJEK METODE
RESTRUKTURISASI
LEGISLATIF
1) Mindset &
EKSEKUTIF
KONDISI YUDIKATIF Cultural Set SIMPLIFIKASI & BIROKRASI YG
OTOMATISASI BERSIH, EFISIEN,
LSM
BIROKRASI (Supra dan
EFEKTIF, PRODUK-
2) Sistem RASIONALISASI & TIF DAN SE-
SAAT INI Infra Manajemen REALOKASI JAHTERA
Struktur
PENERAPAN NILAI2
Daya Saing
BUDAYA Nasional
1. Belum bersih dari Praktek ORGANISASI PELAYANAN dorong
KKN YG PRIMA pertumbuha
2. Jumlah Kompetensi/
distribusi tidak sesuai n ekonomi
3. Prosedur rumit
4. Pelayanan belum LINGKUNGAN STRATEGIS
Profesional
5. Masalah  GLOBALISASI PEMERINTAHAN
sentralisasi/desentralisasi  POLEKSOSBUDTEK YANG BAIK
,dekosentrasi/otonomi (GOOD GOV)
daerah
PERAN LAN DALAM REFORMASI BIROKRASI

Sasaran umum: mengubah pola pikir dan budaya kerja


Secara khusus mencakup area sbb:
Strategi Implementasi Reformasi Birokrasi
No. PROSES PROGRAM DAMPAK
•kajian sistem oleh LAN & •Organisasi yg tepat ukuran
Merubah/memperbaiki instansi terkait pada aspek dan tepat fungsi
kelembagaan; budaya kelembagaan, tatalaksana, •Sistem yg berdasar good
1. regulasi, SDM; governence
organisasi; ketatalaksanaan,
regulasi, SDM •Regulasi yg tidak tumpang
• kerjasama/koordinasi
tindih & SDM yg Kompeten
instansi terkait
2. Membangun kepercayaan Manajemen perubahan Perubahan sikap dan
masyarakat perilaku pegawai, dunia
usaha dan masyarakat,
sesuai peranan masing-
masing
3. Mendorong partisipasi pegawai, Manajemen perubahan Perubahan sikap dan
dunia usaha dan masyarakat perilaku pegawai, dunia
usaha dan masyarakat,
sesuai peranan masing-
masing
4. •Mengubah pola pikir, budaya Penataan sistem manajemen Perbaikan
dan nilai-nilai kerja ketatalaksanaan dan
•Mengentaskan kemiskinan peningkatan sistem
pengawasan
5. Memperkuat sistem Pembangunan sistem SDM yang tepat kualitas
pengelolaan SDM manajemen SDM berbasis dan kuantitas dengan
kinerja dan merit sistem remunerasi yang

Anda mungkin juga menyukai