Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen :
Disusun Oleh :
Nama : Elsa Veronica Ifrianto
NIM : PO.714221171019
TK : D.IV/III.A
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.
atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga “Laporan Klinik Sanitasi UPTD
Puskesmas Tikke Raya)” ini bisa disusun dan diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Tersusunya makalah ini, tentu atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu melalui kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kami kepada Ibu Sulasmi, SKM., M.Kes. selaku dosen mata kuliah Klinik Sanitasi
yang telah membantu dan membimbing kami.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Tujuan 4
C. Manfaat 4
A. Rencana Kegiatan 15
B. Hasil Kegiatan 15
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kegiatan Lapangan 15
B. Kegiatan Dalam Puskesmas 15
BAB V PENUTUP
A. Kegiatan Lapangan 15
B. Kegiatan Dalam Puskesmas 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan berbasis lingkungan disebabkan oleh kondisi
lingkungan yang tidak memeadai, baik kualitas maupun kuantitasnya serta
perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah, mengakibatkan penyakit
seperti diare, DBD, influenza, ISPA, malaria, TB paru, penyakit kulit,
kekacingan, keracunan makanan dan lainnya yang merupakan penyakit
tertitinggi di puskesmas dan merupakan pola penyakit utama di Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat, puskesmas
merupakan ujung tombak yang paling depan diwilayah kerjanya. Salah satu
fungsi puskesmas yang penting adalah mengembangkan dan membina
kemandirian masyarakat diwilayah kerjanya. Agar dapat mengembangkan
kemampuan dan kemauan masyarakat mengenal masalah kesehatan dan
potensi yang ada dimasyarakat baik berupa pemikiran maupun kemampuan
yang berupa sumber daya. Salah satu upaya terobosan untuk mengatasi
masalah kesehatan berbasis lingkungan adalah klinik sanitasi. Klinik sanitasi
merupakan sebagai salah satu pelayanan puskesmas yang mengintegrasikan
antara upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif mempunyai peranan
antara lain sebagai pusat 2 informasi, pusat rujukan, fasilitator bidang
kesehatan lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan permukiman, yang
difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi diwilayah kerja puskesmas.
Klinik sanitasi di puskesmas menurut M. ichsan Sudjarno (2009,
dalam Sugiarto, 2018) merupakan wahana untuk mengatasi kesehatan
lingkungan. kegiatan utama di klinik sanitasi adalah sesuai Permenkes No.
13/2015 yaitu konseling, inspeksi kesehatan lingkungan hingga intervensi
kesehatan. Model klinik sanitasi merupakan model inovatif program promosi
kesehatan untuk pemberantasan penyakit akibat faktor lingkungan (Sari,
2012). Manfaat klinik sanitasi di Puskesmas adalah menyadarkan masyarakat
3
untuk hidup sehat dan menurut Depkes RI (2004), bermanfaat untuk
pemenuhan kebutuhan sanitasi dasar di masyarakat, seperti meningkatkan
kuantitas sarana air bersih dan jamban keluarga di suatu wilayah. Mengingat
klinik sanitasi yang sangat berperan bagi permasalahan kesehatan lingkungan
yang dihadapi oleh masyarakat, maka pentingnya untuk mempelajari dan ikut
terlibat dalam kegiatan klinik sanitasi terutama dalam pemecahkan masalah
kesehatan lingkungan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan oleh Petugas Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas dalam mengatasi masalah Kesehatan
Lingkungan yang dihadapai masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Tikke Kecamatan Tikke Raya Kabupaten Mamuju Utara.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tikke.
b. Untuk mengetahui alternatif pemecahan masalah kesehatan
lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Tikke.
C. Manfaat
Sebagai bahan informasi untuk mahasiswa yang ingin mengetahui
tentang kondisi lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Tikke Kecamatan
Tikke Raya Kabupaten Mamuju Utara.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2. Kelurahan Pandang sebanyak 7 posyandu
3. Kelurahan Masale sebanyak 6 posyandu
Sedangkan pos pembinaan terpadu (posbindu) untuk penanganan penyakit
tidak menular sebanyak 3 buah, terdapat masing-masing di kelurahan
sebanyak 1 buah.
Kegiatan pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Tamamaung
terdiri dari pelayanan di dalam dan di luar gedung. Pelayanan di dalam
gedung dilakukan oleh tenaga dari berbagai profesi dan disiplin ilmu. Hal ini
sudah ditunjang dengan penggunaan alat dari manual hingga eletrik. Dari
yang sederhana hingga canggih. Secara rutin pegawai ditingkatkan
kapasitasnya mulai berbagai pertemuan workshop, pelatihan, seminar, baik
yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar maupun pihak terkait
lainnya. 6
Tabel 2.1 Jumlah Rumah KK dan Penduduk di Tiga Kelurahan yang Ada di
Wilayah Kerja Puskesmas Tamamaung Tahun 2018
6
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit dan
imunisasi
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
1) Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
2) Pelayanan Kesehatan Kesehatan Kerja
3) Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Jantung
4) Pelayanan UKS & UKGS
5) Home Care
6) Ruang Ramah Anak 8
2. Upaya Kesehatan Perorangan Tingkat Pertama
a. Rawat Jalan
1) Pelayanan Pemeriksaan Umum (Poli Umum)
2) Pelayanan Pemeriksaan Gigi Mulut
3) Pelayanan Pemeriksaan KIA, KB, IVA
b. Pelayanan Gawat Darurat
c. Pelayanan Kefarmasian
d. Pelayanan Laboratorium
e. Pelayanan USG
f. Pelayanan EKG
g. Pelayanan Surat Keterangan Berbadan Sehat
h. Pelayanan Tindik Telinga
3. Jaringan Pelayanan Kesehatan
a. Puskesmas Keliling
b. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
C. Sarana dan Prasarana
Puskesmas Tamamaung dalam memberikan Pelayanan Kesehatan kepada
masyarakat dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang berupa:
1. Gedung Gedung Puskesmas Tamamaung mempunyai luas tanah 322 m2
dan luas gedung 444 m2.
7
2. Transportasi Transportasi yang dimiliki Puskesms Tamamaung terdiri dari
kendaraan roda dua (sepeda Motor) sebanyak Tiga (3) buah dan mobil
ambulance satu (1) buah, mobil homecare satu (1) unit. komputer yang
ada berjumlah 9 unit.
3. Komputer
Komputer yang ada berjumlah 9 unit, tersebar di hampir semua ruang
pelayanan. Digunakan untuk kegiatan administrasi, input dan pengolahan
data, pembuatan laporan, dan sebagainya untuk memaksimalkan
keterjangkauan, telah dilengkapi pula dengan jaringan internet dalam
bentuk wifi.
D. Ketenagaan
Jumlah tenaga yang dimiliki Puskesmas Tamamaung pada tahun 2018 terdiri
dari 29 orang pegawai berstats PNS dan 7 orang tenaga magang dengan
kualifikasi tingkat pendidikan sebagai berikut:
a. Dokter umum (dr) sebanyak 4 orang yang tenaga magang dengan
kualifikasi tingkat pendidikan sebagai berikut.
b. Dokter gigi (drg) sebanyak 1 orang
c. Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) sebanyak 5 orang 10
d. Sarjana Apoteker (Apt) 1 orang
e. Sarjana sains terapan jurusan gizi 1 orang
f. Perawat sebanyak 6 orang
g. Bidan sebanyak 4 orang
h. Perawat gigi sebanyak 2 orang
i. Kesehatan Lingkungan/ sanitarian sebanyak 1 orang
j. Laboran sebanyak 1 orang
k. Asisten apotiker 1 orang
l. Tenaga non kesehatan (SMA) sebanyak 1 orang
m. Tenaga magang sebanyak 8 orang terdiri dari
8
1) S1 Farmasi sebanyak 2 orang
2) S1 Kesehatan Masyarakat sebanyak 1 orang
3) S1 Keperawatan/ Ners sebanyak 1 orang
4) D3 Kebidanan sebanyak 1 orang
5) D3 Perawat Gigi sebanyak 1 orang
6) D1 non Kesehatan sebanyak 1 orang
7) SLTA sebanyak 1 orang
9
secara keseluruhan telah sesuai sengan Permenkes tahun 74 Tahun 2014
tentang Puskesmas, Tahun 2017 telah dilaksanakan akreditasi Puskesmas
Tamamaung, dengan status kelulusan Madya.
Adapun kepala Puskesmas yang pernah bertugas di puskesmas
Tamamaung adalah sebagai berikut:
1. dr. Irma Helina Ahmad
2. dr. Nurhayati Musada
3. drg. Adrina Zadaruddin
4. drg. Irma Awalia
5. dr. Irma Kusuma Aziz
Penghargaan/Prestasi Puskesmas
1. ISO 9001:2008 Puskesmas, Tahun 2018
2. Juara Harapan 1 Lomba Posyandu Tingkat Kota Makassar, Tahun 2010
3. Juara 1 lomba Posyandu dalam rangka HKN, tahun 2011
4. Juara 2 Lomba Posyandu, Tingkat Provensi Sulsel tahun 2011. ISO Jemaah
Haji Tahun 2016.
5. Juara 1 lomba posyandu dalam rangka HKN, Tahun 2015
6. Juara 1 lomba Lorong Sehat dalam rangka HKN, Tahun 2016
7. Juara 1 lomba Posyandu dalam rangka HKN, Tahun 2016
8. Juara 1 lomba P2K3 tingkat Provensi Sulaawesi Selatan, tahun 2017
9. Juara 2 lomba Lorong Sehat dalam rangka HKN, Tahun 2017
10. Predikat Madya dalam rangka akreditas puskesmas, Tahun 2007
Tabel 2.3 Pencapaian PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas
Tamamaung 2018
F. Pembinaan Kader Posyandu
Kader posyandu adalah penggerak masyarakat dalam kelancaran
kegiatan posyandu, dimana kinerja dari kader posyandu tidak lepas dari
bimbingan dan pembinaan yang diberik oleh petugas kesehatan. Pembinaan
terhadap kader posyandu dilaksanakan setiap bulan dengan materi cara
10
penimbangan, cara membaca KMS dan cara mencatat dengan baik hasil
kegiatan posyandu.
G. Upaya Kesehatan Lingkungan
Kegiatan yang telah dilaksanakan tahun 2018 sebagai berikut:
1. Validasi Data Kesehatan Lingkungan
Tujuan untuk mengetahui jumlah sarana tempat pengolahan makanan
(TPM), Tempat-tempat Umum (TTU), Sumur Gali (SGL), Jamban Kelrga
(JAGA), Tempat Pembuangan Sampah (TPS), 14 Depot Air Isi Ulang
(DAMIU), Sistem Pembuang Air Limbah (SPA) yang ada diliwayah kerja
puskesmas tamamaung. Hasil Validasi data kinerja Kesehata Lingkungan
menujukkan bahwa capaian tahun 2018 sebesar 84,25%. Angka ini
merupakan akumulasi dari kegiatan penyehatan air, hygene atau sanitasi
makanan dan minuman, SPAL pengawasan tempat-tempat umum, dan
pengendalian vector
2. Pengawasan Kualitas Air Atau Inspeksi Sarana Air Minum
Pengawasan kualitas air atau inspeksi sarana air minum bertujuan
untuk mengetahui kualitas air bersih dan air minum secara bakteriologis
dengan melakukan pengambilan dan pengiriman sampel. Dalam
pengawasan air bersih, jumlah sasaran yaitu 2145 sarana, dicapai 747
sarana sehingga hasil terrealisasi hanya 56,89%.
3. Pengawasan TPM
Pengawasan TPM (Tempat Pengolah Makanan) dilakukan di 643
sarana TPM. Hasil Pengawasan TPM (Tempat Pengolah Makanan)
dengan target 85%, realisasi 87,12%.
4. Pengawasan TTU
Pengawasan TTU (Tempat-Tempat Umum) sejumlah 533 TTU yang
termasuk menjadi sasaran pengawasan adalah sarana pendidikan,
parawisata, kesehatan, ekonomi, dan non ekonomi. Setelah 15 melakukan
11
pengawasan TTU, hasil pengawasan yang didapatkan yaitu target yang
harus dicapai 80%. Realisasi sebesar 84-100%.
5. Pengawasan Penyehatan Lingkungan pada Perumahan atau Kunjungan
Rumah
Pengawasan perumahan atau kunjungan rumah di wilayah kerja
puskesmas dilakukan untuk melakukan pengawasan dan pembinaan
terhadap rumah yang masuk kategori sehat dan jumlah 11.228. Hasil
pengawassan perumahan/knjungan rumah didapatkan yaitu target 100%,
realisasi 91% .
6. Pengawasan Depot Air Isi Ulang (DAMIU)
Pengawasan damiu dilakukan pada semua DAMIU yang ada di
wilayah kerja puskesmas yaitu 23. Depot dengan target yang harus
diperiksa dicapai yaitu 100% dan terealisasi 100%.
7. Penyehatan Lingkungan Pemukiman Dan Jamban Keluarga
Pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan bertujuan untuk
memastikan bahwa kondisi lingkungan pada kawasan perumahan
memenuhi syarat kesehatan dan tidak menimblkan sampah/ limbah yang
mengotori lingkungan. Target pemeriksaan dilakukan di 1.827 rumah
dengan realisasi sebesar 1.657 (90,70%).
8. Pengawasan Limbah Medis PKM
Pengawasan limbah medis PKM dilakukan untuk tidak merugikan
terhadap lingkungan atau manusia apabila kontak langsung maupun 16
tidak langsung hasil pengawasan limbah medis PKM target yang harus
dicapai yaitu 80% dan terealisasi 80%.
9. Penyuluhan dan Pembinaan
Penyuluhan dan pembinaan dilakukan di tiga kelurahan dan target
yaitu 80% dan realisasi 75%.
12
BAB III
A. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan praktik klinik sanitasi yang akan dilakukan pada
tanggal 20 Mei 2019 hingga 25 Mei 2019 di Puskesmas Tamamaung,
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 3.1 Rencana Kegiatan Praktik Klinik Sanitasi di Puskesmas
Tamamaung
1. Penerimaan dan Orientasi Puskesmas Tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk menyambut secara resmi mahasiswa yang akan melakukan
praktik klinik sanitasi, juga untuk memberikan pengenalan dan
pengarahan mengenai program puskesmas yang akan diikuti oleh
mahasiswa selama melakukan praktek klinik sanitasi di Puskesmas.
2. Penyuluhan Rencana kegiatan penyuluhan ini dibuat sebagai tindak
lanjut dari masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan
sanitasi 18 lingkungan yang ditemukan di Puskesmas Tamamaung.
Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini untuk menambah wawasan
masyarakat sehingga masyarakat mampu melakukan tindakan
pencegahan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
3. Konseling Klinik Sanitasi Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
memberikan konseling kepada masyarakat yang menderita penyakit
yang diduga berkaitan dengan kesehatan lingkungan yang di rujuk
oleh petugas medis ke ruang klinik sanitasi.
B. Hasil Kegiatan
Berdasarkan rencana kegiatan yang menjadi acuan, beberapa kegiatan
yang terlaksana pada praktik klinik sanitasi di Puskesmas Tamamaung pada
tanggal 20 Mei 2019 s/d 25 Mei 2019 sebagai berikut.
13
1. Kegiatan Lapangan Tabel 3.2 Hasil Kegiatan Lapangan Praktik Klinik
Sanitasi di Puskesmas Tamamaung
Hasil kegiatan lapangan pada praktik klinik sanitasi di Puskesmas
Tamamaung adalah penyuluhan tentang DBD. Penyuluhan dilakukan
sebanyak 2 kali, pada hari pertama penyuluhan dilakukan di Pusat
Pembinaan Terpadu (Posbindu) RW 06 dan pada hari kedua
penyuluhan dilakukan di Pusat Pembinaan Terpadu (Posbindu) RW
05. Sasaran dari kegiatan penyuluhan adalah Ibuibu dan lansia.
2. Kegiatan Dalam Puskesmas
Kegiatan dalam gedung yang dilakukan adalah konseling
terhadap pasien yang dirujuk oleh tim medis ke klinik sanitasi, adapun
hasil dari konseling sebagai berikut. Tabel. 3.3 Hasil Konseling
Praktik Klinik Sanitasi di Puskesmas Tamamaung
Konseling klinik sanitasi dilakukan selama 4 hari dengan
jumlah pasien yang menerima konseling sebanyak 5 orang, 2 orang
menderita diare, 2 orang menderita cacingan, dan satu orang menderita
ISPA. Pada hari pertama, konseling dilakukan terhadap satu pasien
yang menderita DBD. Pada hari kedua, konseling dilakukan terhadap 2
orang yang masing-masing menderita cacingan dan diare. Pada hari
ketiga tidak ada pasien yang dirujuk ke klinik sanitasi. Pada hari
keempat, konseling dilakukan terhadap 2 pasien yang masing-masing
menderita ISPA dan cacingan.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kegiatan Lapangan
Praktik klinik sanitasi yang dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2019
s/d 25 Mei 2019 di Puskesmas Tamamaung yang beralamat di Jl. Abdullah
Daeng Sirua no. 158, Masale, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar,
dengan kegiatan lapangan yang dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 20
Mei 2019 s/d 21 Mei 2019. Kegiatan lapangan yang dilakukan adalah
penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue (DBD).
Pemilhan penyakit DBD sebagai materi penyuluhan merupakan saran
dari petugas Klinik Sanitasi Puskesmas Tamamaung, karena sedang
banyaknya penderita DBD. Melalui penyuluhan ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang bahaya DBD dan cara
pencegahannya, sehingga dapat menurunkan jumlah penderita DBD.
Penyuluhan tentang DBD dilakukan didua Pusat Pembinaan Terpadu
(PosBindu) yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Tamamaung.
Sasaran dari penyuluhan adalah ibu-ibu dan lansia. Pada tanggal 20 Mei 2019,
penyuluhan dilakukan di PosBindu RW 06 yang diikuti 10 orang ibu-ibu dan
lansia. Penyuluhan hari kedua pada tanggal 21 Mei 2019 dilakukan di
PosBindu RW 05 yang diikuti 16 orang ibu-ibu 22 dan lansia. Materi
penyuluhan tentang DBD disampaikan kepada sasaran dengan menggunakan
metode cemarah dengan bantuan brosur yang disebarkan kepada sasaran.
Materi-materi yang disampaikan pada kegiatan lapangan penyuluhan ini
meliputi apa yang dimaksud dengan penyakit DBD, tanda dan gejala DBD,
vektor penyakit DBD, tempat perindukan nyamuk Aades aegypti dan cara
mencegah DBD. Materi penyuluhan disampaikan dengan menggunakan
bahasa yang dapat dimengerti oleh ibu-ibu dan lansia. Sehingga sasaran dapat
15
memahami hal-hal yang disampaikan dan diharapakan masyarakat dapat
menerapkan perilaku pencegahan DBD di kehidupan sehari-hari.
B. Kegiatan Dalam Puskesmas
Praktik klinik sanitasi yang dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2019
s/d 25 Mei 2019 di Puskesmas Tamamaung yang beralamat di Jl. Abdullah
Daeng Sirua no. 158, Masale, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar,
selain melakukan kegiatan lapangan juga dilakukan kegiatan dalam
puskesmas yaitu konseling klinik sanitasi. Konseling dilakukan selama 4 hari
yaitu pada tanggal 22 Mei 2019 s/d 25 Mei 2019.
Konseling adalah hubungan komunikasi antara tenaga kesehatan
lingkungan dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan
masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi. Tahap dari konseling adalah:
1. Persiapan, meliputi menyiapkan tempat yang aman, nyaman, dan tenang,
menyiapkan daftar pertayaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan, dan menyiapkan media informasi dan alat peraga bila
diperlukan seperti poster, lembar balik, leaflet, maket (rumah sehat,
jamban sehat, dan lain-lain) serta alat peraga lainnya.
2. Pelaksanaan, tenaga kesehatan lingkungan menggali data/informasi
kepada pasien atau keluarganya, data/informasi yang ditanyakan adalah
(1) pertanyaan umum yang berupa data individu/keluarga dan data
lingkungan, dan (2) pertanyaan khusus yang meliputi identifikasi
prilaku/kebiasaan, identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan,
dugaan penyebab, dan saran dan rencana tindak lanjut.
Konseling dilakukan dengan mengisi beberapa formulir, yaitu: (1) kartu status
kesehatan lingkungan; (2) kuesioner yang berisi daftar pertanyaan sesuai
dengan penyakit yang diderita; dan (3) contoh tindak lanjut konseling.
Formulir ini diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 13 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas.
16
Pasien yang dirujuk ke klinik sanitasi sebanyak 5 orang. Konseling
hari pertama pada 22 Mei 2019, pasien yang menerima konseling 1 orang
dengan penyakit yang diderita adalah diare. Pada hari kedua tanggal 23 Mei
2019, pasien yang menerima konseling sebanyak 2 orang, masing-masing
menderita cacingan dan diare. Pada hari ketiga tanggal 24 Mei 2019 tidak ada
pasien yang dirujuk ke klinik sanitasi, 24 sehingga konseling tidak dilakukan.
Pada hari keempat tanggal 25 Mei 2019, pasien yang menerima konseling
sebanyak 2 orang, masingmasing menderita ISPA dan cacingan.
Pasien diare yang menerima konseling akan diberi pertanyaan terkait
beberapa hal yaitu: lama sakit, makanan/minuman yang dikonsumsi sebelum
sakit, sumber air bersih, tempat buang air besar, kepemilikan jamban,
memasak air, memberi ASI, dan sebagainya. Dari hasil wawancara yang
dilakukan terhadap 2 pasien diare, diduga penyebab pasien menderita diare
karena perilaku tidak higienis. Pasien diare memiliki kebiasaan membuang
tinja bayi di tempat sampah, tidak dibuang ke jamban, terkadang lupa untuk
mencuci tangan setelah buang air besar dan saat akan menyusui. Sehingga
pasien diare diberi saran untuk menerapkan Perilaku Hidup bersih dan Sehat
(PHBS) terutama pada perilaku Cuci Tangan Pakai sabun (CTPS).
Pasien cacingan yang menerima konseling akan diberi pertanyaan
terkait beberapa hal yait: tempat buang air besar, bahan lantai rumah, cuci
tangan sebelum makan, cuci tangan setelah buang air besar, kebiasaan
menggunakan alas kaki, kebiasaan makan makanan mentah, dan sebagainya.
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap 2 pasien cacingan, diduga
penyabab pasien menderita cacingan karena pengelolaan makanan yang tidak
saniter dan perilaku tidak higienis. Pasien cacingan pertama memiliki
kebiasaan makan makanan mentah/lalapan dan terkadang tidak mencuci
tangan 25 sebelum mengolah makanan. Pasien cacingan kedua memiliki kuku
yang kurang bersih dan terkadang tidak cuci tangan sesudah buang air besar
(BAB). Sehingga pasien cacingan diberi saran untuk menerapkan Perilaku
17
Hidup bersih dan Sehat (PHBS) terutama pada perilaku Cuci Tangan Pakai
sabun (CTPS), memotong pendek kuku, dan mencuci sayuran dan buah-
buahan yang akan dimakan dengan air bersih.
Pasien ISPA yang menerima konseling akan diberi pertanyaan terkait
beberapa hal yaitu: apakah batuk dan/atau kesukaran bernapas, lama sakit,
jumlah yang sakit, keadaan pintu/jendela, lubang penghawaan rumah, luas
rumah, bahan bakar masak, cerobong asap, kebiasaan tidur, perilaku batuk,
dan sebagainya. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap pasien ISPA,
diduga penyabab pasien menderita ISPA karena ventilasi rumah yang tidak
memenuhi syarat. Rumah pasien ISPA tidak memiliki cukup ventilasi, jendela
dan pintu rumah jarang dibuka sehingga pencahayaan dirumah saat siang hari
sedang dan tidak adanya cerobong asap di dapur. Sehingga pasien ISPA diberi
saran untuk memperbaiki lubang penghawaan/ventilasi, selalu membuka
jendela terutama pada pagi hari, menambah ventilasi buatan, dan menerapkan
PHBS di rumah.
Pada konseling ini petugas kesehatan belum melakukan tindak lanjut
dari hasil wawancara baik melakukan kunjungan rumah atau langkah-langkah
intervensi lainnya. Pasien diberi kesempatan untuk menerapkan saran yang
diberikan. Apabila pasien kembali malakukan 26 pengobatan dengan masalah
kesehatan yang sama, maka petugas kesehatan lingkungan akan membuat
kesepatakan kapan dilakukan kunjungan rumah dan melakukan langkah-
langkah lainnya.
Hasil kegiatan praktek lapangan, kegiatan klinik sanitasi sudah
terintegrasi dengan lintas program di lingkungan puskesmas Tamamaung.
Didapatkan hasil rata-rata pasien berbasis lingkungan, hal ini dipengaruhi
perilaku dan kondisi rumah.
Penderita penyakit DBD tidak ditemukan, maka dari itu hasil ini
menggambarkan penurunan prevalensi DBD. Hal ini karena pemantauan rutin
18
yang dilakukan oleh kader Posbindu setempat dan pihak dari puskesmas
secara langsung.
Pasien yang dirujuk ke klinik sanitsi dengan sikap beragam seperti
kurang terbuka dalam memberikan keterangan, tidak sabar atau terburu-buru
dalam menjalani konseling.
19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Dari praktik klinik sanitasi yang telah dilakukan pada tanggal 20
Mei s/d 25 Mei 2019 di Puskesmas Tamamang yang beralamat di Jl. Abd Dg
Sirua no. 158 di Kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang, Kota Makkasar,
dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan lapangan yaitu
penyuluhan tentang DBD di Posbindu dengan sasaran ibu-ibu dan lansia.
Kegiatan ini dilakukan karena sedang banyaknya penderita DBD. 2. Kegiatan
dalam puskesmas yaitu konseling, dimana terdapat 5 pasien yang menerima
konseling, 2 pasien menderita diare, 2 pasien menderita cacingan, dan 1
pasien menderita ISPA. Setiap pasien akan diberi saran untuk mengatasi
permasalahan yang sedang dihadapi.
B. Saran
1. Kepada Pemerintah Setempat Agar kiranya pemerintah lebih
memperhatikan lingkungan dan mengupayakan memantau program-
program usaha kesehatan lingkungan demi meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat jauh lebih baik. 28
2. Kepada Institusi Terkait Agar kiranya puskesmas menambah tenaga
sanitarian agar rencana kerja dan masalah kesehatan lingkungan yang
dihadapai oleh masyarakat dapat terselesaikan dengan mudah dan
baik.
3. Kepada Masyarakat Agar masyarakat lebih menerapkan dan
memperhatikan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
karena cara ini adalah cara yang paling efektif untuk melakukan
pencegahan, agar terhindar dari penyakit yang berbasis lingkungan.
C.
20
21