Kerangka Acuan Tugas Besar Aspek Kebencanaan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN TUGAS BESAR ASPEK KEBENCANAAN

KAJIAN TINGKAT KERAWANAN BANJIR


1. Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah yang sering terjadi bencana alam. Berbagai
bencana alam yang sering terjadi antara lain seperti banjir, gempa bumi, tsunami,
gerakan tanah, angin kencang, kebakaran hutan, dan lain-lain. Setiap jenis bencana
tersebut mempunyai tingkat bahaya yang bervariasi dan mengakibatkan korban jiwa
dan kerugian harta benda tergantung pada karakteristik fisik, sosial, dan ekonomi
daerah yang terlanda. Kecenderungan terhadap terjadinya bencana untuk saat ini
maupun masa yang akan datang masih cukup besar dan ada kemungkinan akan
bertambah jenisnya. Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi
di Indonesia, frekuensi kejadian banjir hampir setiap tahun mengalami peningkatan
yang dipicu dengan kondisi topografi mulai dari curam sampai sangat curam yang
dikombinasikan dengan curah hujan yang tinggi, dimana curah hujan yang tinggi
telah menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor menimpa beberapa wilayah di
indonesia
Banjir merupakan suatu masalah yang sampai saat masih perlu adanya
penanganan khusus dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat.
Banjir bukan masalah yang ringan. Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air
lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/ bendungan yang
bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain (Ligal,
2008). Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia yaitu faktor
hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan
perencanaan pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor
kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana.
Banjir hampir terjadi di setiap musim penghujan tiba. Banjir datang tanpa
mengenal tempat dan siapa yang menghuni tempat tersebut. Banjir bisa
terjadi di wilayah pemukiman, persawahan, jalan, ladang, tambak, bahkan di
perkotaan. Bencana banjir tidak dapat dihindari, tetapi dapat diminimalisir
dampaknya dengan cara penaggulangan terhadap banjir. Banjir menyebabkan
berbagai macam resiko, di antaranya yaitu seperti terjadinya : rumah
warga menjadi kotor, adanya korban jiwa, korban materi, warga terserang
berbagai macam penyakit (penyakit kulit, diare, dan lain-lain), rusaknya
bangunan-bangunan, macetnya kegiatan ekonomi warga, jalan berlubang, bahkan
hingg trauma yang dialami oleh warga msayarakat, dan lain-lain. Melihat tingginya
suatu potensi bencana banjir tentu diperlukan suatu kajian untuk mengetahui daerah
KERANGKA ACUAN TUGAS BESAR ASPEK KEBENCANAAN
KAJIAN TINGKAT KERAWANAN BANJIR
yang berpotensi terdampak bencana banjir di Indoneisa sehingga nantinya bisa
dilakukan strategi penanganan pengurangan resiko bencana banjir.
2. Tujuan Studi
Tujuan pelaksanaan studi kajian tingkat kerawanan banjir adalah sebagai
berikut :
- Mahasiswa dapat mengindentifikasi tingkat kerawanan banjir
- Mahasiswa dapat memberikan arahan strategi pengurangan dampak
bencana banjir pada kawasan yang berpotensi terdampak banjir
3. Ruang Lingkup Studi
Ruang lingkup materi Studi Kajian tingkat Ancaman Banjir ini meliputi
beberapa tahapan, dimana garis besar tahapan pelaksanaannya adalah dimulai dari
tahap persiapan, tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengolahan dan
analisis .

3.1 Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi yang dibahas disesuaikan dengan tujuan studi ini yaitu
mengidentifikasi tingkat ancaman banjir untuk mengetahui tingkat ancaman banjir
Parameter telah ditetapkan di dalam Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 oleh
Probo Kusumo untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini ;
No Variabel Parameter
Kelerengan
Elevasi
Tingkat Curah Hujan
1
Kerawanan Jenis Tanah
Jarak Sungai Terhadap Wilayah
Penggunaan Lahan Eksisting
Sumber : Probo Kusumo, 2016

Parameter yang digunakan berdasarkan yang digunakan dalam studi Probo


Kusumo tahun 2016, kemudian menyesusaikan dengan uraian permasalahan banjir
pada kawasan studi. Untuk mengetahui informasi kerawanan banjir maka dilakukan
analisis skoring dan bobot pada setiap parameter kemudian mengoverlay masing-
masing parameter.
KERANGKA ACUAN TUGAS BESAR ASPEK KEBENCANAAN
KAJIAN TINGKAT KERAWANAN BANJIR
3.2 Ruang Lingkup Wilayah
Untuk memudahkan dalam pencaraian data raung lingkup wilayah diambil
berdasarkan tempat tinggal masing-masing mahasiswa, adapaun dalam menentukan
kawasan studi harus tetap mempertimbangkan :
- Isu strategi kawasan studi terkait bencana banjir
- Historis kejadian banjir pada kawasan studi
- Kawasan yang memiliki DAS (Daerah Aliran Sungai)
4. Metode Studi
4.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengambilan data dilakukan melalui survey primer dan survey
skunder ;
Survey
No Variabel Parameter Sumber Data
Primer Skunder
Kelerengan  DEMNAS (Digital Elevation Nasional, RTRW)
Elevasi  DEMNAS (Digital Elevation Nasional, RTRW)
Curah Hujan  BPS, Badan Meteorologi, RTRW
1 Ancaman
Jenis Tanah  RTRW
Jarak Sungai Terhadap Wilayah  RTRW
Penggunaan Lahan Eksisting  Survey Lapangan

4.2 Metode Analisis


4.2.1 Analisis Skoring dan Pembobotan
Metode yang digunakan dalam penentuan kerawanan dilakukan dengan metode
skoring yaitu memberi penilaian angka, pada tahao analisis kerawanan dari setiap
parameter. Kemudian dari skor yang didapatkan dikalikan dengan bobot yang telah
ditetapkan, untuk lebih jelasnya seperti berikut ini ;
Skor
No Variabel Parameter Bobot
1 3 5 7 9
Kelerengan >40% 25-40% 15-25% 8-15% 0-8% 10
Elevasi >300 m 101-300m 51-100m 21-50m 0-20m 20
Curah Hujan <1000 1000-1500 1501-2000 2001-2500 >2500 15
Alfisol,
Spodosol,
Jenis Tanah Entisol, Histosol Inceptisol Ultisol, Vertisol, Oxisol 10
1 Ancaman Andosol
Molisol
Jarak Sungai
Terhadap >100m 75-100m 50-75m 25-50m 0-25m 20
Wilayah
Penggunaan Kebun Campuran, Perkebunan- Permukiman- Lahan Terbuka-
Hutan 25
Lahan Eksisting Semak Belukar Tagelan Sawah Badan Air-Tambak
Sumber : Probo Kusumo, 2016
KERANGKA ACUAN TUGAS BESAR ASPEK KEBENCANAAN
KAJIAN TINGKAT KERAWANAN BANJIR
4.2.1 Analisis Overlay
Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Metode
overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk
digabungkan secara fisik. Metode overlay dilakukan berdasarkan hasil dari tahap skoring dan
pembobotan, dilakukan untuk menghasilkan informasi kesimpulan dari tahap pembobotan
berdasarkan parameter dalam tahap analisis banjir, adapun yang akan dioverlay merupakan
hasil dari ke 6 parameter, untuk mendapatkan klasifikasi tingkat kerawanan banjir dengan
rumus;

Ki=

Keterangan :
Ki : Kelas Interval
Xt : Data tertinggi
Xr : Data terendah
K : Jumlah kelas yang diinginkan
KERANGKA ACUAN TUGAS BESAR ASPEK KEBENCANAAN
KAJIAN TINGKAT KERAWANAN BANJIR
5. Laporan Hasil Studi
- Laporan Kajian Tingkat Kerawanan Banjir
- Powerpoint
-
Album Peta
6. Waktu Pelaksanaan
o 21 September – 7 Januari 2022
Minggu Perkuliahan
No Laporan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 BAB I
2 BAB II
3 BAB III
4 BAB IV
5 BAB V

7. Sistematika Penulisan Laporan


a. BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Dan Sasaran
1.4 Metode Studi
1.5 Ruang Lingkup
1.6 Sistematika Penulisan
b. BAB II Studi Literatur
c. BAB III Gambaran Umum
d. BAB IV Analisis
4.1 Analisis Kerawanan Banjir
4.1.1 Analisis Kelerengan
4.1.2 Analisis Elevasi
4.1.3 Analisis Curah Hujan
4.1.4 Analisis Jenis Tanah
4.1.5 Analisis Jarak Wilayah Terhadap Sungai
4.1.6 Analisis Guna Lahan
4.1.7 Analisis Tingkat Kerawanan Banjir
e. BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Rekomendasi

Anda mungkin juga menyukai